• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN ANALISIS KEMAMPUAN RESAPAN AIR TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DI KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN ANALISIS KEMAMPUAN RESAPAN AIR TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DI KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

79

IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN ANALISIS KEMAMPUAN RESAPAN AIR TERHADAP

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DI KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

Henyningtyas Suhel

(1)

, Dewi Nur Indah Sari

(2)

, Yastin David Batara

(3)

(1)

heny.ningtyas@poliban.ac.id,

(2)

dewi.sari@poliban.ac.id,

(3)

yastindavidbatara@poliban.ac.id

(1,2,3)

Jurusan Teknik Sipil dan Kebumian Politeknik Negeri Banjarmasin

Ringkasan

Kecamatan Banjarmasin Timur memiliki luas wilayah 23,86 km² dengan populasi 116.726 jiwa (BPS Kota Banjarmasin Timur 2019). Bertambahnya jumlah penduduk berpengaruh terhadap penggunaan lahan di wilayah Banjarmasin Timur, pada daerah tersebut banyak mengalami perubahan yang berupa munculnya pemukiman baru dan jenis penggunaan lahan lain yang dapat menurunkan tingkat infiltrasi/ resapan air.

Untuk mengetahui resapan air di Kecamatan Banjarmasin Timur menggunakan analisis spasial dengan SIG terhadap RTRW. Metode yang digunakan yaitu metode pembobotan dari 4 parameter yaitu kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah dan tutupan lahan terhadap RTRW.

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis dengan skoring, potensi daerah resapan air dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas berpotensi dengan luas 1.683,085178 Ha, kurang berpotensi dengan luas 7.765285 Ha dan tidak berpotensi dengan luas 5.671225 Ha. Kesesuaian lahan daerah resapan air pada Kecamatan BanjarmasinnTimur terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kecamatan Banjarmasin Timur Tahun 2013 – 2032 dilakukan dengan cara melihat jumlah luasan daerah non vegetasi sebesar 1.377,97 Ha dan vegetasi dan RTH 313,22 Ha. . Wilayah Banjarmasin Timur dengan luasan 1.683,085178 Ha sebagian besar berpotensi resapan air yang baik.

Kata Kunci : Resapan air, Pembobotan , RTRW

1. PENDAHULUAN

Wilayah dengan hujan rata-rata 10-50 mm/bulan dan curah hujan dengan rata – rata 267 mm/bulan pada bulan April 2021(BMKG Kalimantan Selatan 2021). Kecamatan Banjarmasin Timur memiliki luas wilayah 23,86 km² dengan populasi 116.726 jiwa (BPS Kota Banjarmasin Timur 2019)[4].

Kemampuan lahan menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 17 tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan

Ruang Wilayah adalah

karakteristik lahan yang mencakup sifat- sifat tanah, topografi, drainase, dan kondisi l

ingkungan hidup lain

untuk mendukung kehidupan atau kegiatan pada suatu hamparan lahan[2].

Sedangkan, Penggunaan lahan di wilayah Banjarmasin Timur banyak mengalami perubahan yang berupa munculnya pemukiman baru dan jenis penggunaan lahan lain yang dapat menurunkan tingkat infiltrasi. Meluasnya perubahan penggunaan lahan seperti permukiman baru akan membawa permasalahan terutama terganggunya

keseimbangan tata air di suatu wilayah. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya daerah resapan air karena adanya penutupan lahan yang dijadikan sebagai permukiman sehingga tidak banyak yang terinfiltrasi ke dalam tanah[3].

Daerah resapan air di daerah perkotaan sangat penting keberadaannya, dimana daerah resapan air ini dinilai sangat penting untuk melestarikan sumberdaya air tanah maupun menciptakan keseimbangan sumber daya air lingkungan. Apabila lahan yang berfungsi sebagai resapan air ini mengalami penurunan yang terus menerus, maka akan menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, seperti tingginya volume air larian permukaan, yang mana apabila jumlahnya lebih besar daripada debit tampungan DAS yang ada pada wilayah tersebut, maka dapat mengakibatkan terjadinya banjir. Begitupun juga daya dukung lingkungan yang berpengaruh dikaeranakan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain[7].

Dari paparan permasalahan di atas penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana tingkat kesesuaian resapan air di Kacamatan

(2)

Banjarmasin Timur terhadap Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), dengan pendekatan metode skoring dan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG)..

2. KAJIAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Penelitian yang dilakukan Niswatul Adibah,dkk tahun 2013 untuk mengetahui kondisi daerah respan air di Kota Pekalongan, dengan pendekatan metode supervised classification yang disertai dengan raster to polygon, metode skoring dan overlay peta-peta tematik, dengan hasil kondisi daerah resapan air di Kota Pekalongan secara umum dalam kondisi mulai kritis namun tidak rentan banjir[5].

Peneltian selanjutnya dilakukan oleh Pardede,dkk pada tahun 2019 dengan menggunakan metode survei dan analisis data sekunder, serta pemanfaatan teknologi SIG.

Parameter yang digunakan adalah curah hujan, jenis tanah, tekstur tanah, jenis batuan, kemiringan lereng dan penggunaan lahan[7].

Dari penjelasan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dengan penelitian ini adalah penggunaan metode yang digunakan yakni skoring antar parameter saling berkaitan, kemudian proses tumpang tindih (overlay) dengan peta RTRW Kecamatan Banjarmasin Timur, sehingga nantinya luaran penelitian berupa peta kesesuaian resapan air terhadap RTRW Kecamatan Banjarmasin Timur.

3. METODE PENELITIAN

Lokasi dan Data Penelitian

Penelitian ini berada di Wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur yamg merupakan salah satu Kecamatan di Kota Banjarmasin yang cukup terdampak banjir di bulan Januari 2021.

Gambar 1. Letak Lokasi Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini

dibagi 2 jenis yakni data spasial dan data non spasial. Adapun data-data yang diperlukan tersaji pada tabel berikut:

Tabel 1. Data yang Digunakan No Data Spasial Data Non Spasial

1 Jenis Tanah

Curah Hujan 2 Jenis Batuan

3 Penggunaan Lahan 4 Kelerengan 5 RTRW

Data yang digunakan bersumber dari BMKG dan BAPPEDA Kota Banjarmasin

Tahapan Penelitian

Secara umum tahapan penelitian ini mengetahui bagaimana tingkat kesesuaian resapan air di Kacamatan Banjarmasin Timur terhadap Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), dengan pendekatan metode skoring dan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) ada 9 proses kerja dan dilengkapi dengan diagram alir diantaranya sebagai berikut

1) Persiapan

2) Pengumpulan Data 3) Penggabungan Data 4) Pembuatan Peta Parameter 5) Klasifikasi Bobot

6) Penggabungan Seluruh Peta

(3)

81

7) Proses Skoring

8) Layout Peta Resapan Air 9) Tumpang Tindih (Overlay)

Gambar 2. Diagram Alir penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembobotan Parameter

Data yang telah diperoleh dari Dinas terkait selanjutnya dilakukan proses pembobotan untuk setiap parameter. Adapun tabel hasil pengolahan pembobotan tiap parameter sebagai berikut

Tabel 2. Pembobotan Parameter No Parameter Skor Bobot Total

1 Jenis Tanah 4 4 16

2 Kelerengan 5 2 10

3 Penggunaan Lahan : - Vegetasi - Non

Vegetasi - Lahan

Terbuka

1 3 3

1 3 3

3 3 9

4 Curah Hujan : - < 2.500 - 2.500-3.000

1 1 1

2 1 2

Sumber : Pengolahan data,2021

Sehingga dapat dijelaskan pada setiap parameternya pada tampilan peta berikut

Jenis Tanah dan Penggunaan lahan

Jenis tanah di Kecamatan Banjarmasin Timur yaitu alluvial, dengan total luasan 1.704,773001 Ha. Pemberian bobot merujuk pada Tabel 2. jenis tanah Alluvial dengan skor 4, sehingga dapat dibuat peta jenis tanah Kecamatan Banjarmasin Timur pada Gambar 3.

Sedangkan untuk parameter kelerengan terdapat 4 penggunaan lahan yang masuk kedalam mengidentifikasi resapan air yaitu permukiman (bangunan), sawah, lahan terbuka dan semak belukar. Dengan luasan terbanyak 985.504104 yaitu pada penggunaan lahan non vegetasi (permukiman), dan untuk luasan terkecil 3.114724 yaitu lahan terbuka, hal ini tergambar pada peta penggunaan lahan (Gambar4)

(4)

Gambar 3. Peta Jenis Tanah

Gambar 4. Peta Penggunaan Lahan

Pada dasarnya tingkat inflitrasi paling tinggi adalah penggunaan lahan dengan kategori vegetasi, dikarenakan tumbuhan memliki daya searp air yang tinggi, kondisi penggunaan lahan di Kecamatan Banjarmasin Timur secara keselurahan didominasi oleh permukiman dengan luasan 985,504 Ha, sedangkan vegetasi (sawah dan semak belukar) memliki luas 513,74 Ha dan 107,65 Ha. Dengan kondisi tersebut bisa dikatakan bahwa resapan air di Banjarmasin Timur relatif sedikit jika dibandingkan dengan luas wilayah adminsitrasi sebesar 2.350 Ha.

Kelerengan

dan Curah Hujan

Terdapat 5 jenis kemiringan lereng pada wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur yaitu kemiringan lereng 0 s.d 8%, kemiringan lereng 8 s.d 15%, kemiringan lereng 15 s.d 25%, kemiringan lereng 25 s.d 40%, dan kemiringan lereng >40%. Secara keseluruhan tingkat kemiringan lereng berada pada rentang 0 s.d 8% memiliki luasan terbesar yaitu 1.605,97868 Ha dengan demikian untuk nilai skor pembobotan adalah 5 (sangat landai).

Curah Hujan ang tersebar di Kecamatan Banjarmasin Timur < 2.500 mm/tahun dan 2.500 – 3.500 mm/tahun. Dengan luasan terbanyak pada curah hujan < 2.500 yaitu 1.222,03 Ha dan untuk luasan terkecil pada curah hujan 2.500 – 3.500 yaitu 469,30 Ha.

Data curah hujan yang digunakan tahun 2017,

(5)

83

2018, 2019,2020 dan 2021 pada bulan Januari, Februari, Maret, April dan Mei.

Gambar 5. Peta Kemiringan Lereng

Gambar 6. Peta Curah Hujan

Perhitungan Skoring Penentuan Daerah Resapan

Setelah empat parameter telah dilakukan pembobotan, maka selanjutnya melakukan perhintungan skoring dengan rumus untuk menentukan rentang interval sebagai berikut

Maka,

[8]

Hasil perhitungan ditunjukan pada tabel berikut.

Tabel 3. Nilai Skoring Potensi Resapan Air No Klaster Potensi

Resapan

Interval Skor

1 Berpotensi 26 s.d. 38

2 Kurang Berpotensi 13 s.d. 25 3 Tidak Berpotensi 0 s.sd. 12 Sumber : Penglohan Data, 2021

(6)

Berdasarkan hasil perhitungan skoring maka dapat penentuan daerah resapan air Kecamatan Banjarmasin Timur dapat dikalkulasikan pada Tabel 4. serta dapat diproses dalam bentuk peta sebaran daerah resapan air yang ditunjukkan Gambar 7.

Sedangkan dalam penelitian terdahulu yang

sebagai rujukan (penelitian Adibah dkk, 2013) dalam menganalisis daerah resapan air menggunakan pendekatan metode klasifikasi citra satelit dan obyek penelitian di daerah Kota Pekalongan dengan hasil interval pada rentang tidak berpotensi 0-12 dengan persentase 84%.

Gambar 7. Peta Daerah resapan Air Tabel 3. Luasan Potensi Resapan Air

No Luas (Ha) Klaster Potensi Resapan

Interval Skor 1 1.683,08 Berpotensi 26 s.d. 38

2 7,76 Kurang

Berpotensi

13 s.d. 25 2 5,67 Tidak Berpotensi 0 s.sd. 12 Sumber : Penglohan Data, 2021

Secara keselurahan daerah resapan air di Kecamatan Banjarmasin Timur berpotensi

yang tersebar di Kelurahan Banua Hanyar, Sungai Bilu, Pengambangan, Kuripan, Kebun Bunga, Karang Mekar, Pekapuran Raya, Pemurus Luar dan Sungai Lulut

Kesesuaian Lahan Daerah Resapan Air dengan RTRW

(a) (b)

Gambar 8. (a) RTRW dan (b) Peta RTRW dengan resapan Air

Kesesuaian lahan daerah resapan air pada Kecamatan BanjarmasinnTimur terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kecamatan Banjarmasin Timur Tahun 2013 – 2032 pada Gambar.8 dilakukan dengan cara melihat jumlah luasan daerah non vegetasi

sebesar 1.377,97 Ha dan vegetasi dan RTH 313,22 Ha, . Wilayah Banjarmasin Timur dengan luasan 1.683,085178 Ha sebagian besar berpotensi resapan air yang baik. Hal ini dipengaruhi oleh parameter jenis tanah alluvial, curah hujan yang 2.500 – 3.500 , kelerengan

(7)

85

didominasi dengan kemiringan lereng 0 s.d 8 % (Datar), dan 8 s.d 15 % (Landai), dan penggunaan lahan masih banyak dijumpai lahan terbuka, semak belukar dll. Dari uraian diatas, maka untuk RTRW dan daerah resapan air sesuai jika ditinjau dari luasasan daerah resapan air yang berpotensi baik dengan luasan vegetasi dan RTH. Dalam penelitian terdahulu yang dirujuk terkait tentang kesesuaian daerah resapan air dengan Rencana Tata Ruang menyebutkan bahwa setiap daerah atau kawasan harus memiliki persentase RTH 30%

dan sebagai kontrol pembangunan jika ada indikasi alih fungsi kawasan peruntukan lahan[6].

5. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN Kesimpulan

Kesimpulan dalam penentuan lokasi daerah resapan air dengan RTRW di Kecamatan Banjarmasin Timur dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) diperoleh 2 kelas yaitu :

1. RTRW dan daerah resapan air sesuai jika ditinjau dari luasasan daerah resapan air yang berpotensi baik sebesar 1.683,08 Ha dengan luasan vegetasi dan RTH sebesar 313,22 Ha.

2. Berpotensi dengan luas 1.683,085178 Ha yang tersebar pada wilayah Kec.Banjarmasin Timur. Wilayah yang berpotensi tersebut berada di 9 kelurahan yaitu Banua Hanyar, Sungai Bilu, Pengambangan, Kuripan, Kebun Bunga, Karang Mekar, Pekapuran Raya, Pemurus Luar dan Sungai Lulut

3. Kurang Berpotensi dengan luas 7.765285 Ha yang berada pada kelurahan Kuripan, Kebun Bunga, Karang Mekar, Pekapuran Raya, Pemurus Luar, dan Sungai Lulut

4. Tidak Berpotensi dengan luas 5.671225 Ha berada pada bagian ujung ujung perbatas kelurahan yaitu pada kelurahan Banua Hanyar, Sungai Lulut, Sungai Bilu, Kuripan, Pekapuran Raya dan Pemurus Luar.

Saran dan Rekomendasi

Sesuai dengan hasil penilitian penentuan daerah resapan air pada Kecamatan Banjarmasin Timur, saran yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Pada wilayah yang masih berpotensi untuk meresapkan air harus tetap dilindungi dengan cara mempertahankan kawasan hijau pada wilayah tersebut sesuai dengan RTRW yang ada

2. Untuk wilayah yang berkatogeri tidak berpotensi agar lebih diperhatikan pemerintah dan juga masyarakat sekitar

tentang mempertahankan ruang kawasan hijau dan permukiman yang padat

3. Untuk memaksimalkan daerah resapan ada, pemerintah dan masyrakat sekitar perlu memperhatikan saluran drainase dari hulu maupun ke hilir tempat mengalirnya air, dan pembersihan saluran air secara berkala.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang

2. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.32/MENHUT-II/2009.

2009. Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL- DAS)

3. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banjarmasin Tahun 2013-2032

4. Badan Pusat Statistik. 2020." Provinsi Kalimantan Selatan Dalam Angka, 2020".Kalimantan Selatan

5. Adibah, N., Kahar, S., & Sasmito, B.

(2013). Aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Analisis Daerah Resapan Air (Studi Kasus: Kota Pekalongan). Jurnal Geodesi Undip, 2(2).

6. Kurniati, N. (2017). Analisis Pengaruh Daerah Rawan Banjir Terhadap Nilai Tanah Disekitarnya (Studi kasus:

Kecamatan Sukolilo Kota

Surabaya) (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).

7. PARDEDE, R. P. N., DIBIA, I. N., &

WIYANTI, W. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Analisis Potensi Daerah Resapan Air di Kecamatan Buleleng.

Jurnal Agroekoteknologi Tropika (Journal of Tropical Agroecotechnology), 26-37 8. Rhochim, R., & Anna, A. N. (2018).

Identifikasi Daerah Resapan Air dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Gambar

Gambar 1. Letak Lokasi Penelitian  Data yang digunakan dalam penelitian ini
Gambar 2. Diagram Alir penelitian
Gambar 4. Peta Penggunaan Lahan
Gambar 5. Peta Kemiringan Lereng
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pembagian peta RTRW tata guna lahan dibagi sesuai penggunaannya yaitu pertanian dan non pertanian, pembagian jenis tersebut digunakan sebagai evaluasi

Penggunaan lahan hutan hanya berada di kecamatan Kawalu yang luasnya 150,3 ha atau 0,87%, sedangkan penggunaan lahan permukiman seluas 4.718,10 ha atau 27,5 % dari luas

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan mengumpulkan berbagai data sekunder dan primer yang diperlukan dan analisis tumpang tindih peta (overlay) serta cek

Hasil akhir dari penelitian ini memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan kajian dan pertimbangan dalam pengendalian di bidang pertanahan khususnya

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan bahwa (i) terjadi ketidaksesuaian antara penggunaan lahan dengan rencana pola ruang

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui hasil luas penggunaan lahan yang mengalami perubahan peruntukan dari tahun 2012 sampai 2019 namun perubahan

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan mengumpulkan berbagai data sekunder dan primer yang diperlukan dan analisis tumpang tindih peta (overlay) serta cek

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui hasil luas penggunaan lahan yang mengalami perubahan peruntukan dari tahun 2012 sampai 2019 namun perubahan