• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi keefektifan berjalannya aktivitas dalam organisasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi keefektifan berjalannya aktivitas dalam organisasi."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya aktivitas dalam organisasi.

Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme, dan juga komitmennya terhadap bidang pekerjaan yang ditekuni. Pengembangan sumber daya manusia yang terencana dan berkelanjutan merupakan kebutuhan yang mutlak terutama untuk masa depan organisasi. Manajemen dituntut untuk mengembangkan cara baru untuk mempertahankan karyawan pada produktifitas tinggi serta mengembangkan potensinya agar memberikan kontribusi maksimal pada organisasi. Masalah sumber daya manusia yang kelihatannya hanya merupakan masalah internal dari suatu organisasi sesungguhnya mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat luas sebagai pelayanan publik yang diukur dari kinerja pegawai.

Setiap individu yang tergabung di dalam sebuah organisasi memiliki budaya yang berbeda. Sama halnya dengan manusia, organisasi juga mempunyai sifat-sifat tertentu. Melalui sifat tersebut kita juga dapat mengetahui bagaimana karakter dari organisasi tersebut. Sifat tersebut kita kenal dengan budaya organisasi atau organization culture. Budaya yang dimiliki oleh setiap suku bangsa memiliki sistem nilai dan norma dalam mengatur masing-masing anggotanyaa ari suku bangsa tersebut maupun orang yang berasal dari suku lain, dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu organisasi juga memiliki budaya

(2)

yang mengatur anggota-anggotanya untuk bertindak. Budaya memberikan identitas bagi para anggota organisasi dan membangkitkan komitmen terhadap keyakinan dan nilai yang lebih besar dari dirinya sendiri. Suatu budaya organisasi berfungsi untuk menghubungkan para anggotanya sehingga mereka tahu bagaimana berinteraksi satu sama lain.

Dalam melaksanakan aktivitas pelayanan dalam penyampaian data dan informasi terkait kebencaan kepada masyarakat, maka sesuai undang-undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia memutuskan dan menetapkan undang-undang tentang penanggulangan bencana.

Untuk mewujudkan tujuan instansi dalam penyampaian informasi kepada masyarakat terkait kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana membuat peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana nomor 1 tahun 2006 tentang organisasi dan tata kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang terkandung didalam bab II pasal 263 tentang “Pusat Data, Informasi dan Humas mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian, pengelolaan data dan informasi, pengembangan basis data dan sistem informasi serta pelaksanaan hubungan masyarakat di bidang penanggulangan bencana”

sebagaimana telah tertuang dalam pasal 264 tentang fungsi Pusat Data, Informasi dan Humas yaitu :

a. Penyusunan rencana dan program pengelolaan data, informasi dan humas di bidang penanggulangan bencana.

b. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data spasial dan statistik.

(3)

c. Penyusunan, pembinaan dan pengembangan basisdata bencana.

d. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian informasi di bidang kebencanaan.

e. Penyusunan, pembinaan dan pengembangan sistem informasi penanggulangan bencana.

f. Pengelolaan dan pengembangan jaringan informasi dan komunikasi.

g. Penyiapan hubungan dengan pers dan media, serta pengelolaan dokumentasi penanggulangan bencana.

h. Penyiapan urusan penerangan kepada masyarakat di bidang penanggulangan bencana serta pengelolaan perpustakaan dan,

i. Evaluasi dan penyusunan laporan pengelolaan data, informasi dan humas di bidang penanggulangan bencana.

Pusat Data, Informasi dan Humas sesuai fungsi diatas merupakan satu- satunya unit yang dapat memberikan informasi kepada masyrakat secara akurat dan tepat berdasarkan data-data yang telah diproses dan diolah dari berbagi sumber. Melalui budaya organisasi dan komitmen instansi dalam melayani masyarakat dalam bidang kebencanaan diharapkan pegawai dapat memberikan kontribusi terhadap kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan informasi terkait kebencanaan.

Kinerja yang dimiliki oleh instansi pemerintah pada hakikatnya merupakan suatu akibat dari persyaratan kerja yang harus dipenuhi oleh pegawai. Didalam lingkungan pegawai negeri sipil disebut dengan penilaian pelaksanaan pekerjaan.

Penilaian prestasi kerja pegawai negri sipil merupakan suatu proses penilaian

(4)

secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS (Pasal 1 ayat 2 PP No. 46 Tahun 2011). Penilaian prestasi kerja tersebut terdiri dari dua unsur yaitu SKP (sasaran kerja pegawai) dan perilaku kerja dengan bobot penilaian masing-masing unsur SKP sebesar 60%

dan Perilaku Kerja sebesar 40%. Hasil penilaian prestasi kerja PNS dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) merupakan rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS yang dilakukan berdasarkan kurun waktu tertentu. Sasaran kerja pegawai meliputi unsur, a. kuantitas yang merupakan ukuran jumlah atau banyaknya hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai. b. kualitas yang merupakan ukuran mutu setiap hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai.

Menurut peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1979 tata cara penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah seorang pejabat penilai atau atasan langsung yang menilai pegawai, wajib melakukan penilaian terhadap pegawai yang berada langsung dibawahnya jika atasan tersebut telah membawahi pegawai yang dinilai sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan lamanya. Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan sebutan angka sebagai berikut :

a. amat baik = 91 -100

b. baik = 76 – 90

c. cukup = 61 – 75

d. sedang = 51- 60

e. kurang = 50 kebawah

(5)

Tabel 1.1

Hasil Penilaian Kinerja Pegawai Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2014

Dari data diatas dapat dilihat bahwa sasaran pencapaian kerja terjadi flutuaktif dari setiap indikatornya. Terlihat dari semua aspek/indikator tidak ada yang menunjukan pada pencapai amat baik. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah menuju kearah profesionalisme dan menunjang terciptanya pemerintah yang baik, perlu adanya penyatuan arah dan pandang bagi pegawai pemerintah yang dapat dipergunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas, baik manajerial maupun operasional. Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah kesanggupan pegawai negeri sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-perundangan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan diberikan sangsi atau dijatuhi hukuman. Pendisiplinan pegawai sangat perlu untuk meningkatkan citra, kerja dan kinerja pegawai.

Pada peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 18 Tahun 2014 tanggal 13 Desember 2014 tentang hari dan jam kerja pegawai telah disebutkan akan diberikan sanksi disiplin mulai dari yang ringan, sedang dan

No Unsur penilaian Indikator Rata - Rata

Nilai Keterangan

1 SKP Sasaran Kerja Pegawai

(SKP) 90 Baik

2 Perilaku Kerja

Orientasi Pelayanan 87 Baik

Integritas 82 Baik

Komitmen 73 cukup

Disiplin 75 cukup

Kerjasama 89 baik

Kepemimpinan 90 baik

(6)

berat jika pegawai melanggar peraturan. Menurut Kepala Sub. Bagian Tatausaha Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB menyatakan “masih banyak pegawai yang kurang disiplin dalam bekerja terutama pada kehadiran, akibatnya dalam penilaian kinerja pegawai yang dievaluasi setiap tahun dengan sistem penilaian yang digunakan melalui sasaran kinerja pegawai (SKP) tidak banyak yang mengalami peningkatan”. Berikut rekapitulasi kehadiran berdasarkan fungsi jabatan pada tabel 1.2

Tabel 1.2

Rekapitulasi Kehadiran berdasarkan Fungsi Jabatan Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB

No Fungsi Jabatan Hari

Kerja TK L E

1 Kepala Pusat Data, Informasi dan

Humas 21 1 2 6

2 Kepala Bidang Data 21 2 4 6

3 Kasubid Media Elektronik 21 3 7 7

4 Kasubid Media Cetak 21 2 6 5

5 Kasubid Pengelolaan Data Statistik 21 3 5 7 6 Kasubid Pengelolaan Data Spasial 21 2 7 6

7 Kasubid Teknik dan IT 21 1 4 6

8 Kasubid Tata Usaha 21 2 3 5

9 Pusatakawan BNPB 21 2 3 4

10 Pranata Komputer 21 6 8 11

11 Pranata Humas 21 4 7 10

12 Surveyor Pemetaan 21 5 8 12

13 Analis Data Statistik 21 4 8 11

14 Tata Usaha 21 2 5 9

Jumlah 39 77 105

Sumber: Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB 2014 Keterangan rekapitulasi kehadiran :

TK : Tanpa Keterangan L : Telat

E : Mendahului

(7)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada absensi pegawai masih banyak pegawai yang melakukan pelanggaran dengan meninggalkan kantor disaat jam kerja, membolos atau tidak masuk tanpa keterangan, masuk dan pulang tidak sesuai jam kantor. Berdasarkan data dan uraian diatas bahwa budaya organisasi dan komitmen organisasional perlu dibangun dan diupayakan agar terjadi peningkatan kinerja, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Pegawai Pada Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana?

2. Apakah komitmen organisasional berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana?

C. Batasan Masalah

Guna mempersempit ruang lingkup masalah, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini mengenai “Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Pegawai Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana”. Untuk subyek penelitian, penulis membatasi hanya Pegawai Negri Sipil di Lingkungan Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

(8)

D. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Pusat Data, Informasi dan Humas.

2. Untuk mengetahui apakah komitmen organisasional berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Pusat Data, Informasi dan Humas.

2. Kontribusi Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1. Kegunaan Teoritas

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi penulis dan juga menambah ilmu, baik teori maupun praktek.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi bagi penelitian yang selanjutnya

2. Kegunaan Praktis a. Bagi penulis

Penelitian ini memberikan wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai sumber daya manusia khususnya tentang budaya organisasi, komitmen organisasional dan kinerja pegawai.

(9)

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan menentukan kebijakan yang akan diambil, guna melihat apakah budaya organisasi dan komitmen organisasional mempengaruhi kinerja pegawai bagi instansi/lembaga itu sendiri.

c. Bagi Peneliti Sejenis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian sebelumnya yang akan mengadakan penelitian dengan judul yang sama.

Referensi

Dokumen terkait

Mungkin dari latar keluarga yang berbeda-beda sehingga motivasi yang dimiliki siswa untuk belajar yang lebih giat lagi itu kurang, sehingga kami para guru

Pengoperasian radio komunikasi berada pada Pusdalops Penanggulangan Bencana dan berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 15 Tahun 2012 tentang

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 11.. Peraturan Daerah Kota

Beberapa jenis satelit lain telah diketahui dan istilah tersebut sekarang sering digunakan untuk menyatakan suatu virus atau asam nukleat yang tidak dapat bermultiplikasi dalam

Dibuatkan kerangka pemikiran untuk menganalisa masalah pada Biru Royal Atribut ini, maka diperlukan pendekatan masalah dengan metode fishbone, observasi, business model

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melepasliarkan 1.000 ekor ikan Capungan Banggai atau yang biasa dikenal sebagai Banggai Cardinal Fish (BCF) dan 25 ekor

[r]

Aceh adalah daerah provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa yang diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan