• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. mendeskripsikan tentang gambaran umum objek penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. mendeskripsikan tentang gambaran umum objek penelitian"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dalam Karya Ilmiah Terapan ini penulis akan mendeskripsikan tentang gambaran umum objek penelitian sesuai dengan judul yaitu “METODE MENENTUKAN POSISI KAPAL PADA SAAT GLOBAL POSITIONING SYSTEM MENGALAMI KERUSAKAN DI ATAS KAPAL MT.

TRANSKO ARAFURA”. Sehingga dengan adanya deskripsi gambaran umum objek penelitian ini pembaca dapat memahami dan mampu merasakan tentang hal yang terjadi pada saat penulis melakukan penelitian diatas kapal MT. TRANSKO ARAFURA.

MT. TRANSKO ARAFURA adalah sebuah kapal tanker yang dimiliki oleh PT. PERTAMINA TRANS KONTINENTAL berkantor pusat di Jl. Kramat Raya No.29, Jakarta Pusat.

1. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian dilakukan di MT. TRANSKO ARAFURA, yang jenis kapalnya adalah kapal tanker dengan rute pelayaran area Indonesia. MT. TRANSKO ARAFURA memiliki data-data kapal sebagai berikut. Berikut ini diuraikan mengenai data-data kapal tempat pelaksanaan penelitian.

(2)

SHIP PARTICULAR MT. TRANSKO ARAFURA

SHIP’S NAME : TRANSKO ARAFURA

CALL SIGN : Y B O O 2

IMO NUMBER : 9774874

MMSI : 355994000

KIND OF VESSEL : OIL PRODUCT

SERVICE NOTATIONS : TANKER PRODUCT

OWNER : PT. PERTAMINA TRANS

KONTINENTAL

PORT REGISTER : JAKARTA

FLAG STATE : INDONESIA

BUILDER : PT. DRYDOCKS WORLD

PERTAMA SHIPYARD

HULL NUMBER : NP8009

YEAR OF BUIDING : 2015

DATE OF KEEL LAYING : JULY 10th 2015

CLASS : NIPPON KAIJI KYOKAI (NK)

CLASS NUMBER : 164103

DELIVERY : OCTOBER 12th 2016

PRINCIPAL DIMENSIONS

GROSS TONNAGE / GRT : 2930 T

NETT TONNAGE / NRT : 1449 T

DEADWEIGHT / DWT : 3500 T

LENGTH OVER ALL / LOA : 90.00 Meter L. BETWEEN PERPENDICULAR / LBP : 84.50 Meter

BEAM MOULDED : 15.40 Meter

DEPTH MOULDED : 7.30 Meter

MAX DRAUGHT : 5.475 Meter

HULL MATERIAL : STEEL

SPEED : APPROX. 11.0 KNOTS (at

5.00 m even keel draught) COT CAPACITY INCLUDING SLOP : 4.892,892 M3

MAIN ENGINE : YANMAR

HORSE POWER / RPM : 1620 KW / 750 RPM

(3)

Gambar 4.1 MT. TRANSKO ARAFURA

Sumber: Dokumen Pribadi

2. Awak Kapal

Di atas Kapal MT. TRANSKO ARAFURA memiliki 19 awak kapal termasuk juga Nakhoda. Awak kapal terdiri dari 4 orang Deck officer termasuk Nakhoda, 3 orang Engineer officer termasuk

KKM,1 orang Electrician 1 orang Bosun, 3 orang Juru Mudi, ,3 orang Juru Minyak, 2 Deck Cadet, 1 Engine Cadet, dan 1 Orang Koki.

B. HASIL PENILITIAN

Hasil penelitian merupakan bagian inti dari suatu tugas akhir.

Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai hasil-hasil penelitian yang diperoleh. Berdasarkan pada penelitian yang penulis lakukan di MT. TRANSKO ARAFURA, penulis menemukan beberapa permasalahan yaitu:

1. Penyajian Data

a) Faktor-faktor penyebab kerusakan GPS di atas kapal MT.

TRANSKO ARAFURA.

(4)

Hal ini penulis simpulkan setelah melihat beberapa realitas yang ada di kapal penulis sendiri. Ada faktor penyebab rusaknya GPS saat menetukan posisi di atas kapal MT. TRANSKO ARAFURA. Selama kapal beroperasi sistem navigasi GPS bisa saja mengalami kerusakan. Pada tanggal 03 Desember 2019, GPS mengalami kerusakan.

Sebelumnya kapal berangkat dari Simeulue pada tanggal 01 Desember 2019 dengan tujuan Padang. GPS tiba-tiba mati saat mau berlabuh di Padang. Setelah diamati, ditemukan permasalahannya yang disebabkan power supply GPS terputus sehingga GPS mengalami kerusakan dan tidak bisa berfungsi. Berikut ini adalah gambar GPS di kapal MT.

TRANSKO ARAFURA yang mati karena power supply terputus di anjungan saat mau berlabuh di Padang pada tanggal 03 Desember 2019 sekitar pukul 10.00 WIB.

Gambar 4.2 GPS Saat Rusak

Sumber: Dokumen Pribadi

Dan berikut ini adalah gambar GPS saat belum mengalami kerusakan dan masih nyala di kapal MT.

TRANSKO ARAFURA.

(5)

Gambar 4.3 GPS Saat Nyala

Sumber: Dokumen Pribadi

b) Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan GPS dalam menentukan posisi di atas kapal MT. TRANSKO ARAFURA.

Permasalahan ini penulis simpulkan berdasarkan temuan penulis pada saat penelitian yaitu mengenai tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan GPS dalam menentukan posisi di atas kapal. Memeriksa atau menentukan posisi adalah bagian tanggung jawab mualim jaga. Mualim jaga saat itu yaitu mualim 3. Saat itu mualim 3 masih kurang sigap saat harus bertindak saat GPS mengalami kerusakan. Sehingga mualim 3 memanggil mualim 2 untuk membantu menentukan posisi sementara dengan cara membaring dengan pulau terdekat untuk mendapatkan posisi kapal agar dapat berlabuh di tempat yang aman. Metode menentukan posisi yang digunakan mualim 2 adalah metode baringan dan jarak menggunakan Radio Detection And Ranging (RADAR).

(6)

2. Analisis Data

Dari hasil data yang penulis kumpulkan selama praktek laut bisa disimpulkan bahwa ada beberapa faktor penyebab rusak nya Global Positioning System (GPS) di atas kapal . Pengumpulan

data yang penulis lakukan di atas kapal menggunakan beberapa cara yaitu dengan cara melihat objek penelitian yang ada di atas kapal secara langsung, membaca data - data objek penelitian yang terdapat pada kapal saat penulis melaksanakan praktek.

Berikut analisa data yang peneliti dapat terhadap permasalahan yang ada:

a. Kurang maintenance alat navigasi Global Positioning System (GPS) sehingga menyebabkan kerusakan.

b. Kurang pengetahuan mualim 3 untuk menentukan posisi kapal saat Global Positioning System (GPS) mengalami kerusakan.

c. Power supply yang kurang memenuhi kapasitas dan

kurangnya arus atau tegangan ke Global Positioning System (GPS).

d. Power supply yang terputus sehingga mengakibatkan Global Positioning System (GPS) mengalami error.

(7)

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa kerusakan GPS dapat berpengaruh besar terhadap gangguan navigasi kapal. Dari masalah yang dirumuskan pada bab sebelumnya akan dijabarkan sesuai dengan kemampuan penulis dalam semua data yang ada. Hal ini dimaksudkan agar dalam pemecahan masalah nantinya lebih terarah dan mencapai sasaran yang di inginkan.

Berdasarkan dari data-data yang telah didapat maka penulis akan mencoba membahas hasil penelitian sebagai berikut:

1. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan GPS Di Atas Kapal

a. Sinyal Tidak Stabil

Faktor-faktor yang dapat menurunkan sinyal GPS dan mempengaruhi akurasi adalah sebagai berikut:

1) Penundaan Dari Ionosfer Dan Troposfer

Sinyal satelit melambat saat melewati atmosfer. Sistem GPS menggunakan model yang sudah terpasang yang menghitung jumlah rata-rata keterlambatan dan mengoreksi kesalahan.

2) Sinyal Multipath

Ini terjadi ketika sinyal GPS dari antena ini tercermin dari objek seperti gedung-gedung tinggi atau permukaan batu besar sebelum mencapai penerima. Hal ini akan

(8)

meningkatkan waktu perjalanan sinyal, sehingga menyebabkan kesalahan.

3) Kesalahan Jam Receiver

Sebuah receiver built-in jam tidak seakurat jam-jam atom pada satelit GPS onboard. Karena itu, mungkin ada kesalahan sedikit pada waktu.

4) Kesalahan Orbital

Juga dikenal sebagai kesalahan ephemeris, ini adalah ketidakakuratan dari satelit melaporkan lokasi.

5) Jumlah Satelit Terlihat

Semakin banyak satelit yg bisa dilihat oleh GPS akurasi yang lebih baik. Bangunan, bentuk suatu permukaan, interferensi elektronik, atau bahkan kadang-kadang dedaunan yg lebat dapat memblokir penerimaan sinyal, menyebabkan kesalahan posisi atau mungkin tidak membaca posisi sama sekali. Unit GPS biasanya tidak akan bekerja dalam ruangan, bawah laut atau bawah tanah.

6) Geometri Satelit / Shading

Ini mengacu pada posisi relatif satelit pada suatu waktu.

Geometri satelit ideal terjadi ketika satelit berada di sudut lebar relatif terhadap satu sama lain. Hasil geometri yang tidak bagus saat satelit berada dalam satu garis atau dalam kelompok satelit yg berdekatan.

b. Faktor Alam

1) Refraksi Dan Multipath (Pembelokan Sinyal Data).

(9)

Yang dimaksud disini adalah data koordinat lintang selatan dan bujur timur yang diterima GPS, fenomena dimana sinyal data yang diterima oleh GPS receiver dipantulkan oleh benda-benda di sekitar GPS receiver.

2) Pelemahan Sinyal Data Di Lapisan Troposfer.

Lapisan troposfer merupakan persentase terbesar dari total masa atmosfer yaitu lebih dari 75%. Sedangkan sisanya menyebar pada lapisan yang lain. Troposfer tersusun atas nitrogen (78 %) dan oksigen (21 %) dengan hanya sedikit konsentrasi gas lainnya. Penurunan rata-rata temperatur pada troposfer adalah 6.5° C/km. Tingkat penurunan ini dikenal dengan susut temperatur rata-rata troposfer. Susut temperatur maksudnya adalah derajat penurunan temperatur.

Di tempat yang temperaturnya berkurang sejalan dengan ketinggian seperti lazimnya pada troposfer susut temperaturnya adalah positif. Berkurangnya temperatur terhadap ketinggian pada troposfer ini disebabkan oleh pemanasan udara yang terbanyak berasal dari bumi, uap air dan debu yang menyerap panas, semakin keatas semakin berkurang, udara pada lapisan bawah lebih rapat daripada lapisan diatas sehingga udara pada lapisan bawah lebih panas. Ketika melalui troposfer, sinyal GPS akan mengalami refraksi yang menyebabkan perubahan kecepatan dan arah sinyal GPS. Efek utama dari troposfer dalam hal ini adalah terhadap hasil ukuran jarak dari satelit GPS ke receiver GPS

(10)

di permukaan. Maka data koordinat lintang selatan dan data koordinat bujur timur keduanya sama diperlambat oleh troposfer, dan besar magnitudo dari bias troposfer pada kedua data pengamatan tersebut adalah sama. Magnitudo dari bias troposfer berkisar sekitar 2.3 m di arah zenit sampai 20 m pada 100 m di atas horison.

3) Faktor Kecepatan Angin

Mengenai terpaan angin kencang antara 5 – 18 knots (5- 35 km/jam), jarak pandang 3-10 Km, kelembaban udara 54- 95 persen, suhu udara 24-33 derajat Celsius membuktikan bahwa kecepatan angin sangatlah tinggi, sehingga mengakibatkan kendala dalam penentuan posisi pada kapal.

Ini yang mengakibatkan kegagalan dalam sistem navigasi GPS yang mengakibatkan kapal bergerak tidak sesuai yang kita inginkan dan sangat menghambat pergerakan dari kapal.

4) Pengaruh Arus Air Bawah

Arus bawah air adalah gerakan massa air dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping) yang bergerak di bawah permukaan laut. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman.

c. Power Supply yang putus atau kurang memenuhi kapasitas.

Sistem kelistrikan pada kapal merupakan suatu kebutuhan yang paling utama karena berpengaruh besar terhadap kelancaran pengoperasian kapal. Penggunaan listrik di kapal

(11)

antara lain sebagai sumber tenaga untuk penerangan kapal dan sistem navigasi dikapal. Power supply yang putus atau kurang pada kapal dapat berpengaruh besar terhadap pengoperasian kapal diantaranya dapat mengganggu sistem navigasi sehingga alat navigasi bisa rusak atau mati secara tiba-tiba karena kehilangan sumber tenanganya yaitu power supply listrik.

2. Tindakan Yang Di Lakukan Untuk Mengatasi Kerusakan GPS Dalam Menentukan Posisi Di Atas Kapal

Berikut ini solusi dari pemecahan masalah yang telah diuraikan oleh penulis sebelumnya dan solusi tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Selalu mengecek posisi kapal dengan benda visual seperti membaring pulau atau benda baringan lainnya.

Menentukan posisi kapal merupakan hal yang wajib dilakukan pada saat pelayaran kapal, hal tersebut dikarenakan ketika menentukan posisi kapal maka kita akan mengetahui posisi kapal kita berada pada posisi aman atau tidaknya dan mengetahui kedalaman air yang kita lalui pada saat tersebut, selain itu juga dapat menjauhi rintangan, dan menjauhi bahaya – bahaya lainnya. Setelah itu kita bisa menentukan jalur aman pada peta dan menghindari beberapa kemungkinan yang akan mengakibatkan kapal dalam keadaan berbahaya. Dengan demikian penentuan posisi kapal sangat penting bagi keselamatan kapal dalam melakukan pelayaran dari tempat satu

(12)

ketempat yang lain sesuai dengan aturan P2TL (Dinas Jaga) pada SOLAS (Safety Of Life At Sea) 73/78.

Jenis - Jenis Baringan dalam penentuan posisi kapal dengan menggunakan alat bantu elektronik RADAR berupa : 1) Baringan Dengan Jarak

Penentuan posisi yang diperoleh dari penentuan baringan dan jarak dari kapal kebenda mati sekitar (pulau) yang dapat diperoleh dari RADAR. Baringan ini yang digunakan selama GPS mengalami kerusakan untuk menentukan posisi kapal.

Berikut ini adalah gambar baringan dan jarak di kapal MT.

TRANSKO ARAFURA.

Gambar 4.4 Baringan Dengan Jarak Dari RADAR

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 4.5 Baringan Dengan Jarak Dari Peta

Sumber: Dokumen Pribadi

(13)

2) Baringan Dengan Baringan

Penentuan posisi yang diperoleh dari penentuan baringan dengan baringan dari kapal kebenda mati sekitar (pulau) yang dapat diperoleh dari RADAR.

3) Jarak dengan Jarak

Penentuan posisi yang diperoleh dari penentuan jarak dengan jarak dari kapal kebenda mati sekitar (pulau) yang dapat diperoleh dari RADAR.

b. Hindari pemasangan antena GPS terlalu dekat dengan antena pemancar radio karena dapat mempengaruhi sinyal yang di terima GPS yang menyebabkan keakuratan GPS berkurang.

c. Hindari pemutusan aliran listrik secara tiba-tiba pada GPS karena dapat menyebabkan GPS rusak.

(14)

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dituangkan dalam penulisan ini, maka penulis mengambil simpulan bahwa banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan rusaknya GPS. Adapun kesimpulan yang diambil penulis yaitu:

1. Penyebab dari kerusakan GPS saat menentukan posisi kapal di pengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya:

a. Pengaruh sinyal yang tidak stabil karena adanya penundaan dari Ionosfer dan troposfer, sinyal multipath kesalahan jam receiver dan orbital serta jumlah satelit yang terlihat dan geometri satelit tersebut.

b. Faktor alam seperti Refraksi dan Multipath, pelemahan sinyal data di lapisan troposfer, faktor kecepatan angin dan pengaruh arus air bawah.

c. Power supply yang terputus dan kurangnya arus atau tegangan ke GPS.

2. Tindakan yang di lakukan ketika terjadi kerusakan GPS dalam menentukan posisi kapal yaitu:

a) Menentukan posisi kapal dengan cara benda visual seperti membaring pulau atau benda baringan lainnya.

(15)

karena dapat mempengaruhi sinyal yang di terima GPS yang menyebabkan keakuratan GPS berkurang.

B. SARAN

Setelah dilakukan analisa terkait hasil penelitian yang telah didapatkan maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Jika terjadi kerusakan GPS sebaiknya lakukan tindakan perbaikan secara cepat dan tepat.

2. Sering-sering memeriksa posisi kapal dengan cara membaring.

3. Peralatan untuk menangani kegagalan sistem kelistrikan atau power supply GPS disiapkan dengan baik sebelum kapal berlayar, seperti menyiapkan power supply cadangan apabila terjadi keadaan darurat.

Gambar

Gambar 4.1 MT. TRANSKO ARAFURA
Gambar 4.2 GPS Saat Rusak
Gambar 4.3 GPS Saat Nyala
Gambar 4.5 Baringan Dengan Jarak Dari Peta

Referensi

Dokumen terkait

Tes hasil belajar siswa dalam mengi’rab kalimat pada materi kalam bahasa Arab dengan menggunakan metode qawaid dapat dilihat pada tabel 2.9 berikut ini:. Tabel 2.9 :

Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel dengan tingkat signifikansi 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi tersebut signifikan yang

Tabel 1.5 : Hasil Tes Siswa Pada kemampuan menulis kalimat-kalimat pada materi menulisbahasa Arab dengan menggunakan metode imla’ bisa dilihat pada Pertemuan

Metode yang dipakai pada pemakaian arahan agama di Majelis Mukhlisah telah sesuai dengan teori yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Berdasarkan teori yang didapat

“ menurut ibu Badi, sebagai masyarakat Desa Tanjung Lalak, tentang bagaimana persepsi masyarakat terhadap kegiatan Majelis taklim Al-Kautsar, beliau tidak pernah

Penelitian ini menunjukkan bahwa Kepercayaan Kepada Pemerintah Desayangada di Desa Balapulang Wetan sangat berpengaruh terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam

Dari uji hipotesis secara simultan (uji F) dapat diketahui bahwa ketiga variabel independent (eWOM, citra merek, dan kepercayaan merek) secara bersamaan memiliki pengaruh yang

Letak Geografis Daerah Kabupaten Bone merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat Di Propinsi Sulawesi Selatan, secara Geografis letaknya sangat strategis karena adalahpintu gerbang