• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tidak lain adalah karena perkembangan ponsel pintar dengan sistem operasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tidak lain adalah karena perkembangan ponsel pintar dengan sistem operasi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi sekarang ini dikatakan oleh banyak ahli sebagai kemajuan yang pesat. Sejak ditemukannya ponsel pintar bernama Simon rancangan IBM pada tahun 1992, seperti yang tertulis di Wikipedia, dipasarkan pada publik pada tahun berikutnya, ponsel berotak ini semakin memudahkan pekerjaan kita. Ponsel pintar ini tidak hanya menjadi telepon genggam namun juga sebagai asisten pribadi penggunanya karena memiliki fitur berupa surat elektronik, pengingat, papan ketik yang mempelajari kebiasaan penggunanya, pembuatan memo dengan stylus, hingga minimnya tombol untuk menerima perintah dan beralih pada layar sentuh. Ponsel pintar ini bahkan disebut sebagai komputer kecil dengan kemampuan telepon, menggeser pemikiran sebelumnya yang menganggap bahwa telepon hanyalah untuk fungsi bertelepon dan mengirim pesan singkat saja.

Tahun 2013 untuk pertama kalinya penjualan ponsel pintar mengalahkan ponsel fitur, terlihat pada laporan yang diterbitkan Gartner. Adanya fenomena ini tidak lain adalah karena perkembangan ponsel pintar dengan sistem operasi Android yang diproduksi oleh berbagai vendor, mengikuti para pemain lama di pasar ponsel pintar yaitu Symbian OS, iOS, dan lainnya. Pasar smartphone yang didata mengalami pertumbuhan pesat antara lain adalah Asia Pasifik, Amerika Latin dan Eropa Timur.

(2)

Semakin banyaknya penggunaan ponsel pintar atau smartphone sehari-hari merupakan gambaran nyata bahwa penjualan produk elektronik jenis ini sangat tinggi. Berbagai merek ponsel saling bersaing dengan strateginya masing-masing.

Perusahaan besar yang dalam beberapa tahun terakhir memiliki pangsa pasar dunia lebih tinggi daripada perusahaan lain seperti contohnya Samsung yang memiliki senjata jajaran ponsel pintar berbasis Android bernama Galaxy series, dan pesaingnya Apple dengan ponsel pintar high-end iPhone berlomba mempertahankan cengkeraman dan berusaha menarik konsumen lebih banyak.

Akan tetapi hal itu berdampak sebagai berikut : semakin ramainya pasar smartphone yang diartikan sebagai ladang penghasilan vendor ponsel, muncullah pemain-pemain baru yang akan menjadi lawan vendor besar. Seperti pada teori pemasaran kebanyakan, ketika suatu produk berada dalam siklus matang (maturity) maka market challenger memasuki pasar.

Kawasan Asia Pasifik yang merupakan pasar ponsel pintar ini tentunya tidak terkecuali pasar Asia Tenggara. Indonesia, menurut survei pasar Gfk Asia kutipan dari The Next Web tahun 2013 adalah negara dengan penjualan smartphone tertinggi dengan mencatatkan pembelian ponsel sebanyak 14,8 juta

unit pada 3 kuartal pertama tahun tersebut dan transaksi ini diperkirakan bernilai 3,3 miliar dollar AS.

Dengan melihat data penjualan ponsel pintar yang meroket pada beberapa regional tahun 2013, selanjutnya fenomena perubahan pangsa pasar yang terjadi pada tahun 2014 dan proyeksi tahun 2015 dituangkan melalui laporan-laporan survei pasar oleh perusahaan analisa global dalam data shipping ponsel pintar oleh beberapa produsen besar dunia.

(3)

Pada tahun 2014 lembaga independen penganalisa smartphone dunia yaitu TrendForce mempublikasikan data pengapalan (shipment report) telepon pintar dari berbagai merek ponsel yang beredar. Dan menurut data yang tertera, sejumlah 1,16 miliar unit smartphone yang dikapalkan pada tahun lalu, bertambah 25,9 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan pemintaan ponsel pintar ini terlihat jelas dari angka pengapalan sejumlah 927,7 juta unit tahun 2013 menjadi 1.166,9 juta unit, dan berdasarkan forecast tahun 2015 total demand mencapai angka 1.290,3 juta unit.

Samsung dapat dikatakan sebagai pemimpin pasar smartphone ditilik dari jumlah unit ponsel yang dikirim pada tahun 2013 dan 2014. Produsen telepon pintar yang berbasis di Korea Selatan ini bertahan di peringkat satu dalam hal pengiriman smartphone dengan catatan pengapalan sejumlah 326,7 juta unit smartphone. Walapun demikian, pangsa pasar Samsung mengalami penurunan.

Dengan angka penjualan yaitu 301,5 juta unit pada 2013, jumlah produk yang dikemas naik sebesar 25,2 juta unit pada 2014 namun produsen smartphone tersebut justru memiliki pangsa pasar yang berkurang sebesar 4,5 persen dari tahun sebelumnya yang mencatat 32,5 persen dan tahun 2014 market share-nya hanya sebesar 28 persen.

Dan ternyata bukan Samsung saja yang pangsa pasarnya anjlok, grafik pengapalan produk ponsel kelas high-end Apple juga mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pangsa pasar Apple tahun sebelumnya 16,6 persen turun menjadi 16,4 persen. Padahal secara kasarnya, jumlah telepon pintar bermerek iPhone sebagai komoditas utama yang dikapalkan selama 2013 sebesar 153,9 juta unit naik menjadi 191,3 juta unit.

(4)

Tabel 1.

Ranking 10 besar vendor smartphone berdasarkan market share

Peringkat

2013 Perusahaan

Pangsa Pasar

2014 Perusahaan

Pangsa Pasar

2015 Perusahaan

Pangsa Pasar (F) 1. Samsung 32.5% Samsung 28.0% Samsung 26.6%

2. Apple 16.6% Apple 16.4% Apple 16.4%

3. Lenovo 4.9%

Lenovo + Motorola

7.9% Lenovo 7.4%

4. Huawei 4.4% LG 6.0% Huawei 6.6%

5. LG 4.3% Huawei 5.9% Xiaomi 6.5%

6. Sony 4.1% Xiaomi 5.2% LG 6.1%

7. Coolpad 3.6% Coolpad 4.2% TCL 4.1%

8. ZTE 3.2% Sony 3.9% Coolpad 4.0%

9. Nokia 3.0% ZTE 3.1% ZTE 3.4%

10. RIM 2.5% TCL 2.7% Sony 3.1%

Lainnya 20.9% Lainnya 16.7% Lainnya 15.8%

Total Pengapalan (Unit=juta)

927.7 1,166.9 1,290.3

Sumber : Trendforce, Januari 2015

Dari sepuluh produsen dengan pengapalan ponsel pintar terbanyak, enam di antaranya ialah perusahaan asal China yaitu Lenovo, Huawei, Xiaomi, Coolpad, ZTE, dan TCL. Produk dari keenam vendor Cina ini berupa ponsel pintar bersistem operasi Android. Pangsa pasar dari 6 produsen ini jika ditotal menghasilkan angka hampir 40 persen dengan unit terkirim sebanyak 453,4 juta smartphone.

(5)

Tabel tersebut menunjukkan bahwa dominasi Samsung dan Apple sedang diuji oleh datangnya ponsel-ponsel pabrikan dari Negara Tirai Bambu yang notabenenya dianggap ringkih dan kurang mendapatkan kepercayaan konsumen beberapa periode lalu.

Gambar 1.1 Diagram batang market share percentage Sumber : data yang diolah, 2015

Kemajuan teknologi di Tiongkok dan kelonggaran pemerintah dalam mensubsidi produsen ponsel lokal membuat kemajuan pesat dalam kuantitas sekaligus kualitas smartphone berlabel “made in China”. Produksi massal serta upaya ekspansi yang gencar terbukti dengan jumlah pengapalan unit ponsel pintar yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Sehingga, saat ini sangat mudah menemukan berbagai macam jenis ponsel pintar dengan fitur bervariasi dan harga yang bersaing. Subsidi pemerintah dan koneksi dari perusahaan perakit PCB hingga layar dan inti perangkat lainnya secara tidak langsung memangkas ongkos produksi ponsel pintar dari Cina.

0.00% 5.00% 10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%

2013 2014 2015 (F)

Market Share Percentage

Year

Vendor Market Share

Others RIM Nokia ZTE Coolpad Sony LG Huawei Lenovo Apple

(6)

Biaya pembuatan yang rendah dan penggunaan e-commerce oleh sebagian besar perusahaan ponsel ini menjadikan harga smartphone tidak setinggi harga ponsel dari Nokia, RIM, atau Apple jika dibandingkan dari sisi pesaing beda sistem operasi. Harga yang dianggap lebih rendah juga bisa dibandingkan dengan ponsel pintar sejenis yang berjalan pada Android OS yaitu Samsung dan Sony, asal Korea dan Jepang, negara tetangganya Tiongkok. Peluang inilah yang coba dimanfaatkan oleh perusahaan di Indonesia untuk melakukan impor ponsel Cina secara besar-besaran guna memenuhi permintaan dalam negeri akan alat komunikasi sesuai teknologi terkini.

Pada penelitian ini, penulis ingin membahas fenomena bisnis yang terjadi pada perusahaan produsen Coolpad yang membukukan pertumbuhan pangsa pasarnya tahun 2013 ke 2014 sebanyak 0,6 persen dari 3,6 persen menjadi 4,2 persen. Akan tetapi prestasi Coolpad secara global ini tidak bertahan lama, karena data menunjukkan pada kuartal pertama tahun 2015 pangsa pasarnya mengalami penurunan sebanyak 0,2 persen. Penurunan ini tentu berdampak pada pendapatan perusahaan dan kehilangan pangsa pasar diartikan sebagai hilangnya keinginan konsumen untuk membeli serta menggunakan ponsel pintar besutannya.

Tren yang terjadi pada Coolpad di negaranya sendiri adalah posisi up yaitu kenaikan penjualan dan pangsa pasar terutama karena produksi mereka lebih variatif tidak sekedar ponsel pintar yang beroperasi di jaringan 3G namun juga jaringan 4G terbaru yaitu LTE.

Hal ini tentunya berbeda dengan keadaan pasar di Indonesia dimana LTE saja baru dikomersilkan oleh provider CDMA Smartfren, dan provider GSM masih

(7)

menunggu untuk penggunaannya secara nasional akibat diharuskannya pembenahan BTS dan perbaikan serat optik yang ditanam di bawah tanah hingga bawah laut Indonesia. Secara umum, jaringan yang dikatakan masih ramai untuk memasarkan ponsel pintar adalah 3G HSDPA, sehingga smartphone yang akan ditemui di pasaran kebanyakan menampilkan fitur kemampuan bekerja di jaringan 3G dan masih minim jumlah ponsel yang mendukung LTE.

Strategi perubahan nama (rebranded) ini menjadikan obyek penelitian memiliki keistimewaan. Tidak seperti ponsel pintar dari Cina lainnya yang masuk Indonesia dibawah bendera perusahaan besar penyedia layanan internet, misalnya ponsel Hi-sense series yang diberi nama baru Andromax series oleh provider CDMA Smartfren, ponsel pintar Coolpad yang diberi nama baru ini menggunakan jaringan GSM dan tidak menggunakan proses bundling dengan provider GSM tertentu.

Keputusan konsumen di negara ini untuk membeli ponsel juga didasari oleh berbagai macam alasan karena terdapat banyak opsi untuk memenuhi kebutuhannya. Dulu, pembelian ponsel pintar bertujuan untuk urusan bisnis (enterprise) saja. Namun belakangan ini, ponsel pintar tidak hanya digunakan untuk urusan melancarkan pekerjaan yang terkait pengiriman surat elektronik tapi juga urusan hiburan semacam hobi fotografi atau komunikasi menggunakan messenger.

Beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli smartphone adalah terjangkaunya harga di mata konsumen jika dibandingkan dengan produk sejenis dari merek yang lain, bagusnya kualitas ponsel, kekayaan fitur yang diusungnya, kemudahan dalam service atau

(8)

penjualan kembali, serta banyaknya promosi baik itu secara digital, cetak, atau WOM penggunanya.

Harga adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran sebuah perusahaan. Manajemen perusahaan perlu memperhatikan harga karena variabel ini akan langsung berdampak pada besarnya volume penjualan serta laba penjualan yang telah dilaksanakan. Laku atau tidaknya produk di pasar sangat dipengaruhi oleh strategi penentuan tinggi rendahnya harga. Harga yang terjangkau memicu peningkatan kinerja pemasaran. Harga biasanya diasumsikan sebagai indikator kualitas, misalnya harga tinggi ditemukan pada produk berkualitas tinggi pula.

Kualitas dari ponsel pintar adalah aspek produk yang selanjutnya menjadi titik fokus perusahaan. Pengertian kualitas dari American Society for Quality Control adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler, 2009). Dalam McClave et.al. (2011) bagi produsen atau perusahaan, kualitas diartikan sebagai kesesuaian dengan standard dan persyaratan atau dengan kata lain, level yang menyatakan hingga sejauh mana sebuah produk mengikuti spesifikasi desainnya. Meski begitu, pada akhirnya kualitas harus didasarkan pada kebutuhan dan keinginan (preferensi) para pengguna produk (user).

Sebuah perusahaan yang memproduksi barang-barang yang tidak diinginkan oleh pembeli manapun tidak akan mampu bertahan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas itu berpusat pada konsumen. Dikatakan memiliki kualitas yang baik jikalau ekspektasi konsumen telah terpenuhi oleh produk atau

(9)

pelayanannya. Karenanya, perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang dibuat oleh perusahaan lawannya. Namun, suatu produk dengan kemasan lebih baik atau yang terbaik sekalipun tidak menjamin bahwa produk itu memiliki kualitas tertinggi kalau penampakannya bukan yang diinginkan atau dibutuhkan oleh pasar.

Ketika harga dan kualitas produk sudah dipikirkan matang oleh perusahaan maka tahapan selanjutnya adalah membawa produknya agar bisa diterima pasar dan konsumen. Untuk itu promosi ialah bauran pemasaran yang dilakukan guna memberitahu, membujuk, atau mempengaruhi konsumen untuk membeli dan memakai produk tertentu. Kotler (2009:410) mengemukakan bahwa promosi penjualan adalah kumpulan alat insentif, sebagian besar jangka pendek yang dirancang untuk merangsang pembelian lebih cepat atau lebih besar terhadap produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan.

Promosi juga diartikan sebagai proses komunikasi, diawali dengan penyampaian berita tentang produk dari penjual kepada calon pembeli yang tujuannya menyampaikan informasi apakah produk yang dibuat perusahaan tepat sasaran. Meskipun alat insentif ini biasanya dilakukan perusahaan sebagai produsen, ada kalanya pembeli potensial juga melakukan promosi secara sadar atau tidak sadar misalnya dengan browsing mengenai harga dan kualitas produk yang ada di pasaran.

Pada penelitian-penelitian yang lebih dahulu, harga, kualitas produk, dan promosi menjadi variabel yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli smartphone. Dalam penelitian kali ini, penulis akan memfokuskan riset pada faktor apa sajakah yang melatarbelakangi konsumen untuk melakukan

(10)

pembelian ponsel yang menggunakan cara pemasaran berbeda, karena salah satu smartphone Coolpad memasuki pasar Indonesia pertama kali dengan

menggunakan nama lain yaitu Himax Polymer Octacore, dibawah bendera perusahaan Himax Indonesia.

Selain ketiga faktor diatas, terdapat faktor lain yang tidak kalah penting untuk dicari tahu hubungannya dengan keputusan pembelian konsumen terhadap ponsel rebranded Himax Polymer Octacore ini yaitu persepsi negara asal atau umumnya dikenal sebagai CoO (country of origin). Pemasar global tahu bahwa pembeli mempunyai sikap dan kepercayaan yang berbeda tentang merek atau produk dari berbagai negara. Persepsi ini dapat memengaruhi pengambilan keputusan konsumen secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Kotler (2009:338), persepsi ini bisa dimasukkan sebagai atribut dalam pengambilan keputusan karena fakta bahwa merek dianggap berhasil di pasar global dapat meningkatkan kredibilitas dan rasa hormat. Studi mengemukakan bahwa kadang-kadang persepsi negara asal dapat meliputi seluruh produk negara tersebut misalnya produk Cina dianggap sebagai produk yang harganya murah.

Ketika calon konsumen sudah terlibat proses promosi dan merasa memiliki informasi yang cukup mengenai harga, kualitas, hingga persepsi negara asal produk maka konsumen akan mengambil keputusan pembelian. Keadaan ini adalah waktu dimana konsumen melakukan penilaian lain atas produk yang diinginkan dengan dasar informasi yang dimiliki untuk berlanjut, melakukan pembelian atau tidak. Dan kemudian setelah pembelian, hanya ada 2 fase yaitu fase kepuasan atau ketidakpuasan yang menghasilkan perilaku konsumen terhadap produk yang telah dibeli.

(11)

Konsumen disebut puas dengan pembelian jika ia akan menggunakan produknya, melakukan pembelian ulang atau melakukan rekomendasi pada orang lain. Sedangkan ketika dia tidak puas maka kemungkinan ia akan memindahkan produk pada orang lain, menjual, hingga menyampaikan ketidakpuasannya.

Akan tetapi, penulis menemukan kesenjangan antara penelitian terdahulu tentang keputusan pembelian konsumen terhadap produk elektronik yang memiliki sistem operasi. Ihda La Aleiyya dkk dari Universitas Diponegoro dalam penelitiannya yang dimuat dalam Diponegoro Journal of Social and Politic tahun 2014 berjudul “Pengaruh inovasi produk, citra merek, dan harga terhadap keputusan pembelian PC tablet Apple iPad”, dengan sampel 100 mahasiswa pengguna iPad di FISIP Undip berakhir pada kesimpulan bahwa terdapat pengaruh harga yang sangat kuat terhadap keputusan pembelian.

Sedangkan hasil yang berbeda ditemukan dalam penelitian Suresh C. dkk pada jurnal mereka yang dipublikasi secara internasional di Asia Pasific Journal of Research tahun 2015 berjudul “Effects of Sale Promotion Tools (price, pack, rebate, offer, premium contest) on Customer Purchase Decision with Special Reference to Specialty Product (Camera) at Chennai, Tamilnadu” yang menghasilkan ringkasan bahwa harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Realitanya Himax Polymer Octacore terjual sebanyak 10.000 unit pada hari pertama peluncurannya di pertengahan kuartal III tahun 2014 dalam hitungan jam saja. Tapi Google Trends menunjukkan grafik yang sangat ekstrim dari pencarian informasi mengenai ponsel Himax ini. Dimana pada tahun 2014

(12)

mengalami kenaikan yang sig

akhir kuartal I dan mengalami kemerosotan pada kuartal II hingga saat ini.

Sumber : Google Trends

Berdasarkan kesenjangan penelitian dan fenomena bisnis di

memutuskan judul penelitian Analisis Pengaruh Harga, Kualitas, Promosi dan CoO (country of origin

Rebranded (Studi pada Pengguna Ponsel Himax Octacore).

1.2 Rumusan Masalah

Sebagai pendatang baru

Himax Indonesia memasarkan ponsel pabrikan Cina fitur-fitur mumpuni. Perusahaan ini tidak memproduksi namun memasarkan produk manufaktur Cina dengan

Bagi masyarakat awam yang tidak mengenal merek tentunya konsumen melakukan pembelia

Entah tertarik dengan harganya, fitur yang ditawarkan, rekomendasi teman atau sekedar tergiur promosinya.

mengalami kenaikan yang signifikan, turun pada awal 2015, naik kembali pada akhir kuartal I dan mengalami kemerosotan pada kuartal II hingga saat ini.

Gambar1.2.

Trend ponsel pintar Himax di Indonesia Sumber : Google Trends

Berdasarkan kesenjangan penelitian dan fenomena bisnis di

memutuskan judul penelitian Analisis Pengaruh Harga, Kualitas, Promosi dan country of origin) terhadap Keputusan Konsumen untuk Membeli Ponsel

(Studi pada Pengguna Ponsel Himax Octacore).

Rumusan Masalah

Sebagai pendatang baru di pasar telepon pintar (smartphone

Himax Indonesia memasarkan ponsel pabrikan Cina dari berbagai merek dengan fitur mumpuni. Perusahaan ini tidak memproduksi handset

namun memasarkan produk manufaktur Cina dengan pemberian

Bagi masyarakat awam yang tidak mengenal merek-merek lokal dari Cina, tentunya konsumen melakukan pembelian dengan alasan yang berbeda Entah tertarik dengan harganya, fitur yang ditawarkan, rekomendasi teman atau

promosinya.

nifikan, turun pada awal 2015, naik kembali pada akhir kuartal I dan mengalami kemerosotan pada kuartal II hingga saat ini.

Trend ponsel pintar Himax di Indonesia

Berdasarkan kesenjangan penelitian dan fenomena bisnis diatas peneliti memutuskan judul penelitian Analisis Pengaruh Harga, Kualitas, Promosi dan ) terhadap Keputusan Konsumen untuk Membeli Ponsel

smartphone) di Indonesia,

dari berbagai merek dengan handset secara mandiri

pemberian nama baru.

merek lokal dari Cina, n dengan alasan yang berbeda-beda.

Entah tertarik dengan harganya, fitur yang ditawarkan, rekomendasi teman atau

(13)

Dengan brand yang baru ini, perusahaan bisa melakukan penjualan puluhan ribu unit dalam beberapa jam saat rilisnya Himax Polimer Li dan Pure III.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari tahu strategi atau langkah apa saja yang dilakukan perusahaan ponsel rebranded ini hingga sukses membukukan jumlah penjualan yang cukup fantastis tersebut.

Kali ini studi kasus menggunakan obyek penelitian yaitu Himax Polymer Octacore yang merupakan barang rebrand dari smartphone Coolpad F1 8297.

Dari laporan yang dirilis Trendforce, Coolpad menduduki posisi 8 dunia. Apakah hal tersebut juga berdampak pada penjualannya, berikut rumusan masalah yang diajukan :

1. Bagaimana pengaruh harga (price) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore?

2. Bagaimana pengaruh kualitas (quality) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore?

3. Bagaimana pengaruh promosi (promotion) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore?

4. Bagaimana pengaruh CoO (country of origin) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya riset kasus Himax Polymer Octacore ini antara lain:

1. Untuk menganalisis pengaruh harga (price) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore.

2. Untuk menganalisis pengaruh kualitas (quality) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore.

(14)

3. Untuk menganalisis pengaruh promosi (promotion) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore.

4. Untuk menganalisis pengaruh CoO (country of origin) terhadap keputusan konsumen untuk membeli ponsel rebranded Himax Polymer Octacore.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat adanya penelitian ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1) Manfaat Praktis

Hasil riset diharapkan bisa berkontribusi langsung untuk pemasaran produk baru, secara spesifiknya pada ponsel merek Himax agar dapat menyusun strategi pemasaran dengan tujuan bisa mempertahankan keunggulan kompetitif dan terus melakukan inovasi di kemudian hari sehingga konsumen lebih tertarik untuk melakukan pembelian ulang pada produk lain yang disediakan oleh brand ini.

2) Manfaat Teoritis

Hasil riset ini juga diharapkan mampu meningkatkan pemahaman tentang pengaruh harga (price), kualitas (quality), promosi (promotion), dan CoO (country of origin) terhadap keputusan konsumen (consumers decision) untuk membeli ponsel rebranded. Dalam bidang pemasaran, hasil ini diharap mampu memberikan kontribusi untuk menambah perbendaharaan teori mengenai strategi yang harus dilakukan oleh pendatang baru (new entrants) agar dapat bersaing dan memperoleh pangsa pasar. Selain itu, di bidang pendidikan hasilnya diharapkan juga bisa digunakan sebagai literatur penelitian selanjutnya mengenai keputusan pembelian produk barang atau jasa yang baru di industri telepon pintar atau smartphone.

(15)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika ini berguna untuk memberikan gambaran yang jelas dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, secara sistematis susunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai variabel penelitian dan definisi operasional variabel, penentuan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini berisi uraian obyek penelitian, analisis data dan pembahasan dari analisis data.

BAB V : PENUTUP

Bab terakhir menyajikan secara singkat kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan dan juga memuat saran-saran bagi pihak yang berkepentingan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

Gambar

Tabel  tersebut  menunjukkan  bahwa  dominasi  Samsung  dan  Apple  sedang  diuji  oleh  datangnya  ponsel-ponsel  pabrikan  dari  Negara  Tirai  Bambu  yang  notabenenya dianggap ringkih dan kurang mendapatkan kepercayaan konsumen  beberapa periode lalu

Referensi

Dokumen terkait

melakukan portofolio investasi pada beberapa aset. Dalam memilih aset investasi agar risiko total dapat dikurangi, maka investor akan memilih aset yang

Sedangkan persentase penurunan kadar mineral setelah direbus untuk kalium adalah 47,30%, untuk kalsium sebesar 7,52%, dan untuk natrium sebesar 58,28 %.Secara statistik uji

Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011 105 Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perubahan status stunting dari usia 6-12 bulan ke usia 3-4 tahun dan pengaruh

dosis pupuk Ureaberpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman sawi umur 20. dan 30 HST, jumlah daun umur 20 dan 30 HST, lebar daun umur 20 dan

Berkaitan dengan keadaan tersebut akan digunakan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai dan menyelesaikan

Bafadal (2008: 2) “prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan

Akan tetapi yang dapat melandasi dalam karya saya yaitu dengan menggunakan istilah “Post” yang saya gunakan sebagai referensi dan pijakan sejarah yang dapat mendukung dan

Dalam situasi semacam ini doa ini memohon segala macam 'hasanah' dari karunia Tuhan, termasuk perbuatan kita supaya menjadi hal yang menyebabkan kita mendapatkan 'hasanah' di