• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG KEARS I PAN ARSIP DPR RI RAPAT TIM SINKRONISASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RISALAH RAPAT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG KEARS I PAN ARSIP DPR RI RAPAT TIM SINKRONISASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

RISALAH RAPAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG

KEARS I PAN

RAPAT TIM SINKRONISASI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

ARSIP

DPR

RI

(2)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH TIM SINKRONISASI

KOMISI II DPR RI DENGAN

SEKRETARIS KEMENTRIAN PAN, DIRJEN PERUNDANG-UNDANGAN DEPKUMHAM, DIRJEN ANGGARAN DEPKEU, DAN SEKRETARIS JENDERAL DEPDIKNAS

(RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEARSIPAN)

T ahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Rapat Ke Sifat Rapat Oengan

Hari I Tanggal Pukul

T em pat Rapat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara

Anggota Nama Anggota

SENIN, 7 SEPTEMBER 2009 2009-2010

Tim Sinkronisasi (TIMSIN) Terbuka

1. Sekretaris Kementrian PAN 2. Kepala ANRI

3. Dirjen Perundang-Undangan Depkumham (diwakili) 4. Dirjen Anggaran Depkeu (diwakili)

5. Sekretaris Jenderal Depdiknas (diwakili) Sen in, 7 September 2009

10.00 WIB- selesai

Ruang Rapat Komisi II OPR-RI (KK. Ill/Gd Nusantara)

Ir. Sayuti Asyathri/Ketua Timsin RUU Kearsipan Komisi II DPR RI Ora. Nurani Bodroini/Kabagset Komisi II OPR-RI

Pembahasan Sinkronisasi RUU tentang Kearsipan.

10 dari 25 orang Anggota TIMSIN Komisi II OPR RI 15 orang ljin

Pimpinan TIMSIN Komisi II DPR RI :

1. Ir. Sayuti Asyathri (F·PAN/ Ketua Timsin)

Fraksi Partai Golkar : Fraksi Kebangkitan Bangsa :

2. H. Andiwahab OT. Majokayo, SH, HK 7. Ors. H. Saifullah Ma'shum, M.Si 3. Ors. H. Sulaeman Effendi

Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan : 4. Ors. Agustinus Glarus

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera : 8. Ir. Untung Wahono, M.Si

9. Ors. Mahfudz Siddiq, M.Si

ARSIP

DPR

RI

(3)

~------ - - -

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan : 5. Ors. Hadimulyo, M.Sc

Fraksi Partai Demokrat : 6. Bambang Sutjipto Syukur, SH Fraksi Partai Amanat Nasional :

Anggota yang berhalangan hadir (ljin) : 1. E.E. Mangindaan, S.IP (F.PD/Ketua) 2. ldrus Marham (F-PG/Wakil Ketua) 3. Ors. Eka Santosa(F-PDIP/Wakil Ketua) 4. Dra. Hj. Ida Fauziah (F-KB/Wakil Ketua) 5. Drs. Ferry Mursyidan Baldan

6. Prof. Drs. H. Rustam E. Tamburaka, MA 7. Hj. Tumbu Saraswati, SH

8. Ora. Eddy Mihati, M.Si KETUA RAPAT:

Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi :

Fraksi Partai Bintang Reformasi :

Fraksi Partai Damai Sejahtera : 10. Pastor Saut M. Hasibuan

9. Drs. H. A. Chozin Chumaidy 10. Ors. Barnstein Samuel Tundan 11. Hj. Nidalia Djohansyah Makki 12. Ors. H. A. M. Fatwa

13. H. M. Khaidir M. Wafa 14. Jamaluddin Karim, SH 15. Ors. Zulhendri Chaniago

Salam sejahtera bagi kita sekalian.

ljinkan kami untuk membuka sidang Tim Sinkronisasi RUU Tentang Kearsipan pada sore hari ini.

(KETOK PALU 1 KALI)

Perlu kami sampaikan bahwa telah hadir dalam kesempatan ini 9 orang dari 17 Anggota Timsin dan 7 fraksi dari 10 fraksi yang telah hadir. Jadi dengan demikian ini prestasi juga ini Tim Sinkronisasi kourum. Untuk RUU di Komisi II yang kedengarannya kurang kedengaran keluar tapi banyak menarik perhatian teman-teman di Komisi II. Kita rapat ini terbuka untuk umum. Setuju ya .. terbuka untuk umum, ini dari awal terbuka terus kecuali rahasia Negara. lni kita lihat nanti sinkronisasi yang kembali lagi poin-poinnya saja yang prinsip-prinsip, Pak Sulaiman, karena tidak untuk membandingkan dengan di Amerika ini di Indonesia ini sudah terlalu jauh kemajuan Anggota Dewan terlibat sampai di soal redaksional. Tapi untuk soal yang sangat teknis kalimat itu nanti kita minta ke Ahli bahasa dan pemerintah untuk merapikan sampai di acara sebelum Paripurna nanti.

Kita jadualkan hari Sen in sudah bisa rapat Pleno Komisi, hari Sen in Pak Sulaiman.

DRS. H. SULAIMAN EFFENDl/F-PG : Jadi tanggal 15 hari apa ?

KETUA RAPAT:

Tanggal 15 hari Selasa Paripurna, lnsya Allah. Kita mulai dengan yang pertama DIM nomor 4.

Bahwa dalam menghadapi tantangan globalisasi dan mendukung terwujudnya penyelenggaraan Negara dan khususnya pemerintah yang baik dan bersih serta peningkatan kualitas pelayanan public, penyelenggaraan kearsipan, lembaga-lembaga Negara, pemerintahan daerah, organisasi masyarakat, organisasi politik, lembaga pendidikan dan perorangan harus dilakukan dalam satu sistem penyelenggaraan kearsipan nasional yang terpadu dan komprehensif.

lni ada sedikit tambahan rumusan pemerintah ini, saya kira ini mungkin salah ketik saja. Kita minta pemerintah untuk menjelaskan. Silakan pemerintah.

ARSIP

DPR

RI

(4)

~

I

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Terima kasih sebetulnya kami barangkali penangkapan kami, sebetulnya sama dengan dari Komisi II, hanya kami itu yang kami rubah itu sebetulnya hanya "pemerintahan daerah" bukan

"pemerintah daerah".

KETUA RAPAT:

Oh ... ya .. kalau itu setuju ya?

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : Setuju.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak Sulaiman.

DRS. H. SULAIMAN EFFENDl/F-PG:

Rumusan pemerintah yang baru yang "c" itu kita gunakan atau yang lama ? KETUA RAPAT:

Yang lama.

DRS. H. SULAIMAN EFFENDl/F-PG:

Kalau yang lama berarti yang bawah tidak kita gunakan, rumusan tetap.

KETUA RAPAT:

Ya tetap, tinggal tambah "an" saja Pak Sulaiman.

DRS. H. SULAIMAN EFFENDll/F-PG:

Cuma saya harapkan satu, saya dari awal kita rapat itu sudah saya minta dalam kurung di antara dalam kurung itu cakupan untuk lembaga itu tidak usah kita pakai lagi.

KETUA RAPAT:

Nggak, memang hilang.

DRS. H. SULAIMAN EFFENDl/F-PG:

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Jadi kita pakai tetap yang diatas, tambahan pemerintah sumbangan untuk akhiran "an". lni tambahan pemerintah kita sudah rubah.

(KETOK PALU 1 KALI) Perusahaan nggak ada ya .. kurang perusahaan.

ARSIP

DPR

RI

(5)

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : Lembaga pendidikan ?

KETUA RAPAT:

Ya nggak apa-apa. Ya .. oke, ini kalau bisa dikopi jadi ajimat kita nama-nama ini, nanti nggak berubah-rubah lagi, kita bikin sendiri lain-lain ya ..

(KETOK PALU 1 KALI)

Oke .. bagaimana Pak Mahmud Siddiq bisa dilanjutkan ? nanti kita edit lagi di Timsin bahasanya. Lanjut.

DRS. MAHFUDZ SIDDIQ, M.Sl/F-PKS :

Untuk memudahkan kita ini kan ada yang dicetak tebal ada yang tidak, yang kita bahas itu yang tidak tebal.

KETUA RAPAT:

Lembaga kearsipan adalah lembaga yang memiliki tugas dan tanggung di bidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan kearsipan.

Ya .. 16, nggak ada masalah kan ? apa masalahnya sehingga ditebalkan ?nggak ada, artinya kita berkesimpulan bahwa tidak semua tebal-tebal itu perlu mendapat perhatian.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Mungkin yang rumusan baru saja, ini kadang-kadang memang mungkin ngeprinnya saja.

Jadi misalnya 22 ada rumusan baru.

KETUA RAPAT:

Selamat datang, belum kita ucapkan buat yang hadir disini dari yang kami hormati Pimpinan Arsip dan Jajarannya, dari Kementerian PAN, dari Dirjen Hukum dan HAM. Siapa namanya? silakan ngomong, silakan pakai mike.

DEPKUMHAM (HARYONO) :

Terima kasih Pak, nama saya Haryono dari Departemen Hukum dan HAM.

KETUA RAPAT:

Jabatannya apa ?

DEPKUMHAM (HARYONO) :

Direktur perancangan peraturan perundang-undangan.

KETUA RAPAT:

lni namanya tugas semua, perencanaan-perencanaan. Terus dari yang kami hormati juga dari lembaga bahasa. Dari Diknas silakan.

ARSIP

DPR

RI

(6)

PEMERINT AH/DEPDIKNAS :

Terima kasih pimpinan. Saya Andi Pangeran, mewakili Sekjen Pak. Kebetulan sebagai Kepala Biro Hukum Departemen Pendidikan Nasional.

KETUA RAPAT:

Oke, lanjut ya .. 22.

Jadual retensi arsip selanjutnya disingkat JRA, adalah daftar yang berisi sekurang- kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali atau dipermanenkan yang digunakan sebagai pedoman penyusutan.

BAMBANG SUT JIPTO SYUKUR, SH/F-PD :

Pimpinan, meskipun tadi sudah diingatkan bahwa di Amerika tidak masuk masalah redaksi tapi kalau nanti hasil produk yang dipimpin oleh Pak Ustad ini jadi catatan perlu dikoreksi Pak.

KETUA RAPAT:

Ya .. silakan.

BAMBANG SUT JIPTO SYUKUR, SH/F-PD :

Disini jadual retensi arsip adalah daftar, saya usul meskipun ini sudah disepakati ini adalah waktu periodic bukan daftarnya.

KETUA RAPAT:

Nggak, ini daftar yang berisi.

BAMBANG SUT JIPTO SYUKUR, SH/F-PD :

Ya .. dari itu waktu periodic yang mengatur jangka waktu dan seterusnya.

KETUA RAPAT:

Caba, memang ini bukan daftar ini, ini sudah menjalani pembahasan Panja. Jadi pembahasannya memang dibagian kearsipan di lembaga kearsipan namanya JRA Uadual retensi arsip) itu memang satu jenis daftar.

BAMBANG SUT JIPTO SYUKUR, SH/F-PD :

Jadi karena ini definisi tolong dari bahasa nanti tolong dicek lagi apakah betul daftar atau periodic.

KETUA RAPAT:

Daftar yang berisi waktu. Di dalam daftar itu ada jenis arsipnya dan ada jadualnya ada waktunya, periodic ada disitu cuma tidak ditulis. Tapi dia ini daftar. Jadi Pak Sulaiman kalau kita ke Arsip Nasional, saya minta JRA, nah itu ada sudah langsung daftarnya keluar. Ya . .Pak Djoko, baik, ini sebenarnya Pak Djoko yang menjelaskan cuma nggak usah, ilmunya Pak Djoko terlalu tinggi untuk menjelaskan. Tapi setuju dengan ini, apa masalahnya disitu silakan.

ARSIP

DPR

RI

(7)

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Saya setuju, karena pada waktu itu kemudian waktu itu kan penetapan suatu jenis arsip yang waktu itu kan musnah kemudian permanent. Kemudian waktu itu diusulkan dinilai kembali.

Kemudian diusulkan dari pihak Komisi II, jangan musnah, dimusnahkan, dinilai kembali, dipermanenkan. Sebetulnya akhirnya disitu.

KETUA RAPAT:

Jadi tidak keberatan.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Tidak keberatan sama sekali. Setelah itu kami olah menjadi seperti ini, dipermanenkan.

KETUA RAPAT:

Apa perlu diuraikan, dimusnahkan dengan cara dibakar atau dengan cara. Bilang sama KPU itu supaya jangan bakar-bakar arsip. Oke setuju.

(KETOK PALU 1 KALI)

Baru kali ini Pak Pastur bersuara langsung, ahli bahasa bagaimana, daftar cocok ? ada masalah?

AHLI BAHASA:

Aman Pak. ltu tentang huruf besar huruf kecil mulai dari nomor 16 itu, yang huruf besar huruf kecil tanda baca nanti sajalah Pak. Nanti saya lihat terakhir, saya lihat lagi, supaya lebih tenang.

KETUA RAPAT:

Apa masalahnya, tidak ada, ada masalah, tidak ada ya . .tanda baca atau apa.

AHLI BAHASA:

Maksud saya nanti kalau ada huruf kecil huruf besar nanti saja, karena kalau sekarang saya masuk itu nanti bapak-ibu akan terpengaruh, jadi biar saja.

KETUA RAPAT :

Tapi sekarang juga relative nggak ada masalah, JRA memang singkatan jadi itu huruf besar. Nanti kita serahkan, ini bagian terakhir ya. Kemudian berarti 22 selesai.

(KETOK PALU 1 KALI) DIM 26.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : Rumusan baru, ini sebelumnya tidak ada.

Unit Pengolah, adalah satuan kerja yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah semua arsip atau dokumen yang berkaitan dengan kegiatannya.

Jadi operasional perusahaan tidak ada.

ARSIP

DPR

RI

(8)

Rumusan baru pemerintah tentang perusahaan:

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus- menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba baik yang diserahkan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan atau berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia.

Wah ... ini ada "bukan badan hukum" masuk. Lebih baik kita ambil, ini dari definisi UU tentang anu ada, karena ada masuk "bukan badan hukum" ini kita hanya berurusan dengan badan hukum saja. Kalau yang "bukan badan hukum" repot. Nanti kita semua ini dianggap pengusaha nan ti.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

lni di dalam UU No. 8 Tahun 1997, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan atau berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia.

lni kami ambil dari UU No. 8.

KETUA RAPAT:

Kita bikin definisi baru saja. Jadi definisinya ini tetap, yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus. lni urusan bagian pajak dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba, baik yang diserahkan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum. Kita pakai yang pelayanan public saja. Jadi keuntungan atau laba yang berbentuk badan hukum dan yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia.

Kalau diselenggarakan oleh orang perorangan, sudah tidak perlu lagi, karena nanti diselenggarakan oleh yayasan, diselenggarakan oleh ini, jadi banyak penyelenggaranya. Jadi kita hilangkan "yang diselenggarakan" itu nggak usah ada. "terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba berbentuk badan hukum yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia".

DRS. HADIMUL YO, M.Sc/F-PPP:

Atau bukan badan hukum, dicoret?

KETUA RAPAT:

Ya .. atau bukan badan hukum dicoret, "yang berbentuk" dihilangkan. "Berbentuk badan hukum didirikan dan berkedudukan di wilayah Republik Indonesia". Begitu saja ya ... silakan.

DRS. HADIMUL YO, M.Sc/F·PPP :

Untuk membuat senang pemerintah, ini kan beliau tadi menyampaikan bahwa ini tadi dari UU tentang,

KETUA RAPAT:

Tapi bisa kita rubah.

DRS. HADIMUL YO, M.Sc/F·PPP:

Tapi yang dimaksud yang UU ini, kalau mau menyebut ini nanti, ini kan nanti akan menjadi pencipta arsip, nanti gudang penyimpanan.

ARSIP

DPR

RI

(9)

KETUA RAPAT:

Oke, setuju ya .. jadi dalam UU ini yang dimaksud perusahaan itu, ini. Nanti ada penjelasan tentang perusahaan. Di pasal berikutnya itu hanya BUMN dan BUMD, karena nanti kontraktor- kontraktor kecil klas ini bawa semua arsipnya ke ANRI repot juga.

DRS. HADIMUL YO, M.Sc/F-PPP:

Kalau memang itu yang dimaksud sekalian dibatasi disini, kan ini semacam batasan pengertian.

KETUA RAPAT:

Lebih bagus kita batasi saja BUMN, BUMD, tapi nanti ada perusahaan-perusahaan kelas kecil mereka terpaksa menyerahkan arsip atau apa, ada unit pengolah arsip, supaya biarin saja itu urusan dialah, karena itu ruang lingkup keuntungan kalau dia merasa penting ada arsip yang perlu dikelola ya dikelola. Karena ada perusahaan yang tidak perlu pakai arsip dan untung jalan terus.

Ya .. silakan, ya .. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terus, jadi "adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh" atau yang secara tetap", "dan terus menerus" dihilangkan juga nggak apa. Jadi "melakukan kegiatan dengan tujuan memperoleh", begitu saja. Saal "secara tetap dan terus menerus" itu relative, karena ada perusahaan yang berhenti sebentar, jalan lagi. Justru itu intisarinya, jadi "yang melakukan kegiatan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba berbentuk badan hukum didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik indonesia". Sudah ? Pak Sulaiman, ya .. bungkus.

(KETOK PALU 1 KALI) AHLI BAHASA :

Maaf bapak, dari bahasa belum bagus Pak.

KETUA RAPAT:

Belum, "yang" saja ditambahin.

AHLI BAHASA :

Karena inti perusahaan itu kan "perusahaan adalah setiap bentuk usaha, terus berbentuk badan hukum terus didirikan dan berkedudukan" intinya kan tiga itu.

KETUA RAPAT:

Ya ..

AHLI BAHASA :

Nah apa tidak sebaiknya perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan" apa , dengan tujuan itu.

KETUA RAPAT:

Nggak, kegiatan dengan tujuan apapun kegiatan, taruh saja, "kegiatan dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba berbentuk badan hukum dan didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia".

ARSIP

DPR

RI

(10)

AHLI BAHASA :

Kalau "ber" itu tidak bisa, terus "dan" terus "di" itu tidak bisa, karena "ber" itu aktif, "di" itu pas if.

KETUA RAPAT:

Jadi gimana ? AHLI BAHASA:

"berbentuk badan hukum yang didirikan dan berkedudukan", itu baru bisa.

KETUA RAPAT:

Memang tadi saya sudah bilang, tambah "yang" itu agak kurang, karena banyak "yang"nya yang dihilangkan, oke setuju ya Pak Djoko.

(KETOK PALU 1 KALI)

Pak Dirjen Hukum, Direktur setuju ya .. kalimatnya ini, tadi itu uruan Departemen Kehakiman itu, tapi dalam UU ini.

AHLI BAHASA:

Komanya saja Pak, mungkin tali bahasa atau laba, pakai "atau" atau "dan".

KETUA RAPAT:

Memperoleh dengan tidak memperoleh, biar saja "koma" lebih bagus. Ahli bahasa sudah bilang ini, pakai "dan" ?

AHLI BAHASA:

Tidak pakai, karena itu antara subjek dan predikat tidak ada "koma".

KETUA RAPAT : Jadi tidak pakai "dan".

AHLI BAHASA : Tidak pakai "koma".

KETUA RAPAT:

Tidak pakai "koma", ya memang hilang komanya, oke jadi nggak pakai "dan".

(KETOK PALU 1 KALI) Lanjut 80

Penyelenggaraan kearsipan secara nasional menjadi tanggung jawab pemerintah dan dilaksanakan oleh lembaga kearsipan nasional.

ARSIP

DPR

RI

(11)

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Yang dimaksud dengan lembaga kearsipan nasional adalah Arsip Nasional Republik Indonesia.

KETUA RAPAT :

Ya .. yang dimaksud dengan lembaga kearsipan nasional adalah .. ya kan ANRI singkatannya, nggak ada masalah kan ? oke setuju ya .. nggak ada masalah.

(KETOK PALU 1 KALI)

Penyelenggaraan kearsipan kabupaten/kota menjadi tanggung jawab pemerintahan daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh lembaga kearsipan kabupaten/kota.

Catatan:

agar dipastikan pengaturan mengenai pengelolaan arsip perguruan tinggi dalam pasal ... dst ".

Sudah masuk kan ? perguruan tinggi sudah masuk kan ? perguruan tinggi sudah punya pasal sendiri tentang arsip-arsip yang kemarin kita bahas itu. Jadi dihapuskan saja "catatan"-nya ini.

(KETOK PALU 1 KALI)

Hapus, Pak Bambang ijinkan kita hapus ini, sudah ada di pasal sebelumnya, di pasal berikutnya, jadi bersih 82 itu.

DIM 83.

Tanggung jawab pemerintah dalam penyelenggaraan.

Tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud meliputi penetapan kebijakan pembinaan kearsipan pengelolaan arsip pelayanan public serta komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait dengan mengoptimalkan sebagai organisasi prasarana dan sarana sumber daya manusia dan sumber daya lain.

Nggak ada masalah kan ? IR. UNTUNG WAHONO/F·PKS:

Pimpinan,

KETUA RAPAT:

Ya .. silakan.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Mungkin bisa minta pendapat dari Departemen Hukum dan HAM. Disini kata-kata

"sebagaimana dimaksud pad a ayat sekian atau pasal sekian" dibagian satu saja ada 10 saya hitung. Dibagian kedua ada 20, jadi tolong dicek lagi.

KETUA RAPAT:

Seratus juga nggak apa-apa, asal relevan.

ARSIP

DPR

RI

(12)

KETUA RAPAT:

Jadi unit pengolah dan satuan kerja yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah semua dokumen.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : Semua arsip garis miring dokumen.

KETUA RAPAT:

Jangan lagi begitu,

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Oh .. ya .. sudah, berkaitan dengan kegiatannya.

KETUA RAPAT :

Berkaitan dengan kegiatannya.

IR. UNTUNG WAHONO/F·PKS:

Tunggu pimpinan, unit pengolahnya ini melekatnya ke siapa ya .. apa pencipta arsip atau ya .. pengolah arsip ini melekat kemana ?

KETUA RAPAT : Pencipta arsip.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Ya .. kalau begitu dengan kegiatan disitu pencipta arsip.

KETUA RAPAT:

Oh .. ya .. kegiatan pencipta arsip. Unit Pengolah, adalah satuan kerja yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah semua dokumen yang berkaitan dengan kegiatan pencipta arsip. Jadi dengan demikian kelihatannya keturunannya. Terima kasih Pak Untung.

(KETOK PALU 1 KALI) Mantap.

Bu Tunggu bagaimana, setuju ? lanjutkan.

DIM 40

Lembaga Negara adalah lembaga yang menjalankan cabang-cabang kekuasaan Negara meliputi : Eksekutif, Legislatif, Yudikatif dan lembaga lain Yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Masuk semua sudah. Oke, dari UU Pelayanan Publik ini. Ya .. oke (KETOK PALU 1 KALI)

ARSIP

DPR

RI

(13)

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Maksud saya begini, di Bab Ill dengan kearsipan dan bagian satu itu umum ya .. itu sudah dijelaskan.

KETUA RAPAT:

Oke, kalau begitu sambil jalan kita lihat sebagaima-sebagaima, tapi dalam soal ini kita berhutang kepada kalimat "sebagaimana", karena dia menghubungkan kita dengan akar masalahnya.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Perlu dicantumkan.

KETUA RAPAT:

Oke, "tanggung jawab sebagaimana dimaksud", meliputi : tanggung jawab, coba Ahli bahasa "tanggung jawab sebagaimana dimaksud meliputi penetapan", sebagaimananya disitu lho,

AHLI BAHASA :

Kalau memang yang dijelaskan itu ayat (4) ya tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini meliputi ini-ini-ini.

KETUA RAPAT:

Dalam ketentuan ini tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini. Oke, karena dia nanti ditulis penjelasan ayat (4). Oke penjelasan pasal, dan nanti ditaruhnya di ayat (1) nya, penjelasan ayat (1 ).

Tanggung jawab pemerintah dalam penyelenggaraan kearsipan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi ", oke jadi penjelasannya terhadap ayat (4).

(KETOK PALU 1 KALI)

Setuju, Pak Bambang setuju ya .. kita jalan terus. Sebagaimana-sebagaimana itu penting.

Terus ayat (5) :

Untuk mempertinggi mutu penyelenggaraan kearsipan nasional pemerintah melakukan kajian dan penelitian pendidikan dan pelatihan kearsipan.

Lebih baik "kajian koma penelitian pendidikan dan pelatihan kearsipan nasional".

(KETOK PALU 1 KALI) DIM 87, Pasal 7

Rumusan Pemerintah, Pembinaan Kearsipan.

Organisasi menjadi, ko' bisa berubah beda ya ...

KETUA RAPAT:

Coba pemerintah jelaskan.

ARSIP

DPR

RI

(14)

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

ltu adalah ketika rapat di Hotel Santika, jadi ketika itu pembinaan kearsipan kan di belakang. Kemudian diminta untuk diajukan, jadi hanya masalah posisi saja. Jadi perubahan posisi.

KETUA RAPAT:

Tapi kan organisasinya dihilangkan.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Tidak, nanti organisasi itu ada di belakang, jadi "d".

KETUA RAPAT:

"d" ditaruh di belakang ya .. pindah tempat ya.?

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : Menjadi DIM 90.

KETUA RAPAT:

Penetapan kebijakan kearsipan nasional sebagaimana dimaksud pada.... dituangkan dalam bentuk norma standar prosedur kriteria di bidang ...

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : Jadi yang pertama :

a. Pembinaan kearsipan ;

b. Pengelolaan dan pemanfaatan arsip untuk kepentingan publik ; c. Sistem kearsipan nasional dan sistem informasi kearsipan nasional;

d. Organisasi kearsipan ;

e. Sumber daya manusia kearsipan ; f. Prasarana dan sarana kearsipan ; g. Perlindungan dan penyelamatan arsip ; h. Pendanaan ;

KETUA RAPAT:

Kalau bisa tolong dikoreksi sedikit, kita koreksi. Jadi begini, Pasal 7 ini yang DIM 86 kalau kita baca kalimatnya, Pak Djoko, memang ada pasal-pasal yang memerlukan penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria. Tapi khusus Pasal 7 ini menurut saya bahasanya langsung saja,

"penetapan kebijakan kearsipan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) di bidang ... " jadi tidak ada norma standar nggak ada hilang itu, jadi hapuskan itu. "penetapan kebijakan kearsipan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) di bidang titik dua ... ", ya .. kan, karena tidak semua kebijakan itu harus terkait dengan norma standar prosedur kriteria.

Ada kebijakan soal misalnya kapan dimusnahkan, itu soal normanya soal lain.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Pimpinan,

KETUA RAPAT:

Ya .. silakan.

ARSIP

DPR

RI

(15)

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS :

Mungkin itu bisa dipertimbangkan "meliputi bidang titik dua".

KETUA RAPAT:

Ya .. "meliputi bidang" ya .. oke terima kasih Pak Untung, lebih mantap lagi, mantap toh.

(KETOK PALU 1 KALI) DRS. HADIMUL YO, M.Sc/F-PPP:

Ketua, saya cari Pasal 4 ayat (4) itu bunyinya lain.

KETUA RAPAT:

Pasal 6 sebenarnya, yang menyangkut kebijakan pasal berapa ? Pasal 6 ayat (4), salah ya .. memang bunyinya bagus, Pasal 4 ayat (4) tapi salah.

(KETOK PALU 1 KAUO Berikutnya DIM 88, huruf b.

Pengelolaan dan pemanfaatan arsip untuk kepentingan publik. lni kita sudah bahas semuanya ya ..

DRS. HADIMUL YO, M.Sc/F-PPP:

Tunggu dulu ketua, Pasal 8 itu, Pasal 9 itu juga disesuaikan.

KETUA RAPAT:

Tunggu ya .. sebentar, a. ini pembinaan kearsipan, b. pengelolaan dan pemanfaatan arsip untuk kepentingan publik, c. sistem kearsipan nasional dan sistem informasi kearsipan nasional, d.

organisasi kearsipan, e. sumber daya manusia kearsipan, f. prasarana dan sarana kearsipan, g.

perlindungan dan penyelamatan arsip, h, Pendanaan dan i. pembinaan kearsipan. Hilang ya .. ? jadi pembinaannya hilang, sudah ada di atas. Yang tersingkir ini yang mana ? sumber daya kearsipan jenis manusianya dimana itu? ada jenis manusia baru itu .. oh di "e". oke.

Kalau ke publik itu "bapak kerjanya dimana, saya di sumber daya manusia kearsipan" itu bisa bingung, mesti sumber daya manusia saja. sumber daya manusia saja nggak usah sumber daya manusia kearsipan.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

ltu harus konsisten pimpinan. ltu kan dari atas juga semua sudah judulnya kearsipan.

KETUA RAPAT:

Semua sumber daya manusia kearsipan, sumber daya manusia saja ya .. ? DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Kembali yang diingatkan oleh Pak Untung.

ARSIP

DPR

RI

(16)

KETUA RAPAT :

Tahu-tahu, cuma kita lagi cari jalannya. Apa perlu pakai atau tidak, kalau memang tidak perlu semuanya kita nggak usah perlu. "sumber daya manusia kearsipan" coba Ahli bahasa rangkaian bahasanya bagaimana ?

AHLI BAHASA:

ltu sudah otomatis Pak, jadi kalau sumber daya itu pasti kearsipan. Karena tidak mungkin sumber daya yang bukan kearsipan dimasukan disini.

KETUA RAPAT:

Makanya, jadi tidak perlu lagi sumber daya manusia kearsipan. Cukup "sumber daya manusia" saja. Jadi semua "sumber daya manusia kearsipan" ditulis saja "sumber daya manusia".

AHLI BAHASA :

Dihilangkan saja semua "kearsipan"nya. Yang sarana prasarana sudah, sumber daya manusia kearsipan lagi.

KETUA RAPAT:

Ya .. oke

(KETOK PALU 1 KALI) Mantap.

Jadi pembahasan sebagaimana yang ayat sebelumnya kita lanjutkan ya .. jadi sampai DIM 94 disetujui. "dan"-nya dipindahkan sesuai dengan kebutuhan, bahwa sebelum terakhir itu "dan".

(KETOK PALU 1 KALI)

Saal letak "dan", apa hubungannya dengan baleho-baleho itu, yang tidak menghasilkan apa-apa. lni Pasal 4 ayat (4) ini, DIM 111 betul nggak, ada pakai ayat (4).

DRS. HADIMUL YO, M.Sc/F-PPP:

Yang 97, 98, 99 tolong dicek., jadi Pasal 6 ayat (1).

KETUA RAPAT:

Nggak ada Pasal 4 ayat (4). Jadi nanti semua menjadi Pasal 6, ayatnya benar, pasalnya yang salah. Oke, "pengelolaan arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) meliputi arsip vital. Sekarang rumusan pemerintah arsip dinamis. Silakan pemerintah.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Karena arsip vital itu merupakan bagian dari arsip dinamis. Jadi arsip dinamis dulu.

KETUA RAPAT :

Jadi kalau tidak dinamis, berkuranglah vitalitasnya. Oke arsip vital menjadi arsip dinamis, karena yang dinamis itu bagian dari vital, vital pasti dinamis. Menjadi arsip dinamis, arsip aktif, ko' ini vitalnya hilang.

ARSIP

DPR

RI

(17)

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Huruf a-nya arsip dinamis, b-nya arsip aktif, c-nya arsip in aktif, kemudian d-nya arsip vital.

KETUA RAPAT:

Kenapa ada idiologi yang selalu menempatkan vital itu dibagian "d" ? kan ini ada satu pola fikir tertentu yang mendorong-dorong vital itu menjadi tidak penting. Kita sudah dorong ke atas, diturunkan bukan ke "b" tapi diturunkan sampai "d". Jadi dibalik ini ada satu semacam pola fikir untuk menenggelamkan vitalitas. Mestinya sesudah "dinamis", "vital". Ya .. begitu saja ya ... jangan ini kayak ada satu kekuatan yang kita hadapi, selalu mendorong-dorong vital itu ditaruh dibawa.

Ya .. oke vital di paket "b" ya ..

(KETOK PALU 1 KALI) Man tap,

DIM 104 dan sebagainya itu nanti disesuaikan soal tata letak, pasal-pasal ini nanti diurut lagi oleh pemerintah ya .. dilihat lagi jangan sampai terjadi seperti tadi salah bahasanya masuk di MK. Terus DIM 113 dulu.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : DIM 113

Penyelenggaraan AJIKN adalah ANRI sebagai pusat jaringan nasional lembaga kearsipan propinsi sebagai simpul jaringan .. sebentar maaf "penyelenggaraan AJIKN adalah Arsip Nasional adalah ANRI sebagai pusat jaringan nasional lembaga kearsipan propinsi sebagai jaringan nasional sekaligus sebagai simpul jaringan .. "

KETUA RAPAT:

Coba-coba diketik ulang, ini satu-satu kita lihat.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

"Penyelenggaraan AJIKN adalah ANRI sebagai pusat jaringan nasional lembaga kearsipan propinsi sebagai simpul jaringan nasional .. "

KETUA RAPAT :

Nah sampai disitu berhenti dulu, langsung kaji "simpul".

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

"Lembaga kearsipan propinsi sebagai simpul jaringan nasional sekaligus pusat jaringan propinsi, lembaga kearsipan kabupaten/kota dan lembaga kearsipan perguruan tinggi sebagai simpul jaringan serta pencipta arsip yang berkeinginan untuk ikut serta sebagai simpul jaringan".

Jadi lembaga kearsipan kabupaten/kota lembaga kearsipan propinsi dan pencipta arsip yang berkeinginan ikut sebagai simpul jaringan.

DRS. HADIMUL YO, M.Sc/F-PPP : Ketua,

ARSIP

DPR

RI

(18)

KETUA RAPAT:

Ya .. silakan Pak Hadi.

DRS. HADIMUL YO, M.Sc/F-PPP:

Mengingatkan kita semua bahwa tulisan-tulisan yang atau kata-kata yang merupakan atau frase-frasa atau istilah yang merupakan generic itu penulisannya dibuat dengan huruf kecil, kemudian yang Pasal 13 itu meskipun tidak ada disini DIM 110 huruf a itu mewujudkan arsip sebagai tulang punggung menejemen penyelenggaraan Negara maksudnya tulang punggung ini apa itu ? kalau sebagai memori kolektif bangsa mungkin kita bisa visualisasikan atau bisa disimulasikan kira-kira apa arti mereka itu ?

KETUA RAPAT:

Jadi mulai 110 dulu maksud anda ini ? supaya kita pindah pembahasan ke DIM 110.

"sistem informasi kearsipan adalah berfungsi untuk :

a. Mewujudkan arsip sebagai tulang punggung menejemen penyelenggaraan Negara ; b. Menjamin akuntabilitas menejemen penyelenggaraan Negara ;

c. Menjamin penggunaan informasi hanya kepada pihak yang berhak ; dan d. Menjamin ... arsip sebagai memori kolektif bangsa.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Tulang punggung managemen. Jadi managemen apa ? managemen penyelenggaraan negara.

KETUA RAPAT :

Mewujudkan arsip sebagai menegemen backbound. Ada masalah Pah Hadi, mungkin perlu diganti kata lain. Tulang masuk, ada tulang iga, tulang punggung, nanti yang mana yang iganya.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Oulu itu kami di dalam misi kami itu "tulang punggung managemen pemerintahan dan pembangunan". Nah kemudian setelah diadakan rapat-tapat kemudian disini.

KETUA RAPAT:

Tidak, kalau itu sudah benar, cuma penggunaan kata "tulang punggung"-nya ini, benar ini tidak salah, backbound itu satu istilah yang waity eceptade. Cuma masalahnya adalah di dalam UU ini kayaknya terlalu gimana. Kita cari dululah tulang apa yang bagus ini, Pak Ahli bahasa.

Tulang punggung tetap, cuma bahasa Indonesia yang lain yang bisa mewakili sama hebatnya dengan tulangpunggung itu apa ?

AHLI BAHASA :

Idiomatic itu memang susah Pak. lni idiomatic.

KETUA RAPAT:

Karena backbound itu memang bahasa inggrinya itu backbound of date system of divance.

AHLI BAHASA:

Ya .. sudahlah.

ARSIP

DPR

RI

(19)

KETUA RAPAT:

Hari ini kita terima, nanti yang tulang-tulang lain kalau minta perhatian lagi kita cari kita baca. Tulang ekor, tulang kering, ya terjemahan dari bahasa inggris ke bahasa Indonesia ya begini. Karena ini "tulang punggung manajjemen" kita setuju, tapi mungkin susunannya ini sekalian kita bahas. "mewjujudkan arsip sebagai tulang punggung manajemen". Kemuduian

"akuntabilitas manajemen penyelenggaraan negara menjamin penggunaan informasi yang hanya", mungkin yang pertama yang bagian "d" itu, "menjamin ketersediaan arsip sebagai memori koleksi bangsa".

AHLI BAHASA:

Sudah tidak usah dirobah lagi.

KETUA RAPAT:

(KETOK PALU 1 KALI) Rumusan pemerintah 113.

Penyelenggara JKN adalah Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai pusat jaringan nasional.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Lembaga kearsipan propinsi sebagai simpul jaringan nasional sekaligus sebagai pusat jaringan propinsi.

KETUA RAPAT:

lni yang "sekaligus-sekaligus" ini, nanti mungkin di peraturan internal saja. Lembaga kearsipan propinsi sebagai pusat jaringan propinsi, begitu. nggak usah anggota, kalau dia pusat pasti sekaligus ya .. jadi.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Sebetulnya kalau tadinya kan dirumuskan oleh fraksi-fraksi di DPR itu, dulunya kan ada anggota, jadi ada pusat jaringan, simpul jaringan. Nah kemudian ini memang sebetulnya kalau kita lihat secara nasional, semuanya adalah simpul jaringan. Nah apakah nanti sebagai internal kemudian tadi arsip daerah propinsi itu pusat jaringan, kemudian kabupaten/kota itu simpul jaringan. Sebetulnya kalau itu pun dihilangkan sebagai pusat jaringan ini, sebetulnya kalau kita Ii hat.

KETUA RAPAT:

Sebentar-sebentar langsung bahasa. Sebagai pusat jaringan nasional lembaga kearsipan propinsi sebagai simpul jaringan propinsi, nggak usah nasional lagi sekaligus propinsi. Nah itu masih ada "propinsi sebagai simpul jaringan nasional sekaligus pusat jaringan propinsi.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Sebetulnya substansinya itu, "jaringan informasi kearsipan nasional" pusatnya itu di ANRI, kemudian di propinsi di kabupaten di tempat lain di perguruan tinggi itu adalah simpul.

ARSIP

DPR

RI

(20)

KETUA RAPAT:

Kita langsung kalimatnya Pak Djoko, tolong Pak Djoko, "lembaga kearsipan propinsi sebagai simpul jaringan" bukan nasional, nasionalnya kan di atas, masih nasional juga propinsi.

PEMERINTAH/KEPALA ANRI:

Di adalah simpul jaringan kearsipan nasional, tetapi dia nanti sebagai pusat. Nah kami hanya mohon apakah sebagai pusat jaringan di propinsi itu perlu langsung dibahas disini karena sebetulnya rumusan yang dikehendaki itu kalau kita ..

KETUA RAPAT:

Kalau begitu-begini, "lembaga kearsipan propinsi sebagai simpul jaringan nasional di propinsi", nggak usah "pusat jaringan propinsi", bisa begitu Pak Djoko?

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Kami usulannya begini, ini yang pertama, "penyelenggara JKN adalah Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai pusat jaringan nasional dan lembaga kearsipan propinsi lembaga kearsipan kabupaten/kota dan lembaga kearsipan perguruan tinggi adalah sebagai simpul-simpul jaringan".

KETUA RAPAT:

Pada sesuai dengan tingkatannya.

DJOKO UTOMO KEPALA ANRI : Be tu I.

KETUA RAPAT:

Oke, mantap." lembaga kearsipan propinsi koma ", DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

"lembaga kearsipan kabupaten/kota koma lembaga kearsipan perguruan tinggi", itu sebagai simpul jaringan.

KETUA RAPAT:

Sesuai dengan tingkatannya nggak perlu ya .. ? oke. Pencipta arsip hilang ? kasihan itu pencipta arsip, oke simpulnya disitu.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : Bungkus.

KETUA RAPAT:

Bungkus ya .. ?

(KETOK PALU 1 KALI) Kan lebih enak itu, dari pada tadi.

ARSIP

DPR

RI

(21)

DRS. HADIMUL YO, M.Sc/F-PPP:

Bapak.

KETUA RAPAT:

Ya .. silakan.

DRS. HADIMUL YO, M.Sc/F-PPP:

Tambahkan kata "serta", jadi setelah "jaringan nasional" itu kan ada dua, yang satu itu, yang keduanya "lembaga" dan sampai terakhir. "jaringa nasional" itu Mas baris kedua. Komanya dibuang ganti serta. "lembaga kearsipan propinsi lembaga kearsipan kabupaten/kota koma dan lembaga kearsipan sebagai simpul jaringan" nah seperti itu.

KETUA RAPAT :

Oke, terima kasih, selamat datang Pak Andi Wahab. Pakaiannya ini memantulkan nilai- nilai budaya. Setelah bicara UU DIY tadi malam, sekarang warna-warni kebudayaan muncul.

Selamat datang buat Pak Andi, oke. ·

(KETOK PALU 1 KALI) Sekaligus persetujuan terhadap 113, lanjut. 117 ya.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Pemerintah mengembangkan dan mengoptimalkan organisasi kearsipan. Nah ini sebetulnya simpul kepada rumusan pemerintah yang DIM 115.

KETUA RAPAT:

Nggak ada masalah ya ..

(KETOK PALU 1 KALI) Oke lanjut DIM 120.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : DIM 120

"Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) wajib dibentuk oleh setiap warga negara pemerintahan daerah perguruan tinggi dan BUMN-BUMD"

KETUA RAPAT:

Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah, bukan "meliputi" adalah BUMN dan BUMD, begitu saja ya .. kita batasi saja BUMN dan BUMD.

PEMERINTAH/KEPALA ANRI:

Ya .. seperti usulan Pak Bambang

ARSIP

DPR

RI

(22)

KETUA RAPAT:

Ya .. adalah BUMN-BUMD, bukan meliputi, itu kita batasi sajalah. Oke setuju?

(KETOK PALU 1 KALI)

Nanti yang adalah BUMN-BUMD taruh di ketentuan umum, biar hilang ini definisi disini.

Kemudian.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : Kemudian DIM 121 ayat (2).

Lembaga kearsipan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) terdiri atas ANRI, Arsip Daerah Propinsi, Arsip Daerah Kabupaten/Kota Arsip Perguruan Tinggi.

KETUA RAPAT:

Nggak ada masalah ya .. ?

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : Nggak ada.

KETUA RAPAT:

(KETOK PALU 1 KALI) DIM 128

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : DIM 128

Unit kearsipan dan lembaga kearsipan harus dipimpin oleh sumber daya manusia yang professional dan memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan formal dan atau pendidikan dan pelatihan kearsipan.

KETUA RAPAT:

"yang diperoleh dari" bukan "melalui". Ahli bahasa?

AHLI BAHASA :

"yang diperoleh dari".

KETUA RAPAT:

"diperoleh melalui" itu kayak ...

AHLI BAHASA :

Dua-duanya bisa, sama-sama komposisinya.

KETUA RAPAT :

"diperoleh melalui" ya .. ?

ARSIP

DPR

RI

(23)

AHLI BAHASA:

"diperoleh melalui" sebaiknya.

KETUA RAPAT:

Oke setuju.

(KETOK PALU 1 KALI) Pokoknya kalau tidak setuju, bisa tekan mike saja.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : Kemudian DIM 137 ayat (3).

Ketentuan mengenai kedudukan hukum kewenangan kompetensi pendidikan dan pelatihan Arsiparis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurup a, huruf b dan huruf c diatur dengan peraturan perundang-undangan.

KETUA RAPAT:

Oke setuju?

(KETOK PALU 1 KALI) IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Pimpinan, ini tersendiri ya ... istilahnya, yang atas itu kan peraturan pemerintah, mungkin maksudnya itu ada peraturan yang lain.

KETUA RAPAT:

Bukan "diatur dengan peraturan perundang-undangan", bukan "ketentuan mengenai ketentuan hukum", ini sudah ada atau belum mengenai peraturan pemerintah.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Kalau Arsiparis itu diatur dengan "peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara"

semua.

KETUA RAPAT:

Oulu.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Jabatan fungsional seluruh Indonesia diatur oleh Permenpan, kalau dulu kan Menpan.

KETUA RAPAT:

Supaya ada kepastian hukum, ini buat Dirjen Hukum dan HAM juga ini harus ada address yang jelas, jadi diatur dengan, ya .. silakan.

DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM :

Diatur dengan itu kalau peraturan, itu dilaksanakan sesuai dengan peraturan. Jadi

ARSIP

DPR

RI

(24)

KETUA RAPAT:

Nggak, ini "ketentuan dilaksanakan" bagaimana? ini kan belum ada.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Arsiparis serendah-rendahnya misalnya adalah 02 atau 03. Hanya saya yang tidak tahu apakah peraturan itu termasuk peraturan perundang-undangan. Saya bukan sarjana hukum.

KETUA RAPAT:

Atau begini, sebenarnya ada keinginan kita untuk kali inilah kita tulis "diatur dalam peraturan menteri atau pemerintah", jadi dia nanti dalam satu, nanti begini kan ada keinginan kita ini banyak sekali peraturan pemerintah ada berapa yang nanti mau dibuat, dalam satu peraturan pemerintah khusus tentang kearsipan. Jadi nanti masuk saja disitu sekalian pengaturan tentang Arsiparis, lebih kuat dia, mau ?

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Tapi bukan mau atau tidak mau, tetapi sekarang itu semua peraturan mengenai jabatan fungsional di Republik Indonesia ini diatur oleh Permenpan.

KETUA RAPAT:

lni bukan hanya jabatan fungsional. lni kan ada juga soal profesi soal apa, hukum, kewenangan, kompetensi, pendidikan. Jadi kita putuskan kemana, teknis sekali, kalau teknis sekali ketentuan mengenai mereka dilaksanakan, Pak Nasir silakan.

TASDIK KINANTO/SESTAMA MENPAN:

Jadi Pak, selama ini yang berlaku terhadap jabatan-jabatan fungsional dan Arsiparis adalah termasuk salah satu jabatan fungsional yang ada di pegawai negeri itu memang sudah diatur menyangkut masalah persyaratannya, pendidikannya itu di Depmenpan.

KETUA RAPAT:

Men pan.

KEMENTERIAN PAN:

lya Depmentan.

KETUA RAPAT:

Tapi sudah ada ini Arsiparis.

KEMENTERIAN PAN:

Sudah ada.

KETUA RAPAT :

Kalau begitu "dilaksanakan" ya .. ? KEMENTERIAN PAN:

Ya .. dilaksanakan.

ARSIP

DPR

RI

(25)

'

PEMERINTAH/KEPALA ANRI:

Dilaksanakan sesuai.

KETUA RAPAT:

(KETOK PALU 1 KALI)

Maksud saya begini, karena sudah ada kita mau penguatan, karena ini kan UU tidak bicara tentang pelaksanaan. Kalau dilaksanakan itu kalau sudah ada peraturan ya pasti dilaksanakan, tapi kan kita mau pengaturan tentang peraturannya begitu Iha ..

KETUA RAPAT:

Kalau yang ada diteguhkan, jadi misalnya "ketentuan mengenai ... diatur dalam peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara", begitu atau peraturan menteri.

PASTOR SAUT M. HASIBUAN/F-PDS : Peraturan pemerintah saja, ketua, KETUA RAPAT:

Peraturan pemerintah terlalu luas.

H. ANDIWAHAB OT. MAJOKAYO, SM.,HK/F-PG:

ANRI kan tidak masuk dibawah Kementerian Aparatur Negara, Pak . KETUA RAPAT:

Tapi mereka ngatur soal itu.

PEMERINTAH/KEMENTERIAN PAN:

Ada dua pilihan, kalau yang ini sebetulnya sudah cukup Pak. Artinya kan ini juga luas, atau juga diatur oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. Jadi tidak usah menyebut. Ada juga pilihan lain diatur oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan.

KETUA RAPAT:

Oke begitu saja, diatur jangan dilaksanakan dulu, pengaturannya dulu. Diatur oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : Mohan ijin.

KETUA RAPAT:

Silakan.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Sekarang itu sudah mulai, kalau tadi kan kita berbicara termasuk BUMN, BUMD. BUMN- BUMD sekarang itu "tanpa" karena dia bukan pegawai negeri sipil, berarti menteri di bidang

ARSIP

DPR

RI

(26)

pendayagunaan aparatur negara tidak ngatur mereka. Nah kalau kami boleh usul, itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Jadi berarti Arsiparis yang bekerja di BUMN-BUMD termasuk di dalamnya, kalau hanya menteri pendayagunaan tidak termasuk.

KETUA RAPAT :

Sekarang kita urai peraturan apa ? peraturan perundang-undangan yang menjangkau BUMN-BUMD. Kira-kira membayangkan, karena kita mau address di UU itu. Supaya bersifat memaksa, supaya peraturan itu kapan keluar, kapan lebih pasti.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Kalau sekarang itu pimpinan BUMN-nya yang mengeluarkan kalau sekarang yang untuk Arsiparis di BUMN, mereka ingin karena mereka memang professional nah makanya yang di BUMN namanya tetap Arsiparis, tetapi mereka bukan pegawai negeri sipil yang diatur oleh Menpan.

PEMERINTAH/KEMENTERIAN PAN:

Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Ya .. silakan.

PEMERINTAH/KEMENTERIAN PAN:

Pertama menyebutkan peraturan perundang-undangan, karena sebelum-sebelumnya itu kita sudah nyebut peraturan pemerintah, ini artinya ketentuan ini tidak diatur di dalam peraturan pemerintah, ini sudah dipastikan. Sebab kalau itu masih dia menggunakan peraturan pemerintahan bisa dengan menggunakan kata "dengan peraturan pemerintah" atau "dalam peraturan pemerintah" artinya dia gabung dengan yang lain, itu yang pertama.

Yang kedua, ini dari sisi hukum, dengan menyebut ketentuan mengenai ini diatur ringan peraturan perundang-undangan, seolah akan membuat satu peraturan perundang-undangan.

Kenyataannya kan sudah ada ya, bahasa apakah seperti itu. Atau saya juga nggak tahu yang terkait dengan Arsiparis itu di dalam peraturan perundang-undangan yang sudah ada, itu apakah khusus menyangkut Arsiparis atau juga menyangkut hal-hal yang lain. Kalau menyangkut juga hal- hal yang lain, maka itu kata "dalam". Diatur dalam peraturan perundang-undangan, itu lebih tepat.

KETUA RAPAT :

Makanya menurut saya begini Pak Pemerintah, menurut saya walaupun memang sudah ada, tapi untuk mengatasi kendala yang tadi hanya terbatas pegawai negeri itu, maka sebaiknya ini dituangkan dalam peraturan pemerintah yang menjangkau semuanya, baik di dalam pegawai negeri sipil maupun yang tidak. Nah mengenai yang sudah ada nggak apa-apa, karena kan nanti ada perbaikan lagi. Ada penguatan dan sebagainya. Nah khusus UU ini bukan mengatur pelaksanaannya, kalau sudah ada UU, dilaksanakan. ltu tidak usah lagi kalau kalimatnya dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan nggak usah ada pasal, karena pasti begitu.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Atau begini saja Pak, kalau kita hilangkan saja bagaimana ? karena ini nanti kalau ini jangan peraturan pemerintah, ini pasti peraturan Menteri PAN.

ARSIP

DPR

RI

(27)

KETUA RAPAT:

Tadi kalau Kementerian PAN tidak menjangkau BUMN-BUMD.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Oleh karena itu kami mohon ada dua alternative yang satu sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang kedua malah dihilangkan saja.

KETUA RAPAT:

Ya tapi kita coba yang maksimal dulu.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Pimpinan, di dalam Pasal 15 itu kita sudah menyebut bahwa akan ada produk peraturan pemerintah mengenai system kearsipan nasional ... dst. ltu sudah ada produk-produk yang akan dibuat peraturan pemerintah. Nah saya nggak tahu ini peraturan pemerintahnya nanti siapa, ini hampir mirip saja kalau soal sumber peraturan itu.

KETUA RAPAT :

Oke kalau begitu kita putuskan begini Pak Djoko, kita putuskan "diatur dalam peraturan pemerintah" ya .. nanti digabung dengan peraturan yang lain tadi tentang system. Jadi maksudnya begini Pak Djoko sebentar, kan nanti ada peraturan pemerintah yang berisi system kearsipan nasional, system jaringan nasional, system lagi informasi kearsipan nasional dan ada beberapa lagi peraturan yang lain digabungkan jadi satu disitu salah satu pasalnya itu mengenai satu bagian mengenai kearsipan, maka ditulis dalam peraturan pemerintah. Jadi ditumpuk jadi satu.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Mohon ijin, ini kan menjadi aneh, karena semua jabatan fungsional itu yang mengeluarkan peraturan Menpan. Tiba-tiba ini nanti fungsional Arsiparis pakai PP.

KETUA RAPAT:

Nggak, Arsiparis ini bukan jabatan fungsionalnya, Arsiparis sebagai sebuah profesi, karena mereka yang diatur juga kan bukan pegawai negeri sipil saja. Nanti mengenai fungsionalnya itu diatur di Kementerian PAN. Tapi mengenai Arsiparis dalam pengertian lain yang ada di BUMN-BUMD.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Begitu kami bukan tidak senang, tapi ini kan semacam menyimpang. Jadi kami sangat menghormati pemikiran dari pimpinan ini bahwa Arsiparis diatur dalam Peraturan Pemerintah termasuk di dalamnya kan diatur. Tetapi kami melihat sampai sekarang itu jabatan fungsional di seluruh Indonesia itu oleh kalau dulu Keputusan Menteri sekarang Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Kalau seperti itu kami ini saja di kami saja, karena toh sudah diatur oleh Permen PAN sudah ada, nah yang lain-lain kami atur sendiri saja dengan Peraturan Kepala ANRI.

KETUA RAPAT:

Kalau begitu, begini ANRI saja ya ..

ARSIP

DPR

RI

(28)

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI : Pasal 137 hilangkan saja.

KETUA RAPAT:

Tapi kalau kepastian tentang pendidikan dan ide mereka kompetensi mereka nggak ada juga, maksud saya kalau ada kan tadi ada masalah tidak menjangkau yang namanya BUMN- BUMD, itu yang kita lagi siasati. Jangan karena hanya masalah BUMN-BUMD dan swasta itu tidak terjangkau.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Sebentar. Terus kita hilangkan semua ini, ini kan penting juga. Jadi coba tolong difikirkan, ada pilihan lain yang begini, kalau bisa misalnya KPU, KPU itu kita juga berikan kesempatan untuk membuat peraturan internal KPU. ltu sesuai dengan UU No. 10 Pasal 7a, bahwa dimungkinkan lembaga-lembaga itu membuat peraturan internal. Bisa juga disini kita berikan kepada ANRI satu kewenangan untuk mengatur ini secara ke dalam, dalam UU. Terlepas dari jangan dikaitkan dengan soal jabatan tadi fungsionalnya berlaku semua. lni kan kategorinya Arsiparis bukan jabatan. Bukan jabatan fungsional, ini satu jenis manusia. Asetnya sumber daya manusia di kearsipan. Tidak sama, karena kan tidak semua Arsiparis itu PNS, itu masalahnya. lni nggak bisa kategorinya itu adalah mereka PNS, ini satu jenis profesi.

Nah kita minta tetap diatur bukan soal rekruitmen mereka bukan soal pengangkatan jabatan mereka bukan, itu kementerian PAN. Bukan soal pemindahan karir mereka bukan, biarin saja itu kementerian PAN, sama dengan jabatan fungsional lain. Yang kita bicarakan ini kompetensi mereka supaya segera mereka diperbanyak jumlahnya untuk menghadapi tuntutan kebutuhan nasional yang semakin meningkat itu maksudnya. Perlu diatur dalam satu ketentuan.

Menurut saya yang paling bagus itu dalam peraturan pemerintah, karena ini yang punya poshing power lebih kuat untuk memproduksi semakin banyak Arsiparis, mengatur mengawasi pendidikan mereka, itu lebih bagus. Bukan soal rekruitmen, bukan soal promosi, bukan soal aspek-aspek birokrasi mereka yang ada kaitannya dengan kementerian PAN. Begitu maksud saya, silakan Pak Untung.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Barangkali kita harus kembali kepada definisi Arsiparis. Di dalam DIM 32 itu Arsiparis adalah seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh oleh pendidikan formal dan atau pendidikan pelatihan kearsipan yang serta mempunyai tugas fungsi tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan. Di dalam definisi Arsiparis ini umum sifatnya, jadi tidak hanya mengenai Arsiparis yang ada di bekerja di pemerintah, tapi Arsiparis yang bekerja pada individu pun itu masuk dalam kategori Arsiparis. Nah saya lihat di dalam DIM 137 dan 138 ini agak tendensinya itu kepada Arsiparis yang bekerja di pemerintah tadi birokrasi.

KETUA RAPAT:

Makanya kita diusulkan ini, menurut saya masuk dalam peraturan pemerintah.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Termasuk juga itu yang Pasal 21 ayat (2) huruf d itu agak menjurus juga, saya agak khawatir nanti dengan UU ini menuntut Arsiparis-arsiparis yang letaknya itu bukan di birokrasi misalkan mereka menuntut jaminan kesehatan dan sebagainya. Memang kalau dikaitkan dengan

ARSIP

DPR

RI

(29)

dia sebagai status pegawai negeri memang DIM 137 bisa dihilangkan saja, yaitu dikaitkan saja dengan Menpan, karena status dia yang pegawai negeri. Nah cuma barangkali pengertian Arsiparis di kita ini kan luas, kecuali kalau ingin kita batasi, tapi ko' dalam diskusi kita yang sebelum ini Arsiparis itu luas.

KETUA RAPAT:

Kalau begitu kita langsung, jadi pemerintah kita minta sekali lagi, coba ditulis dulu baru nanti dilihat, "dilaksanakan" dihilangkan. Mulai dari "diatur". "diatur dalam peraturan pemerintah".

Jadi dalam definisi Arsiparis itu tidak ada kategori mereka sebagai pegawai negeri. ltu maksudnya.

Jadi tidak ada kaitan dengan eselon-eselon ini dengan fungsional dan sebagainya, nggak ada. Ya silakan.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Bagaimana kalau misalnya tadi sesuai dengan saran rekan dari Departemen Hukum dan HAM itu dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

KETUA RAPAT:

Kalau dilaksanakan itu normative nggak perlu ada. Ada nanti semua pasal ini ditulis, dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan semua pasal.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI :

Mahon ijin, atau diatur dalam peraturan perundang-undangan.

KETUA RAPAT:

Nggak ada, ini kita mau ada kepastian, kepastian dalam soal pengaturan itu, siapa yang bertanggung jawab, kapan selesainya begitu. Kalau peraturan perundang-undangan ya bisa tersebar di berbagai ketentuan yang dibuat oleh kepala kantor di cabang-cabang di propinsi itu peraturan perundang-undangan, ya . .Pak Djoko. Saya kira kalau dilihat dari penjelasannya pemerintah tadi Pak Tasyrik saya kira memang tidak keberatan kalau ini masuk dalam peraturan pemerintah, dengan catatan nanti kita kasih penjelasan, ini bukan pengaturan dalam soal karir dan sebagainya, soal jabatan dan sebagainya. Bukan soal jabatan, Pak Tasyrik silakan, ini bukan soal jabatan, bagaimana bisa nggak kalau dikasih penjelasan.

ANGGOT A TIMSIN KOMISI II DPR RI:

... (suara tidak jelas)

Yang bukan pegawai negeri sipil kan nggak bisa.

ANGGOT A TIMSIN KOMISI II DPR RI:

... (suara tidak jelas) IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Pimpinan, saya kira harus tegas ini definisi Arsiparis ini, apakah kita mau mendefinisikan Arsiparis itu untuk mereka yang bekerja di pemerintah saja atau sifatnya umum. lni akan mempengaruhi dalam setiap pembahasan tentang Arsiparis itu. Ketika kita tidan mendefinisikan khusus, maka ketika kita bicara Arsiparis ya .. umum, dia nggak hanya yang ada di pemerintahan.

Bahkan yang bekerja pada perusahaan, partai politik, organisasi masyarakat atau pun perorangan dia bisa masuk di dalamnya, apakah itu juga akan dicakup di dalam peraturan tersebut. Nah kalau tidak, sebagusnya ya .. kita kategorisasi dulu Arsiparis itu ada dua, misalkan Arsiparis pemerintah,

ARSIP

DPR

RI

(30)

Arsiparis Non pemerintah. Baru yang pemerintahnya diatur dalam ini-ini seperti, kalau tidak ya .. di tetap bersifat umum.

KETUA RAPAT:

Mau dibagi dua begitu.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI:

Pak ini mahasiswa-mahasiswa kemudian 03, 04 dia kemudian jadi Tentara, ketika dia jadi Tentara memang dia bukan Arsiparis dalam artian itu. Dengan demikian ini bukan hanya di BUMN sama BUMD tapi yang ini diatur dengan peraturan Menpan, yang satu diatur dengan peraturan itu tadi yang misalnya Pak Untung tadi dibagi dua tadi. Jadi yang satu oleh yang sudah jelas itu kan diatur oleh Menpan, yang satu ya .. sesuai dengan atau diatur oleh peraturan tersendiri oleh pimpinan.

KETUA RAPAT:

Kalau begitu kita setuju DIM 137 dihapus saja ya .. karena sudah dengan sendirinya kan.

(KETOK PALU 1 KALI) Lanjut.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI:

DIM141

Pemerintah mengembangkan prasarana dan sarana kearsipan dengan mengatur standar, kualitas dan spesifikasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

KETUA RAPAT :

Apa masalahnya, nggak ada masalah ya .. ?

(KETOK PALU 1 KALI)

Kalau yang DIM 143 tambah pasal 9 ya .. yang lain nggak ada masalah ya.

(KETOK PALU 1 KALI) Siar cepat itu mau buka puasa soalnya.

Kita sama-sama nanti buka puasa, jangan pulang.

DIM 147

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI:

DIM 147

Negara menyelenggarakan perlindungan dan penyelamatan arsip sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 baik terhadap arsip yang peredarannya di dalam maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bahan pertanggung jawaban setiap aspek kehicupan berbangsa dan bernegara untuk kepentingan Negara, pemerintahan, pelayanan public dan kesejahteraan rakyat.

ARSIP

DPR

RI

(31)

KETUA RAPAT:

lni setuju ya ..

(KETOK PALU 1 KALI) DIM 149 Perlingungan dan Penyelamatan.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI:

DIM 149 Perlingungan dan Penyelamatan.

Perlindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana nasional dilaksanakan oleh pencipta arsip dan ANRI berkoordinasi dengan badan nasional penanggulangan bencana.

Perlu kami laporkan ketika terjadi bencana alam.

KETUA RAPAT:

Sudah kalimatnya itu ?

"Perlindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana nasional dilaksanakan oleh pencipta arsip dan ANRI"

Caranya ANRI dulu "ANRI pencipta arsip", "dilaksanakan oleh ANRI berkoordinasi dengan pencipta arsip dan badan nasional penanggulangan bencana". Begitu, "dilaksanakan oleh ANRI dan pencipta arsip berkoordinasi dengan badan nasional penanggulangan bencana". Ya .. oke,

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS :

Pimpinan, di DIM 149 itu rumusan yang lama itu.

KETUA RAPAT:

lni sudah dirubah dari pembahasan sebelumnya.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Karena begini, penyelamatan itu kan bukan hanya disebabkan oleh bencana nasional, yang kita bahas yang lalu kan ada apabila disini disebut bencana nasional bagaimana penyelamatan arsip yang tidak terkait dengan bencana nasional. Seperti criminal, sabotase, spionase.

KETUA RAPAT:

Nanti kita lihat itu yang bakar-bakar itu. Mana itu bencana-bencana jenis-jenis yang kita tidaksukaibencananyaitu.

DRS. H. SULAIMAN EFFENDl/F-PG:

Atau di pasal yang lain KETUA RAPAT:

Makanya disini Pak Sulaiman, masih disusunan pasal-pasal ini, dimana itu ko' hilang, memang kita tidak suka bencana, tapi pengaturan dalam UU perlu diatur. lni "Negara menyelenggarakan perlindungan dan penyelamatan arsip sebagaimana dimaksud pada ... dari

ARSIP

DPR

RI

(32)

I

bencana alam bencana sosial perang dan tindakan-tindakan criminal serta tindakan-tindakan kejahatan yang mengandung unsure sabotase, spionase dan terorisme", DIM 148

Jadi sebenarnya lebih bag us dikaitkan saja ya ..

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Pimpinan, KETUA RAPAT:

Sebentar, "perlindungan dan penyelamatan arsip sebagaimana dari bencana dan kejahatan sebagaimana dimaksud ayat (2) dilaksanakan oleh ANRI dan pencipta arsip dan bekerjasama dengan badan nasional penanggulangan bencana", begitu ya.

Ayat (2) itu kan ada bencana dan ada kejahatan DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI:

Tapi kalau tidak perlu disebut lagi kan sudah termasuk semuanya.

"perlindungan dan penyelamatan arsip sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan oleh ANRI dan pencipta arsip berkoordinsi dengan badan nasional penanggulangan bencana",

KETUA RAPAT : Mantap.

(KETOK PALU 1 KAUO Oke.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Begini, saya kira sudah bagus dengan kata "dikoordinasikan" itu, ini kalau yang sifatnya nasional, karena koordinasinya dengan siapa. Kalau kaitannya dengan sabotase terorisme mungkin bukan dengan kepolisian, bukan dengan badan nasional penanggulanan bencana, atau dengan militer barangkali.

KETUA RAPAT:

Jadi maksudnya ?

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Jadi cukup dengan "dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh ANRI" itu sudah cukup. Nah kan ini yang skupnya nasional, nah tentang siapa yang ikut berkoordinasi nanti terserah oleh ANRI apakah itu bencana apakah yang lain-lainnya tergantung dari masalah penyelamatannya apa ?

KETUA RAPAT:

lni maksudnya Pak Untung, di badan nasional penanggulangan bencana ini ada pasal disitu, ada anggarannya khusus soal itu. lni maksudnya penyebutan ini maksudnya supaya mereka itu dalam keadaan siap. Nah nanti dengan pihak terkait lain itu dengan sendirinya. Tetapi bahan yang dari Pak Untung itu bagus. Jadi dibuka juga peluang "dilaksanakan oleh ANRI dan pencipta arsip.

ARSIP

DPR

RI

(33)

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

ltu dihilangkan, itunya nanti sendiri saja. Boleh ayat (3) rumusan yang baru itu boleh diberikan "perlindungan penyelamatan arsip khusus akibat bencana nasional dilaksanakan" nah boleh, khusus yang terkait dengan bencana nasional itu ada badan nasional penanggulangan bencana. Tapi yang umumnya itu adalah yang rumusan sebelumnya "perlindungan penyelamatan arsip dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh ANRI". Nah itu secara umum.

Yang berikutnya rumusan pemerintah kita buat lagi ayat baru dijadikan ayat (4) itu yang terkait dengan bencana nasional.

KETUA RAPAT:

Di "pencipta arsip" berhenti.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Jadi rumusan pemerintah itu dijadikan ayat (4).

KETUA RAPAT :

Ya .. "pencipta arsip" berhenti.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS:

Ayat (3) tetap, karena ayat (3) ini sifatnya umum.

KETUA RAPAT:

Oke, sebentar. Ayat (4)-nya "perlindungan dan penyelamatan arsip yang khusus menyangkut akibat bencana nasional dilaksanakan oleh ANRI berkoordinasi dengan"

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS :

Ya .. kalau memang itu yang sudah ada di UU berarti ada dua bagian.

KETUA RAPAT:

Dua kali "dengan"nya itu, "dilaksanakan oleh ANRI berkoordinasi dengan badan nasional penanggulangan bencana". lni tetap ada "pencipta arsip", tetap ada.

DJOKO UTOMO/KEPALA ANRI:

Boleh ditambah satu lagi, "dan instansi terkait lainnya".

KETUA RAPAT:

Nggak usah.

IR. UNTUNG WAHONO/F-PKS :

ltu jadi masuk ayat (3) Pak. Jadi ayat (3) itu "perlindungan dan penyelamatan ...

dilaksanakan dikoordinasikan oleh ANRI", itu terbuka, mau yang mana saja. Cuma untuk yang bencana ini kita kasih ayat (4)-nya.

ARSIP

DPR

RI

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Waran Yang Ditawarkan Sebanyak-banyaknya sebesar 402.781.000 lembar Waran Seri I (32,22% dari Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Perseroan pada saat

Kasdan birkaç soru daha sordu, ama çocukça cevaplardan başka bir şey

Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama

Perubahan terminologi atau istilah anak berkebutuhan khusus dari istilah anak luar biasa tidak lepas dari dinamika perubahan kehidupan masyarakat yang berkembang saat ini,

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara seimbang. Setiap orang tidak bisa menggunakan haknya secara semena-mena karena dibatasi oleh hak

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah terbangunnya sebuah aplikasi mobile game edukasi yang bisa digunakan untuk media pembelajaran ilmu pengetahuan alam kelas

RAWATAN KANSER PESAKIT LUAR TAHUNAN Jika Orang Yang Diinsuranskan didiagnosis menghidap kanser seperti yang tertakluk di dalam Definasi Penyakit Kritikal, Syarikat akan

Hasil penerapan model pembelajaran Mastery Learning terhadap penguasaan kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan