PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PEMBELAJARAN
KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 38 MEDAN
Oleh:
Diah Ari Saputri NIM 4103111019
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dengan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 38 Medan Diah Ari Saputri (4103111019)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik lebih baik daripada pendekatan konvensional terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 38 Medan dalam materipecahan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalahseluruh kelas VIISMP N 38 Medan sebanyak 6 kelas.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling sederhana dan banyak sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas, kelas pertama disebut sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua disebut sebagai kelas kontrol dengan masing-masing kelas berjumlah 36 orang siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian iniadalah 5 soal tes uraian (essay test) dimana sebelum tes diujikan, terlebih dahulu tes tersebut diuji validitasnya oleh para ahli dan wawancara secara tidak formal oleh siswa. Tes diberikan sebanyak 2 kali yaitu tes awal sebelum diberikan pembelajaran dan tes akhir diberikan setelah pembelajaran di kedua kelas berakhir.
Dari hasil pengolahan data diperoleh data selisih (postes-pretes) untuk kelas eksperimen rata-ratanya diperoleh 16,889 dan untuk data selisih (postes-pretes) kelas kontrol rata-ratanya diperoleh 9,972. Dari hasil perhitungan rata-rata data selisih kedua kelas, rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata kelas kontrol. Dengan demikian hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar kelas kontrol.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu dengan mengggunakan uji t (uji satu pihak yaitu pihak kanan) dengan 0,05 diperoleh
hitung
t (2,721) >ttabel(1,668). Hal ini menunjukkan bahwa thitung berada di luar
penerimaan H0 maka berdasarkan pengujian tersebut diperoleh bahwa H0 ditolak
berarti Hiditerima sehingga dapat dinyatakan bahwa pengaruh pendekatan
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... i
Riwayat Hidup ... ii
Abstrak ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Gambar ... viii
Daftar Tabel ... ix
Daftar Lampiran ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Identifikasi Masalah ... 6
1.3.Batasan Masalah ... 7
1.4.Rumusan Masalah ... 7
1.5.Tujuan Penelitian ... 7
1.6.Manfaat penelitian ... 7
BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Kerangka Teoritis ... 9
2.1.1. Pengertian belajar ... 9
2.1.2. Pengertian hasil belajar ... 10
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 13
2.1.4. Hakikat matematika ... 13
2.1.5. Pembelajaran matematika realistic (PMR) ... 16
2.1.6. Prinsip-prinsip pendekatan matematika realistik ... 23
2.1.7. Karakteristik pembelajaran matematika realistik ... 24
2.1.8. Langkah-langkah pembelajaran matematika realistic ... 26
2.1.9. Kelebihan dan kekurangan penerapan (PMR) ... 26
2.1.10.Pembelajaran matematika konvensional ... 28
2.2.Materi Bilangan Pecahan ... 29
2.3.Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 34
2.4.Kerangka Berfikir ... 35
2.5.Hipotesis Penelitian ... 36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Waktu penelitian ... 37
3.2.Populasi dan Sampel ... 37
3.3.Definisi Operasional ... 38
vii
3.4.1.Variabel Penelitian ... 40
3.5.Prosedur Penelitian ... 40
3.6.Instrumen Pengumpulan Data ... 42
3.7.Teknik Analisis Data ... 44
3.7.1. Uji Hipotesis ... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 50
4.2Data Hasil Belajar ... 51
4.2.1 Data tes awal kelas eksperimen (O1) ... 51
4.2.2 Data tes akhir kelas eksperimen (O2) ... 52
4.2.3 Data selisih tes akhir-tes awal kelas eksperimen (O2-O1) ... 53
4.2.4 Data tes awal kelas kontrol (O3) ... 54
4.2.5 Data tes akhir kelas kontrol (O4) ... 55
4.2.6 Data selisih tes akhir-tes awal kelas kontrol (O4-O3) ... 56
4.3Analisis Data Penelitian ... 57
4.3.1 Uji Normalitas ... 57
4.3.2 Uji Homogenitas ... 57
4.3.3 Uji Hipotesis ... 58
4.4Diskusi Hasil Penelitian ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 62
5.2Saran ... 62
ix
DAFTAR TABEL
Halaman 1.1.Data Hasil Belajar Semester Ganjil Pada Mata Pelajaran matematika Materi
Pokok Pecahan SMP Negeri 38 Medan Kelas VII T.P.
2013/2014... 2
3.1.Desain penelitian ... 39
3.2.Nama-nama validator ... 43
3.3.Hasil validasi isi instrumen penelitian ... 43
4.1. Data tes awal kelas eksperimen (O1)... 51
4.2. Data tes akhir kelas eksperimen (O2) ... 52
4.3. Data selisih tes akhir-tes awal kelas eksperimen (O2-O1) ... 53
4.4.Data tes awal kelas kontrol (O3) ... 54
4.5.Data tes akhir kelas kontrol (O4) ... 55
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ... 66
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ... 80
Lampiran 3 LKS 1 ... 91
Lampiran 4LKS 2 ... 93
Lampiran 5LKS 3 ... 94
Lampiran 6 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar ... 96
Lampiran 7 Lembar Angket Penilaian Validator ... 97
Lampiran 8Tes Hasil Belajar (Pre-Test) ... 109
Lampiran 9Tes Hasil Belajar (Pos-Test) ... 111
Lampiran 10 Alternatif Jawaban Pre-Test ... 113
Lampiran 11 Alternatif Jawaban Pos-Test ... 116
Lampiran 12 Pedoman Penskoran ... 119
Lampiran 13 Tabel Data Nilai Siswa Kelas Eksperimen ... 121
Lampiran 14 Tabel Data Nilai Siswa Kelas Kontrol ... 122
Lampiran 15 Perhitungan Rata-Rata, Variansi Dan Standar Deviasi ... 123
Lampiran 16 Uji Normalitas .... ... 129
Lampiran 17 Uji Homogenitas . ... 133
Lampiran 18 Pengujian Hipotesis ... 135
Lampiran 19 Dokumentasi Penelitian ... 139
Lampiran 20 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ... 143
Lampiran 21 Tabel Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 0 Ke Z ... 144
Lampiran 22 Nilai-Nilai Untuk Distribusi F ... 145
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
SMP Negeri 38 Medan merupakan salah satu sekolah menengah pertama
yang berupaya terus untuk meningkatkan mutu pendidikan siswanya guna
menciptakan lulusan yang bisa bersaing melanjutkan pendidikan formal tingkat
SMA atau SMK sampai perguruan tinggi. Namun yang menjadi permasalahannya
adalah bagaimana mengupayakan agar siswa memperoleh hasil belajar yang tinggi
di sekolah ?
Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit
bagi siswa SMP Negeri 38 Medan. Dengan adanya mata pelajaran matematika
siswa dapat mengetahui dasar ilmu pasti yang hanya mempunyai satu jawaban
benar, lain dengan ilmu sosial yang punya banyak jawaban. Mata pelajaran
matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting karena masuk dalam
rencana pemerintah yaitu ujian nasional UN. Dengan banyaknya standar
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa maka diharapkan siswa benar-benar
memiliki kompetensi yang akan menunjang prestasinya kelak. Mulyono
Abdurrahman (2003:252) mengemukakan bahwa:
“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi para siswa berkesulitan belajar”.
2
Swarsono (dalam Rochmad, 2008:2) menyatakan bahwa kesulitan siswa
dalam mempelajari matematika di sekolah rupanya juga tidak terlepas dari strategi
pembelajaran yang selama ini digunakan yaitu strategi pembelajaran yang
menggunakan sistem klasikal, dengan metode ceramah sebagai metodenya.
Kemampuan kompetensi siswa dapat dilihat berdasarkan hasil belajar mata
pelajaran matematika khususnya pokok materi pecahan. Hasil belajar pada mata
pelajaran matematika pokok materi pecahan hasil penelitian observasi kepada
salah satu guru di SMP Negeri 38 Medan sangatlah rendah, data tersebut
berdasarkan tabel berikut ini :
Tabel.1.1. Data Hasil Belajar Semester Ganjil Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Pecahan SMP Negeri 38 Medan Kelas VII T.P. 2013/2014.
Kelas Tuntas Tidak Tuntas
VII-5 14 Orang 21 Orang
VII-6 10 Orang 25 Orang
VII-7 14 Orang 22 Orang
VII-8 16 Orang 20 Orang
JUMLAH 54 Orang 88 Orang
Sumber : Dokumen SMP Negeri 38 Medan (2013)
Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa keempat kelas
yang mencapai tingkat ketuntasan dalam pembelajaran adalah 54 orang atau
38.1% sedangkan jumlah siswa yang tidak mencapai tingkat ketuntasan belajar
adalah 88 orang atau 61.9%. Rendahnya nilai perolehan tersebut disebabkan hasil
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika materi pokok pecahan
masih rendah maka pencapaian hasil belajarpun tidak maksimal. Hasil belajar
merupakan salah satu faktor internal dalam diri siswa yang penting ditingkatkan
3
Dengan melihat pentingnya matematika maka pelajaran matematika perlu
diberikan kepada peserta didik mulai dari pendidikan dasar. Untuk membekali
peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematik, kritis dan
kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah
tidak pasti dan kompetitif.
Namun pada kenyataannya peranan matematika untuk meningkatkan
kemampuan tersebut di atas masih rendah. Seiring dengan mutu pendidikan di
Indonesia juga masih rendah. Seperti yang diungkapkan oleh Zainurie (2007 : 1)
“Banyak orang bilang “mutu pendidikan Indonesia”, terutama dalam mata pelajaran Matematika masih rendah. Data yang mendukung opini ini adalah: Data UNESCO menunjukkan peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah”.
Heibert (Rochmad 2008:2) memberi contoh pelaksanaan pembelajaran
matematika yang berpusat pada guru bahwa selama berlangsungnya pembelajaran
matematika, guru hanya memberi sedikit perhatian dalam membantu siswa
mengembangkan ide-ide konseptual dan sedikit perhatian pada hubungan antara
prosedur-prosedur yang dipelajari dan konsep yang menjadikan prosedur itu dapat
dikerjakan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stigler dan Heibert (dalam
Heibert, 2003) bahwa 78% dari seluruh topik matematika yang diajarkan, guru
4
Menurut Purwoto (2003: 137) yang menyatakan:
“Metode ceramah merupakan metode yang paling banyak dipakai. Hal ini
mungkin dianggap guru sebagai metode pembelajaran yang paling mudah dilaksanakan. Kalau bahan pelajaran sudah dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal memaparkannya di kelas. Siswa tinggal duduk memperhatikan guru berbicara, mencoba menangkap apa isinya, dan membuat catatan-catatan”.
Selain sistem pembelajarannya yang masih konvensional, penggunaan alat
peraga di SMPN 38 Medan dalam pembelajaran matematika itu masih kurang, hal
ini disebabkan adanya pemahaman bahwa penggunaan alat peraga itu
membutuhkan biaya yang cukup mahal. Padahal sebenarnya dalam pembelajaran
matematika itu kita bisa memanfaatkan lingkungan sekitar untuk dijadikan alat
peraga seperti halnya dalam pembelajaran matematika realistik. Menurut Rus
Effendi (1997:227-228) ada beberapa fungsi penggunaan alat peraga dalam
pengajaran matematika, diantaranya sebagai berikut:
a. Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak senang, terangsang, kemudian tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.
b. Dengan disajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.
c. Anak akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat.
5
Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan secara aktif
mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Peserta
didik kebanyakan malu untuk bertanya kepada guru jika masih ada yang belum
mereka pahami sehingga kurangnya interaksi antara guru dan siswa. Untuk itu
pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta
didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Hal ini
merupakan tantangan besar pembelajaran matematika yang selama ini disinyalir
telah terjebak dalam pembelajaran yang yang lebih menekankan pada pewarisan
ilmu dari pada pemerolehan aktif oleh peserta didik.
Menurut Johar (2001 : 23 ), bila anak belajar matematika terpisah dari
pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat
mengaplikasikan matematika. Ini berarti bahwa pembelajaran matematika di kelas
ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan
pengalaman anak sehari-hari. Untuk memecahkan masalah tersebut digunakan
pendekatan pembelajaran matematika yang berorientasi pada pematematisasian
pengalaman sehari-hari dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari
adalah pendekatan matematika realistik (PMR). Pembelajaran Matematika
Realistik (Realistic Mathematics Education) dikembangkan di Belanda tahun
1970-an oleh Institut Freudenthal dan saat ini telah berkembang luas diberbagai
negara, termasuk Indonesia.
Dengan pemberlakuan pembelajaran matematika realistik ini diharapkan
tidak hanya kemampuan penalaran siswa saja yang berkembang, melainkan hasil
6
real dalam pembelajaran matematika khususnya bilangan pecahan lebih mudah
dipahami sehingga sangat berperan dalam pembelajaran. Pada hakikatnya
pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana
belajar.. Salah satu faktor yang membuat siswa malas belajar adalah karena
pembelajaran yang monoton. Untuk menumbuhkan perhatian, keaktifan, dan
siswa merasa senang dalam belajar matematika, pembelajaran matematika
realistik ini merupakan cara yang tepat untuk merangsang siswa lebih aktif dalam
proses belajar matematika.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dengan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 38 Medan”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan antara lain :
1. Siswa sulit memahami mata pelajaran matematika
2. Prestasi belajar matematika siswa masih rendah.
3. Hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika khususnya dalam materi
pecahan masih rendah.
4. Pembelajaran masih berpusat kepada guru.
5. Penggunaan alat peraga untuk mencapai pemahaman siswa di sekolah masih
7
1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas serta
mengingat masalah tersebut harus dipecahkan berdasarkan urgensinya maka
penelitian ini dibatasi pada masalah hasil belajar siswa masih rendah.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
disimpulkan adalah sebagai berikut :
“Apakah pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik lebih
baik daripada pendekatan konvensional terhadap hasil belajar siswa kelas VII
SMP Negeri 38 Medan dalam materi pecahan?”
1.5. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran matematika
realistik lebih baik daripada pendekatan konvensional terhadap hasil belajar siswa
kelas VII SMP Negeri 38 Medan dalam materi pecahan”.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk banyak orang, berikut ini akan
dijabarkan manfaatnya:
1.6.1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti khususnya
8
pendekatan pembelajaran matematika realistik dengan pendekatan pembelajaran
matematika konvensional.
1.6.2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk
menerapkan metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar
dan sebagai bahan masukan agar memilih metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan diajarkan.
1.6.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai masukkan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian
selanjutnya dan untuk memberikan kontribusi ilmiah dalam bidang pendidikan
(pendidikan matematika), misalnya dapat digunakan sebagai rujukan, dasar
pertimbangan bagi pengambil kebijakan dan pemecahan masalah.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa : Pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik
lebih baik daripada pendekatan konvensional terhadap hasil belajar siswa kelas
VII SMP Negeri 38 Medan dalam materi pecahan.
5. 2. Saran
Setelah siswa kelas VII SMP Negeri 38 Medan diberi pengajaran dengan
menggunakan pendekatan matematika realistik dan pendekatan konvensional pada
pokok bahasan bilangan pecahan, dari hasil pengolahan data hasil tes hasil belajar
siswa maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi guru bidang studi matematika di dalam proses belajar mengajar,
sebaiknya guru dapat menggunakan pendekatan matematika realistik
sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa
2. Bagi sekolah sebaiknya kepala sekolah menyarankan agar guru
matematika menggunakan pendekatan matematika realistik untuk
mengajarkan materi pelajaran kepada siswa karena sangat cocok untuk
implementasi kurikulum 2013 di sekolah
3. Penelitian ini bisa juga dilakukan dengan pokok bahasan yang lain, atau
dapat juga dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain
63
4. Memerlukan banyak waktu untuk menerapkan pendekatan pembelajaran
matematika realistik, sehingga para peneliti yang ingin melanjutkan
penelitian dengan pokok bahasan yang lain harus teliti dan cermat
64
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Dikti, Bahan Ajar PJJ S1.
Dimyati, & Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Renika Cipta
Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika Hakikat & Logika. Yogyakarta: Ar-ruzz Media Group.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Johar. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Maulana.
Purwoto. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika. Surakarta: UNS Press.
Rochmad. (2008). Tinjauan Filsafat dan Psikologi Konstruktivisme.
http://rochmad-unnes.blogspot.com/2008/02/tinjauan-filsafat-dan-psikologi.html. Diakses : 13 Maret 2015.
Rus Effendi. 1997. Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Universitas Terbuka Depdikbud.
Sagala, Syaiful H. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Soedjadi, 2001. Pemanfaatan Realitas dan Lingkungan alam Pembelajaran
Matematika. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Sofa, Pakde. 2008. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik. http://massofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika-realistik/. Diakses: 04 Agustus 2014.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya
65
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Suwarsono, St. (2001). Beberapa permasalahan yang terkait dengan upaya
impelmentasi pendidikan matematika realistik di Indonesia. Makalah
disampaikan pada seminar nasional tentang Pendidikan Matematika Realistik tanggal 14-15 November 2001.Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.
Wijaya, Aryadi. (2012). Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yuwono, I. 2001. RME (Realistics Mathematics Education) dan Hasil Studi awal
Implementasinya di SLTP. Surabaya : UNESA.
Zainurie. (2007). Pembelajaran Realistik. (Online) Tersedia : http://www.duniaguru.com
ii
RIWAYAT HIDUP
Diah Ari Saputri lahir di Kedai Durian, 16 Januari 1993. Ayah bernama
Tarmidi, Ibu bernama Siti Zamiah dan merupakan anak pertama dari empat
bersaudara. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri No. 101801 Kedai Durian
dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 sampai 2006 penulis melanjutkan
sekolah ke SMP Negeri 2 Delitua kemudian pada tahun 2006 sampai 2007 penulis
pindah sekolah ke SMP Negeri 38 Medan dan lulus pada tahun 2007. Selanjutnya
penulis bersekolah di SMA Negeri 13 Medan dan selesai pada tahun 2010. Pada
tahun 2010 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri