• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PAI SMKN 11 BULUKUMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PAI SMKN 11 BULUKUMBA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PAI SMKN 11 BULUKUMBA

Husni

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : husnivirgo05@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang Penelitian ini yaitu Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan.

Oleh sebab itu guru dituntut untuk dapat membuat peserta didik merasa nyaman dan tidak jenuh terhadap kegiatan pembelajaran PAI, salah satu cara yang membuat nyaman peserta didik adalah penyampaian materi oleh guru dengan menggunakan strategi dan model pembelajaran tipe jigsaw yang variatif. Salah alternatif model pembelajaran tipe jigsaw pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw.

Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 11 Bulukumba Mata Pelejaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Dan Lembar observasi untuk mendapatkan catatan secara sistematis mengenai aktifitas guru dan peserta didik serta dokumentasi untuk memperoleh data langsung. Teknik analisis data ini menggunakan analisis statis deskriptif. Berdasarkan Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi Ta’ziyah dan Ziarah Kubur di kelas XI Tata Busana di SMKN 11 Bulukumba pada setiap siklus. Pada sikus I persentase ketuntasan belajar peserta didik sebesar 34 %. Pada Siklus II persentase ketuntasan belajar peserta didik mencapai 100%, artinya terjadi peningkatan hasil belajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada peserta didik.

Kata Kunci : Kooperatif tipe Jigsaw, Hasil Belajar, PAI.

(2)

PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Salah satu komponen pembelajaran yang penting adalah penggunaan model pembelajaran tipe jigsaw yang tepat.

Karena model pembelajaran tipe jigsaw yang tepat akan memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada peserta didik terutama model pembelajaran tipe jigsaw yang berbasis koopratif.

Hubungan makna di atas dengan pendidikan adalah segalah situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang belangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya menetapkan tujuan belajar. Peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia Muslim, bertaqwa kepada Allah swt. berbudi luhur dan berkepribadian luhur yang memahami, mengahayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya.

Model pembelajaran pada umumnya membantu guru dalam proses pembelajaran agar memudahkan guru dan meningkatkan minat belajar terhadap peserta didik dalam proses mengajar, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

(3)

Slavin (2007) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif mengarahkan peserta didik untuk berinteraksi dalam suatu kelompok. Ini memperbolehkan pertukaran ide atau pendapat antara peserta didik yang ada dalam kelompok tersebut tanpa dipengaruhi oleh kelompok lainnya, sesuai dengan teori konstruktivisme. Sehingga, pendidikan sekiranya mampu mengondisikan, serta memberikan dukungan untuk dapat memaksimalkan dan mengemukakan kemampuan peserta didik, menimbulkan aktifitas serta kreativitas, sehingga akan menjalin terjadinya perkembangan di sistem pembelajaran.

Dalam pelaksanaanya, pembelajaran koopratif tipe jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model pembelajaran tipe jigsaw jigsaw adalah dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan peserta didik lain, peserta didik dapat menguasai pelajaran yang disampaikan, setiap anggota peserta didik berhak menjadi ahli dalam kelompoknya, Dalam proses belajar mengajar peserta didik saling ketergantungan positif, setiap peserta didik dapat saling mengisi satu sama lain. Adapun kekurangannya adalah membutuhkan waktu yang lama, peserta didik yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandai akan merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.

Dengan memilih metode dan strategi yang tepat akan meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penguasaan materi dalam pembelajaran PAI menjadi lebih mudah karena peserta didik lebih antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan akan tercapai.

Namun dari data observasi awal diketahui peserta didik memperolah hasil belajar pada mata pelajaran PAI kelas XI di SMKN 11 Bulukumba yang berjumlah 15 peserta didik, terdapat 9 anak yang mendapat nilai di bawah KKM (72) sedangkan peserta didik yang lain mendapatkan nilai di atas KKM.

Oleh karena itu pembelajaran mata PAI di kelas tersebut belum tuntas.

Berdasarkan pengamatan penulis hasil belajar peserta didik pada mata pelajaraan Pendidikan Agama Islam di SMKN 11 masih sangat rendah. Hal ini di tandai dengan hasil ulangan harian peserta didik yang masih belum mencapai maksimal. Kondisi lain yang terlihat pada kegiatan pembelajaran pendidikan agama islam peserta didik kurang termotivasi dan berminat, dimana peserta didik peserta didik acuh tak acuh terhadap penjelasan guru, suka ribut, menggangu teman lain di kelas. dugaan ini disebabkan oleh model pembelajaran tipe jigsaw pembelajaran yang belum bervariasi. Guru cenderung

(4)

lebih suka mengajar dengan ceramah memberikan tugas saja serta lebih sering menggunakan papan tulis dan gambar sebagai media ajar. Hal tersebut dapat menimbulkan kebosanan kepada peserta didik.

Adapun beberapa hasil penelitian yang telah berhasil dalam penelitiannya tentang Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik diantaranya Muhlisin (2018) yang menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X TSM B pada mata pelajaran PDTO di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro. Angrayani (2019) yang berpendapat bahwa peningkatan hasil belajar peserta didik tersebut dapat dilihat dari peningkatan nilai peserta didik pada tiap siklus.

Nilai rata-rata peserta didik pada siklus I adalah 66 dengan persentase 50% dan pada siklus II nilai rata-rata nilai peserta didik meningkat menjadi 85,66 dengan persentase 83,33%. Serta pada hasil observasi guru maupun peserta didik terlaksana dengan baik. Kusmayani (2020) berpendapat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan nilai rata-rata 84, daya serap 84% dan ketuntasan klasikalnya 94,2% di mana jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 33 orang peserta didik (94,2%).

Peneliti menggunakan penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw dengan tujuan agar peserta didik dapat memahami dan lebih aktif sehingga pembelajaran berlangsung efektifm menyenangkan dan tidak membosankan..

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi nyata yang ada sekarang kearah kondisi yang diharapkan. Menurut Huda (2015: 3) penelitian tindakan, khususnya di lingkungan sekolah (penelitian tindakan kelas/PTK), merupakan pendekatan sistematis untuk memperbaiki praktik belajar-mengajar.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian menggunakan model spiral refleksi-diri milik Kemmis dan Mc Taggart yang diadopsi dari model Kurt Lewin yang memperkenalkan empat tahap dalam pelaksanaan model pembelajaran tipe jigsaw penelitian tindakan, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection), (Sani dan Sudiran, 2017:24). Desain penelitian diilustrasikan pada gambar 1.

(5)

Gambar 1 : Desain Penelitian

Prosedur penelitian mengikuti prinsip dasar yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart. Secara garis besar rancangan Kemmis & Taggart dalam Suharsimi Arikunto (2008: 16), terdiri dari beberapa tahap antara lain:

perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan tersebut diikuti dengan perencanaan ulang jika diperlukan sampai tujuan penelitian tercapai.

Penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMKN 11 Bulukumba.

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Apabila dalam dua siklus tujuan belum tercapai maka akan dilanjutkan dalam siklus ketiga dan seterusnya hingga tujuan tercapai. Adapun prosedur pelaksanannya adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat penelitian, yaitu Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Membuat materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang digunakan saat pelaksanaan proses pembelajaran, Membuat soal yang akan digunakan untuk dikerjakan dan didiskusikan oleh peserta didik serta mengkonsultasikannya kepada guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Membuat panduan lembar observasi sebagai instrumen untuk pengamatan atau observasi yang berisi kejadian yang mungkin muncul selama pembelajaran dan menyiapkan pos tes yang akan digunakan.

(6)

2. Pelaksanaan (Acting)

Tindakan yang dilakukan di dalam kelas disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan dalam RPP. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini yaitu Pendahuluan, Kegiatan Inti dan Penutupan

3. Tahap Observasi (Observation)

Tahap pengamatan dilakukan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw.

4. Refleksi (Reflection)

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi termasuk di dalamnya proses pengambilan data. Data tersebut digunkan untuk memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang ada pada saat proses tindakan berlangsung. Refleksi dibantu dengan diskusi diantara peneliti dan kolaborator yaitu guru. Melalui diskusi, refleksi memberikan dasar perbaikan rencana pada siklus berikutnya. Hasil pengamatan pada tahap refleksi siklus 1 akan menentukan perbaikan apa yang perlu dilakukan untuk siklus selanjutnya.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1

Rekapitulasi Ketuntasan Peserta didik Kelas XI Tata Busana SMKN 11 Bulukumba tiap Siklus

Kriteria

Siklus I Siklus II

Jumlah Peserta Didik

Persen Jumlah Peserta Didik

Persen

Tuntas Nilai

> 72

5 34 % 15 100%

Tid ak Tuntas < 72

10 66% - 0%

Jumlah 15 100% 15 100%

Dari tabel 1 di atas dapat di jelaskan bahwa setelah dilaksanakan siklus I diperoleh hasil yang tidak memuaskan dimana 66% atau sebanyak 10 orang peserta didik tidak tuntas sebagaimana KKM yang telah ditetapkan yaitu 72.

Pada pelaksanaann penelitian ini dilakukan dua siklus dengan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw, maka diketahui adanya peningkatan pada tiap-tiap siklus dari Siklus I dan II dan peningkatan hasil belajar peserta didik diperkuat dengan pelaksanaan pretest dan postest yang masing-masing terdiri dari 10 soal.

Pada proses pembelajaran manggunakan model pembelajaran tipe jigsaw pada siklus I hasil observasi guru memiliki presentase 57,14 %.

(7)

Kemudian hasil obsevasi peserta didik presentasenya adalah 57, 14 %. Tes Hasil belajar peserta didik pada siklus I pencapaian sebesar 34 % yang telah memenuhi KKM.

Pada Siklus II menunjukkan peningkatan yang tinggi dari hasil Observasi guru, peserta didik dan hasil tes peserta didik. Hasil observasi guru memiliki prosentase 89 %. Kemudian hasil obsevasi peserta didik persentasenya adalah 83 %. Tes Hasil belajar peserta didik pada siklus II pencapaian sebesar 100 % yang telah memenuhi KKM.

Tabel 2

Nilai rata-rata peserta didik Setiap Siklus

Kriteria Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata 69,2 90

Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa rata-rata peserta didik pada mata pelajaran PAI kelas XI Tata Busana SMKN 11 Bulukumba telah meningkat pada siklus II. Rata –rata pada siklus I belum mencapai indikator, maka di lanjutkan pada siklus II. Pada siklus II diperoleh hasil rata-rata peserta didik kelas XI Tata Busana naik dari siklus I 69,2 menjadi 90. Rata-rata pada siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata peserta didik kelas XI tata Busana pada siklus II telah mencapai Indikator.

Peningkatan hasil belajar peserta didik tidak lepas dari peran aktif guru dan aktifitas peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.

Pembelajaran yang dipusatkan pada peserta didik dengan menuntut keaktifan peserta didik dlama mengikuti proses pembelajaran sangat berdampak pada hasil yang diperoleh. Rangkaian kegiatan pada proses pembelajaran telah mampu meningkatkan keterampilan kerjasama dan berbahasa, rasa percaya diri, disiplin dan tanggung jawab peserta didik. Sepertia yang dipaparkan oleh Insyasiska, Zubaidah dan Susilo (2015).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di SMKN 11 Bulukumba dapat disimpulkan beberapa hal seperti berikut :

1. Penerapan model pembelajaran Koopertif tipe jigsaw pada mata pembelajaran PAI menunjukkan peningkatan kearah yang lebih baik dalam hal aktifitas belajar, diskusi, dan keaktifan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini dengan penerapan model pembelajaran

(8)

kooperatif tipe jigsaw peserta didik lebih mampu membangun komunikasi, diskusi dan kerja sama yang baik sesama peserta didik serta peserta didik mampu membangun komunikasi yang baik dengan guru. Dengan penerapan model pembelajara ini dapat menstimulus keaktifan peserta didik melalui kerja sama antar kelompok dan anggota kelompok lainnya.

2. Hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini terlihat pada siklus I peserta didik yang nilainya diatas KKM sebanyak 5 orang peserta didik atau 34 % dan nilai di bawah KKM sebanyak 10 orang peserta didik atau 66 %. Pada siklus II peserta didik yang nilainya di atas KKM 15 peserta didik atau 100

% dan nilai dibawah KKM sebanyak 0 peserta didik atau 0 %. Kenaikan hasil belajar tersebut juga dapat meningkatkan nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I Sebesar 69,2 dan pada Silkus II menjadi 90.

DAFTAR PUSTAKA

Arikuanto, dkk. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta : Rineka cipta.

Aqib, Zainal dkk. 2011.Penilaian Tindakan Kelas Untuk Guru SD,SMP,SMA dan M, Cv. Bandung ; yarama widya.

Djamarah Syaiful bahri, Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Reneka cipta.

Hasibuan, dkk.1991. Prinsip Belajar Mengajar: Keterampilan Dasar Pengajaran Mikro, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, Jarolimek, jhon., and Ennis, robert H. 1986.

Majid Abdul& Dian Andayani,2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sudiman. 1990 .Media Pendidikan: Pengertian, Pengebangan, dan Pemenfaatannya. Jakarta:Rajawali.

Sudjana, dkk. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Rosda.

Suprijono Agus. 2009. Cooperative learning, yogyakarta : petaka pelajar

H.Abdul Rahman dkk, kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Jakarta : Erlangga

Rusmono. 2014. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu perlu: Untuk meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor:Ghalia Indonesia.

(9)

Tampubolon.Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga

Insyasiska, Zubaidah dan Susilo. 2015 “Pengaruh Project Based Learning terhadap Motivasi Belajar, Kreativitas, Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Kognitif Peserta didik pada Pembelajaran Biologi”.

https://journal.um.ac.id/index.php/jptpp.article/view/11508

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan telepon seluler merupakan suatu media komunikasi dalam penyampaian dan penerimaaan pesan yang dapat dilakukan secara cepat, praktis dan mudah untuk dibawa kemana-

Keungulan alat tangkap berdasarkan aspek teknis seperti terlihat pada Tabel 6.. Sesuai dengan kriteria yang digunakan menunjukkan bahwa purse seine adalah alat

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah berhasil peneliti lakukan, maka kesimpulan yang bisa diambil peneliti dari penelitian ini adalah

ini akan dibahas mengenai perangkat lunak yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran flora dan fauna kepada anak berbasis komputer terutama untuk anak pada masa The

Tujuan pemberian imunisasi pada anak diharapkan akan memberikan fungsi serta manfaatnya dalam hal untuk melindungi bayi yang kadar imunitas tubuhnya masih sangat rentan

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi yang terdiri dari faktor higienis dan faktor motivator berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, dan faktor

Penelitian ini membuktikan bahwa perceived usefulness, perceived credibility, dan social influence memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensitas penggunaan layanan