• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES BEBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK SISWA SMA KELAS X.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES BEBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK SISWA SMA KELAS X."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

TIK SISWA SMA KELAS X

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh RIDWAN

0608521

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ridwan, 2013

PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN EXAMPLES NON

EXAMPLES BERBANTUAN

MULTIMEDIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK

SISWA SMA KELAS X

Oleh Ridwan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ridwan 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

RIDWAN 0608521

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR TIK SISWA SMA KELAS X

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I,

Drs. Waslaluddin, M.T NIP 196302071991031002

Pembimbing II,

Dr. Dedi Rohendi, M.T NIP 19675241993021001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

(4)

Ridwan, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES BEBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

TIK SISWA SMA KELAS X

Oleh : Ridwan 0608521 ABSTRAK

Penelitian dilatarbelakangi oleh masih dianggapnya pelajaran TIK itu identik dengan praktek yang berdampak pada rendahnya nilai kognitif siswa apabila diberikan pengajaran secara teori. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Bagaimana pengembangan media pembelajaran yang akan digunakan untuk model pembelajaran Examples Non Examples, 2) Mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model Examples Non Examples lebih baik daripada pembelajaran konvensional, dan 3) Mengetahui apakah penerapan model Examples Non Examples memberikan peningkatan hasil belajar siswa daripada dengan pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Pre Eksperimental Design dengan disain Pretest Posttest Nonequivalent Control Group Design. Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan tes berupa pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai kognitif setelah pembelajaran dengan model Examples Non Examples. Data hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata nilai pretes kelas eksperimen sebesar 61,56 dan rata-rata nilai pretes kelas kontrol sebesar 61,94. Sedangkan data hasil postes kelas eksperimen diperoleh rata-rata nilai sebesar 81,28 dan rata-rata nilai postes kelas kontrol sebesar 75,69. Pengujian hiipotesis dengan menggunakan uji –t menunjukan thitung > ttabel, 4,1324 > 1,9908 artinya H0 ditolak. Dari data tersebut, diperoleh indeks <g> sebesar 0,49 untuk kelas eksperimen dan 0,35 untuk kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Examples Non Examples lebih baik peningkatan hasil belajar siswa daripada pembelajaran konvensional dalam pelajaran TIK.

(5)

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

APPLICATION OF EXAMPLES NON EXAMPLES LEARNING MODEL ASSISTED MULTIMEDIA TO IMPROVE STUDENT LEARNING

OUTCOMES ICT High School CLASS X

Oleh : Ridwan 0608521

ABSTRACT

The research is motivated by the ICT lesson still considered synonymous with the practice

adversely affects the cognitive value if students are given instruction in theory. This study aims to 1) How does the development of instructional media that will be used for non Examples Examples learning model, 2) Knowing the student learning outcomes using models Non Examples Examples are better than conventional learning, and 3) determine whether the application of Non Examples Examples models provide improved results student learning than with conventional learning. The method used is the method of Pre

Experimental Design to design Nonequivalent pretest posttest control group design. To collect the data was a multiple choice test. The results showed an increase in cognitive scores after learning model with non Examples Examples. Data survey results revealed that the average pretest score of 61.56 and the experimental class average pretest value control class is 61.94. While outcome data posttest experimental class gained an average value of 81.28 and an average value of 75.69 posttest control class. Hypothesis testing using t-test

showed t > ttable, 4.1324 > 1.9908 means that H0 is rejected. From these data, obtained <g> index of 0.49 to 0.35 for the experimental class and the control class. It can be concluded that the application of Model Examples Non-Examples better improving student learning outcomes than conventional learning in ICT lessons.

(6)

Ridwan, 2013

E. Definisi Operasional ... 6

F. Hipotesis ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Model Pembelajaran ... 8

B. Model Examples Non Examples ... 9

C. Media Pembelajaran ... 12

D. Hasil Belajar ... 15

E. Pembelajaran TIK ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. Metode Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 21

C. Instrumen Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian ... 29

E. Teknik Pengolahan Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Pengembangan Media Pembelajaran ... 36

B. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 43

C. Analisis Data Hasil Penelitian ... 46

D. Hasil Analsis Data Indeks Gain ... 53

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(7)

iii

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Desain penelitian ... 21

3.2. Tingkat Pencapaian Validasi Media ... 25

3.3. Interpretasi Nilai Koefisien Validasi ... 26

3.4. Interpretasi Derajat Realibilitas ... 27

3.5. Interpretasi daya pembeda ... 27

3.6. Interpretasi Daya Pembeda ... 29

4.1. Tabel Validasi ... 42

4.2. Data Validitas Soal Pretes dan Postes ... 44

4.3. Data Tingkat Kesukaran Soal Pretes dan Postes ... 45

4.4. Data Tingkat Kesukaran Soal Pretes dan Postes ... 45

4.5. Rata-Rata Nilai Pretes ... 46

4.6. Hasil Analiss Normalitas Data Pretes ... 47

4.7. Uji Homogenitas Variansi Pretes ... 48

4.8. Uji Kesamaan Dua Rerata Pretes ... 49

4.9. Deskripsi Data Hasil Postes ... 50

4.10. Hasil Analisis Normalistas Data Postes ... 51

4.11. Uji Homogenitas Variansi Postes ... 52

4.12. Uji Kesamaan Dua Rerata Postes ... 53

4.13. Hasil Indeks Gain Tes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 53

(8)

iv

Ridwan, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1. Efektifitas Model Pembelajaran ... 2

3.1. Rumus Validitas ... 26

3.2. Rumus Realibilitas ... 27

3.3. Rumus Indeks Kesukaran ... 28

3.4. Daya Pembeda ... 28

3.5 bagan Alur Penelitian ... 31

3.6. Rumus Chi Kuadrat ... 32

3.7. Rumus Homogenitas ... 33

3.8. Rumus Gain ... 34

3.9. Rumus Gain Ternormalisasi ... 35

4.1.Diagram alir ... 37

4.2. Diagram Alir Submenu Input ... 37

4.3. Diagram Alir Submenu Proses ... 37

4.4. Diagram Alir Submenu Output ... 38

4.5. Rancangan Halaman Depan ... 38

4.6. Rancangan Halaman Menu Utama ... 39

4.7. Rancangan Materi Pelajaran ... 39

4.8. Rancangan Latihan ... 40

4.9. Menu Utama ... 41

4.10. Menu Alur ... 41

(9)

v

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.12. Latihan ... 42

4.13. Grafik Hasil Indeks Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 54

4.14. Grafik Rata-Rata Indeks Gain Ternormalisasi ... 55

4.15 Profil Kognitif Kelas Kontrol ... 56

(10)

1

Ridwan, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan. Karena pendidikan itu adalah kegiatan informasi. Bahkan dengan pendidikan itulah, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat disebarluaskan secara turun temurun kepada generasi selanjutnya. Sehingga pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan di dunia, khususnya Indonesia. Usaha pemerintah untuk mewujudkan peningkatan kualitas manusia Indonesia salah satunya adalah dengan meningkatkan pembangunan pada sektor pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasioanal yang berbunyi :

“Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional)”

(11)

2

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Reading Hearing Words Looking at Pictures

Watching a Video

Watching a Demonstration Seeing it Done on Location Participating in a Discussion

Gambar 1.1 Efektifitas model pembelajaran.

Dengan melihat Gambar 1.1 di atas, terlihat bahwa siswa akan lebih bisa menerima pembelajaran, ketika siswa tersebut ikut terlibat secara aktif dalam proses. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian untuk menentukan model pembelajaran apa yang sebaiknya digunakan agar siswa dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Apabila masalah ini tidak diteliti, maka kerugian yang mungkin akan timbul :

1. Guru akan menjadi pusat perhatian dari siswa untuk dijadikan sumber belajar, sehingga proses pembelajaran akan selalu monoton.

2. Kemampuan berpikir dan kreativitas siswa tidak akan berkembang karena siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat atas situasi yang terjadi, dan siswa akan merasakan kebingungan ketika mendapatatkan masalah yang sama di dunia nyata.

(12)

3

Ridwan, 2013

sekolah. Dengan memanfaatkan teknologi itu, guru dan siswa memungkinkan daya pikir serta kreativitasnya dapat berkembang dengan pesat.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang

kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut.

Salah satumatapelajaran di sekolah yang

mengharuskanparasiswanyauntukmelakukankegiatandoing the real thingadalahmatapelajaranTeknologiInformasidanKomunikasi

(TIK).Untukmembangunkecakapan / keterampilansiswa di abad 21 (21st century skills), parasiswaperlumenguasaibeberapaketerampilanberupakreatifitasdaninovasi, komunikasidankolaborasi, kemampuanmenelitidanmelekinformasi, berfikirkritis, pemecahanmasalah (problem solving) danmembuatkeputusankewarganegaraan digital (digital citizenship) sertakonsepdanpengoperasianteknologi (NETS, dalam Gora, 2010).

Mata pelajaran TeknologiInformasidanKomunikasiperlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai siswa sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas.

(13)

4

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi

2. Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi

3. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

4. Menghargai karya cipta di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dalamsilabuskelas X SMAterdapat materi tentang menghidupkan dan mematikan komputer sesuai prosedur baku, perangkat keras dan lunak komputer, sistem operasi, alat input dan outputyang berkaitan dengan informasi, jaringan telekomunikasi, etika moral dalam penggunaan TIK, K3 dalam penggunaan TIK, dan Microsoft Office.Terlihatdarimateri di atas, pembelajaran TIK yang baikadalahdenganmelakukanpraktek di laboratorium.

Terdapat banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan kepada parasiswa. Salah satu model pembelajaran yang cocok dengan keadaan di atasadalah model pembelajaran Examples Non Examples. Model pembelajaran ini adalah salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang membuat siswa berperan aktif dalam mencari materi sendiri pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia seperti buku.

Examples Non Examplesadalah sebuah model pembelajaran yang akan membantu siswa lebih aktif dan cepat memahami konsep materi yang diberikan. Dengan menerapkan model ini, diharapkan dapat diciptakan suatu proses pembelajaran dimana siswa dapat belajar dengan mengingat informasi dari suatu bahan bacaan, dan dapat membantu guru untuk mengaktifkan kemampuan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Sehingga, siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat mengaitkan pelajaran yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.

(14)

5

Ridwan, 2013

model pembelajarankooperatif learning dapatmeningkatkan: 1) Hasilbelajarakademik; 2) Penerimaanterhadapperbedaanindividu; 3) sertaMeningkatkanpengembanganketrampilan sosial.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk memberi judul penelitian ini sebagai berikut :

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON

EXAMPLES BERBANTUANMULTIMEDIAUNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR TIK SISWA SMA KELAS X “

B. Rumusan Masalah

Adapun lingkup permasalahan yang diambil oleh penulis adalah :

1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran yang akan digunakan untuk model pembelajaran Examples Non Examples?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diterapkan model Examples Non Exampleslebih baik daripada pembelajaran konvensional?

3. Apakah hasil belajar siswa yang diterapkan model Examples Non Examples peningkatan hasil belajarnya lebih baik daripada pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan media pembelajaran yang akan digunakan untuk model Examples Non Examples.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diterapkan model Examples Non Exampleslebih baik daripada pembelajaran konvensional.

(15)

6

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Guru

Memberikan motivasi kepada guru dan calon guru untuk memperkaya model pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi Siswa

Pembelajaran inovatif yang akan mampu membawa perubahan belajar bagi siswa. Pembelajaran lama telah usang karena dipandang hanya berkutat pada metode mulut. Siswa sangat tidak nyaman dengan metode mulut. Sebaliknya, siswa akan nyaman dengan pembelajaran yang sesuai dengan pribadi siswa saat ini. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Peneliti

Memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil belajar siswa terkait dengan penggunaan model Examples Non Examplesdalam pembelajaran TIK siswa kelas X SMA.

E. DEFINISI OPERASIONAL

Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini, dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian sehingga akan memperoleh kejelasan aspek-aspek yang diteliti serta memudahkan dalam proses pengumpulan data. Istilah-istilah tersebut adalah:

(16)

non-7

Ridwan, 2013

examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

2. Hasil Belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa ditunjukkan melalui respon terhadap pretes dengan postes. Hasil belajar ini ada dalam ranah kognitif yaitu C1 (Hafalan), C2 (Pemahaman) dan C3 (Penerapan).

F. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti kebenarannya melalui data yang terkumpul. Melalui penelitian ilmiah, hipotesis akan dinyatakan ditolak atau diterima.

(17)

20

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Desain Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997). Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen (Quasi Eksperimental Design). Metode Quasi Eksperimen merupakan metode penelitian yang mendekati percobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol semua variabel yang relevan, harus ada kompromi dalam menentukan validitas internal dan eksternal sesuai dengan batasan-batasan yang ada. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Mohammad Ali (1993), Quasi eksperimen merupakan suatu bentuk eksperimen dengan ciri utamanya tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada dan dalam hal ini adalah kelas biasa.

Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sudjana (2007), yang mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

“Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel prediktor (independet variabel) sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependent variabel) sering disebut notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas.”

Mengacu pada penjelasan tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan model Examples Non Examples ditempatkan sebagai variabel bebas, sedangkan hasil belajar siswa ditempatkan sebagai variabel terikat.

(18)

21

Ridwan, 2013

tidak dipilih secara random. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Example Non Examples diukur dari perbedaan antara pengukuran awal berupa tes awal (O1) dan pengukuran berupa tes akhir (O2). Secara bagan, desain yang digunakan pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tes Awal Perlakuan

(Variabel Bebas) Tes Akhir

O1 O1

X O2

O2

Keterangan :

O1 = Tes yang diberikan sebelum kegiatan belajar. O2 = Tes yang diberikan setelah kegiatan belajar.

X = pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran Examples Non Examples

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

(19)

22

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk menilai dan mengetahui kekhasan seluruh subjek penelitian (populasi) serta pengaruh yang timbul akibat suatu perlakuan khusus terhadapnya. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Non-Probability Sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) [ada setiap anggota populasi untuk dijadika sampel (Sugiyono, 2008).

Teknik Non-Probability Sampling yang digunakan adalah menggunakan Purposive Sampling atau sampling pertimbangan. Pengertian Purposive Sampling ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu (Riduwan, 2008).

C. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2008).

Instrument penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode (Arikunto, 2006). Salah satu tujuan dibuatnya instrument adalah untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini.

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Pengembangan Media Pembelajaran

a. Tahap Analisis

(20)

23

Ridwan, 2013

pada tahapan ini yaitu analisis umum seperti studi pustaka dan observasi, analisis pengguna, analisis kebutuhan perangkat lunak dan analisis kebutuhan perangkat keras.

b. Tahap Desain

Tahap desain ini bertujuan untuk mengembangkan desain pembelajaran sehingga menghasilkan silabus sebagai dasar dalam mengembangkan media pembelajaran (Mardika, 2008:13) pada tahapan ini, proses perancangan atau desain media terdiri dari flowchart atau diagram alir, storyboard dan desain antarmuka.

1.Diagram Alir

Flowchart atau diagram alir merupakan penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan prosedur dari suatu program (Sudarsono, 2005:1). Lebi lanjut lagi, Sudarsono (2005:5) menjelaskan flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah prosedur atau program sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Pada flowchart digunakan simbol-simbol khusus untuk menggambarkan urutan-urutan prosedur dari suatu program.

2.Storyboard

Storyboard merupakan deskripsi dari setiap scene yang secara jelas menjelaskan atau menggambarkan objek media serta perilakunya yang meliputi tampilan audio, visual, durasi beserta keterangan-keterangan lain yang diperlukan sehinga gambaran media yang akan dikembangkan dapat dilihat dengan jelas (Yessica, 2008:43)

3.Rancangan Antarmuka

(21)

24

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Yang terpenting dalam merancang dan membangun antarmuka adalah kemudahan dalam memakai atau menjalankan sistem, interaktif dam komunikatif (Maedi, 2009)

c. Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan merupakan tahap produksi pembuatan media. Pada tahapan ini pengembangan media dilakukan sesuai dengan Flowchart, Storyboard dam desain antarmuka yang telah dibuat sebelumnya. Setelah media dikembangkan maka selanjutnya media akan divalidasi oleh ahli yang mengetahui kelayakan media pembelajaran. Selain untuk mengetahui kelayakan, validasi juga digunakan sebagai acuan dalam proses perbaikan media pembelajaran. Untuk menentukan tingkat validitas media digunakan skala pengukuran skala rating. Agar digunakan sesuai maksud penelitian maka data kualitatif dirubah terlebih dahulu menjadi data kuantitatif berdasarkan bobot skor yang telah ditetapkan yaitu satu, dua, tiga dan empat (Gonia, 2009:50). Selanjutnya data kuantitatif tersebut diproses dengan rumus berikut :

(Sugiyono, 2009:99) Keterangan :

P = Angka persentase

(22)

25

Ridwan, 2013

Tabel 3.2

Tingkat Pencapaian Validasi Media

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

90% - 100% mengetahui daya tarik media yang dikembangkan serta untuk memperoleh data yang diinginkan dari siswa seperti skor tes (Mardika, 2008:14)

2. Tes

Pada penelitian ini tes yang digunakan berupa tes formatif berupa butir-butir soal pilihan ganda yang relevan dengan kompetensi dasar. Tes terdiri atas tes awal (pretes) dan tes akhir (postes).

Instrument penelitian yang digunakan berupa butir-butir soal yang relevan dengan kompetensi dasar. Terdiri atas PreTest dan PostTest. Bentuk instrumen terbagi atas test pilihan ganda (Teori) untuk mengukur pengetahuan deklaratif.

Untuk mengetahui sejauh mana kualitas suatu instrumen tes, harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi, instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

a. Validitas

(23)

26

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Cara mengetahui validitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Adapun rumus untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

Gambar 3.1 (Arikunto, 2002) Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi (koefisien validitas).

N : Jumlah Subjek.

ΣX : Jumlah skor setiap butir soal (jawaban yang benar). ΣX2

: Jumlah kuadarat dari skor setiap butir soal. ΣY : Jumlah skor total.

ΣY2

: Jumlah kuadrat skor total.

Menurut Sugiyono (2007) untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefesien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada Tabel berikut :

Tabel 3.3

Interpretasi Nilai Koefisien Validasi

Koefisien Kolerasi Kriteria Validitas

, ≤ rxy < 1,00 Sangat Tinggi

(24)

27

Ridwan, 2013

berbeda/ Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan untuk mengukur objek yang sama berulang-ulang hasilnya relatif sama (Arikunto, 2009). Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Spearman Brown (teknik belah dua). Dalam menghitung realibilitas dengan teknik ini peneliti melalui langkah yaitu membuat tabel analisi butir soal. Kemudian dari analisis ini skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal, yaitu soal ganjil-genap.

Gambar 3.2

Keterangan :

r

: Reliabilitas tes secara keseluruhan.

n

: Banyak subyek

x

1 : kelompok data belahan pertama

x

2 : kelompok data belahan kedua

Interpretasi derajat reliabilitas disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Derajat Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Kriteria 0,80 < r11≤ , Validitas sangat tinggi 0,60 < r11≤ , Validitas tinggi 0,40 < r11≤ , Validitas Sedang 0,20 < r11≤ , Validitas rendah 0,00 < r11≤ , Validitas sangat rendah

c. Indeks Kesukaran

(25)

28

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Derajat kesukaran tiap butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran (Arikunto, 2009).

Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tiap butir soal adalah sebagai berikut :

Gambar 3.3

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran.

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar. JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Interpretasi indeks kesukaran disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.5

Interpretasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran IK=0,00 Terlalu Sukar

, <IK≤ , Sukar

, <IK≤ , Sedang

0,70<IK<1,00 Mudah IK=1,00 Terlalu Mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal tersebut untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009).

Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya adalah sebagai berikut:

(26)

29

Ridwan, 2013

Gambar 3.4

Keterangan:

DP = Daya Pembeda

JBA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar JBB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JSA = Jumlah siswa kelompok atas

Interpretasi daya pembeda disajikan dalam table berikut:

Tabel 3.6

Interpretasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi

DP≤ , Sangat Jelek

, <DP≤ , Jelek

, <DP≤ , Cukup

, <DP≤ , Baik

, <DP≤ , Sangat Baik

D. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini adalah :

a. Studi literature mengenai model pembelajaran Examples Non Examples. b. Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data

(27)

30

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Sebelum mengadakan tes, terlebih dahulu dilakukan validitas oleh pembimbing terhadap instrument yang disusun. Kemudian instrument diujicobakan dan dianalisis untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam mengerjakan soal serta untuk mengetahui reliabilitas tes.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan di SMA Negeri 14 Bandung. Tahap ini dilakukan dalam beberapa tahapan dan setiap tahapannya terdapat langkah sebagai berikut :

a. Melakukan pretest di kelas eksperimen dan kontrol diawal pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa.

b. Pelaksanaan belajar mengajar dengan model pembelajaran Examples Non Examples di kelas eksperimen. Adapun langkah-langkah nya adalah :

1. Membagi siswa menjadi kelompok kecil, yaitu 1 kelompok berisi 5 orang siswa.

2. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan materi fungsi alat Input, proses dan Output yang berkaitan dengan TIK sesuai tujuan pembelajaran.

3. Guru menayangkan gambar-gambar melalui LCD Proyektor.

4. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada para siswa untuk memperhatikan dan menganalisa gambar.

5. Melalui diskusi kelompk 5 orang siswa, hasil diskusi dan analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.

6. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan lembar kerja / hasil diskusinya.

7. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa. Guru menjelaskan materi input proses dan output yang berkaitan dengan TIK.

8. kesimpulan

c. Melaksanakan treatment pembelajaran dengan metode konvensional di kelas kontrol.

(28)

31

Ridwan, 2013

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil penelitian.

b. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, digambarkan dalam bagan seperti pad a Gambar 3.5

Model Pembelajaran Examples Non Examples

Tes awal

Pembuatan RPP

Pembuatan Instrumen Penelitian

Judgement instrumen

Studi pendahuluan

Analisis instrumen

Tes akhir Uji coba instrumen

Tes awal

Tes awal

Pembelajaran Konvensional

Tes akhir Tes awal

Pengolahan data

(29)

32

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Gambar 3.5 Bagan Alur Penelitian

E. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

1. Tes

Hasil tes yang dianalisis yaitu nilai dan skor tes kemampuan awal berupa tes awal (pretes) dan tes hasil belajar berupa tes akhir (postes).

Langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan uji statistik adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa yang dinilai dengan menggunakan pretes dan hasil belajar siswa yang dinilai dengan menggunakan postes pada kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus uji kecocokan Chi kuadrat (χ 2) sebagai berikut:

a. Membuat tabel distribusi skor; b. Uji Normalitas distribusi skor.

Untuk melakukan Uji Normalitas distribusi skor, maka digunakan uji Chi Kuadtrat (Sugiyono, 2008:241) dengan rumus sebagai berikut :

(30)

33

Ridwan, 2013

Adapun langkah langkah yang diperlukan dalam pengujian normalitas data menurut Sugiyono (2008:241) adalah sebagi berikut :

a. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. Dalam hal data hasil pretes dan postes.

b. Menentukan jumlah kelas interval : Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n. c. Menentukan panjang kelas interval yaitu :

(data terbesar – data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas kelas interval.

d. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi. e. Menghitung fh(frekuensi yang diharapkan).

f. Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus

adalah merupakan harga Chi Kuadrat (Xh2) hitung. h. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat

Tabel.

Dengan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05, kriteria pengujiannya adalah apabila nilai xhitung < xtabel, maka hasil test terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Untuk menentukan rumus t-test mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel homogen atau tidak.

(31)

34

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan :

= varians (sd2) yang lebih besar = varians (sd2) yang lebih kecil

Jika Fhitung < Ftabel maka variansi itu homogen; dan jika Fhitung > Ftabel maka variansi tersebut tidak homogen.

c. Uji Kesamaan Dua Rerata

Uji kesamaan dua rerata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara rata-rata nilai perolehan dari kedua kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model (Examples Non Examples).

Jika data yang diperoleh memiliki distribusi normal, maka dilakukan uji kesamaan dua rerata dengan uji statistik parametris menggunakan uji Independent-Sample t-test atau t-test untuk dua sampel.

Jika data yang diperoleh tidak memiliki distribusi normal atau salah satu data tidak memiliki distribusi normal maka tidak perlu melakukan uji homogenitas tapi langsung melakukan uji statistik non-parametik menggunakan uji Mann-Whitney U.

d. Analisis Indeks Gain

 Gain Skor Tes

Gain adalah selisih skor postes dan pretes untuk mengetahui bagaimana peningkatan dari perlakuan yang telah diberikan.

Rumus yang digunakan untuik mengetahui nilai gain adalah sebagai berikut:

Gambar 3.8

Keterangan: G = Gain Skor

(32)

35

Ridwan, 2013

Oy = Jumlah Nilai Postes

 Gain Skor Ternormalisasi (<g>)

Gain Skor Ternormalisasi (<g>) dihitung untuk mengetahui efektifitas perlakuan yang diberikan.

Rumus yang digunakan untuik mengetahui nilai gain adalah sebagai berikut:

Gambar 3.9

Keterangan:

<g> = Gain Skor Ternormalisasi Ox = Nilai Pretes

Oy = Nilai Postes

Si = Skor Ideal / Nilai Maksimum

Dengan Kriteria keefektifan yang terinterpretasi dari nilai gain skor ternormalisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Interpretasi Nilai <g>

Nilai <g> (n) Kriteria

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ n ≤ 0,7 Sedang

(33)

62

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, penulis merumuskan beberapa kesimpulan. Adapun hal-hal yang dapat penulis simpulkan dari hasil penelitian sebagai berikut :

1. Pengembangan media pembelajaran meliputi tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan dan tahap implementas. Tahap analisis meliputi analisis umum, pengguna dan kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak. Tahap kedua yaitu desain meliputi desain diagram alir (flowchart), storyboard dan desain antarmuka. Pada tahap ketiga yaitu pengembangan, media dibuat sesuai dengan rancangan pada tahap desain kemudian hasilnya divalidasi oleh ahli. Dan pada tahap terakhir yaitu implementasi, media memasuki tahap penggunaan produk.

2. Hasil belajar siswa dengan model Examples Non Examples lebih baik daripada pembelajaran konvensional.

3. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Examples Non Examples lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

B. REKOMENDASI

(34)

63

Ridwan, 2013

Implikasinya, kemampuan siswa dalam aspek kognitif dan kualitas belajar menjadi lebih baik.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, penulis mengemukakan beberapa rekomendasi yang dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Adapun rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penulis merekomendasikan kepada pengajar agar dapar menyusun dan mengembangkan model dan media Examples Non Examples yang lebih baik agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

(35)

64

Ridwan, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Anas Sudijono. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Deden. 2010. Metode Example Non Example dan Hasil Belajar IPA

kelas IV SD. Tersedia

http://dedenbinlaode.blogspot.com/2010/11/metode-example-non-example-dan-hasil.html. [17 Desember 2010]

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

(36)

Gora, Winastawan. (2010). Penggunaan Teknologi Informasi VS Integrasi Teknologi Informasi dalam Pembelajaran. Tersedia di: http://edupartner.org/?p=95. [13 Juli 2010]

Hamzah, B. 2009. Model Pembelajaran. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

I Santyasa, Wayan. 2007. Model-model pembelajaran inovatif.

Pendidikan fisika fpmipa Universitas Pendidikan Ganesha

M. Subana dan Sudrajat. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmah. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Maedi. (2009). Definisi Antarmuka. [Online] Tersedia: http://allofmae.blogspot.com/2009/12/definisi-antar-muka.html (27

Desember 2012).

Mardika, N. (2008). Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Di SD. [Online] Tersedia: http://mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf (28 Desember 2012).

Muhfida. (2009). Model-model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.muhfida.com/modelpembelajaran.html [24 November 2009]

(37)

Purwanto, Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Samadhi, Ari. (2010). Pembelajaran Aktif (Active Learning). Tersedia

di:

http://eng.unri.ac.id/download/teaching-improvement/BK2_Teach&Learn_1 / =ACtive%20Learning_5.PDF. [16 Februari 2010]

Slavin, E. Robert. 2002. Cooperaive Learning (Teori, Riset dan Praktik). Cetakan ke-III. Bandung: Nusa Media.

Sudarsono. (2008). Flowchart. [Online] Tersedia:

http://sdarsono.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/16512/flowchart.pdf

(27 Desember 2012).

Sudjana, M.A.,M.Sc, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1996.

Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung

(38)

Suratno. 2009. Profesionalisme Guru dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Siswa di MTS Al Jami’ah Tegallega Cidolog

Sukabumi. Skripsi. Tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Online. http://www.wordpress.com/html. [tanggal 14 November 2010].

Surya, M. (2007). PotensiTeknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas. [Online]. Tersedia : http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=43. [8 Juli 2010]

UPI. (2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Widowati, Hening. (2011). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Examples Non Examples Dan Stad Pada Mata Kuliah Struktur Hewan Program Studi Pendidikan Biologi

Wijaya. (2008). Model-model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.wijayalabs.wordpree.com/2008/04/22/model-model-pembelajaran.html [24 November 2009].

Yessica, Gugus F. & Setiawan, Wawan. (2008). Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Vol I (2) : 35-52.

(39)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Ridwan lahir di Bandung, 18 November 1987. Penulis adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara dari keluarga Ir. Tjetje Apandi (Bapak) dan Tiktik Turliah (Ibu).Bertempat tinggal di Komplek Bumi Pasundan Kavling 45 Rt 02 rw 08 Kelurahan Pasirimpun kecamatan Mandalajati Kota Bandung 40295.

Gambar

Tabel 3.1.  Desain penelitian  .......................................................................................
Gambar 1.1. Efektifitas Model Pembelajaran  .........................................................
Gambar 1.1 Efektifitas model pembelajaran.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penerlitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kineja Bank Devisa dengan Bank Non Devisa, sama seperti

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA.. Universitas Pendidikan Indonesia

Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang

“Pengaruh Aktivitas Customer Relationship Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan Melalui Manfaat Penerapan Relationship Marketing Di Excelso Galaxy Mall Surabaya”,

Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).. 1 Waktu dan

Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk)a. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keasaman air atau nilai pH nya sangat mempengaruhi apakah jumlah amonia yang ada akan bersifat racun atau tidak.Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kandungan Amonia