• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

6

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya :

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Pramana (2010), menggunakan data kuantitatif data time series periode tahun 2001 – 2008 dan sifatnya bulanan. Pada penelitian ini alat analisis yang digunakan yaitu regresi linier. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel PDRB, UMK, dan rasio elektrifikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan listrik rumah tangga. Sedangkan permintaan listrik rumah tangga 900 VA dan tarif listrik secara signifikan mempengaruhi permintaan listrik rumah tangga.

Penelitian yang dilakukan oleh Rito,dkk (2015), menggunakan data cross section. Pada penelitian ini alat analisis yang digunakan yaitu regresi linier sederhana dengan sumber data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan rumah tangga memiliki pengaruh signifikan terhadap permintaan listrik di Kecamatan Kuok.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Kusuma (2008). Penelitian ini

tergolong penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan alat analisis regresi log

linier berganda. Sumber data dalam penelitian ini memakai data primer dan data

sekunder. Hasil penelitiannya adalah bahwa semua variabel yang digunakan

berpengaruh signifikan terhadap permintaan listrik. Namun, dengan model

(2)

penyesuaian parsial maka sesuai hasil analisa data diketahui bahwa variabel jumlah keluarga adalah variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi konsumsi akan listrik. Namun selain variabel jumlah keluarga juga terdapat variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi konsumsi listrik pada rumah tangga, yaitu barang elektronik (barang lux atau barang konsumsi listrik besar).

Dalam penelitian ini menggunakan variabel jumlah pendapatan, jumlah keluarga dan pengeluaran konsumsi keluarga dengan menggunakan model regresi linier berganda. Dimana hal tersebut juga dilakukan oleh Kusuma dan Rito.

Sedangkan pengembangan dalam penelitian, ini yaitu menggunakan tahun dan objek yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

B. Landasan Teori

1. Definisi Permintaan

Permintaan diartikan secara absolute yaitu jumlah barang yang

dibutuhkan. Jalan pikiran ini didasarkan atas pemikiran manusia mempunyai

kebutuhan. Atas kebutuhan inilah individu tersebut mempunyai permintaan

akan barang, semakin banyak penduduk suatu negara makin besar permintaan

masyarakat akan jenis barang. Perrmintaan baru mempunyai arti apabila

didukung oleh tenaga beli peminta barang. Permintaan yang didukung oleh

kekuatan tenaga beli disebut permintaan efektif. Sedangkan permintaan yang

hanya didasarkan atas kebutuhan saja disebut sebagai permintaan absolut atau

potensial (Sudarsono:1983).

(3)

Permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibeli oleh sejumlah konsumen dengan harga tertentu pada waktu dan tempat tertentu (Samuelson:1999).

Permintaan diartikan tentang ciri hubungan di antara jumlah permintaan barang dan harga (Sukirno:2001).

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa permintaan adalah keinginan manusia untuk membeli barang dan jasa pada periode waktu tertentu guna memenuhi tingkat kepuasan.

2. Hukum Permintaan

Bunyi hukum permintaan yang pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan “apabila harga suatu barang naik, jumlah permintaan akan barang tersebut menurun. Penurunan ini disebabkan karena konsumen cenderung menggantikan barang tersebut dengan barang lain yang relatif lebih murah”. Tentu saja hal ini berlaku dalam kerangka ceteris paribusnya Marshall (Sudarsono:1983).

Hukum permintaan dengan tingkat kemiringan negatif berbunyi “jika harga suatu komoditi naik, (dan hal-hal lain dianggap tidak berubah), pembeli cenderung membeli sedikit komoditi tersebut. Demikian juga halnya jika harga turun, dan hal-hal lain tidak berubah, jumlah barang yang akan dibeli meningkat (Samuelson:1999).

Jadi antara harga barang dengan permintaan tersebut mempunyai sifat

hubungan yang berlawanan arah (negatif). Hal demikian sangat logis karena

apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain

(4)

sebagai penggantinya yang harganya tidak mengalami kenaikan, atau jika pendapatan nominal konsumen tetap sementara harga barang naik, maka pendapatan riil konsumen tersebut akan menurun, akibatnya konsumen tersebut akan mengurangi permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya apabila harga barang turun, maka konsumen akan mengurangi pembelian terhadap barang lain dan menambah pembelian terhadap barang yang harganya mengalami penurunan tersebut.

3. Skedul Permintaan

Penelitian keilmuan menunjukkan bahwa jumlah komoditi yang terbeli tergantung pada harganya. Semakin tinggi harga suatu komoditi, hal lain tetap sama, semakin sedikit orang yang akan membelinya. Semakin rendah harga pasarnya, semakin banyak yang akan dibeli (Samuelson:1999).

Ada suatu hubungan jelas antara harga pasar suatu barang dengan jumlah yang diminta, dengan catatan faktor lain tidak berubah. Hubungan antara harga dan kuantitas yang dibeli ini disebut skedul permintaan (Samuelson:1999).

Contoh skedul permintaan sebagai berikut:

Tabel 2.1. Skedul Permintaan Barang X

No Harga Barang X Jumlah Yang Diminta

A Rp. 5,- 9

B Rp. 4,- 10

C Rp. 3,- 12

D Rp. 2,- 15

E Rp. 1,- 20

Sumber: Mikroekonomi,1999.

Dari skedul permintaan barang X tersebut dapat dijelaskan bahwa

semakin turun harga barang X, maka jumlah barang X yang diminta semakin

(5)

bertambah banyak. Jadi, sifat perkaitan antara harga dan jumlah barang yang diminta adalah berlawanan arah.

Kurva permintaan didapat dengan menambahkan seluruh kuantitas yang diminta oleh seluruh individu pada setiap tingkat harga. Maka dari itu banyak faktor yang dapat menentukan permintaan, salah satunya adalah harga barang itu sendiri.

Terdapat cara lain untuk menggambarkan perkaitan antara harga dengan jumlah barang yang diminta adalah dengan menggunakan kurva permintaan (Samuelson:1999).

Gambar 2.1 Kurva Permintaan Barang

Sumber: Mikroekonomi, 1999.

Pada kurva diatas harga dinyatakan pada sumbu tegak dan jumlah yang

diminta pada sumbu datar. Setiap angka yang merupakan pasangan Q dan P dari

tabel 2.1 dinyatakan sebagai titik, dan garis yang menghubungkan titik-titik

tersebut dinamakan kurva permintaan. Garis DD yang memiliki kemiringan

negatif ini membuktikan hukum permintaan dengan kemiringan menurun.

(6)

4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Menurut Samuelson:1999 beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu:

a. Harga barang, harga yang lebih tinggi menurunkan kuantitas perrmintaan.

b. Pendapatan rata-rata adalah faktor penentu utama permintaan. Jika pendapatan masyarakat meningkat, orang akan cenderung membeli lebih banyak, hampir segala hal.

c. Penduduk. Jumlah penduduk yang besar akan meningkatkan jumlah pembelian terhadap barang.

d. Harga barang lain yang berhubungan atau barang subtitusi yang memiliki fungsi sama dengan barang yang berkaitan.

e. Selera. Selera menunjukkan variasi pengaruh sosial dan sejarah. Selera juga mencerrminkan adanya kebutuhsn psikologis dan fisiologi yang sesungguhnya. Selain itu, selera juga termasuk kebutuhan terkondisi yang mengandung unsur tradisi dan agama.

f. Faktor khusus. Faktor khusus meliputi tersedianya jalan raya, kualitas jalan dan jaringan kereta api, ekspektassi harga dimasa mendatang, dan lain-lain.

Menurut Sukirno:2001 permintaan barang atau jasa dapat dipengaruhi oleh :

a. Harga barang lain yang berkaitan (subtitusi dan komplementer)

(7)

1) Barang Subtitusi (pengganti). Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia menggantikan fungsi barang lain tersebut. Harga barang pengganti dapat memengaruhi permintaan barang yang dapat menggantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan.

2) Barang Komplementer (penggenap / pelengkap). Sesuatu barang selalu digunakan bersama-sama dengan barang lainnya maka barang tersebut dinamakan barang penggenap kepada barang lain tersebut.

Kenaikan atau penurunan permintaan ke atas barang penggenap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang digenapinya.

b. Selera konsumen.

Selera atau cita rasa mempunyai pengaruh cukup besar terhadap keinginan konsumen untuk membeli barang-barang. Perubahan selera konsumen dapat memengaruhi permintaan jenis barang.

c. Pendapatan konsumen.

Pendapatan para konsumen merupakan faktor yang sangat penting

dalam menentukan tingkat permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan

pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai

jenis barang. Berdasarkan kepada sifat perubahan permintaan yang berlaku

apabila pendapatan berubah, berbagai barang dapat dibedakan menjadi

empat golongan: barang inferior, barang esensial, barang normal, dan

barang mewah.

(8)

1) Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Kalau pendapatan bertambah tinggi maka permintaan terhadap barang-barang yang tergolong barang inferior akan berkurang. Para pembeli akan mengalami kenaikan pendapatan akan mengurangi pengeluarannya terhadap barang-barang inferior dan menggantikannya dengan barang-barang yang lebih baik mutunya.

2) Barang essensial atau barang pokok adalah barang yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya barang itu terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan dan pakaian yang utama.

Perbelanjaan seperti ini tidak berubah walaupun pendapatan meningkat.

3) Barang normal, dinamakan barang normal apabila ia mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan.

Ada dua faktor yang menyebabkan barang-barang seperti itu mengalami kenaikan kalau pendapatan para pembeli bertambah, yaitu (i) pertambahan pendapatan menambah kemampuan untuk membeli lebih banyak barang, dan (ii) pertambahan pendapatan memungkinkan para pembeli menukar konsumsi mereka dari barang yang kurang baik mutunya kepada barang-barang yang lebih baik.

4) Barang mewah, jenis-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan

mereka sudah relative tinggi. Biasanya barang-barang tersebut baru dibeli

masyarakat setelah dapat memenuhi kebutuhan pokok.

(9)

d. Jumlah penduduk

Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan suatu barang.

e. Distribusi pendapatan

Sejumlah pendapatan besarnya akan menimbulkan corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut dirubah corak distribusinya. Sekiranya pemerintah menaikkan pajak orang kaya dan kemudian hasil pajak ini untuk menaikkan pendapatan pekerja yang berpendapatan rendah, corak permintaan berbagai barang akan mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan oleh orang kaya, permintaannya akan berkurang dan barang-barang yang digunakan oleh orang yang pendapatannya mengalami kenaikan, permintaannya akan bertambah.

f. Perkiraan

Perubahan yang diperkirakan mengenai keadaan di masa yang akan

datang dapat mempengaruhi permintaan. Perkiraan para konsumen bahwa

harga-harga akan menjadi bertambah tinggi di masa depan akan mendorong

mereka untuk membeli lebih banyak pada masa ini, untuk menghemat

pengeluaran pada masa yang akan datang.

(10)

5. Teori Elastisitas Permintaan

Elastisitas menunjukkan kepekaan. Elastisitas harga atas permintaan atau elastisitas harga adalah kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang tersebut, dengan asumsi bahwa hal-hal lainnya tidak berubah (Samuelson:1999).

Elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan. Elastisitas permintaan menggambarkan derajat kepekaan fungsi permintaan terhadap perubahan yang terjadi pada variabel – variabel yang menggantinya. Besarnya koefisian elastisitas ditunjukkan oleh perbandingan antara presentase perubahan dalam variabel tidak bebas itu dan persentase perubahan variabel bebas yang mempengaruhinya (M. Suparmoko, 1997:30).

Ukuran kuantitatif tersebut dinamakan elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan dibedakan kepada tiga konsep: elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan, dan elastisitas permintaan silang (Sukirno:2001).

a. Elastisitas permintaan harga

Dalam menganalisis akibat perubahan harga atas perubahan jumlah

barang yang diminta adalah sangat berguna apabila dihitung koefisien

permintaan atau 𝐸

𝑑

. Koefisiennya adalah suatu angka yang

menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang

diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas

biasanya dihitung menggunakan rumus dibawah ini:

(11)

𝐸

𝑑

= 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎

Misalkan harga berubah dari P menjadi P

1

dan jumlah barang yang diminta berubah dari Q menjadi Q

1

, maka rumus di atas dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝐸

𝑑

=

𝑄1−𝑄 𝑄 𝑃1 −𝑃

𝑃

Nilai koefisien elastisitas berkisar di antara nol daan tak terhingga.

Elastisitas adalah nol apabila perubahan harga tidak akan merubah jumlah yang diminta; jumlah yang diminta tetap saja jumlahnya walaupun harga mengalami kenaikan atau menurun. Kurva permintaan yang koefisien elastisitasnya bernilai nol bentuknya adalah adalah sejajar dengan sumber tegak.

Kurva permintaan bersifat tidak elastis sempurna yaitu permintaan bernilai tidak terhingga apabila suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang yang ada di pasar. Berapa pun banyaknya barang yang ditawarkan para penjual pada harga tersebut, semuanya akan dapat terjual.

Kurva permintaan bersifat elastisitas sempurna yaitu kurva permintaan yang koefisien elastisitasnya adalah tidak terhingga, berbentuk sejajar dengan sumber datar.

Kurva permintaan bersifat elatisitas uniter yaitu kurva yang

mempunyai koefisien elastisitas permintaan sebesar 1, dan lazim.

(12)

Kurva permintaan bersifat tidak elastis yaitu apabila koefisien elastisitas permintaan tersebut adalah diantara nol dan satu. Koefisien perrmintaan mempunyai nilai yang demikian apabila persentasi perubahan harga adalah lebih besar daripada persentasi perubahan jumlah yang diminta.

Kurva permintaan bersifat elastis yaitu kurva yang menggambarkan bahwa apabila harga berubah maka permintaan akan mengalami perubahan dengan persentasi yang melebihi persentasi perubahan harga. Nilai koefisien elastisitas dari permintaan yang bersifat elastis adalah lebih besar dari satu.

b. Elastisitas permintaan silang

Koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan atas sesuatu barang apabila terjadi perubahan atas barang lain dinamakan elastisitas permintaan silang atau elastisitas silang. Apabila perubahan harga barang menyebabkan permintan barang X berubah, maka sifat hubungan diantara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang.

Besarnya elastisitass silang (𝐸

𝑐

) dapat dihitung berdasarkan pada rumus berikut:

𝐸

𝑐

= 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑋 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔𝑌

Nilai elastisitas silang berkisar diantara tak terhingga yang negatif

pada tak terhingga yang positif. Barang-barang pelengkap elastisitas

silangnya berrnilai negatif, jumlah barang X yang diminta berubah kearah

yang bertentangan dengan perubahan harga barang Y. Jika harga barang Y

(13)

naik, maka jumlah permintaan atas barang X berkurang, sebaliknya jika harga barang Y turun, maka jumlah permintaan atas barang X bertambah.

c. Elastisitas permintaan pendapatan

Koefisien yang menunjukkan sampai mana besarnya perubahan permintaan atas suatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan pembeli dinamakan elastisitas permintaan pendapatan atau elastisitas pendapatan. Besarnya elastisitass pendapatan (𝐸

𝑖

) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:

𝐸

𝑖

= 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

Untuk kebanyakan barang kenaikan pendapatan akan menyebabkan kenaikan permintaan. Di sini terdapat hubungan yang searah di antara perubahan pendpatan dan perubahan permintaan, dengan demikian elastisitas pendapatannya adalah positif. Barang-barang yang sifat elastisitas pendapatannya demikian disebut barang normal. Beberapa jenis barang mengalami pengurangan dalam jumlah yang dibeli apabila pendapatan bertambah; berarti perubahan pendapatan dan jumlah yang dibeli bergerak kearah yang berkebalikan. Perubahan yang demikian disebut perubahan negatif. Barang yang demikian disebut barang inferior.

Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastisitas apabila koefisien elastisitasnya adalah kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang kecil saja atas jumlah yang diminta.

Elastisitas pendapatan dinamakan elastis apabila perubahan pendapatan

(14)

menimbulkan kenaikan permintaan yang lebih besar daripada perubahan pendapatan. Misalnya pada berbagai jenis makanan dan hasil pertanian mempunyai elastisitas pendapatan yang kurang elastis, yaitu pertambahan permintaannya berkembang lebih lambat daripada pertambahan pendapatan.Barang-barang tahan lama dan mewah adalah lebih elastis kalau dibandingkan dengan barang makanan dan pertanian.

6. Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Masyarakat

Salah satu komponen penting untuk penting untuk menilai perkembangan tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk adalah pola pengeluaran konsumsi masyarakat. Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga terhadap barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan lainnya serta berbagai jenis pelayanan. Barang- barang yang diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya merupakan barang-barang konsumsi (Sukirno:2001).

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pada gagasan dan teori – teori yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan pada sebuah kerangka pemikiran yang teoritis.

Kerangka pemikiran ini yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam

melakukan penelitian. Kerangka pemikiran yang sistematis dan terarah akan

mempermudah penulisan dalam penelitian yang mampu memberikan kesimpulan

yang jelas dan logis.

(15)

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut mengingat kebutuhan energi listrik merupakan barang pokok dalam kehidupan masyarakat baik industri, pembangunan ekonomi maupun kebutuhan rumah tangga sehari – hari. Kerangka pemikiran disini menjelaskan bahwa pendapatan keluarga, jumlah keluarga, dan pengeluaran konsumsi keluarga akan berpengaruh signifikan terhadap permintaan listrik di Kelurahan Tlumpu Kecamatan Sukorejo Kota Blitar.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah, tujuan dan kerangka pemikiran tersebut maka hipotesis sementara terhadap masalah yang masih diuji kebenarannya yaitu sebagai berikut:

“Diduga bahwa pendapatan keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan listrik di Kelurahan Tlumpu Kecamatan Sukorejo Kota Blitar“.

“Diduga bahwa jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan listrik di Kelurahan Tlumpu Kecamatan Sukorejo Kota Blitar“.

“Diduga bahwa pengeluaran konsumsi keluarga berpengaruh negatif signifikan terhadap permintaan listrik di Kelurahan Tlumpu Kecamatan Sukorejo Kota Blitar“.

Pengeluaran konsumsi keluarga

Pendapatan keluarga Jumlah tanggungan keluarga

Permintaan

Listrik

Gambar

Tabel 2.1. Skedul Permintaan Barang X
Gambar 2.1 Kurva Permintaan Barang
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

E. Serangkaian senyawa yang saling berisomer satu sama lain 2. Berikut ini yang termasuk anggota deret homolog alkana adalah ..... Senyawa hidrokarbon berikut yang mempunyai 5

Hasil rata-rata UR berdasarkan jenis penyakit untuk poli gigi di ketiga puskesmas selama tahun 2014 menunjukkan data sebagai berikut : (1) K00 untuk mewakili

bersifat. Periode waktu yang dibutuhkan dari kuncup bunga hingga buah/polong kecil adalah 25 hari. Perkembangan polong kecil hingga polong berisi benih padat dan akhirnya

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Uji Sari Wortel

sesuatu hal yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengendalikan kebijakan melalui pembuatan sebuah regulasi daerah dapat berupa Surat Keputusan ataupun

Bila dikaitkan dengan penelitian ini, penulis mendefinisikan bahwa strategi Media Relations merupakan salah satu kegiatan komunikasi Public Relations PT Bumi

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem kendali logika fuzzy dapat mengembalikan kecepatan motor BLDC sesuai dengan kecepatan setting

Hal tersebut karena siswa dengan sikap positif akan meluangkan waktu untuk belajar lebih banyak, mempersiapkan diri sebelum pembelajaran dimulai, dan mau mencoba