• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA :Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA :Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh : BAYU INDRIANI

0907855

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh Bayu Indriani

S.Sos UNPAD Bandung, 2008

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

© Bayu Indriani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Juntika Nurihsan, M. Pd

Pembimbing II

Dr. H. Mubiar Agustin, M. Pd

Mengetahui :

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

i Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Bayu Indriani (2013). Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Pada Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).

Penelitian ini berangkat dari latar belakang pentingnya siswa memiliki konsep diri positif. Pemahaman konsep diri yang positif pada siswa perlu ditanamkan sehingga siswa dapat meraih masa depan yang lebih baik. Teknik yang digunakan untuk meningkatkan konsep diri adalah dengan teknik permainan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bimbingan kelompok melalui teknik permainan. Tujuan yang diharapkan dalam penelitian selain ingin mengetahui gambaran : profil konsep diri siswa kelas XI SMA Negeri 24 Bandung, mengetahui profil konsep diri sebelum dan sesudah diberikan treatment, menghasilkan program yang menggunakan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa, dan untuk mengetahui efektivitas penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yang dilaksanakan di SMA Negeri 24 Bandung. Penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang bersangkutan dengan menggunakan desain eksperimen Pretest-Posttest Group Design. Sampel yang dipilih yaitu siswa kelas XI IPA SMA 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan konsep diri siswa setelah diberikan treatment teknik permainan dalam bimbingan kelompok. Aspek-aspek yang diteliti terdiri atas pandangan yang berkaitan dengan kemampuan diri, pandangan terhadap orang lain, dan pandangan terhadap nilai dan prinsip. Dengan demikian model bimbingan menggunakan teknik permainan dapat dipertimbangkan sebagai kerangka kerja konseptual dalam meningkatkan konsep diri siswa.

(5)

ii Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Bayu Indriani (2013). Effectivenes Of Group Guidance With Game Technique To Improve Student Self-Concept. (Experimental Studies In Senior High School 24 Bandung Grade XI Year 2012/2013).

This research based on background the importance the student to have positive self-concept. Understanding the positive self concept need to be taught to make the student able to achieve better future. Technique that used is game technique. This study aim to determine effectiveness of group guidance through game technique. Expected goals in research beside to knowing : Self-concept profile in Senior High School 24 Bandung Grade XI, to knowing profil concept before and after treatment, produce a program that use game technique in group guidance to improve self-concept and to knowing effectiveness of game technique on group guidance to achieve student self-concept. Research method used are experimental method held at Senior High School 24 Bandung. Research done by giving certain treatment into research subject using experimental design pretest-posttest group design. Sample using grade XI IPA Senior High School 24 Bandung year 2012/2013. Result showed there are significant change on self-concept after giving game technique treatment on group counseling. Aspec that observed consist view of self ability, the view of others and view of value and principle. Thus guidance models using game technique are considerable as conceptual frame work on self concept improving.

(6)

iii Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK i

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ……….. 8

C. Tujuan Penelitian ………..….... 9

D Manfaat Penelitian ………...……. 9

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG KONSEP DIRI SISWA, BIMBINGAN KELOMPOK, DAN TEKNIK PERMAINAN A. Konsep Diri ………...………. 11

1. Pengertian Konsep Diri ………...………... 11

2. Sumber Pembentukan Konsep Diri ………..…..………... 17

3. Pentingnya Konsep Diri Positif ……….... 20

4. Komponen Konsep Diri ……… 23

5. Teknik Mengubah dan Meningkatkan Konsep Diri ... 25

B. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok ………... 27

1.Pengertian Bimbingan Kelompok ………. 27

2. Manfaat Bimbingan Kelompok………..………...………… 30

3. Dinamika Kelompok ………... 32

4. Prosedur dan Langkah-langkah Bimbingan Kelompok….... 37

C. Konsep Dasar Permainan ……….. 39

1.Pengertian Permainan ……… 39

2.Fungsi Permainan ……….. 46

3.Ciri-Ciri Kegiatan Bermain ………... 48

4.Teknik Permainan ………. 50

5.Permainan Sebagai Media Pembelajaran ……….. 56

D. Hubungan Antara Bimbingan Kelompok, Permainan dan Konsep Diri………...………. 58

1. Lokasi Penelitian ……… 66

2. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 66

C. Varibel Penelitian dan Definisi Operasional ... 67

1. Variabel Penelitian Yang Dilibatkan ……….…… 67

(7)

iv Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Instrumen Penelitian ……… 73

a.Pengukuran Butir Pernyataan ……….……..…………... 73

b.Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ………. 74

c.Uji Validitas Isi dan Konstruk Instrumen .……….. 74

d.Uji Validitas Instrumen ………...… 75

e. Uji Reliabilitas Instrumen ………. 77

3. Uji Validasi Program ………..………. 79

a. Analisis Rasional ………..…..…….. 79

b. Analisis Empirik ………... 82

4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ………. 85

E. Metode Pengolahan Data ……….. 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 89 2. Program Layanan Penggunaan Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran

3. Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Permainan Dalam Peningkatan Konsep diri Siswa………. 103

a. Tahapan Pengujian Hipotesis ………..……… 103

b. Hasil Pengujian Statistik ………..……… 104

c. Pengujian Hipotesis………..………. 111

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 113

1. Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan………. 118

(8)

v Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Hasil Survey Konsep Diri Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013 ………...….. 2

3.1 Distribusi Populasi ………... 66

3.2 Pembobotan Jawaban Kuesioner ………...… 73

3.3 Kisi-Kisi Intrumen Konsep Diri ………...……… 74

3.4 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Konsep Diri ………. 76

3.5 Hasil Uji Coba Reabilitas Instrumen Konsep Diri ………... 78

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……… 87

4.1 Profil Konsep Diri Kelompok A Konsep Diri Sebelum diberikan Treatment ... 79

4.2 Profil Konsep Diri Kelompok B Konsep Diri Sebelum diberikan Treatment ... 90

4.3 Profil Konsep Diri Kelompok C Konsep Diri Sebelum diberikan Treatment ... 90

4.4 Profil Konsep Diri Kelompok D Konsep Diri Sebelum diberikan Treatment ... 91

(9)

vi Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.10 Hasil Uji Paired Samples Correlations Kelompok A ……….... 109 4.11 Hasil Uji Paired Samples Correlations Kelompok B ……… 110 4.12 Hasil Uji Paired Samples Correlations Kelompok C ……… 110 4.13 Hasil Uji Paired Samples Correlations Kelompok D ……… 110 4.14 Hasil Uji Paired Samples Tesk Kelompok A ……….... 111 4.15 Hasil Uji Paired Samples Tesk Kelompok B ……….... 111 4.16 Hasil Uji Paired Samples Tesk Kelompok C ……… 112 4.17 Hasil Uji Paired Samples Tesk Kelompok D ……….... 112 4.18 Hasil Uji Paired Samples Correlations Kelas IPA XI 1, IPA XI 2,

(10)

vii Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

4.1 Langkah-langkah Penyampaian Layanan Bimbingan Kelompok …………. 99

4.2 Perbedaan perolehan skor Konsep Diri Kelompok A sebelum dan

Sesudah Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok ……….. 105

4.3 Perbedaan perolehan skor Konsep Diri Kelompok B sebelum dan

Sesudah Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok ………..…… 106

4.4 Perbedaan perolehan skor Konsep Diri Kelompok C sebelum dan

Sesudah Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok ……….. 106

4.5 Perbedaan perolehan skor Konsep Diri Kelompok D sebelum dan

(11)

viii Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN

1. Lampiran Satuan Layanan Kegiatan Bimbingan 2. Lampiran Kuesioner

3. Rencana Operasional (Action Plan) Program Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan.

4. Rencana Operasional Program Bimbingan Kelompok Berdasarkan Kuesioner 5. Komponen Program Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk

Meningkatkan Konsep Diri Siswa 6. Hasil Analisis Butir Soal

7. Hasil Penimbangan Pakar

(12)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era sekarang ini, masyarakat dihadapkan kepada banyaknya perubahan

dan kemajuan yang sekaligus menjadi tantangan. Tantangan akibat perubahan dan

kemajuan yang cepat, terjadi pada aspek sosial, budaya, dan teknologi.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi akibat perubahan tersebut semakin

komplek, baik masalah pribadi, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain. Untuk

menghadapi tantangan ini diperlukan kesiapan individu secara fisik dan mental,

agar lebih mampu mengatasi berbagai hal dalam mencapai kesuksesan.

Siswa SMA tergolong masa remaja merupakan masa yang cukup riskan

bagi seorang individu. Pada masa ini individu memiliki sumber daya potensial

baik secara fisik maupun psikologis untuk berkembang secara optimal. Seiring

dengan potensi yang dimilikinya, remaja dihadapkan pada berbagai tantangan atau

masalah baik yang datang dari dirinya sendiri maupun lingkungan di sekitarnya.

Pandangan dan pemahaman remaja tentang diri mempengaruhi cara dan pola

perilaku remaja. Pemahaman dan pandangan yang positif mengembangkan konsep

diri, harga diri dan keunggulan diri yang positif.

Berdasarkan hasil wawancara awal dengan Guru BK di lapangan, terhadap

beberapa orang siswa SMA Negeri 24 Bandung, dijumpai bahwa masih ada siswa

(13)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa masih kesulitan menilai kelebihan dan kekurangan dirinya, harapan individu

di masa mendatang, pesimis dalam menghadapi suatu masalah.penilaian terhadap

diri sendiri. Penulis kemudian melakukan survey awal konsep diri pada siswa

SMA Negeri 24 Bandung kepada 198 orang siswa kelas XI IPA SMA Negeri 24

Bandung dengan menggunakan angket tentang konsep diri. Indikator yang

diujikan yaitu menguji kemampuan menilai diri sendiri, pandangan orang lain

terhadap dirinya, dan pandangan terhadap nilai dan prinsip. Berikut hasil survey

awal dilapangan :

Tabel 1.1

Hasil Survey Konsep Diri Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Hasil menunjukkan bahwa tingkat konsep diri siswa masih dibawah ideal,

(14)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlu membantu siswa untuk meningkatkan konsep diri tersebut melalui

bimbingan dengan teknik permainan secara berkelompok. Berdasarkan fenomena

dilapangan dan latar belakang tersebut, penulis merasa bimbingan kelompok

sangat cocok dilaksanakan untuk membentuk konsep diri positif siswa agar

menjadi lebih baik.

Dilihat dari beberapa kajian teori mengenai konsep diri, Steinberg (Nanik Yuliati, 2004) mengemukakan bahwa “dilihat dari usia kronologisnya, siswa

SMA berusia 16-18 tahun yang dikategorikan kedalam usia remaja. Pada periode

ini remaja banyak mengalami gangguan, di antaranya adalah hambatan belajar dan

berbagai problem perilaku psikososial”. Siswa harus menemukan nilai-nilai yang

berlaku dan yang akan mereka capai di dalamnya. Individu harus mulai belajar

untuk mengatasi masalah-masalah, merencanakan masa depan. Pada masa ini

individu mulai dapat melihat siapa dirinya, ingin menjadi seperti apa, bagaimana

orang lain menilainya, dan bagaimana mereka menilai peran yang mereka jalani

sebagai identitas diri. Bisa dikatakan bahwa salah satu tugas penting yang harus

dilakukan remaja adalah mengembangkan persepsi identitas untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan “Siapakah saya?” dan “Mau jadi apa saya?”.

Konsep diri bisa menjadi positif sebaliknya bisa juga menjadi negatif. Bila

konsep diri positif maka siswa akan mengembangkan sifat-sifat positif seperti

percaya diri, merasa diri berharga, mampu melihat dirinya secara realistis, dan

(15)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memandang dunia dan kehidupannya dengan cara yang berbeda dibandingkan

dengan individu yang mempunyai konsep diri yang negatif. Jika dalam

perkembangannya siswa mempunyai konsep diri yang positif, maka siswa

cenderung memandang kehidupannya dengan sikap yang positif.

Namun kenyataannya siswa ada yang masih mempunyai konsep diri negatif

yaitu siswa yang tidak puas dengan kondisi fisik yang dimiliki, berkata kasar

kepada teman, malu tampil di depan orang banyak, malas mengerjakan tugas

sekolah, siswa belum dapat mengenali secara pasti tentang dirinya sendiri baik

kelemahan atau kelebihannya. Konsep diri siswa akan berpengaruh terhadap

pembentukan sikap, perilaku dan prestasi akademisnya sebagaimana yang

diungkapkan Fink (Burns, 1993: 358) mendapatkan hubungan yang cukup

berarti di antara konsep diri yang rendah dan pencapaian akademis yang

rendah. Berdasarkan pada temuan-temuan yang didapatkan dari sebuah studi,

Comb (Burns, 1993: 358) melaporkan bahwa orang-orang yang berprestasi

akademis rendah melihat mereka sendiri sebagai orang-orang yang kurang

memadai dibandingkan dengan yang lainnya, mempersepsikan teman-teman

sebayanya dan orang-orang dewasa sebagai kurang dapat diterima,

rnemperlihatkan pendekatan yang kurang efektif terhadap pemecahan masalah,

dan mempertunjukkan kebebasan yang kurang dan ekspresi emosional yang

(16)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengekspresikan lebih banyak perasaan diri yang negatif dibandingkan dengan

yang berprestasi tinggi.

Konsep diri positif maupun negatif pada remaja khususnya siswa SMA bisa

saja terbentuk karena adanya faktor internal dan keadaan keluarga yang juga

merupakan lingkungan awal dalam membentuk konsep diri anak. Keadaan

finansial keluarga, keutuhan dan keretakan dalam rumah tangga, keharmonisan

keluarga, dan intensitas berkumpulnya keluarga di rumah juga akan

mempengaruhi pembentukan konsep diri pada anak. Di samping keluarga sebagai

lingkungan yang pertama yang memberikan peranan bagi individu dalam

menerima tanggapan-tanggapan dan identitas yang mengarah pada pembentukan

konsep dirinya, pembentukan konsep diri individu dan bisa juga berubah ketika

individu bergaul dalam kelompoknya. Hurlock (1973) berpendapat bahwa pada

masa remaja konsep diri merupakan inti dari kepribadian dan sangat

mempengaruhi proses perkembangan individu selanjutnya. Oleh karena itulah

agar perkembangan individu selanjutnya dapat berjalan dengan lancar, maka

konsep diri individu remaja harus terbentuk secara baik.

Mengingat pentingnya siswa memiliki konsep diri positif, maka sekolah

melalui guru perlu memberikan suatu layanan bimbingan kepada siswa yang

didalamnya mencakup upaya preventif, kuratif, maupun developmental yang

membantu siswa agar mampu mengatasi masalah-masalah dalam dirinya dan

(17)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berfungsi mengajar, melatih, mengarahkan, membimbing dan mengevaluasi

siswanya dalam ranga meningkatkan mutu pendidikan disekolah khususnya,

ditegaskan dalam undang-undang guru dan dosen no 14 tahun 2005 pasal 6

menyatakan bahwa :

Kedudukan guru sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dam mewujudkan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuahn Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, dan berilmu cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demoktaris dan bertanggungjawab.

Peraturan Menteri Pendidikan Naional Republik Indonesia, berdasarkan

PP No 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional, yang bertujuan untuk

memandirikan siswa. Siswa memerlukan upaya berupa pemberian

informasi-informasi yang dibutuhkan mengenai perkembangan dirinya serta mereka

membutuhkan pemahaman mengenai konsep dirinya. Konselor merupakan tenaga

kependidikan yang memiliki tugas dan tanggungjawab dalam mengembangkan

pribadi, social, belajar dan karir. Untuk memantapkan keberadaan program

pengembangan diri siswa, para guru dituntut untuk memiliki kepiawaian,

kemampuan, dan kinerja yang kreatif dalam memberikan layanan kepada para

siswa Melalui bimbingan kelompok dapat dijadikan salah satu jenis layanan yang

dianggap tepat untuk memberikan kontribusi pada siswa untuk mengembangkan

(18)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi dan

bantuan pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna

mencapai suatu tujuan tertentu. Layanan yang diberikan dalam suasana kelompok

selain itu juga bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus juga bisa

membantu siswa menyusun rencana dalam membuat keputusan yang tepat

sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi siswa yang nantinya akan

menumbuhkan konsep diri yang positif. Selain itu apabila dinamika kelompok

dapat terwujud dengan baik maka anggota kelompok saling menolong, menerima

dan berempati dengan tulus.

Untuk lebih mengembangkan konsep diri yang positif tersebut maka

diperlukan salah satu bentuk kegiatan dalam penerapan bimbingan kelompok ialah

dengan teknik permainan. Adanya layanan bimbingan kelompok dengan teknik

permainan akan membantu siswa untuk lebih terbuka, meningkatkan dan

pengembangan motivasi, kinerja, prestasi, dan membantu mencapai

perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional.

Penelitian berkenaan dengan kerjasama dalam bermain telah ditemukan bahwa

kerjasama dalam bermain muncul pada awal 22 bulan (Ross & Kay, 1980) namun

tidak menjadi unsur penting dalam bermain sampai masa kanak-kanak

pertengahan (Stoll, Inber & James, 1968; Zigler & Child, 1956 dalam Nandang

(19)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keunggulan bimbingan kelompok menggunakan teknik permainan adalah

mengembangkan potensi siswa tidak hanya menyangkut aspek kognitif namun

juga afektif dan proses interpersonal (Russ, 1987; J. Singer, 1973; D. Singer & J.

Singer, 1990 dalam Nandang Rusmana 2009:7).

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di latar belakang diatas, maka

penelitian ini memfokuskan kajian tentang “Efektivitas Layanan Bimbingan

Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri

Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas dinyatakan bahwa konsep diri merupakan

inti dari kepribadian yang sangat penting diperhatikan bagi remaja/siswa.

Munculnya perilaku siswa yang berbeda-beda (positif/negatif) dapat berawal dari

konsep diri yang dimilikinya. Konsep diri merupakan cara pandang serta penilaian

(20)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ialah membantu siswa untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pencapaian

tugas perkembangan, yakni tugas perkembangan pada masa remaja.

Tugas perkembangan pada masa SMA yang dikatakan sebagai masa remaja

meliputi pencapaian dan persiapan diri dimasa dewasa dan mencapai tingkah laku

sosial yang bertangung jawab, dengan menerapkan konsep diri yang positif. Jika

bimbingan dilaksanakan secara kelompok kemungkinan hal itu akan berkontribusi

positif terhadap konsep diri remaja. Teknik permainan yang digunakan adalah

Movement dan Dyad, teknik permainan movement mensyaratkan peserta untuk

melakukan sesuatu hal yang bersifat fisikal dan Dyad berfungsi untuk

mendiskusikan persoalan-persoalan tertentu di dalam kelompok. Dengan

demikian layanan bimbingan dengan teknik permainan dapat memanfaatkan

situasi kelompok ini sebagai media untuk memberikan bantuan kepada siswa

terutama dalam hal meningkatkan konsep diri siswa.

Supaya lebih terfokus, maka secara rinci pertanyaan dalam penelitian ini

dijabarkan sebagai berikut :

1. Seperti apa rancangan teknik permainan yang diterapkan dalam bimbingan

kelompok untuk mengembangkan konsep diri siswa kelas XI SMA Negeri 24

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik

permainan dalam meningkatkan konsep diri siswa kelas XI SMA Negeri 24

(21)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan pada penelitian ini adalah untuk :

1. Menghasilkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan yang

sesuai dengan siswa kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran

2012/2013.

2. Mengetahui efektifitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik

permainan dalam upaya untuk meningkatkan konsep diri siswa kelas XI SMA

Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dalam pengembangan

teori maupun praktik bimbingan dan konseling.

1. Secara Teoritis, diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan khususnya

dalam penerapan ilmu bimbingan dan konseling yang nantinya akan dijadikan

sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu

acuan guru bimbingan dan konseling, guru kelas, atau pihak-pihak yang

terkait dengan siswa, dan hasil analisis penelitian ini diharapkan dapat

(22)

Bayu Indriani, 2013

(23)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental, yang

dimaksud penelitian eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan dengan

memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang

bersangkutan dengan menggunakan desain eksperimen Pretest-Posttest Group

Design. Penelitian eksperimental merupakan suatu cara untuk mencari hubungan

sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh

peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor

lain yang dapat menggangu, eksperimental dilakukan dengan maksud untuk

menilai akibat suatu perlakuan (Arikunto, 2002:3). Teori ini juga menyatakan

bahwa penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan terhadap

variabel masa yang akan datang. Disebut variabel masa yang akan datang karena

sebenarnya variabel didatangkan atau diadakan oleh peneliti dalam bentuk

perlakuan (treatment) yang terjadi dalam eksperimen. Ada dua jenis desain

penelitian berdasarkan baik buruknya eksperimen dan sempurna tidaknya

eksperimen, yaitu pre experimental design dan true experimental design

(Campbell & Stanley dalam Arikunto, 1997:77). Kelompok eksperimen akan

(24)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di SMA Negeri 24 Bandung. Jl. A.H Nasution No. 27

Bandung.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu mengenai efektivitas

layanan bimbingan kelompok melalui teknik permainan terhadap konsep diri

siswa, maka populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IPA XI SMA

Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 189 orang yang

tersebar dalam empat kelas yaitu XI IPA-1, XI IPA-2, XI IPA-3, XI IPA-4.

Dipilih Kelas IPA XI SMA Negeri 24 Bandung sebagai populasi penelitian ini

karena siswa Kelas IPA XI SMA Negeri 24 Bandung termasuk siswa kelas yang

harus secara rutin di lihat konsep dirinya, berdasarkan wawancara awal dan saran

dari guru pembimbing/konselor dilapangan bahwa selama ini kelas IPA termasuk

jarang menerima treatment sebagai objek penelitian, dibandingkan dengan kelas

IPS. Adapun distribusi populasi penelitian yang dijadikan kerangka sampling

disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1 Distribusi Populasi

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPA-1 46

2 XI IPA-2 47

(25)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 XI IPA-4 48

Jumlah 198

Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka sampel penelitian ini diperoleh

dengan menggunakan teknik random sampling. Sampel yang diambil dari satu

populasi haruslah representatif, sehingga kesimpulan dari penelitian valid dan

dapat dipercaya atau signifikan. Hal ini, seperti yang dikemukakan oleh Ali

(1993:46), bahwa :

….dalam mengambil sampel dari populasi memerlukan teknik tersendiri,

sehingga sampel yang diperoleh dapat representatif atau mewakili populasi

dan kesimpulan yang dibuat dapat diharapkan tepat atau sah (valid) dan

dapat dipercaya (signifikan).

Langkah pengambilan sampel setiap kelas XI IPA-1, XI IPA-2, XI IPA-3,

XI IPA-4 peneliti mengambil setengahnya siswa setiap kelas atau range 20 siswa

dengan skor terendah dan mengambil secara acak sebanyak 8 siswa. Jadi jumlah

sampel siswa yang akan diberikan treatment adalah sebanyak 32 siswa.

C. Varibel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian Yang Dilibatkan antara lain :

a) Teknik Permainan sebagai variabel bebas (variabel independen)

b) Konsep diri sebagai variabel terikat (variabel dependen)

(26)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk Meningkatkan Konsep Diri Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013”.

2. Definisi Operasional Penelitian

Secara konseptual layanan bimbingan kelompok adalah proses pemberian

bantuan kepada individu melalui susasana kelompok dalam upaya pengembangan

wawasan, sikap dan atau keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah

timbulnya masalah atau dalam upaya mengembangkan pribadi. Penelitian ini

menggunakan teknik permainan menurut (Rusmana, 2009:13-17), yaitu proses

pemberian tersebut dilaksanakan dalam permaninan kelompok yang melibatkan

perubahan perubahan kognitif, afektif dan kemampuan interpersonal. Permainan

merupakan cara bagi anak untuk memeperoleh pengetahuan tentang segala

sesuatu, melalui permainan ini akan menumbuhkan anak untuk melakukan

eksplorasi, melatih imajinasi, memberikan peluang untuk berinteraksi dengan

teman disekitarnya, mengembangkan kemampuan berbahasa, kata-kata, serta

membuat belajar yang dilakukan sebagi proses belajar yang sangat

menyenangkan dan bimbingan kelompok adalah bantuan kepada sekelompok

individu, agar kelompok tersebut keluar dari masalah yang dihadapinya.

Berdasarkan definisi konseptual tersebut, maka layanan bimbingan

kelompok melalui teknik permainan didefinisikan secara operasional bahwa

layanan bimbingan kelompok dilaksanakan melalui tahap pembentukan

(27)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam suasana pemecahan masalah, melibatkan hubungan interpersonal dan

emosional siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap konsep diri siswa

menurut Stuart dan Sundeen (1991: 372) Konsep diri adalah semua pikiran,

persepsi, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan

mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Adapun

komponen konsep diri yaitu :

a. Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia mampu menilai

dirinya dalam berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar ini dapat

berhubungan dengan tipe orang atau sejumlah aspirasi cita-cita nilai yang di capai.

Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang dipengaruhi oleh orang

penting dari dirinya yang memberikan tuntutan atau harapan.

b. Identitas

Identitas adalah kesadaran akan diri yang bersumber dari observasi dan

penilaian dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh

dipandang dari orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri

yang kuat adalah seseorang yang memandang dirinya berbeda dengan orang lain,

memiliki otonomi yaitu mengerti dan konsep diri, respek diri, mampu dan

menguasai diri, mengatur diri sendiri dan menerima diri.

c. Peran

Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang di harapkan dari

(28)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadikan stressor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan

kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak mungkin dilaksanakan.

Berdasarkan pengerian dan komponen konsep diri diatas, konsep diri dapat

meliputi apa saja yang dipikirkan dan apa yang dirasakan tentang individu sendiri.

Sedangkan secara operasional, konsep diri pada penelitian ini merupakan

gambaran dan penilaian tentang diri siswa, bagaimana individu dalam

memandang, menilai dan mempersepsikan dirinya sehingga individu tersebut akan

dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan persepsi terhadap dirinya. Persepsi

atau pandangan siswa mengenai diri siswa akan mempengaruhi tindakan dan

pandangan hidup siswa yang didasarkan pada penilaian siswa tentang diri siswa.

Konsep diri terdiri dari konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep

diri sebagai sistem yang dinamis dan komplek dari keyakinan yang dimiliki

seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, persaan, kepercayaan, perspesi

nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut. Oleh karena itu untuk

meningkatkan konsep diri siswa yang positif, penelitian ini menggunakan metode

layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan. Teknik permainan yang

digunakan adalah Movement dan Dyad, teknik permainan ini mensyaratkan

peserta untuk melakukan sesuatu hal yang bersifat fisikal dan Dyad berfungsi

untuk mendiskusikan persoalan-persoalan tertentu di dalam kelompok.

(29)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental, yang

dimaksud penelitian eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan dengan

memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang

bersangkutan dengan menggunakan desain eksperimen Pretest-Posttest Group

Design. Penelitian eksperimental merupakan suatu cara untuk mencari hubungan

sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh

peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor

lain yang dapat menggangu, eksperimental dilakukan dengan maksud untuk

menilai akibat suatu perlakuan (Arikunto, 2002:3). Arikunto (1993:10) juga

menyatakan penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan terhadap

variabel masa yang akan datang. Disebut variabel masa yang akan datang karena

sebenarnya variabel didatangkan atau diadakan oleh peneliti dalam bentuk

perlakuan (treatment) yang terjadi dalam eksperimen. Ada dua jenis desain

penelitian berdasarkan baik buruknya eksperimen dan sempurna tidaknya

eksperimen, yaitu pre experimental design dan true experimental design

(Campbell & Stanley dalam Arikunto, 1997:77).

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu: data

primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber asli (Indriantoro, 2001:147). Data primer

dalam penelitian ini bersumber dari jawaban responden terhadap angket yang

(30)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pengolahan data penelitian, sebab melalui data primer ini, hasil pengolahan

data dari respondenlah yang akan mampu menjawab permasalahan dan pertanyaan

penelitian.

Jenis data yang kedua adalah data sekunder. Data sekunder merupakan

sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui

perantara, artinya diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Indriantoro, 2002:147).

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari berbagai

literatur seperti: buku, jurnal, skripsi dan tesis. Buku, skripsi dan tesis yang

digunakan diperoleh baik secara online melalui internet maupun secara langsung

melalui perpustakaan.

Jurnal merupakan jenis literatur yang berisi artikel-artikel yang menelaah

berbagai macam konsep-konsep teoritis. Artikel yang dimuat dalam jurnal

akademik atau jurnal professional dapat berupa artikel teoritis dan hasil penelitian

empiris (Indriantoro, 2002:43). Berbagai literatur tersebut digunakan oleh peneliti

sebagai bahan perbandingan dan sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti dalam

memahami struktur dan metode penelitian sejenis, baik secara konseptual maupun

secara praktis.

Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang

berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data penelitian (Indriantoro,

2002:11). Peneliti menentukan angket sebagai alat pengumpulan data dalam

penelitian ini. Angket merupakan alat pengumpul data yang dilakukan dengan

(31)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:199). Masing-masing pernyataan akan dinilai

atau diambil jawaban dari responden dengan menggunakan skala pengukuran.

Data yang dihasilkan dari alat pengumpul data yang menggunakan skala

pengukuran rating scale, akan berbentuk data ordinal. Selain itu jawaban berupa

angka yang merupakan data mentah berbentuk kuantitatif itu kemudian ditafsirkan

oleh peneliti ke dalam pengertian kualitatif. Sehingga terdapat perbedaan yang

mencolok antara rating scale dengan skala likert, yang justru dari data kualitatif

ditafsirkan ke dalam data kuantitaif.

2. Instrumen Penelitian

Secara operasional, pengembangan kuesioner konsep diri dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pengukuran Butir Pernyataan

Untuk mengukur variabel konsep diri digunakan kuesioner dengan

lima kategori jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju,

dan sangat tidak setuju. Pertanyaan kuesioner ini menggunakan skala

likert, yang terdapat lima alternatif jawaban, tetapi teknik yang

digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian adalah kuesioner

yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang relevan.

Tabel 3.2

Pembobotan Jawaban Kuesioner

(32)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat setuju (SS)

Bila pernyataan positif, maka penskoran tinggi, jika pernyataan

negatif maka penskoran rendah. Penjelasan rentang skor pada penelitian

ini yaitu, (semakin tinggi skor kuesioner yang diperoleh oleh siswa maka

teridentifikasi tingkat konsep diri siswa tinggi, sebaliknya semakin

rendah skor kuesioner yang diperoleh maka tingkat konsep diri siswa

semakin rendah. Ini dapat dijelaskan dengan melihat hasil jawaban yang

dibuat oleh masing-masing siswa pada kuesioner yang sudah disebarkan.

b. Kisi-kisi Kuesioner Penelitian

Kuesioner yang terkait dengan konsep diri dikembangkan oleh

peneliti sendiri. Adapun kisi-kisi kuesioner disajikan dalam tabel dibawah

(33)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator Nomor Butir

c. Uji Validitas Isi dan Konstruk Instrumen

Penilaian terhadap kuesioner ini dilakukan oleh tiga orang pakar

(judgest), yaitu orang yang memiliki spesialis dalam bidang penyusunan

instrumen/kuesioner. Penilaian ini dilakukan untuk menentukan validitas

isi (content validity) dari kuesioner konsep diri yang telah disusun.

Validitas isi adalah validitas yang ditentukan oleh derajat

representativitas butir-butir tes yang telah disusun telah mewakili

keseluruhan materi yang hendak diukur tersebut. Instrumen tersebut

dinyatakan valid setelah dianalisis oleh ketiga pakar tersebut dan

dinyatakan untuk bisa dijadikan sebagai instrumen penelitian untuk diuji

di lapangan sebelum disebarkan pada subjek penelitian.

Setelah instrumen tersusun sebanyak 30 pernyataan, kemudian

peneliti melakukan proses analisis validasi isi kuesioner konsep diri ini

(34)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam bidang penyusunan instrumen/kuesioner yakni : Dr, Ilfiandra,

M.Pd, Dr. Ipah Saripah, M.Pd, dan Dr. H Mubiar Agustin. Penilaian ini

dilakukan untuk menentukan validitas isi (content validity) dari kuesioner

konsep diri yang telah disusun. Ketiga pakar inilah yang akan

menentukan layak atau tidaknya kuesioner untuk disebarkan ke siswa.

Berdasarkan pertimbangan para ahli tersebut ada beberapa pernyataan

item yang dinilai tidak relevan dengan indikator sehingga peneliti

memperbaiki kembali bentuk pernyataan pengganti yang terkait dengan

indikator tersebut, dengan demikian jumlah pernyataan (item) yang akan

digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas tetap sebanyak 30 soal.

d. Uji Validitas Instrumen

Sebelum instrumen diujicobakan, peneliti melakukan uji

keterbacaan instrumen kepada 10 siswa di SMA Negeri 24 Bandung

dengan mengambil 3 siswa dari kelas XI IPA1, 4 siswa dari XI IPA3, dan

3 siswa dari XI IPA 4. Kegiatan ini dimaksudkan untuk untuk

mengetahui kelayakan instrumen secara redaksional sehingga tidak

menimbulkan multi tafsir pada saat dilakukan uji coba dan pelaksanaan

penelitian. Setelah instrumen direvisi berdasarkan uji keterbatasan,

instrumen diujicobakan terhadap sampel penelitian, yaitu siswa kelas XI

IPA1, XI IPA2, XI IPA3, dan XI SMA Negeri 24 Bandung dengan

(35)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrument yang valid adalah instrument yang dapat mengukur apa

yang akan di ukur secara tepat sesuai dengan yang diinginkan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2009:348) bahwa : “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”. Pengujian

validitas butir dilakukan dengan program excel, kriteria butir soal dalam

kategori valid adalah jika nilai hitung r > nilai tabel r, pada taraf

signifikansi 5%, dan kreteria butir soal kategori drop (tidak valid) adalah

jika nilai hitung r < nilai tabel r. Rekapitulasi hasil pengujian validitas

dapat dibuat seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Konsep Diri

(36)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 1.913 1.692 Valid

pernyataan tentang konsep diri terdapat 30 butir pernyataan yang valid

dan 5 butir pernyataan gugur. Secara umum kuesioner tentang konsep

diri seluruh pernyataan mewakili aspek yang hendak diteliti.

e. Uji Reliabilitas Instrumen

Selain harus memenuhi kriteria valid, instrument penelitian pun

harus reliable. Arikunto (2002: 154) mengemukakan bahwa : Realibilitas

(37)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument

tersebut sudah baik.

Analisis reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan teknik

Alpha Cronbach yang dianalisis dengan Microsoft Exel 2007. Dalam

menguji reliabilitas perumusan hipotesisnya adalah : Ha = Skor butir

berkolerasi positif dengan faktornya, dan Ho = Skor butir tidak berkorelasi

positif dengan faktornya. Dasar pengambilan keputusannya adalah : Jika r

Alpha positif dan r Alpha > r tabel, maka butir atau variabel tersebut

reliabel. Ha diterima, (jika r Alpha > r tabel tapi bertanda negatif, Ha tetap

akan ditolak) dan Jika r Alpha positif dan r Alpha < r tabel, maka butir

atau variabel tersebut tidak reliabel. Ha ditolak. Hasil uji reliabilitas adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Uji Reabilitas Instrumen Konsep Diri

Karena koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel

konsep diri diperoleh koefisien Cronbach's Alpha = 0.891. Dengan cara

membandingkan nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka

(38)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

α sebesar 0,891, dengan demikian jika dibuat dalam bentuk perbandingan

yaitu 0,891 > 0,3, sehingga instrument penelitian dinyatakan reliabel dan

dapat dibugunakan sebagai alat pengumpulan data.

3. Uji Validasi Program

Sebelum peneliti menggunakan program sebagai bentuk intervensi dalam

pemberian treatmen berupa pengunaan teknik permainan dalam bimbingan

kelompok untuk meningkatkan konsep diri terlebih dahulu dilakukan uji validasi

program dengan tujuan untuk mendapat ketepatan pada perencanaan dan

pelaksanaan program yang telah dirancang baik secara rasional maupun secara

empirik.

a. Analisis Rasional

Analisis ini berangkat dari hasil identifikasi kebutuhan yang dirasakan

siswa dan juga kebutuhan SMA Negeri 24 Bandung tahun ajaran

2012/2013. Dari kebutuhan tersebutlah peneliti selanjutnya menyebarkan

tes berupa kuesioner. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan terdapat

beberapa permasalahan dan kebutuhan yang dirasakan oleh siswa

khususnya yang terkait dengan konsep diri.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penyusunan program

intervensi penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok

untuk meningkatkan konsep diri siswa adalah sebagai berikut:

1) Melakukan penyebaran kuesioner terhadap siswa atau kelas yang

(39)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebutuhan siswa dalam hal ini terkait dengan konsep diri siswa,

sehingga mempermudah peneliti untuk memberikan treatmen sebelum

permainan itu dilakukan.

2) Melakukan analisis kebutuhan dilihat dari masing-masing aspek serta

indikator yang terhadap kuesioner konsep diri. Analisis kebutuhan ini

dilakukan untuk mengetahui berapa persen dari aspek serta indikator

yang ada sehingga membantu peneliti untuk melihat kategori dari

masing-masing aspek baik itu konsep diri yang sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah dan sangat rendah.

3) Melakukan penyusunan program intervensi penggunaan teknik

permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep

diri dengan mengkaitkan pada program bimbingan dan konseling yang

telah ada di sekolah. Tujuan dilakukannya perpaduan dengan program

yang ada di sekolah serta di BK agar program intervensi yang

dirancang tidak melenceng atau tidak sejalan dengan pedoman baku

yang telah ada di sekolah.

4) Menguji efektivitas program bimbingan kelompok melalui teknik

permainan untuk meningkatkan konsep diri siswa. Tujuan

dilakukannya uji efektivitas program terlebih dahulu untuk mengetahui

kelayakan program yang akan dipakai untuk treament kepada siswa.

Sebagai bentuk program intervensi yang akan dijadikan pedoman

(40)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penerapannya sebelum dilakukan dalam permainan, terlebih dahulu

peneliti melakukan pengujian secara rasional maupun konseptual dengan

tujuan untuk mengetahui kelayakan program yang akan di pakai. Untuk

menguji kelayakan program yang akan dipakai, peneliti melakukan

pengujian secara rasional maupun konseptual kepada tiga dosen yang sama

dalam menguji validasi isi kuesioner. Adapun masukan dari ketiga pakar

tersebut terkait dengan program intervensi penggunaan teknik permainan

dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa

diantaranya :

1) Jenis permainan disesuaikan dengan aspek kebutuhan siswa dan

relevan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri

siswa.

2) Satuan layanan disesuaikan dengan rambu-rambu penyelenggaraan

bimbingan dan konseling dalam jalur sekolah dalam hal ini program

komprehensif; diantaranya layanan dasar, layanan responsif dan

perencanaan individual dengan tujuan satuan layanan yang dirancang

benar-benar tepat sesuai dengan apa yang diharapkan dengan mengacu

pada standar kompetensi kemandirian siswa.

3) Tingkat kelinieran dari rasional, tujuan dengan satuan layanan

bimbingan kelompok yang akan dijadikan sebagai bentuk acuan

(41)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Action plan dibuat secara berurutan tentang kegiatan teknik permainan

dalam bimbingan kelompok baik dari awal sampai akhir kegiatan.

b. Analisis Empirik

Tujuan dilakukannya analisis empirik pada penelitian ini yaitu agar

mendapatkan gambaran tentang ketepatan data awal dari sebuah program

yang telah dirancang oleh peneliti. Hasil empirik yang didapat dijadikan

sebagai pembanding dalam pengujian program yang telah dirancang sebagai

bentuk intervensi yang akan diberikan kepada siswa. Adapun

langkah-langkah dalam analisis empirik adalah sebagai berikut:

1) Perbandingan Pre Tes dan Post Tes

Pelaksanaan pre tes yang telah diberikan kepada siswa bertujuan

dengan kuesioner konsep diri yaitu untuk mengetahui seperti apa gambaran

awal konsep diri siswa. Data awal yang didapat bagi siswa yang

teridentifikasi memiliki konsep diri rendah kemudian diberikan intervensi

berupa penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk

meningkatkan konsep diri siswa, dan pos test yang diberikan bertujuan

untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada siswa setelah diberikan

intervensi berupa teknik permainan dalam bimbingan kelompok.

(42)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk melakukan sebuah pengujian hipotesis maka diperlukan data

berupa gain skor, dengan tujuan untuk mencari perbandingan hasil dari

kedua kelompok eksperimen yang sebelum dan sesudah diberikan intervensi

penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk

meningkatkan konsep diri siswa.

3) Jurnal Siswa

Jurnal bimbingan kelompok yang telah disebarkan kepada siswa

setelah mengikuti kegiatan permainan digunakan peneliti sebagai bentuk

evaluasi setelah pelaksanaan kegiatan intervensi berupa penggunaan teknik

permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri

siswa yang telah berlangsung. Berdasarkan jurnal harian inilah peneliti

dapat mengetahui perkembangan siswa setelah diberikannya intervensi

berupa penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok.

Kesimpulan terakhir dari hasil jurnal bimbingan kelompok tersebut maka

dapat diketahui :

a. Bagaimana aktivitas siswa dari awal hingga akhir dilaksanakannya

kegiatan permainan.

b. Tingkat keseriusan siswa melakukan dan mengikuti aturan yang ada

dalam permainan

c. Bagaimana siswa mampu untuk mengungkapkan perasaan ketika

(43)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Siswa mampu merefleksikan segala bentuk pengalaman yang diperoleh

selama kegiatan, sehingga siswa mampu memetik sebuah hikmah dan

pengalaman dari kegiatan permainan yang telah dilakukannya.

4) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkah laku siswa

setelah diberikan perlakuan. Pada penelitian ini observasi untuk siswa

dilakukan bersama-sama dengan guru BK, tujuan observasi adalah untuk

mengetahui apakah penggunaan teknik permainan dalam bimbingan

kelompok dapat meningkatkan konsep diri siswa secara efektif.

Berdasarkan hasil observasi yang yang telah dilakukan peneliti terlihat

tingkat pemahaman tentang pentingnya mengembangkan konsep diri pada

siswa, ini terlihat pada suasana kelas yang sudah mulai tampak adanya

antusias dalam diskusi kelompok, berani berbicara di depan banyak orang,

berani mengeluarkan pendapat dengan kata-kata sendiri, mengekspresikan

emosi yang bias control, sehingga membuat kelas semakin kondusif. Yang

terlebih penting siswa sudah mulai mampu menilai kelebihan dan

kekurangan diri.

Dapat disimpulkan bahwa konsep diri siswa dapat ditingkatkan

melalui penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok karena

permainan merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk

mengembangkan konsep diri siswa, melalui permainan siswa akan

(44)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta menumbuhkan tingkat kepercayaan baik pada diri sendiri maupun pada

orang lain, dan dalam suasana kegembiraan tersebut siswa dapat terangsang,

termotivasi, terdorong untuk berperilaku, melatih kepekaan dan empati.

Selain itu permainan juga dapat meningkatkan kreaitifitas, meningkatkan

respon terhadap hal-hal baru, melatih untuk menyelesaikan atau mengatasi

konflik, sarana untuk bersosialisasi dan melatih fungsi mental seperti

berfikir, berkhayal, mengingat atau menegakan disiplin dengan menaati

peraturan-peraturan dalam permainan.

4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini meliputi kegiatan : 1) mengurus izin

penelitian, 2) melakukan pretest, 3) membentuk kelompok eksperimen, 4)

Memberikan Perlakuan/treatment, dan 5) melakukan posttest. Adapun penjelasan

prosedur pelaksanaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pengurusan ijin penelitian. Peneliti mengajukan permohonan kepada

Kepala Sekolah dan Guru Pembimbing BK untuk mengadakan penelitian

di SMA Negeri 24 Bandung. Perijinan ini berupa ijin tempat, sekaligus

meminta jadwal pertemuan dengan siswa dan peneliti juga melakukan

koordinasi dengan koordinator BK, meminta kesediaan untuk

meluangkan waktu dan tenaganya dalam pelaksanaan uji coba dan

penelitian di Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung.

(45)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pretest dilakukan kepada seluruh siswa yang menjadi sampel dalam

penelitian ini. Instrument yang diberikan adalah kuesioner konsep diri

yang telah diujicobakan terlebih dahulu. Pretest ini dilakukan untuk

memperoleh data awal untuk mengetahui rendahnya konsep diri siswa

sebelum diberikan perlakuan.

3) Membentuk Kelompok Eksperimen

Menentukan kelompok eksperimen menggunakan teknik random

sampling (yang sudah teridentifikasi memiliki konsep diri rendah).

Ditetapkan setiap kelas delapan orang yang memiliki skor konsep diri

terendah.

4) Memberikan Perlakuan/treatment

Menetapkan jadwal pelaksanaan treatment sesuai dengan hasil

kesepakatan terhadap sampel pada kelompok eksperimen dan

pertimbangan pihak sekolah.

5) Melakukan (post-test).

Dalam hal ini, posttest dikenakan pada subjek penelitian dengan

menggunakan kuesioner konsep diri yang telah diadministrasikan pada

saat pretest. Data pretest dan post test ini diperlukan dalam analisis data.

Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya perubahan terhadap teknik

yang telah diberikan yaitu dengan membandingkan hasil perolehan skor

(46)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun rancangan prosedur penelitian ini disajikan dalam tabel

berikut :

a. Menyerahkan surat izin kepada Kepala SMA Negeri 24 Bandung b. Meminta surat keterangan selesai

melakukan penelitian dari kepala sekolah.

April 2013

E. Metode Pengolahan Data

Teknik pengolahan data atau analisis data merupakan bagian dari proses

pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk

menarik kesimpulan penelitian, oleh karenanya agar hasilnya memberikan bukti

yang meyakinkan, peneliti menggunakan teknik statistik untuk menganalisis data

penelitian (Indirantoro, 2002:11). Analisis data penelitian ini dijabarkan dalam

bentuk hipotesis yang diuji dengan rumus t-test. Untuk pengujian hipotesis

analisis datanya dilakukan terhadap hasil pretest dengan postest untuk melihat

(47)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya untuk mengetahui mengetahui efektifitas penggunaan teknik

permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa,

dilakukan dengan membandingkan gain score, yaitu selisih skor antara post-test

dengan pre-test konsep diri, sehingga dari hasil analisis tersebut didapatkan

hipotesis. Kriteria untuk uji hipotesis tersebut yaitu : Ho.= teknik permainan

dalam bimbingan kelompok tidak efektif untuk meningkatkan konsep diri siswa

kelas IPA XI SMA Negeri 24 Bandung, Ha.= teknik permainan dalam bimbingan

kelompok efektif untuk meningkatkan konsep diri siswa kelas XI SMA Negeri

24 Bandung.

Kriteria dasar pengambilan keputusannya adalah : 1) Jika t hitung > t tabel, maka

Ho ditolak dan Ha diterima; dan 2) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Penentuan efektivitas layanan bimbingan kelompok melalui metode

permainan dilakukan dengan uji t dengan interval kepercayaan 95 % α = (1 –

0,95) = 0.05. Proses perhitungan keseluruhan pengolahan data statistik

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Survey Konsep Diri Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun
Tabel 3.1  Distribusi Populasi
Tabel 3.2 Pembobotan Jawaban Kuesioner
Tabel 3.3   Kisi-Kisi Intrumen Konsep Diri
+4

Referensi

Dokumen terkait

Produksi Dan Pemanfaatan Protease Dari Bacillus subtilis Dan Bacillus pumilus untuk Unhairing Kulit Sapi Sebagai Bahan Baku Kerupuk Rambak.. Universitas Pendidikan Indonesia |

The objectives of this study was to answer two research problems: (1) the correlation between students competence in writing narrative texts in Bahasa Indonesia and their

Penentuan shio dalam program sederhana ini dilakukan dengan pertama kali dengan menginput tanggal, bulan dan tahun kelahiran kemudian dilakuakn perhitungan dengan cara

Jadi, perangkat transmisi Uplink berfungsi sebagai pemroses suara dan gambar televisi dari studio televisi ataupun sinyal baseband dari sentral Telekomunikasi untuk dijadikan

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

Mekanisme secara kimia diawali dahulu dengan mekanise fisika, yaitu pada partikel- partikel adsorbat mendekat ke permukaan adsorban melalui gaya Van der waals atau

[4] Bode Haryanto and Chien-Hsiang Chang, “Removing Adsorbed Heavy Metal Ions from Sand Surfaces via Appying Interfacial Properties of Rhamnolipid”, Journal of Oleo

Sumatera Barat yang menyangkut kepegawaian sesuai kewenangan tugas dan fungsi Badan.. Kepegawaian Daerah Provinsi