DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI i
BAB I PENGANTAR 1
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1
1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1
1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1
1.2.2. Isi Modul 2
1.2.3. Pelaksanaan Modul 3
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini 3
1.4. Pengertian-Pengertian Istilah 4
BAB II STANDAR KOMPETENSI 6
2.1. Peta Paket Pelatihan 6
2.2. Pengertian Unit Standar 6
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari 7
2.3.1. Judul Unit 7
2.3.2. Kode Unit 7
2.3.3. Deskripsi Unit 7
2.3.4. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk kerja 8
2.3.5. Batasan Variabel 9
2.3.6. Panduan Penilaian 9
2.3.7. Kompetensi Kunci 10
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 11
3.1. Strategi Pelatihan 11
3.2. Metode Pelatihan 12
BAB IV MELAKSANAKAN PERSYARATAN K3 14 4.1. Menyiapkan APD (Alat Pelindung Diri) 14
4.2. Memakai APD (Alat Pelindung Diri 18
4.3. Mengidentifikasi Potensi Bahaya dan Menindaklanjuti 18 BAB V SUMBER SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI
21
5.1. Sumber Daya Manusia 21
5.2. Sumber-Sumber Perpustakaan 22
5.3. Buku-Buku Referensi 23
BAB I PENGANTAR
1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan oleh seorang tenaga kerja untuk jabatan kerja tertentu, sehingga yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan standar kompetensi yang ditunjukkan oleh Kriteria Unjuk Kerja pada elemen kompetensi jabatan kerja tersebut.
Dengan demikian jika seorang Tukang Pasang Ubin dikatakan kompeten atau memiliki kompetensi bila yang bersangkutan memiliki seluruh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan melalui unnjuk kerjanya secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar kompetensi yang dituntut untuk jabatan kerja tersebut.
1.2 Penjelasan Materi Pelatihan
1.2.1 . Desain Materi Pelatihan
Desain materi pelatihan ini mencakup 2 (dua) jenis materi pelatihan yaitu pelatihan yang sifatnya materi teori yang diberikan di ruang kelas dan pelatihan dengan materi yang harus dilakukan melalui praktek, baik melalui simulasi di kelas maupun praktek langsung di luar kelas. Untuk kedua jenis materi pelatihan ini, bobot materi latihan praktek lebih banyak dibanding dengan materi latihan teori.
Disamping itu, pelatihan ini juga didesain dalam bentuk pelatihan klasikal dan
pelatihan individual/mandiri. Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan
oleh seorang pelatih pada sekelompok peserta latih dalam satu kelas pada waktu
yang sama. sedangkan pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang
dilaksanakan oleh peserta secara individual atau mandiri baik dibawah bimbingan
pelatih maupun secara mandiri untuk menambah unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan atas dasar tugas dan atau kepentingan peserta latih itu sendiri.
1.2.2. Isi Modul
Modul yang digunakan dalam pelaitihan ini terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu buku informasi, buku kerja dan buku penilaian. Buku Informasi yaitu buku yang berisi seluruh informasi dan materi sumber pelatihan yang digunakan baik untuk pelatih maupun peserta pelatihan, yang meliputi:
Struktur desain modul pelatihan,
Standar kompetensi dan elemen kompetensi yang dipelajari
Stratetgi dan metode pelatihan, serta
Struktur materi pelatihan
Sedangkan buku kerja yaitu buku yang harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan kegiatan praktek baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan Individual/mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
Kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan
memahami informasi.
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan
peserta pelatihan.
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktek kerja.
Selanjutnya buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban tanggapan peserta pelatihan pada buku kerja dan berisi:
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek.
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3. Pelaksanaan Modul
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan:
Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan.
Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
Mengunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan.
Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban, tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan :
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.
Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)
Pengakuan Kompetensi Terkini (Recongnition of Current Competency) yaitu jika
seseorang telah memiliki pengetahuan dari keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini ( RCe).
Seorang Kepala Pelaksana Plambing mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja tertentu karena yang bersangkutan telah:
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.
1.4. Pengertian-Pengertian Istilah
1.4.1. Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menurut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
1.4.2. Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu ukuran atau standar tertentu, sehingga suatu profesi atau jabtan kerja tertentu dianggap sudah memiliki kompetensi sesuai dengan yang dipersyaratkan.
1.4.3. Penilaian/Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan
mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti
yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
1.4.4. Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian untuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
1.4.5. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menujukan aspek sikap pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ke tiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.
1.4.6. Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja yang ditetapkan.
1.4.7. Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis dan penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
1.4.8. Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian/uji
kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1 Peta Paket Pelatihan
Materi untuk paket pelatihan berbasis kompetensi Jabatan Kerja Tukang Pasang Ubin untuk kompetensi ”Melaksanakan K3” ini modulnya berisi sejumlah materi yang berkaitan dengan elemen kompetensi yaitu meliputi:
2.1. Menyiapkan APD (Alat Pelidung Diri) 2.2. Memakai APD (Alat Pelindung Diri)
2.3. Mengidentifikasi Potensi Bahaya dan Menindaklanjuti
2.2 Pengertian Unit Standar
2.2.1. Pengertian Unit Standar Kompetensi Setiap Standar Kompetensi menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.
2.2.2. Unit kompetensi yang akan dipelajari
Yang akan dipelajari dari unit komptensi akan mengembangkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dipersyaratkan untuk kompetnesi
”Melaksanakan K3”
2.2.3. Durasi/Waktu Pelatihan
Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin
membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.
2.2.4. Kesempatan untuk mencapai kompetensi
Jika seorang pekerja Tukang Pasang Ubin belum mencapai kompetensi pada usaha/
kesempatan pertama, maka pelatih harus mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih tersebut. Rencana ini akan memberi kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi tukang plambing tersebut sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah, kesempatan yang diserahkan adalah 3 (tiga) kali.
2.3 Unit Kompetensi yang dipelajari
Dalam sistem pelatihan, standar kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat:
Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1. Judul Unit
Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
2.3.2. Kode Unit: INA.
2.3.3. Deskripsi Unit
Unit kompetensi ini mencakup kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk:
Menyiapkan APD (Alat Pelindung Diri),
Memakai APD,
Mengidentifikasi potensi bahaya dan menindaklanjutinya.
2.3.4. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
No Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1. Menyiapkan APD (Alat
Pelindung Diri)
1.1. APD yang dibutuhkan diidentifikasi 1.2. APD yang telah diidentifilasi disiapkan 2. Memakai APD 2.1. APD yang sesuai ukuran dipilih
2.2. APD yang dipilih dipakai 3. Mengidentifikasi Potensi
Bahaya dan Menindaklanjuti
3.1. Area kerja yang berpotensi bahaya diidentifikasi
3.2. Rambu pengaman dipasang pada area kerja
3.3. Pada kejadian kecelakaan kerja pertolongan pertama dilakukan
3.4. Kejadian kecelakaan kerja dilaporkan pada atasan
2.3.5. Batasan Variabel
2.3.5.1. Kompetensi ini diterapkan dalam kaitannya dengan pelaksanaan K3.
2.3.5.2. Peraturan dan perundang-undangan terkait K3 tersedia.
2.3.5.3. Dokumen tertulis mengenai metoda kerja pelaksanaan K3 tersedia lengkap.
2.3.6. Panduan penilaian
1) Pengetahuan, keterampilan dan sikap ketrja untuk melaksanakan K3 ini terdiri dari:
1.1 Pengtetahuan tentang K3.
1.2 Mampu memilih APD yang sesuai dengan kebutuhan.
1.3 Mampu menerapkan prinsip-prinsip K3 di tempat kerja
2) Konteks Penilaian.
Penilaian harus mencakup kemampuan peragaan dan praktek dalam pekerjaan sebenarnya atau melalui simulasi
3) Aspek Penting Penilaian
3.1 Ketelitian dan Kecermatan dalam memahami K3,
3.2 Ketelitian dan kecermatan dalam menerapkan K3 di tempat kerja.
4) Kaitan dengan unit kompetensi lain
Untuk mendukung kinerja yang lebih efektif dalam serangkaian kemajuan pelaksanaan pekerjaan pasang ubin yang terkait dengan unit-unit kompetensi inti dan kompetensi khusus.
2.3.7. Kompetensi Kunci
Kompetensi kunci merupakan persyaratan yang harus dipenuhi yang meliputi
No. Komptensi Kunci Level 1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi. 1 2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi. 1 3. Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas. 1
4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok. 1
5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika. 1
6. Memecahkan masalah. 1
7. Menggunakan teknologi. 1
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1 Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
”diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan rencana yang telah dibuat.
3.1.1. Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan atau materi yang telah diidentifikasi dalam setiap terhadap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah Anda milliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
3.1.2. Permulaan dari proses pembelajaran
a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.
3.1.3. Pengamatan terhadap tugas praktik
a. Mengamati keterampilan paktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang
yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.
3.1.4. Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
3.1.5. Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
3.2 Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan, yaitu belajar secara mandiri, belajar berkelompok dan belajar terstruktur. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar tersebut mungkin dapat digunakan.
3.2.1. Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri memperbolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
3.2.2. Belajar berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur
dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki
prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing sesi kelompok dan
memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dan tempat kerja.
3.2.3. Belajar terstruktur
Belajar terstruktur yaitu meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar terstruktur ini umumnya mencakup topik tertentu yang sudah ditetapkan atau disiapkan oleh pelatih/instruktur.
.
BAB IV
MELAKSANAKAN K3
4.1. Menyiapkan APD (Alat Pelindung Diri)
4.1.1. APD (Alat Pelindung Diri) yang dibutuhkan diidentifikasi
Dalam hirarki hazard control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir. Artinya, sebelum memutuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui terlebih dahulu, dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau hazard bisa dihilangkan atau paling tidak dikurangi.
Adapun hirarki pengendalian bahaya di tempat kerja, termasuk di pabrik kimia adalah sebagai berikut:
1. Elimination, merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya.
2. Reduction, mengupayakan agar tingkat bahaya bisa dikurangi.
3. Engineering control, artinya bahaya diisolasi agar tidak kontak dengan pekerja.
4. Administrative control, artinya bahaya dikendalikan dengan menerapkan instruksi kerja atau penjadualan kerja untuk mengurangi paparan terhadap bahaya.
5. Personal protective equipment, artinya pekerja dilindungi dari bahaya dengan menggunakan alat pelindung diri.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja
itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia.Adapun
bentuk dari alat tersebut adalah :
Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
Tali Keselamatan (safety belt)
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil,pesawat, alat berat, dan lain-lain)
Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
Tali Pengaman (Safety Harness)
Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
Pelindung wajah (Face Shield)
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)
Jas Hujan (Rain Coat)
Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L 'Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan')
Contoh gambar alat pelindung diri
Contoh pekerja dengan alat pelindung diri
Selanjutnya, sebelum memutuskan jenis alat pelindung diri yang harus kita gunakan, lakukan terlebih dahulu hazard identification (identifikasi bahaya) dan risk assessment atau penilaian resiko dari suatu pekerjaan, proses atau aktifitas. Tinjau ulang setiap aspek dari pekerjaan, agar potensi bahaya bisa kita identifikasi. Jangan memutuskan hanya berdasarkan perkiraan.
4.1.2. APD (Alat Pelindung Diri) yang telah diidentifikasi disiapkan
Berdasarkan kondisi lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk pemasangan ubin alat pelindung diri yang harus disiapkan antara lain :
Safety helmet
Safety shoes
Sarung tangan
Kaca mata pengaman
Masker