44 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan diuraikan hasil penelitian yang akan di bahas dengan
merujuk kepada teori – teori yang relevan dengan masalah penelitian yang
dikemukakan. Hasil penelitian merupakan gambaran yang diperoleh dari
lapangan pada setiap tindakan baik yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi,
wawancara, tes maupun observasi. Penelitian ini dilakukan terhadap proses
pembelajaran di dalam maupun diluar kelas, hasil penelitian tersebut di
deskripsikan, dianalisis dan direfleksikan dengan tujuan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan pembelajaran dalam setiap siklusnya.
A. Deskripsi Data Awal Penelitian
Panelitian ini di lakukan di SDN 11 Lembang yang beralamat di jalan
grand hotel Lembang, Desa Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung
Barat. Latak sekolah sendiri berada ditempat yang sangat strategis karena mudah
dijangkau oleh kendaraan baik kendaraan roda empat maupun roda dua.
Latar belakang sosial ekonomi masyarakat didaerah sekitar sekolah
sebagian besar adalah menengah ke bawah. Hal tersebut dapat terlihat dari data
absensi siswa yang menunjukkan bahwa orang tua wali murid sebagian besar
adalah buruh harian, karyawan swasta dan pedagang kecil.
Staf pengajar yang ada di SDN 11 Lembang berjumlah 17 orang dan 1
orang kepala sekolah. 12 oarang sebagai guru tetap kelas atau wali kelas dan 5
orang sebagai guru sebagai guru bidang studi. Guru bidang studi sendiri
meliputi guru olah raga, bahasa inggris, SBK ( Seni Budaya dan Kesenian ),
Agama, dan Pramuka. Selain kepala sekolah, guru kelas, guru bidang studi di
SDN 11 Lembang juga terdapat 1 orang penjaga sekolah. Adapun latar belakang
pendidikan dari semua staf pengajar di SDN 11 Lembang adalah berijazah S1, D2
dan SMA.
1. Hasil Tes Awal
Sebelum siswa mengikuti pembelajaran terlebih dahulu diberikan tes
sebagai bahan acuan untuk melihat keberhasilan dalam penelitian ini. Berikut
adalah nilai awal dari tes yang diberikan kepada siswa.
Tabel 4.1 Daftar Nilai Proses Pembentukan Tanah Awal Siswa No Nama Siswa Nilai No Nama Siswa Nilai
1 ADW 60 18 MR 55 2 ASH 75 19 M. AR 65 3 AD 65 20 M. NF 40 4 ALS 60 21 M. RA 65 5 AMS 55 22 M. RR 45 6 ANS 80 23 NW 55 7 AI 40 24 NT 75 8 CK. 45 25 RM 60 9 DS 55 26 RD 65 10 ER 45 27 SM 30 11 FN 65 28 SK 65 12 FH 55 29 SM 50 13 GG 45 30 TYP 55 14 GR 65 31 TN 50 15 IS 10 32 WW 55
16 KY 45 33 RA 50
17 LM 70 34 MW 55
Jumlah 1870
Rata - rata 55,0
Dari nilai diatas dari dapat disimpulkan bahawa nilai yang diperoleh oleh
setiap siswa dalam materi proses pembentuksn tanah belum sepenuhnya tuntas
berdasarkan KKM dan belum dimengerti oleh siswa.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Kegiatan pembelajaran dari penelitian ini terdiri dari tiga siklus, secara
garis besar penjabaran dari masing – masing siklus yaitu sebagai berikut : Siklus I
melakukan pengajaran dengan materi kajian mengenai batuan metode yang
digunakan yaitu ceramah, diskusi dengan menggunakan media gambar dan
pendekatan lingkungan sebagai sumber belajar, siklus II melakukan pengajaran
dengan materi kajian mengenai proses pembentukan tanah karena pelapukan (
pelapukan kimia, fisika dan biologi ) metode yang digunakan yaitu ceramah,
eksperimen “pembuktian bahwa proses pembentukan tanah terjadi akibat
pelapukan biologi” dan diskusi hasil eksperimen dengan menggunakan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dan siklus III melakukan pengajaran
dengan materi kajian mengenai komposisi dan jenis – jenis tanah dengan
menggunakan metode eksperimen “ menunjukan komposisi dan jenis – jenis tanah
sumber belajar. Untuk mempermudah dan memperjelas hasil dari pembelajaran
setiap siklus maka secara rinci dipaparkan sebagai berikut :
1. Siklus I
Perencanaan siklus I dilaksanakan dalam satu tindakan yaitu pada tanggal
22 April 2010. Secara garis besar perencanaan pengajaran yang ditetapkan pada
dasarnya sama dengan perencanaan umum yang terdiri dari perencanaan (
Planning ), Pelaksanaan atau tindakan ( act ), Pengamatan ( Observation ) dan perenungan ( Reflection ) adapun perbedaannya dapat diungkapkan dibawah ini
a. Perencanaan Penelitian Siklus I
Rencana pelaksanaan siklus I disusun setelah peneliti melakukan observasi
awal. Pada saat melaksanakan observasi, diperoleh temuan bahwa hasil
pembelajaran siswa kurang optimal, hasil belajar ini dapat diketahui dari
perolehan nilai yang kurang pada tes sebelumnya, hal ini disebabkan proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru hanya menggunakan metode ceramah.
Sebagai usaha untuk memperoleh hasil peningkatan yang optimal, peneliti
melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dituangkan kedalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Rencana tindakan pembelajaran pada siklus I ditulis dalam bentuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja
dan pos tes, pedoman observasi siswa dan guru, dan format wawancara untuk
siswa dan guru serta menyiapkan kamera untuk memperjelas data yang diperoleh.
b. Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Siklus I ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 22 April 2010 pada
pukul 10.00 – 12.00 WIB. Siklus I ini diikuti oleh seluruh siswa yang berjumlah
34 orang. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan wali
kelas sebagai observer yang memantau jalannya pelaksanaaan pembelajaran
dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar
. Materi yang dipelajari tentang konsep menggolongkan batuan berdasarkan
warna, kekerasan dan kekasaran permukaan (halus, kasar). Sebelum pembelajaran
sudah dipersiapkan rencana pembelajaran serta langkah-langkah dalam kegiatan
pembelajarannya, dengan menggunakan waktu 3 jam pelajaran yaitu 105 menit ( 3
x 35 menit )
1. Kegiatan Pendahuluan
Pembelajaran dimulai dengan kegiatan pendahuluan (20 menit) yaitu
dengan mengkondisikan siswa untuk belajar IPA, kemudian mengadakan
apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang batuan dan siswa pun
menjawab dengan pengetahuan awal yang mereka ketahui. Pertanyaan sebagai
apersepsi mengungkap seputar warna, kekerasan dan bentuk permukaannya.
Pertanyaan yang diajukan sebagai berikut :
Jawaban siswa : Saya Bu ( jawab mereka serentak )
Pertanyaan guru : Bagaimana warna batu yang pernah kalian pegang ?
Jawab siswa : Hitam, abu, putih
Pertanyaan guru : Bagaimana permukaan batu yang kalian pegang?
Jawab siswa : ada yang halus dan ada yang kasar Bu
Pertanyaan guru : Lalu, batu yang kalian pegang tersebut lunak atau keras ?
Jawab siswa : keras Bu!
Pertanyaan – pertanyaan tersebut bertujuan untuk menggali pengetahuan
awal siswa tentang batuan. jawaban yang muncul kemudian di tulis di papan tulis.
Pada tahap ini peserta didik masih terlihat ragu – ragu dalam menjawab
pertanyaan, hanya beberapa orang saja yang nampak yakin dalam menjawab
pertanyaan.
Setelah melakukan melakukan tanya jawab dalam apersepsi. kemudian
pendidik membagikan lembar pre tes kepada peserta didik dan memintanya untuk
mengerjakan lembar pre tes tersebut. Suasana di kelas berubah menjadi agak
ricuh, karena siswa mengira lembar pre tes yang di berikan adalah lembar ujian
dan mereka belum ada persiapan sama sekali. Guru secara perlahan menjelaskan
bahwa lembar pre tes tersebut bukan lembar ujian, tapi lembar untuk melihat
pengetahuan awal mereka tentang materi yang akan di berikan sebelum materi itu
di ajarkan kembali. Siswa pun akhirnya mengerti dan mereka bersedia
mengerjakan lembar pre tes dengan pengetahuan awal yang mereka miliki.
Dari hasil pre tes yang diperoleh dalam siklus I ini, hanya ada beberapa
memenuhi kriteria berdasarkan KKM dan sebagian lagi telah memenuhi kriteria
KKM atau tuntas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus I
No Nama Siswa Nilai
Pre Tes
No Nama Siswa Nilai
Pre Tes 1 ADW 65 18 MR 30 2 ASH 60 19 M.AR 65 3 AD 65 20 M.NF 40 4 ALS 35 21 M.RA 35 5 AMS 35 22 M.RR 40 6 ANS 60 23 NW 50 7 AI 30 24 NT 60 8 CK 40 25 RM 40 9 DR 50 26 RD 30 10 ER 20 27 SM 50 11 FN 30 28 SK 20 12 FH 20 29 SM 55 13 GG 35 30 TYP 50 14 GR 45 31 TN 35 15 IS 5 32 WW 60 16 KY 15 33 RA 50 17 LM 30 34 MW 50 Jumlah 1400 Rata - rata 41,1
Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka
Dari btabel diatas dapat diketahui bahawa dalam pemberian pre tes masih
banyak siswa yang belum tuntas atau dalam kata lain belum memenuhi kriteria
KKM. Dari data yang diperoleh nilai tertinggi yang didapat yaitu 65 dan nilai
terendah yang didapat yaitu 5. Adapun nilai keseluruhan yang didapat sebesar
1400 dengan nilai rata – rata 41,1.
2. Kegiatan Inti
Setelah siswa selesai mengerjakan pre tes, guru mulai masuk pada
kegiatan inti pembelajaran ( Eksplorasi ) yang dilaksanakan selama 10 menit.
Dalam kegiatan ini pendidik kembali menggali pengetahuan awal siswa tentang
konsep penggolongan batuan berdasarkan warna, kekerasan dan kekasaran
permukaan. Di tahap ini juga pendidik menjelaskan secara rinci tentang konsep
penggolongan batuan berdasarkan warna, kekerasan dan kekasaran permukaannya
yang bertujuan agar peserta didik mengetahui dan memahami konsep tersebut.
Tahap selanjutnya di kegiatan inti yaitu tahap Elaborasi yang di
laksanakan selama 60 menit. Dalam kegiatan elaborasi ini guru membagi siswa
kedalam 6 kelompok belajar, yang setiap kelompok terdiri dari 5 – 6 orang siswa.
Setelah siswa secara berkelompok pendidik membagikan LKS pada setiap
kelompok dan menjelaskan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan.
Setelah itu siswa dibawa keluar kelas untuk mencari berbagai jenis macam
batuan yang ada di lingkungan sekitar sekolah. selanjutnya setelah siswa
menemukan jenis – jenis batuan mereka lalu mengamati dan melakukan
pembuktian terhadap jenis – jenis batuan mengenai warna, kekerasan dan
mengamati setiap kelompok melakukan diskusi untuk mengisi Lembar Kerja
Siswa ( LKS ).
Ketika melakukan diskusi, hampir setiap kelompok mengalami kesulitan
di karenakan mereka tidak teliti dalam membaca petunjuk yanga ada. Akibatnya
setiap kelompok ribut dan beberapa diantaranya bertanya tentang kegiatan yang
belum dimengerti. Dan juga ada sebagian yang masih bertanya tentang jenis –
jenis batu yang belum diketahui “ Bu ini jenis batua apa ? keras atau lunak bu
jenis batu ini ? “. Setelah diberi penjelasan akhirnya siswa paham dan melanjutkan melakukan diskusi. Terlihat masih ada beberapa siswa yang masih
main – main dan ngobrol sedangkan pengerjaan tugas hanya dikerjakan oleh ketua
yang di bantu satu atau dua orang di setiap kelompoknya.
Hasil yang diperoleh dari Lembar Kerja Siswa setiap kelompok pada
siklus ini, semua kelompok telah memenuhi kriteria KKM. Utuk lebih jelasnya
bisa dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Data Hasil Pemebelajaran LKS IPA Siklus I
No Kelompok Nilai Keterangan
1 1 ( Mars ) 90 Tuntas 2 2 ( Jupiter ) 70 Tuntas 3 3 ( Neptunus ) 75 Tuntas 4 4 ( Pluto ) 75 Tuntas 5 5 ( Merkurius ) 70 Tuntas 6 6 ( Bumi ) 70 Tuntas Jumlah 450 Rata - rata 75.0
Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka
nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua kelompok pada siklus I ini
semuanya telah memenukhi kriteria KKM. Adapun nilai terendah yang diperoleh
adalah 70 dan nilai terbesar yaitu 90 dengan nilai keseluruhan 450 dan rata – rata
nilai sebesar 75.0.
Untuk lebih jelasnya hasil Lembar Kerja Siswa ( LKS ) setiap kelompok
bisa dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 4.1 Hasil Lembar Kerja iswa ( LKS )
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan yang dilakukan selanjutnya setelah siswa selesai melakukan
pengamatan dan diskusi kelompok serta pengerjaan LKS yaitu guru mengajak
siswa kembali kedalam kelas. selanjutnya guru memberikan penguatan dengan
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Kelompok 1 kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
n i l a i p e r o l e h a n
mengulas kembali dan menambahkan hal – hal yang penting tentang batuan
dilihat dari warna, kekerasan dan kekasaran permukaannya. Setelah itu guru
membagikan soal pos tes kepada siswa. kemudian siswa mengerjakan soal post tes
yang diberikan , lalu melaporkan hasil pekerjaannya kepada guru setelah pos tes
selesai dikerkajakan. Setelah semua selesai mengerjakan guru mendampingi siswa
untuk membahas soal pos tes yang telah di berikan. Tampak raut wajah yang
kecewa saat jawaban siswa belum sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil pos tes yang diperoleh dalam siklus I ini, hanya ada beberapa
siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum
memenuhi kriteria berdasarkan KKM dan sebagian lagi telah memenuhi kriteria
KKM atau tuntas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus I
No Nama Siswa Nilai
Pos Tes
No Nama Siswa Nilai
Pos Tes 1 ADW 90 18 MR 85 2 ASH 90 19 M.AR 85 3 AD 85 20 M.NF 75 4 ALS 75 21 M.RA 75 5 AMS 75 22 M.RR 75 6 ANS 100 23 NW 80 7 AI 65 24 NT 90 8 CK 85 25 RM 60 9 DR 70 26 RD 75 10 ER 75 27 SM 90 11 FN 60 28 SK 50 12 FH 90 29 SM 70
13 GG 70 30 TYP 70 14 GR 85 31 TN 65 15 IS 50 32 WW 75 16 KY 50 33 RA 66 17 LM 65 34 MW 80 Jumlah 2550 Rata - rata 75,0
Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka
nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh dari pos tes
hampir semua siswa telah memenuhi kriteria KKM, hanya ada tiga orang yang
belum tuntas atau belum memenuhi kriteria KKM. Dari data diatas niali tertinggi
yang diperoleh sebesar 100 dan nilai terkecil sebesar 50 dengan nilai keseluruhan
sebesar 2550 dan rata – rata 75,0.
untuk memperjelas kenaikan nilai yang didapat secara keseluruhan pada
siklus I ini baik pre tes maupun pos tes dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Data Kenaikan Hasil Pre Tes dan Pos Tes
No Nama Siswa Nilai IPA Keterangan
Pre Tes Pos Tes
1 ADW 65 90 Tuntas 2 ASH 60 90 Tuntas 3 AD 65 85 Tuntas 4 ALS 35 75 Tuntas 5 AMS 35 75 Tuntas 6 ANS 60 100 Tuntas 7 AI 40 65 Tuntas 8 CK 30 85 Tuntas
9 DS 50 70 Tuntas 10 ER 20 75 Tuntas 11 FN 30 90 Tuntas 12 FH 20 60 Tuntas 13 GG 35 70 Tuntas 14 GR 45 85 Tuntas 15 IS 5 50 Belum Tuntas 16 KY 15 50 Belum Tuntas 17 LM 30 65 Tuntas 18 MR 30 85 Tuntas 19 M.AR 65 85 Tuntas 20 M.NF 40 75 Tuntas 21 M.RA 35 75 Tuntas 22 M.RR 40 75 Tuntas 23 NW 50 80 Tuntas 24 NT 60 90 Tuntas 25 RM 40 60 Tuntas 26 RD 30 75 Tuntas 27 SM 50 90 Tuntas 28 SK 20 50 Belum Tuntas 29 SM 55 70 Tuntas 30 TYP 50 70 Tuntas 31 TN 35 65 Tuntas 32 WW 60 75 Tuntas 33 RA 50 66 Tuntas 34 MW 50 80 Tuntas Jumlah 1400 2550 Rata – rata 41.1 75.0
Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka
nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.
Dari data diatas dapat dilihat dari 34 siswa yang ada di kelas Va SDN 11
lembang 3 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM, sedangkan 31 siswa
memperoleh nilai sesuai dengan kriteria KKM. Adapun nilai rata – rata dari per
tes siklus I yaitu 41.1 dengan nilai terkecil yaitu 5 dan nilai terbesar yaitu 65.
Sedangkan untuk pos tes nilai rata – rata yang diperoleh yaitu 75.0 dengan nilai
terkecil yaitu 50 dan nilai terbesar 100.
Untuk lebih jelasnya hasil dari pre tes dan pos tes dari siklus I dapat dilihat
pada grafik berikut :
Grafik 4.2 Hasil Pre Tes dan Post Tes Siklus I
c. Observasi Siklus I
Observasi dilakukan terhadap hasil deskripsi dan temuan esensial. Selama
pembelajaran berlangsung guru atau peneliti melakukan observasi selama
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Pre tes Pos tes
n i l a i p e r o l e h a n
Hasil Pre Tes dan Post Tes Siklus I
Pos tes Pre tes
pembelajaran terutama ketika melaksanakan pembentukan atau pengembangan
konsep untuk mengukur hasil belajar siswa. Observasi juga dibantu oleh seorang
observer untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan media
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar yang dilakukan oleh guru ( peneliti ).
kegiatan awal pelaksanaan apersepsi mengungkap konsepsi awal siswa
kurang banyak digali, artinya peneliti hanya sedikit memberikan pertanyaan yang
mengarah pada meteri pembelajaran. Pertanyaan hanya membahas apa yang
diketahui siswa tanpa menggunakan alat bantu batuan. Berdasarkan temuan
esensial kegiatan awal siswa tidak berani mengungkapkan konsepsi awalnya.
Tahap elaborasi yaitu dengan membawa siswa keluar kelas. Temuan pada
tahap ini peserta didik belum bisa diarahkan karena pembelajaran seperti ini
(keluar kelas) jarang sekali dilakukan, jadi suasana kelas sangat gaduh. Dalam
kegiatan ini peneliti harus mengeluarkan suara yang agak keras untuk
mengkondisikannya.
Pada tahap diskusi dan pengisian LKS peneliti mengelompokan siswa
menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 – 6 orang siswa. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Joice and West ( 1986 ) yang mengemukakan bahwa strategi
belajar mengajar dapat di kelompokan. Strategi belajar dengan membagi
kelompok tersebut snada dengan A. Nitalie ( 2005 ) mengemukakan bahwa
pembagian kelompok dalam jum;ah banyak mempunyai kelebihan, lebih banyak
ide muncul, lebih banyak tugas yang bisa dilakukan dengan cepat dan guru lebih
mudah memonitor.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat direfleksikan bahwa dengan
menggunakan lingkungan sebagai sumber sasaran ,sarana dan sumber belajar,
maka proses belajar mengajar akan saling mendukung serta dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada proses kegiatan belajar mengajar. Umumnya mereka
sangat senang belajar diluar. Temuan – temuan tersebut dapat dijadikan sebagai
bahan perbaikan pada tindakan selanjutnya.
1. Guru kurang dapat memotivasi siswa untuk tampil didepan kelas, belajar
menanggapi dan bertanya sehingga belum tercipta suasana pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
2. Daya analisis siswa kurang optimal dikarenakan pengenalan materi melalui
objek lingkungan hanya mengandalkan daya ingat, gambar, mengamati batuan
berdasarkan warna, kekerasan dan kekasaran permukaannya, dan sedikit
dalam pembuktiannya, sehingga siswa dalam memahami materi yang
diberikan tidak terlalu cepat.
3. Dalam bekerja kelompok masih terlihat siswa yang dianggap pintar
mendominasi pengerjaan tugas sedangkan siswa yang lain ada yang ngobrol
dan main – main.
4. Penggunaan alokasi waktu yang kurang terkendali membuat siswa pulang
lebih lama dari waktu – waktu biasanya.
5. Masih ada nilai siswa yang dibawah nilai KKM.
dari penjabaran diatas dan Melihat kenyataan itu peneliti melakukan
tindakan selanjutnya peneliti akan berusaha melakukan perbaikan –perbaikan
sebagai berikut :
1) Berupa menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa agar mereka berani
mengemukakan pendapat dan mengomentari pendapat dari temannya
2) Daya analisis siswa yang kurang optimal terhadap objek pembelajaran dapat
ditanggulangi dengan pengamatan secara lebih konkrit lagi di lingkungan
sekitar.
3) Guru sebaiknya memberikan pengarahan kepada siswa agar mereka mau
bekerja bkelompok dan memberikan pemahaman bahwa kerja kelompok
termasuk dalam penilaian.
4) Menggunakan waktu seefisien mungkin agar relevan dengan rencana yang
dibuat dalam rencana pembelajaran
2. Siklus II
Pada dasarnya langkah – langkah pelaksanaan siklus II sama dengan
pelaksanaan pada siklus I, yaitu mulai dari merencanakan, melaksanakan,
mengamati kemudian merefleksikannya.
a. Perencanaan Siklus II
Rencana siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi dari pembelajaran
pada siklus I yang dituliskan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (
RPP ), di lengkapi dengan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) yang bertujuan untuk
membantu siswa menemukan konsep yang terkait dengan proses pembentukan
siklus II pembelajaran yang akan di lakukan dilengkapi juga dengan instrument
tes, lembar observasi guru dan siswa serta format wawancara guru dan siswa,
sebagai alat pengumpulan data ketika pelaksanaan pembelajaran. Dan tak lupa
kamera foto sebagai alat untuk memperjelas pembuktian hasil penelitian.
i. b. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari kamis tanggal 20 mei 2010,
dengan rencana waktu pelaksanaan pada pukul 10.00 – 12.00 WIB. Siklus II
diikuti oleh seluruh siswa yang berjumlah 34 orang. Pelaksanaan tindakan ini
dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan wali kelas sebagai observer yang
memantau jalannya pelaksanaaan pembelajaran dengan menggunakan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar.
. Materi yang dipelajari tentang konsep proses pembentukan tanah akibat
pelapukan kimia, pelapukan fisika dan pelapukan biologi. Sebelum pembelajaran
sudah dipersiapkan rencana pembelajaran serta langkah-langkah dalam kegiatan
pembelajarannya, dengan menggunakan waktu 3 jam pelajaran yaitu 105 menit ( 3
x 35 menit )
1. Kegiatan Pendahuluan
Pembelajaran dimulai dengan kegiatan pendahuluan ( 20 menit) yaitu
dengan mengkondisikan siswa untuk belajar IPA. Pada awal pembelajaran
dilakukan pre tes. Siswa melakukan pre tes dengan hikmat dan tidak banyak
bertanya lagi seperti yang terjadi pada siklus I. Kemudian guru mengadakan
kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya yaitu tentang batuan dan siswa pun
menjawab. Setelahn itu guru bertanya dan mulai mengaitkan dengan materi yang
akan di berikan yaitu tentang proses pembentukan tanah karean pelapukan (
pelapukan kimia, fisika dan biologi ) dan siswa pun menjawab pertanyaan dari
guru dengan pengetahuan awal yang mereka miliki.
Reaksi yang diperlihatkan siswa saat menjawab pertanyaan yang diberikan
guru menunjukan minat belajar yang besar terhadap strategi pembelajaran yang
dilakukan saat ini. Kemudian guru memberikan reward atas jawaban – jawaban
dari siswa dan meluruskan / menambahkan jawaban yang diberikan oleh siswa,
lalu guru memberikan penjelasan mengenai proses pembentukan tanah karena
pelapukan ( pelapukan kimia, fisika dan biologi )
Dari hasil pre tes yang diperoleh dalam siklus II ini, hanya ada beberapa
siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum
memenuhi kriteria berdasarkan KKM dan sebagian lagi telah memenuhi kriteria
KKM atau tuntas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.6 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus II
No Nama Siswa Nilai
Pre Tes
No Nama Siswa Nilai
Pre Tes 1 ADW 60 18 MR 45 2 ASH 70 19 M.AR 65 3 AD 60 20 M.NF 35 4 ALS 65 21 M.RA 40 5 AMS 35 22 M.RR 60 6 ANS 75 23 NW 50 7 AI 40 24 NT 65
8 CK 40 25 RM 30 9 DR 40 26 RD 35 10 ER 30 27 SM 30 11 FN 50 28 SK 56 12 FH 30 29 SM 55 13 GG 40 30 TYP 30 14 GR 50 31 TN 30 15 IS 5 32 WW 30 16 KY 10 33 RA 50 17 LM 50 34 MW 60 Jumlah 1500 Rata - rata 44,12
Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka
nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.
Dari btabel diatas dapat diketahui bahawa dalam pemberian pre tes masih
banyak siswa yang belum tuntas atau dalam kata lain belum memenuhi kriteria
KKM. Dari data yang diperoleh nilai tertinggi yang didapat yaitu 75 dan nilai
terendah yang didapat yaitu 5. Adapun nilai keseluruhan yang didapat sebesar
1500 dengan nilai rata – rata 44,12.
2. Kegiatan Inti
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompok pada
pertemuan sebelumnya kemudian mempersiapkan alat dan bahan yang telah
ditugaskan, suasana menjadi gaduh saat siswa berpindah tempat duduk. Setelah
Susana pembelajaran dapat dikendalikan guru membagi LKS yang berhubungan
dengan materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk membaca perintah /
kesempatan kepada setiap kelompok untuk bertanya tentang kegiatan yang kurang
dimengerti, nampak beberapa siswa antusias untuk bertanya agar dalam kegiatan
yang akan dilakukan mereka tidak mengalami kesulitan. Pertanyaan yang
diajukan setiap kelompok berkisar tentang dimana meraka harus mencari batuan
yang ditumbuhi lumut “ Bu, nyari batu yang ada lumutnya dimana ? harus
banyak Bu nyarinya ? terus batu itu nantinya harus diapain ? “. Setelah guru menjelaskan secara rinci dimana mereka harus mencari batuan yang ditumbuhi
lumut dan langkah selanjutnya yang harus dilakukan terhadap batuan tersebut
akhirnya setiap kelompok mulai mengerti dan meraka nampak antusias sekali
karena dalam kegiatan yang akan dilakukan mereka akan pergi keluar kelas.
Sebelum pergi keluar kelas guru dan siswa terlebih dahulu menyepakati
waktu yang diperlukan untuk mencari batuan yang ditumbuhi lumut yaitu sekitar
15 menit kemudian menentukan tempat berkumpul untuk melakukan percobaan
yaitu di lapang upacara. Langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu guru mengajak
siswa keluar kelas lalu meminta kepada setiap kelompok untuk mencari batuan
yang ditumbuhi lumut untuk membuktikan proses pembentukan tanah akibat
pelapukan biologi di lingkungan sekitar sekolah. Ada sebagian kelompok yang
mencari batuan yang ditumbuhi lumut tersebut di kolam dekat sekolah, dilapang
sepak bola dan disekitar kebun.
Setelah setiap kelompok menemukan batuan yang ditumbuhi lumut
kemudian mereka menuju tempat yang telah disepakati bersama yaitu di sekitar
lapangan upacara. Lalu setiap kelompok melakukan pengamatan dan percobaan
pelapukan biologi,selanjutnya setiap kelompok melakukan diskusi untuk mengisi
LKS yang telah diberikan. Ketika melakukan diskusi kelompok namapak ada
peningkatan dalam segi kerjasama yaitu siswa tidaka lagi bermain – main
walaupun masih ada beberapa yang mengandalakan ketua kelompoknya. Namaun
bila dibandingkan dengan diskusi pada siklus I terjadi peningkatan yang cukup
lumayan. selain itu setiap kelompok juga tidak terlalu banyak bertanya, mereka
sudah cukup mengerti dengan apa yang harus dikerjakan.
Setelah selesai berdiskusi dan mengerjakan LKS setiap kelompok
melaporkan hasil pekerjaanya kepada guru, lalu secara bersama membahas
kegiatan kegiatan yang telah dilakukan bersama dengan LKSnya. Dalam tahap ini
sudah mulai terlihat siswa dalam mengemukakan jawaban dan memberikan
tanggapan terhadap jawaban teman yang lain sudah berani tidak malu lagi dalam
mengemukakan pendapat. Sehingga suasana sedikit seru dan taklupa guru
memberi pujian dan acungan jempol untuk siswa yang berani mengungkapkan
pendapatnya.
Hasil yang diperoleh dari Lembar Kerja Siswa pada siklus ini, semua
kelompok telah memenuhi kriteria KKM. Utuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.7 Data Hasil Pemebelajaran LKS IPA Siklus II
No Kelompok Nilai Keterangan
1 1 ( Mars ) 95 Tuntas
2 2 ( Jupiter ) 70 Tuntas
3 3 ( neptunus ) 80 Tuntas
5 5 ( Merkurius ) 70 Tuntas
6 6 ( Bumi ) 90 Tuntas
Jumlah 490
Rata - rata 81,7
Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka
nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua kelompok pada siklus II ini
semuanya telah memenukhi kriteria KKM. Adapun nilai terendah yang diperoleh
adalah 70 dan nilai terbesar yaitu 95 dengan rata – rata nilai sebesar 81,7.
Untuk lebih jelasnya hasil Lembar Kerja Siswa ( LKS ) setiap kelompok
bisa dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 4.3 Hasil Lembar Kerja siswa ( LKS )
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Kelompok 1 kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
n i l a P e r o l e h a n
3. Kegiatan Penutup
Kemudian setelah kegiatan diskusi selesai guru kemudian mengajak siswa
kembali kedalam kelas. Setelah siswa sudah dikondisikan di tempat duduknya
masing – masing kemudian guru memberikan penguatan secara singkat dengan
mengulas kembalai dan menambahkan hal – hal yang penting tentang proses
pembentukan tanah akibat pelapukan ( pelapukan kimia, fisika dan biologi ).
selanjutnya guru membagikan soal pos tes kepada siswa dengan waktu pengerjaan
yang telah disepakati secara bersama. kemudian siswa mengerjakan soal post tes
yang diberikan , lalu melaporkan hasil pekerjaannya kepada guru. Setelah semua
selesai mengerjakan guru mendampingi siswa untuk membahas soal pos tes yang
telah di berikan. .
Sebelum mengakhiri pembelajaran siswa dan guru menyimpulkan materi
yang telah diberikan. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada masing –
masing kelompok untuk membawakan materi yang diperlukan untuk
pembelajaran IPA pada pertemuan selanjutnya.
Dari hasil pos tes yang diperoleh dalam siklus II ini, hanya ada beberapa
siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum
memenuhi kriteria berdasarkan KKM dan sebagian lagi telah memenuhi kriteria
KKM atau tuntas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.8 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus II
No Nama Siswa Nilai
Pos Tes
No Nama Siswa Nilai
Pos Tes
1 ADW 90 18 MR 90
3 AD 95 20 M.NF 85 4 ALS 50 21 M.RA 90 5 AMS 85 22 M.RR 95 6 ANS 100 23 NW 90 7 AI 90 24 NT 95 8 CK 90 25 RM 75 9 DR 85 26 RD 85 10 ER 75 27 SM 90 11 FN 90 28 SK 90 12 FH 75 29 SM 85 13 GG 75 30 TYP 90 14 GR 95 31 TN 85 15 IS 50 32 WW 90 16 KY 55 33 RA 80 17 LM 75 34 MW 73 Jumlah 2853 Rata - rata 83,9
Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka
nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh dari pos tes
hampir semua siswa telah memenuhi kriteria KKM, hanya ada tiga orang yang
belum tuntas atau belum memenuhi kriteria KKM. Dari data diatas niali tertinggi
yang diperoleh sebesar 100 dan nilai terkecil sebesar 50 dengan nilai keseluruhan
sebesar 2853 dan rata – rata 83,9.
untuk memperjelas kenaikan nilai yang didapat secara keseluruhan pada
siklus I ini baik pre tes maupun pos tes dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No Nama Siswa Nilai IPA Keterangan
Pre Tes Pos Tes
1 ADW 60 90 Tuntas
2 ASH 70 100 Tuntas
3 AD 60 95 Tuntas
4 ALS 65 50 Belum Tuntas
5 AMS 35 85 Tuntas 6 ANS 75 100 Tuntas 7 AI 40 90 Tuntas 8 CK 40 90 Tuntas 9 DS 40 85 Tuntas 10 ER 30 75 Tuntas 11 FN 50 90 Tuntas 12 FH 30 75 Tuntas 13 GG 40 75 Tuntas 14 GR 50 95 Tuntas 15 IS 5 50 Belum Tuntas 16 KY 10 55 Belum Tuntas 17 LM 50 75 Tuntas 18 MR 45 90 Tuntas 19 M.AR 65 95 Tuntas 20 M.NF 35 85 Tuntas 21 M.RA 40 90 Tuntas 22 M.RR 60 95 Tuntas 23 NW 50 90 Tuntas 24 NT 65 95 Tuntas 25 RM 30 75 Tuntas 26 RD 35 85 Tuntas 27 SM 30 90 Tuntas 28 SK 65 90 Belum Tuntas
29 SM 55 85 Tuntas 30 TYP 30 90 Tuntas 31 TN 30 85 Tuntas 32 WW 30 90 Tuntas 33 RA 50 80 Tuntas 34 MW 60 73 Tuntas Jumlah 1500 2853 Rata – rata 44.12 83.9
Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka
nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.
Dari data diatas dapat dilihat dari 34 siswa yang ada di kelas Va SDN 11
lembang 3 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM, sedangkan 31 siswa
memperoleh nilai sesuai dengan kriteria KKM. Adapun nilai rata – rata dari per
tes siklus II yaitu 44,12 dengan nilai terkecil yaitu 5 dan nilai terbesar yaitu 75.
Sedangkan untuk pos tes nilai rata – rata yang diperoleh yaitu 83,9 dengan nilai
terkecil yaitu 50 dan nilai terbesar 100.
Untuk lebih jelasnya hasil dari per tes dan pos tes dari siklus II dapat
Grafik 4.4 Hasil Pre Tes dan Pos Tes Siklus II
ii. c. Observasi Siklus II
kegiatan observasi pada siklus II ini dilakukan selama pelaksanaan
pembelajaran berlangsung. Guru atau peneliti melakukan observasi selama
pembelajaran. Seperti pada siklus sebelumnya observasi juga dibantu oleh wali
kelas yang bertugas menjadi observer untuk mengukur keberhasilan pembelajaran
dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Seluruh hasil
observasi dicatat pada format yang tersedia untuk dijadiakn bahan refleksi guna
mengetahui keberhasilan tahapan pembelajaran dengan menggunakan lingkungan
sekitar sebagi sumber belajar dan upaya perbaikan pada tehap berikutnya.
Pada dasarnya pembelajaran pada siklus II sudah berhasil, hal ini bisa dilihat
dari peningkatan nilai siswa yang naik dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
Akan tetapi pada siklus II ini masih terdapat kekurangan yaitu pada pengalokasian
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Pre tes Pos tes
N i l a i P e r o l e h a n
Hasil Pre Tes dan Pos Tes Siklus II
Pos tes Pre tes
waktu yang melebihi waktu yang telah direncanakan serta dalam diskusi
kelompok masih ada beberapa anak yang bermain dan mengandalkan ketua
kelompoknya.
iii. d. Analisis dan Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru dan observer selama
pembelajaran berlangsung serta wawancara yang dilakukan setelah pembelajaran,
maka secara keseluruhan setiap tahapan pembelajaran terlaksana dengan baik dan
lebih baik lagi dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Refleksi pada siklus II ini
peneliti menemukan beberapa aspek yang menunjukan kelebihan serta kekurangan
yang meliputi :
1. Metode eksperimen yang digunakan ternyata lebih memberikan daya tarik
sehingga ketertarikan mereka terhadap media pembelajaran sangat baik,
apalagi alat yang digunakan untuk kegiatan mudah didapat dan tersedia di
lingkungan sekitar sekolah.
2. Guru sudah lebih baik dalam memotivasi dan memberikan stimulasi siswa
untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat sehingga sudah mulai banyak
siswa yang mulai bertanya dan member tanggapan dalam diskusi.
3. Minat belajar siswa semakin meningkat ditunjukan dengan antusias siswa saat
melakukan eksperimen diluar kelas, saat menjawab pertanyaan dari guru
sehingga suasana pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan.
4. Penggunaan alokasi waktu masih belum optimal terutama setelah melakukan
5. Siswa kurang teliti dalam mengerjakan tes, sehingga masih ada beberapa siswa
yang mendapat nilai di bawah rata – rata ( nilai masih dibawah standar KKM )
Dari penjabaran diatas peneliti mengadakan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan mengadakan perubahan kearah
perbaikan pada siklus selanjutnya yang diantaranya penggunaan alokasi waktu
menekankan siswa tentang pentingnya teamwork dalam suatu kelompok dan juga
guru harus lebih mengingatkan siswa untuk lebih teliti dalam mengerjakan soal.
3.Siklus III
Prosedur pelaksanaan pada siklus III ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan
pada siklus – siklus sebelumnya, yaitu terdiri dari perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Berikut adalah gambaran dari siklus III
a. Perencanaan Siklus III
Rencana siklus III dsusun berdasarkan hasil refleksi dari siklus II yang
dituliskan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang
dilengkapi Lembar Kerja Siswa ( LKS ) yang bertujuan untuk membantu siswa
menemukan konsep yang terkait dengan proses pembentukan tanah. Guru juga
menggunakan alat eksperimen sesuai dengan yang terdapat dalam LKS.
i. b. Pelaksanaan Siklus III
Siklus III ini dilaksanakan pada hari rabu pada tanggal 02 juni 2010,
dengan rencana waktu pada waktu pada waktu pukul 10.00 – 12.00 WIB. Siklus
setelah selesai mengikuti pelajaran olahraga sehingga dalam proses pembelajaran
siswa masih memakai seragam olahraga. Pelaksanaan siklus III ini dilakukan
oleh peneliti yang bertindak sebagai peneliti dan wali kelas sebagai observer
yang memantau jalannya pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
1. Kegiatan Pendahuluan
Pada awal pembelajaran dilakukan pre tes terlebih dahulu seperti pada
siklus – siklus sebelumnya. Dalam pengerjaan pre tes sudah tidak nampak lagi
raut wajah yang bingung, tidak senang atau kecewa hal tersebut dikarenakan
mereka sudah terbiasa dengan pre tes yang di berikan. Setelah selesai
mengerjakan pre tes guru kemudian memberikan apersepsi dengan mengaitkan
materi sebelumnya ( batuan dan proses pembentukan tanah karena pelapukan )
terhadap materi yang akan diajarkan yaitu tentang komposisi dan jenis – jenis
tanah. Nampak dalam apersepsi ketika guru memberikan pertanyaan siswa sudah
tidak ragu lagi dalam menjawab, malah saling berebut untuk mengemukakan
jawaban.
Dari hasil pre tes yang diperoleh dalam siklus III ini, hanya ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum memenuhi kriteria berdasarkan KKM dan sebagian lagi telah memenuhi kriteria KKM atau tuntas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
- Tabel 4.10 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus III
No Nama Siswa Nilai
Pre Tes
No Nama Siswa Nilai
Pre Tes
2 ASH 80 19 M.AR 75 3 AD 70 20 M.NF 68 4 ALS 79 21 M.RA 58 5 AMS 49 22 M.RR 76 6 ANS 97 23 NW 68 7 AI 62 24 NT 94 8 CK 72 25 RM 77 9 DR 59 26 RD 43 10 ER 80 27 SM 81 11 FN 80 28 SK 83 12 FH 52 29 SM 80 13 GG 43 30 TYP 73 14 GR 77 31 TN 53 15 IS 10 32 WW 53 16 KY 43 33 RA 83 17 LM 95 34 MW 74 Jumlah 2351 Rata - rata 69,1
Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka
nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahawa dalam pemberian pre tes sudah
banyak siswa yang telah tuntas atau dalam kata lain telah memenuhi kriteria
KKM. Dari data yang diperoleh nilai tertinggi yang didapat yaitu 97 dan nilai
terendah yang didapat yaitu 10. Adapun nilai keseluruhan yang didapat sebesar
2. Kegiatan Inti
Selanjutnya guru meminta siswa untuk duduk secara berkelompok dan
mengeluarkan alat dan bahan pembelajaran yang telah dirugaskan pada
pertemuan sebelumnya untuk diamati dan siswa diminta untuk mengemukakan
konsep awalnya tentang tanah yang mereka bawa. Kemudian guru memberikan
penjelasan secara singkat tentang materi yang akan diberikan yaitu komposisi
dan jenis – jenis tanah. Ketika guru sedang memberikan penjelasan hampir
semua siswa memperhatikan penjelasan dengan baik dan mereka berani untuk
bertanya ketika ada penjelasan yang tidak dimengerti. “ Bu, contoh tanah lapisan
paling atas itu apa ? bagaimana terjadinya tanah humus ? kenapa tanah liat tidak baik untuk pertanian ? “ dan lain sebainya pertanyaan yang mereka ajukan. Sebelum guru menjawab pertanyaan dari siswa ,guru terlebih dahulu
mempersilahkan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya
apabila ada yang bisa menjawabnya. Dan ada beberpa siswa yang bisa menjawab
pertanyaan dari temannya sehingga guru hanya meluruskan dan menambahkan
jawaban dari siswa tersebut.
Guru kemudian membagikan LKS kepada setiap kelompok dan
menjelaskan langkah kegiatan yang akan dilakukan. Guru member kesempatan
kepada setiap kelompok untuk bertanya tentang langkah kegiatan yang kurang
dimengerti. Akan tetapi semua kelompok tidak ada yang bertanya karena mereka
sudah mengerti dengan apa yang harus dilakukan. selanjutnya guru mengajak
belajar adalah lapangan sepak bola yang ada di belakang sekolah sesuai dengan
kesepakatan bersama.
Setelah berada dilapangan sepak bola guru meminta setiap kelompok
untuk mencari tempat yang strategis dan teduh agar tidak kepanasan. Setiap
kelompok pun melakukan eksperimen dan diskusi tentang pembuktian
komposisi dan jenis – jenis tanah. Dalam kegiatan eksperimen dan diskusi di
siklus III ini sudah tidak nampak lagi siswa yang bermain dan mengandalkan
ketua kelompok, semua siswa ikut aktif dalam kegiatan ini. Mereka rata – rata
sangat senang karena eksperimen yang mereka lakukan berhasil dan bisa
membuktikan komposisi tanah sesuai dengan yang di buku. “ Bu, lihat hasil
percobaan kami berhasil dan ternyata sama dengan yang di buku, lapisan atas berupa tanah humus, lalu lapisan kedua tanah liat, kemudian tanah berpasir dan yang terakhir batuan, Ko bisa ya Bu, ?! “
Setelah setiap kelompok melakukan eksperimen, diskusi dan mengisi LKS
lalu secara bersama – sama guru membahas tentang kegiatan yang telah
dilakukan. Nampak raut wajah yang diperlihatkan setiap kelompok senang
karena jawaban mereka rata – rata benar semua.
Hasil yang diperoleh dari Lembar Kerja Siswa pada siklus ini, semua
kelompok telah memenuhi kriteria KKM. Utuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.11 Data Hasil Pemebelajaran LKS IPA Siklus III
No Kelompok Nilai Keterangan
2 2 ( Jupiter ) 85 Tuntas 3 3 ( Neptunus ) 90 Tuntas 4 4 ( Pluto ) 85 Tuntas 5 5 ( Merkurius ) 90 Tuntas 6 6 ( Bumi ) 95 Tuntas Jumlah 540 Rata - rata 90,0
Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka
nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua kelompok pada siklus III ini
semuanya telah memenukhi kriteria KKM. Adapun nilai terendah yang diperoleh
adalah 85 dan nilai terbesar yaitu 95 dengan rata – rata nilai sebesar 90,0
Untuk lebih jelasnya hasil Lembar Kerja Siswa ( LKS ) setiap kelompok
bisa dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 4.5 Hasil Lembar Kerja siswa ( LKS )
80 82 84 86 88 90 92 94 96
Kelompok 1 kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
N i l a i P e r o l e h a n
3. Kegiatan Penutup
Setelah kegiatan eksperimen selesai, guru kemudian mengajak siswa
kembali kedalam kelas untuk mengerjakan soal pos tes. Hampir semua siswa
bersemangat untuk mengerjakan pos tes karena mereka sudah memahami betul
materi yang di berikan. Setelah semua siswa selesai mengerjakan pos tes
kemudian guru membahas jawaban dari soal pos tes tadi, hampir semua raut
wajah yang diperlihatkan siswa tidak ada yang kecewa, karena mereka yakin
nilainya akan bagus walaupun tidak mencapai 100
Dari hasil pos tes yang diperoleh dalam siklus III ini, hanya ada beberapa
siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum
memenuhi kriteria berdasarkan KKM dan sebagian lagi telah memenuhi kriteria
KKM atau tuntas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.12 Data Hasil Pemebelajaran IPA Siklus III
No Nama Siswa Nilai
Pos Tes
No Nama Siswa Nilai
Pos Tes 1 ADW 94 18 MR 100 2 ASH 100 19 M.AR 90 3 AD 94 20 M.NF 80 4 ALS 93 21 M.RA 85 5 AMS 85 22 M.RR 92 6 ANS 100 23 NW 98 7 AI 92 24 NT 86 8 CK 94 25 RM 100 9 DR 84 26 RD 60 10 ER 92 27 SM 100 11 FN 100 28 SK 94
12 FH 80 29 SM 100 13 GG 70 30 TYP 90 14 GR 100 31 TN 95 15 IS 60 32 WW 95 16 KY 65 33 RA 98 17 LM 100 34 MW 85 Jumlah 3150 Rata - rata 92,46
Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka
nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh dari pos tes
hampir semua siswa telah memenuhi kriteria KKM, hanya ada tiga orang yang
belum tuntas atau belum memenuhi kriteria KKM. Dari data diatas nilai tertinggi
yang diperoleh sebesar 100 dan nilai terkecil sebesar 50 dengan nilai keseluruhan
sebesar 3150 dan rata – rata 92,46
untuk memperjelas kenaikan nilai yang didapat secara keseluruhan pada
siklus III ini baik pre tes maupun pos tes dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.13 Data Kenaikan Pre tes dan Pos tes
No Nama Siswa Nilai IPA Keterangan
Pre Tes Pos Tes
1 ADW 72 94 Tuntas 2 ASH 80 100 Tuntas 3 AD 70 94 Tuntas 4 ALS 79 93 Tuntas 5 AMS 49 95 Tuntas 6 ANS 97 100 Tuntas
7 AI 62 92 Tuntas 8 CK 72 94 Tuntas 9 DS 59 84 Tuntas 10 ER 80 92 Tuntas 11 FN 80 100 Tuntas 12 FH 52 80 Tuntas 13 GG 43 70 Tuntas 14 GR 77 100 Tuntas 15 IS 10 60 Tuntas 16 KY 43 65 Tuntas 17 LM 95 100 Tuntas 18 MR 92 100 Tuntas 19 M.AR 75 90 Tuntas 20 M.NF 68 80 Tuntas 21 M.RA 58 85 Tuntas 22 M.RR 76 92 Tuntas 23 NW 68 98 Tuntas 24 NT 94 86 Tuntas 25 RM 77 100 Tuntas 26 RD 43 60 Tuntas 27 SM 81 100 Tuntas 28 SK 83 94 Tuntas 29 SM 80 100 Tuntas 30 TYP 73 90 Tuntas 31 TN 53 95 Tuntas 32 WW 53 95 Tuntas 33 RA 83 98 Tuntas 34 MW 74 85 Tuntas Jumlah 2351 3150 Rata – rata 69,1 92,46
Catatan : Berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM) yaitu 60, maka
nilai dibawah KKM dinyatakan belum tuntas.
Dari data diatas dapat dilihat dari 34 siswa yang ada di kelas Va SDN 11
lembang, semua siswa memperoleh nilai sesuai dengan kriteria KKM. Adapun
nilai rata – rata dari per tes siklus III yaitu 69,1 dengan nilai terkecil yaitu 10 dan
nilai terbesar yaitu 97. Sedangkan untuk pos tes nilai rata – rata yang diperoleh
yaitu 92,46 dengan nilai terkecil yaitu 50 dan nilai terbesar 100.
Untuk lebih jelasnya hasil dari per tes dan pos tes dari siklus III dapat
dilihat pada grafik berikut :
Grafik 4.5 Hasil Pre Tes dan Pos Tes Siklus III
i. c. Observasi Siklus III
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Pre tes Pos tes
N i l a i P e r o l e h a n
Hasil Pre Tes dan Pos Tes Siklus III
Pos tes Pre tes
Sama dengan dua siklus sebelumnya, observasi pada siklus III ini
dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Guru atau peneliti
melakukan observasi selama pembelajaran dengan menggunakan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar. Seluruh hasil observasi dicatat pada format yang
tersedia untuk dijadikan bahan refleksi guna mengetahui keberhasilan tahapan
pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar
yang telah dilaksanakan.
ii. d. Analisis dan Refleksi Siklus III
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru dan observer selama
pembelajaran berlangsung serta wawancara yang dilakukan setelah pembelajaran,
maka secara keseluruhan setiap tahapan pembelajaran telah terlaksana dengan
baik dan lebih baik lagi dibandingkan dengan siklus – siklus sebelumnya. Refleksi
dari siklus ini, peneliti menemukan beberapa aspek yang menunjukan kelebihan,
yang meliputi :
1. Metode eksperimen yang digunakan ternyata lebih memberikan daya tarik,
sehingga ketertarikan mereka terhadap media pembelajaran sangat baik.
Apaliagi alat dan bahan yang digunakn dapat ditemukan di lingkungan sekitar
dengan mudah.
2. Minat belajar siswa semakin meningkat, dir\tunjukan dengan antusias siswa
saat melakukan eksperimen, diskusi kelompok dan saat menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru maupun menanggapi jawaban dari temannya.
3. Penggunaan alokasi waktu sudah sesuai dengan perencanaan
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Perencanaan pengajaran yang ditetapkan pada dasarnya dapat
dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan harapan. hal tersebut menunjukan bahwa
rencana yang ditetapkan relevan dengan kondisi yang ada. Materi yang harus
disampaikan dapat tersampaikan dengan optimal, minat belajar siswa terhadap
belajar IPA pun menjadi lebih baik. Namun ada beberapa hal yang menarik untuk
dikaji dalam perencanaan pengajaran ini.
Perencanaan pengajaran memang pada dasasrnya harus memiliki
perbedaan yang baik yang terkait dengan media, pendekatan lainnya karena
pengajaran yang akan dilakukan memiliki materi yang berbeda. Perbedaan materi
akan memberikan perbedaan terhadap pendekatan yang harus dilakukan oleh
guru, sehingga guru hendaknya mampu mengkondisikan rencana pengajaran yang
mampu membawa siswanya agar mereka dapat dengan cepat memahami materi
yang akan disampaikan.
Selain itu metode dan media yang digunakan sangat berpengaruh terhadap
pemahaman siswa terhadap materi dengan demikian, hendaknya seorang guru
memiliki kemampuan yang tinggi dalam menentukan dan menetapkan metode dan
media pengajaran sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan materi dan
siswa dalam memahami materi secara mendalam.
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil tes tertulis siswa baik
pre tes maupun pos tes, Lembar Kerja Siswa, observasi aktivitas siswa, observasi
Seluruh data yang diperoleh kemudian diolah dan ditafsirkan untuk dianalisis
pada pembahasan.
1. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah menerima pengalaman – pengalaman belajarnya ( Sudjana,N. 1995 : 22 )
Hasil belajar merupakan indikator yang paling mudah untuk menentukan dan
mengetahui serta menilai tingkat prestasi atau keberhasilan belajar siswa. Dalam
penelitian ini hasil belajar yang ingin diukur dan dicapai adalah pemahaman dan
peningkatan hasil belajar siswa terhadap konsep proses pembentukan tanah pada
pelajaran IPA. Oleh karena itu hasil belajar sangat tergantung pada proses belajar
mengajar, karena hasil pembelajaran terlihat setelah di berikan perlakuan pada
proses belajar yang dianggap sebagai proses pemberian pengalaman belajar.
a. Pre Tes dan Pos Tes
. Dalam penelitian ini hasil Pre tes siswa diperoleh gambaran bahwa
terjadi peningkatan pada setiap siklus pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14 Skor Pre tes Siswa
Hasil Pretes Siklus I Siklus II Siklus III
Mean 41,1 44,12 69,0
IPK 41,1 44,12 69,0
Kriteria Rendah Rendah Sedang
Berdasarkan pre tes siklus I, menandakan bahwa hasil belajar siswa
belajar mempunyai kriteria rendah dengan IPK 41,1 pada siklus II terjadi
peningkatan yang tidak terlalu tinggi dengan kriteria rendah dan mempunyai IPK
44,12 sedangkan pada siklus terakhir terjadi peningkatan yang cukup tinggi
dengan kriteria sedang yang mempunyai IPK 69,0. Dengan demikian dari tabel
4.14 tampak terjadi peningkatan skor pre tes siswa pada setiap siklus
pembelajaran.
Untuk melihat perbandingan skor pre tes siswa pada setiap siklus dapat
dilihat pada grafik 4.6 dibawah ini.
Grafik 4.6 Skor Pre Tes Siswa
Sehingga dapat dikatakan bahwa skor siswa meningkat pada setiap
siklusnya sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan lingkungan. sekitar
sebagai sumber belajar. Peningkatan juga terjadi pada hasil pos tes setiap siklus.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini :
Tabel 4.15 Skor Pos tes Siswa
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Siklus I Siklus II Siklus III
n i a l i p e r o l e h a n
Skor Pre Tes Siswa
Mean IPK
Hasil Postes Siklus I Siklus II Siklus III
Mean 75,0 83,9 92,6
IPK 75,0 83,9 92,6
Kriteria Tinggi Tinggi Sangat tinggi
Pada tabel tersebut tampak bahwa hasil pos tes siswa mengalami
peningkatan pada setiap siklusnya baik itu pada saat siklus I, siklus II maupun
siklus III. Pada siklus I IPK yang diperoleh sebesar 75,0 dengan kriteria tinggi
kemudian terjadi peningkatan pada siklus II dengan IPK 83,9 yang mempunyai
kriteria tinggi sedangkan untuk siklus III kriteria yang diperoleh yaitu sangat
tinggi dengan IPK 92,6. Peningkatan skor pos tes dari siklus I,Siklus II maupun
siklus III dapat dilihat pada perbandingan perubahan skor pos tes siswa pada
setiap tindakan dapat dilihat pada grafik 4.7 berikut ini :
Grafik 4.7 Skor Pos Tes Siswa
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Siklus I Siklus II Siklus III
N i l a i P e r o l e h a n
Skor Pos Tes Siswa
Mean IPK
Untuk melihat perbandingan kenaikan skor hasil tes antara siklus I, siklus II maupun siklus III sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan lingkungan dapat terlihat pada grafik 4.8 berikut ini :
Grafik 4.8 Perbandingan Hasil Pre tes dan Pos tes Siswa
Grafik 4.8 ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan antara skor prê tes
dan pos tes pada setiap siklus yang dilakukan. Untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan pendekatan
lingkungan ,aka ditentukan gain dari setiap siklus pembelajaran dengan mencari
selisih antara skor prets dan postes siswa. Besarnya gain pada setiap siklus
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini
Tabel 4.16 Perbandingan Gain Setiap Siklus
Hasil Siklus I Siklus II Siklus III
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Siklus I Siklus II Siklus III
N i l a i P e r o l e h a n
Skor Pre tes dan Pos tes
Pretes Postes
Rata – rata Hitung Skor Pre tes 41,1 44,1 69,0
Rata – rata Hitung Skor Pos tes 75,0 83,9 92,6
Gain 33,9 39.8 23.6
Kemudian dari dat tabel 4.16 tersebut dibuat kedalam bentuk grafik untuk
memperjelas gambaran peningkatan yang terjadi dan dapat dilihat pada grafik 4.9
berikut ini :
Grafik 4.9 Peningkatan Hasil Pembelajaran Siswa b. Hasil Lembar Kerja Siswa
LKS dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengaplikasikan konsep – konsep yang telah dikuasainya. Data yang diperoleh
dari LKS ini digunakan sebagai patokan untuk merancang dan melaksanakan
tindakan pembelajaran. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Siklus I Siklus II Siklus III
N i l a i P e r o l e h a n
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
pretes Postes Gain
Pada penelitian ini digunakan alat pembelajaran yakni Lembar Kerja
Siswa ( LKS ) pada setiap tindakan. LKS ini digunakan sebagai acuan siswa
dalam melakukan eksperimen atau percobaan dan dilengkapi dengan pertanyaan –
pertanyaan terkait dengan percobaan. Pengerjaan LKS dilakukan secara
berkelompok dan dilaksanakan pada tahap pembentukan atau pengembangan
konsep. Hasil skor LKS siswa pada siklus I diperoleh IPK 75,0 dengan kriteria
tinggi untuk siklus II diperoleh IPK 81,7 deengan kriteria tinggi dan unutk siklus
III diperoleh IPK 90,0 dengan IPK sangat tinggi. Untuk bentuk dan rincian skor
tiap kelompok siswa dapat dilihat pada format terlampir. Untuk lebih jelasnya
data skor yang diperoleh siswa pada pengerjaan LKS dapat dilihat pada tabel 4.17
berikut ini :
Tabel 4.17 Skor Lembar Kerja Siswa ( LKS )
Hasil Observasi Siklus I Siklus II Siklus III
Mean 75,0 81,7 90,0
IPK 75,0 81,7 90,0
Kriteria Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
Data tersebut kemudian diubah ke dalam grafik agar lebih memperjelas
peningkatan skor LKS yang diperoleh siswa dan dapat dilihat pada grafik 4.10
Grafik 4.10 Peningkatan Hasil Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 2. Hasil observasi
Lembar observasi merupakan salah satu instrument yang digunakan dalam
penelitian ini yang telh dirancang dan disususn untuk mengumpulkan data selama
proses pembelajaran berlangsung oleh observer. Observasi dalam penelitian ini
bersifat kualitatif yang disusun untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama
kegiatan pembelajaran.
a.Observasi Siswa
Hasil observasi mengenai aktifitas siswa selama pembelajaran
menunjukan peningkatan. Dimana pada siklus I IPK aktivitas siswa sebesar 75,0
dengan kriteria tinggi, untuk siklus II IPK yang diperoleh yaitu sebesar 86,5
dengan kriteria tinggi dan yang untuk siklus III IPK yang diperoleh sebesar 96
dengan kriteria sangat tinggi. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel dibawah ini :
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Siklus I Siklus II Siklus III
n i l a i p e r o l e h a n
Peningkatan Hasil Lembar Kerja Siswa
Mean IPK
Tabel 4.18 Skor Observasi Aktivitas Siswa
Hasil Observasi Siklus I Siklus II Siklus III
Mean 3,0 3,46 3,4
IPK 75,0 86,5 96
Kriteria Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
Untuk lebih jelasnya tabel tersebut diubah kedalam bentuk grafik dan
dapat dilihat pada grafik 4.11 berikut ini :
Grafik 4.11 Peningkatan Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran a. Observasi Guru
Hasil observasi mengenai aktivitas guru selama pembelajaran menunjukan
peningkatan. Dimana pada siklus I IPK yang diperoleh untuk aktivitas guru yaitu
sebesar 82,5 dengan kriteria tinggi, untuk siklus II IPK yang diperoleh yaitu
sebesar 91,5 dengan kriteria sangat tinggi dan untuk siklus yang terakhir yaitu IPK
0 20 40 60 80 100 120
Siklus I Siklus II Siklus III
n il a i p e ro le h a n
Peningkatan Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran
Mean IPK
yang diperoleh sebesar 98,25 dengan kriteria sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.19 Skor Observasi Aktivitas Guru
Hasil Observasi Siklus I Siklus II Siklus III
Mean 3,25 3,65 3,93
IPK 81,25 90,75 98,25
Kriteria Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Untuk lebih jelasnya tabel tersebut diubah kedalam bentuk grafik dan
dapat dilihat pada grafik 4.12 berikut ini :
Grafik 4.12 Peningkatan Aktivitas Guru Selama Pembelajaran
0 20 40 60 80 100 120
Siklus I Siklus II Siklus III
n i a l i p e r o l e h a n
Peningkatan Aktivitas Guru Selama Pembelajaran
Mean IPK
3.Hasil Wawancara
Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu didalam maupun
diluar kelas. Pedoman wawancara ini dibuat untuk memperoleh data – data dan
informasi mengenai situasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada
pembelajaran konsep dan pendekatan yang diterapkan serta mengetahui motivasi
belajar siswa dan untuk meningkatkan hasil pemahamannya.
a. Wawancara dengan Siswa
Pelaksanaan wawancara siklus I, siklus II maupn siklus III dilakukan
setelah pelaksanaan pembelajaran selesai. Berdasarkan hasil wawancara secara
umum sesungguhnya mereka merasa senang dan bersemangat melakukan
pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar. Secara keseluruhan juga mereka tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tes tapi hasil yang diperoleh belum memuaskan dalam siklus awal
akan tetapi dalam siklus selanjutnya mereka sudah tidak terlalu mengalami
kesulitan lagi. Mereka pun rata – rata senang dalam melakukan diskusi
kelompok, berani berbicara saat guru memberikan stimulus, dan mereka merasa
apa yang mereka lakukan sangat bermanfaat. Selain itu mereka juga sangat
antusias ketika mereka tau bahwa dalam kegiatan pembelajaran kali ini akan
dilakukan percobaan atau eksperimen apalagi jika belajarnya diluar kelas
Dari penjabaran diatas terlihat bahwa motivasi siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan sekitar sebagai sumber
1. Wawancara Dengan Guru
Pelaksanaan wawancara dengan observer atau guru kelas yang memantau
seluruh aktivitas pembelajaran siklus I, siklus II dan juga siklus III dilakukan
setelah kegiatan pembelajaran selesai dilakukan. Secara umum aktivitas belajar
siswa sudah lebih baik dan aktif, selain itu siswa lebih antusias dalam
pembelajaran. Namun masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki oleh guru
ketika di siklus I yaitu kurang menguasainya kelas sehingga siswa mudah sekali
untuk ribut dan alokasi waktu yang digunakan melibihi waktu yang telah
direncanakan. Akan tetapi pada siklus selanjutnya siklus II dan siklus III sudah
terjadi peningkatan, peneliti sudah bisa menguasi kelas dan alokasi waktu pun
sudah sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu observer juga melihat
kelebihan dari pembelajaran yang dilakukan yaitu bahwa kegiatan pembelajaran
dengan mengajak siswa keluar kelas lebih meningkat dari biasanya dan hasil
belajar yang diperoleh siswa pun terjadi peningkatan yang sangat signifikan hal
ini bisa dilihat dari data hasil belajar siswa yangpada setiap siklusnya terus