• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. perkebunan. Indonesia merupakan salah satu dari negara di dunia yang menjadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENDAHULUAN. perkebunan. Indonesia merupakan salah satu dari negara di dunia yang menjadi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Kopi sejak dahulu sudah menjadi salah satu komoditas unggulan pada sektor perkebunan. Indonesia merupakan salah satu dari negara di dunia yang menjadi penghasil kopi setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia yang terbesar di dunia.

Indonesia terkenal karena memiliki jenis kopi yang beranekaragam. Kekayaan jenis kopi yang terdapat di Indonesia membuat mata dunia memandang kopi Indonesia sebagai sesuatu yang menarik untuk di konsumsi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah ekspor kopi tahun 2014-2018 di Indonesia mengalami fluktuasi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Ekspor Kopi Tahun 2014-2018 (ribu ton)

Tahun

Ekspor Volume

(ton)

Nilai (000 US$)

2014 384.816

502.021

1.039.341

2015 1.197.735

2016 414.651 1.008.543

2017 467.800 1.187.157

2018 279.961 815.933

Rata-rata 409.849,8 886.904,8

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2019

Berdasarkan data pada Tabel 1 terlihat bahwa volume ekspor kopi tahun 2014-2018 mengalami fluktuasi. Tahun 2015 memiliki tingkat kenaikan volume ekspor paling tinggi yaitu sebesar 30,4%, sedangkan untuk penurunan terbesar terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar 40,2%. Hal ini disebabkan karena ekspor kopi mengalami hambatan produksi dan tidak adanya kegiatan supply pada komoditas kopi serta konsumsi dalam negeri semakin meningkat (BPS, 2018). Kopi tidak

(2)

hanya menjadi komoditas perkebunan yang unggul dalam ekspor saja namun juga sudah menjadi konsumsi masyarakat Indonesia di dalam negeri. Nasution (2018) mengungkapkan bahwa konsumsi kopi Nasional meningkat cukup pesat dalam lima tahun terakhir yaitu 8,8%/tahun. Namun demikian, tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi kopi yang cenderung stagnan bahkan negatif rata-rata minus 0,3%/tahun.

Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang banyak mengusahakan tanaman perkebunan baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar negara atau swasta. Provinsi Jambi pada tahun 2019 menduduki urutan ke-12 sebagai provinsi dengan luas lahan dan produksi kopi terbesar di Indonesia (Lampiran 1). Menurut Rahardjo (2012), Selain dapat meningkatkan devisa negara, kopi juga merupakan sumber penghasilan untuk kurang lebih dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia. Kopi yang dibudidayakan di Provinsi Jambi antara lain: kopi arabika, kopi robusta dan kopi liberika. Lokasi budidaya kopi arabika di Provinsi Jambi terdapat di Kabupaten Merangin, Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci (Lampiran 2) hal ini karena di Indonesia sendiri kopi arabika sebaiknya ditanam pada ketinggian 700-1700 mdpl (Siregar, 2016).

Wilayah Kerinci merupakan dataran tinggi dengan elevasi antara 1.400- 1.700 mpdl, sehingga budidaya kopi arabika sangat kondusif (Prastowo et all, 2010). Keberadaan kopi arabika Kerinci dikenal memiliki cita rasa yang khas pada rasa dan aroma sehingga tidak hanya diminati penikmat kopi di Jambi, akan tetapi juga berpeluang menjadi komoditas ekspor di Indonesia. Cita rasa kopi Arabika Kerinci memiliki karakter menarik dengan accidity (keasaman), rasa rempah, dan

(3)

memenuhi kriteria yang bagus (Prasetyo, 2018). Peningkatan produksi kopi arabika di Kabupaten Kerinci dapat terlihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Jumlah Petani Kopi Arabika di Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2018

Tahun

Luas Areal

(ha)

Komposisi Tanaman

(ha) Produksi

(ton)

Jumlah Petani/kk

TBM TM TR

2014 437 346 91 - 81 439

2015 629 456 173 - 138 533

2016 654 426 228 - 144 1.360

2017 809 541 268 - 171 1.440

2018 1.097 779 318 - 203 1.732

Sumber : Dinas Perkebunan Jambi, 2019

Berdasarkan data pada Tabel 2 terlihat bahwa perkembangan luas areal, produksi dan jumlah petani kopi arabika di Kabupaten Kerinci setiap tahunnya mengalami peningkatan. Selama tahun 2014-2018 luas areal mengalami peningkatan sebesar 26,80%/tahun diikuti peningkatan rata-rata produksi sebesar 28,05%/tahun, Jika dibandingkan dengan kopi robusta jumlah petani yang mengusahakan kopi arabika jauh lebih sedikit (Lampiran 3) jumlahnya yang lebih sedikit ini membuat harga dari kopi arabika Kerinci lebih tinggi dari jenis kopi lainnya. Menurut Wahyudi E dan Izhar L (2018) pengembangan kopi arabika kerinci masih menghadapi berbagai permasalahan seperti: (a). Kondisi pemasaran (b). Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran (c). Strategi pemasaran yang belum baik.

Pada Tahun 2017 beberapa anggota Masyarakat Peduli Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika Kerinci berinisiatif mendirikan sebuah koperasi yang bertujuan untuk memotong rantai pasok kopi arabika yang telalu panjang dan merugikan petani serta meningkatkan pendapatan petani dengan pemasaran bersama, koperasi ini diberi nama Koperasi Koerintji Barokah Bersama. Hadirnya

(4)

Koperasi Koerintji Barokah Bersama diharapkan mampu membuka peluang pasar yang lebih besar bagi petani kopi arabika untuk memasarkan kopi arabikanya serta lebih berpihak kepada petani dalam penentuan harga, berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jambi Koperasi Koerintji Barokah Bersama tercatat sebagai koperasi pemasaran di Kabupaten Kerinci (Lampiran 4)

Sejak awal berdiri Koperasi Koerintji Barokah Bersama sudah menjadi mitra dari Rikolto yang merupakan sebuah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) asal Belgia yang memfokuskan diri dalam mendukung petani kecil untuk mengambil peran mereka dalam pengentasan kemiskinan di pedesaan. Selain itu Koperasi Koerintji Barokah Bersama juga menjadi satu-satunya produsen kopi arabika di Provinsi Jambi yang memiliki Indikasi Geografis Kopi yang terdaftar di Ditjen HAKI Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia. (Lampiran 5).

Tahun 2017 Koperasi Koerintji Barokah Bersama hanya mampu memasarkan produk yang dihasilkan melalui koperasi di kabupaten tetangga baru pada tahun 2018 koperasi Koerintji Barokah Bersama mulai mampu memasarkan sendiri hasil produksi kopi arabika ke pasar domestik dan pada tahun 2019 Koperasi Koerintji Barokah Bersama untuk pertama kalinya melakukan ekspor kopi arabika dalam bentuk green bean sebanyak 15,5 Ton ke Belgia (dikutip dari beritasatu.com).

Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan melalui Surat Keputusan Nomor 02.ETK-02.19.0211 Tahun 2019, sudah memberikan izin kepada Koperasi Koerintji Barokah Bersama menjadi Eksportir Terdaftar Kopi (ETK). Saat pertama kali ekspor Koperasi Koerintji Barokah Bersama belum mampu melakukan ekspor secara mandiri melainkan dengan bantuan eksportir CV.

Yuda Putra namun terhitung pada Agustus 2020 Koperasi Koerintji Barokah

(5)

Bersama mulai mandiri melakukan ekspornya tanpa bantuan eksportir dengan jangkauan hingga ke berbagai negara seperti Belgia, Jepang, Korea Selatan, Amerika bahkan Hongkong.

Koperasi Koerintji Barokah Bersama merupakan produsen kopi specialty arabika yang memproduksi kopi arabika dalam beberapa bentuk seperti green bean, roasted bean dan kopi bubuk. Dari ketiga bentuk kopi arabika yang di produksi oleh Koperasi Koerintji Barokah Bersama hanya green bean yang jangkauan pemasarannya luas dan telah menembus pasar ekspor, sedangkan untuk produk roasted bean dan kopi bubuk hanya bisa dibeli jika mengunjungi secara langsung Koperasi Koerintji Barokah Bersama atau melakukan pemesanan terlebih dahulu.

Koperasi Koerintji Barokah Bersama memproduksi beberapa jenis green bean yang berbeda, jenis green bean dihasilkan dari cara pengolahan cherry bean yang, pada Koperasi Koerintji Barokah Bersama terdapat 7 jenis pengolahan green bean yaitu Natural, Honey, Blue Honey, Wethull, Fullywash, Anaerobic Natural dan Anaerobic Honey.

Dalam proses pengolahan dari cherry bean menjadi green bean Koperasi Koerintji Barokah Bersama memiliki Unit Pengolahan Hasil (UPH) yang tersebar di 3 kecamatan berbeda yaitu Kecamatan Kayu Aro Barat, Kayu Aro dan Gunung Tujuh (lampiran 7), tujuan dari pembentukan UPH agar produksi tidak hanya terpusat di Kecamatan Gunung Tujuh saja namun pada kecamatan lain yang juga terdapat petani mitra, selain itu pembentukan UPH diharapkan mampu menyerap tenaga kerja yang ada disekitar UPH serta memudahkan akses bagi petani untuk menjual cherry bean. UPH hanya melakukan proses pengolahan pasca panen (cherry bean menjadi green bean), kemudian green bean dari masing-masing UPH

(6)

akan dikumpulkan di Koperasi Koerintji Barokah Bersama yang terletak di Kecamatan Gunung Tujuh untuk dicek kembali kualitasnya, dikemas, diolah menjadi roasted bean atau kopi bubuk hingga dikirimkan kepada pembeli.

Pada awal tahun 2020, Indonesia bahkan dunia dilanda sebuah wabah covid 19 yang menyebabkan jutaan manusia dibelahan bumi harus kehilangan nyawa.

Covid 19 bukan hanya menyerang kesehatan warga namun juga menyebabkan lumpuhnya berbagai sektor di seluruh dunia. Himbauan untuk tetap dirumah saja dan menghindari ruang publik ikut menjadi pemicu berbagai pusat-pusat perbelanjaan, cafe-cafe, restoran dan ruang publik lain menjadi sepi. Hal ini secara tidak langsung sangat mempengaruhi volume penjualan green bean kopi arabika Koperasi Koerintji Barokah Bersama khususnya untuk penjualan di pasar dalam negeri. Jika biasanya untuk pasar dalam negeri saja volume penjualan green bean berkisar antara 1-1,5 ton/bulan maka rata-rata tahun 2020 hanya 300 kg/bulan.

Berikut disajikan dalam bentuk diagram volume menjualan green bean kopi arabika Koperasi Koerintji Barokah Bersama Tahun 2017 - 2020

Gambar 1. Volume Penjualan Green Bean Kopi Arabika Koperasi Koerintji Barokah Bersama Tahun 2017 – 2020

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000

2017 2018 2019 2020

Volume Penjualan (kg)

Tahun

(7)

Dari diagram diatas diketahui bahwa volume penjualan green bean kopi arabika Koperasi Koerintji Barokah Bersama dari tahun 2017 – 2019 terus mengalami peningkatan, bahkan pada tahun 2018 terjadi peningkatan penjualan green bean sebesar 7 kali lipat sebesar 47.262 kg dari tahun 2017 yang hanya sebesar 6.000 kg. Namun, pada tahun 2020 terjadi penurunan volume penjualan menjadi 53.613 kg, terjadi penurunan sebanyak 1.606 kg dibanding volume penjualan pada tahun 2019.

Selain penurunan penurunan volume penjualan juga terjadi penurunan harga green bean dibanding tahun sebelumnya. Penurunan harga terjadi, dikarenakan pihak koperasi barokah memberikan diskon harga karena khawatir stok tidak habis, penurunan harga ini dipicu oleh menurunkan pendapatan masyarakat saat pandemi sehingga daya beli masyarakat ikut menurun meskipun demikian keunikan citarasa yang dimiliki masing-masing kopi membuat green bean kopi arabika Koperasi Koerintji Barokah Bersama memiliki pasar tersediri, Koperasi Koerintji Barokah Bersama memproduksi kopi single origin yang menjadikan nama Kerinci menjadi terangkat hal ini mendatangkan keuntungan karena pemerintah daerah senantiasa mendukung produk-produk asli daerah, meskipun demikian Koperasi Koerintji Barokah Bersama juga memiliki pesaing yang juga merupakan produsen kopi arabika single origin Kerinci.

Berdasarkan hasil Kuliah Kerja Lapang Varwasih (2020) diketahui bahwa dalam pembagian pekerjaan tingkat manajemen pada Koperasi Koerintji Barokah Bersama masih terjadi double job hal ini disebabkan keterbatasan Sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Koperasi Koerintji Barokah Bersama, keterbatasan sumberdaya juga berpengaruh terhadap jalannya kegiatan budidaya kopi serta

(8)

produksi dan pemasaran green bean kopi arabika pada Koperasi Koerintji Barokah Bersama.

Ketersediaan bahan baku menjadi faktor penting dalam kegiatan produksi, pada Koperasi Koerintji Barokah Bersama bahan baku (cherry bean) berasal dari petani mitra yang tersebar di 3 kecamatan namun dalam ketersediaan bahan baku perubahan iklim memegang peranan dikarenakan perubahan iklim seperti curah hujan yang tidak teratur dapat menggangu pertumbuhan tanaman kopi dan akan berakibat pada produksi kopi, selain itu cuaca juga menjadi faktor penting pada proses pengolahan green bean dikarenakan proses penjemuran green bean masih sangat mengandalkan cahaya matahari.

Berbagai faktor tersebut menandakan bahwa dalam memasarkan green bean Koperasi Koerintji Barokah Bersama harus benar-benar menyusun strategi pemasaran yang tepat jika ingin terus bertahan dalam industri kopi. Manap (2016) mengartikan strategi pemasaran sebagai penetapan suatu rencana untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Penyusunan strategi pemasaran penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan faktor internal maupun eksternal sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Memahami faktor internal dan eksternal perusahaan berarti mengenali apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari dalam perusahaan serta apa yang akan menjadi peluang dan ancaman dari luar perusahaan.

Selain harus mengetahui faktor internal dan ekternal strategi pemasaran yang sudah diterapkan perlu juga melakukan pengukuran terhadap strategi pemasaran yang sebelumnya sudah diterapkan melalui pengukuran kinerja pemasaran.

Pengukuran mengenai kinerja pemasaran perlu dilakukan untuk menjadi tolak ukur

(9)

serta bahan evaluasi bagi perusahaan untuk mengetahui apa saja kekurangan yang dimiliki sehingga kedepan dapat memperbaikinya.

Kotler (2019) menyatakan ada dua metode besar yang bisa digunakan untuk mengukur kegiatan pemasaran yaitu: a). Ukuran pemasaran (marketing metrics) digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh pemasaran, b). Bauran pemasaran yang digunakan untuk memperkirakan bagaimana hasil dari kegiatan pemasaran, elemen-elemen dari bauran pemasaran (marketing mix) disebut dengan 4P yaitu: product (produk), price (harga), promotion (promosi) dan place (tempat/saluran distribusi) merupakan variabel-variabel yang dapat dikontrol perusahaan sebagai sarana komunikasi dalan memahami dan memuaskan konsumen.

Berdasarkan uraian diatas untuk merumuskan strategi pemasaran greenbean kopi arabika yang tepat bagi koperasi Koerintji Barokah Bersama dan mengukur seberapa besar kinerja pemasaran yang selama ini diterapkan Koerintji Barokah Bersama penting untuk dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi dan Kinerja Pemasaran Green Bean Kopi Arabika Koperasi Koerintji Barokah Bersama Di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci”.

1.2 Rumusan Masalah

Kabupaten Kerinci merupakan penghasil kopi arabika terbesar di Provinsi Jambi. Usaha pengolahan kopi arabika diharapkan dapat memberikan keuntungan yang sesuai bagi para petani dan para pelaku usaha kopi arabika. Perkembangan komoditas kopi arabika tidak terlepas dari berbagai permasalahan baik dari aspek produksi maupun rantai pemasaran. Petani seringkali kekurangan informasi mengenai pasar sehingga membuat petani tidak tahu mengenai harga pasaran kopi

(10)

arabika. Hadirnya Koperasi Koerintji Barokah Bersama diharapkan mampu menjadi sumber informasi yang valid bagi petani.

Koperasi Koerintji Barokah Bersama merupakan bagian penting dari rantai pasok kopi arabika kerinci karena Koperasi Koerintji Barokah Bersama merupakan satu-satunya koperasi petani kopi arabika yang mampu memasarkan kopi arabikanya dalam berbagai bentuk secara mandiri baik ke dalam negeri maupun luar negeri. Penting bagi Koperasi Koerintji Barokah Bersama untuk senantiasa mempertahankan kedudukannya pada pasar kopi baik dalam dan luar negeri.

Pengembangan kopi arabika kerinci saat ini masih menghadapi berbagai permasalahan seperti: (a). Kondisi pemasaran (b). Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran (c). Strategi pemasaran yang belum baik.

Fenomena ini juga dialami Koperasi Koerintji Barokah Bersama, dalam kegiatan produksi Koperasi Koerintji Barokah Bersama sangat bergantung pada faktor alam sedangkan dalam pemasaran ada banyak faktor yang akan mempengaruhi. Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal apa saja yang berpengaruh terhadap Koperasi Koerintji Barokah Bersama dan strategi pemasaran seperti apa yang seharusnya diterapkan perlu melakukan analisis strategi pemasaran green bean kopi arabika Koperasi Koerintji Barokah Bersama. Selain itu, penting untuk melakukan pengukuran terhadap kinerja dari pemasaran green bean kopi arabika Koperasi Koerintji Barokah Bersama untuk melihat apakah sejauh ini strategi pemasaran yang diterapkan sudah berjalan dengan baik atau belum sehingga perlu dilakukan pengukuran terhadap kinerja pemasaran.

Perumusan mengenai strategi pemasaran didasarkan pada analisis menyeluruh mengenai pengaruh dari faktor lingkungan internal dan eksternal

(11)

perusahaan. Alat yang dapat dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis dari sebuah perusahaan adalah Matriks SWOT (Strenght – Weaknesses – Opportunities – Thearts). Matriks SWOT secara jelas dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman dari luar perusahaan dapat disesuaikan dengan apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari dalam perusahaan itu sendiri. Analisis SWOT (Strenght – Weaknesses – Opportunities – Thearts) merupakan cara untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal.

Selain melihat bagaimana strtagei pemasaran yang harus diterapkan penting juga untuk mengukur mengenai kinerja pemasaran yang merupakan dampak dari penerapan strategi pemasaran, Kinerja pemasaran merupakan penilaian terhadap strategi pemasaran yang sudah diterapkan perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran umum kegiatan pemasaran green bean kopi arabika pada Koperasi Koerintji Barokah Bersama?

2. Apasaja Faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pemasaran green bean Koperasi Koerintji Barokah Bersama?

3. Bagaimana penerapan strategi pemasaran green bean kopi arabika Koperasi Koerintji Barokah Bersama?

4. Bagaimana kinerja pemasaran green bean kopi arabika dari Koperasi Koerintji Barokah Bersama?

1.3 Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

(12)

1. Mengetahui gambaran umum kegiatan pemasaran green bean kopi arabika pada Koperasi Koerintji Barokah Bersama.

2. Mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran green bean Koperasi Koerintji Barokah Bersama.

3. Menganalisis penerapan strategi pemasaran green bean kopi arabika Koperasi Koerintji Barokah Bersama.

4. Menganalisis kinerja pemasaran green bean kopi arabika dari Koperasi Koerintji Barokah Bersama.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi strata 1 di Fakultas Pertanian Universitas Jambi, untuk melatih kemampuan analisis serta Latihan di dalam menerapkan ilmu-ilmu yang dipelajari.

2. Bagi masyarakat maupun pembaca, sebagai informasi dan pengembangan ilmu yang dapat dijadikan literatur dalam melakukan penelitian.

3. Bagi Koperasi, dapat dijadikan sebagai saran dan pertimbangan koperasi dalam menyusun strategi pemasaran serta mengambil keputusan dalam alokasi pengeluaran.

Gambar

Gambar 1. Volume Penjualan Green Bean Kopi Arabika Koperasi Koerintji  Barokah Bersama Tahun 2017 – 2020

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat (Slameto, 2003:54). Selama ini

Namun, mengadopsi tindakan pembatasan, seperti mengeluarkan larangan iklan yang ditujukan pada anak di bawah usia tertentu (biasanya di bawah usia 12, Valkenburg, 2000), yang

gan baik, dan (4) guru harus lebih memaksimalkan penggunaan media CD pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat lebih meningkat di

Salah satu komoditi perkebunan andalan yang dapat mengambil peran dalam pembangunan sektor pertanian, yang menjadi bahan baku industri adalah kopi.. Kopi memegang peranan

Bahan baku adalah salah satu unsur penting yang sangat mempengaruhi kegiatan produksi suatu industri. Tanpa bahan baku yang cukup maka proses produsi dapat

Dalam hal ini juga diperlukan inovasi dalam penerapan bentuk pembelajaran yang tepat, inovasi tersebut selain dilakukan oleh guru pada proses belajar mengajar

Maka memang benar bahwa sudah saatnya umat Islam mempunyai mata uang sendiri yang solid seperti yang dilakukan bangsa eropa dengan mata uang Euro-nya untuk memperlihatkan

Namun apabila limbah hasil produksi dapat di gunakan kembali sebagai bahan campuran beton, maka akan mengurangi jumlah bahan utama yang di gunakan, di dalam