• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 25 PADANG ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 25 PADANG ABSTRACT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN

KONTEN DI SMP NEGERI 25 PADANG

Merisa Pertiwi1, Ahmad Zaini2, Triyono2

1Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat merisapertiwi03@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the presence of BK teachers who are not maximized in developing the creativity of learners. This study aimed to describe the efforts of teachers BK effort in developing the creativity of learners seen from:

1) Material mastery of content services, 2) Method of control of content services, 3) Media Services mastery of the content. This type of research is descriptive qualitative. Key informants from this research were 4 BK teachers, then additional informants were 2 students. The instruments used are interview and documentation study. Data processing through data reduction, data presentation, and conclusion. Results of the study revealed that: 1) Material mastery of content services provided by the teacher BK namely; engineering notes neat and complete, engineering homework, and questioning skills, 2) Method of mastery of content services used by teachers BK is a method; lectures, questions and answers, and exercises, 3) Media content mastering services used by teachers BK is the media; charts, whiteboards and markers. Constraints on the implementation of the material BK hours are insufficient, and students are still there that are not serious, so interfere with the concentration of learning. BK Teachers are also less than maximal in providing follow-up to less creative learners. The results of the study are further recommended to BK teachers.

Keywords: Teacher guidance and counseling, Learning Creativity, Content Mastery Service

PENDAHULUAN

Pentingnya pengembangan kreativitas dalam sistem pendidikan ditekankan oleh para wakil rakyat melalui Ketetapan MPR-RI No.

11/MPR/1983 tentang GBHN (Munandar, 1985: 46) yang menyatakan sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan disegala bidang yang

(2)

2 memerlukan jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktivitas, kreativ- itas, mutu, dan efisiensi kerja.

Demikian pula sistem pen- didikan lebih menekankan pe- ngembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik. Konsep kreativitas juga masih kurang dipahami, dan ini mempunyai dampak terhadap cara mengasuh dan mendidik anak. Padahal kebutuhan akan kreativitas tampak disemua bidang kegiatan manusia.

Menurut Munandar (1992:

47) “Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada”. Selanjutnya, Moustakas (Munandar, 2002: 23) menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas indi- vidu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan orang lain.

Upaya untuk menangani hal tersebut tidak jauh beranjak dari tanggung jawab guru BK. Hal ini

dikarenakan perannya untuk mem- bimbing peserta didik dengan mem- berikan layanan BK atau kegiatan pendukung. Dengan berbagai jenis layanan yang ada dalam BK yang diterapkan di sekolah, layanan yang paling tepat digunakan dilihat dari fenomena yang ada salah satunya adalah layanan penguasaan konten.

Sukardi (2008: 62) me- nyatakan bahwa layanan penguasaan konten adalah “Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik”.

Berdasarkan pengamatan pe- neliti selama praktek layanan bimbingan dan konseling di SMPN 25 Padang, guru BK telah memberikan materi layanan pe- nguasaan konten yang mengacu untuk mengembangkan kreativitas belajar tentang mencatat, bertanya dan mengerjakan pekerjaan rumah (PR), sedangkan untuk menulis dan membaca belum ada materi yang diberikan kepada peserta didik.

Namun masih ditemukan peserta didik yang belum sepenuhnya memiliki kreativitas dalam belajar.

(3)

3 Adanya peserta didik yang masih terbawa dengan cara belajar mereka ketika di SD, adanya peserta didik yang masih menjawab pertanyaan dari guru dengan jawaban yang hampir sama, masih ada catatan pelajaran tidak lengkap dan tidak teratur, adanya peserta didik yang tidak mencatat materi penting untuk dicatat,ada peserta didik yang masih tidak aktif dalam belajar, dan peserta didik masih terpaku dengan semua materi yang tertera dalam sehingga membuatnya malas untuk menghafal/

mengulangi pelajaran, dari sana bisa dilihat bahwa peserta didik tidak memiliki kreativitas dalam meng- hafal.

Pada wawancara tanggal 11 Mei 2017 dengan 2 peserta didik SMPN 25 Padang bahwa ada dalam pemberian materi layanan konten guru BK tidak dapat menyelesaikan materi dalam satu pertemuan, untuk pertemuan selanjutnya langsung memberikan materi layanan lainnya.

Untuk media pembelajaran dalam penyampaian materi guru BK kurang me-manfaatkan media yang bervariasi. Dengan hal itu, peserta

didik seringkali merasa jenuh ketika kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Upaya guru BK dalam mengembangkan kreativitas belajar peserta didik melalui layanan penguasaan konten di SMPN 25 Padang”.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Pe- neliti menggambarkan upaya guru BK dalam mengembangkan kreativitas belajar peserta didik melalui layanan penguasaan konten di SMPN 25.

Penelitian ini telah dilakukan pada 11-18 Juli 2017. Peneliti memilih lokasi tersebut karena ditemukan adanya peserta didik yang kurang atau tidak kreatif dalam belajar. Informan kunci penelitian ini adalah empat orang guru BK, sedangkan informan tambahan se- banyak dua orang peserta didik di SMPN 25 Padang. Instrumen penelitian ini adalah wawancara, dan studi dokumentasi.

(4)

4 Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah triang- ulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik yang digunakan dalam pengolahan data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Upaya guru BK dalam

mengembangkan kreativitas belajar peserta didik melalui materi layanan penguasaan konten

Berdasarkan hasil wa- wancara yang peneliti lakukan dengan informan kunci pada tanggal 11 sampai dengan 13 Juli dalam penelitian terungkap bahwa layanan penguasaan konten pada peserta didik kelas VII dalam dua semester terlaksana tigamateri.

Dari materi tersebut layanan pe- nguasaan konten yang dapat me- ngembangkan kreativitas belajar peserta didik adalah teknik mencatat yang rapi dan lengkap, teknik mengerjakan pekerjaan rumah, dan keterampilan ber- tanya. Materi tersebut didukung oleh referensi oleh Tim Penyusun MGBK.

Adapun dalam pemilihan materi layanan penguasaan konten tersebut guru BK melakukan need assessment di minggu awal per- temuan tatap muka. Need assesment yang telah dilakukan yaitu pemberian AUM UMUM, AUM PTSDL, biodata peserta didik, dan observasi peserta didik.

Dengan hasil need assesment tersebut guru BK dapat memilih materi layanan penguasaan konten sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Dalam hal memper- timbangkan pemilihan materi layanan penguasaan konten untuk mengembangkan kreativitas be- lajar peserta didik, guru BK menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan sesuai dengan usia peserta didik. Kebutuhan peserta didik dalam belajar yang baru menduduki kelas VII berbeda pada masa ia di kelas VI SD. Pada masa menduduki kelas VII SMP peserta didik akan mengalami banyak perubahan termasuk dalam belajar, baik itu cara belajar di kelas maupun tugas

(5)

5 yang diberikan oleh guru. Dengan hal ini guru BK mem- pertimbangkan hal tersebut agar peserta didik dapat menyesuaikan diri dan mampu untuk mempraktekkannya sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.

Agar peserta didik mampu untuk menyesuaikan diri dalam belajar, maka guru BK me- laksanakan materi layanan penguasaan konten tersebut. Pada materi layanan penguasaan konten tentang teknik mencatat yang rapi dan lengkap ini bertujuan supaya peserta didik dapat mudah untuk mengingat dan menghafal. Materi layanan penguasaan konten tentang teknik mengerjakan PR bertujuan untuk mengetahui, memiliki keterampilan dan pemahaman tentang apa yang dipelajari. Selanjutnya, pada materi layanan penguasaan konten tentang keterampilan bertanya dapat merangsang kemampuan berpikir serta membantunya mengatasi keraguan dalam belajar.

Dalam membuat peserta didik menjadi termotivasi untuk kreatif, guru BK menjelaskan kebermanfaatan dalam meng- implementasikan materi tersebut dalam belajar serta menceritakan tentang pengalaman kakak kelasnya yang mendapatkan prestasi yang bagus dalam belajar.

Untuk mengembangkan kreativ- itas belajar peserta didik dengan materi layanan penguasaan konten tersebut guru BK melakukan dengan cara mencoba mem- berikan arahan kepada peserta didik untuk mengaplikasikan pada pelajaran yang lain. Dengan mengamati peserta didik yang kreatif, guru BK dapat melihat keberhasilan materi layanan penguasaan konten tersebut.

Mengembangkan kreativ- itas membaca peserta didik guru BK belum melakukan dengan pemberian materi layanan pe- nguasaan konten. Namun, dari keterangan guru BK hal ini telah dijadwalkan oleh pihak sekolah agar peserta didik membaca buku pada 10 menit jam pertama dari

(6)

6 hari Senin sampai Kamis sebelum pelajaran pertama dimulai. Buku yang dibaca oleh peserta didik disesuaikan dengan kesukaan mereka masing-masing. Dengan hal ini, guru BK berharap agar dari kegemaran/kesukaan akan menjadi hobi yang membuat peserta didik menjadi suka membaca dengan kebiasaan tersebut. Selain itu juga, guru BK pun merekomendasikan agar peserta didik sering untuk membaca buku di perpustakaan agar dapat menambah wawasan mereka.

Adapun kendala yang ditemukan oleh guru BK dalam mempertimbangkan materi la- yanan penguasaan konten yaitu jam mengajar yang tidak memadai. Jam mengajar guru BK di kelas diberikan selama 45 menit. Oleh karena itu, untuk melakukan need assesment agar dapat mempertimbangkan ke- butuhan peserta didik kurang mencukupi terkhususnya dalam pelaksanaan AUM. Setelah itu, dalam melaksanakan materi

layanan penguasaan konten untuk mengembangkan kreativitas be- lajar peserta didik masih kurang maksimal disebabkan jam meng- ajar guru BK yang tidak mencukupi. Dan juga selain materi layanan penguasaan konten tersebut guru BK juga harus melaksanakan materi layanan BK yang lainnya.

Setelah memberikan ma- teri layanan penguasaan konten untuk mengembangkan kreativitas belajar, guru BK melakukan evaluasi kepada peserta didik.

Evaluasi tersebut berupa penilaian segera (laiseg) yang dijadikan tugas untuk menjawab pertanyaan pada bahan ajar yang telah dimiliki oleh peserta didik.

Dalam hal pengayaan pe- ngajaran untuk memantapkan peserta didik dalam menguasai materi tersebut, guru BK tidak mengulang kembali materi layanan penguasaan konten.

Namun, guru BK dapat me- mberikan arahan dan dorongan agar peserta didik bisa me- laksanakan konten yang telah

(7)

7 diberikan guru BK pada pelajaran lain maupun mata pelajaran lain.

Secara khusus pe- nelitian ini dapat dilihat bahwa guru BK telah berupaya melaksanakan layanan pe- nguasaan konten untuk mengembangkan kreativitas belajar peserta didik. Sebelum memilih layanan penguasaan konten tersebut guru BK telah mempertimbangkan dengan melaksanakan need assesment.

Namun, upaya guru BK dalam mematangkan wawasan - dengan pengajaran perbaikan masih belum dilakukan dengan baik.

Sukardi (2008: 62) menyatakan materi yang dapat diangkat melalui layanan penguasaan konten, yaitu:

a. Pengenalan peserta didik yang me- ngalami masalah belajar tentang ke- mampuan,

motivasi, sikap dan kebiasaan belajar.

b. Pengembangan motivasi, sikap, dan kebiasaan be- lajar yang baik.

c. Pengembangan keterampilan belajar, membaca, mencatat, bertanya dan menjawab, dan menulis.

d. Pengajaran perbaikan.

e. Program pengayaan Jadi materi layanan pe- nguasaan konten juga penting mengembangkan kreativitas belajar melalui pe-ngajaran perbaikan. Kegiatan tersebut sebagai tambahan yang diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai ketentuan belajar bermaksud untuk menambah wawasan atau memperluas pengetahuannya.

b. Upaya guru BK dalam mengembangkan kreativitas belajar peserta didik melalui layanan penguasaan konten

Hasil dari wawancara peneliti dengan informan kunci pada tanggal 11 sampai dengan 13 Juli terungkap bahwa metode layanan penguasaan konten yang dilakukan oleh guru BK adalah dengan menjelaskan materi terlebih dahulu dan men-contoh- kan langkah-langkah konten

(8)

8 pada materi tersebut. Dan sebelumnya guru BK telah mempersiapkan bahan ajar yang lain untuk menambah wawasan peserta didik di luar bahan ajar yang telah ada. Setelah menjelaskan guru BK akan mendorong peserta didik untuk bertanya. Jika ada pertanyaan dari peserta didik akan dijawab langsung oleh guru BK maupun diberikan kepada peserta didik agar suasana kelas menjadi lebih aktif. Kemudian, setelah peserta didik merasa telah paham maka guru BK akan memberikan tugas atau mempraktekkan konten tersebut secara langsung.

Dasar guru BK menerapkan metode tersebut yaitu hal tersebut tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar. Menurut infor- man peserta didik tidak akan paham jika belum menjelaskan materi tersebut dengan metode ceramah. Jika peserta didik disuruh untuk belajar membaca bahan baca sendiri maka yang melaksanakan tidak keseluruhan dari peserta didik tersebut.

Dengan metode tanya jawab

guru BK akan mengetahui peserta didik yang dapat berperan aktif dalam belajar serta dapat lebih memantapkan materi yang dipahami oleh peserta didik. Pada layanan penguasaan konten pastinya tidak akan luput dari latihan yang diberikan kepada peserta didik oleh guru BK. Karena dengan hal ini, peserta didik dapat terampil untuk meng- aplikasikan pada pelajaran yang lainnya.

Sejauh keberhasilan metode layanan penguasaan konten yang telah diberikan oleh guru BK masih ada peserta didik yang belum sepenuhnya menerapkan konten tersebut. Dimana masih ada peserta didik yang malas untuk mencatat, membaca, dan bertanya jawab.

Selama memberikan materi layanan penguasaan konten dengan menjelaskan, tanya jawab dan latihan guru BK masih menemukan kendala. Saat guru BK menjelaskan materi, peserta didik masih ada yang kurang memperhatikan sehingga

(9)

9 membuat memakai waktu jam BK untuk menegur peserta didik tersebut. Dan peserta didik masih ada yang tidak bertanya pada saat guru BK meluangkan waktu untuk bertanya jawab.

Dari kendala tersebut dapat mempengaruhi keefektifan pro- ses pembelajaran yang ber- langsung. Sehingga jikadengan ketidakseriusan peserta didik membuat guru BK konsentrasi terganggu untuk menyampaikan materi layanan penguasaan konten.

Menurut informan peserta didik tidak akan paham jika belum menjelaskan materi tersebut dengan metode ce- ramah. Syaiful & Zain (Istarani, 2012: 5) mengatakan bahwa metode ceramah adalah metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Dengan metode tanya jawab guru BK akan me-

ngetahui peserta didik yang dapat berperan aktif dalam belajar serta dapat lebih me- mantapkan materi yang dipahami oleh peserta didik.

Menurut Syaiful & Zain (Istarani, 2012: 16) metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik kepada guru.

Menurut guru BK dengan metode latihan peserta didik dapat terampil untuk mengaplikasikan pada pe- lajaran yang lainnya. Syaiful &

Zain (Istarani, 2012: 41) metode latihan yang disebut juga metode training me- rupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.

Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk me- mperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.

(10)

10 c. Upaya guru BK dalam

mengembangkan kreativitas belajar peserta didik dilihat dari media layanan pe- nguasaan konten.

Berdasarkan hasil wa- wancara yang telah dilakukan pada tanggal 11 sampai dengan 13 Juli terungkap bahwa media layanan penguasaan konten yang digunakan guru BK adalah papan tulis dan spidol, dan chart. Proses media chart pada layanan penguasaan konten yang dilakukan guru BK yaitu menyiapkan kertas chart untuk ditulis dengan materi tambahan dari bahan ajar. Setelah guru BK menyelesaikan chart tersebut, pada pertemuan pelajaran BK chart tersebut ditempelkan pada papan tulis. Kemudian, chart tersebut dijelaskan kepada peserta didik dan dicatat poin-poin penting pada kertas chart tersebut. Barulah guru BK memberikan contoh pada materi teknik mencatat di papan tulis dengan meng- gambarkan cara membuatnya.

Hal yang mendasari pemakaian media chart pada layanan penguasaan konten tersebut agar guru BK mudah menerangkan kepada peserta didik. Chart tersebut pun juga dapat menghemat waktu untuk mempersiapkan sebelum pe- lajaran BK dimulai. Karena menurut guru BK memakai alat infocus dan laptop akan memakan waktu sehingga penyampaian materi tidak maksimal. Dengan media chart ini supaya peserta didik memahami materi tambahan yang guru BK berikan.

Pada ketepatan me- nggunakan media tersebut masih kurang memadai bagi peserta didik. Karena dengan media chart sering kali ditemukan peserta didik kesulitan dalam membaca tulisan di kertas tersebut. Dan untuk menanggulangi kendala tersebut guru BK membaca dan lebih menjelaskan isi dari tulisan tersebut. Untuk melihat keberhasilan dalam upaya guru

(11)

11 BK menggunakan media layanan penguasaan konten tersebut dilihat dari hasil keterampilan peserta didik menggunakan konten tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa upaya guru BK dalam mengembangkan kreativitas belajar peserta didik di SMPN 25 Padang sebagai berikut:

1. Materi layanan penguasaan konten yang telah dilakukan guru BK untuk mengembangkan kreativitas belajar peserta didik adalah konten tentang teknik mencatat yang rapi dan lengkap.

Materi ini bertujuan supaya peserta didik dapat mudah untuk mengingat dan menghafal catatannya. Materi layanan pe- nguasaan konten tentang teknik mengerjakan PR. Materi ini bertujuan untuk mengetahui, memiliki keterampilan dan pemahaman tentang apa yang telah dipelajari. Selanjutnya, pada materi layanan penguasaan konten tentang keterampilan

bertanya dapat merangsang ke- mampuan berpikir serta me- mbantunya mengatasi keraguan dalam belajar.

2. Metode layanan penguasaan konten yang diterapkan guru BK pada pelaksanaan layanan pe- nguasaan konten untuk me- ngembangkan kreativitas belajar peserta didik adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode latihan. Metode tersebut bertujuan supaya peserta didik dapat memahami, terampil dan mampu mengikuti pelajaran yang lainnya Namun guru BK sering kali menemukan kendala dalam penyampaian materi layanan penguasaan konten untuk me- ngembangkan kreativitas belajar peserta didik dimana masih terdapat peserta didik yang tidak serius dalam belajar.

3. Media layanan penguasaan konten yang guru BK gunakan tidak beragam. Karena bagi guru BK untuk menyiapkan peralatan media tersebut membutuhkan waktu yang banyak, sedangkan jam BK hanya diberikan selama 45 menit saja. Dengan hal itu

(12)

12 guru BK hanya menggunakan spidol dan papan tulis ataupun chart yang telah dipersiapkan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.

Munandar, Utami. 1985.

Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta: Gramedia Munandar, Utami. 1992.

Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:

Rineka Cipta

Munandar, Utami. 2002. Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta:

Gramedian Pustaka Utama.

Setyaningrum, Endah. 2015.

Pengaruh Layanan

Penguasaan Konten terhadap Kreativitas Belajar Siswa.

http.//jurnal.unnes.ac.id/sju.in dex.php/jbk. ISSN 2252- 6374. Diakses pada 2 februari 2017

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta

Referensi

Dokumen terkait

di Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember, akan tetapi untuk memberikan pendidikan kepada pasien, perawat tidak memberikan pendidikan secara detail

1) Saya mendiamkan teman yang berbicara kepada saya saat saya sedang kesulitan mengerjakan tugas.. 2) Saya membentak teman yang mengganggu saya ketika saya sedang mengerjakan

Sudah adanya peran dari guru BK untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik tinggal kelas dengan memberikan layanan BK kepada peserta didik tinggal kelas tersebut

pengembangan diri peserta didik di kelas XI SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten.. Pasaman Barat berada pada kategori cukup baik. Guru BK menetapkan prosedur evaluasi

Peranan guru BK dalam membentuk konsep diri peserta didik di SMP Negeri 11 Padang dilihat dari aspek harapan tergolong sangat baik yaitu sebanyak 79,31%, peranan guru BK

Guru BK memberikan arahan pada peserta didik untuk mengemukakan pendapat tentang Cara belajar efektif dan efisien sesuai gaya belajar2. Guru BK meminta peserta didik mengisi

proses hidrolisis dan polimerisasi prekursor berupa logam atau senyawa organik logam yang bereaksi dengan air untuk membentuk logam hidroksida sehingga terkondensasi menjadi

6 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Propinsi, Kondisi Kesehatan (Hambatan yang Dihadapi dalam Pergaulan atau Melibatkan Diri dalam Kegiatan Masyarakat) selama