• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Trianto, 2011: 153). Pembelajaran IPA sangat penting untuk diberikan di sekolah dasar, karena IPA sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Untuk itu tujuan mata pelajaran IPA di SD secara umum adalah agar siswa dapat menghargai alam yang ada di sekitar lingkungan siswa dengan cara melestarikan dan memanfaatkannya .Berkaitan dengan keseluruhan kurikulum, terjadinya proses belajar pada siswa merupakan faktor utama yang paling penting dan harusdiperhatikan dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA hendaknya dapat disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa SD yang berada pada masa operasional konkrit. Anak sudah mempunyai kecakapan berpikir logis, namun hanya dengan benda-benda konkrit. Oleh karena itu proses pembelajaran IPA dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa, agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Sekarang di Indonesia sudah mengalami perubahan paradigma belajar dari teacher centeredmenjadi student centered. Namun guru cenderung mengajarkan

IPA secara teoretis dan konsepnya saja. Konsep-konsep yang abstrak membuat kebingungan dalam diri siswa, sehingga siswa menganggap IPA adalah pelajaran hafalan. Guru terkadang tidak sadar menyampaikan materi secara verbalisme. Hal ini terjadi jika guru terlalu banyak menggunakan kata-kata, memberikan contoh- contoh dan ilustrasi. Jika situasi ini terus terjadi maka dapat merusak konsentrasi siswa. Akibatnya siswa akan cepat bosan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan sementara oleh peneliti, kegiatan pembelajaran IPA masih berpusat pada guru.Siswa tidak terlibat secara aktif dalam mengkonstruksi pengalaman belajarnya. Siswa antusias saat pembelajaran IPA, namun kurangnya aktivitas

(2)

siswa dalam pembelajaran mengakibatkan daya serap siswa kurang. Guru belum menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dengan penggunaaan media yang menarik. Berdasarkan pengamatan sementara terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran IPA di kelas, ada beberapa siswa tidak memperhatikan saat guru menerangkan pelajaran. Siswa cenderung bermain sendiri atau mengobrol dengan siswa lainnya. Karena penjelasan materi yang disampaikan oleh guru bersifat verbalisme, sehingga siswa mudah lupa dengan apa yang disampaikan oleh guru.

Sepertihalnya di SD Negeri 2 Kedu berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di sekolah dasar saat ini masih berpusat pada guru dengan menggunakan pembelajaran yang monoton atau konvensional yaitu metode ceramah dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya.

Guru sangat jarang menggunakan alat peraga, sehingga kurang mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, kurang memberikan kebebasan pada siswa untuk belajar sendiri.Haltersebut berdampak pada hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA rendah. Pada hasil penelitian ini matapelajaran IPA pada pokok bahasan gaya masih di bawah rata-rata KKM yang ditentukan.Batas nilai KKM yaitu 75. Berdasarkan nilai tes awal, dari 30 siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan KKM hanyalah 10 siswa, sedangkan 20 siswa lainnya mendapat nilai di bawah KKM. Hal ini menunjukka nbahwas iswa yang mencapai ketuntasan belajar baru 41 % dari siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 58,9 %.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa persoalan pokok yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar adalah strategi dan model yang diterapkan guru kurang cocok dengan mata pelajaran IPA yang mengharuskan siswa menjawab soal-soal pelajaran baik secara teknik maupun praktek. Maka dari itu guru harus kreatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kelas serta dapat mengaktifkan siswa dalam belajar.

Para ahli pendidikan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif. Salah satu model pembelajaran yang akan penulis

(3)

laksanakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match .Di mana pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang focus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk belajar bersam adalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar ( Mulyono, 2011)

Berdasarkan uraian di atas penulis berupaya memperbaiki pembelajaran IPA pada konsep gaya dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA terhadap siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu. Untuk itu penulis akan melaksanakan Penelitian Tindak Kelas (PTK) dengan judul “Upaya meningkatkan Proses dan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match pada siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang dapat di identifikasi yaitu:

a. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA.

b. Guru cenderung mempertahankan tradisi mengajar konvensional.

c. Guru belum kreatif dalam menggunakan model-model pembelajaran.

d. Siswa lebih cenderung bekerja secara individu dan belum dibiasakan bekerja dalam sebuah kelompok.

e. Hasil belajar siswa kurang.

f. Penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa, sehingga berdampak kurangnya motivasi siswa

g. Akibat dari kurang penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa, hasil belajar siswa kurang maksimal.

1.3 Pemecahan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran IPA peneliti ini di fokuskan pada upaya meningkatkan hasil dan proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada mata

(4)

pelajaran IPA bagi siswa kelas 4 Semester II SD Negeri 2 Kedu Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2015/ 2016

Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match ini dipilih karena dianggap dapat memotivasi cara belajar siswa, sehingga dapat dengan mudah memahami permasalahan yang dihadapi,dan dapat berfikir kritis secara teoritis, praktis, dan kritis dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar IPA kelas 4 SD Negeri 2 Kedu Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2015/2016.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pemecahan masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan proses pembelajaran IPA pokok bahasan gaya pada siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu semester II Tahun Ajaran 2015/2016?

b. Apakah peningkatan proses pembelajaran melalui model kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya secara

signifikan pada siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu semester II Tahun Ajaran 2015/2016?

1.5 Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

a. Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match untuk meningkatkan proses pembelajaran IPA pokok bahasan gaya pada siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu semester II tahun ajaran 2015/2016.

b. Meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya secara signifikan melalui proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe Make A Match pada siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu semester II tahun ajaran 2015/2016.

(5)

1.6 MANFAAT PENELITIAN 1.6.1 Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian ini yaitu memberikan gambaran mengenai pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA.

1.6.2 Manfaat Untuk Pengembangan Praktis a. Bagi siswa

(a) Anak mendapatkan bimbingan dengan baik sehingga dapat berkembang secara optimal.

(b) Dapat meningatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA sehingga siswa dapat menguasai materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik.

(c) Dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 b. Manfaat bagi guru

(a) Guru dapat mengetahui kelemahan terhadap program pembelajaran yang ia lakukan didalam kelas sehingga dengan kelemahan tesebut guru dapat memperbaiki diri.

(b) Dapat memberikan dorongan kepada guru untuk lebih kreatif dalam merencanakan,menerapkan, dan memilih model pembelajaran agar pembelajaran terasa lebih menyenangkan dan tidak membuat siswa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.

(c) Dapat memberikan arahan kepada guru agar dalam menyampaikan pelajaran tidak hanya dengan ceramah saja tetapi dapat dikombinasikan dengan cara-cara yang lain, contohnya dengan menerapkan model pembelajaran yang paling sederhana yaitu Make A Macth

c. Manfaat bagi sekolah

a. Mendapat kepercayaan dari orang tua karena sekolah telah berhasil membimbing anak untuk mendapatkan prestasi akademik.

(6)

b. Dapat memberikan masukan yang baik untuk sekolah dalam memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPA.

c. Sebagai informasi dan motivasi bagi sekolah untuk lebih menerapkan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara berkelompok.

d. Dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa sehingga kualitas pendidikan di SD Negeri 2 Kedu semakin maju dan berkembang.

Referensi

Dokumen terkait

Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat, yang dikelompokan menjadi: (1) tumbuhan obat tradisional, yaitu

Hasil saringan tersebut, murid yang mempunyai ciri-ciri berkeperluan khas akan dirujuk kepada Pegawai Perubatan dan pasukan khas Program Outreach LINUS2.0

Chapter Three : Sexual violence and the maternal image in American Horror Story: Murder.. House and Bates Motel

Hermawan Kertajaya (2009 : 4) juga menulis performa dari layanan yang diberikan akan membedakan perusahaan jasa yang satu dengan yang lainnya serta performa layanan yang

konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, Orang-orang konservatif memusatkan konsentrasi

Pengkajian stilistika adalah meneliti gaya sebuah teks sastra secara rinci dengan sistematis memperhatikan preferensi penggunaan kata, struktur bahasa, mengamati antarhubungan

Hasil karakterisasi menunjukkan terbentuknya nanokristal TiO 2 yang lebih optimal pada sampel dengan penambahan asam borat. Untuk penelitia selanjutnya disarankan melakukan

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa Pengadaan Langsung Nomor : 520/09/PPBJ – APBDP/DISTANAK/2012 Tanggal 6 Desember 2012, dengan ini diumumkan Penyedia