• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini akan diuraikan hasil penelitian yang akan di bahas dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini akan diuraikan hasil penelitian yang akan di bahas dengan"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan diuraikan hasil penelitian yang akan di bahas dengan

merujuk kepada teori – teori yang relevan dengan masalah penelitian yang

dikemukakan. Hasil penelitian merupakan gambaran yang diperoleh dari

lapangan pada setiap tindakan baik yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi,

wawancara, tes maupun observasi. Penelitian ini dilakukan terhadap proses

pembelajaran di dalam maupun diluar kelas, hasil penelitian tersebut di

deskripsikan, dianalisis dan direfleksikan dengan tujuan untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan pembelajaran dalam setiap siklusnya.

A. Deskripsi Data Awal Penelitian

Panelitian ini di lakukan di SDN 11 Lembang yang beralamat di jalan

grand hotel Lembang, Desa Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung

Barat. Latak sekolah sendiri berada ditempat yang sangat strategis karena mudah

dijangkau oleh kendaraan baik kendaraan roda empat maupun roda dua.

Latar belakang sosial ekonomi masyarakat didaerah sekitar sekolah

sebagian besar adalah menengah ke bawah. Hal tersebut dapat terlihat dari data

absensi siswa yang menunjukkan bahwa orang tua wali murid sebagian besar

adalah buruh harian, karyawan swasta dan pedagang kecil.

Staf pengajar yang ada di SDN 11 Lembang berjumlah 17 orang dan 1

orang kepala sekolah. 12 oarang sebagai guru tetap kelas atau wali kelas dan 5

(2)

orang sebagai guru sebagai guru bidang studi. Guru bidang studi sendiri

meliputi guru olah raga, bahasa inggris, SBK ( Seni Budaya dan Kesenian ),

Agama, dan Pramuka. Selain kepala sekolah, guru kelas, guru bidang studi di

SDN 11 Lembang juga terdapat 1 orang penjaga sekolah. Adapun latar belakang

pendidikan dari semua staf pengajar di SDN 11 Lembang adalah berijazah S1, D2

dan SMA.

1. Hasil Tes Awal

Sebelum siswa mengikuti pembelajaran terlebih dahulu diberikan tes

sebagai bahan acuan untuk melihat keberhasilan dalam penelitian ini. Berikut

adalah nilai awal dari tes yang diberikan kepada siswa.

Tabel 4.1 Daftar Nilai Proses Pembentukan Tanah Awal Siswa No Nama Siswa Nilai No Nama Siswa Nilai

1 ADW 60 18 MR 55 2 ASH 75 19 M. AR 65 3 AD 65 20 M. NF 40 4 ALS 60 21 M. RA 65 5 AMS 55 22 M. RR 45 6 ANS 80 23 NW 55 7 AI 40 24 NT 75 8 CK. 45 25 RM 60 9 DS 55 26 RD 65 10 ER 45 27 SM 30 11 FN 65 28 SK 65 12 FH 55 29 SM 50 13 GG 45 30 TYP 55 14 GR 65 31 TN 50 15 IS 10 32 WW 55

(3)

16 KY 45 33 RA 50

17 LM 70 34 MW 55

Jumlah 1870

Rata - rata 55,0

Dari nilai diatas dari dapat disimpulkan bahawa nilai yang diperoleh oleh

setiap siswa dalam materi proses pembentuksn tanah belum sepenuhnya tuntas

berdasarkan KKM dan belum dimengerti oleh siswa.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Kegiatan pembelajaran dari penelitian ini terdiri dari tiga siklus, secara

garis besar penjabaran dari masing – masing siklus yaitu sebagai berikut : Siklus I

melakukan pengajaran dengan materi kajian mengenai batuan metode yang

digunakan yaitu ceramah, diskusi dengan menggunakan media gambar dan

pendekatan lingkungan sebagai sumber belajar, siklus II melakukan pengajaran

dengan materi kajian mengenai proses pembentukan tanah karena pelapukan (

pelapukan kimia, fisika dan biologi ) metode yang digunakan yaitu ceramah,

eksperimen “pembuktian bahwa proses pembentukan tanah terjadi akibat

pelapukan biologi” dan diskusi hasil eksperimen dengan menggunakan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dan siklus III melakukan pengajaran

dengan materi kajian mengenai komposisi dan jenis – jenis tanah dengan

menggunakan metode eksperimen “ menunjukan komposisi dan jenis – jenis tanah

(4)

sumber belajar. Untuk mempermudah dan memperjelas hasil dari pembelajaran

setiap siklus maka secara rinci dipaparkan sebagai berikut :

1. Siklus I

Perencanaan siklus I dilaksanakan dalam satu tindakan yaitu pada tanggal

22 April 2010. Secara garis besar perencanaan pengajaran yang ditetapkan pada

dasarnya sama dengan perencanaan umum yang terdiri dari perencanaan (

Planning ), Pelaksanaan atau tindakan ( act ), Pengamatan ( Observation ) dan perenungan ( Reflection ) adapun perbedaannya dapat diungkapkan dibawah ini

a. Perencanaan Penelitian Siklus I

Rencana pelaksanaan siklus I disusun setelah peneliti melakukan observasi

awal. Pada saat melaksanakan observasi, diperoleh temuan bahwa hasil

pembelajaran siswa kurang optimal, hasil belajar ini dapat diketahui dari

perolehan nilai yang kurang pada tes sebelumnya, hal ini disebabkan proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru hanya menggunakan metode ceramah.

Sebagai usaha untuk memperoleh hasil peningkatan yang optimal, peneliti

melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang dituangkan kedalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Rencana tindakan pembelajaran pada siklus I ditulis dalam bentuk

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja

(5)

dan pos tes, pedoman observasi siswa dan guru, dan format wawancara untuk

siswa dan guru serta menyiapkan kamera untuk memperjelas data yang diperoleh.

b. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Siklus I ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 22 April 2010 pada

pukul 10.00 – 12.00 WIB. Siklus I ini diikuti oleh seluruh siswa yang berjumlah

34 orang. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan wali

kelas sebagai observer yang memantau jalannya pelaksanaaan pembelajaran

dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar

. Materi yang dipelajari tentang konsep menggolongkan batuan berdasarkan

warna, kekerasan dan kekasaran permukaan (halus, kasar). Sebelum pembelajaran

sudah dipersiapkan rencana pembelajaran serta langkah-langkah dalam kegiatan

pembelajarannya, dengan menggunakan waktu 3 jam pelajaran yaitu 105 menit ( 3

x 35 menit )

1. Kegiatan Pendahuluan

Pembelajaran dimulai dengan kegiatan pendahuluan (20 menit) yaitu

dengan mengkondisikan siswa untuk belajar IPA, kemudian mengadakan

apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang batuan dan siswa pun

menjawab dengan pengetahuan awal yang mereka ketahui. Pertanyaan sebagai

apersepsi mengungkap seputar warna, kekerasan dan bentuk permukaannya.

Pertanyaan yang diajukan sebagai berikut :

(6)

Jawaban siswa : Saya Bu ( jawab mereka serentak )

Pertanyaan guru : Bagaimana warna batu yang pernah kalian pegang ?

Jawab siswa : Hitam, abu, putih

Pertanyaan guru : Bagaimana permukaan batu yang kalian pegang?

Jawab siswa : ada yang halus dan ada yang kasar Bu

Pertanyaan guru : Lalu, batu yang kalian pegang tersebut lunak atau keras ?

Jawab siswa : keras Bu!

Pertanyaan – pertanyaan tersebut bertujuan untuk menggali pengetahuan

awal siswa tentang batuan. jawaban yang muncul kemudian di tulis di papan tulis.

Pada tahap ini peserta didik masih terlihat ragu – ragu dalam menjawab

pertanyaan, hanya beberapa orang saja yang nampak yakin dalam menjawab

pertanyaan.

Setelah melakukan melakukan tanya jawab dalam apersepsi. kemudian

pendidik membagikan lembar pre tes kepada peserta didik dan memintanya untuk

mengerjakan lembar pre tes tersebut. Suasana di kelas berubah menjadi agak

ricuh, karena siswa mengira lembar pre tes yang di berikan adalah lembar ujian

dan mereka belum ada persiapan sama sekali. Guru secara perlahan menjelaskan

bahwa lembar pre tes tersebut bukan lembar ujian, tapi lembar untuk melihat

pengetahuan awal mereka tentang materi yang akan di berikan sebelum materi itu

di ajarkan kembali. Siswa pun akhirnya mengerti dan mereka bersedia

mengerjakan lembar pre tes dengan pengetahuan awal yang mereka miliki.

Dari hasil pre tes yang diperoleh dalam siklus I ini, hanya ada beberapa

(7)

memenuhi kriteria berdasarkan KKM dan sebagian lagi telah memenuhi kriteria

KKM atau tuntas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus I

No Nama Siswa Nilai

Pre Tes

No Nama Siswa Nilai

Pre Tes 1 ADW 65 18 MR 30 2 ASH 60 19 M.AR 65 3 AD 65 20 M.NF 40 4 ALS 35 21 M.RA 35 5 AMS 35 22 M.RR 40 6 ANS 60 23 NW 50 7 AI 30 24 NT 60 8 CK 40 25 RM 40 9 DR 50 26 RD 30 10 ER 20 27 SM 50 11 FN 30 28 SK 20 12 FH 20 29 SM 55 13 GG 35 30 TYP 50 14 GR 45 31 TN 35 15 IS 5 32 WW 60 16 KY 15 33 RA 50 17 LM 30 34 MW 50 Jumlah 1400 Rata - rata 41,1

Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka

(8)

Dari btabel diatas dapat diketahui bahawa dalam pemberian pre tes masih

banyak siswa yang belum tuntas atau dalam kata lain belum memenuhi kriteria

KKM. Dari data yang diperoleh nilai tertinggi yang didapat yaitu 65 dan nilai

terendah yang didapat yaitu 5. Adapun nilai keseluruhan yang didapat sebesar

1400 dengan nilai rata – rata 41,1.

2. Kegiatan Inti

Setelah siswa selesai mengerjakan pre tes, guru mulai masuk pada

kegiatan inti pembelajaran ( Eksplorasi ) yang dilaksanakan selama 10 menit.

Dalam kegiatan ini pendidik kembali menggali pengetahuan awal siswa tentang

konsep penggolongan batuan berdasarkan warna, kekerasan dan kekasaran

permukaan. Di tahap ini juga pendidik menjelaskan secara rinci tentang konsep

penggolongan batuan berdasarkan warna, kekerasan dan kekasaran permukaannya

yang bertujuan agar peserta didik mengetahui dan memahami konsep tersebut.

Tahap selanjutnya di kegiatan inti yaitu tahap Elaborasi yang di

laksanakan selama 60 menit. Dalam kegiatan elaborasi ini guru membagi siswa

kedalam 6 kelompok belajar, yang setiap kelompok terdiri dari 5 – 6 orang siswa.

Setelah siswa secara berkelompok pendidik membagikan LKS pada setiap

kelompok dan menjelaskan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan.

Setelah itu siswa dibawa keluar kelas untuk mencari berbagai jenis macam

batuan yang ada di lingkungan sekitar sekolah. selanjutnya setelah siswa

menemukan jenis – jenis batuan mereka lalu mengamati dan melakukan

pembuktian terhadap jenis – jenis batuan mengenai warna, kekerasan dan

(9)

mengamati setiap kelompok melakukan diskusi untuk mengisi Lembar Kerja

Siswa ( LKS ).

Ketika melakukan diskusi, hampir setiap kelompok mengalami kesulitan

di karenakan mereka tidak teliti dalam membaca petunjuk yanga ada. Akibatnya

setiap kelompok ribut dan beberapa diantaranya bertanya tentang kegiatan yang

belum dimengerti. Dan juga ada sebagian yang masih bertanya tentang jenis –

jenis batu yang belum diketahui “ Bu ini jenis batua apa ? keras atau lunak bu

jenis batu ini ? “. Setelah diberi penjelasan akhirnya siswa paham dan melanjutkan melakukan diskusi. Terlihat masih ada beberapa siswa yang masih

main – main dan ngobrol sedangkan pengerjaan tugas hanya dikerjakan oleh ketua

yang di bantu satu atau dua orang di setiap kelompoknya.

Hasil yang diperoleh dari Lembar Kerja Siswa setiap kelompok pada

siklus ini, semua kelompok telah memenuhi kriteria KKM. Utuk lebih jelasnya

bisa dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Data Hasil Pemebelajaran LKS IPA Siklus I

No Kelompok Nilai Keterangan

1 1 ( Mars ) 90 Tuntas 2 2 ( Jupiter ) 70 Tuntas 3 3 ( Neptunus ) 75 Tuntas 4 4 ( Pluto ) 75 Tuntas 5 5 ( Merkurius ) 70 Tuntas 6 6 ( Bumi ) 70 Tuntas Jumlah 450 Rata - rata 75.0

(10)

Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka

nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua kelompok pada siklus I ini

semuanya telah memenukhi kriteria KKM. Adapun nilai terendah yang diperoleh

adalah 70 dan nilai terbesar yaitu 90 dengan nilai keseluruhan 450 dan rata – rata

nilai sebesar 75.0.

Untuk lebih jelasnya hasil Lembar Kerja Siswa ( LKS ) setiap kelompok

bisa dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 4.1 Hasil Lembar Kerja iswa ( LKS )

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan yang dilakukan selanjutnya setelah siswa selesai melakukan

pengamatan dan diskusi kelompok serta pengerjaan LKS yaitu guru mengajak

siswa kembali kedalam kelas. selanjutnya guru memberikan penguatan dengan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kelompok 1 kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

n i l a i p e r o l e h a n

(11)

mengulas kembali dan menambahkan hal – hal yang penting tentang batuan

dilihat dari warna, kekerasan dan kekasaran permukaannya. Setelah itu guru

membagikan soal pos tes kepada siswa. kemudian siswa mengerjakan soal post tes

yang diberikan , lalu melaporkan hasil pekerjaannya kepada guru setelah pos tes

selesai dikerkajakan. Setelah semua selesai mengerjakan guru mendampingi siswa

untuk membahas soal pos tes yang telah di berikan. Tampak raut wajah yang

kecewa saat jawaban siswa belum sesuai dengan yang diharapkan.

Dari hasil pos tes yang diperoleh dalam siklus I ini, hanya ada beberapa

siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum

memenuhi kriteria berdasarkan KKM dan sebagian lagi telah memenuhi kriteria

KKM atau tuntas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus I

No Nama Siswa Nilai

Pos Tes

No Nama Siswa Nilai

Pos Tes 1 ADW 90 18 MR 85 2 ASH 90 19 M.AR 85 3 AD 85 20 M.NF 75 4 ALS 75 21 M.RA 75 5 AMS 75 22 M.RR 75 6 ANS 100 23 NW 80 7 AI 65 24 NT 90 8 CK 85 25 RM 60 9 DR 70 26 RD 75 10 ER 75 27 SM 90 11 FN 60 28 SK 50 12 FH 90 29 SM 70

(12)

13 GG 70 30 TYP 70 14 GR 85 31 TN 65 15 IS 50 32 WW 75 16 KY 50 33 RA 66 17 LM 65 34 MW 80 Jumlah 2550 Rata - rata 75,0

Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka

nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh dari pos tes

hampir semua siswa telah memenuhi kriteria KKM, hanya ada tiga orang yang

belum tuntas atau belum memenuhi kriteria KKM. Dari data diatas niali tertinggi

yang diperoleh sebesar 100 dan nilai terkecil sebesar 50 dengan nilai keseluruhan

sebesar 2550 dan rata – rata 75,0.

untuk memperjelas kenaikan nilai yang didapat secara keseluruhan pada

siklus I ini baik pre tes maupun pos tes dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Data Kenaikan Hasil Pre Tes dan Pos Tes

No Nama Siswa Nilai IPA Keterangan

Pre Tes Pos Tes

1 ADW 65 90 Tuntas 2 ASH 60 90 Tuntas 3 AD 65 85 Tuntas 4 ALS 35 75 Tuntas 5 AMS 35 75 Tuntas 6 ANS 60 100 Tuntas 7 AI 40 65 Tuntas 8 CK 30 85 Tuntas

(13)

9 DS 50 70 Tuntas 10 ER 20 75 Tuntas 11 FN 30 90 Tuntas 12 FH 20 60 Tuntas 13 GG 35 70 Tuntas 14 GR 45 85 Tuntas 15 IS 5 50 Belum Tuntas 16 KY 15 50 Belum Tuntas 17 LM 30 65 Tuntas 18 MR 30 85 Tuntas 19 M.AR 65 85 Tuntas 20 M.NF 40 75 Tuntas 21 M.RA 35 75 Tuntas 22 M.RR 40 75 Tuntas 23 NW 50 80 Tuntas 24 NT 60 90 Tuntas 25 RM 40 60 Tuntas 26 RD 30 75 Tuntas 27 SM 50 90 Tuntas 28 SK 20 50 Belum Tuntas 29 SM 55 70 Tuntas 30 TYP 50 70 Tuntas 31 TN 35 65 Tuntas 32 WW 60 75 Tuntas 33 RA 50 66 Tuntas 34 MW 50 80 Tuntas Jumlah 1400 2550 Rata – rata 41.1 75.0

(14)

Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka

nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.

Dari data diatas dapat dilihat dari 34 siswa yang ada di kelas Va SDN 11

lembang 3 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM, sedangkan 31 siswa

memperoleh nilai sesuai dengan kriteria KKM. Adapun nilai rata – rata dari per

tes siklus I yaitu 41.1 dengan nilai terkecil yaitu 5 dan nilai terbesar yaitu 65.

Sedangkan untuk pos tes nilai rata – rata yang diperoleh yaitu 75.0 dengan nilai

terkecil yaitu 50 dan nilai terbesar 100.

Untuk lebih jelasnya hasil dari pre tes dan pos tes dari siklus I dapat dilihat

pada grafik berikut :

Grafik 4.2 Hasil Pre Tes dan Post Tes Siklus I

c. Observasi Siklus I

Observasi dilakukan terhadap hasil deskripsi dan temuan esensial. Selama

pembelajaran berlangsung guru atau peneliti melakukan observasi selama

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Pre tes Pos tes

n i l a i p e r o l e h a n

Hasil Pre Tes dan Post Tes Siklus I

Pos tes Pre tes

(15)

pembelajaran terutama ketika melaksanakan pembentukan atau pengembangan

konsep untuk mengukur hasil belajar siswa. Observasi juga dibantu oleh seorang

observer untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan media

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar yang dilakukan oleh guru ( peneliti ).

kegiatan awal pelaksanaan apersepsi mengungkap konsepsi awal siswa

kurang banyak digali, artinya peneliti hanya sedikit memberikan pertanyaan yang

mengarah pada meteri pembelajaran. Pertanyaan hanya membahas apa yang

diketahui siswa tanpa menggunakan alat bantu batuan. Berdasarkan temuan

esensial kegiatan awal siswa tidak berani mengungkapkan konsepsi awalnya.

Tahap elaborasi yaitu dengan membawa siswa keluar kelas. Temuan pada

tahap ini peserta didik belum bisa diarahkan karena pembelajaran seperti ini

(keluar kelas) jarang sekali dilakukan, jadi suasana kelas sangat gaduh. Dalam

kegiatan ini peneliti harus mengeluarkan suara yang agak keras untuk

mengkondisikannya.

Pada tahap diskusi dan pengisian LKS peneliti mengelompokan siswa

menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 – 6 orang siswa. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Joice and West ( 1986 ) yang mengemukakan bahwa strategi

belajar mengajar dapat di kelompokan. Strategi belajar dengan membagi

kelompok tersebut snada dengan A. Nitalie ( 2005 ) mengemukakan bahwa

pembagian kelompok dalam jum;ah banyak mempunyai kelebihan, lebih banyak

ide muncul, lebih banyak tugas yang bisa dilakukan dengan cepat dan guru lebih

mudah memonitor.

(16)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat direfleksikan bahwa dengan

menggunakan lingkungan sebagai sumber sasaran ,sarana dan sumber belajar,

maka proses belajar mengajar akan saling mendukung serta dapat meningkatkan

pemahaman siswa pada proses kegiatan belajar mengajar. Umumnya mereka

sangat senang belajar diluar. Temuan – temuan tersebut dapat dijadikan sebagai

bahan perbaikan pada tindakan selanjutnya.

1. Guru kurang dapat memotivasi siswa untuk tampil didepan kelas, belajar

menanggapi dan bertanya sehingga belum tercipta suasana pembelajaran yang

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

2. Daya analisis siswa kurang optimal dikarenakan pengenalan materi melalui

objek lingkungan hanya mengandalkan daya ingat, gambar, mengamati batuan

berdasarkan warna, kekerasan dan kekasaran permukaannya, dan sedikit

dalam pembuktiannya, sehingga siswa dalam memahami materi yang

diberikan tidak terlalu cepat.

3. Dalam bekerja kelompok masih terlihat siswa yang dianggap pintar

mendominasi pengerjaan tugas sedangkan siswa yang lain ada yang ngobrol

dan main – main.

4. Penggunaan alokasi waktu yang kurang terkendali membuat siswa pulang

lebih lama dari waktu – waktu biasanya.

5. Masih ada nilai siswa yang dibawah nilai KKM.

dari penjabaran diatas dan Melihat kenyataan itu peneliti melakukan

(17)

tindakan selanjutnya peneliti akan berusaha melakukan perbaikan –perbaikan

sebagai berikut :

1) Berupa menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa agar mereka berani

mengemukakan pendapat dan mengomentari pendapat dari temannya

2) Daya analisis siswa yang kurang optimal terhadap objek pembelajaran dapat

ditanggulangi dengan pengamatan secara lebih konkrit lagi di lingkungan

sekitar.

3) Guru sebaiknya memberikan pengarahan kepada siswa agar mereka mau

bekerja bkelompok dan memberikan pemahaman bahwa kerja kelompok

termasuk dalam penilaian.

4) Menggunakan waktu seefisien mungkin agar relevan dengan rencana yang

dibuat dalam rencana pembelajaran

2. Siklus II

Pada dasarnya langkah – langkah pelaksanaan siklus II sama dengan

pelaksanaan pada siklus I, yaitu mulai dari merencanakan, melaksanakan,

mengamati kemudian merefleksikannya.

a. Perencanaan Siklus II

Rencana siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi dari pembelajaran

pada siklus I yang dituliskan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (

RPP ), di lengkapi dengan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) yang bertujuan untuk

membantu siswa menemukan konsep yang terkait dengan proses pembentukan

(18)

siklus II pembelajaran yang akan di lakukan dilengkapi juga dengan instrument

tes, lembar observasi guru dan siswa serta format wawancara guru dan siswa,

sebagai alat pengumpulan data ketika pelaksanaan pembelajaran. Dan tak lupa

kamera foto sebagai alat untuk memperjelas pembuktian hasil penelitian.

i. b. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari kamis tanggal 20 mei 2010,

dengan rencana waktu pelaksanaan pada pukul 10.00 – 12.00 WIB. Siklus II

diikuti oleh seluruh siswa yang berjumlah 34 orang. Pelaksanaan tindakan ini

dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan wali kelas sebagai observer yang

memantau jalannya pelaksanaaan pembelajaran dengan menggunakan lingkungan

sekitar sebagai sumber belajar.

. Materi yang dipelajari tentang konsep proses pembentukan tanah akibat

pelapukan kimia, pelapukan fisika dan pelapukan biologi. Sebelum pembelajaran

sudah dipersiapkan rencana pembelajaran serta langkah-langkah dalam kegiatan

pembelajarannya, dengan menggunakan waktu 3 jam pelajaran yaitu 105 menit ( 3

x 35 menit )

1. Kegiatan Pendahuluan

Pembelajaran dimulai dengan kegiatan pendahuluan ( 20 menit) yaitu

dengan mengkondisikan siswa untuk belajar IPA. Pada awal pembelajaran

dilakukan pre tes. Siswa melakukan pre tes dengan hikmat dan tidak banyak

bertanya lagi seperti yang terjadi pada siklus I. Kemudian guru mengadakan

(19)

kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya yaitu tentang batuan dan siswa pun

menjawab. Setelahn itu guru bertanya dan mulai mengaitkan dengan materi yang

akan di berikan yaitu tentang proses pembentukan tanah karean pelapukan (

pelapukan kimia, fisika dan biologi ) dan siswa pun menjawab pertanyaan dari

guru dengan pengetahuan awal yang mereka miliki.

Reaksi yang diperlihatkan siswa saat menjawab pertanyaan yang diberikan

guru menunjukan minat belajar yang besar terhadap strategi pembelajaran yang

dilakukan saat ini. Kemudian guru memberikan reward atas jawaban – jawaban

dari siswa dan meluruskan / menambahkan jawaban yang diberikan oleh siswa,

lalu guru memberikan penjelasan mengenai proses pembentukan tanah karena

pelapukan ( pelapukan kimia, fisika dan biologi )

Dari hasil pre tes yang diperoleh dalam siklus II ini, hanya ada beberapa

siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum

memenuhi kriteria berdasarkan KKM dan sebagian lagi telah memenuhi kriteria

KKM atau tuntas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.6 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus II

No Nama Siswa Nilai

Pre Tes

No Nama Siswa Nilai

Pre Tes 1 ADW 60 18 MR 45 2 ASH 70 19 M.AR 65 3 AD 60 20 M.NF 35 4 ALS 65 21 M.RA 40 5 AMS 35 22 M.RR 60 6 ANS 75 23 NW 50 7 AI 40 24 NT 65

(20)

8 CK 40 25 RM 30 9 DR 40 26 RD 35 10 ER 30 27 SM 30 11 FN 50 28 SK 56 12 FH 30 29 SM 55 13 GG 40 30 TYP 30 14 GR 50 31 TN 30 15 IS 5 32 WW 30 16 KY 10 33 RA 50 17 LM 50 34 MW 60 Jumlah 1500 Rata - rata 44,12

Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka

nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.

Dari btabel diatas dapat diketahui bahawa dalam pemberian pre tes masih

banyak siswa yang belum tuntas atau dalam kata lain belum memenuhi kriteria

KKM. Dari data yang diperoleh nilai tertinggi yang didapat yaitu 75 dan nilai

terendah yang didapat yaitu 5. Adapun nilai keseluruhan yang didapat sebesar

1500 dengan nilai rata – rata 44,12.

2. Kegiatan Inti

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompok pada

pertemuan sebelumnya kemudian mempersiapkan alat dan bahan yang telah

ditugaskan, suasana menjadi gaduh saat siswa berpindah tempat duduk. Setelah

Susana pembelajaran dapat dikendalikan guru membagi LKS yang berhubungan

dengan materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk membaca perintah /

(21)

kesempatan kepada setiap kelompok untuk bertanya tentang kegiatan yang kurang

dimengerti, nampak beberapa siswa antusias untuk bertanya agar dalam kegiatan

yang akan dilakukan mereka tidak mengalami kesulitan. Pertanyaan yang

diajukan setiap kelompok berkisar tentang dimana meraka harus mencari batuan

yang ditumbuhi lumut “ Bu, nyari batu yang ada lumutnya dimana ? harus

banyak Bu nyarinya ? terus batu itu nantinya harus diapain ? “. Setelah guru menjelaskan secara rinci dimana mereka harus mencari batuan yang ditumbuhi

lumut dan langkah selanjutnya yang harus dilakukan terhadap batuan tersebut

akhirnya setiap kelompok mulai mengerti dan meraka nampak antusias sekali

karena dalam kegiatan yang akan dilakukan mereka akan pergi keluar kelas.

Sebelum pergi keluar kelas guru dan siswa terlebih dahulu menyepakati

waktu yang diperlukan untuk mencari batuan yang ditumbuhi lumut yaitu sekitar

15 menit kemudian menentukan tempat berkumpul untuk melakukan percobaan

yaitu di lapang upacara. Langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu guru mengajak

siswa keluar kelas lalu meminta kepada setiap kelompok untuk mencari batuan

yang ditumbuhi lumut untuk membuktikan proses pembentukan tanah akibat

pelapukan biologi di lingkungan sekitar sekolah. Ada sebagian kelompok yang

mencari batuan yang ditumbuhi lumut tersebut di kolam dekat sekolah, dilapang

sepak bola dan disekitar kebun.

Setelah setiap kelompok menemukan batuan yang ditumbuhi lumut

kemudian mereka menuju tempat yang telah disepakati bersama yaitu di sekitar

lapangan upacara. Lalu setiap kelompok melakukan pengamatan dan percobaan

(22)

pelapukan biologi,selanjutnya setiap kelompok melakukan diskusi untuk mengisi

LKS yang telah diberikan. Ketika melakukan diskusi kelompok namapak ada

peningkatan dalam segi kerjasama yaitu siswa tidaka lagi bermain – main

walaupun masih ada beberapa yang mengandalakan ketua kelompoknya. Namaun

bila dibandingkan dengan diskusi pada siklus I terjadi peningkatan yang cukup

lumayan. selain itu setiap kelompok juga tidak terlalu banyak bertanya, mereka

sudah cukup mengerti dengan apa yang harus dikerjakan.

Setelah selesai berdiskusi dan mengerjakan LKS setiap kelompok

melaporkan hasil pekerjaanya kepada guru, lalu secara bersama membahas

kegiatan kegiatan yang telah dilakukan bersama dengan LKSnya. Dalam tahap ini

sudah mulai terlihat siswa dalam mengemukakan jawaban dan memberikan

tanggapan terhadap jawaban teman yang lain sudah berani tidak malu lagi dalam

mengemukakan pendapat. Sehingga suasana sedikit seru dan taklupa guru

memberi pujian dan acungan jempol untuk siswa yang berani mengungkapkan

pendapatnya.

Hasil yang diperoleh dari Lembar Kerja Siswa pada siklus ini, semua

kelompok telah memenuhi kriteria KKM. Utuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 4.7 Data Hasil Pemebelajaran LKS IPA Siklus II

No Kelompok Nilai Keterangan

1 1 ( Mars ) 95 Tuntas

2 2 ( Jupiter ) 70 Tuntas

3 3 ( neptunus ) 80 Tuntas

(23)

5 5 ( Merkurius ) 70 Tuntas

6 6 ( Bumi ) 90 Tuntas

Jumlah 490

Rata - rata 81,7

Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka

nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua kelompok pada siklus II ini

semuanya telah memenukhi kriteria KKM. Adapun nilai terendah yang diperoleh

adalah 70 dan nilai terbesar yaitu 95 dengan rata – rata nilai sebesar 81,7.

Untuk lebih jelasnya hasil Lembar Kerja Siswa ( LKS ) setiap kelompok

bisa dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 4.3 Hasil Lembar Kerja siswa ( LKS )

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kelompok 1 kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

n i l a P e r o l e h a n

(24)

3. Kegiatan Penutup

Kemudian setelah kegiatan diskusi selesai guru kemudian mengajak siswa

kembali kedalam kelas. Setelah siswa sudah dikondisikan di tempat duduknya

masing – masing kemudian guru memberikan penguatan secara singkat dengan

mengulas kembalai dan menambahkan hal – hal yang penting tentang proses

pembentukan tanah akibat pelapukan ( pelapukan kimia, fisika dan biologi ).

selanjutnya guru membagikan soal pos tes kepada siswa dengan waktu pengerjaan

yang telah disepakati secara bersama. kemudian siswa mengerjakan soal post tes

yang diberikan , lalu melaporkan hasil pekerjaannya kepada guru. Setelah semua

selesai mengerjakan guru mendampingi siswa untuk membahas soal pos tes yang

telah di berikan. .

Sebelum mengakhiri pembelajaran siswa dan guru menyimpulkan materi

yang telah diberikan. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada masing –

masing kelompok untuk membawakan materi yang diperlukan untuk

pembelajaran IPA pada pertemuan selanjutnya.

Dari hasil pos tes yang diperoleh dalam siklus II ini, hanya ada beberapa

siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum

memenuhi kriteria berdasarkan KKM dan sebagian lagi telah memenuhi kriteria

KKM atau tuntas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus II

No Nama Siswa Nilai

Pos Tes

No Nama Siswa Nilai

Pos Tes

1 ADW 90 18 MR 90

(25)

3 AD 95 20 M.NF 85 4 ALS 50 21 M.RA 90 5 AMS 85 22 M.RR 95 6 ANS 100 23 NW 90 7 AI 90 24 NT 95 8 CK 90 25 RM 75 9 DR 85 26 RD 85 10 ER 75 27 SM 90 11 FN 90 28 SK 90 12 FH 75 29 SM 85 13 GG 75 30 TYP 90 14 GR 95 31 TN 85 15 IS 50 32 WW 90 16 KY 55 33 RA 80 17 LM 75 34 MW 73 Jumlah 2853 Rata - rata 83,9

Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka

nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh dari pos tes

hampir semua siswa telah memenuhi kriteria KKM, hanya ada tiga orang yang

belum tuntas atau belum memenuhi kriteria KKM. Dari data diatas niali tertinggi

yang diperoleh sebesar 100 dan nilai terkecil sebesar 50 dengan nilai keseluruhan

sebesar 2853 dan rata – rata 83,9.

untuk memperjelas kenaikan nilai yang didapat secara keseluruhan pada

siklus I ini baik pre tes maupun pos tes dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(26)

No Nama Siswa Nilai IPA Keterangan

Pre Tes Pos Tes

1 ADW 60 90 Tuntas

2 ASH 70 100 Tuntas

3 AD 60 95 Tuntas

4 ALS 65 50 Belum Tuntas

5 AMS 35 85 Tuntas 6 ANS 75 100 Tuntas 7 AI 40 90 Tuntas 8 CK 40 90 Tuntas 9 DS 40 85 Tuntas 10 ER 30 75 Tuntas 11 FN 50 90 Tuntas 12 FH 30 75 Tuntas 13 GG 40 75 Tuntas 14 GR 50 95 Tuntas 15 IS 5 50 Belum Tuntas 16 KY 10 55 Belum Tuntas 17 LM 50 75 Tuntas 18 MR 45 90 Tuntas 19 M.AR 65 95 Tuntas 20 M.NF 35 85 Tuntas 21 M.RA 40 90 Tuntas 22 M.RR 60 95 Tuntas 23 NW 50 90 Tuntas 24 NT 65 95 Tuntas 25 RM 30 75 Tuntas 26 RD 35 85 Tuntas 27 SM 30 90 Tuntas 28 SK 65 90 Belum Tuntas

(27)

29 SM 55 85 Tuntas 30 TYP 30 90 Tuntas 31 TN 30 85 Tuntas 32 WW 30 90 Tuntas 33 RA 50 80 Tuntas 34 MW 60 73 Tuntas Jumlah 1500 2853 Rata – rata 44.12 83.9

Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka

nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.

Dari data diatas dapat dilihat dari 34 siswa yang ada di kelas Va SDN 11

lembang 3 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM, sedangkan 31 siswa

memperoleh nilai sesuai dengan kriteria KKM. Adapun nilai rata – rata dari per

tes siklus II yaitu 44,12 dengan nilai terkecil yaitu 5 dan nilai terbesar yaitu 75.

Sedangkan untuk pos tes nilai rata – rata yang diperoleh yaitu 83,9 dengan nilai

terkecil yaitu 50 dan nilai terbesar 100.

Untuk lebih jelasnya hasil dari per tes dan pos tes dari siklus II dapat

(28)

Grafik 4.4 Hasil Pre Tes dan Pos Tes Siklus II

ii. c. Observasi Siklus II

kegiatan observasi pada siklus II ini dilakukan selama pelaksanaan

pembelajaran berlangsung. Guru atau peneliti melakukan observasi selama

pembelajaran. Seperti pada siklus sebelumnya observasi juga dibantu oleh wali

kelas yang bertugas menjadi observer untuk mengukur keberhasilan pembelajaran

dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Seluruh hasil

observasi dicatat pada format yang tersedia untuk dijadiakn bahan refleksi guna

mengetahui keberhasilan tahapan pembelajaran dengan menggunakan lingkungan

sekitar sebagi sumber belajar dan upaya perbaikan pada tehap berikutnya.

Pada dasarnya pembelajaran pada siklus II sudah berhasil, hal ini bisa dilihat

dari peningkatan nilai siswa yang naik dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

Akan tetapi pada siklus II ini masih terdapat kekurangan yaitu pada pengalokasian

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Pre tes Pos tes

N i l a i P e r o l e h a n

Hasil Pre Tes dan Pos Tes Siklus II

Pos tes Pre tes

(29)

waktu yang melebihi waktu yang telah direncanakan serta dalam diskusi

kelompok masih ada beberapa anak yang bermain dan mengandalkan ketua

kelompoknya.

iii. d. Analisis dan Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru dan observer selama

pembelajaran berlangsung serta wawancara yang dilakukan setelah pembelajaran,

maka secara keseluruhan setiap tahapan pembelajaran terlaksana dengan baik dan

lebih baik lagi dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Refleksi pada siklus II ini

peneliti menemukan beberapa aspek yang menunjukan kelebihan serta kekurangan

yang meliputi :

1. Metode eksperimen yang digunakan ternyata lebih memberikan daya tarik

sehingga ketertarikan mereka terhadap media pembelajaran sangat baik,

apalagi alat yang digunakan untuk kegiatan mudah didapat dan tersedia di

lingkungan sekitar sekolah.

2. Guru sudah lebih baik dalam memotivasi dan memberikan stimulasi siswa

untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat sehingga sudah mulai banyak

siswa yang mulai bertanya dan member tanggapan dalam diskusi.

3. Minat belajar siswa semakin meningkat ditunjukan dengan antusias siswa saat

melakukan eksperimen diluar kelas, saat menjawab pertanyaan dari guru

sehingga suasana pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan.

4. Penggunaan alokasi waktu masih belum optimal terutama setelah melakukan

(30)

5. Siswa kurang teliti dalam mengerjakan tes, sehingga masih ada beberapa siswa

yang mendapat nilai di bawah rata – rata ( nilai masih dibawah standar KKM )

Dari penjabaran diatas peneliti mengadakan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan mengadakan perubahan kearah

perbaikan pada siklus selanjutnya yang diantaranya penggunaan alokasi waktu

menekankan siswa tentang pentingnya teamwork dalam suatu kelompok dan juga

guru harus lebih mengingatkan siswa untuk lebih teliti dalam mengerjakan soal.

3.Siklus III

Prosedur pelaksanaan pada siklus III ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan

pada siklus – siklus sebelumnya, yaitu terdiri dari perencanaan, tindakan,

observasi dan refleksi. Berikut adalah gambaran dari siklus III

a. Perencanaan Siklus III

Rencana siklus III dsusun berdasarkan hasil refleksi dari siklus II yang

dituliskan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang

dilengkapi Lembar Kerja Siswa ( LKS ) yang bertujuan untuk membantu siswa

menemukan konsep yang terkait dengan proses pembentukan tanah. Guru juga

menggunakan alat eksperimen sesuai dengan yang terdapat dalam LKS.

i. b. Pelaksanaan Siklus III

Siklus III ini dilaksanakan pada hari rabu pada tanggal 02 juni 2010,

dengan rencana waktu pada waktu pada waktu pukul 10.00 – 12.00 WIB. Siklus

(31)

setelah selesai mengikuti pelajaran olahraga sehingga dalam proses pembelajaran

siswa masih memakai seragam olahraga. Pelaksanaan siklus III ini dilakukan

oleh peneliti yang bertindak sebagai peneliti dan wali kelas sebagai observer

yang memantau jalannya pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

1. Kegiatan Pendahuluan

Pada awal pembelajaran dilakukan pre tes terlebih dahulu seperti pada

siklus – siklus sebelumnya. Dalam pengerjaan pre tes sudah tidak nampak lagi

raut wajah yang bingung, tidak senang atau kecewa hal tersebut dikarenakan

mereka sudah terbiasa dengan pre tes yang di berikan. Setelah selesai

mengerjakan pre tes guru kemudian memberikan apersepsi dengan mengaitkan

materi sebelumnya ( batuan dan proses pembentukan tanah karena pelapukan )

terhadap materi yang akan diajarkan yaitu tentang komposisi dan jenis – jenis

tanah. Nampak dalam apersepsi ketika guru memberikan pertanyaan siswa sudah

tidak ragu lagi dalam menjawab, malah saling berebut untuk mengemukakan

jawaban.

Dari hasil pre tes yang diperoleh dalam siklus III ini, hanya ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum memenuhi kriteria berdasarkan KKM dan sebagian lagi telah memenuhi kriteria KKM atau tuntas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

- Tabel 4.10 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus III

No Nama Siswa Nilai

Pre Tes

No Nama Siswa Nilai

Pre Tes

(32)

2 ASH 80 19 M.AR 75 3 AD 70 20 M.NF 68 4 ALS 79 21 M.RA 58 5 AMS 49 22 M.RR 76 6 ANS 97 23 NW 68 7 AI 62 24 NT 94 8 CK 72 25 RM 77 9 DR 59 26 RD 43 10 ER 80 27 SM 81 11 FN 80 28 SK 83 12 FH 52 29 SM 80 13 GG 43 30 TYP 73 14 GR 77 31 TN 53 15 IS 10 32 WW 53 16 KY 43 33 RA 83 17 LM 95 34 MW 74 Jumlah 2351 Rata - rata 69,1

Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka

nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahawa dalam pemberian pre tes sudah

banyak siswa yang telah tuntas atau dalam kata lain telah memenuhi kriteria

KKM. Dari data yang diperoleh nilai tertinggi yang didapat yaitu 97 dan nilai

terendah yang didapat yaitu 10. Adapun nilai keseluruhan yang didapat sebesar

(33)

2. Kegiatan Inti

Selanjutnya guru meminta siswa untuk duduk secara berkelompok dan

mengeluarkan alat dan bahan pembelajaran yang telah dirugaskan pada

pertemuan sebelumnya untuk diamati dan siswa diminta untuk mengemukakan

konsep awalnya tentang tanah yang mereka bawa. Kemudian guru memberikan

penjelasan secara singkat tentang materi yang akan diberikan yaitu komposisi

dan jenis – jenis tanah. Ketika guru sedang memberikan penjelasan hampir

semua siswa memperhatikan penjelasan dengan baik dan mereka berani untuk

bertanya ketika ada penjelasan yang tidak dimengerti. “ Bu, contoh tanah lapisan

paling atas itu apa ? bagaimana terjadinya tanah humus ? kenapa tanah liat tidak baik untuk pertanian ? “ dan lain sebainya pertanyaan yang mereka ajukan. Sebelum guru menjawab pertanyaan dari siswa ,guru terlebih dahulu

mempersilahkan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya

apabila ada yang bisa menjawabnya. Dan ada beberpa siswa yang bisa menjawab

pertanyaan dari temannya sehingga guru hanya meluruskan dan menambahkan

jawaban dari siswa tersebut.

Guru kemudian membagikan LKS kepada setiap kelompok dan

menjelaskan langkah kegiatan yang akan dilakukan. Guru member kesempatan

kepada setiap kelompok untuk bertanya tentang langkah kegiatan yang kurang

dimengerti. Akan tetapi semua kelompok tidak ada yang bertanya karena mereka

sudah mengerti dengan apa yang harus dilakukan. selanjutnya guru mengajak

(34)

belajar adalah lapangan sepak bola yang ada di belakang sekolah sesuai dengan

kesepakatan bersama.

Setelah berada dilapangan sepak bola guru meminta setiap kelompok

untuk mencari tempat yang strategis dan teduh agar tidak kepanasan. Setiap

kelompok pun melakukan eksperimen dan diskusi tentang pembuktian

komposisi dan jenis – jenis tanah. Dalam kegiatan eksperimen dan diskusi di

siklus III ini sudah tidak nampak lagi siswa yang bermain dan mengandalkan

ketua kelompok, semua siswa ikut aktif dalam kegiatan ini. Mereka rata – rata

sangat senang karena eksperimen yang mereka lakukan berhasil dan bisa

membuktikan komposisi tanah sesuai dengan yang di buku. “ Bu, lihat hasil

percobaan kami berhasil dan ternyata sama dengan yang di buku, lapisan atas berupa tanah humus, lalu lapisan kedua tanah liat, kemudian tanah berpasir dan yang terakhir batuan, Ko bisa ya Bu, ?! “

Setelah setiap kelompok melakukan eksperimen, diskusi dan mengisi LKS

lalu secara bersama – sama guru membahas tentang kegiatan yang telah

dilakukan. Nampak raut wajah yang diperlihatkan setiap kelompok senang

karena jawaban mereka rata – rata benar semua.

Hasil yang diperoleh dari Lembar Kerja Siswa pada siklus ini, semua

kelompok telah memenuhi kriteria KKM. Utuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 4.11 Data Hasil Pemebelajaran LKS IPA Siklus III

No Kelompok Nilai Keterangan

(35)

2 2 ( Jupiter ) 85 Tuntas 3 3 ( Neptunus ) 90 Tuntas 4 4 ( Pluto ) 85 Tuntas 5 5 ( Merkurius ) 90 Tuntas 6 6 ( Bumi ) 95 Tuntas Jumlah 540 Rata - rata 90,0

Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka

nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua kelompok pada siklus III ini

semuanya telah memenukhi kriteria KKM. Adapun nilai terendah yang diperoleh

adalah 85 dan nilai terbesar yaitu 95 dengan rata – rata nilai sebesar 90,0

Untuk lebih jelasnya hasil Lembar Kerja Siswa ( LKS ) setiap kelompok

bisa dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 4.5 Hasil Lembar Kerja siswa ( LKS )

80 82 84 86 88 90 92 94 96

Kelompok 1 kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

N i l a i P e r o l e h a n

(36)

3. Kegiatan Penutup

Setelah kegiatan eksperimen selesai, guru kemudian mengajak siswa

kembali kedalam kelas untuk mengerjakan soal pos tes. Hampir semua siswa

bersemangat untuk mengerjakan pos tes karena mereka sudah memahami betul

materi yang di berikan. Setelah semua siswa selesai mengerjakan pos tes

kemudian guru membahas jawaban dari soal pos tes tadi, hampir semua raut

wajah yang diperlihatkan siswa tidak ada yang kecewa, karena mereka yakin

nilainya akan bagus walaupun tidak mencapai 100

Dari hasil pos tes yang diperoleh dalam siklus III ini, hanya ada beberapa

siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum

memenuhi kriteria berdasarkan KKM dan sebagian lagi telah memenuhi kriteria

KKM atau tuntas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.12 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus III

No Nama Siswa Nilai

Pos Tes

No Nama Siswa Nilai

Pos Tes 1 ADW 94 18 MR 100 2 ASH 100 19 M.AR 90 3 AD 94 20 M.NF 80 4 ALS 93 21 M.RA 85 5 AMS 85 22 M.RR 92 6 ANS 100 23 NW 98 7 AI 92 24 NT 86 8 CK 94 25 RM 100 9 DR 84 26 RD 60 10 ER 92 27 SM 100 11 FN 100 28 SK 94

(37)

12 FH 80 29 SM 100 13 GG 70 30 TYP 90 14 GR 100 31 TN 95 15 IS 60 32 WW 95 16 KY 65 33 RA 98 17 LM 100 34 MW 85 Jumlah 3150 Rata - rata 92,46

Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka

nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh dari pos tes

hampir semua siswa telah memenuhi kriteria KKM, hanya ada tiga orang yang

belum tuntas atau belum memenuhi kriteria KKM. Dari data diatas nilai tertinggi

yang diperoleh sebesar 100 dan nilai terkecil sebesar 50 dengan nilai keseluruhan

sebesar 3150 dan rata – rata 92,46

untuk memperjelas kenaikan nilai yang didapat secara keseluruhan pada

siklus III ini baik pre tes maupun pos tes dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.13 Data Kenaikan Pre tes dan Pos tes

No Nama Siswa Nilai IPA Keterangan

Pre Tes Pos Tes

1 ADW 72 94 Tuntas 2 ASH 80 100 Tuntas 3 AD 70 94 Tuntas 4 ALS 79 93 Tuntas 5 AMS 49 95 Tuntas 6 ANS 97 100 Tuntas

(38)

7 AI 62 92 Tuntas 8 CK 72 94 Tuntas 9 DS 59 84 Tuntas 10 ER 80 92 Tuntas 11 FN 80 100 Tuntas 12 FH 52 80 Tuntas 13 GG 43 70 Tuntas 14 GR 77 100 Tuntas 15 IS 10 60 Tuntas 16 KY 43 65 Tuntas 17 LM 95 100 Tuntas 18 MR 92 100 Tuntas 19 M.AR 75 90 Tuntas 20 M.NF 68 80 Tuntas 21 M.RA 58 85 Tuntas 22 M.RR 76 92 Tuntas 23 NW 68 98 Tuntas 24 NT 94 86 Tuntas 25 RM 77 100 Tuntas 26 RD 43 60 Tuntas 27 SM 81 100 Tuntas 28 SK 83 94 Tuntas 29 SM 80 100 Tuntas 30 TYP 73 90 Tuntas 31 TN 53 95 Tuntas 32 WW 53 95 Tuntas 33 RA 83 98 Tuntas 34 MW 74 85 Tuntas Jumlah 2351 3150 Rata – rata 69,1 92,46

(39)

Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka

nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.

Dari data diatas dapat dilihat dari 34 siswa yang ada di kelas Va SDN 11

lembang, semua siswa memperoleh nilai sesuai dengan kriteria KKM. Adapun

nilai rata – rata dari per tes siklus III yaitu 69,1 dengan nilai terkecil yaitu 10 dan

nilai terbesar yaitu 97. Sedangkan untuk pos tes nilai rata – rata yang diperoleh

yaitu 92,46 dengan nilai terkecil yaitu 50 dan nilai terbesar 100.

Untuk lebih jelasnya hasil dari per tes dan pos tes dari siklus III dapat

dilihat pada grafik berikut :

Grafik 4.5 Hasil Pre Tes dan Pos Tes Siklus III

i. c. Observasi Siklus III

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Pre tes Pos tes

N i l a i P e r o l e h a n

Hasil Pre Tes dan Pos Tes Siklus III

Pos tes Pre tes

(40)

Sama dengan dua siklus sebelumnya, observasi pada siklus III ini

dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Guru atau peneliti

melakukan observasi selama pembelajaran dengan menggunakan lingkungan

sekitar sebagai sumber belajar. Seluruh hasil observasi dicatat pada format yang

tersedia untuk dijadikan bahan refleksi guna mengetahui keberhasilan tahapan

pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar

yang telah dilaksanakan.

ii. d. Analisis dan Refleksi Siklus III

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru dan observer selama

pembelajaran berlangsung serta wawancara yang dilakukan setelah pembelajaran,

maka secara keseluruhan setiap tahapan pembelajaran telah terlaksana dengan

baik dan lebih baik lagi dibandingkan dengan siklus – siklus sebelumnya. Refleksi

dari siklus ini, peneliti menemukan beberapa aspek yang menunjukan kelebihan,

yang meliputi :

1. Metode eksperimen yang digunakan ternyata lebih memberikan daya tarik,

sehingga ketertarikan mereka terhadap media pembelajaran sangat baik.

Apaliagi alat dan bahan yang digunakn dapat ditemukan di lingkungan sekitar

dengan mudah.

2. Minat belajar siswa semakin meningkat, dir\tunjukan dengan antusias siswa

saat melakukan eksperimen, diskusi kelompok dan saat menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru maupun menanggapi jawaban dari temannya.

3. Penggunaan alokasi waktu sudah sesuai dengan perencanaan

(41)

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Perencanaan pengajaran yang ditetapkan pada dasarnya dapat

dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan harapan. hal tersebut menunjukan bahwa

rencana yang ditetapkan relevan dengan kondisi yang ada. Materi yang harus

disampaikan dapat tersampaikan dengan optimal, minat belajar siswa terhadap

belajar IPA pun menjadi lebih baik. Namun ada beberapa hal yang menarik untuk

dikaji dalam perencanaan pengajaran ini.

Perencanaan pengajaran memang pada dasasrnya harus memiliki

perbedaan yang baik yang terkait dengan media, pendekatan lainnya karena

pengajaran yang akan dilakukan memiliki materi yang berbeda. Perbedaan materi

akan memberikan perbedaan terhadap pendekatan yang harus dilakukan oleh

guru, sehingga guru hendaknya mampu mengkondisikan rencana pengajaran yang

mampu membawa siswanya agar mereka dapat dengan cepat memahami materi

yang akan disampaikan.

Selain itu metode dan media yang digunakan sangat berpengaruh terhadap

pemahaman siswa terhadap materi dengan demikian, hendaknya seorang guru

memiliki kemampuan yang tinggi dalam menentukan dan menetapkan metode dan

media pengajaran sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan materi dan

siswa dalam memahami materi secara mendalam.

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil tes tertulis siswa baik

pre tes maupun pos tes, Lembar Kerja Siswa, observasi aktivitas siswa, observasi

(42)

Seluruh data yang diperoleh kemudian diolah dan ditafsirkan untuk dianalisis

pada pembahasan.

1. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki oleh siswa

setelah menerima pengalaman – pengalaman belajarnya ( Sudjana,N. 1995 : 22 )

Hasil belajar merupakan indikator yang paling mudah untuk menentukan dan

mengetahui serta menilai tingkat prestasi atau keberhasilan belajar siswa. Dalam

penelitian ini hasil belajar yang ingin diukur dan dicapai adalah pemahaman dan

peningkatan hasil belajar siswa terhadap konsep proses pembentukan tanah pada

pelajaran IPA. Oleh karena itu hasil belajar sangat tergantung pada proses belajar

mengajar, karena hasil pembelajaran terlihat setelah di berikan perlakuan pada

proses belajar yang dianggap sebagai proses pemberian pengalaman belajar.

a. Pre Tes dan Pos Tes

. Dalam penelitian ini hasil Pre tes siswa diperoleh gambaran bahwa

terjadi peningkatan pada setiap siklus pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.14 berikut ini.

Tabel 4.14 Skor Pre tes Siswa

Hasil Pretes Siklus I Siklus II Siklus III

Mean 41,1 44,12 69,0

IPK 41,1 44,12 69,0

Kriteria Rendah Rendah Sedang

Berdasarkan pre tes siklus I, menandakan bahwa hasil belajar siswa

(43)

belajar mempunyai kriteria rendah dengan IPK 41,1 pada siklus II terjadi

peningkatan yang tidak terlalu tinggi dengan kriteria rendah dan mempunyai IPK

44,12 sedangkan pada siklus terakhir terjadi peningkatan yang cukup tinggi

dengan kriteria sedang yang mempunyai IPK 69,0. Dengan demikian dari tabel

4.14 tampak terjadi peningkatan skor pre tes siswa pada setiap siklus

pembelajaran.

Untuk melihat perbandingan skor pre tes siswa pada setiap siklus dapat

dilihat pada grafik 4.6 dibawah ini.

Grafik 4.6 Skor Pre Tes Siswa

Sehingga dapat dikatakan bahwa skor siswa meningkat pada setiap

siklusnya sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan lingkungan. sekitar

sebagai sumber belajar. Peningkatan juga terjadi pada hasil pos tes setiap siklus.

Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini :

Tabel 4.15 Skor Pos tes Siswa

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Siklus I Siklus II Siklus III

n i a l i p e r o l e h a n

Skor Pre Tes Siswa

Mean IPK

(44)

Hasil Postes Siklus I Siklus II Siklus III

Mean 75,0 83,9 92,6

IPK 75,0 83,9 92,6

Kriteria Tinggi Tinggi Sangat tinggi

Pada tabel tersebut tampak bahwa hasil pos tes siswa mengalami

peningkatan pada setiap siklusnya baik itu pada saat siklus I, siklus II maupun

siklus III. Pada siklus I IPK yang diperoleh sebesar 75,0 dengan kriteria tinggi

kemudian terjadi peningkatan pada siklus II dengan IPK 83,9 yang mempunyai

kriteria tinggi sedangkan untuk siklus III kriteria yang diperoleh yaitu sangat

tinggi dengan IPK 92,6. Peningkatan skor pos tes dari siklus I,Siklus II maupun

siklus III dapat dilihat pada perbandingan perubahan skor pos tes siswa pada

setiap tindakan dapat dilihat pada grafik 4.7 berikut ini :

Grafik 4.7 Skor Pos Tes Siswa

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I Siklus II Siklus III

N i l a i P e r o l e h a n

Skor Pos Tes Siswa

Mean IPK

(45)

Untuk melihat perbandingan kenaikan skor hasil tes antara siklus I, siklus II maupun siklus III sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan lingkungan dapat terlihat pada grafik 4.8 berikut ini :

Grafik 4.8 Perbandingan Hasil Pre tes dan Pos tes Siswa

Grafik 4.8 ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan antara skor prê tes

dan pos tes pada setiap siklus yang dilakukan. Untuk mengetahui seberapa besar

peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan pendekatan

lingkungan ,aka ditentukan gain dari setiap siklus pembelajaran dengan mencari

selisih antara skor prets dan postes siswa. Besarnya gain pada setiap siklus

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini

Tabel 4.16 Perbandingan Gain Setiap Siklus

Hasil Siklus I Siklus II Siklus III

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I Siklus II Siklus III

N i l a i P e r o l e h a n

Skor Pre tes dan Pos tes

Pretes Postes

(46)

Rata – rata Hitung Skor Pre tes 41,1 44,1 69,0

Rata – rata Hitung Skor Pos tes 75,0 83,9 92,6

Gain 33,9 39.8 23.6

Kemudian dari dat tabel 4.16 tersebut dibuat kedalam bentuk grafik untuk

memperjelas gambaran peningkatan yang terjadi dan dapat dilihat pada grafik 4.9

berikut ini :

Grafik 4.9 Peningkatan Hasil Pembelajaran Siswa b. Hasil Lembar Kerja Siswa

LKS dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengaplikasikan konsep – konsep yang telah dikuasainya. Data yang diperoleh

dari LKS ini digunakan sebagai patokan untuk merancang dan melaksanakan

tindakan pembelajaran. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I Siklus II Siklus III

N i l a i P e r o l e h a n

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

pretes Postes Gain

(47)

Pada penelitian ini digunakan alat pembelajaran yakni Lembar Kerja

Siswa ( LKS ) pada setiap tindakan. LKS ini digunakan sebagai acuan siswa

dalam melakukan eksperimen atau percobaan dan dilengkapi dengan pertanyaan –

pertanyaan terkait dengan percobaan. Pengerjaan LKS dilakukan secara

berkelompok dan dilaksanakan pada tahap pembentukan atau pengembangan

konsep. Hasil skor LKS siswa pada siklus I diperoleh IPK 75,0 dengan kriteria

tinggi untuk siklus II diperoleh IPK 81,7 deengan kriteria tinggi dan unutk siklus

III diperoleh IPK 90,0 dengan IPK sangat tinggi. Untuk bentuk dan rincian skor

tiap kelompok siswa dapat dilihat pada format terlampir. Untuk lebih jelasnya

data skor yang diperoleh siswa pada pengerjaan LKS dapat dilihat pada tabel 4.17

berikut ini :

Tabel 4.17 Skor Lembar Kerja Siswa ( LKS )

Hasil Observasi Siklus I Siklus II Siklus III

Mean 75,0 81,7 90,0

IPK 75,0 81,7 90,0

Kriteria Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Data tersebut kemudian diubah ke dalam grafik agar lebih memperjelas

peningkatan skor LKS yang diperoleh siswa dan dapat dilihat pada grafik 4.10

(48)

Grafik 4.10 Peningkatan Hasil Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 2. Hasil observasi

Lembar observasi merupakan salah satu instrument yang digunakan dalam

penelitian ini yang telh dirancang dan disususn untuk mengumpulkan data selama

proses pembelajaran berlangsung oleh observer. Observasi dalam penelitian ini

bersifat kualitatif yang disusun untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama

kegiatan pembelajaran.

a.Observasi Siswa

Hasil observasi mengenai aktifitas siswa selama pembelajaran

menunjukan peningkatan. Dimana pada siklus I IPK aktivitas siswa sebesar 75,0

dengan kriteria tinggi, untuk siklus II IPK yang diperoleh yaitu sebesar 86,5

dengan kriteria tinggi dan yang untuk siklus III IPK yang diperoleh sebesar 96

dengan kriteria sangat tinggi. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I Siklus II Siklus III

n i l a i p e r o l e h a n

Peningkatan Hasil Lembar Kerja Siswa

Mean IPK

(49)

Tabel 4.18 Skor Observasi Aktivitas Siswa

Hasil Observasi Siklus I Siklus II Siklus III

Mean 3,0 3,46 3,4

IPK 75,0 86,5 96

Kriteria Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Untuk lebih jelasnya tabel tersebut diubah kedalam bentuk grafik dan

dapat dilihat pada grafik 4.11 berikut ini :

Grafik 4.11 Peningkatan Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran a. Observasi Guru

Hasil observasi mengenai aktivitas guru selama pembelajaran menunjukan

peningkatan. Dimana pada siklus I IPK yang diperoleh untuk aktivitas guru yaitu

sebesar 82,5 dengan kriteria tinggi, untuk siklus II IPK yang diperoleh yaitu

sebesar 91,5 dengan kriteria sangat tinggi dan untuk siklus yang terakhir yaitu IPK

0 20 40 60 80 100 120

Siklus I Siklus II Siklus III

n il a i p e ro le h a n

Peningkatan Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran

Mean IPK

(50)

yang diperoleh sebesar 98,25 dengan kriteria sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.19 Skor Observasi Aktivitas Guru

Hasil Observasi Siklus I Siklus II Siklus III

Mean 3,25 3,65 3,93

IPK 81,25 90,75 98,25

Kriteria Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi

Untuk lebih jelasnya tabel tersebut diubah kedalam bentuk grafik dan

dapat dilihat pada grafik 4.12 berikut ini :

Grafik 4.12 Peningkatan Aktivitas Guru Selama Pembelajaran

0 20 40 60 80 100 120

Siklus I Siklus II Siklus III

n i a l i p e r o l e h a n

Peningkatan Aktivitas Guru Selama Pembelajaran

Mean IPK

(51)

3.Hasil Wawancara

Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu didalam maupun

diluar kelas. Pedoman wawancara ini dibuat untuk memperoleh data – data dan

informasi mengenai situasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada

pembelajaran konsep dan pendekatan yang diterapkan serta mengetahui motivasi

belajar siswa dan untuk meningkatkan hasil pemahamannya.

a. Wawancara dengan Siswa

Pelaksanaan wawancara siklus I, siklus II maupn siklus III dilakukan

setelah pelaksanaan pembelajaran selesai. Berdasarkan hasil wawancara secara

umum sesungguhnya mereka merasa senang dan bersemangat melakukan

pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan sekitar sebagai sumber

belajar. Secara keseluruhan juga mereka tidak mengalami kesulitan dalam

mengerjakan tes tapi hasil yang diperoleh belum memuaskan dalam siklus awal

akan tetapi dalam siklus selanjutnya mereka sudah tidak terlalu mengalami

kesulitan lagi. Mereka pun rata – rata senang dalam melakukan diskusi

kelompok, berani berbicara saat guru memberikan stimulus, dan mereka merasa

apa yang mereka lakukan sangat bermanfaat. Selain itu mereka juga sangat

antusias ketika mereka tau bahwa dalam kegiatan pembelajaran kali ini akan

dilakukan percobaan atau eksperimen apalagi jika belajarnya diluar kelas

Dari penjabaran diatas terlihat bahwa motivasi siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan sekitar sebagai sumber

(52)

1. Wawancara Dengan Guru

Pelaksanaan wawancara dengan observer atau guru kelas yang memantau

seluruh aktivitas pembelajaran siklus I, siklus II dan juga siklus III dilakukan

setelah kegiatan pembelajaran selesai dilakukan. Secara umum aktivitas belajar

siswa sudah lebih baik dan aktif, selain itu siswa lebih antusias dalam

pembelajaran. Namun masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki oleh guru

ketika di siklus I yaitu kurang menguasainya kelas sehingga siswa mudah sekali

untuk ribut dan alokasi waktu yang digunakan melibihi waktu yang telah

direncanakan. Akan tetapi pada siklus selanjutnya siklus II dan siklus III sudah

terjadi peningkatan, peneliti sudah bisa menguasi kelas dan alokasi waktu pun

sudah sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu observer juga melihat

kelebihan dari pembelajaran yang dilakukan yaitu bahwa kegiatan pembelajaran

dengan mengajak siswa keluar kelas lebih meningkat dari biasanya dan hasil

belajar yang diperoleh siswa pun terjadi peningkatan yang sangat signifikan hal

ini bisa dilihat dari data hasil belajar siswa yangpada setiap siklusnya terus

Gambar

Tabel 4.1  Daftar Nilai Proses Pembentukan Tanah Awal Siswa  No  Nama Siswa  Nilai  No  Nama Siswa  Nilai
Tabel 4.2 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus I
Tabel 4.3  Data Hasil Pemebelajaran LKS IPA Siklus I
Tabel 4.4 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga berdasarkan syarat kestabilan sistem permainan maka titik ekuilibrium Nash dapat diperoleh dari titik potong kedua hiperbola pada daerah yang memenuhi

Setelah menempuh mata kuliah ini, mahasiswa mampu menerapkan dan menguasai konsep dasar analisis survival dalam melakukan inferensi pada bidang ilmu kehidupan

2) Ijazah yang diperoleh dari Perguruan Tinggi Luar Negeri, yang telah mendapatkan penetapan penyetaraan dari Panitia Penilaian Ijazah Luar Negeri Kementerian Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran kontrol diri dalam mencegah perilaku seksual pranikah pada Siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Lhokseumawe, dapat

Konsentrasi K+ dlm larutan tanah merupakan indeks ketersediaan kalium, karena difusi K+ ke arah permukaan akar berlangsung dalam larutan tanah dan kecepatan difusi tgt pada

selanjutnya, hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat mengubah paradigma di masyarakat tentang daun putri malu sebagai tanaman semak belukar menjadi tanaman obat

Hasil analisis validasi media buku saku yang dilakukan oleh tujuh orang validator menyatakan bahwa buku saku hasil inventarisasi tumbuhan berpotensi tanaman hias

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Tjhai (2002) yang menunjukkan bahwa variabel kapabilitas personal sistem informasi berpengaruh positif