• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pengertian pendapatan

Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda – beda tergantung jenis usaha yang dilakukan perusahaan. Pada perusahaan industri, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang jadi.

Dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang dagang. Sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari penyerahan jasa kepada pihak lain.

Pengertian pendapatan menurut Dyckman (2000 : 234) merupakan

“arus masuk atau peningkatan nilai aktiva entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung”.

Pendapatan menurut Soemarso (2005 : 230) diartikan sebagai

“peningkatan manfaat ekonomi selama periode tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.

Pendapatan menurut Skousen Stice Stice (2009 : 215) diartikan

(2)

atau penyelesaian kewajiban – kewajibannya atau kombinasi keduanya yang dihasilkan dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau aktivitas – aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi sentral yang berkelanjutan dari suatu entitas”.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 23.2) “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Kesimpulannya bahwa pendapatan merupakan seluruh peningkatan jumlah aktiva atau pengurangan suatu kewajiban yang berasal dari penjualan barang dagangan atau aktivitas usaha lainnya dalam satu periode kecuali peningkatan aktiva yang timbul akibat pemberian harta, investasi oleh pemilik, pinjaman dan koreksi laba rugi periode yang lalu. Pendapatan menjadi sangat penting karena pendapatan merupakan objek atas kegiatan perusahaan. Pengertian pendapatan bermacam – macam tergantung dari sisi mana kita meninjau pengertian pendapatan tersebut.

2.1.2. Jenis Pendapatan

Pada dasarnya pendapatan itu timbul dari penjualan barang atau penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu.

Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa, termasuk pengangkutan dan proses penyimpanan. Dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul dari penjualan barang dagang. Pada perusahaan

(3)

Sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari penyerahan jasa kepada pihak lain. Pendapatan umumnya merupakan sesuatu yang diterima oleh perusahaan yang menambah harta perusahaan tersebut tetapi penambahan itu terjadi bukan karena adanya pembelian investasi oleh perusahaan.

Menurut Suwardjono (2007 : 81) dalam kaitannya dengan operasi perusahaan yang utama, pendapatan diklasifikasikan menjadi komponen sebagai berikut:

2.1.2.1. Pendapatan operasional

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan. Nama pendapatan operasi ini dipengaruhi oleh jenis usaha perusahaan. Untuk perusahaan jasa pendapatan disesuaikan dengan bidang usaha perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan akan menamakan pendapatannya dengan pendapatan angkutan. Untuk perusahaan perdagangan atau manufaktur, yang memperoleh pendapatannya dari menjual barang atau produk, pendapatan operasinya disebut dengan penjualan (sales revenue).

2.1.2.2. Pendapatan non operasi

Pendapatan non operasi adalah pendapatan selain yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan. Pendapatan ini

(4)

sering disebut dengan pendapatan lain – lain dan untung (other revenues and gains). Contoh pos yang termasuk dalam pendapatan nonoperasi antara lain: pendapatan bunga, pendapatan dividen, untung penjualan aktiva tetap, dan untung penjualan aktiva investasi.

2.1.2.3. Untung luar biasa

Untung nonoperasi yang sifatnya luar biasa kejadiannya maupun jumlahnya biasanya dipisahkan dan disebut dengan pos luar biasa. Untung semacam ini biasanya diperoleh perusahaan akibat kejadian yang tidak dapat dikendalikan manajemen. Contohnya adalah suatu perusahaan memperoleh ganti rugi yang besar karena menang dalam perkara pengadilan dalam kasus pelanggaran hak paten.

2.1.3. Pengertian Beban

Beban merupakan arus keluar atau berkurangnya harta perusahaan, tetapi penurunan itu bukan disebabkan oleh pembagian kepada pemilik modal. Beban umumnya muncul dari penjualan, proses produksi, penyerahan jasa ataupun kegiatan lainnya yang merupakan operasi normal perusahaan dalam periode tertentu.

Menurut Smith (2001 : 123) “Beban adalah arus keluar atau pemakaian lain aktiva atau terjadinya kewajiban (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau

(5)

pelaksanaan aktivitas – aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas”.

Menurut Warren (2005 : 63) “beban (expenses) adalah aktiva atau jasa yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan. Seperti beban upah, beban sewa, beban perlengkapan, beban utilitas dan beban rupa – rupa”.

Menurut Soemarso (2004 : 234) “beban adalah penurunan modal bruto sehubungan dengan kegiatan perusahaan. Penurunan modal bruto dapat terjadi melalui penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban. Penentuan beban – beban mana yang harus dimasukkan dan dicatat dalam suatu periode harus didasarkan atas konsep bahwa beban dikeluarkan atau terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan. Konsep lain, beban terjadi karena suatu pengeluaran sudah tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan masa berikutnya. Dengan kata lain beban harus dihubungkan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan”.

Menurut Soemarso (2004 : 235) terdapat 2 macam cara untuk mencatat dan melaporkan beban yang terjadi yaitu:

2.1.3.1. Menghubungkan dengan barang dan jasa yang merupakan sumber pendapatan.

Beberapa beban tertentu mempunyai hubungan langsung dengan barang dan jasa yang merupakan sumber pendapatan.

Contoh beban ini adalah Harga Pokok Penjualan.

2.1.3.2. Menghubungkan dengan berlalunya waktu

Kadang – kadang suatu beban tidak dapat dihubungkan langsung dengan barang atau jasa yang merupakan sumber pendapatan. Sebagian besar beban administrasi dan umum serta beban – beban penjualan termasuk dalam kategori ini.

(6)

Dalam keadaan demikian pencatatan beban dihubungkan dengan berlalunya waktu.

Pencatatan beban berdasarkan berlalunya waktu dapat dilakukan:

a. Langsung pada saat terjadinya b. Melalui alokasi tertentu

Pada intinya beban merupakan arus keluar sumber daya yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan yang umumnya diakibatkan penyelesaian pertukaran ekonomi.

 

2.1.4. Jenis – Jenis Beban

Beban merupakan arus keluar dan berkurangnya harta perusahaan tetapi penurunan itu bukan disebabkan oleh pembagian kepada pemilik modal. Beban umumnya muncul dari penjualan, proses produksi, penyerahan jasa ataupun kegiatan lainnya yang merupakan operasi normal perusahaan dalam periode tertentu.

Secara umum, beban dapat digolongkan atas 2 jenis yaitu:

2.1.4.1. Beban langsung

Beban langsung yaitu beban yang secara langsung dikaitkan dengan pendapatan dalam periode diakui pendapatan.

Contoh: biaya bahan baku dan tenaga kerja pabrik, beban komisi penjualan, beban garansi atas produk yang dijual.

(7)

2.1.4.2. Beban tidak langsung

Beban tidak langsung adalah beban yang tidak berhubungan secara langsung dengan penjualan produk dan jasa merupakan beban periode dan beban alokasi.

Contoh: beban administrasi umum, beban penyusutan dan beban amortisasi.

2.1.5. Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan adalah prinsip yang sangat penting dari dasar – dasar akuntansi dimana yang terpenting adalah perbedaan antara cash basis accounting dan accrual basis accounting. Dalam cash basis accounting, pengakuan pendapatan diakui ketika kas diterima, tanpa memandang apakah jasa telah dilakukan atau barang dagang telah dikirimkan kepada pembeli.

Sedangkan pada Acrual basis accounting, pengakuan pendapatan diakui ketika pendapatan diakui walaupun cash belum diterima.

Menurut Suwardjono (2002 : 55) “Pengakuan ialah pencatatan suatu jumlah rupiah ke dalam suatu sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan”.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 15) : ”Pengakuan merupakan proses pembentukan yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca dan laba rugi.

Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata – kata maupun dalam dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca ataupun laporan laba rugi. Kelalaian untuk memakai pos semacam itu tidak dapat dicatat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun catatan atau materi penjelasan”.

(8)

Menurut pernyataan Standar Akuntansi keuangan No.23 (2007 : 23,5) menyatakan bahwa : bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan handal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksai pada tanggal neraca.

Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:

2.1.5.1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

2.1.5.2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.

2.1.5.3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal.

2.1.5.4. Biaya yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Jadi, pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi dicatat atau tidak. Standar akuntansi mengatur tentang pengakuan ini dengan memberikan beberapa kriteria pengakuan yaitu syarat – syarat apakah yang harus dipenuhi agar jumlah rupiah suatu objek transaksi dapat diakui sebagai pedoman pengakuan tersebut.

Menurut Warren (2005 : 128) dasar pengakuan pendapatan atau revenue secara umum ada dua cara yaitu:

a. Dasar kas (cash Basis)

(9)

Pada dasar kas, pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode dimana kas diterima ataupun dibayar. Misalnya, penghasilan dicatat ketika kas diterima dari klien. Laba (rugi) bersih merupakan selisih antara penerimaan kas (pendapatan dan pengeluaran kas).

b. Dasar Akrual (Accrual Basis)

Pada dasar akrual, pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode saat pendapatan tersebut dihasilkan (earned). Misalnya, pendapatan dilaporkan pada saat jasa diberikan kepada pelanggan tanpa melihat kas telah diterima atau belum dari pelanggan selama periode ini.

Menurut Soemarso (2005 : 231) ada empat kejadian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat diakuinya pendapatan yaitu:

a. Pada saat dilakukan penjualan

Pendapatan biasanya diakui pada saat barang diserahkan kepada pembeli. Pada saat ini dikirimkan faktur tagihannya.

Tetapi apabila antara penyerahan barang dengan penerimaan barang terdapat tenggang waktu, maka pendapatan dapat diakui pada saat penjual menyerahkan barangnya kepada perusahaan pengangkutan. Pada saat ini penjual sudah dapat mengirimkan faktur tagihannya. Syarat penjualan demikian disebut loko gudang (penjual) atau free on board. Pada syarat penjualan disebut franko gudang (pembeli) atau cost, freight

(10)

and insurance pendapatan diakui pada saat barang diterima pembeli. Pada saat itu dapat dibuatkan faktur tagihan.

Pengakuan pendapatan yang bersangkutan dengan penyerahan hak milik atas barang yang dijual. Barang – barang yang telah diserahkan oleh pihak penjual dan telah diterima oleh pihak pembeli belum merupakan pendapatan apabila hak pemilikan barang masih di tangan penjual.

Contoh keadaan ini adalah barang – barang yang dikirimkan pada dasar konsinyasi.

b. Pada saat pembayaran telah diterima.

Pendapatan dapat pula baru diakui pada saat pembayaran atas penjualan diterima. Contoh cara ini adalah pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh dokter, pengacara, dan perusahaan – perusahaan lain dimana jasa – jasa profesional merupakan sumber pendapatannya. Secara teoritis cara ini kurang dapat diterima. Keuntungannya terletak pada kesederhanaan dan dapat dihindarinya kerugian dari piutang – piutang tak tertagih. Cara tersebut tidak diperkenankan bagi pengakuan pendapatan yang berasal dari penjualan barang. Pengakuan pendapatan pada saat pembayaran hanya dapat dilakukan bila terdapat ketidakpastian yang besar mengenai tertagihnya piutang. Ketidakpastian itu biasanya berhubungan dengan belum berpindahnya hak atau resiko

(11)

atas barang sampai pelunasan pembayaran. Ada kemungkinan pembatalan atas transaksi penjualan yang telah dilakukan.

c. Saat bagian tahap produksi diselesaikan

Pada perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi, pekerjaan yang harus diselesaikan dapat berlangsung sampai tiga atau empat tahun. Dalam keadaan demikian, seolah – olah pendapatan baru dihasilkan pada akhir tahun keempat. Akan tetapi, mengakui pendapatan macam ini sekaligus pada akhir diselesaikannya pekerjaan akan menghasilkan laba atau rugi menjadi sangat berfluktuasi. Cara ini tidak dapat menggambarkan kemajuan perusahaan secara benar. Demikian juga halnya bila pendapatan diakui pada saat kontrak pekerjaan ditandatangani. Oleh karena itu, pendapatan diakui dan dicatat sesuai bagian – bagian kontrak yang telah diselesaikan. Metode pengakuan pendapatan demikian disebut metode persentase penyelesaian. Cara ini dimungkinkan bila beban untuk menyelesaikan kontrak dan tahap kemajuan penyelesaian kontrak dapat ditaksir dengan baik. Apabila taksiran demikian tidak dapat dipertanggungjawabkan, dianjurkan untuk menggunakan metode kontrak selesai.

(12)

d. Saat selesainya produksi

Untuk barang yang nilai pasarnya sudah tertentu dan pemasarannya terjamin atau untuk barang yang sudah dipastikan akan terjual dengan harga tertentu (berdasarkan kontrak penjualan), pendapatan dapat diakui pada saat selesainya produksi. Contohnya adalah perusahaan konstruksi yang menggunakan metode kontrak selesai.

Dengan cara ini, pendapatan baru diakui pada saat pekerjaan konstruksi (produksi) telah diselesaikan.

2.1.6. Pengakuan Beban

Setelah pendapatan dari periode akuntansi diakui sesuai dengan prinsip pendapatan, prinsip penandingan diterapkan untuk mengakui beban periode tersebut. Perusahaan dalam melaksanakan operasinya menggunakan sumber daya yang digunakan haruslah dialokasikan dalam hal ini sebagai beban. Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan handal.

Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kewajiban atau penurunan aktiva. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan ini melibatkan pengakuan pendapatan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama –

(13)

sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama, misalnya berbagai komponen biaya yang membentuk beban pokok penjualan diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang.

Namun penerapan konsep ini dalam kerangka dasar tidak memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban.

Menurut Skousen (2004 : 234) : “Untuk menentukan laba, tidak hanya kriteria pengakuan pendapatan saja harus terpenuhi prinsip pengakuan beban harus didefenisikan dengan jelas, sebagian beban langsung dihubungkan dengan pendapatan sehingga dapat diakui pada periode yang sama dengan pendapatan terkait. Pengeluaran lain tidak dapat segera diakui sebagai beban karena berhubungan dengan pendapatan di masa yang akan datang sehingga dilaporkan sebagai aktiva. Sebagian beban lain, tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan tertentu dan diakui pada periode di mana beban tersebut dibayarkan atau terjadi”.

Menurut Stice Skousen (2004 : 235) Pengakuan beban dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

2.1.6.1. Pengaitan atau penandingan langsung

Mengaitkan atau menghubungkan beban pada pendapatan tertentu sering disebut proses pengaitan atau penandingan.

Misalnya, harga pokok penjualan jelas merupakan beban langsung yang dapat dikaitkan atau ditandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh penjualan barang dan dilaporkan pada periode yang sama dengan pengakuan pendapatan.

(14)

2.1.6.2. Alokasi sistematik dan rasional

Kategori pengakuan beban ini melibatkan aktiva yang memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Beban aktiva seperti gedung, peralatan, paten, dan asuransi dibayar dimuka disebar ke sepanjang periode masa manfaat dengan cara yang sistematik dan rasional.

2.1.6.3. Pengakuan dengan segera

Banyak beban yang tidak terkait dengan pendapatan tetapi terjadi untuk mendapatkan barang dan jasa yang secara tidak langsung membantu menghasilkan pendapatan.

Biaya adalah sumber dari beban. Biaya akan menjadi beban apabila saat biaya digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Biaya yang akan menghasilkan pendapatan hanya pada periode akuntansi berjalan segera dibebankan. Beban – beban ini dilaporkan sebagai beban operasional di laporan laba rugi. Misalnya biaya untuk periklanan, gaji penjualan, dan perbaikan. Beban – beban ini sering disebut harga perolehan (biaya) yang kadaluwarsa (expired cost).

Referensi

Dokumen terkait

penjualan adalah indikator penting dari penerimaan pasar atas produk atau jasa suatu perusahaan, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat

Cloud-Learning akan menyimpan semua data upload-an materi dari dosen untuk mahasiswa berupa file dan soal-soal yang dijadikan tugas mingguan maupun quiz mingguan

Selain itu, tepung tempe juga dapat digunakan sebagai sumber protein utama dalam makanan tambahan sapihan yang siap untuk dimasak (Muhajir, 2007).. Di dalam tepung tempe

Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru ketika pembelajaran berlangsung, yang dimulai dari awal pembelajaran sampai

Menciptakan wirausaha mandiri merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah pengangguran khususnya di Indonesia, sehingga dengan memberikan pendidikan

Tapi sebelumnya dengan segala kerendahan hati, saya mohon maaf lahir dan batin, sebelum akhirnya kita akan berserah diri pada Allah SWT.. Buka hati dapat CINTA

Usulan Lokasi KEK Gowa Jalan Provinsi Jalan Lain Batas Kabupaten Batas Kecamatan Ibukota Provinsi Ibukota Kabupaten Bandara Pelabuhan Jalan Nasional Keterangan: 21 Km

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya sehingga proposal tugas akhir dengan judul “Analisa Kestabilan Lereng Tambang Terbuka Pada