• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kesehatan Seksual dan Reproduksi pada Siswa SMA "X" di Kota Bandung Tahun 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kesehatan Seksual dan Reproduksi pada Siswa SMA "X" di Kota Bandung Tahun 2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI SISWA SMA “X” DI KOTA BANDUNG

TAHUN 2015

Ulfi Audria, 2015 Pembimbing I : Rimonta. F. G.,dr.,Sp.OG, M.PdKed Pembimbing II : Dani,dr., M.Kes

Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi seksual dan reproduksi sehingga memengaruhi terjadinya perubahan-perubahan perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku siswa terhadap kesehatan seksual dan reproduksi remaja

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Sampel menggunakan teknik quota sampling dan diperoleh 83 responden sebagai sampel. Hasil kuesioner disajikan dalam bentuk tabel dan dilakukan penghitungan secara persentase.

Hasil penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan responden baik (69,87%), tingkat sikap responden baik (91,56%), tingkat perilaku responden baik (85,54%). Simpulan penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku responden baik.

(2)

v ABSTRACT

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOUR OF SEXUAL AND REPRODUCTIVE HEALTH ON STUDENTS AT “X” HIGH

SCHOOL IN BANDUNG 2015

Ulfi Audria, 2015 1st Tutor : Rimonta. F. G.,dr.,Sp.OG, M.PdKed 2nd Tutor : Dani,dr., M.Kes

Adolescent is a transition from childhood to adulthood, at this time rapid growth happened, including sexual and reproductive functions that affect the occurrence of changes in development, either physical, mental, and social roles. The purpose of this study is to describe the knowledge, attitudes and behaviour of students on sexual and reproductive health of adolescents.

This research used descriptive research design and questionnaire as a data collection tool. Samples using the quota sampling technique and obtained 83 respondents as samples. Results of the questionnaire are presented in tables and were calculated on a percentage basis

. Results of the study found a good level of respondent’s knowledge (69,87%), good level of respondent’s attitude (91.56%), and good level of respondent’s behavior (85.54%).

The conclusions of this research that knowledge, attitudes and behaviour of respondents good.

(3)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan ... 3

1.3.1. Maksud ... 3

1.3.2. Tujuan ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1. Manfaat Akademis... ... 3

1.4.2. Manfaat Praktis... ... 3

1.5. Landasan Teori ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Remaja ... 5

2.1.1. Definisi Remaja ... 5

2.1.2. Pembatasan Usia Remaja ... 5

2.1.3. Perkembangan Masa Remaja... .. 6

(4)

viii

2.2. Pubertas ... 7

2.2.1. Definisi Pubertas ... 7

2.2.2. Tahap Pubertas ... 7

2.3. Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja ... 8

2.3.1. Definisi Kesehatan Seksual ... 8

2.3.2. Definisi Kesehatan Reproduksi ... 8

2.3.3. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi ... 8

2.3.4. Hak Reproduksi ... 9

2.3.5. Asuhan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja ... 10

2.4. Sistem Reproduksi Pria ... 11

2.4.1. Anatomi Sistem Reproduksi Pria ... 11

2.4.2. Mimpi Basah ... 13

2.5. Sistem Reproduksi Wanita ... 14

2.5.1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita ... 14

2.5.2. Menstruasi ... 18

2.6. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku ... 18

2.6.1. Pengetahuan ... 18

2.6.2. Sikap ... 20

2.6.3. Perilaku ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1. Bahan Penelitian ... 23

3.2. Lokasi dan Waktu ... 23

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 23

3.2.2. Waktu Penelitian ... 23

3.3. Metode Penelitian ... 24

3.3.1. Rancangan Penelitian ... 24

3.3.2. Variabel Penelitian... 24

3.3.3. Kriteria Pemilihan Subjek ... 24

(5)

ix

3.4. Prosedur Penelitian ... 25

3.5. Populasi dan Sampel ... 26

3.6 Teknik Analisis Data ... 26

3.6.1. Analisis Data Univariat ... 26

3.6.1.1. Identitas Responden ... 26

3.6.1.2. Pengetahuan ... 26

3.6.1.3. Sikap ... 27

3.6.1.4. Perilaku ... 27

3.7. Aspek Etik Penelitian ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1. Analisis Univariat ... 29

4.1.1. Identitas Responden ... 29

4.1.1.1. Distribusi Responden Menurut Usia ... 29

4.1.2. Pengetahuan ... 30

4.1.2.1. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Definisi Kesehatan Seksual ... 30

4.1.2.2. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Definisi Kesehatan Reproduksi ... 31

4.1.2.3. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Definisi Pubertas ... 32

4.1.2.4. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Definisi Menarch ... 33

4.1.2.5. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Dari Mimpi Basah ... 34

4.1.2.6. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Terjadinya Kehamilan ... 35

(6)

x

4.1.2.8. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Keperawanan

Yang Dapat Dilihat Dari Cara Berjalan ... 37

4.1.2.9. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Menstruasi

Pertama Perempuan Lebih Cepat Terjadi Karena Soda ... 38

4.1.2.10. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Jerawat Yang

Disebabkan Oleh Banyaknya Fantasi Seksual ... 39

4.1.2.11. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kehamilan Dapat

Terjadi Dalam Satu Kali Hubungan Seksual ... 40

4.1.2.12. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang HIV/AIDS ... 41

4.1.2.13. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Makan Bersama

Orang Terinfeksi HIV Dapat Tertular ... 41

4.1.2.14. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penampilan

Sehat Seorang Yang Terinfeksi HIV ... 42

4.1.2.15. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang HIV Sebagai

Penyakit Yang Disebabkan Virus AIDS ... 43

4.1.2.16. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Secara

Keseluruhan ... 44

4.1.3. Sikap ... 44

4.1.3.1. Distribusi Sikap Responden Tentang Keperjakaan Laki-Laki

Yang Harus Dipertahankan Sampai Ia Menikah ... 44

4.1.3.2. Distribusi Sikap Responden Keperawanan Perempuan Yang

Harus Dipertahankan Sampai Ia Menikah ... 45

4.1.3.3. Distribusi Sikap Responden Tentang Pacaran Yang Dilakukan

Sebelum Menikah ... 45

4.1.3.4. Distribusi Sikap Responden Tentang Pacaran Yang Dilakukan

Sebelum Menikah ... 46

4.1.3.5. Distribusi Sikap Responden Tentang Hubungan Seksual Dapat

Dilakukan Sebelum Menikah ... 47

4.1.3.6. Distribusi Sikap Responden Tentang Pergaulan Bebas Yang

Disebabkan Oleh Kurangnya Pendidikan Kesehatan Seksual

(7)

xi

4.1.3.7. Distribusi Sikap Responden Tentang Pergaulan Bebas Yang

Disebabkan Oleh Kurangnya Komunikasi Dengan Orangtua

Mengenai Kesehatan Seksual dan Reproduksi ... 49

4.1.3.8. Distribusi Sikap Responden Tentang Menarche Sebagai Tanda

Dewasa Seorang Perempuan ... 50

4.1.3.9. Distribusi Sikap Responden Tentang Mimpi Basah Sebagai

Tanda Dewasanya Seorang Laki-Laki ... 50

4.1.3.10. Distribusi Sikap Responden Tentang Pil Hormon Wanita

Sebagai Alat Kontrasepsi Paling Efektif ... 51

4.1.3.11. Distribusi Sikap Responden Tentang Alat Kontrasepsi Hanya

Dapat Dipergunakan Oleh Wanita ... 52

4.1.3.12. Distribusi Sikap Responden Tentang Hak Reproduksi

(Memiliki Anak) Hanya Dimiliki Oleh Perempuan ... 53

4.1.3.13. Distribusi Sikap Responden Tentang Usaha Reproduksi

Berhak Diatur Oleh Pria ... 54

4.1.3.14. Distribusi Sikap Responden Tentang Remaja Tidak Berhak

Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Berkaitan Dengan

Kesehatan Seksual Dan Reproduksi Karena Hal Tersebut

Tabu ... 55

4.1.3.15. Distribusi Sikap Responden Tentang Remaja Tidak Perlu

Diberi Pengetahuan Tentang Kesehatan Seksual Dan

Reproduksi Karena Tabu ... 56

4.1.3.16. Distribusi Tingkat Sikap Responden Secara

Keseluruhan ... 56

4.1.4. Perilaku ... 57

4.1.4.1. Distribusi Perilaku Responden Tentang Sumber Informasi

Mengenai Perubahan Tubuh, Hubungan Dengan

Lawan/Sesama Jenis dan Bagaimana Menjaga Diri ... 57

4.1.4.2. Distribusi Perilaku Responden Tentang Informasi Yang

Didapat Dari Sumber Tersebut ... 58

(8)

xii

4.1.4.3. Distribusi Perilaku Responden Tentang Informasi

Yang Dibutuhkan Mengenai Kesehatan Seksual Dan

Reproduksi ... 59

4.1.4.4. Distribusi Perilaku Responden Tentang Kebutuhan

Informasi Pada Remaja Tentang Kesehatan Seksual Dan

Reproduksi ... 60

4.1.4.5. Distribusi Perilaku Responden Tentang Perilaku Mandiri

Untuk Mencari Informasi Tentang Kesehatan Seksual Dan

Reproduksi Apabila Dirasa Belum Cukup ... 61

4.1.4.6. Distribusi Perilaku Responden Tentang Pemilihan Sumber

Yang Dijadikan Acuan Mencari Informasi Mengenai

Kesehatan Seksual Dan Reproduksi ... 62

4.1.4.7. Distribusi Perilaku Responden Tentang Rasa Suka Kepada

Seseorang ... 63

4.1.4.8. Distribusi Perilaku Responden Tentang Lawan Jenis Sebagai

Teman ... 63

4.1.4.9. Distribusi Perilaku Responden Tentang Pernah

Berpacaran ... 64

4.1.4.10. Distribusi Perilaku Responden Tentang Melakukan Kontak

Fisik Saat Berpacaran... 64

4.1.4.11. Distribusi Perilaku Responden Tentang Sumber Informasi

Mengenai Mimpi Basah ... 65

4.1.4.12. Distribusi Perilaku Responden Tentang Sumber Informasi

Mengenai Menstruasi ... 66

4.1.4.13. Distribusi Perilaku Responden Tentang Sumber Informasi

Mengenai Hubungan Seksual... 67

4.1.4.14. Distribusi Perilaku Responden Tentang Kunjungan Ke Dokter

Atau Fasilitas Kesehatan Untuk Mendapatkan Pelayanan

Mengenai Kontrasepsi, Kehamilan Atau Penyakit Menular

(9)

xiii

4.1.4.15. Distribusi Perilaku Responden Tentang Rasa Nyaman Dalam

Memberikan Pertanyaan ... 69

4.1.4.16. Distribusi Tingkat Perilaku Responden Secara Keseluruhan ... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1. Simpulan ... 70

5.2. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN ... 76

(10)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut Usia ... 29

Tabel 4.2. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Definisi Kesehatan

Seksual ... 30

Tabel 4.3. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Definisi Kesehatan

Reproduksi ... 31

Tabel 4.4. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Definisi Pubertas ... 32

Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Definisi Menarche ... 33

Tabel 4.6. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Dari

Mimpi Basah ... 34

Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Terjadinya

Kehamilan ... 35

Tabel 4.8. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Berbagai Macam

Alat Kontrasepsi ... 36

Tabel 4.9. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Keperawanan

Yang Dapat Dilihat Dari Cara Berjalan ... 37

Tabel 4.10. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Menstruasi

Pertama Perempuan Lebih Cepat Terjadi Karena Soda ... 38

Tabel 4.11. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Jerawat Yang

Disebabkan Oleh Banyaknya Fantasi Seksual ... 39

Tabel 4.12. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kehamilan Dapat

Terjadi Dalam Satu Kali Hubungan Seksual... 40

Tabel 4.13. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang HIV/AIDS ... 41

Tabel 4.14. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Makan Bersama

Orang Terinfeksi HIV Dapat Tertular ... 41

Tabel 4.15. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penampilan Sehat

(11)

xv

Tabel 4.16. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang HIV Sebagai Penyakit

Yang Disebabkan Virus AIDS ... 43

Tabel 4.17. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden

Secara Keseluruhan ... 44

Tabel 4.18. Distribusi Sikap Responden Tentang Keperjakaan Laki-Laki Yang

Harus Dipertahankan Sampai Ia Menikah ... 44

Tabel 4.19. Distribusi Sikap Responden Keperawanan Perempuan Yang Harus

Dipertahankan Sampai Ia Menikah ... 45

Tabel 4.20. Distribusi Sikap Responden Tentang Pacaran Yang Dilakukan

Sebelum Menikah ... 45

Tabel 4.21. Distribusi Sikap Responden Tentang Kontak Fisik Dapat

Dilakukan Sebelum Menikah ... 46

Tabel 4.22. Distribusi Sikap Responden Tentang Hubungan Seksual Dapat

Dilakukan Sebelum Menikah ... 47

Tabel 4.23. Distribusi Sikap Responden Tentang Pergaulan Bebas Yang

Disebabkan Oleh Kurangnya Pendidikan Kesehatan Seksual

Dan Reproduksi Di Sekolah ... 48

Tabel 4.24. Distribusi Sikap Responden Tentang Pergaulan Bebas Yang

Disebabkan Oleh Kurangnya Komunikasi Dengan Orangtua

Mengenai Kesehatan Seksual dan Reproduksi... 49

Tabel 4.25. Distribusi Sikap Responden Tentang Menarche Sebagai Tanda

Dewasa Seorang Perempuan ... 50

Tabel 4.26. Distribusi Sikap Responden Tentang Mimpi Basah Sebagai Tanda

Dewasanya Seorang Laki-Laki ... 50

Tabel 4.27. Distribusi Sikap Responden Tentang Pil Hormon Wanita Sebagai

Alat Kontrasepsi Paling Efektif... 51

Tabel 4.28. Distribusi Sikap Responden Tentang Alat Kontrasepsi Hanya

Dapat Dipergunakan Oleh Wanita ... 52

Tabel 4.29. Distribusi Sikap Responden Tentang Hak Reproduksi (Memiliki

(12)

xvi

Tabel 4.30. Distribusi Sikap Responden Tentang Usaha Reproduksi Berhak

Diatur Oleh Pria ... 54

Tabel 4.31. Distribusi Sikap Responden Tentang Remaja Tidak Berhak

Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Berkaitan Dengan Kesehatan

Seksual Dan Reproduksi Karena Hal Tersebut Tabu ... 55

Tabel 4.32. Distribusi Sikap Responden Tentang Remaja Tidak Perlu Diberi

Pengetahuan Tentang Kesehatan Seksual Dan Reproduksi Karena

Tabu ... 56

Tabel 4.33. Distribusi Tingkat Sikap Responden Secara Keseluruhan……….. 56

Tabel 4.34. Distribusi Perilaku Responden Tentang Sumber Informasi Mengenai

Perubahan Tubuh, Hubungan Dengan Lawan/Sesama Jenis dan

Bagaimana Menjaga Diri ... 57

Tabel 4.35. Distribusi Perilaku Responden Tentang Informasi Yang Didapat

Dari Sumber Tersebut ... 58

Tabel 4.36. Distribusi Perilaku Responden Tentang Informasi Yang

Dibutuhkan Mengenai Kesehatan Seksual Dan Reproduksi ... 59

Tabel 4.37. Distribusi Perilaku Responden Tentang Kebutuhan Informasi Pada

Remaja Tentang Kesehatan Seksual Dan Reproduksi ... 60

Tabel 4.38. Distribusi Perilaku Responden Tentang Perilaku Mandiri Untuk

Mencari Informasi Tentang Kesehatan Seksual Dan Reproduksi

Apabila Dirasa Belum Cukup ... 61

Tabel 4.39. Distribusi Perilaku Responden Tentang Pemilihan Sumber Yang

Dijadikan Acuan Mencari Informasi Mengenai Kesehatan Seksual

Dan Reproduksi ... 62

Tabel 4.40. Distribusi Perilaku Responden Tentang Rasa Suka Kepada

Seseorang ... 63

Tabel 4.41. Distribusi Perilaku Responden Tentang Lawan Jenis Sebagai

Teman ... 63

Tabel 4.42. Distribusi Perilaku Responden Tentang Pernah Berpacaran ... 64

Tabel 4.43. Distribusi Perilaku Responden Tentang Melakukan Kontak

(13)

xvii

Tabel 4.44. Distribusi Perilaku Responden Tentang Sumber Informasi Mengenai

Mimpi Basah ... 65

Tabel 4.45. Distribusi Perilaku Responden Tentang Sumber Informasi Mengenai

Menstruasi ... 66

Tabel 4.46. Distribusi Perilaku Responden Tentang Sumber Informasi Mengenai

Hubungan Seksual ... 67

Tabel 4.47. Distribusi Perilaku Responden Tentang Kunjungan Ke Dokter Atau

Fasilitas Kesehatan Untuk Mendapatkan Pelayanan Mengenai

Kontrasepsi, Kehamilan Atau Penyakit Menular Seksual ... 68

Tabel 4.48. Distribusi Perilaku Responden Tentang Rasa Nyaman Dalam

Memberikan Pertanyaan ... 69

(14)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Persetujuan Komite Etik Penelitian ... 76

Lampiran 2. Informed Consent ... 77

Lampiran 3. Kuesioner ... 78

Lampiran 4. Hasil Kuesioner Pengetahuan Responden ... 83

Lampiran 5. Hasil Kuesioner Sikap Responden ... 85

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Remaja didefinisikan sebagai perempuan dan laki-laki usia 10-19 tahun yang ditandai dengan perubahan biologis, kognitif, emosional dan sosial. (WHO, 2014).

Salah satu bentuk perilaku risiko tinggi yang terjadi dan menjadi masalah masa remaja adalah perilaku yang berkaitan dengan seks pra nikah. Angka statistik tentang deviasi (penyimpangan) perilaku seks pra nikah anak remaja dari tahun ke tahun semakin besar (Mardiya, 2009).

Masalah kesehatan utama di dunia salah satunya adalah kehamilan dini dan persalinan. Komplikasi terkait dengan kehamilan dan persalinan merupakan penyebab kematian kedua untuk anak perempuan 15-19 tahun secara global. Persentase menunjukan, 11% dari semua kelahiran di seluruh dunia adalah pada perempuan berusia 15 sampai 19 tahun, dan sebagian besar berada di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2014).

World Health Statistics 2014 menempatkan angka kelahiran remaja global pada 49 per 1.000 perempuan. Dari perkiraan 22 juta aborsi tidak aman yang terjadi setiap tahun, 15 persen melibatkan perempuan muda berusia 15-19 dan 26 persen melibatkan mereka yang berusia 20-24.Secara global, perempuan muda membuat lebih dari 60 persen dari semua orang muda yang hidup dengan HIV. Berdasarkan data dari Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) menyimpulkan beberapa temuan terkait perilaku berpacaran remaja yang belum menikah.

1. Sebanyak 29,5% remaja pria dan 6,2% remaja wanita pernah meraba atau merangsang pasangannya.

(16)

2

3. Sebanyak 79,6% remaja pria dan 71,6% remaja wanita pernah berpegangan tangan dengan pasangannya.

Sementara umur berpacaran untuk pertama kali paling banyak adalah 15-17 tahun, yakni pada 45,3% remaja pria dan 47,0% remaja wanita. Dari seluruh usia yang disurvei yakni 10-24 tahun, cuma 14,8% yang mengaku belum pernah pacaran sama sekali.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kesehatan seksual dan reproduksi siswa SMA “X” kota Bandung. Alasan penulis memilih meneliti hal tersebut untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan, sikap terhadap pengetahuan dan perilaku siswa SMA “X” kota Bandung. Lokasi SMA “X” dipilih karena kesediaan sekolah untuk dijadikan bahan penelitian. Hasil penelitian akan membantu SMA “X” untuk mengetahui kebutuhan yang berkaitan tentang pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan dalam latar belakang penelitian, dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

• Bagaimanakah gambaran pengetahuan para siswa SMA “X” terhadap Kesehatan Seksual dan Reproduksi di Kota Bandung tahun 2015

• Bagaimanakah gambaran sikap para siswa SMA “X” terhadap Kesehatan Seksual dan Reproduksi di Kota Bandung tahun 2015

(17)

3

1.3Maksud dan Tujuan

1.3.1Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi dan mengetahui sejauh mana pengaruh kegiatan penyuluhan yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi.

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku para siswa SMA “X” terhadap Kesehatan Seksual dan Reproduksi di Kota Bandung tahun 2015.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah wawasan peneliti dan mahasiswa Universitas Kristen Maranatha mengenai kesehatan seksual dan reproduksi.

1.4.2 Manfaat Praktis

(18)

4

1.5 Landasan Teori

Remaja, anak muda antara usia 10 dan 19 tahun, sering dianggap sebagai kelompok yang sehat. Namun demikian, banyak remaja yang mati muda karena kecelakaan, bunuh diri, kekerasan, kehamilan terkait komplikasi dan penyakit lain yang baik dicegah atau diobati. Banyak lagi menderita gangguan kesehatan kronis dan kecacatan. Selain itu, banyak penyakit serius di masa dewasa memiliki akar dalam masa remaja. Sebagai contoh, penggunaan tembakau, infeksi menular

seksual termasuk HIV (WHO, 2014).

Kesehatan seksual adalah keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial dalam kaitannya dengan seksualitas. Hal ini membutuhkan pendekatan yang positif dan menghormati hubungan seksual dan seksualitas, serta kemungkinan memiliki pengalaman seksual yang menyenangkan dan aman, bebas dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan (WHO, 2014).

Kesehatan reproduksi membahas proses, fungsi dan sistem pada semua tahap kehidupan. Kesehatan reproduksi, menunjukkan bahwa orang dapat memiliki kehidupan seks yang bertanggung jawab, memuaskan dan aman dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk memutuskan apakah, kapan dan seberapa sering untuk melakukannya (WHO, 2014).

Dalam keadaan sehat maupun sakit para remaja perlu mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Pelayanan kesehatan bagi remaja sebaiknya terpisah dengan pelayanan lainnya. Pelayanan tersebut memerlukan keterlibatan yang penuh dari para remaja sendiri, orang tua, petugas kesehatan yang profesional dan masyarakat (Soetjiningsih, 2007).

Hal yang perlu diperhatikan dari klinik remaja adalah tersedianya petugas kesehatan yang menaruh perhatian penuh untuk membantu remaja yang

(19)

70

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Hasil penelitian di SMA “X” kota Bandung didapatkan :

1. Tingkat pengetahuan mengenai kesehatan seksual dan reproduksi pada siswa SMA “X” adalah baik.

2. Tingkat sikap mengenai kesehatan seksual dan reproduksi pada siswa SMA “X” adalah baik.

3. Tingkat perilaku mengenai kesehatan seksual dan reproduksi pada siswa SMA

“X” adalah baik.

Berdasarkan hasil penelitian di SMA “X” kota Bandung dapat disimpulkan bahwa

tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku responden baik.

5.2 Saran

1. Diberikan pendidikan tambahan di sekolah mengenai kesehatan seksual dan

reproduksi terutama yang berkaitan dengan alat-alat kontrasepsi dan HIV serta

AIDS.

2. Penjelasan mengenai mitos-mitos yang berkaitan dengan kesehatan seksual

dan reproduksi harus diluruskan dengan pemberian materi oleh orang yang

kompeten di bidang tersebut, dan akan dijelaskan secara medis.

3. Pihak sekolah dapat menyediakan ruang bertanya bagi siswa tentang

kesehatan seksual dan reproduksi. Siswa dilayani oleh orang yang kompeten

(20)

71

DAFTAR PUSTAKA

Abman, Steven H. (2011). Fetal and neonatal physiology(4th ed.). Philadelphia: Elsevier/Saunders. pg. 46–47.

Albarracín, Dolores, Blair T. Johnson, & Mark P. Zanna. (2005). The Handbook of Attitude. Routledge, pg. 74-78.

Aliansi Remaja Indonesia. (2012). Survei Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi Anak Muda. http://aliansiremajaindependen.org/informasi/survei-hak-kesehatan-seksual-dan-reproduksi-anak-muda.html. Diakses pada 1 September 2015.

Alimoeso, Sudibyo. (2013). Seminar SKRRI 2012 di Hotel Bidakara, Jakarta Pusat. Kamis, 7 November 2013.

Al Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia.

Azwar, S. (2011). Sikap dan Perilaku. Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. h. 3-22.

BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). (2002). Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK Remaja/Mahasiswa). Jakarta.

BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). (2012). Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa (PIK Remaja/Mahasiswa). Jakarta.

Bennett, Linda Rae. (2005). Women, Islam and modernity: single women, sexuality and reproductive health in contemporary Indonesia. Psychology Press. pg. 19–21.

Cleland, John. (2014). Illustrative Questionnaire for interview-Surveys with

Young People.

http://www.who.int/reproductivehealth/topics/adolescence/questionnaire/en/, diakses pada 21 Desember 2015.

Darroch, JE (2013). "Trends in contraceptive use.". Contraception 87 (3): 259– 63.

Departemen Kesehatan RI. (2003). Materi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat 2003.

(21)

72

Dowshen, Steven. (2013). Can a girl get pregnant the first time she has sex?. http://kidshealth.org/teen/expert/birth_control/first_time.html, diakses pada 5 Oktober 2015.

Douek DC, Roederer M, Koup RA (2009). “Emerging Concepts in the Immunopathogenesis of AIDS". Vol. 60: h. 471-484. National Institutes of Health, Bethesda, Maryland.

Duffy, K., Lynch, D. A.; Santinelli, J. (2008). "Government Support for Abstinence-Only-Until-Marriage Education". Clinical Pharmacology & Therapeutics 84 (6): 746–748.

Glasier, A (2010). "Acceptability of contraception for men: a review.". Contraception 82 (5): 453–6.

Guttmacher Institute (2003) In Their Own Right: Addressing the Sexual and Reproductive Health Needs of Men Worldwide. pg. 19–21.

Green, Lawrence. (1980). Health Education Planning A Diagnostic Approach. Baltimore. The John Hopkins University, Mayfield Publishing Co.

Hadiwidjojo, Vera Itabiliana K. (2015). Funtastic You di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan. Selasa, 5 Mei 2015.

Hamilton-Fairley, Diana. "Obstetrics and Gynaecology" (PDF) (Second ed.). Blackwell Publishing.

Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga

Hurlock, E.B. (2004). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2015). Seputar Kesehatan Anak. http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/kapan-anak-dikatakan-mengalami-pubertas.html, diakses pada 5 Oktober 2015.

Jorgensen. M., Keiding, N. Skakkebaek, NE. (1991). Estimation of spermarche from longitudinal spermaturia data.

Komisi Penanggulangan AIDS. (2007). Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS (2003-2007).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Edisi Ketiga. h. 807

(22)

73

Lembaga Peduli Remaja Kriya Mandiri .(2009). Paparan Media Massa Mengenai Informasi Seksualitas. Surakarta.

Mahmud. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Mustika Setia. h. 169.

Mardiya. (2009). Menangani Persoalan Remaja.

http://www.kulonprogokab.go.id/v21/MENANGANI-PERSOALAN-REMAJA_161, diakses pada 19 Januari 2015.

Mardiya. (2012). Perlu, sosialisasi pacaran sehat. http://yogya.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=266, diakses pada 2 Oktober 2015.

Markowitz, edited by William N. Rom ; associate editor, Steven B. (2007). Environmental and occupational medicine (4th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins. h. 745.

McNeely, C., Blanchard, Jayne. (2010). The Teen Years Explained; A Guide to Healthy Adolescent Development.

Monks. (2002). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : UGM.

Naili, Hajer. (2014). Study: Ailing Stats on Global Teen Sex Health. http://womensenews.org/story/reproductive-health/141217/study-ailing-stats-global-teen-sex-health, diakses pada 19 Januari 2015.

National Health Service. (2015). Sugary soft drinks linked to earlier periods in girls. http://www.nhs.uk/news/2015/01January/Pages/Sugary-soft-drinks-linked-to-earlier-periods-in-girls.aspx, diakses pada 2 Oktober 2015.

Naz, RK; Rowan, S (2009). "Update on male contraception.". Current opinion in obstetrics & gynecology21 (3): 265–9.

Neinstein, Lawrence S., Gordon, Catherine M., Katzman, Debra K., Rosen, David S. (2008). Handbook of Adolescent Health Care 5th edition. h.191.

Neinstein, L.S. (2002). Adolescent Health: A Practical Guide, 4 th Edition, Chapter 39: Lippicott Williams and Wilkins, Philadelphia.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

(23)

74

Notoadmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni). Jakarta : Rineka Cipta. hlm. 144.

Perlman, Sally E. Nakajyma, Steven T. and Hertwec S, Paige. (2004). Clinical protocols in pediatric and adolescent gynecology. Parthenon. h. 131.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah. (2007). Hasil Survei Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Bengkulu Tahun 2007.

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Sarwono, W.Sarlito. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Soetjiningsih. (2007). Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto.

Spock, Benjamin., Needlman, Robert. Dr. Spock's Baby and Child Care: 9th Edition. h. 222.

Skinner, B.F. (1938). The Behavior of Organisms: An Experimental Analysis. Cambridge, Massachusetts: B.F. Skinner Foundation.

Stenzel, Pam., Kirgiss, Crystal. (2010). Sex Has a Price Tag: Discussions about Sexuality, Spirituality, and Self Respect. Harper Collins.

Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia. (2007). Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia Provinsi Bengkulu Tahun 2007.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. (2012). Pengetahuan Remaja Mengenai HIV/AIDS Meningkat Tajam (Sumber-sumber informasi

mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja).

http://www.bkkbn.go.id/ViewSiaranPers.aspx?SiaranPersID=100, diakses pada 1 Oktober 2015.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja : Laporan Pendahuluan. h. 8.

The London medical and physical journal, Volume 51.Harvard University. May 15, 2007. p. 211. Retrieved October 8,2011.

Wawan dan Dewi M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. h. 11.

Webster's New World Medical Dictionary. (2008). First, Second and Third Editions. John Wiley & Sons, Inc.

(24)

75

Widyastuti,Y., dkk. (2009). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.

Wong, Donna L, dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Volume 2. Jakarta : EGC.

World Health Organization. (2006). Defining sexual health. http://www.who.int/reproductivehealth/topics/sexual_health/sh_definitions/en/, diakses pada 19 Januari 2015.

World Health Organization. (2013). Asking Young People About Sexual and

Reproductive Behaviour.

http://www.who.int/reproductivehealth/topics/adolescence/questionnaire/en/, diakses pada 31 Oktober 2014.

World Health Organization. (2014). Adolescent Health. http://www.who.int/topics/adolescent_health/en/, diakses pada 19 Januari 2015.

World Health Organization. (2014). Reproductive Health. http://www.who.int/topics/reproductive_health/en/, diakses pada 19 Januari 2015.

World Health Organization. (2014). Research and action needed for adolescent

sexual and reproductive health and rights

http://www.who.int/reproductivehealth/topics/adolescence/research-srh-rights/en/, diakses pada 1 Oktober 2015.

World Health Organization. (2014). Adolescents: health risks and solutions. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs345/en/, diakses pada 19 Januari 2015

Gambar

Tabel 4.47. Distribusi Perilaku Responden Tentang Kunjungan Ke Dokter Atau

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil simulasi, untuk mendapatkan kondisi pembangkit yang optimum di lokasi tersebut diperlukan fraksi campuran ammonia-air sebesar 87% dengan tekanan

[r]

Dengan pemanfaatan UJE (Kulit Jengkol) sebagai pembasmi larvasida diharapkan dapat menjadi salah satu alternative insektisida alternatif bahan alami yang murah dan ramah

Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), hal ini dibuktikan dengan nilai

[r]

Menurut Gerlach dan Ely (Sadiman, (2003: 83) pemilihan media tidak terlepas dari konteksnya, bahwasanya media merupakan komponen dari sistem instruksional secara

Mahasiswa praktikan dalam pelaksanaan mengajar di kelas menyampaikan materi dengan didampingi dan tanpa didampingi oleh Guru Pembimbing. Guru pembimbing masuk ke ruang