• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MEDIA TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN BERBASIS KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP KOMUNIKATIF SERTA KERJASAMA SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MEDIA TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN BERBASIS KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP KOMUNIKATIF SERTA KERJASAMA SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MEDIA TEKA- TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN BERBASIS KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL

BELAJAR DAN SIKAP KOMUNIKATIF SERTA KERJASAMA SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON

Oleh :

Novita Purnama Sari Simarmata NIM. 409431025

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN

(2)
(3)

ii

EFEKTIVITAS MEDIA TEKA- TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN BERBASIS KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL

BELAJAR DAN SIKAP KOMUNIKATIF SERTA KERJASAMA SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON

Novita Purnama Sari Simarmata (NIM 409431025) ABSTRAK

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas

segala berkat dan kasihNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan

waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Efektivitas Media Teka- Teki Silang (TTS) Pada Pembelajaran Berbasis Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments)

Terhadap Hasil Belajar dan Sikap Komunikatif serta Kerjasama Siswa Kelas X

Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak,

karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.S., Sebagai dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan didalam

penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. Dra.Ani Sutiani, M.Si., Sebagai dosen pembimbing akademik

yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti.

3. Bapak Drs. Jamalum Purba, Prof. Dr. Suharta, M.Si, dan Drs. Kawan

sihombing, M.Si,, Sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan

dan saran kepada penulis.

4. Bapak Drs Jamalum Purba, M.Si., sebagai dosen validasi isi yang telah

banyak memberikan masukan kepada penulis didalam penyelesaian skripsi

ini.

5. Suster, Bapak dan Ibu Guru Ibu Guru SMA Sw. CR Van Duyn Hoven

Saribudolok khususnya Ibu J. Rumapea, S.Si, S.Pd

6. Terkhusus untuk Papa alm. S.M. Simarmata dan Mama R. Br Purba

Silangit, yang memberikan doa, cinta, semangat, dorongan moril, kasih

sayang yang tak terhingga kepada penulis.

7. Buat Abang-abang yang paling luar biasa Abang Nedy, Abang Anto dan

(5)

Junita, serta Adik- adik yang terkasih Yessi dan Hotdy Manto yang selalu

menemani baik susah maupun senang, memberikan doa, cinta, semangat,

kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.

8. Buat sahabatku (Meida Marpaung,S.Pd, Mei uli Siboro,S.Pd, Lora

Tinendung,S.Pd, Juli Siagian,S.Pd), serta teman kos Marel, Dina, Tio,

Beta, Ance, Agus, dan teman seperjuangan K’ Rianur, K’Fitri, Bg Dame,

9. Buat teman- teman PPL SMA GBKP Kabanjahe 2012 dan teman-teman

DIK A 2009, serta buat semua pihak yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu yang ikut membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan kasih-Nya kepada kita semua.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dalam peningkatan mutu

pendidikan.

Medan, Januari 2014

Penulis,

(6)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Abstrak ii

Daftar Isi iii

Daftar diagram v

Daftar Lampiran vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar dan hasil Belajar 9

2.2. Pengertian Belajar 10

2.3. Pengertian model Pembelajaran Kooperatif 10

2.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif 11

2.3.2. Unsur- unsur dalam Model Pembelajaran Kooperatif 11

2.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 13

2.4.1. Komponen-Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 14

2.5. Belajar Menyenangkan 20

2.6. Media pembelajaran 21

2.6.1. Media pembelajaran 21

2.6.2. Jenis Media pembelajaran 21

2.6.3. Teka-teki Silang 22

2.7. Pendidikan Karakter 23

(7)

iv

2.9. Hidrokarbon 26

2.10. Kerangka Konseptual 42

2.11.Hipotesis Penelitian 43

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 46

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 46

3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian 46

3.4. Rancangan Penelitian 50

3.5. Prosedur Penelitian 51

3.6.Skema Rancangan penelitian 52

3.7. Teknik Analisa Data 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 56

4.1.1 Hasil Standarisasi Instrumen Penelitian 56

4.1.2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa 59

4.2. Uji Persyaratan Analisis Data 60

4.4. Uji Hipotesis 61

4.5. Peningkatan Hasil Belajar 67

4.6. Efektivitas 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 69

5.2. Saran 69

DAFTAR PUSTAKA 71

(8)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1. Karakter Komunikatif Siswa 58

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 73

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 77

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrument Test 100

Lampiran 4 Instrument Test 106

Lampiran 5 Kunci Jawaban Kisi-Kisi Soal 111

Lampiran 6 lembar Observasi 112

Lampiran 7 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar 117

Lampiran 8 Instrumen Penelitian 120

Lampiran 9 Kunci Jawaban 121

Lampiran 10. Uji Validitas Test 122

Lampiran 11. Uji Reliabilitas Test 123

Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test 124 Lampiran 13. Perhitungan Daya Pembeda Butir Test 125 Lampiran 14. Tabulasi pre-test dan post test Eksperimen 126 Lampiran 15. Tabel Karakter Komunikatif Siswa 129 Lampiran 16. Tabel Karakter Kerja Sama Siswa 132

Lampiran 17. Peningkatan Hasil Belajar 135

Lampiran 18. Media 136

Lampiran 19. Uji Homogenitas 140

Lampiran 20. Uji Normalitas Data 143 Lampiran 21. Uji Peningkatan Hasil Belajar 149

Lampiran 22. Daftar Tabel distribusi F 153

Lampiran 23. Daftar r Product Moment 156

Lampiran 24. Analisis Regresi 159

Lampiran 25. Nilai CHI-kuadrat 160

Lampiran 26. Nilai- Nilai Dalam Distribusi t (tabel t) 161

Lampiran 27. Lembar Observasi Komunikatif 162

Lampiran 28. Tabulasi Karakter kerja Sama 165

Lampiran 29. Korelasi komunikatif dan kerja sama terhadap hasil belajar 166

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan

kemajuan peradaban dan peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Pendidikan

mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dunia pendidikan

akan membimbing manusia kearah yang lebih baik dan mencapai tujuan hidup

yang lebih tinggi. (Sadiman dalam Erita Simanjorang). Dunia pendidikan tidak

pernah lepas dari peran seorang guru sebagai pendidik. Guru menjadi fasilitator

dan transformator di dunia pendidikan serta peran seorang guru sangat diperlukan

untuk mengembangkan potensi dan kemampuan masing-masing siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto (2003). Bahwa” seorang guru harus dapat menimbulkan semangat belajar secara individual”. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan

berpikir inisiatif dan kreatif dalam belajar.

Mutu pendidikan di Indonesia berada pada urutan rendah. Hal ini bisa

kita lihat dari berbagai survai internasional. Rendahnya mutu pendidikan di

Indonesia, khususnya di Sumatera Utara dapat dibuktikan dengan rendahnya hasil

belajar siswa pada umumnya dan khususnya pada bidang kimia. Sebagai contoh,

rendahnya prestasi belajar kimia siswa terlihat dari rata-rata UAN siswa untuk

daerah Sumatera Utara 2004/2005 pada materi pelajaran kimia 4,01. Hal ini

menunjukkan masih tingginya tingkat kesulitan siswa dalam memahami materi

pelajaran khususnya pada bidang studi kimia (Laporan Hasil Propinsi Ujian

Akhir Nasional SMU/MA, http:www.laphaswilprop.htlm).

Rendahnya hasil belajar kimia kemungkinan disebabkan banyak materi

kimia yang bersifat abstrak, penyajian materi kimia yang diberikan dalam bentuk

yang kurang menarik, dan terkesan sulit, sehingga siswa lebih dulu merasa jenuh

sebelum mempelajarinya. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa dalam menerima

(11)

pada saat guru menerangkan, siswa tidak memperhatikan guru saat menerangkan

di depan kelas dan siswa sering permisi pada saat pelajaran barlangsung. Salah

satu penyebabnya adalah penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh

guru kurang tepat atau tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga guru

saja yang mengajar tanpa berhasil membelajarkan siswa (tidak aktif). Untuk itu

dibutuhkan “inisiatif” seorang guru untuk meningkatkan keberhasilan proses

belajar mengajar kimia.

Berbagai cara telah dilakukan oleh pakar pendidikan yang bertujuan

untuk meningkat kualitas pendidikan. Karena pendidikan merupakan dasar

pembangunan suatu bangsa. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan merupakan

tanggung jawab semua pihak, terutama pihak pendidik. Oleh karena itu, guru

harus bisa menciptakan kondisi yang memungkinkan peningkatan hasil belajar

siswa.

Upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran kimia

harus punya strategi untuk “mengakali dan mengatasi” kesulitan- kesulitan yang

dialami anak didiknya untuk menciptakan pengajaran yang efektif. Menurut

Hamalik (2003), pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang memberikan

kesempatan belajar dan melakukan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja,

dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah

laku (perubahan karakter) ke arah yang lebih baik. Untuk mengefektifkan proses

belajar mengajar maka perlu dilakukan pembelajaran kooperatif, pendidikan

karakter (kerja sama dan komunikatif) sebagai program pendidikan nasional, dan

penggunaan media untuk merencanakan pembelajaran yang dapat

mengkondisikan siswa agar belajar secara aktif.

Para ahli telah menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam

membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit dan membantu

siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat

memberikan keuntungan baik bagi siswa kelompok bawah maupun kelompok atas

(12)

Gurning 2011). Dalam pembelajaran kooperatif menuntut adanya komunikasi dan

kerja sama siswa di dalam proses pembelajaran. Jadi, dengan model pembelajaran

kooperatif diharapkan perkembangan karakter komunikatif dan kerja sama (team

work) di dalam kelas.

Menurut Oemar Hamalik (2005: 172), belajar tidak cukup hanya dengan

mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas yang lain

diantaranya membaca, bertanya, menjawab, berpendapat, mengerjakan tugas,

menggambar, mengkomunikasikan, presentasi, diskusi, menyimpulkan,

danmemanfaatkan peralatan. Dalam pembelajaran, guru menyajikan permasalahan

matematika dan mendorong siswa untuk mengidentifikasi permasalahan, mencari

pemecahan, menyimpulkan hasilnya, kemudian mempresentasikannya. Tugas

guru sebagai fasilitator dan pembimbing adalah memberikan bantuan dan arahan.

Ketika siswa menemukan permasalahan dalam menyelesaikan tugas,

selain berinteraksi dengan guru, siswa juga dapat bertanya dan berdiskusi dengan

siswa lain. Siswa dikatakan belajar dengan aktif jika mereka mendominasi

aktivitaspembelajaran. Menurut Anita Lie (2002: 8), salah satu model

pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif.

Terdapat beberapa tipe dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah tipe

Teams-Games-Tournament (TGT). Pada tipe ini terdapat beberapa tahap yang

harus dilalui selama proses pembelajaran. Tahap awal, siswa belajar dalam suatu

kelompok dan diberikan suatu materi yang dirancang sebelumnya oleh guru.

Setelah itu siswa bersaing dalam turnamen untuk mendapatkan penghargaan

kelompok. Selain itu terdapat kompetisi antar kelompok yang dikemas dalam

suatu permainan agar pembelajaran tidak membosankan. Pembelajaran kooperatif

tipe TGT juga membuat siswa aktif mencari penyelesaian masalah, meningkatkan

kerja sama siswa dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada

orang lain, sehingga masing-masing siswa lebih menguasai materi. Dalam

pembelajaran tipe TGT, guru berkeliling untuk membimbing siswa saat belajar

kelompok. Hal ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan guru. Dengan

mendekati siswa, diharapkan tidak ada ketakutan bagi siswa untuk bertanya atau

(13)

Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe

Team Game Tournament (TGT) ini telah dilakukan oleh Kasta Gurning (2011),

diperoleh nilai rata-rata pada pembelajaran TGT dan media 67,8% sedangkan

TGT tanpa media dengan persen peningkatan sebesar 59,3 %

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Saragih, (2010). Bahwa

Perbandingan Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Kooperatif TGT Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon

Dikelas X SMA YPK Budi Murni 3 Medan, ada perubahan yang signifikan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Deni Jopri menunjukan peningkatan yang

signifikan hasil belajar kimia pada subpokok bahasan struktur atom menggunakan

model pembelajaran TGT dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Deli Tua (64,85%,), SMA PGRI

24 Talun Kenas (41,98%) dan SMA Karya Pembangunan Deli Tua (32,70%.).

Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team

Game Tournament (TGT) ini telah dilakukan oleh Romanti D (2012), penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT terintegrasi keterampilan genetik (

sebesar 56,4%)

Upaya lain dalam peningkatan hasil belajar kimia adalah dengan

penggunaan media pembelajan. Media pembelajaran merupakan suatu alat yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses pembelajaran. Dalam pokok

bahasan hidro karbon ini media pembelajaran yang cocok digunakan adalah media

Teka-Teki Silang (TTS). Teka-Teki Silang merupakan permainan asah otak yang

sudah umum dikenal. Dan diharapkan dengan media TTS siswa dimotivasi untuk

belajar, sehingga siswa tertarik untuk belajar kimia, serta media TTS juga dapat

merangsang dan mengingat daya ingat dan daya pikir siswa.

Pada penelitian Siboro (2009) mennunjukan pengaruh penggunaan TTS

terhadap hasil belajar kimia siswa kelas VIII SMP Gajah Mada Medan pada zat

aditif makanan, dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 69%. Dalam penelitian

lain yang dilakukan oleh Lubis (2010) menunjukan pengaruh penggunaan media

(14)

40%. Dengan media TTS siswa dimotivasi untuk belajar, sehingga siswa tertarik

untuk belajar kimia.

Sementara penelitian yang terkait media teka-teki silang (TTS) dilakukan

oleh Triana Putri (2012) menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas

yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan

menggunakan media TTS sebesar 80,5% lebit tinggi dari pada siswa kelas yang

diberi perlakuan tanpa menggunakan media TTS adalah 63,33%.

Mengingat pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran, peneliti

tertarik dan terdorong untuk meneliti pengaruh penggunaaan TTS terhadap hasil

belajar kimia siswa di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan latar

belakang di atas, maka penelitian yang akan dilakukan diberi judul: “Efektivitas Media Teka- Teki Silang (TTS) Pada Pembelajaran Berbasis Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Terhadap Hasil Belajar dan Sikap Komunikatif dan Kerjasama Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon “

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi sebelum penelitian diperoleh identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga kimia dianggap

rutinitas yang tidak menarik sehingga siswa menjadi pasif dalam

pembelajaran.

2. Ketidaktepatan pengajaran/ penyajian materi kimia yang dilakukan guru

sehingga kimia tidak mendapat tempat di hati siswa.

3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia masih rendah.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah diantaranya pada:

(15)

2. Pengembangan karakter kerja sama dan komunikatif pembelajaran koperatif

tipe teams games tournament (TGT)

3. Pokok bahasan yang akan diteliti adalah hidrokarbon

4. Penelitian ini dilakukan di sekolah SMA SW. Duyn Hoven Saribudolok di

kelas X

1.4. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran

berbasis kooperatif dengan pemanfaatan media TTS?

2. Bagaimana hubungan karakter komunikatif terhadap hasil belajar siswa

dalam pembelajaran kooperatif TGT?

3. Bagaimana hubungan karakter kerjasama terhadap hasil belajar siswa dalam

pembelajaran kooperatif TGT?

4. Bagaimana efektivitas media teka-teki silang dapat terhadap hasil belajar,

komunikatif, dan kerja sama siswa pada pembelajaran berbasis kooperatif?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah:

1. Mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

berbasis kooperatif dengan pemanfaatan media TTS?

2. Untuk mengetahui hubungan signifikan karakter komunikatif terhadap hasil

belajar saswa dalam pembelajaran kooperatif TGT

3. Untuk mengetahui hubungan signifikan karakter kerjasama terhadap hasil

belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif TGT

4. Mengetahui efektivitas media teka-teki silang dapat meningkatkan hasil

belajar, komunikatif, dan kerja sama siswa pada pembelajaran berbasis

(16)

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan

pengalaman dalam meningkatkan kompetensi saya sebagai calon guru.

2. Bagi guru kimia, diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan masukan

tentang penggunaan model pembelajaran Kooperatif TGT melalui pendekatan

menyenangkan menggunakan media Teka- teki silang dalam melakukan

pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan hidrolisis garam

3. Bagi Siswa: menambah pengalaman, pengetahuan belajar serta

menumbuhkembangkan minat belajar.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya: Sebagai bahan rujukan dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

1.7 Defenisi Operasional

Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu model pembelajaran

kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus

ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan

mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang

dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat

belajar lebih rileks disamping membutuhkan tanggung jawab, kerja sama,

permainan, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Komponen pembelajaran

kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut : (1) Persentasi Kelas, (2) Kelompok,

(3) Permainan, (4) Pertandingan, (5) Tahapan Tes Hasil Belajar, (6) Tahapan

(17)

63 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa belajar yang siswa

diajar menggunakan media pembelajaran TTS dalam model kooperatif TGT

dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan media pembelajaran. Hasil dan

peningkatan hasil belajar yang paling tinggi diperoleh siswa yang diberi

pengajaran dengan media TTS.

2. Ada perbedaan sikap komunikatif siswa dalam pembelajaran yang diajar

dengan media dibandingkan karakter komunikatif dalam pembelajaran yang

menggunakan tanpa media.

3. Ada perbedaan sikap kerja sama dalam pembelajaran yang diajar dengan

media dibandingkan sikap kerja sama dalam pembelajaran yang

menggunakan tanpa media

4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap komunikatif siswa

terhadap hasil belajar siswa yang dalam pembelajaran TGT plus TTS sebesar

38,32 %

5. Media teka-teki silang cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar, komunikatif, dan kerja sama siswa pada pembelajaran berbasis kooperatif

5.2.SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan :

1. Agar guru kimia bukan hanya menguasai bahan ajar tetapi berkenan mencoba

mengajarkan materi pokok menggunakan TTS dalam model kooperatif tipe

teams-games-tournament (TGT) yang yang tujuannya sebagai salah satu

alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

2. Bagi para pembaca dan peneliti lainnya, sebagai informasi dan masukan untuk

menambah informasi dan referensi apabila hendak melakukan penelitian yang

(18)

64

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang relevan dengan pokok bahasan

yang berbeda sebagai langkah konkrit untuk meningkatkan mutu pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Daging buah asam jawa mengandung asam tartrat, asam maleat, asam sitrat, asam suksinat, asam asetat, pektin, dan gula invert, yang digunakan untuk nyeri haid, sakit perut, demam,

US,II]A AYAM LAS PEDAGING DI

Langkah-langkah perencanaan menu diet diabetes mellitus : (1) menentukan jumlah kebutuhan energi/kalori pasien untuk mengetahui jenis diet yang sesuai (2) menghitung

“Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Pelatihan Kewirausahaan terhadap Motivasi Serta Imlikasinya terhadap Intensi Berirausaha (Penelitian Terhadap Mahasiswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pencapaian keterampilan berpikir kritis (KBKr) siswa kelas X pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit

tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.. Diperiksa oleh :