• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DETERMINAN PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG PULUT DI DESA CARAMMING KECAMATAN BONTOTIRO KABUPATEN BULUKUMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS DETERMINAN PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG PULUT DI DESA CARAMMING KECAMATAN BONTOTIRO KABUPATEN BULUKUMBA"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DETERMINAN PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG PULUT DI DESA CARAMMING KECAMATAN BONTOTIRO

KABUPATEN BULUKUMBA

SIFA KHAERUNNISA 105961125716

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

i ANALISIS DETERMINAN PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

PULUT DI DESA CARAMMING KECAMATAN BONTOTIRO KABUPATEN BULUKUMBA

SIFA KHAERUNNISA 105961125716

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

ii

(3)

ii

iii

(4)

iv iii

(5)

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Determinan Pendapatan Usahatani Jaung Pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Januari 2021

Sifa Khaerunnisa

v

(6)

v

ABSTRAK

SIFA KHAERUNNISA.105961125716.Analisis Determinan Pendapatan Usahatani Jagung Pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba. Dibimbing oleh MOHAMMAD NATSIR dan ARDI RUMALLANG.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani jagung pulut dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba.

Populasi dalam penelitian ini dilakukan pada petani jagung pulut di Desa Caramming. Sementara untuk penentuan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling dengan mengambil 30% dari populasi yang ada. Sampel yang digunakan sebanyak 31 orang. Analisi data yang digunakan analisis pendapatan dan regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Rata-rata pendapatan responden usahatani jagung pulut di Desa Caramming yaitu Rp 7.249.864. (2) berdasarkan hasil dari analisis regresi linear berganda menunjukkan R Square sebesar 79,88%, atau ada 20,12% keragaman dalan faktor pendapatan usahatani yang tidak mampu dijelaskan oleh seluruh variable independent yang ada. Hasil uji F menjelaskan bahwa faktor produksi,luas lahan, upah tenaga kerja, biaya benih, biaya pestisida, dan biaya pupuk secara bersama sama berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani jagung pulut. Sedangkan hasil uji T menjelaskan bahwa variabel independent yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen pada taraf nyata 0,05 adalah luas lahan (X1), upah tenaga Kerja (X2), dan biaya pupuk (X5).

sedangkan bibit (X3) dan pestisida (X4) tidak menunjukkan nilai yang signifikan terhadap pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

Kata Kunci : Jagung Pulut, Pendapatan

vi

(7)

vi

ABSTRACT

SIFA KHAERUNNISA.105961125716. Determinant Analysis of Pulut Corn Farming Income in Caramming Village, Bontotiro District, Bulukumba Regency.

Guided by MOHAMMAD NATSIR and ARDI RUMALLANG.

This study aims to find out the income of pulut corn farming and factors that affect the income of corn farming pulut in Caramming Village, Bontotiro District, Bulukumba Regency.

The population in this study was conducted on pulut corn farmers in Caramming Village. While for the determination of samples is done with simple random sampling teknik by taking 30% of the existing population. The sample used as many as 31 people. Data analysis used multiple revenue analysis and linear regression.

The results showed that: (1) The average income of respondents of pulut corn farming in Caramming Village is Rp 7,249,864. (2) based on the results of multiple linear regression analysis shows R Square at 79.88%, or there is 20.12%

diversity in farming income factors that are not able to be explained by all existing independent variables. F test results explain that factors of production, land area, labor wages, seed costs, pesticide costs, and fertilizer costs together have a real effect on the income of corn farming pulut. While the results of the T test explained that independent variables that have a significant effect on dependent variables at a real level of 0.05 are land area (X1), labor wages (X2), and fertilizer costs (X5). while seedlings (X3) and pesticides (X4) do not show significant value to the revenue of corn farming pulut in Caramming Village, Bontotiro District, Bulukumba Regency

Keywords : Corn Pulut, Income

vii

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah-Nya dan karunianyalah yang telah dilimpahkan kepada penulis dengan penuh ketenangan hati dan keteduhan pikiran untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Determinan Pendapatan Usahatani Jagung Pulu di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba,

Dalam penyusunan skripsi penulis menghadapi banyak kendala, akan tetapi kendala itu mampu diselesaikan dengan baik berkat arahan dan bimbingan yang senantiasa membimbing kami dan motivasinya selama penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada yanh terhormat :

1. Bapak Dr. Mohammad Natsir S.P., M.P selaku pembimbing utama dan Bapak Ardi Rumallang S.P., M.M selaksu pembimbing pendamping yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi dapat diselesaikan

2. Ibu Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Kedua orang tua tercinta ayahanda Muh. Ahsan dan ibunda Rostia dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

viii

(9)

viii 5. Kepada pihak pemerintah Kabupaten Bulukumba, khususnya Camat Bontotiro dan Kepala Desa Caramming yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan mamfaat bagi kita semua. Akhir kata semoga Allah SWT memberikan balasan setimpal kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dan senantiasa menunjukkan jalan terbaik untuk kita serta dapat menuntun kita untuk terus bekerja dengan cinta, Aamiin.

Makassar, Januari 2021

Sifa Khaerunnisa

ix

(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKAN 2.1 Teori Pendapatan ... 6

2.2 Faktor-Faktor Produksi ... 10

2.3 Penelitian Terdahulu ... 13

2.4 Kerangka Pemikiran ... 16

III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 18

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 18

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 19

3.5 Teknik Analisis Data ... 19

x

(11)

x 3.6 Defenisi Operasional ... 21 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis ... 24 4.2 Kondisi Demografis ... 24 4.3 Kondisi Pertanian ... 26 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden ... 27 5.2 Pendapatan Usahatani Petani Responden ... 31 5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan ... 33 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 37 6.2 Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Luas Lahan, Produktivitas, Produksi Jagung dan Perkembangannya

di Bulukumba ... 2

2. Jumlah Penduduk di Desa Caramming ... 27

3. Jumlah Penduduk Mata Pencaharian di Desa Caramming ... 28

4. Identitas Petani Responden Berdasarkan Umur di Desa Caramming ... 30

5. Tingkat Pendidikan Petani Responden di Desa Caramming ... 31

6. Pengalaman Berusahatani Petani Responden di Desa Caramming ... 32

7. Luas Lahan Petani Responden di Desa Caramming ... 33

8. Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Caramming ... 34

9. Rata-Rata Biaya yang Digunakan dan Pendapatan Petani Responden yang Diperoleh Petani Persatu Kali Tanam ... 35

10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Usahatani Jagung Pulut ... 36

xii

(13)

1

I. PENDAHULAN

1.1. Latar Belakang

Permintaan akan bahan pangan dari tahun ke tahun di Indonesia semakin meningkat khususnya bahan pangan utama karbohidrat seperti padi, jagung, dan kedelai (Ariani, 2015). Tanaman jagung merupakan komoditas penting kedua setelah padi, yang sangat bermamfaat bagi manusia maupun hewan. Selain di mamfaatkan sebagai bahan pangan, jagung juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, maupun bahan baku industri (Purwanto, 2015).

Provinsi Sulawesi Selatan terdapat beberapa daerah yang memiliki produksi jagung terbanyak diantaranya adalah Kabupaten Bone, Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto dan Gowa. Kabupaten Bulukumba sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi yang cukup besar dengan wilayah 115.467 ha dri 10 kecamatan (BPS Bulukumba, 2009). Sampai saat ini, komoditi andalan kabupaten Bulukumba sub sektor tanaman pangan meliputi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah. Khusus tanaman jagung produksinya mencapai 136.664 ton dari luas panen 27.721 ha atau produktivitas 4,9 t/ha (Bappeda Bulukumba, 2009).

Perkembangan produksi jagung Kabupaten Bulukumba terakhir cukup

berfluktuasi. Namun sejak tahun 2012 produksi jagung di kabupaten Bulukumba

terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2015

produksi jagung mencapai 120.947 ton, produksi jagung mengalami penurunan

yang signifikan sebesar 3,78% bila di bandingkan dengan produksi pada tahun

(14)

2 2014 yaitu sebesar 125.705 ton penurunan produksi ini berbanding terbalik dengan produktivitasnya yang mengalami peningkatan dari 42 kw/ha pada tahun 2014 menjadi 45 kw/ha. Kecamatan yang mempunyai produksi jagung paling besar adalah Kecamatan Herlang, Bontotiro, Bonto Bahari, dan Ujung Loe dengan produksi masing-masing sebesar 33.420 ton, 15.627 ton. Dan 11.559 ton.

Tabel 1. Luas Panen, Produktivitas, Produksi Jagung dan Perkembangannya di Kabupaten Bulukumba

Tahun Luas Panen

(Ha)

Perkembangan (%)

Produktivitas (Kw/Ha)

Produksi (Ton)

Perkembangan (%)

2010 33 312 2,38 46 153 199 25,55

2011 27 769 16,64 46 127 026 17,08

2012 27 555 0,77 40 109 605 13,71

2013 31 490 14,28 40 124 881 13,94

2014 29 980 4,79 42 125 705 0,66

2015 26 652 11,10 45 120 947 3,78

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Bulukumba (2015)

Petani sebagai pelaku ekonomi, mengharapkan hasil produksi yang

maksimal agar memperoleh pendapatan yang besar. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan usaha tani adalah luas usaha, tingkat produksi, pilihan

kombinasi usaha dan juga intensitas pengusahaan tanaman. Pendapatan atau

income dari warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor

produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Dan sektor produksi membeli

faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi

dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di

(15)

3 pasar produksi ditentukan oleh tarik-menarik antara penawaran dan permintaan.

(Boediono, 2000).

Jagung pulut yang diusahakan oleh petani di Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu komoditas agribisnis yang prosfektif, kompetitif dan menjanjikan pendapatan yang lebih baik. Salah satu keunggulan yang dimilki oleh jagung pulut lokal adalah tahan kekeringan, sehingga daerah yang curah hujannya pendek, dapat dimanfaatkan sebagai area pengembangan jagung pulut.

Pengembangan jagung pulut lokal di Bulukumba berprospek di kembangkan karena tersedianya pasar dan kegiatan industri rumah tangga yang menjadikan usahatani untuk memproduksi mengembangkan jagung pulut.

Masyarakat di Desa Caramming sebagian besar berprofesi sebagai petani jagung pulut yaitu sekitar 70% dalam mengusahakan usahatani jagung, petani dihadapi oleh masalah terkait rendahnya tingkat produksi. Seperti diketahui tingkat pendapatan petani erat kaitannya dengan tingkat produksi, sedangkan tingkat produksi ditentukan oleh keahlian seorang petani dalam mengelola usahatanimya. Kondisi ini berdampak langsung terhadap tingkat pendapatan petani jagung. Dalam hal pemasaran, petani jagung pulut di Desa Caramming menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul.

Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan jagung pulut di Desa

Caraming semakin meningkat. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya rumah

produksi jagung marning di Kabupaten Bulukumba yang menggunakan jagung

pulut sebagai bahan utama jagung marning. Walaupun permintaan akan jagung

pulut semakin hari semakin meningkat, tapi kenyataannya masih banyak petani

(16)

4 jagung pulut di Desa Caramming belum layak dikatakan sejahtera. Tingkat kesejahteraan petani jagung pulut selalu dikaitkan dengan keadaan usahatani yang digelutinya yang dicerminkan oleh tingkat pendapatan usahatani.

Soekartawi, 2002, menyatakan pendapatan usaha tani adalah dalam berusahatani memiliki kaitan erat terhadap tingkat produksi yang dicapai. Dalam proses produksi jagung pulut, untuk memperoleh keuntungan maksimal maka petani jagung pulut diharuskan untuk melakukan faktor produksi secara tepat.

Namun pada kenyataannya masih banyak petani jagung pulut di Desa Caramming yang belum memahami faktor produksi tersebut digunakan secara efisien.

Diperlukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung pulut, sehingga dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat berpengaruh terhadap produksi jagung pulut di Desa Caramming yang berdampak pada pendapatan yang diterima oleh petani jagung pulut di Desa Caramming.

Berdasarkan uraian diatas, penelti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Determinan Pendapatan Usahatani Jagung Pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung

pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba?

(17)

5 1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermamfaat untuk menambah pengetahuan mengenai analisis determinan pendapatan usahatani jagung pulut

2. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Bulukumba, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan terutama dalam usahatani pengembangan usahatani jagung pulut di Desa Caramming, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba

3. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya baik dari segi pandangan

maupun pengetauan yang berhubungan dengan masalah pendapatan

usahatani jagung pulut

(18)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Pendapatan

2.1.1. Pengertian Pendapatan

Tujuan pokok dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk memperoleh pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangannya.

Pendapatan juga bisa digunakan sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga. Pendapatan menunjukkan seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa yang telah diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu terentu pada suatu kegiatan ekonomi (Winandi, 2013). Pendapatan juga dapat diartikan sebagai jumlah penghasilan yang dit erima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan (Sukimo, 2006).

Menurut Samuelson dan Nordhaus (2001) pendapatan menunjukkan jumlah uang yang diterima oleh rumah tangga selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan terdiri dari upah atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga, dan deviden, serta pembayaran transfer atau penerimaan dan pemerintah seperti tunjungan sosial atau asuransi pengangguran.

Pendapatan merupakan uang yang diterima oleh seseorang atau perusahaan

dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, laba, dan sebagainya, bersama-sama

dengan tunjangan pengangguran, uang pensiun, dan lain sebagainya. Dalam

(19)

7 analisis mikro ekonomi, istilah pendapatan khususnya dipakai berkenaan dengan aliran penghasilan dalam suatu periode waktu yang berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal) masing- masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga, maupun laba, secara berurutan (Jaya, 2011).

Pendapatan atau income dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi.

Dan sektor produksi membeli faktor-faktor produksi tersebut digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik antara penawaran dan permintaan.

(Boediono, 2000)

Defenisi tersebut jelas bahwa setiap rumah tangga yang terdapat dalam

perekonomian tiga sektor pada umumnya mereka memperoleh pendapatan dari

kegiatan ekonomi yang berlangsung di pasar. Bagi rumah tangga konsumsi

mereka akan mendapatkan yang berasala dari penyediaan faktor-faktor produksi

(sumber daya lam tenaga kerja, dan modal) masing-masing dalam bentuk sewa,

upah dan bunga, maupun laba. Untuk rumah tangga produksi, mereka akan

memperoleh pendapatan dari keuntungan menjual barang dan jasa. Sedangkan

rumah tangga pemerintah akan memperoleh pendapatan dari dari pajak ataupun

retribusi atas prasarana dan kebijakan yang sudah diberikan atau disediakan. Dari

uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah jumlah seluruh uang

(20)

8 yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga sebagai imbalan balas jasa atas apa yang ia berikan atau korbankan selama jangka waktu tertentu.

2.1.2 Jenis-jenis Pendapatan

Menurut Jaya (2011), secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Gaji dan upah, yaitu imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu atau satu bulan.

2. Pendapatan dari usaha sendiri merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungka.

3. Pendapatan dari usaha lain, yaitu pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja dan ini merupakan pendapatan sampingan, antara lain pendapatan dari hasil menyewakan aset yang dimilki, bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain, pendapatan pensiun, dan lain- lain.

Menurut Ridwan (2009), membedakan pendapatan penduduk berdasarkan penggolongannya menjadi 4 golongan yaitu :

1. Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp.3.500.000,00 per bulan

2. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.

2.500,000,00 s/d Rp. 3.500,000,00 per bulan

(21)

9 3. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara

Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan

4. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp.

1.500.000,00 per bulan kebawah.

Dalam penelitian ini pendapatan yang akan dicari oleh peneliti adalah jenis pendapatan dari usaha sendiri (pedagang) yang berupa laba dari hasil menjual barang dan jasa. Pendapatan tersebut juga bisa digolongkan ke dalam pendapatan bersih karena, pendapatan pedagang diperoleh dari hasil jumlah pendapatan yang diterima dari jumlah seluruh penerimaan (omzet penjualan) diperoleh setelah dikurangi pembelian bahan, biaya gaji karyawan, retribusi, dan biaya lainnya atau pendapatan total dimana total dari penerimaan (revenue) dikurangi total biaya (cost).

2.1.3. Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Biaya adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. (Sukirno 2006). Jenis-jenis biaya antara lain biaya variabel dan biaya tetap.

1. Biaya Tetap, umumya didefinisikan sebagai biaya yang relative

jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh

banyak atau sedikit. Besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar

kecilnya produksi yang diperoleh, contohnya pajak. Biaya untuk pajak

akan tetap dibayar walaupun hasil usahatani besar atau gagal sekalipun.

(22)

10 Contoh biaya tetap antara lain : sewa tanah, pajak, dan alat pertanian.

(Soekartawi, 2006)

2. Biaya variabel adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Contoh biaya tenaga kerja dan biaya untuk bahan mentah. ( Sukirno 2006)

2.1.4. Harga Jual

Harga jual adalah suatu nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada orang lain. Dimana tujuan harga jual adalah untuk mendapatkan laba maksimum, mendapatkan pengembalian investasi, mencegah atau mengurangi persaingan, mempertahankan atau memperbaiki market share.

Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang

dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Perusahaan

selalu menetapkan harga produktifnya dengan harapan produk tersebut laku jual

dan boleh memperoleh laba maksimal. Hansen dan Mowen (2001), mendefinisakn

harga jual adalah jumlah monoter yag dibebankan oleh suatu unit usaha kepada

pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Pada

prinsipnya harga jual dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang

wajar. (Mulyadi, 2001).

(23)

11 2.2. Faktor - Faktor Produksi

2.2.1 Luas Lahan

Menurut Sukirno (2002), tanah sebagai faktor produksi adalah tanah yang mencakup bagian permukaan bumi yang dapat dijadikan untuk bercocok tanam dan untuk tempat tinggal serta masuk pula kekayaan alam yang terdapat didalamnya. Dalam bidang pertanian, penguasaan tanah bagi masyarakat merupakan unsur yang paling untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Lahan pertanian dapat dibedakan dengan tanah pertanian. lahan pertanian dapat diartikan sebagai tanah yang disiapkan untuk diusahakan usahatani misalnya, sawah, tegal dan pekarangan. Sedangkan tanah pertanian adalah tanah yang belum tetntu diusahakan dengan usaha pertanian. Ukuran luas lahan secara tradisional perlu dipahami agar dapat ditransformasi ke ukuran luas lahan yang dinyatakan dengan hektar. Disamping ukuran luas lahan, maka ukuran nilai tanah juga diperhatikan (Suryana, 2007)

Daniel (2004), luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi usahatani pertanian. dalam usahatani misalnya pemikiran atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien dibandimg lahan yang lebih luas, semakin sempit lahan semakin tidak efisien usahatani dilakukan. Kecuali bila suatu usahatani dijalankan dengan tertib dan administrasi yan baik serta teknologi yang tepat.

2.2.2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk usia kerja. Menurut undang-undang

Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 mengungkapkan bahwa tenaga kerja

(24)

12 ialah setiap orang yang dapat bekerja untuk menghasilkan barang atau jasa, baik untuk subsistem dan untuk masyarakat. Ada banyak pendapat tentang usia tenaga kerja yaitu, ada yang menyebutkan lebih dari 17 tahun, dan beberapa bahkan menyebutkan lebih dari tujuh tahun untuk anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja. Menurut Dr. Payaman dikutip A, hamzah (1990) menyatakan bahwa tenaga kerja iyalah (Man Power) yaitu produk yang sudah atau sedang bekerja atau sedang mencari pekerjaan, serta yang sedang sudah atau sedang bekerja atau sedang mencari pekerjaan, serta yang sedang melaksanakan pekerjaan lain.

Seperti bersekolah, ibu rumah tangga.

Tenaga kerja adalah yang melaksanakan dan menggerakkan segala kegiatan, menggunakan peralatan dengan teknologi dalam menghasilkan barang dan jasa yang bernilai ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya tenaga kerja yang dibutuhkan manusia.

Penggunaan tenaga kerja sebagai variabel dalam proses produksi lebih ditentukan oleh pasar tenaga kerja, dalam hal ini dipengaruhi oleh upah tenaga kerja serta harga outputnya (Nopirin, 2000)..

Tenaga kerja terbagi menjadi, tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja

yang secara langsung terlibat dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan pada

biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Tenaga kerja langsung adalah

para pekerja yang benar-benar mengubah bahan baku menjadi barang selama

proses produksi. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang

tidak terlibat langsung pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada

overhead pabrik (Adisaputro, 2000).

(25)

13 2.2.3. Benih

Benih adalah biji yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disematkan menjadi pertanaman, kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan benih, panen dan perontokan, pembersihan, pengeringan, penyempinan benih sampai fase pertumbuhan dipersemaian.

Sumber benih hendaknya dari kelas yang lebih tinggi. Untuk mengetahui keadaan benih yang baik dapat dilihat dari keadaan fisik benih dan kemurnian benih. Benih yang bersertifikat dan bertabel dapat diperoleh pada kios-kios atau toko pertanian maupun penyalur benih. Benih tersebut merupakan benih sebar yang dihasilkan dan disebarkan oleh penangkar benih. Variates yang ditanam hendaknya selain disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, memperhatikan pula aspek kecocokan lahan, umur tanaman dan ketahanan terhadap hama serta penyakit.

2.2.4. Pupuk

Tujuan pemupukan adalah untuk menjaga daya tahan tanaman, meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar produksi stabil. Seperti tanaman lainnya, pemupukan secar umum harus tepat waktu, dosis dan jenis pupuk serta cara pemberiannya. Semuanya tergantung kepada jenis tanah, iklim dan umur tanaman. Pemberian pupuk dapat di letakkan 30-40 cm dari batang pokok (Prastowo, 2010)

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam yang berupa sisa-sisa

organisme hidup baik sisa tanaman. Pupuk organik mengandung unsur-unsur hara

baik makro maupun mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan, supaya dapat tumbuh

(26)

14 dengan subur. Beberapa jenis pupuk yang termasuk pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan guano (Andayani, 2011).

2.3. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu ini diharapkan peneliti dapat melihat perbedaan antara penelitian yang tela dilakukan dengan penelitian yang dilakukan.

Selain itu, juga diharapkan dalam penelitian ini dapat diperhatikan mengenai kekurangan dan kelebihan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan. Adapun disajikan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul/Tahun Metode Analisis Hasil

1 Analisis

Pendapatan Petani Jagung Pulut di Desa Lambiku Kecamatan

Napabalano

Kabupaten Muna (Tisa Lorensa, Anas Nikoyan, Abdul Gafaruddin) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UHO, 2018

Analisis data yang digunakan kuantitatif yang menggunakan metode rumus slovin.

Rumus yang digunakan I = TR – TC

TR = Py.Y TC = FC + VC

1. luas lahan petani responden lebih

dominan dalam

kategori sedang dengan presentase 75,39%.

2. jumlah produksi yang terbanyak 1000- 2000 kg

3. rata-rata penerimaan responden adalah

sebesar Rp.

5.742.307,69 dan rata- rata biaya total yang dikeluarkan oleh petani sebesar Rp.4.204.944 2 Faktor-faktor yang

mempengaruhi

Teknik penentuan sampel menggunakan teknik acak

Secara simultan tingkat

semua variabel

(27)

15 produksi

pendapatan

usahatani cengkeh (studi kasus di kecamatan

Ogodeide

kabupaten Tolitoli ( Fatmah Made Antara) 2015

sederhana, data diolah dan dianalisis dengan mengguakan fungsi produksi Cobb-Douglass

independen

berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen

3 Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan petani padi di kecamatan Masaran kabupaten Sragen ( Joni Arman) 2014

Pengambilan sampel dilakukan dengan proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawanara, dan bahan kepustakaan. Data yang dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif, regresi linier berganda, dan uji asumsi klasik

Luas lahan, tenaga kerja, biaya produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani padi dibuktikan dengan hasil uji F

4 Analisis produksi dan pendapatan usaha tani padi sawah di desa Bonemarawa kecamatan Riopakava

Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode sampel acak sederhana, alat analisis yang digunakan adalah analisis fungsi produksi Cobb-

Secara simultan

variabel luas lahan,

benih, pupuk, tenaga

kerja berpengaruh

signifikan positif

terhadap produksi

usahatani padi sawah di

(28)

16 Kabupaten

Donggala. ( I Nyoman Artika Yasa) 2017

Douglas dan analisis pendapatan

desa Bonemerawa

5 Analisis Pendapatan

Usahatani Kacang Tanah Di Desa Kanonan raya Kecamatan

Kawangkoan (Julian Rivo Wowiling,

Rosalina A.M Koleangan dan Ch Rotinsulu) 2019

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple ramdom sampling

Penerimaan rata-rata petani kacang tanah adalah sebesar Rp.17.875.200 dan iaya rata-rata sebesar Rp 9.856.200, sehingga pendapatan rata-rata yang di terima petani adalah Rp. 8.019.00

2.4. Kerangka Pemikiran

Kerangka pikir didasarkan pada latar belakang dan kajian teoritis untuk dapat membahas bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung pulut Di Desa Carammig Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba. Dalam usahatani jagung petani harus dapat meningkatkan usahanya melalui berbagai cara, salah satu cara untuk dapat meningkatkan usahanya yaitu dengan meningkatkan produksi jagung yang diusahakannya.

Dari adanya usahatani jagung pulut maka dihasilkan produksi jagung,

produksi jagung dipengaruhi beberapa faktor. Penggunaan input produksi

menimbulkan biaya yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Penerimaan adalah hasil

(29)

17 dari perkalian dari jumlah produksi total dengan harga satuan. Sedangkan dari penerimaan yang didapat petani dan biaya dikeluarkan petani dapat dihitung pendapatan petani jagung pulut. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini, dapat ditunjukkan pada skema Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Determinan Pendapatan Usahatani Jagung Pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten

Bulukumba.

Usahatani Jagung

Pendapatan Biaya :

1.BiayaVariabel 2. Biaya Tetap Faktor

Produksi 1.Luas Lahan 2. Tenaga Kerja 3. Benih

4. Pupuk

Penerimaan :

1. Produksi

2. Harga

(30)

18

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Caramming, Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive sampling, yaitu pemilihan secara langsung dengan pertimbangan kecamatan tersebut merupakan salah satu daerah yang mengusahakan tanaman Jagung Pulut di Kabupaten Bulukumba. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan November- Januari 2021.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu petani jagung pulut yang berada di Desa Caramming dengan jumlah 105 petani. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik sample random sampling. Dengan mengambil 30% dari populasi yang ada sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 31 orang petani jagung pulut.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian adalah data primer. Data primer

merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh

orang yang melakukan atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh peneliti. Data

primer bersumber dari informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

(31)

19 3.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi yang dilakukan dengan pengumpulan data dengan pengamatan langsung kepada petani di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan petani jagung pulut menggunakan kuisioner dengan cara bertanya langsung kepada petani di Desa Caramming, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba untuk memperoleh data secara langsung dari informan.

3. Dokumentasi

Berupa foto-foto pelaksanaan kegiatan penelitian di lapangan. Untuk membantu pengumpulan data serta berupa surat-surat dari instansi terkait.

3.5. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil praktek lapang selanjutnya dianalisis untuk mencapai tujuan penelitian ini. Analisis yang akan digunakan untuk menganalisa data adalah sebagai berikut :

1. Analisis data dengan menggunakan analisis pendapatan.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan petani

jagung yaitu dengan menggunkan analisis pendapatan usahatani. Adapun

(32)

20 analisis pendapatan usahatani. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pd = TR – TC

Dimana : Pd = pendapatan usahatani (Rp) TR = total penerimaan (Rp) TC = total biaya (Rp)

2. Dianalisa dengan menggunakan rumus model persamaan regresi linear berganda yaitu sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Dimana :

Y = pendapatan a = konstanta

b1-b4 = koefesien regresi X1 = Luas Lahan (Ha) X2 = Tenaga Kerja (Rp/Kg) X3 = Benih (Rp/Kg)

X4 = Pestisida (Rp/Kg) X5 = Pupuk (RP/Kg) e = eror

Pendapatan (Y) adalah variabel tak bebas, sedangkan X1, X2, X3, X4

adalah variabel bebas. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas

berpengaruh terhadap pendapatan petani jagung, dilakukan pengujian-pengujian

statistik, melalui analisis varians (Uji-F) dan uji parsial (Uji-T). Analisis regresi

(33)

21 bertujuan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linear yang berarti antara variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y) dimana kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

a. Apabila F- hitung lebih kecil dari F-tabel, maka variabel X secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel Y, dan sebaliknya apabila F-hitung lebih besar atau sama dengan F tabel, maka variabel X secara bersama-sama berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95%

terhadap variabel Y.

b. Apabila T- hitung lebih besar atau sama dengan T- tabel maka variabel X secara terpisah (variabel lain konstan) berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% terhadap variabel Y, dan sebaliknya apabila T- hitung lebih dari T- tabel, maka masing-masing variabel X secara terpisah tidak berpengaruh pada variabel Y.

3.6. Defenisi Operasional

Untuk menemukan dalam pengambilan data maka disusun konsep operasional sebagai berikut:

1. Petani jagung adalah petani di Desa Caramming yang mengusahakan usaha tani jagung pulut

2. Usaha tani jagung adalah kegiatan petani dalam mengusahakan komoditi jagung pulut dengan memanfaatkan faktor produksi dan sarana produksi 3. Produksi adalah banyaknya hasil diperoleh dari kegiatan usahatani jagung

pulut dalam bentuk fisik (kg/ha) pada tiap musim tanamnya

(34)

22 4. Harga adalah harga jual suatu produk yang berlaku didaerah penelitian

dinyatakan dalam rupiah (Rp)

5. Luas panen yang dimaksud adalah luas lahan yang ditanami jagung pulut.

Satuan yang digunakan adalah kg

6. Tenaga kerja adalah orang yang digunakan untuk melaksanakan kerja dalam proses usahatani jagung pulut yang diukur dengan satuan Hari Kerja Setara Pria (HKSP).

7. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi jagung pulut yang mengikuti jumlah produksi seperti biaya pupuk, bibit, pestisida, tenaga kerja, dan biaya pemeliharaan yang dinyatakan dalam rupiah

8. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan satu kali dalam musim tanam seperti pajak lahan, penyusun alat, dan irigasi yang dinyatakan dalam rupiah

9. Pendapatan bersih adalah pendapatan yang diterima petani setelah dikurangi biaya total dalam satu kali yang dinyatakan dalam rupiah.

10. Analisis determinan adalah faktor yang menentukan pendapatan dalam usahatani jagung pulut

11. Pupuk adalah material yang ditambahkan yang digunakan oleh petani

jagung pada media tanam jagung pulut untuk mencukupi kebutuhan hara

yang diperlukan tanaman

(35)

23 12. Pestisida adalah zat kimia yang digunakan petani responden yang digunakan untuk mencegah hama penyakit yang berpontensi merusak tanaman jagung pulut

13. Tenaga kerja adalah orang melakukan penanaman, pengolahan pemupukan, pemeliharaan dan panen dalam berusahatani jagung pulut 14. Bibit adalah bibit jagung pulut yang digunakan untuk menuju proses

pertumbuhan dan perkembangan tanam

(36)

24

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Desa Caramming merupakan salah satu desa dalam wilayah Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba. Secara administratif, wilayah Desa Caramming memiliki batas sebagai berikut :

Sebelah Timur : Desa Tri Tiro

Sebelah Utara : Desa Lamanda/Pakubalaho

Sebelah Barat : Desa Tamalanrea

Sebelah Selatan : Kecamatan Bontobahari

Luas wilayah Desa Caramming adalah 9,19 ha yang terdiri dari area pemukiman 2,5 ha, tanah kering 4 ha, tanah sawah 50 ha. Fasilitas umum yang terdiri dari kas desa, tanah lapangan dan perkantoran pemerintah. Sebagaimana tropis, Desa Caramming mengalami musim kemarau dan musim penghujan dalam tiap tahunnya.

4.2 Keadaan Demografis

4.2.1 Jumlah Penduduk

Desa Caramming memiliki jumlah penduduk sebagai berikut : Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Caramming

Jenis Kelamin

Dusun Sakui-

Kui

Dusun kalelengbulu

Dusun Bungaya

Dusun Lobi

Jumlah

Laki-Laki 262 Jiwa 485 Jiwa 425 Jiwa 152 Jiwa 1327 Jiwa

Perempuan 328 Jiwa 481 Jiwa 339 Jiwa 272 Jiwa 1424 Jiwa

Jumlah Jiwa 590 Jiwa 966 Jiwa 764 Jiwa 424 Jiwa 2,751 Jiwa

Jumlah KK 157 KK 233 KK 215 KK 153 KK 752 KK

Sumber : Data Desa 2019

(37)

25 Berdasarkan hasil sensus peringkat kesejahteraan masyarakat yang dilaksanakan oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat (PKM) Desa Caramming maka diketahui jumlah 752 KK dengan yang terdiri dari laki-laki 1327 jiwa dan perempuan 1424 jiwa tingkat pertumbuhan penduduk sudah dapat dutekan dengan masuknya program KB di masyarakat. Berdasarkan data profil desa, jumlah penduduk Caramming adalah 2751 jiwa.

4.2.2 Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Desa Caramming sebagai sumber utama kelangsungan hidup mereka adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Jumlah penduduk mata pencaharian di Desa Caramming

Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Petani 460 15 475

PNS 7 4 11

Wiraswata 25 0 24

TNI 1 0 1

POLRI 1 0 1

Honerer 25 40 65

Sumber : Data Desa 2019

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa dominan dari penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini juga menunjukkan bahwa Desa Caramming merupakan daerah dengan jumlah masyarakat yang berprofesi sebagai petani.

4.2.3 Kelembagaan Masyarakat

Desa Caramming memiliki beberapa organisasi kelembagaan yang berguna

bagi masyarakat di desa itu sendiri, diantaranya: Tim penggerak PKK

Desa/Kelurahan, Tugas RT/RW, Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD).

(38)

26 Karang Taruna, Kader Posyandu Kader Kampung KB. Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Kelompok Tani, Gapoktan, dan Kelompok Tani Wanita.

4.3 Kondisi Pertanian

Dalam bidang pertanian, sebagian besar petani masih menggunakan

pestisida. Masyarakat perlu diperkenalkan dengan pertanian organik, melihat

kondisi pertanian di Desa Caramming yang terdiri dari komoditi jagung yang

mayoritas petani masih condong menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia.

(39)

27

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba. Karakteristik responden dapat dilihat dari segi umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman dalam berusahatani. Adapun karakteristik responden sebagai berikut :

5.1.1 Umur

Umur petani mempengaruhi kemampuan fisiknya dalam bekerja, berfikir dan dalam menerima inovasi baru. Dalam bidang pertanian tingkat umur merupakan faktor penting, hal ini karena faktor umur berhubungan erat dengan kemampuan fisik. Pada umumnya, petani yang berusia muda mempunyai keampuan fisik yang lebih kuat dan responsif terhadap penerapan inovasi baru dibandingkan petani yang berumur tua. Tetapi petani yang berumur tua mempunyai kapasitas pengolahan usahatani yang lebih matang dan memilki banyak pengalaman. Adapun tingkat usia petani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

Tabel 4. Identitas Petani Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%)

30-36 37-43 44-50 51-57 58-64

4 10

9 6 2

12,90 32,26 29,03 19,36 06,45

Jumlah 31 100,00

Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021

(40)

28 Dapat dilihat bahwa umur petani jagung pulut antara 30-36 tahun terdiri dari 4 orang dengan presentase 12,90%, umur 37-43 tahun merupakan yang tertinggi yaitu sebanyak 10 orang dengan presentase 32,26%, umur 44-50 tahun sebanyak 9 orang dengan presentase 29,03%. Umur 51-57 tahun sebanyak 6 orang dengan presentase 19,36%. Dan umur 58-64 tahun merupakan yang terendah yaitu sebanyak 2 orang dengan presentase 06,45%

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan umumnya mempengaruhi cara berfikir serta cara bertindak dalam pengambilan keputusan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya . secara umum tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang ditunjang dari berbagai pengalaman akan dapat mempengaruhi produktifitas kemampuan kerja yang lebih baik dan profesional. Kemampuan seseorang dalam berusahatani maupun ikut dalam lingkungan sekelilingnya sebagian ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik yang bersifat formal maupun informal (Mosher,1996).

Adapun klasifikasi pendidikan petani responden di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba berbeda-beda, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Strata Satu (S1)

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden Petani Jagung Pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%) SD

SMP SMA S1

16 8 6 1

51,61 25,81 19,35 03,23

Jumlah 31 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2021

(41)

29 Tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang tamat SD yaitu 16 orang dengan persentase 51,61%, tamat SMP sebanyak 8 orang dengan presentase 25,81%, petani responden yang tamat SMA sebanyak 6 orang dengan presentase 19,35%, dan yang melanjutkan hingga S1 yaitu 1 orang dengan presentase 03,23%. Dengan jumlah informan berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak ada tamatan Sekolah Dasar (SD). Dan yang terendah adalah S1.

5.1.3 Pengalaman Usahatani

Pengalaman usahatani dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dijalani oleh petani dalam menjalankan usahataninya, dengan mengarahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan usahatani, dengan memperoleh pendapatan bagi petani. Adapun klasifikasi pengalaman berusahatani petani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba pada tabel 6

Tabel 6. Pengalaman berusahatani Jagung Pulut Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

Pengalaman Usahatani (Tahun)

Jumlah (orang) Presentase (%) 10-16

17-23 24-30 31-37 38-44

10 9 9 1 2

32,26 29,03 29,03 03,23 06,45

Jumlah 31 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2021

Berdasarkan dari tabel diketahui bahwa pengalaman usahatani responden yang tertinggi adalah 10-16 tahun sebanyak 10 orang dengan presentase 32,26%

dan yang terkecil yakni 31-37 tahun sebanyak 1 orang dengan presentase 03,23%.

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa petani dalam pengalaman usahatani sudah

(42)

30 lama, dan menunjukkan bahwa pengalama berusahatani bepengaruh terhadap tingkat keterampilan petani dalam mengolah usahataninya.

5.1.4 Luas Lahan

Luas lahan petani akan mempengaruhi tingkat produksi dan efesien atau tidaknya suatu usahatani, karena erat kaitannya dengan biaya yang dikeluarkan dan produksi yang diterima. Luas lahan merupakan salah satu faktor produksi dalam berusahatani , karena menentukan besar kecilnya hasil yang dapat diperoleh dari kegiatan usahatani dan mempengaruhi pendapatan petani. Adapun klasifikasi luas lahan yang dikelolah oleh petani jagung pulut di Desa caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba pada tabel 7.

Tabel 7. Luas Lahan Responden di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

Luas Lahan (ha) Jumlah (Orang) Presentase (%) 0,5-1

1,5-2

22 9

70,97 29,03

Jumlah 31 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2021

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah responden dengan luas

lahan 0,5-1 ha sebanayak 22 orang dengan presentase 70,97%, dan luas lahan 1,5-

2 ha sebanyak 9 dengan presentase 29,03%. Dengan demikian potensi lahan yang

luas mempengaruhi banyaknya jumah tanaman jagung sehingga berdampak pada

peningkatan hasil produksi yang erat kaitannya dengan pendapatan petani dalam

berusahatani.

(43)

31 5.1.5 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola konsumsi rumah tangga semakin banyak tanggungan anggota keluarga yang ditanggung semakin besar pula tuntutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Adapun klasifikasi jumlah keluarga yang ditanggung oleh responden jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

Jumlah Tanggungan Keluarga (orang)

Jumlah (orang) Presentase (%) 1-2

3-4 5-6

7 17

7

22,58 54,84 22,58

Jumlah 31 100,00

Sumber : Data Primer, Setelah Diolah, 2021

Bersadasarkan Tabel dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga yang tinggi antara 3-4 orang sebanyak 17 orang dengan presentase 54,84%.

Sedangkan jumlah responden yang memilki tanggungan keluarg antara 1-2 orang sebanyak 7 orang dengan presentase 22,58% dan responden dengan jumlah tanggungan 5-6 orang sebanyak 7 orang dengan presentase 22,58%. Dengan demikian mempengaruhi terhadap tingkat kesejahteraan keluarga dan meningkatakan produksi dalam memenuhi kebutuhannya.

5.2 Pendapatan Usatani Petani Responden

Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya

dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa

mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk

(44)

32 memperoleh hasil selanjutnya. Usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di sektor pertanian (Salikin, 2003).

Dalam melakukan kegiatan usahatani jagung pulut, petani mengeluarkan biaya dan mengharapkan penerimaan yang diperoleh dari bertanam jagung. Biaya yang dikeluarkan petani antara lain biaya tanaga kerja, biaya sarana produksi, dan penyusutan alat. Adapun jenis biaya yang digunakan oleh petani dan pendapatan yang diperoleh dapat dilihat pada table 9 dibawah ini.

Tabel 9. Rata-Rata Biaya yang Digunakan dan Pendapatan yang Diperoleh Melalui Usahatani Jagung Pulut Persatukali Tanaman di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

Sumber : Data Primer, Setelah Diolah 2021

Berdasarkan table 9 diatas, menunjukkan bahwa rata-rata jumlah produksi jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba, sebanyak 3.282 kg/musim tanam dengan rata-rata harga satuan 3.077/kg, penerimaan yang diperoleh oleh petani jagung pulut Rp. 10.090.968/musim tanam. Biaya Variabel yang dikeluarkan rata-rata sebesar Rp. 2.728.758/musim tanam, sedangkan biaya tetap yang dikeluarkan dalam usahatani jagung pulut dengan rata-rata sebesar Rp 112.346/musim tanam. Total biaya usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba rata-rata sebesar Rp 2.840.104/musim tanam.

No Uraian Nilai (Rp) Rata-Rata Responden

1 Jumlah Produksi (kg) 3.282

Harga (Rp) 3.077

Penerimaan (Rp) 10.090.968

2 Biaya Variabel 2.728.758

3 Biaya Tetap 112.346

4 Total Biaya 2.840.104

5 Pendapatan (Rp) 7.249.864

(45)

33 Maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan usahtani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba rata-rata sebesar Rp.

7.249.864/musim tanam.

5.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Jagung

Adapun faktor-faktor yang dianalisis pengaruhnya terhadap pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba adalah luas lahan (X1), biaya tenaga kerja (X2), biaya benih (X3), biaya pestisida (X4) dan biaya pupuk (X5). Model yang digunakan model regresi linear berganda berdasarkan data primer yang telah didapat melalui wawancara serta observasi kepada petani sebanyak 31 responden, dapat dilihat pada tabel 10.

Table 10 . Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Usahatani Jagung Pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

Coefficients Standard Error t Stat P-value Intercept

10885461,1

1 1196709,628

9,0962 0,0000 Luas Lahan

3117413,56

5 552114,8269

5,6463 0,0000 Harga Upah

Tenaga Kerja

- 14010,0977

3 4801,317866

-

2,9180 0,0073

Harga Bibit

- 8723,43554

7 10267,49167

-

0,8496 0,4036

Harga Pestisda

- 3218,71717

8 16592,55821

-

0,1940 0,8478

Harga Pupuk

- 5973,28310

6 2633,989963

-

2,2678 0,0322

F hitung =

19,8511

Prob F = 0,0000

R² = 0,7988

Keterangan : signifikan nyata pada taraf α = 5%

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2021

(46)

34 Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba dapat dilihat dari analisis data tersebut mempunyai koefiesien determiasi (R²) sebesar 0,7988. Hal ini menunjukkan variable dependen dapat dijelaskan oleh variable independen sebesar 79,88% atau ada 20,12% keragaman dalan faktor pendapatan usahatani yang tidak mampu dijelaskan oleh seluruh variable independent yang ada.

5.3.1 Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya. Hasil uji F diperoleh bahwa variable independen mampu menjelaskan variable dependen yang ditujukkan oleh F hitung sebesar 19,8511 dengan nilai propabilitasnya sebesar 0,0000 pada taraf nyata kepercayaan 95%. Dapat disimpulkan bahwa berpengaruh signifikan secara bersama-sama antara variabel luas lahan, tenaga kerja, bibit, pestisida dan pupuk terhadap pendapatan usahatani jagung pulut

5.3.2 Uji Persial (Uji T)

Uji T digunakan untuk mengetahui signifikasi masing masing variabel independent terhadap variabel dependen, berdasarkan hasil analisis secara persial maka dapat diketahui pengaruh variabel luas lahan, tenaga kerja, bibit, pestisda dan pupuk terhadap pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten bulukumba sebagai berikut :

1. Pengaruh Luas Lahan

Variabel luas lahan jagung pulut (X1), harga yang telah dinormalkan

tersebut menunjukan nilai signifikan 0,0000 pada taraf nyata 0,05 dan tingkat

(47)

35 kepercayaan 95%, yang berarti luas lahan jagung pulut berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani jagung pulut.

Luas lahan dianggap berpengaruh nyata karena semakin luas lahan jagung pulut semakin banyak tingkat produksi yang dihasilkan oleh petani dan akan meningkatkan pendapatan yang diperoleh petani dalam beusahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba.

2. Pengaruh Upah Tenaga Kerja

Variabel upah tenaga kerja (X2) menunjukkan bahwa berpengaruh negatif dengan nilai signifikasi 0,0073 dengan taraf nyata 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan begitu upah tenaga kerja berpengaruh berpengaruh negatif dan sangat signifikan terhadap pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba.

3. Pengaruh Harga Benih

Harga benih jagung pulut (X3), harga yang telah dinormalkan menunjukkan bahwa berpengaruh negatif dengan nilai signifikan 0,4036.

Yang berarti harga benih jagung pulut tidak signifikan dengan tarif nyata 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa harga benih secara persial tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba.

4. Harga Pestisida

Hasil uji persial (Uji T) variabel harga pestisida yang telah dinormalkan

menunjukkan nilai p-value dengan nilai 0,8478 dengan tarif nyata 0,05

(48)

36 dengan tingkat kepercayaan 95% tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan usahatani jagung pulut.

Hasil tersebut mununjukkan jika perlakuan pestisida dmelebihi dosis makan membuat kerugian kepada pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro kabupaten Bulukumba.

5. Harga Pupuk

Hasil uji persial, menunjukkan harga pupuk yang telah dinormalkan berpengaruh negative dan mununjukkan propabilitas 0,0322 dengan taraf nyata 0,05 dan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai yang tidak signifikan.

Harga pupuk berpengaruh neatif terhadap pendapatan petani. Jika

penggunaan pupuk melebihi dosis maka menyebabkan kerugian terhadap

petani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten

Bulukumba.

(49)

37

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pendapatan rata-rata responden persatu kali tanam usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba yaitu Rp.

7.249.864/musim tanam dengan rata-rata luas lahan 1,10 ha.

2. Berdasarakan hasil uji F faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani jagung pulut adalah, luas lahan, upah tenaga kerja, bibit, pestisida, dan pupuk. Sedangakan uji T diketahui bahwa luas lahan, upah tenaga kerja, dan harga pupuk berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapat usahatani jagung pulut, sedangkan harga bibit dan harga pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani jagung pulut, tetapi memberikan sumbangsi positif terhadap tingkat pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba

6.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian, Adapun saran yang diajukan oleh penulis sebagai berikut :

1. Usahatani jagung pulut di Desa Caramming layak dan mengunungkan untuk

diusahakan. Oleh karena itu diharapkan masyarakat Desa Caramming untuk

terus mengusahakan dan mengupayakan peningkatan produksi dengan lebih

memperhatikan Teknik-teknik budidaya yang baik

(50)

38 2. Kepada pemerintah daerah setempat sekiranya dapat membantu petani dalam

mengusahakan jagung pulut dengan menyediakan sarana teknologi pertanian.

(51)

39 DAFTAR PUSTAKA

Ariani, M. 2015. Dinamika Konsumsi Beras, Jagung dan Kedelai Mendukung Swamsebada Pangan. In Memperkuat Pembangunan Swasembada Pangan. Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development Press.

Badan Pusat Statistik, 2009. Bulukumba Dalam Angka 2009. Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan

Boediono, 2000. Ekonomi Makro: Seri Sinopsis Pernyataan Ilmu Ekonomi Edisi II. Yogyakarta

Fatma Ade Antara, 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Cengkeh (Studi Kasus Kecamatan Ogodede Kabupaten Toli-Toli.)

Harsen dan Mowen, 2001. Akuntansi Manajemen Biaya Jilid II. Jakarta

I Nyoman Artika Yasir, 2017. Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Desa Bonemarawa Kecamatan Riopakawa Kabupaten Donggala

Jaya, A.H.M, 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pantai Losari Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Bisnis Unhas. Makassar

Joni Arman, 2014. Anlisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen

Mosher, A.T, 1996. Getting Agriculture Movig. New York. 286 Halaman

Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen (Konsep, Manfaat, dan Rekayasa).

Salemba Empat. Yogyakarta

Ni Nyoman Parwati Laksemi, 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usahatani Jagung Hibrida Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat

Nopirin, 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta Nordhaus William D, 2001. Ilmu Ekonomi Makro. Jakarta

Nurmala, 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta

(52)

40 Purwanto, M, 2015. Dinamika Konsumsi Beras, Jagung dan Kedelai Mendukung Swasembada Pangan. In Memperkuat Pembangunan Swasembada pangan. Jakarta

Ridwan, Achamad, S. Si, M.T, 2009. Keterkaitan Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Masyarakat

Salikin, K.A, 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Karinius. Yogyakarta

Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 238 hal

Sukiro, Sadono, 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta

Suprapto dan Marzuki, 2005. Botani Tanaman jangung. Sumatera Utara:

Universitas Sumatera Utara Press

Umi Faida, 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Ubi

Jalar Studi Kasus Gapoktan Nusa Bhakti Desa Adinuso Kecamatan

Reban Kabupaten Batang

(53)

41 LAMPIRAN

Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN ANALISIS DETERMINAN PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG PULUT DI DESA CARAMMING KECAMATAN BONTOTIRO KABUPATEN

BULUKUMBA

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :...

2. Umur :...

3. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan 4. Pendididkan : ...

5. Jumlah Tanggungan : ...orang 6. Pekerjaan Utama : ...

7. Pekerjaan Sampingan : ...

8. Pengalaman Berusahatani : ...tahun 9. Luas Lahan : ...ha 10. Status Lahan : ...

B. USAHATANI JAGUNG

No Uraian Satuan Jumlah

Fisik

Harga/Satuan (Rp)

Total Nilai (Rp)

1. Produksi Kg

2. Bibit Kg

(54)

42

3. Pupuk Kg

4. Pestisida Kg

5. Tenaga Kerja 1. Penanaman 2. Pengolahan tanah

3. Pemupukan 4. Pemeliharaan 5. Panen

HKO

6. Pajak

7. Total Biaya Variabel 8. Total Biaya Tetap 9. Pendapatan Bersih

C. PERALATAN USAHATANI YANG DIMILIKI

No Jenis Alat Jumlah (Buah)

Nilai Awal

(Rp)

Nilai sekarang

(Rp)

Lama Pemakaian

(Tahun)

NPA (Rp)

1.

2.

3.

1. Berapa besar produksi yang dihasilkan dari usahatani jagung pulut?

Gambar

Tabel  1.  Luas  Panen,  Produktivitas,  Produksi  Jagung  dan  Perkembangannya  di    Kabupaten Bulukumba  Tahun  Luas  Panen  (Ha)  Perkembangan (%)  Produktivitas (Kw/Ha)  Produksi (Ton)  Perkembangan (%)  2010  33 312  2,38  46  153 199  25,55  2011  2
Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Determinan Pendapatan Usahatani Jagung  Pulut di Desa Caramming Kecamatan Bontotiro Kabupaten
Tabel 3. Jumlah penduduk mata pencaharian di Desa Caramming
Tabel  4.  Identitas  Petani  Berdasarkan  Tingkat  Umur  di  Desa  Caramming      Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai signifikansi dari hasil uji statistik analisis regresi linear berganda dapat diketahui signifikasi pengaruh variabel dependen (usia, jenis

Hasil dari uji t , dari hasil pengujian koefisien regresi masing-masing variabel dengan uji dua sisi (signifikan = 0,025%), variabel benih, TKLK, pupuk Urea,

Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel independen upah, pendidikan, pendapatan suami dan jumlah tanggungan keluarga variabel dependen

Hasil dari uji t , dari hasil pengujian koefisien regresi masing-masing variabel dengan uji dua sisi (signifikan = 0,025%), variabel benih, TKLK, pupuk Urea,

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji signifikasi (uji t) merupakan suatu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independent

Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variable independen memiliki pengaruh terhadap variable dependen secara persial (sendiri-sendiri). Uji t digunakan pada

Pengaruh dari penggunaan faktor- faktor produksi terhadap usahatani jagung dapat diketahui dengan menggunakan analisis fungsi Cobb-Douglas, dimana tingkat produksi (Y)

Uji F F-Test Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen, berdasarkan