• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi materi devisa : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi materi devisa : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun."

Copied!
283
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

MATERI DEVISA

Penelitian Dilaksanakan pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun Magelang Tri Hartati

Universitas Sanata Dharma 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun dalam pembelajaran ekonomi materi devisa melalui penerapan metode kooperatif tipe Teams-Games-Tournament.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 di SMP Negeri 1 Dukun Magelang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 32 siswa. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah presentasi materi, pembagian kelompok,

games, turnamen, dan penghargaan kepada kelompok. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

(2)

ABSTRACT

AN APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) TO INCREASE STUDENTS’

LEARNING ACHIEVEMENT

IN LEARNING ECONOMICS WITH THE MAIN TOPIC: FOREIGN EXCHANGE

A Case Study on IX A Grade Students One State Dukun Junior High School Magelang

Tri Hartati

Sanata Dharma University Yogyakarta

This research aims to know how the achievement of the students in learning economics with the main topic of Foreign Exchange through the implementation of cooperative learning type Teams-Games-Tournament (TGT).

This research is a classroom action research. The participants of this research were 32 students of IX A Grade Students One State Dukun Junior High School Magelang. There was one cycle of this research. The main components of the cooperative learning type TGT were material presentation, group sharing, games, tournament, and the appreciation to the group. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, namely planning, action, observation, and reflection. The data collection were done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching-learning process, the instruments of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

Based on the analysis, the result of the research in the first cycle can be concluded as follows: the implementation of the cooperative learning type TGT

(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

MATERI DEVISA

Penelitian Dilaksanakan pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Tri Hartati NIM: 081334083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

PERSEMBAHAN

Saya bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT, Malaikat dan Nabi Muhammad SAW..

Dikaruniai kembali kesempatan yang indah...

Skripsi ini Kupersembahkan untuk :

• My Beloved Mom (Wasiyem) and Dad (Darmadi)

Kedua orang tua yang tiada henti berusaha dan berjuang memberikan yang terbaik demi membesarkan, membimbing, dan melindungi aku supaya aku maju selangkah dan hidupku selangkah berada di depan kalian.

Lewat karya sederhana ini, aku ingin kalian yakin bahwa tidak ada yang sia-sia dari perjuangan kalian, dan ini adalah awal bagi hidupku untuk membalas semua yang telah kalian berikan.

Terima kasih untuk kesempatan yang teramat mahal ini, aku mencintai kalian sungguh..Ibu, semoga Engkau tersenyum bahagia di surga sana..Amin

• My Sister (Sher, Yetha)

Semoga karya sederhana ini berguna bagi kita untuk dapat memulai semua usaha demi kebahagiaan Bapak dan Ibu (di surga), dan kita semua..

• Public Relation USD

Kuman-kuman Staf PMB & Staf Humas 2010-2012...

• Mitra PUSD 2011-2012

Mitra-Mitri perpustakaan, kawand disaat galau...

• Sengkoloners, ndembikwati..susah dan senang dilalui bersama...

• Almamater Accounting Education of Sanata Dharma University...

(7)

MOTTO

Harapan adalah rak tempatkan menggantungkan impian..

Hati-hati aku menempatkannya..

Sepotong bagian masa depan pada harapan..

Perlahan-lahan kataku kepada diri sendiri..

Jadilah manusia baru dalam perbuatan dan pikiran..

Tapi, majulah selangkah demi selangkah..

(Jean Jacques Rousseau)

Teruslah berusaha selagi masih mampu dan masih mau untuk

memperjuangkan..

Kejarlah cita-citamu untuk memperoleh apapun yang kamu inginkan..

Jangan takut untuk mencoba dan jangan takut akan kegagalan yang

menghadang..

Karena kegagalan bukanlah akhir dari segalanya untuk dapat sukses..

Tetap sejuk di tempat yang panas..

Tetap manis di tempat yang begitu pahit..

Tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar..

Tetap tenang ditengah badai yang paling hebat..

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Tri Hartati

Nomor Mahasiswa : 081334083

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS- GAMES-TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI MATERI DEVISA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 15 Agustus 2012

(10)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

MATERI DEVISA

Penelitian Dilaksanakan pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun Magelang Tri Hartati

Universitas Sanata Dharma 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun dalam pembelajaran ekonomi materi devisa melalui penerapan metode kooperatif tipe Teams-Games-Tournament.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 di SMP Negeri 1 Dukun Magelang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 32 siswa. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah presentasi materi, pembagian kelompok,

games, turnamen, dan penghargaan kepada kelompok. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

(11)

ABSTRACT

AN APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) TO INCREASE STUDENTS’

LEARNING ACHIEVEMENT

IN LEARNING ECONOMICS WITH THE MAIN TOPIC: FOREIGN EXCHANGE A Case Study on IX A Grade Students One State Dukun Junior High School Magelang

Tri Hartati

Sanata Dharma University Yogyakarta

This research aims to know how the achievement of the students in learning economics with the main topic of Foreign Exchange through the implementation of cooperative learning type Teams-Games-Tournament (TGT).

This research is a classroom action research. The participants of this research were 32 students of IX A Grade Students One State Dukun Junior High School Magelang. There was one cycle of this research. The main components of the cooperative learning type TGT were material presentation, group sharing, games, tournament, and the appreciation to the group. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, namely planning, action, observation, and reflection. The data collection were done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching-learning process, the instruments of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

Based on the analysis, the result of the research in the first cycle can be concluded as follows: the implementation of the cooperative learning type TGT

(12)

KATA PENGANTAR

“Ya Allah, Jika Engkau telah menyediakan jalan untuk memulai, Engkau

pasti akan bersetia untuk menemani dalam segala proses dan membuat semuanya

berhasil”. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Materi Devisa Pada Siswa

Kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi di Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Sebuah perjalanan skripsi telah ditempuh dan diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah bersama dan mendukung saya dalam berproses.

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah

(13)

serta pengarahan kepada penulis, dan yang selalu sabar membimbing penulis

dalam proses penyusunan skripsi ini sampai selesai.

4. Seluruh dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmunya selama

penulis menjadi mahasiswa Pendidikan Akuntansi.

5. Bapak Sumarno, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Dukun yang

telah memberikan ijin agar penulis dapat melaksanakan penelitian di SMP

Negeri 1 Dukun.

6. Ibu Murti Indriyah selaku guru mata pelajaran Ekonomi SMP Negeri 1 Dukun

yang berkenan menjadi mitra penulis dalam membantu melakukan penelitian

tindakan kelas ini di kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun.

7. Para siswa-siswi kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun yang telah bersedia

meluangkan waktu dan bersedia bekerja sama membantu peneliti untuk

penelitian.

8. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi

(Mbak Aris dan Mbak Titin) yang telah membantu dan melayani berbagai

macam urusan administrasi dan penelitian skripsi sampai selesai.

9. Kedua orang tuaku, Bapak Darmadi dan Ibu Wasiyem (Alm) tercinta yang

melahirkanku, tiada kata dari anakmu ini yang mampu membalas semua

perhatian, nasehat, bimbingan, serta doa yang tiada henti dipanjatkan setiap

waktu sehingga aku bisa menyelesaikan studiku. Terima kasih, sujud dan

syukur kupanjatkan untuk Bapak dan Ibu (di Surga) sekalian.

10.Kakak dan adikku: Sri Sugiarti, Yeti Puji Lestari, yang selalu memberi doa

(14)

11.Motor Beat’ku yang selalu setia menemani dalam hari-hariku laju di atas roda,

dimanapun dan kapanpun.

12.My Handphone, Little Samsung Mini “GT-5570”, yang selalu setia menemani

dan melancarkan komunikasiku dengan semua mahluk Allah yang paling

sempurna. Kamu “begitu mungil begitu hebat” !!!

13.Ndembikwati, Sengkoloners, X-BEMU 2010-2011, Staf Humas USD, Mitra

PUSD. Walaupun susah dan senang kita tetap kumpul, mari bersama-sama

kita raih kesuksesan. Good Luck For You All.

14.Kost Morob (Gang Bromo 2b &2c), saya ucapkan terima kasih atas semangat,

dorongan dan doanya.

15.Teman-temanku seperjuangan: Yustina Dwi Riyanti, Stevani Elia, Puri

Ratnasari, Florentina Sita, Margaretta Yunita, Noviana Sitarusmi, dan

Sarawati Ika Nugraheni terima kasih atas bantuan-bantuan yang kalian

berikan, kebersamaan kita sungguh mengajarkan kepedulian dan mengajarkan

banyak hal.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Yogyakarta, 15 Agustus 2012

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... . i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

(16)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas ... 6

B. Model Teams-Games-Tournament (TGT). ... 9

C. Prestasi Belajar ... 14

D. Devisa ... 17

E. Kerangka Teoritik ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ... 22

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 23

E. Instrumen Penelitian ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

G. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Latar Belakang ... 38

B. Landasan Penyusunan Kurikulum SMP N 1 Dukun ... 39

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum SMP N 1 Dukun ... 41

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum SMP N 1 Dukun ... 42

E. Tujuan Pendidikan ... 44

F. Visi ... 45

(17)

B. Analisis Komparasi Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan

Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT ... 113

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 121

B. Keterbatasan Penelitian ... 122

C. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 124

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes ... 31

Tabel 4.1 Kelompok Mata Pelajaran ... 49

Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun ... 51

Tabel 4.3 Jenis Muatan Lokal ... 62

Tabel 4.4 Kegiatan Pengembangan Diri secara terprogram ... 62

Tabel 4.5 Kegiatan Pengembangan Diri secara tidak terprogram ... 63

Tabel 4.6 Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SMP ... 64

Tabel 4.7 Pengaturan Beban Belajar ... 66

Tabel 4.8 Penetapan KKM ... 67

Tabel 4.9 Kalender Pendidikan ... 78

Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru sebelum penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 87

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa di Kelas sebelum penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 90

Tabel 5.3 Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas sebelum penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 92

Tabel 5.4 Analisis Prestasi Belajar Siswa sebelum penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 101

(19)

Tabel 5.6 Hasil Observasi Siswa selamapenerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT ... 107

Tabel 5.7 Hasil Observasi Kelas Selama Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT ... 108

Tabel 5.8 Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat

Pembelajaran dan Model TGT………... 110

Tabel 5.9 Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran

dan Model TGT ... 112

Tabel 5.10 Analisis Prestasi Belajar Siswa Sesudah Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 114

Tabel 5.11 Nilai Pre-test dan Post-test ... 115

Tabel 5.12 Analisis Komparatif Tingkat Prestasi Belajar Siswa ... 116

Tabel 5.13 Pengujian Normalitas berdasarkan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test ... 117

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 127

Lampiran 2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ... 128

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas di Kelas ... 129

Lampiran 4

Lembar Observasi Aktivitas Guru

...

130

Lampiran 5 Lembar Observasi Pengamatan Kelas ... 132

Lampiran 6

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 133

Lampiran 7

Instrumen Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

... 134

Lampiran 8

Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT ...

135

Lampiran 9

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 136

Lampiran 10 Soal

Pre Test

dan

Post Test ...

146

Lampiran 1a Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 152

Lampiran 2a Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 154

Lampiran 3a Lembar Observasi Aktivitas di Kelas ... 156

Lampiran 4a Lembar Observasi Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

... 158

Lampiran 5a Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa di Kelas Selama

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

... 160

Lampiran 6a Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas Sebelum Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT ...

162

Lampiran 7a Instrumen Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran

dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

... ... 163

Lampiran 8a Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT ...

164

Lampiran 1b Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 165

(21)

Lampiran 3b Lembar Observasi Aktivitas di Kelas ... 169

Lampiran 4b Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

... 171

Lampiran 5b Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

... 173

Lampiran 6b Hasil Observasi Kelas Selama Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe

TGT

... 174

Lampiran 11 Hasil Wawancara dengan Guru Terkait dengan Model Pembelajaran

Yang Biasa Dilakukan oleh Guru ... 175

Lampiran 12 Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Tentang Keadaan Kelas

Selama Pembelajaran ... 176

Lampiran 13 Hasil Wawancara dengan Guru Tentang Keadaan Kelas ... 177

Lampiran 14 Hasil Wawancara dengan Guru Terkait Prestasi Belajar Siswa ... 178

Lampiran 15 Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Tentang Keadaan Kelas

Selama Pembelajaran ... 179

Lampiran 16 Perangkat

Games

... 180

Lampiran 17 Perangkat

Tournament

... 183

Lampiran 18 Prosedur dan Aturan Main

Games

dan

Tournament

... 190

Lampiran 19 Jumlah Skor Kelompok dari

Games

dan

Tournament

... 192

Lampiran 20 Daftar Nama Kelompok ... 193

Lampiran 21 Hasil

One-Sample Kolmogorov-Smirnov

... 194

Lampiran 22 Hasil

Paired Samples Test

... 195

Lampiran 23 Hasil

Pre-Test

Siswa ... 196

Lampiran 24 Hasil

Post-Test

Siswa ... 221

Lampiran 25 Hasil Refleksi Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan

Model

TGT

... 246

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu pelajaran utama di

kelas IPS. Salah satu materi pembelajaran ekonomi adalah devisa. Devisa

adalah semua alat pembayaran yang diterima di dunia internasional sebagai

alat pembayaran. Materi devisa penting dikuasai para siswa agar para siswa

mengetahui perekonomian negara dalam kaitannya dengan pembayaran luar

negeri. Mengingat materi devisa sangat penting bagi siswa, guru seharusnya

menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dan memudahkan bagi siswa,

sesuai dengan materi yang diajarkan serta dengan tingkat usia anak didik.

Hal demikian bertujuan agar pembelajaran dapat dicapai dengan mudah oleh

para siswa.

Dalam praktik pembelajaran di kelas, umumnya guru cenderung

menggunakan sistem pembelajaran yang lebih bersifat teacher centered,

yaitu pembelajaran yang lebih didominasi oleh guru. Hal yang sama terjadi

pada pembelajaran ekonomi di SMP Negeri 1 Dukun. Menurut pendapat Ibu

Murti Indriyah, guru ekonomi di SMP Negeri 1 Dukun, penerapan sistem

pembelajaran tersebut dirasakan sudah dapat memudahkan siswa untuk

memahami materi pembelajaran ekonomi khususnya materi devisa. Namun,

keadaan yang dirasakan guru tersebut tampaknya berbeda dengan apa yang

(23)

banyak siswa di kelas kurang bersemangat dalam mengikuti mata pelajaran

ekonomi. Siswa tampaknya kurang tertarik mengikuti pelajaran ekonomi,

mereka lebih senang jika ada jam kosong dan mempunyai keinginan untuk

membolos pada jam pelajaran ekonomi. Rendahnya partisipasi dan motivasi

berdampak pada hasil prestasi belajar yang rendah. Di SMP Negeri 1 Dukun

kelas IX A, penulis menemukan bahwa dari hasil ulangan harian terdapat 23

siswa dari 32 siswa (72%) mendapat nilai kurang dari batas minimal nilai

ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75.

Peneliti berpendapat ada beberapa sebab yang mempengaruhi

rendahnya prestasi siswa di SMP Negeri 1 Dukun. Beberapa sebab tersebut

adalah kemampuan siswa yang kurang dalam mengikuti pelajaran ekonomi,

siswa kurang dapat mengekspresikan diri dan mempunyai keterbatasan

dalam berpartisipasi di kelas. Guru cenderung lebih aktif di kelas, sementara

siswa menerima saja materi ajar yang telah dipersiapkan oleh guru

sebelumnya. Namun demikian, siswa tampak kesulitan untuk

menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata. Kesulitan siswa

tersebut berdampak pada prestasi belajar siswa kurang memuaskan.

Peningkatan kualitas pembelajaran Ekonomi dapat dilakukan guru

dengan menerapkan pembelajaran yang aktif. Model

teams-games-tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran yang lebih

menekankan keaktifan siswa melalui permainan antar berbagai kelompok

siswa dalam kelas. Pembelajaran akan mendorong siswa memahami materi

(24)

dalam pembelajaran ekonomi materi devisa. Tujuannya adalah agar para

siswa semakin termotivasi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran,

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti

bermaksud menerapkan pembelajaran model kooperatif tipe

teams-games-tournament (TGT) untuk memperbaiki prestasi belajar siswa. Judul

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT)

Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Materi Devisa”. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IX A di SMP Negeri 1 Dukun.

B. Batasan Masalah

Model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa pada pembelajaran ekonomi cukup bervariasi. Namun tidak

semua model pembelajaran tepat diterapkan pada setiap materi

pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada penerapan

model pembelajaran kooperatif teams-games-tournament(TGT) pada materi

pembelajaran devisa di kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas,

(25)

pembelajaran tipe teams-games-tournament (TGT) sebagai upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi materi

devisa di kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa pada pembelajaran ekonomi materi devisa di SMP

Negeri 1 Dukun kelas IX A melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe teams-games-tournament(TGT).

E. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya pada mata

pelajaran ekonomi mengenai materi devisa.

2. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi guru untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif yang sesuai

dengan materi pembelajaran. Di samping itu, manfaat penelitian ini

diharapkan memberikan manfaat bagi guru dalam menyusun Karya

(26)

3. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah

yaitu dapat meningkatkan mutu pembelajaran guru-guru di sekolah.

4. Bagi Perguruan Tinggi

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi Universitas Sanata Dharma yaitu sebagai implementasi salah satu

tugas perguruan tinggi di bidang penelitian, maka dengan implementasi

tersebut masyarakat dapat mengambil manfaat dari penelitian tersebut,

perguruan tinggi sendiri dapat merefleksikan hal-hal apa saja yang perlu

dikoreksi dalam hal penelitian.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

referensi bagi peneliti selanjutnya dengan tujuan lebih dapat

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Pada hakikatnya PTK merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan”, yang dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah. Berikut ini disajikan beberapa pengertian tentang PTK:

a. Suharsimi Arikunto (2006:2-3) menjelaskan bahwa pengertian PTK

adalah:

1) Penelitian adalah mengacu pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2) Tindakan adalah mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

3) Kelas adalah mengacu pada pengertian yang tidak terikat pada ruang kelas, tetapi pada pengertian yang lebih spesifik.

b. Sarwiji Suwandi (2010:11) menyatakan bahwa pengertian PTK

adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.

c. Rochiati Wiraatmadja (2007:11) menyatakan bahwa penelitian

(28)

mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.

d. Masnur Muslich (2009:14) menyatakan bahwa:

PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa penggunaan model pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran tertentu, pemakaian media dan sumber belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-hal yang bersifat inovatif lainnya.

e. Susilo (2007:16) menyatakan bahwa:

PTK adalah penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan

classroom action research (CAR) dalam bahasa Inggris. Yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.

f. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2010:9) menyatakan bahwa:

PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

(29)

2. Prinsip Dasar PTK

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2009:17):

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Model pengumpulan data tidak menuntut model yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.

e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).

3. Tahapan Pelaksanaan PTK

Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2009:25):

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah.

b. Tindakan (Acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting

dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. c. Pengamatan (Observing)

Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya.

d. Refleksi (Reflecting)

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau

(30)

4. Tujuan PTK dilakukan

Secara umum, Mulyasa (2009:89-90) menyatakan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

5. Manfaat yang bisa diperoleh dari PTK

Manfaat PTK menurut Sarwiji dan Suwandi (2010:16) adalah: a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran.

b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul.

c. Melalui PTK guru akan terlatih untuk mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau sekolah.

d. Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam terhadap upaya inovasi dan pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya peningkatan kemampuan profesionalisme guru.

B. Model Teams-Games-Tournament(TGT)

1. Tipe pembelajaran kooperatif

(31)

anggota kelompok terdiri atas 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan,

gender, karakter), ada kontrol dan fasilitas, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Suyatno, 2009:51-52): a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

b. Menyajikan informasi.

c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. d. Membimbing kelompok belajar dan bekerja.

e. Evaluasi.

f. Memberikan penghargaan.

Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe dengan langkah yang berbeda-beda. Tipe model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Suyatno, 2009:52-57):

a. Tipe STAD (StudentTeams Achievement Division)

Tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.

Ciri-ciri pembelajaran tipe STAD, yaitu kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota yang heterogen, dan belajar dengan model pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis. STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah berikut:

1) Mengarahkan siswa untuk bergabung ke dalam kelompok. 2) Membuat kelompok heterogen (4-5 orang).

3) Mendiskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolaboratif. 4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok sehingga terjadi diskusi

kelas.

5) Mengadakan kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok.

6) Mengumumkan rekor tim dan individual. 7) Memberikan penghargaan.

(32)

b. Tipe NHT (Numbered Head Together)

Tipe NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan langkah sebagai berikut:

1) Mengarahkan.

2) Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu.

3) Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok.

4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas.

5) Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa.

6) Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward. c. Tipe Jigsaw

Tipe jigsaw termasuk pembelajaran kooperatif dengan sintak seperti berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok. Tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, bahan belajar tiap kelompok adalah sama. Buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi. Kembali ke kelompok asal, pelaksana tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Model pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan ke dalam tim beranggota enam orang untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecah menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu: (1) setiap anggota tim terdiri dari 5-6 orang yang disebut kelompok asal, (2) kelompok asal tersebut dibagi lagi menjadi kelompok ahli, (3) kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal berdiskusi sesuai keahliannya, dan (4) kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar informasi.

d. Tipe TGT (Teams-Games-Tournament)

TGT merupakan model yang berkaitan dengan STAD, dimana siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan point untuk skor tim mereka.

(33)

dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games), yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah, santun dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.

Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian rapor. Sintaknya adalah sebagai berikut;

1) Buat kelompok siswa heterogen 4-5 orang kelompok kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan.

2) Siapkan meja tournament secukupnya, misal 10 meja untuk tiap meja ditempati 4-5 siswa yang berkemampuan setara, meja 1 diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-x ditempati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.

3) Selanjutnya adalah pelaksanaan tournament, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu (misalnya 3 menit). Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tournament sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good,

good, medium.

4) Bumping, pada tournament kedua (begitu juga untuk

tournament ketiga, keempat, dan seterusnya), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja tournament yang sama, begitu pula untuk meja tournament yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.

5) Setelah selesai, hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.

e. Role Playing

(34)

2. Pembelajaran tipe Teams-Games-Tournament(TGT)

Secara umum TGT sama dengan STAD kecuali satu hal: TGT

menggunakan tournament akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering digunakan dan dikombinasikan dengan STAD, dengan menambahkan tertentu pada struktur STAD yang biasanya. Ada 5 komponen utama dalam komponen

TGT yaitu (Slavin, 2008:166-174): a. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat

games karena skor games akan menentukan skor kelompok. b. Kelompok (teams)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games.

c. Permainan

Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

d. Turnamen

(35)

dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

e. Penghargaan hadiah

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.

C. Prestasi Belajar 1. Belajar

(36)

dari usaha pribadi dengan kontrol instrumen yang berasal dari lingkungan. Keempat, dari pandangan gestalt, belajar adalah usaha yang bersifat totalitas dari individu, oleh karena totalitas lebih bermakna dengan sebagian-sebagian.

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Muhibbin Syah, 2003:63). Ini berarti, berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

W.S. Winkel (1991:36) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu secara relatif konstan dan berbekas. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991:121), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

(37)

2. Prestasi belajar

Setiap siswa diwarisi untuk mempunyai intelegensi, namun kemampuan yang dimiliki siswa adalah tidak sama, kemampuan berpikir siswa ada yang tinggi dan ada yang rendah. Dalam kenyataan kadang-kadang siswa mempunyai kemampuan yang kurang pada saat tertentu dapat memperoleh hasil yang baik terhadap prestasi belajarnya dan ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi pada saat tertentu namun memperoleh hasil yang tidak baik terhadap prestasi belajarnya. Pada diri siswa terdapat prestasi yang berbeda-beda. Prestasi tersebut dapat diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan olehnya pada kurun waktu tertentu.

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Muhibbin Syah, 2003:216).

(38)

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Faktor-faktor internal tersebut adalah:

1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:

a. Faktor intelektif yang meliputi:

1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Sedangkan, faktor-faktor eksternal adalah: 1. Faktor sosial yang terdiri atas:

a. Lingkungan keluarga; b. Lingkungan sekolah; c. Lingkungan masyarakat; d. Lingkungan kelompok.

2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.

4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.

D. Devisa

1. Pengertian devisa

(39)

biasanya dinilai dalam dollar Amerika (USD). Menurut Deliarnov (2007:48) secara sederhana devisa adalah alat pembayaran internasional. Dalam artian lebih luas, devisa adalah semua barang yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran internasional dan dapat diterima di dunia internasional.

2. Macam-macam devisa

Devisa dapat dibedakan atas devisa umum dan devisa kredit. Devisa umum diperoleh dari perdagangan antarnegara, antara lain dari hasil penjualan ekspor barang, transaksi jasa, dan transfer uang dari luar negeri. Devisa kredit diperoleh dari luar negeri berupa pinjaman, hibah, dan bantuan dari luar negeri dan harus dikembalikan pada waktu yang telah ditetapkan.

3. Wujud devisa a. Uang asing b. Wesel asing c. Emas

d. Piutang (Tagih) Luar Negeri

4. Fungsi dan tujuan penggunaan devisa adalah sebagai berikut:

a. Untuk menghitung kemampuan membayar pembayaran internasional. b. Untuk mengetahui kondisi moneter pada saat itu.

c. Untuk menstabilkan nilai mata uang rupiah.

(40)

f. Untuk membayar utang luar negeri.

g. Sebagai alat pembayaran luar negeri, dan sebagai alat untuk mengatasi

kesulitan perekonomian negara dalam kaitannya dengan pembayaran luar negeri.

h. Impor barang dan impor jasa. i. Membuka perwakilan luar negeri.

j. Mengirim misi kesenian dan kontingen olahraga ke luar negeri. 5. Sumber devisa

a. Ekspor barang. b. Ekspor jasa.

c. Turisme (pariwisata).

d. Grants.

e. Pinjaman luar negeri.

f. Kiriman uang asing dari orang indonesia di luar negeri kepada saudaranya di Indonesia.

E. Kerangka Teoritik

(41)

kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.

TGT memiliki banyak kesamaan dinamika dengan STAD, tetapi di dalam TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam games temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual. Materi yang sama yang digunakan dalam STAD digunakan sebagai games dalam TGT.

Penerapan model TGT sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar ekonomi yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Hal ini disebabkan siswa lebih aktif dan lebih senang dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang mempunyai hasil belajar aspek kognitif baik, belum tentu mempunyai hasil belajar afektif baik. Melalui pembelajaran kooperatif model

TGT, siswa akan dapat meningkatkan kerja sama dengan teman, saling membantu, berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau dari teman sejawat mengenai suatu materi yang dipelajari serta dapat meningkatkan kemampuan siswa yang lain, sehingga pembelajaran tidak hanya dilihat dari peningkatan dari aspek kognitif saja, akan tetapi juga dilihat dari aspek afektif.

(42)

pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dilihat dari pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan-keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya di masyarakat. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di kelas X3 SMA Negeri 2 Yogyakarta oleh Danu Eri Setiawan (2011) menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Yogyakarta pada materi pembelajaran ekonomi pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05, artinya terdapat perbedaan pemahaman siswa setelah diterapkan model pembelajaran TGT. Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis:

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan bentuk penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Mulyasa, 2009:11). Dalam penelitian ini PTK diterapkan dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Dukun pada pembelajaran ekonomi materi devisa.

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1 Dukun, Jln. Dukun Magelang 56482.

2. Waktu Penelitian

(44)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Dukun kelas IX A. 2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (TGT) pada materi devisa.

D. Prosedur Penelitian 1. Kegiatan Pra Penelitian

(45)

2. Kegiatan Penelitian

Penelitian akan dilakukan melalui dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat langkah, sebagai berikut:

a. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali tatap muka di kelas yang meliputi:

1) Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi sebagai berikut:

a) Pada tahap ini, peneliti menyiapkan beberapa instrumen penelitian berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

b) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 5-6 orang.

c) Peneliti menyusun instrumen untuk pengumpulan data, meliputi:

(1) Lembar observasi aktivitas guru (lampiran 4 halaman 130).

(2) Lembar observasi aktivitas belajar siswa (lampiran 6

(46)

(3) Lembar observasi pengamatan kelas (lampiran 5 halaman 132).

(4) Instrumen refleksi (lampiran 7 dan 8 halaman 134 dan

135). 2) Tindakan

Pada tahap ini dilakukan implementasi pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana awal, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Penyajian kelas

Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan model ceramah, diskusi atau model yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar–benar memahami materi devisa yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.

b) Kelompok (teams)

(47)

dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games atau

tournament. c) Permainan

(48)

bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan teman di dalam kelompoknya diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan diberikan poin.

d) Turnamen

Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen di sini merupakan suatu pertandingan antar kelompok-kelompok yang berbeda. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: (1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok,

masing-masing kelompok akan diberi modal awal sebesar 5000, besarnya investasi minimal 1000 maksimal 2000. (2) Urutan pemilihan kotak ditentukan dengan diundi

(49)

dengan batas maksimal Rp 2.000, dan batas minimal Rp 1.000.

(3) Jika soal dapat dijawab dengan benar, maka akan

mendapat uang sebesar total investasi dari kelima kelompok lainnya. Namun jika jawaban salah, akan mendapat pengurangan setengah dari total investasi dari kelima kelompok lainnya.

(4) Guru bersama siswa membahas soal tournamen. e) Penghargaan kelompok

Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam permainan dan turnamen, dan masing–masing team akan mendapatkan skor apabila memenuhi standar yang ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapatkan dengan cara menjumlahkan poin pada skor lembar permainan setiap anggotanya, ditambah dari poin turnamen dan kemudian dicari skor rata-ratanya.

(50)

3) Observasi

Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung, keterlibatan dan interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana kondisi kelas. Untuk dapat mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa setelah

TGT selesai diterapkan. Pengamatan juga direkam dengan menggunakan video camcorder.

4) Refleksi

(51)

penyempurnaan tindakan pada pertemuan berikutnya bila diperlukan.

b. Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya yang membedakan adalah tindakannya. Pada siklus kedua ini tindakan ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang diperlukan untuk penelitian adalah sebagai berikut: 1. Instrumen pra penelitian

a. Pengamatan terhadap aktivitas guru di kelas (observing teachers) Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan terhadap segala kejadian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Catatan anekdotal merupakan catatan terperinci yang dilakukan untuk mengamati aktivitas guru. Misalnya, pada saat guru memulai pelajaran mengucapkan salam atau tidak, mengabsen siswa atau tidak, menyiapkan materi dengan baik atau tidak dan sebagainya (lampiran 1 halaman 127).

(52)

samping mengajar, guru juga mengamati perilaku siswa di dalam kelas (lampiran 2 halaman 128).

c. Pengamatan terhadap aktivitas di kelas (observing classroom)

Pengamatan merupakan alat yang paling terbukti efektif untuk mempelajari model dan strategi untuk diimplementasikan di dalam kelas, misalnya: tentang organisasi kelas, respon siswa ketika mengikuti proses belajar. Adapun alat yang digunakan dalam pengamatan yaitu berupa catatan anekdotal yang berupa catatan rinci dan lugas (lampiran 3 hal 129).

d. Soal pre-test

Sebelum penelitian di lakukan dan sekaligus untuk menguji kemampuan siswa, peneliti memberikan soal pre-test yang sesuai dengan materi yang diajarkan guru sebelumnya (lampiran 10 halaman 146).

[image:52.612.104.514.255.715.2]

Berikut kisi-kisi tes yang digunakan dalam penelitian ini Tabel 3.1

Kisi-Kisi Tes

Indikator Pertanyaan Nomor Pilihan Ganda Uraian a. Siswa mampu mendeskripsikan

pengertian devisa 6 1, 3

b. Siswa mampu mendeskripsikan

macam devisa 10 4, 5

c. Siswa mampu mendeskripsikan

wujud devisa 14

d. Siswa mampu mendeskripsikan

fungsi devisa 2, 4, 9, 12 e. Siswa mampu mendeskripsikan

sumber-sumber devisa 7, 6, 7, 8, 9 f. Siswa mampu mendeskripsikan

tujuan penggunaan devisa 3, 8, 11, 13 10 g. Siswa mampu mendeskripsikan

(53)

2. Instrumen pelaksanaan tindakan

a. Perencanaan (planning)

Dalam tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana tindakan

yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini

disusun oleh peneliti dan guru mitra untuk menetapkan

langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan guru dan siswa dalam

pembelajaran (lampiran 9 halaman 136).

b. Tindakan (acting)

Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah di

rencanakan sebelumnya. Tindakan merupakan pelaksanaan dari

model kooperatif tipe TGT. Kegiatan yang diimplementasikan oleh

guru, antara lain guru mengajarkan materi yang sudah dipersiapkan,

strategi pembelajaran, dan guru menerapkan model yang digunakan.

Instrumen yang dibutuhkan di dalam tindakan ini adalah penilaian

yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Selain itu,

guru dibantu oleh fasilitator membagikan soal post-test yang

digunakan untuk mengukur prestasi siswa setelah melaksanakan

tindakan dengan menggunakan model TGT (lampiran 10 halaman

(54)

c. Observasi (observing)

Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri di dalam mengamati kegiatan yang berlangsung. Adapun objek yang diamati seperti tindakan guru saat melakukan pembelajaran di kelas (lampiran 1a halaman 152), situasi di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung (lampiran 3a halaman 156), dan perilaku siswa saat mengikuti proses pembelajaran (lampiran 2a halaman 154).

d. Refleksi (reflection)

Kegiatan refleksi dilakukan sesudah pelaksanaan pembelajaran. Sebelum kegiatan refleksi, dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk melihat kebermaknaan pelaksanaan pembelajaran. Jika masih banyak kekurangan, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan penelitian lanjutan (siklus tahap kedua), tetapi jika pembelajaran telah mencapai tujuan pembelajaran maka penelitian tidak perlu dilakukan upaya lanjutan. Instrumen refleksi tersaji pada lembar refleksi guru dan lembar refleksi siswa (lampiran 7a dan 8a halaman 163 dan 164).

F. Teknik Pengumpulan Data

(55)

tersebut digunakan naluri dan perasaan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif. Berikut ini beberapa teknik pengumpulan data yang akan peneliti terapkan dalam penelitian :

1. Observasi (observing)

Kegiatan observasi terdiri atas pengamatan dan pencatatan setiap kejadian secara mendetail. Observasi dilakukan sendiri oleh peneliti sebagai mitra guru untuk mengetahui secara langsung kondisi kelas dan proses belajar. Observasi dilakukan dengan menggunakan evaluasi non tes berupa lembar observasi. Lembar observasi ini terdiri dari:

a. Lembar observasi keterlaksanaan model TGT. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT.

b. Lembar observasi aktivitas siswa secara individu. Lembar observasi tersebut berguna untuk menginventarisasi data tentang aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran selama menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

(56)

d. Lembar observasi pengamatan kondisi kelas. Lembar observasi tersebut berguna untuk mengetahui kondisi kelas selama kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Wawancara (interview)

Pengumpulan data dengan metode wawancara hanyalah sebagai pelengkap informasi yang belum didapat melalui kegiatan observasi. Seperti kegiatan mencari informasi yang hanya diketahui oleh guru, siswa, dan kepala sekolah. Wawancara dapat dilakukan dengan terstruktur dan dapat pula dilakukan dengan bebas. Wawancara terstruktur artinya terdapat pedoman wawancara yang jelas dan terarah untuk mendapatkan sebuah informasi. Wawancara bebas artinya wawancara yang tidak formal dan tidak terpaku pada pedoman pertanyaan yang dibuat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur yang digunakan untuk mengetahui permasalahan pembelajaran yang ada di dalam kelas.

3. Dokumentasi

(57)

kooperatif tipe TGT. Selain dokumentasi dalam bentuk seperti di atas, proses pembelajaran didokumentasikan dalam video recorder.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis deskriptif, yaitu analisis dengan merinci dan menjelaskan secara

panjang lebar keterkaitan data penelitian dalam bentuk kalimat. Data tersebut biasanya tercantum dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan pada tabel tersebut.

2. Analisis komparatif

Analisis komparatif dilakukan untuk mengukur:

a. Prestasi belajar peserta didik sebelum dan sesudah adanya implementasi TGT terhadap materi devisa dengan cara memberikan soal pre-test dan soal post-test.

b. Sebelum dilakukan uji beda mean, dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya data hasil pengukuran. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui hal tersebut maka akan digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov (Algifari, 2003:297):

D = Maks │Fe – Fo│

Keterangan :

D = Deviasi absolut yang tertinggi Fe = Frekuensi harapan

(58)

c. Pengujian hipotesis penelitian 1) Rumusan hipotesis penelitian

Ho = tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran TGT.

Ha = terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran TGT.

2) Pengujian hipotesis penelitian

Untuk menguji hipotesis, digunakan uji beda t-paired test. Uji ini digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran TGT.

Rumus untuk menguji hal tersebut (Sugiyono, 2008:122):

 

Keterangan :

= Rata-rata sampel 1 = Rata-rata sampel 2

s1 = Simpangan baku sampel 1

s2 = Simpangan baku sampel 2

= Varians sampel 1 = Varians sampel 2

r = Korelasi antara dua sampel

(59)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan kerangka dasar Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD). Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan SMP Negeri 1 Dukun. Pengembangannya berdasarkan SMP Negeri 1 Dukun, potensi daerah, atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.

(60)

yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan Pasal 35 mengenai standar nasional pendidikan.

Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah harus segera dilaksanakan. Bentuk nyata desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah diberikannya kewenangan kepada satuan pendidikan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunan maupun pelaksanaannya di satuan pendidikan.

SMP Negeri 1 Dukun merupakan salah satu pusat pengembangan budaya. Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun ini mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang dimaksud di antaranya: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai-nilai melingkupi dan terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya sekolah.

B. Landasan Penyusunan Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun 1. Landasan Filosofis

(61)

kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum sekolah.

Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan, kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun ini.

2. Landasan Yuridis

Secara yuridis SMP Negeri 1 Dukun dikembangkan berdasarkan:

a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat (1), “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

(62)

Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 17 ayat (1), “Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs./SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat

dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, peserta didik”.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, “Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait”.

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun

(63)

dengan karakteristik sekolah, tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-prinsip pendidikan.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun

Pengembangan Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun ini berpedoman pada prinsip-prinsip berikut ini.

1. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya.

Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun dikembangkan

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes
Tabel 4.1 Kelompok Mata Pelajaran
Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMP Negeri 1 Dukun
Tabel 4.3 Jenis Muatan Lokal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Android membantu salesman untuk menampilkan jumlah stok barang terkini, sehingga pelanggan dapat mengetahui jumlah maksimal barang yang dapat dipesan.. Data

Another Disisis, utilization of the graphics card into the era of General Purpose Graphical Processing Units ( GPGPU ) , namely the use of graphics cards to work umum.GPU

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Birea serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

Berdasarkan kajian literatur mengenai sistem pendanaan KPS (Tabel 1), beberapa faktor kunci keberhasilan skema KPS pada pembangunan infrastruktur mencakupi kerjasama dan

Oleh karena angka kesakitan jiwa semakin tahun semakin meningkat seperti kelainan pada anak yang makan makanan yang tidak lazim seperti makan pasir, makan paku dll, serta

Memandangkan kajian ini yang lebih spasefik terhadap otot tangan menerusi latihan bebanan, pengkaji telah menjadikan ujian 25 meter speed swimm sebagai kayu ukur dalam

Sebagaimana kita ketahui, jika alih fungsi lahan hutan tersebut dilakukan sesuai dengan peruntukannya, yaitu sesuai dengan lingkungan yang mempunyai ekosistem