• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Gambaran Umum dan Kriteria Perusahaan. pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik meliputi uji autokorelasi,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Gambaran Umum dan Kriteria Perusahaan. pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik meliputi uji autokorelasi,"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Objek Penelitian

III.1.1 Gambaran Umum dan Kriteria Perusahaan

Dalam penelitian skripsi ini, akan dilakukan pengujian statistik untuk pengujian hipotesis. Sebelum dilakukan hipotesis teori terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik meliputi uji autokorelasi, heteroskedastik dan multikolinieritas. Selanjutnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik statistik multiple regression model (regresi berganda) untuk menghubungkan pengaruh nilai kuantitatif dari beberapa variabel bebas (variabel independen) dengan variabel terikat (variabel dependen). Pemilihan regresi berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam regresi berganda banyaknya variabel independen lebih dari satu variabel.

Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah 50 perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Jenis industri di dalam penelitian berbeda-beda. Terdapat delapan jenis industri yang menjadi objek penelitian, namun perusahaan dalam industri keuangan tidak menjadi objek dalam penelitian ini. Kedelapan jenis industri tersebut adalah industri pertanian; industri pertambangan; industri dasar dan kimia; aneka industri; industri barang konsumsi; industri properti dan real estate; infrastruktur, utilitas dan transport; serta industri perdagangan, jasa dan investasi.

(2)

Data keuangan yang dibutuhkan didalam penelitian ini adalah selama 5 tahun yaitu dari tahun 2002 sampai 2006, dimana periode estimasi adalah selama 4 tahun dari tahun 2002-2005. Tahun 2006 dijadikan sebagai tahun investigasi dikarenakan pada tahun tersebut dikeluarkan pedoman tentang corporate governance oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).

Kriteria-kriteria perusahaan yang menjadi objek penelitian:

1. Merupakan 50 perusahaan yang memiliki kapitalisasi terbesar di BEI, kecuali perusahaan dalam industri keuangan

2. Telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2002

3. Perusahaan mempublikasikan secara lengkap laporan keuangan tahunan unuk periode 31 Desember 2002-2006 yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

4. Data pada laporan tahunan periode 31 Desember 2006 tersedia lengkap (data mengenai corporate governance secara keseluruhan).

III.1.2. Bidang Usaha Objek Penelitian

Tabel III.1 menggambarkan tentang perusahaan yang menjadi objek penelitian dimulai dari yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar dan jenis industrinya.

Tabel III.1

Nama Perusahaan & Jenis Industri

NO Perusahaan Jenis Industri

1 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Infrastruktur, Utilitas & Transportasi

2 PT. Astra International Tbk Aneka Industri

3 PT. Perusahaan Gas Negara Tbk Infrastruktur, Utilitas & Transportasi

4 PT. Unilever Indonesia Tbk Industri Barang Konsumsi

(3)

6 PT. Indosat Tbk Infrastruktur, Utilitas & Transportasi

7 PT. International Nickel Indonesia Tbk Pertambangan

8 PT. Semen Gresik Tbk Industri Dasar & Kimia

9 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Industri Dasar & Kimia

10 PT. Astra Agro Lestari Tbk Pertanian

11 PT. Gudang Garam Tbk Industri Barang Konsumsi

12 PT. United Tractors Tbk Perdagangan, Jasa & Investasi

13 PT. Bumi Resources Tbk Pertambangan

14 PT. Exelcomindo Pratama Tbk Infrastruktur, Utilitas & Transportasi

15 PT. Aneka Tambang Tbk Pertambangan

16 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Industri Barang Konsumsi

17 PT. Kalbe Farma Tbk Industri Barang Konsumsi

18 PT. Medco Energi International Tbk Pertambangan

19 PT. SMART Tbk Industri Barang Konsumsi

20 PT. Bimantara Citra Tbk Perdagangan, Jasa & Investasi

21 PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Pertambangan

22 PT. Energi Mega Persada Pertambangan

23

PT. Truba Alam Manunggal Engineering

Tbk Properti dan Real Estate

24 PT. Berlian Laju Tanker Tbk Infrastruktur, Utilitas & Transportasi

25 PT. PP London Sumatera Tbk Pertanian

26 PT. Lippo karawaci Tbk Properti dan Real Estate

27 PT. Mobile-8 Telecom Infrastruktur, Utilitas & Transportasi

28 PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk Perdagangan, Jasa & Investasi

29 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk Industri Dasar & Kimia

30 PT. Holcim Indonesia Tbk Industri Dasar & Kimia

31 PT. Ciputra Development Tbk Properti dan Real Estate

32 PT. Bakrie Telecom Tbk Infrastruktur, Utilitas & Transportasi

33 PT. Apexindo Pratama Duta Tbk Pertambangan

34 PT. Bakrie and Brothers Tbk Perdagangan, Jasa & Investasi

35 PT. Tempo Scan Pacific Tbk Industri Barang Konsumsi

36 PT. Plaza Indonesia Realty Tbk Perdagangan, Jasa & Investasi

37 PT. Central Proteinaprima Tbk Pertanian

38 PT. Davomas Abadi Tbk Industri Barang Konsumsi

39 PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk Infrastruktur, Utilitas & Transportasi

40 PT. Summarecon Agung Tbk Properti dan Real Estate

41 PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk Industri Dasar & Kimia

42 PT. Jaya Real Property Tbk Properti dan Real Estate

43 PT. Humpuss Intermoda Transportation Tbk Infrastruktur, Utilitas & Transportasi

44 PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk Pertanian

45 PT. Timah Tbk Pertambangan

46 PT. Matahari Putra Prima Tbk Perdagangan, Jasa & Investasi

47 PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk Properti dan Real Estate

48 PT. Bentoel International Investama Tbk Industri Barang Konsumsi

49 PT. Hero Supermarket Tbk Perdagangan, Jasa & Investasi

(4)

III.2 Metode Penelitian III.2.1 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan dari tahun 2002-2006. Data sekunder diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id, dan database Osiris. Penelitian ini membutuhkan laporan keuangan yang telah diaudit dari seluruh perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Penelitian ini juga mempelajari teori-teori yang relevan melalui studi kepustakaan dari perpustakaan Universitas Bina Nusantara, jurnal-jurnal akuntansi, koran, dan situs-situs internet.

III.2.2 Hipotesis Penelitian

Empat hipotesis telah dikembangkan untuk memberikan jawaban sementara dan solusi atas rumusan masalah penelitian.

III.2.2.1 Ukuran Dewan Direksi

Ukuran Dewan Direksi digunakan untuk mengukur jumlah anggota dewan direksi pada suatu perusahaan, dewan direksi harus memiliki syarat kemampuan integritas sehingga pelaksanaan fungsi pengelolaan perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik, agar pelaksanan tugas deteksi dapat berjalan secara efektif.

Hipotesis ini dikembangkan untuk menguji hubungan antara ukuran dewan direksi dengan earnings management. Dalam penelitian ini hipotesis pertama yang diajukan sebagai berikut:

H1 : Ukuran dewan direksi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap

(5)

III.2.2.2 Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris adalah jumlah total anggota dewan komisaris, baik yang dari internal maupun eksternal perusahaan sampel. Secara umum dewan komisaris ditugaskan dan diberi tanggung jawab atas pengawasan kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Hal ini penting mengingat adanya kepentingan dari manajemen untuk melakukan earnings management yang berdampak pada berkurangnya kepercayaan investor. Fungsi dewan komisaris yang lain adalah memastikan bahwa perusahaan telah melakukan tanggung jawab sosial dan mempertimbangkan kepentingan berbagai stakeholder perusahaan sebaik memonitor efektifitas pelaksanaan good corporate governance.

Hipotesis ini dikembangkan untuk menguji hubungan antara ukuran dewan komisaris dengan earnings management. Dalam penelitian ini hipotesis kedua yang diajukan sebagai berikut:

H2: Ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif secara signifikan terhadap

earnings management

III.2.2.3 Proporsi Dewan Komisaris Independen

Proporsi dewan komisaris independen, yaitu persentase jumlah dewan komisaris independen terhadap jumlah total komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel. Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang lebih objektif dan independen, dan juga untuk menjaga fairness serta mampu memberikan keseimbangan antara kepentingan pemegang saham mayoritas dan perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham minoritas, bahkan kepentingan para stakeholders lainnya.

(6)

Hipotesis ini dikembangkan untuk menguji hubungan antara proporsi dewan komisaris independen dengan earnings management. Dalam penelitian ini hipotesis ketiga yang diajukan sebagai berikut:

H3: Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif secara signifikan terhadap earnings management

III.2.2.4 Ukuran Komite Audit

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam menangani masalah pengendalian. Berdasarkan surat edaran BEJ, SE-008/BEJ/12-2001, keanggotaan komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang termasuk ketua komite audit. Anggota ini yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite yang berasal dari komisaris tersebut merupakan komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite audit. Anggota lain yang bukan merupakan komisaris independen harus berasal dari pihak eksternal yang independen.

Hipotesis ini dikembangkan untuk menguji hubungan antara ukuran komite

audit dengan tindakan earnings management. Dalam penelitian ini hipotesis keempat yang diajukan sebagai berikut:

H4: Ukuran komite audit berpengaruh negatif secara signifikan terhadap earnings

(7)

Tabel III.2 Hipotesis Penelitian

H1 Ukuran dewan direksi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap earnings management

H2 Ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif secara signifikan terhadap earnings management

H3 Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif secara signifikan terhadap earnings management

H4 Ukuran komite audit berpengaruh negatif secara signifikan terhadap earnings management

III.2.3 Teknik Pengujian Hipotesis

Teknik pengujian data yang telah diolah yaitu dengan menggunakan metode statistik yaitu dengan program SPPS 15.0 dan program Eviews 4.1 dengan teknik regresi berganda, yang terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Dengan tahap-tahap pengujian sebagai berikut:

III.2.3.1 Pengujian Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai maksimum dan nilai minimum.

(8)

III.2.3.2 Pengujian Asumsi Klasik

Syarat suatu regresi dinyatakan baik adalah jika pada suatu regresi tidak terdapat penyakit data. Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi di penelitian ini terdapat penyakit data dan uji ini dilakukan sebelum model regresi dijalankan. Penyakit data dapat membuat suatu perhitungan yang diperlukan regresi menjadi tidak stabil, bahkan menjadi mustahil. Jika tidak terdapat penyakit data maka suatu model regresi dapat dinyatakan baik.

Suatu data dikatakan berpenyakit jika :

a) Error term / variasi residual dari suatu proses regresi saling berkorelasi satu sama lain (Autokorelasi)

b) Error term / variasi residual dari suatu proses regresi tersebar secara acak dan tidak merata (Heteroskedastik)

c) Variabel independen dari fungsi regresi saling berkorelasi secara signifikan dengan variabel independen lain (Multikolinieritas)

Kemudian untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik dan valid maka data mentah dari ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit ditransformasi ke dalam bentuk logaritma natural. Berikut ini adalah uji asumsi klasik yang dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi dalam penelitian ini berpenyakit atau tidak

1. Uji Autokorelasi

Uji Breusch-Godfrey akan membantu mendeteksi keberadaan Autokorelasi dalam variasi residual. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara variasi residual pada periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah Autokorelasi. Autokorelasi muncul karena

(9)

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena variasi residual (error term) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering timbul pada data runtut waktu. Ketika Autokorelasi muncul di dalam variasi residual, maka validitas dari regresi sangat diragukan. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi.

Adapun hipotesis yang akan diuji dinyatakan sebagai berikut: a) Hipotesis Nol (H0) : Tidak ada Autokorelasi

b) Tingkat signifikan : α = 0.05 c) Dasar Pengambilan Keputusan :

Jika probabilitas < 0.05, maka H0 Ditolak

Jika probabilitas > 0.05, maka H0 Tidak ditolak

d) Daerah Pengambilan Keputusan : Jika H0 Ditolak maka, ada Autokorelasi

Jika H0 Tidak Ditolak maka, tidak ada Autokorelasi

2. Uji Heteroskedastik

Uji Heteroskedastik ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variasi residual tersebar secara konstan dan merata maka disebut homoskedastik, dan jika variasi residual tersebar secara acak dan tidak merata disebut heteroskedastik. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastik.

Adapun hipotesis yang akan diuji dinyatakan sebagai berikut: a) Hipotesis Nol (H0) : Tidak ada Heteroskedastik

b) Tingkat signifikan : α = 0.05 c) Dasar Pengambilan Keputusan :

(10)

Jika probablitas < 0.05, maka H0 Ditolak

Jika probabilitas > 0.05, maka H0 Tidak ditolak

d) Daerah Pengambilan Keputusan :

Jika H0 Ditolak maka, ada Heteroskedastik

Jika H0 Tidak Ditolak maka, tidak ada Heteroskedastik

3. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah variabel bebas (ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen dan ukuran komite audit) saling berhubungan (korelasi) atau tidak berhubungan dalam model regresi. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas (independen). Indikator untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya Multikolinieritas adalah VIF > 10

Hipotesis Multikolinieritas : H0 : tidak ada Multikolinieritas

Jika VIF > 10 Æ H0 ditolak, ada Multikolinieritas

Jika VIF < 10 Æ H0 Tidak ditolak, tidak ada Multikolinieritas

III.2.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dengan regresi linier berganda dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0. Penelitian ini mengukur discretionary accruals sebagai perwakilan dari earnings management. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Jones Modifikasian (1995).

(11)

Model Jones Modifikasian dipilih karena model ini dipercaya oleh peneliti-peneliti sebelumnya dapat mendeteksi earnings management secara konsisten. Adapun langkah-langkah perhitungan untuk Model Jones Modifikasian adalah sebagai berikut :

1) Mentabulasikan data-data yang dibutuhkan dan menghitung Total accruals

TACt = [(ΔCA-ΔCash)/ TA t-1 ]- [ΔCL-ΔSTD-ΔTP)/ TA t-1]-(Dep/ TA t-1)]

Keterangan :

ΔCA = Change in Current Assets

ΔCash = Change in Cash

ΔCL = Change in Current Liability

ΔSTD = Change in Short Term Debt ΔTP = Change in Income Tax Payable

TACt = Total Accruals

TAt-1 = Total assets tahun sebelumnya

2) Mempersiapkan data untuk mendapatkan α0, α1 dan α2

TAC

t/TAt-1 = α0 + α1 (ΔREVt / TAt-1) + α2( PPEt / TAt-1)

Keterangan : TAC

t = Total accrual

TA

t-1 = Total Assets tahun sebelumnya

α0, α1, α2= Estimation from equation

ΔREV

t = Change in Revenue

PPE

(12)

3) Memasukkan koefisien regresi (α0, α1 dan α2) ke dalam perhitungan

normal accrual (Non Discretionary Accruals – NDAC)

NDAC

it = α0 + α1 (ΔREVt – ΔRECt / TAt-1 ) + α2( PPEt / TA t-1 )

Keterangan : NDAC

it = Non Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t

TA

t-1 = Total Assets tahun sebelumnya

α0, α1, α2= Estimation from equation

ΔREV

t = Change in Revenue

ΔREC

t = Change in Receivable

PPE

t = Gross Property, Plant and Equipment

4) Menghitung Abnormal accruals (Discretionary accruals) di periode investigasi.

Model Modifikasi Jones memfokuskan pada discretionary accruals sebagai ukuran earnings management. Discretionary accruals adalah bagian dari total accruals yang tidak dapat dijelaskan oleh kegiatan perusahaan. Berikut ini adalah cara Perhitungan discretionary accruals :

DAC

(13)

Nilai discretionary accruals merupakan perwakilan earnings management. Penelitian ini menggunakan Absolute discretionary accruals karena yang menjadi perhatian didalam penelitian ini hanya

besaran dari pengolahan laba (discretionary accruals), bukan arahnya ( positif atau negatif). Adapun perhitungannya berubah menjadi :

ABSDACit = TACit - NDACit

5) Melakukan perhitungan regresi linier berganda melalui SPSS 15.0 dengan memasukkan variabel dependen dan variabel independen.

ABSDAC = β0 + β1UDD + β2UDK + β3DKI + β4UKA + ε

Keterangan :

DAC = Absolute Discretionary Accruals

Βo = Konstanta

β1 – β4 = Koefisien Regresi UDD = Ukuran Dewan Direksi UDK = Ukuran Dewan Komisaris DKI = Dewan Komisaris Independen UKA = Ukuran Komite Audit

(14)

III.2.5 Definisi Variabel Operasional

Definisi variabel operasional yang digunakan dalam skripsi ini adalah: 1) Adjusted R2 (koefisien determinasi) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang terkecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

2) Kapitalisasi pasar atau biasa disebut kapitalisasi merupakan perkalian antara harga saham dengan jumlah saham pada suatu waktu tertentu.

Gambar

Tabel III.1 menggambarkan tentang perusahaan yang menjadi objek  penelitian dimulai dari yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar dan jenis  industrinya
Tabel III.2  Hipotesis Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Rincian subjek penelitian ini adalah seorang sarjana ilmu komputer dan seorang sarjana pendidikan ilmu komputer sebagai subjek penelitian untuk validasi ahli,

59/2007 dan Permendagri 21/2011);.. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 53 Tahun 2006 tentang Tata 43). Cara Pemberian Pinjaman Daerah dari Pemerintah yang

2.Amplifer berfungsi untuk meningkatkan besarnya suatu sinyal input.Semakin besar faktor penguatannya,maka sinyal input yang dihasilkan akan semakin besar. 3.Besar arus pada basis(I

[r]

Hasil dari penelitian ini adalah dihasilkannya satu aplikasi yang diharapkan fungsi yang berhasil sesuai dengan keinginan dan Aplikasi ini dapat

Jenis bahan pembawa tepung ketan putih dengan lama waktu penyimpanan pelet selama 12 minggu menghasilkan rata-rata persentase perkecambahan konidia (viabilitas) T..

Dengan meneliti keberadaan air tanah dangkal yang memanjaatkan data muka air tanah dibawah permukaan tanah pada sumur penduduk di Pulau Bawean, maka dapat diketahui

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis akan menjelaskan tentang pembuatan Aplikasi Multimedia Obyek Wisata Taman Impian Jaya Ancol dengan memanfaatkan fasilitas Windows Media