• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BLITAR PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 20 TAHUN 2022 TENTANG ANALISIS STANDAR BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI BLITAR PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 20 TAHUN 2022 TENTANG ANALISIS STANDAR BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2023"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 20 TAHUN 2022

TENTANG

ANALISIS STANDAR BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2023

Menimbang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR,

a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah dengan menggunakan pendekatan penganggaran berdasar kinerja, berpedoman pada indikator kinerja, tolok ukur dan sasaran kinerja sesuai analisis standar belanja, standar harga satuan, rencana kebutuhan barang milik daerah, dan standar pelayanan minimal;

b. bahwa agar pelaksanaan penganggaran yang berbasis kinerja pada masing-masing perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar dapat terselenggara secara efektif, efisien dan akuntabel serta hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dari aspek keuangan, perlu dilakukan penyetaraan kegiatan melalui analisis standar belanja;

(2)

Mengingat

- 2 -

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Analisis Standar Belanja Pemerintah Kabupaten Blitar Tahun 2023;

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya dengan mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi J awa Timur dan U ndang-U ndang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah­

daerah Kabu paten Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Jogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4282);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

(3)

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 ten tang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ten tang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);

8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6757);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);

(4)

- 4 -

10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6523);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Repu blik Indonesia N omor 6041);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);

13. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden 21 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 63);

14. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang

Standar Harga Satuan Regional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 57);

(5)

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar tahun 2008 Nomor 3/ A);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016 Nomor 10/D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Nomor 17);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 2 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2021-2026 (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2021 Nomor 2/E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Nomor 61);

(6)

Memperhatikan

Menetapkan

- 6 -

21. Peraturan Bupati Blitar Nomor 73 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar (Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2019 Nomor 74/D);

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-5889 Tahun 2021 tentang Hasil Verifikasi, Validasi dan Inventarisasi Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;

MEMUTUSKAN

PERATURAN BUPATI TENTANG ANALISIS STANDAR BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2023.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Blitar.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar.

3. Bupati adalah Bupati Blitar.

4. Perangkat Daerah adalah perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Daerah.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah.

6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blitar.

(7)

7. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang dibentuk dengan Keputusan Bupati dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Bupati dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, pejabat pengelola keuangan daerah dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.

8. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.

9. Kinerja adalah keluaran/hasil kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

10. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi 1 (satu) atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.

11. Kegiatan adalah bagian dari program yang akan dilaksanakan oleh 1 (satu) atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terakur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personal (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau keseluruhan Jen1s sumber daya tersebut sebagai masukan untuk menghasilkan keluaran dalam bentuk barang/jasa.

(8)

- 8 -

12. Sub Kegiatan adalah bentuk aktivitas dan layanan dari kegiatan dalam pelaksanaan kewenangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­

undangan.

13. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program, kegiatan dan anggaran SKPD.

14. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat DPA­

SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setiap Perangkat Daerah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran.

15. Analisis Standar Belanja yang selanjutnya disingkat ASB adalah standar yang digunakan untuk menganalisis kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu Perangkat Daerah dalam lingkup Pemerintah Daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran.

16. Penyetaraan Kegiatan adalah daftar pengelompokan kegiatan yang memiliki ciri dan jenis yang sama atau hampir sama dalam rangka penyusunan rencana belanja.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

ASB dimaksudkan untuk mewujudkan perencanaan dan

penggunaan APBD yang efektif, efisien, transparan, adil,

dapat dipertanggungjawabkan serta memudahkan

pengalokasian anggaran menjadi lebih logis melalui

standardisasi pengukuran belanja Kegiatan berdasarkan

penyetaraan nama Kegiatan yang berlaku sama untuk

seluruh Perangkat Daerah.

(9)

Pasal 3

Penerapan ASB mempunyai tujuan untuk:

a. menentukan kewajaran belanja SKPD dalam melaksanakan suatu Kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya;

b. meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan Daerah;

c. mengalokasikan anggaran yang lebih adil pada setiap Kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD;

d. mendorong unit kerja lebih selektif dalam mem1lih dan menganggarkan Kegiatan; dan

e. menentukan anggaran berdasarkan pada tolok ukur kinerja yang jelas.

BAB III KOMPONEN ASB

Pasal 4 Komponen ASB meliputi:

a. deskripsi;

b. pengendali belanja (cost drivery;

c. satuan pengendali belanja tetap (fixed cost);

d. satuan pengendali belanja variabel ( variable cost);

e. rumus penghitungan total belanja; dan f. batasan alokasi objek belanja.

Pasal 5

Deskripsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a merupakan penjelasan dari masing-masing ASB yang ada dari kelompok Sub Kegiatan yang mempunyai karakteristik yang sama.

(10)

- 10 -

Pasal 6

Pengendali belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b merupakan faktor-faktor yang memicu belanja/biaya menjadi besar kecilnya belanja dari suatu Kegiatan.

Pasal 7

(1) Satuan pengendali belanja tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c merupakan belanja yang nilainya tetap untuk melaksanakan 1 (satu) Kegiatan.

(2) Belanja tetap sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) tidak dipengaruhi oleh adanya peru bahan volume/target kinerja suatu Kegiatan.

(3) Besarnya nilai satuan belanja tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan batas maksimal untuk setiap Kegiatan.

Pasal 8

(1) Satuan pengendali belanja variabel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d merupakan belanja yang besarnya berubah sesuai dengan perubahan volume/target kinerja suatu Kegiatan.

(2) Dalam hal target yang ditetapkan semakin tinggi, maka semakin besar belanja variabel yang dibutuhkan.

Pasal9

(1) Rumus penghitungan total belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e merupakan rumus dalam menghitung besarnya total belanja dari suatu Kegiatan yang termasuk dalam kelompok Kegiatan yang mempunyai karakteristik yang sama.

(11)

(2) Rumus penghitungan total belanja sebagaimana pada ayat (1) merupakan penjumlahan antara satuan pengendali belanja tetap dan satuan pengendali belanja variabel.

(3) Jumlah total belanja yang dianggarkan untuk Kegiatan yang termasuk dalam kelompok/ group Kegiatan yang mempunyai karakteristik yang sama tidak boleh melebihi dari total belanja yang dihasilkan dari perhitungan tersebut.

Pasal 10

(1) Batasan alokasi objek belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f merupakan proporsi rincian objek belanja dari suatu Kegiatan yang diperkenankan untuk dianggarkan pada RKA-SKPD untuk tiap kelompok/grup Kegiatan yang mempunyai karateristik yang sama.

(2) Proporsi rincian objek belanja yang diperkenankan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) disertai dengan persentase rata-rata, batas bawah dan batas atas jumlah rupiah dari total belanja yang diperbolehkan untuk dianggarkan pada tiap rincian belanja Kegiatan.

(3) Total keseluruhan proporsi rata-rata objek belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah 100 % (seratus persen).

(4) Rincian objek tiap Kegiatan yang dianggarkan dalam RKA-SKPD tidak boleh di luar dari rincian objek belanja yang tercantum pada batasan alokasi rincian objek belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(5) Perangkat Daerah dapat menganggarkan rekening

belanja di luar alokasi objek belanja yang ada dalam

ASB apabila telah mendapat persetujuan dari

Sekretaris Daerah sebagai Ketua TAPD.

(12)

- 12 -

(6) Perangkat Daerah dapat menganggarkan melebihi persentase jumlah rupiah yang diperkenankan untuk tiap rincian objek belanja, dengan syarat persentase jumlah objek belanja dan induk dari rincian objek belanja tidak melebihi dari persentase yang telah ditetapkan pada batasan alokasi rincian objek belanja dan telah mendapat persetujuan dari Sekretaris Daerah sebagai Ketua TAPD.

(7) Batasan alokasi rincian objek belanja sebagaimana dirnaksud pada ayat ( 1) beserta persentase sebagaimana dirnaksud pada ayat (2) tercantum dalarn Larnpiran yang rneru pakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB IV JENIS ASB

Pasal 11 (1) Jenis ASB terdiri dari:

a. ASB 0 1 - Penyusunan Dokurnen Perencanaan Perangkat Daerah;

b. ASB 02 - Penyusunan Laporan Keuangan SKPD;

c. ASB 03 - Penyusunan Laporan Capaian Kinerja SKPD;

d. ASB 04 - Penyelenggaraan Musrenbang Tingkat Kecarnatan;

e. ASB 05 - Parneran;

f. ASB 06 - Penyuluhan;

g. ASB 07 - Monitoring Evaluasi;

h. ASB 08 - Sosialisasi Pegawai-Paruh Waktu;

1. ASB 09 - Sosialisasi Pegawai-Penuh Waktu;

J. ASB 10 - Sosialisasi pada Masyarakat dengan Melibatkan Narasurnber Eksternal;

k. ASB 11 - Sosialisasi pada Masyarakat dengan Melibatkan Narasumber Internal;

1. ASB 12 - Pelatihan Pegawai;

(13)

m. ASB 13 - Pelatihan Masyarakat Tanpa Praktik Lapangan;dan

n. ASB 14 - Pelatihan Masyarakat dengan Praktik Lapangan.

(2) Uraian lebih lanjut mengenai ASB sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BABV PENERAPAN ASB

Pasal 12

(1) Setiap Kegiatan yang diselenggarakan oleh Perangkat Daerah berpedoman pada ASB.

(2) ASB dipergunakan untuk menentukan besaran biaya setiap Kegiatan dalam rangka penyusunanRKA-SKPD.

(3) Setiap Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dapat digolongkan atau disetarakan menurut ciri dan jenis yang sama atau hampir sama sesuai dengan nomenklatur ASB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.

BAB VI

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Pasal 13

Pengendalian terhadap penerapan ASB dalam rangka penyusunan RKA-SKPD dilakukan oleh Kepala SKPD.

Pasal 14

Pengawasan terhadap pelaksanaan ASB dilakukan oleh

Inspektorat Kabupaten Blitar.

(14)

- 14 -

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 15

Dalam hal Kegiatan Perangkat Daerah belum diatur dalam ASB ini, maka dapat dianggarkan sesuai dengan kebutuhan riil dengan ketentuan besaran total belanja dan alokasi rincian objek belanja Kegiatan ditetapkan berdasarkan hasil pembahasan oleh TAPD dengan prinsip efisien, efektif, dan akuntabel.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Blitar Nomor 23 Tahun 2019 tentang Analisis Standar Belanja Pemerintah Kabupaten Blitar (Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2019 Nomor 23/E) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 17

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

(15)

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati 1n1 dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar.

Diundangkan di Blitar pada tanggal 8 April 2022

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR,

IZUL MAROM

Ditetapkan di Blitar

pada tanggal 8 April 2022

BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2022 NOMOR ttd

20/E

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)

Referensi

Dokumen terkait

bahwa ketentuanyang diatur dalam Peraturan Bupati Blitar Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Lomba Kecepatan Pemungutan dan Pelaksanaan Pajak Bumi dan Bangunan

Tugas: Penulisan makalah dan presentasi 5 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kembali proses komunikasi persuasif (C1, C2)  Kelengkapan dan kebenaran penjelasan 

bahwa Retribusi Jasa Usaha sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha belum menampung seluruh

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang

Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 13 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 50 Tahun 2015 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah

Apabila analisis biaya pemasaran menurut fungsinya hanya berguna untuk pengendalian saja, tetapi tidak membantu dalam mengarahkan kegiatan pemasaran.. Analisis ini dapat dibagi