6
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya :
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Pramana (2010), menggunakan data kuantitatif data time series periode tahun 2001 – 2008 dan sifatnya bulanan. Pada penelitian ini alat analisis yang digunakan yaitu regresi linier. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel PDRB, UMK, dan rasio elektrifikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan listrik rumah tangga. Sedangkan permintaan listrik rumah tangga 900 VA dan tarif listrik secara signifikan mempengaruhi permintaan listrik rumah tangga.
Penelitian yang dilakukan oleh Rito,dkk (2015), menggunakan data cross section. Pada penelitian ini alat analisis yang digunakan yaitu regresi linier sederhana dengan sumber data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan rumah tangga memiliki pengaruh signifikan terhadap permintaan listrik di Kecamatan Kuok.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Kusuma (2008). Penelitian ini
tergolong penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan alat analisis regresi log
linier berganda. Sumber data dalam penelitian ini memakai data primer dan data
sekunder. Hasil penelitiannya adalah bahwa semua variabel yang digunakan
berpengaruh signifikan terhadap permintaan listrik. Namun, dengan model
penyesuaian parsial maka sesuai hasil analisa data diketahui bahwa variabel jumlah keluarga adalah variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi konsumsi akan listrik. Namun selain variabel jumlah keluarga juga terdapat variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi konsumsi listrik pada rumah tangga, yaitu barang elektronik (barang lux atau barang konsumsi listrik besar).
Dalam penelitian ini menggunakan variabel jumlah pendapatan, jumlah keluarga dan pengeluaran konsumsi keluarga dengan menggunakan model regresi linier berganda. Dimana hal tersebut juga dilakukan oleh Kusuma dan Rito.
Sedangkan pengembangan dalam penelitian, ini yaitu menggunakan tahun dan objek yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.
B. Landasan Teori
1. Definisi Permintaan
Permintaan diartikan secara absolute yaitu jumlah barang yang
dibutuhkan. Jalan pikiran ini didasarkan atas pemikiran manusia mempunyai
kebutuhan. Atas kebutuhan inilah individu tersebut mempunyai permintaan
akan barang, semakin banyak penduduk suatu negara makin besar permintaan
masyarakat akan jenis barang. Perrmintaan baru mempunyai arti apabila
didukung oleh tenaga beli peminta barang. Permintaan yang didukung oleh
kekuatan tenaga beli disebut permintaan efektif. Sedangkan permintaan yang
hanya didasarkan atas kebutuhan saja disebut sebagai permintaan absolut atau
potensial (Sudarsono:1983).
Permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibeli oleh sejumlah konsumen dengan harga tertentu pada waktu dan tempat tertentu (Samuelson:1999).
Permintaan diartikan tentang ciri hubungan di antara jumlah permintaan barang dan harga (Sukirno:2001).
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa permintaan adalah keinginan manusia untuk membeli barang dan jasa pada periode waktu tertentu guna memenuhi tingkat kepuasan.
2. Hukum Permintaan
Bunyi hukum permintaan yang pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan “apabila harga suatu barang naik, jumlah permintaan akan barang tersebut menurun. Penurunan ini disebabkan karena konsumen cenderung menggantikan barang tersebut dengan barang lain yang relatif lebih murah”. Tentu saja hal ini berlaku dalam kerangka ceteris paribusnya Marshall (Sudarsono:1983).
Hukum permintaan dengan tingkat kemiringan negatif berbunyi “jika harga suatu komoditi naik, (dan hal-hal lain dianggap tidak berubah), pembeli cenderung membeli sedikit komoditi tersebut. Demikian juga halnya jika harga turun, dan hal-hal lain tidak berubah, jumlah barang yang akan dibeli meningkat (Samuelson:1999).
Jadi antara harga barang dengan permintaan tersebut mempunyai sifat
hubungan yang berlawanan arah (negatif). Hal demikian sangat logis karena
apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain
sebagai penggantinya yang harganya tidak mengalami kenaikan, atau jika pendapatan nominal konsumen tetap sementara harga barang naik, maka pendapatan riil konsumen tersebut akan menurun, akibatnya konsumen tersebut akan mengurangi permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya apabila harga barang turun, maka konsumen akan mengurangi pembelian terhadap barang lain dan menambah pembelian terhadap barang yang harganya mengalami penurunan tersebut.
3. Skedul Permintaan
Penelitian keilmuan menunjukkan bahwa jumlah komoditi yang terbeli tergantung pada harganya. Semakin tinggi harga suatu komoditi, hal lain tetap sama, semakin sedikit orang yang akan membelinya. Semakin rendah harga pasarnya, semakin banyak yang akan dibeli (Samuelson:1999).
Ada suatu hubungan jelas antara harga pasar suatu barang dengan jumlah yang diminta, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan antara harga dan kuantitas yang dibeli ini disebut skedul permintaan (Samuelson:1999).
Contoh skedul permintaan sebagai berikut:
Tabel 2.1. Skedul Permintaan Barang X
No Harga Barang X Jumlah Yang Diminta
A Rp. 5,- 9
B Rp. 4,- 10
C Rp. 3,- 12
D Rp. 2,- 15
E Rp. 1,- 20
Sumber: Mikroekonomi,1999.
Dari skedul permintaan barang X tersebut dapat dijelaskan bahwa
semakin turun harga barang X, maka jumlah barang X yang diminta semakin
bertambah banyak. Jadi, sifat perkaitan antara harga dan jumlah barang yang diminta adalah berlawanan arah.
Kurva permintaan didapat dengan menambahkan seluruh kuantitas yang diminta oleh seluruh individu pada setiap tingkat harga. Maka dari itu banyak faktor yang dapat menentukan permintaan, salah satunya adalah harga barang itu sendiri.
Terdapat cara lain untuk menggambarkan perkaitan antara harga dengan jumlah barang yang diminta adalah dengan menggunakan kurva permintaan (Samuelson:1999).
Gambar 2.1 Kurva Permintaan Barang
Sumber: Mikroekonomi, 1999.
Pada kurva diatas harga dinyatakan pada sumbu tegak dan jumlah yang
diminta pada sumbu datar. Setiap angka yang merupakan pasangan Q dan P dari
tabel 2.1 dinyatakan sebagai titik, dan garis yang menghubungkan titik-titik
tersebut dinamakan kurva permintaan. Garis DD yang memiliki kemiringan
negatif ini membuktikan hukum permintaan dengan kemiringan menurun.
4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Menurut Samuelson:1999 beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu:
a. Harga barang, harga yang lebih tinggi menurunkan kuantitas perrmintaan.
b. Pendapatan rata-rata adalah faktor penentu utama permintaan. Jika pendapatan masyarakat meningkat, orang akan cenderung membeli lebih banyak, hampir segala hal.
c. Penduduk. Jumlah penduduk yang besar akan meningkatkan jumlah pembelian terhadap barang.
d. Harga barang lain yang berhubungan atau barang subtitusi yang memiliki fungsi sama dengan barang yang berkaitan.
e. Selera. Selera menunjukkan variasi pengaruh sosial dan sejarah. Selera juga mencerrminkan adanya kebutuhsn psikologis dan fisiologi yang sesungguhnya. Selain itu, selera juga termasuk kebutuhan terkondisi yang mengandung unsur tradisi dan agama.
f. Faktor khusus. Faktor khusus meliputi tersedianya jalan raya, kualitas jalan dan jaringan kereta api, ekspektassi harga dimasa mendatang, dan lain-lain.
Menurut Sukirno:2001 permintaan barang atau jasa dapat dipengaruhi oleh :
a. Harga barang lain yang berkaitan (subtitusi dan komplementer)
1) Barang Subtitusi (pengganti). Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia menggantikan fungsi barang lain tersebut. Harga barang pengganti dapat memengaruhi permintaan barang yang dapat menggantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan.
2) Barang Komplementer (penggenap / pelengkap). Sesuatu barang selalu digunakan bersama-sama dengan barang lainnya maka barang tersebut dinamakan barang penggenap kepada barang lain tersebut.
Kenaikan atau penurunan permintaan ke atas barang penggenap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang digenapinya.
b. Selera konsumen.
Selera atau cita rasa mempunyai pengaruh cukup besar terhadap keinginan konsumen untuk membeli barang-barang. Perubahan selera konsumen dapat memengaruhi permintaan jenis barang.
c. Pendapatan konsumen.
Pendapatan para konsumen merupakan faktor yang sangat penting
dalam menentukan tingkat permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan
pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai
jenis barang. Berdasarkan kepada sifat perubahan permintaan yang berlaku
apabila pendapatan berubah, berbagai barang dapat dibedakan menjadi
empat golongan: barang inferior, barang esensial, barang normal, dan
barang mewah.
1) Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Kalau pendapatan bertambah tinggi maka permintaan terhadap barang-barang yang tergolong barang inferior akan berkurang. Para pembeli akan mengalami kenaikan pendapatan akan mengurangi pengeluarannya terhadap barang-barang inferior dan menggantikannya dengan barang-barang yang lebih baik mutunya.
2) Barang essensial atau barang pokok adalah barang yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya barang itu terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan dan pakaian yang utama.
Perbelanjaan seperti ini tidak berubah walaupun pendapatan meningkat.
3) Barang normal, dinamakan barang normal apabila ia mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan.
Ada dua faktor yang menyebabkan barang-barang seperti itu mengalami kenaikan kalau pendapatan para pembeli bertambah, yaitu (i) pertambahan pendapatan menambah kemampuan untuk membeli lebih banyak barang, dan (ii) pertambahan pendapatan memungkinkan para pembeli menukar konsumsi mereka dari barang yang kurang baik mutunya kepada barang-barang yang lebih baik.
4) Barang mewah, jenis-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan
mereka sudah relative tinggi. Biasanya barang-barang tersebut baru dibeli
masyarakat setelah dapat memenuhi kebutuhan pokok.
d. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan suatu barang.
e. Distribusi pendapatan
Sejumlah pendapatan besarnya akan menimbulkan corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut dirubah corak distribusinya. Sekiranya pemerintah menaikkan pajak orang kaya dan kemudian hasil pajak ini untuk menaikkan pendapatan pekerja yang berpendapatan rendah, corak permintaan berbagai barang akan mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan oleh orang kaya, permintaannya akan berkurang dan barang-barang yang digunakan oleh orang yang pendapatannya mengalami kenaikan, permintaannya akan bertambah.
f. Perkiraan
Perubahan yang diperkirakan mengenai keadaan di masa yang akan
datang dapat mempengaruhi permintaan. Perkiraan para konsumen bahwa
harga-harga akan menjadi bertambah tinggi di masa depan akan mendorong
mereka untuk membeli lebih banyak pada masa ini, untuk menghemat
pengeluaran pada masa yang akan datang.
5. Teori Elastisitas Permintaan
Elastisitas menunjukkan kepekaan. Elastisitas harga atas permintaan atau elastisitas harga adalah kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang tersebut, dengan asumsi bahwa hal-hal lainnya tidak berubah (Samuelson:1999).
Elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan. Elastisitas permintaan menggambarkan derajat kepekaan fungsi permintaan terhadap perubahan yang terjadi pada variabel – variabel yang menggantinya. Besarnya koefisian elastisitas ditunjukkan oleh perbandingan antara presentase perubahan dalam variabel tidak bebas itu dan persentase perubahan variabel bebas yang mempengaruhinya (M. Suparmoko, 1997:30).
Ukuran kuantitatif tersebut dinamakan elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan dibedakan kepada tiga konsep: elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan, dan elastisitas permintaan silang (Sukirno:2001).
a. Elastisitas permintaan harga
Dalam menganalisis akibat perubahan harga atas perubahan jumlah
barang yang diminta adalah sangat berguna apabila dihitung koefisien
permintaan atau 𝐸
𝑑. Koefisiennya adalah suatu angka yang
menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang
diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas
biasanya dihitung menggunakan rumus dibawah ini:
𝐸
𝑑= 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎
Misalkan harga berubah dari P menjadi P
1dan jumlah barang yang diminta berubah dari Q menjadi Q
1, maka rumus di atas dapat dinyatakan sebagai berikut:
𝐸
𝑑=
𝑄1−𝑄 𝑄 𝑃1 −𝑃
𝑃