• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DAN Perbandingan Pembelajaran Index Card Match Dan Card Sort Menggunakan Collaborative Teaching Tipe Station Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Ekosistem (Kelas VII MTs Negeri SURAKARTA II Tahun Ajaran 2012/201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DAN Perbandingan Pembelajaran Index Card Match Dan Card Sort Menggunakan Collaborative Teaching Tipe Station Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Ekosistem (Kelas VII MTs Negeri SURAKARTA II Tahun Ajaran 2012/201"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DAN

CARD SORT MENGGUNAKAN COLLABORATIVE TEACHING

TIPE STATION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI EKOSISTEM

(KELAS VII MTS NEGERI SURAKARTA II TAHUN AJARAN 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh : SITI WULANDARI

A 420 090 116

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DAN

CARD SORT MENGGUNAKAN COLLABORATIVE TEACHING

TIPE STATION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI EKOSISTEM

(Kelas VII MTs Negeri SURAKARTA II Tahun Ajaran 2012/2013) Siti Wulandari, A420090116, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 106

Halaman ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan antara pembelajaran dengan metode index card match yang menggunakan collaborative teaching tipe station dan pembelajaran dengan metode card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station terhadap hasil belajar pada materi ekosistem siswa kelas VII MTs Negeri SURAKARTA II Tahun Ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen pendidikan. Penelitian ini mengambil lokasi di MTs Negeri SURAKARTA II. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTs Negeri SURAKARTA II Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel diambil sebanyak 127 siswa dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas, analisis variansi satu jalur (one way anava). Berdasarkan analisis variansi satu jalur (one way anava) diperoleh nilai probabilitas < taraf signifikansi (0,004 < 0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan pembelajaran dengan metode index card match yang menggunakan collaborative teaching tipe station dan pembelajaran dengan metode card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station terhadap hasil belajar pada materi ekosistem siswa kelas VII MTs Negeri SURAKARTA II Tahun Ajaran 2012/2013.

(4)

2 A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap individu. Maju mundurnya suatu bangsa dapat diukur dari sumber daya manusianya. Pendidikan dapat membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Beberapa upaya peningkatan kualitas pendidikan oleh pemerintah yaitu meningkatan sarana dan prasarana, perubahan kurikulum, dan meningkatkan kualitas guru. Faktor yang langsung berpengaruh dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah proses pembelajaran di kelas. Guru dituntut untuk mampu berinovasi dalam menyampaikan materi pelajaran, salah satunya yaitu dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat sehingga membantu siswa memahami materi pelajaran dengan baik.

Dalam koran digital Lintas Jateng Online Prayono (2012), menyatakan bahwa Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menyampaikan bahwa peserta Ujian Nasional (UN) 2011 tingkat SMP dan sederajat di Provinsi Jawa Tengah sejumlah 505.574 siswa. Dari sekian banyak peserta, yang dinyatakan lulus UN sejumlah 500.751 atau sebesar 99,05%. Sedangkan yang tidak lulus sejumlah 4.823 siswa atau sebesar 0,95%. Hasil tersebut menunjukkan prosentase kelulusan masih belum sesuai harapan. Dari beberapa mata pelajaran yang diujikan, IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya biologi merupakan mata pelajaran yang memahami tentang alam secara sistematis berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses penemuan, sehingga penyampaian materi pelajaran harus menarik. Pembelajaran biologi di kelas, masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional, sehingga siswa mudah bosan dan kurang memahaminya.

Usaha penyampaian materi untuk memudahkan pemahaman siswa, peneliti menggunakan metode pembelajaran index card match dan card sort. Index card match merupakan metode pembelajaran aktif bagian reviewing

strategies. Metode pembelajaran index card match adalah mencari jodoh kartu

(5)

3

siswa mengingat apa yang telah mereka pelajari dan menguji kemampuan serta pengetahuan yang telah mereka terima. Card sort merupakan metode pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. Metode pembelajaran menggunakan card sort bermanfaat untuk mengungkapkan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari.

Peneliti memadukan metode pembelajaran dengan collaborative teaching. Collaborative teaching masih jarang dilakukan di Indonesia. Pembelajaran ini melibatkan dua atau lebih pengajar di dalam kelas dimana keduanya berbagi tanggung jawab dalam pembuatan instrumen pembelajaran, penyampaian materi, penerapan strategi, dan saling berkolaborasi untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran collaborative teaching yang diterapkan adalah jenis station teaching. Metode station teaching yaitu guru dibagi menjadi dua pusat sumber informasi pelajaran. Metode ini dapat membantu siswa untuk saling melengkapi kekurangan materi yang diajarkan oleh guru.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan metode pembelajaran index card match dan card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station terhadap hasil belajar materi ekosistem.

Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat. Bagi siswa, diharapkan dapat mempermudah dalam memahami materi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi guru yaitu dapat memberikan referensi dalam menerapkan strategi pembelajaran yang tepat agar memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Bagi sekolah secara tidak langsung dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar di kelas.

B. METODE PENELITIAN

(6)

4

penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Negeri SURAKARTA II Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel sebanyak tiga kelas dengan jumlah 127 siswa. Sampling yang digunakan yaitu Cluster Random Sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station (X1), metode index card

match yang menggunakan collaborative teaching tipe station (X2), dan

metode pembelajaran konvensional (X0). Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah hasil belajar siswa (Y) yang meliputi salah satu ranah yaitu kognitif kelas VII MTs Negeri SURAKARTA II Tahun Ajaran 2012/2013.

Teknik pengumpulan data yaitu; 1. Observasi untuk menentukan kelas yang akan dijadikan kelompok obyek penelitian, 2. Dokumentasi untuk memperoleh data siswa dari sekolah, 3. Memberikan perlakuan kepada kelas yang dijadikan obyek penelitian, 4. Tes berupa post test untuk mengumpulkan data hasil belajar. Analisis butir soal dilakukan uji instrumen yang meliputi validitas, reliabilitas, derajat kesukaran, dan daya beda. Dari uji validitas 30 item terdapat 25 soal dinyatakan valid karena rhitung > rtabel (contoh item nomor

1 dimana 0,498 > 0,304). Sedangkan terdapat 5 soal yang invalid karena rhitung

< rtabel (contoh item nomor 11 dimana 0,216 < 0,304). Uji reliabilitas soal tes

adalah 0,926. Harga r11 dikatakan reliabel apabila r11 > rtabel. Karena 0,926 >

0,304, sehingga dapat disimpulkan soal dinyatakan reliabel dan memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Uji indeks kesukaran soal dari 30 butir soal menunjukkan bahwa sebanyak 0 item yang memiliki indeks kesukaran sukar, 24 item yang memiliki indeks kesukaran sedang, dan 6 item yang memiliki indeks kesukaran mudah. Uji daya beda soal dari 30 butir soal menunjukkan bahwa sebanyak 11 item yang memiliki daya beda baik, 5 item yang memiliki daya beda cukup, dan 14 item yang memiliki daya beda jelek.

(7)

5

lanjut dengan uji Pos Hoc Test dengan menggunakan metode LSD Karena jumlah variable n nya sama dan dengan taraf signifikan 5%.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil

Hasil data yang didapatkan pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi ekosistem yang berupa hasil kognitif. Data diperoleh dari kelas eksperimen I (card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station), kelas eksperimen II (index card match yang

menggunakan collaborative teaching tipe station), dan kelas kontrol (metode konvensional).

a. Hasil Belajar Ekosistem Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas Kontrol

Tabel 1. Data hasil belajar materi ekosistem distribusi frekuensi aspek kognitif (post test) kelas eksperimen I (card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station)

No Interval Xi Fi Prosentase

1 51-60 55,5 6 14,6%

2 61-70 65,5 5 12,2%

3 71-80 75,5 14 34,2%

4 81-90 85,5 6 14,6%

5 91-100 95,5 10 24,4%

Jumlah 41 100%

Berdasarkan hasil post test kelas eksperimen I (tabel 1) diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 52 dengan nilai rata-rata (mean) 78,63 dan median 76,00.

Tabel 2. Data hasil belajar materi ekosistem distribusi frekuensi aspek kognitif (post test) kelas eksperimen II (index card match yang menggunakan collaborative teaching tipe station)

No Interval Xi Fi Prosentase

1 51-60 55,5 2 4,8%

2 61-70 65,5 3 7,1%

3 71-80 75,5 15 35,7%

4 81-90 85,5 8 19,0%

5 91-100 95,5 14 33,4%

(8)

6

Berdasarkan hasil post test kelas eksperimen II (tabel 2) diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata (mean) 82,95 dan median 84,00.

Tabel 3. Data hasil belajar materi ekosistem distribusi frekuensi aspek kognitif (post test) kelas kontrol

No Interval Xi Fi Prosentase

1 31-40 35,5 1 2,3%

2 41-50 45,5 4 9,1%

3 51-60 55,5 3 6,8%

4 61-70 65,5 10 22,7%

5 71-80 75,5 13 29,6%

6 81-90 85,5 6 13,6%

7 91-100 95,5 7 15,9%

Jumlah 44 100%

Berdasarkan hasil post test kelas eksperimen II (tabel 3) diperoleh nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 32 dengan nilai rata-rata (mean) 73,11 dan median 76,00.

b. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas. Tabel 4. Hasil uji normalitas

Metode Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. ICM with co-teaching ,135 42 ,053 ,952 42 ,076 CS with co-teaching ,127 41 ,094 ,950 41 ,072 Kontrol ,121 44 ,104 ,950 44 ,054

Dari tabel 4. terlihat hasil uji normalitas yang menggunakan Shapiro-Wilk, memiliki harga signifikan lebih besar dari nilai probabilitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Tabel 5. Hasil uji homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Prestasi Based on Mean 2,200 2 124 ,115

(9)

7 c. Uji Hipotesis

Setelah diketahui data berdistribusi normal dan homogen selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan anava satu jalur (one way anava).

Tabel 7. Rangkuman hasil uji Fhitung pada kelas eksperimen I, eksperimen II, dan kelas kontrol

one way anava Fhitung Probabilitas Keputusan

Hasil belajar 5,883 0,004 H0 ditolak Dari hasil uji hipotesis anava satu jalur di atas terlihat bahwa nilai Fhitung (5,883) dengan probabilitas (0,004). Taraf signifikansi yaitu 5 %. Oleh karena probabilitas 0.004 < 0,05 maka H0 ditolak sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara ketiga kelas perlakuan.

Setelah diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara ketiga kelas perlakuan, kemudian dilakukan uji lanjut anava. Uji yang digunakan adalah uji LSD.

Tabel 8. Hasil uji LSD (I)

metode (J) metode

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound ICM CS 4,32 2,929 ,143 -1,48 10,12 Kontrol 9,84(*) 2,878 ,001 4,14 15,54 CS ICM -4,32 2,929 ,143 -10,12 1,48 S Kontrol 5,52 2,896 ,059 -,21 11,25 Kontrol ICM -9,84(*) 2,878 ,001 -15,54 -4,14 CS -5,52 2,896 ,059 -11,25 ,21 Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dilihat pada tabel 8 bahwa perbandingan metode index card match yang menggunakan collaborative teaching tipe station dan metode card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station menunjukkan nilai probabilitas 0,143 < 0,05 (taraf signifikansi 5 %), maka dapat disimpulkan H0 ditolak. Ini berarti bahwa ada perbedaan rata-rata hasil tes antara kedua metode tersebut. Untuk perbandingan antara metode index card match yang menggunakan collaborative teaching tipe

(10)

8

signifikansi 5 %), maka dapat disimpulkan H0 ditolak. Ini berarti bahwa ada perbedaan rata-rata hasil post test antara kedua metode tersebut. Selanjutnya perbandingan metode card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station dan kontrol menunjukkan nilai probabilitas 0,59 > 0,05 (taraf signifikansi 5 %), maka dapat disimpulkan H0 diterima. Ini berarti bahwa tidak ada perbedaan rata-rata hasil tes antara kedua metode tersebut.

2. Pembahasan

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat eksperimen pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara dua metode pembelajaran yang diukur dari segi kognitif. Penelitian ini menggunakan tiga kelas sampel dalam penelitiannya. Kelas VII-B (eksperimen I) yang menggunakan metode card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station, VII-B (eksperimen II) yang

menggunakan metode index card match yang menggunakan collaborative teaching tipe station, dan kelas VII-F (kontrol) yang menggunakan metode

konvensional. Sebelum dilakukan post test untuk mendapatkan hasil kognitif yang nantinya akan diolah sebagai hasil penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan uji instrumen yang berupa soal. Pengujian ini dilakukan di kelas VII-C yang merupakan kelas selain perlakuan (kelas ekperimen I, eksperimen II, dan kontrol). Hasil uji instrumen akan dianalisis berupa uji validitas, reliabilitas, daya beda, dan uji kesukaran soal. Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui kelayakan soal yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah diketahui bahwa soal valid dan reliabel, maka soal dapat digunakan sebagai soal ulangan yang akan digunakan pada kelas perlakuan (kelas ekperimen I, eksperimen II, dan kontrol).

Nilai hasil post test pada kelas eksperimen I dengan metode card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station menunjukkan

(11)

9

menggunakan collaborative teaching tipe station menunjukkan nilai tertinggi 100, nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata (mean) 82,95. Kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional menunjukkan nilai tertinggi 96, nilai terendah 32 dengan nilai rata-rata (mean) 73,11. Nilai yang telah didapat kemudian dilakukan uji statistik parametrik menggunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Dari data yang telah diuji, diketahui bahwa data berdistribusi normal (lampiran 21), sehingga data dapat digunakan. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui varians dari beberapa populasi sama atau tidak dan sebagai syarat untuk melaksanakan analisis hipotesis. Dari data yang telah diuji, diketahui bahwa data berdistribusi homogen (lampiran 21). Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen dilakukan uji hipotesis menggunakan anava satu jalur (one way anava) untuk mengetahui variasi yang muncul dari kelompok perlakuan memiliki perbedaan atau tidak pada rata-rata nilai post test (lampiran 22). Dari data yang telah diuji didapatkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol. Dapat dilihat pada uji lanjut pos hoc test (lampiran 22) bahwa nilai probabilitas antara kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol diperoleh nilai probabilitas < dari ketetapan signifikansi 0,05 yang berarti terdapat perbedaan antara kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol. Metode card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station dan index card match yang menggunakan collaborative teaching tipe station diperoleh signifikansi sebesar 0,143 < 0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara metode card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station dan index card match yang menggunakan collaborative teaching tipe station.

(12)

10

penggunaan metode konvensional. Dari kedua metode eksperimen antara metode card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station dan index card match yang menggunakan collaborative teaching tipe station dapat dilihat hasil yang menunjukkan bahwa metode index card

match yang menggunakan collaborative teaching tipe station lebih baik

dari metode card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station. Faktor yang mempengaruhi metode index card match yang

menggunakan collaborative teaching tipe station lebih baik, diantaranya yaitu: (a) Siswa lebih mudah mengenali pasangannya karena setiap siswa berpasangan dengan satu orang. (b) Siswa lebih mudah menerima materi dengan metode ini karena disetiap kartu berisi kata kunci atau pengertiannya. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kekurangan dari metode card sort yang menggunakan collaborative teaching tipe station, diantaranya yaitu: (a) Siswa sulit mencari pasangannya karena setiap siswa yang membawa kata kunci dimungkinkan memiliki pasangan lebih dari satu. (b) Siswa masih harus memahami sendiri pengertian dari kata kunci pada materi tersebut.

Metode pembelajaran card sort dan index card match termasuk dalam metode pembelajaran aktif (active learning). Dalam pembelajaran aktif siswa dengan kemampuan yang berbeda menjadi lebih aktif di dalam kelas sehingga siswa yang kurang aktif menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Perpaduan antara pembelajaran aktif yang disampaikan dengan collaborative teaching tipe station meningkatkan pengetahuan siswa karena siswa mendapatkan materi dari dua sumber yang berbeda. Metode pembelajaran index card match mendapatkan nilai dengan rata-rata tertinggi didukung penelitian yang relevan yaitu Ahmini (2011), menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan metode index card match dapat meningkat hasil belajar IPA.

(13)

11

tipe station adalah untuk meningkatkan hasil belajar pada materi ekosistem. Kedua metode ini sama-sama merupakan bagian dari metode pembelajaran aktif, dan sama-sama menggunakan kartu di dalam proses pembelajarannya. Perbedaanya hanya pada kartu dimana metode card sort hanya berisi pokok-pokok materi yang saling berhubungan, sedangkan metode index card match berisi pokok materi beserta penjelasannya hanya saja antara kartu satu dan yang lain tidak berhubungan. Kedua metode ini sangan baik diterapkan pada materi ekosistem karena materi lebih sering berisi bacaan yang sulit dimengerti. Dengan metode ini siswa lebih mudah memahami karena ada unsur permainan di dalam pembelajaran.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar antara penggunaan metode pembelajaran index card match dan card sort yang menggunakan collaborative teaching

tipe station terhadap hasil belajar pada materi ekosistem kelas VII MTs Negeri Surakarta II.

E. DAFTAR PUSTAKA

Ahmini. 2011. “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Strategi Index Card Macth Pada Siswa Kelas III SDN Kandri 01 Kota Semarang” (Skripsi S-1 Progdi Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Semarang: FKIP Universitas Negeri Semarang.

Gambar

Tabel 2. Data hasil belajar materi ekosistem distribusi frekuensi aspek kognitif (post test) kelas eksperimen II (index card match yang menggunakan collaborative teaching tipe station)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kreativitas melalui melipat pada kelompok B TK Pertiwi Tegalrejo Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan

[r]

indica pada empat jenis tanaman famili Cucurbitaceae yaitu mentimun (C. edule); mengamati kemampuan makan pada inang yang disukai, perilaku bertengger saat makan,

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif rni Uruversitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihrrrediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Berdasarkan indikasi penelitian bahwa orang tua yang “otoritatif” membimbing anak -anaknya sehingga anak dapat meresapi logika dari tindakan bermoral dan melakukan

[r]

Hasil penelitian menunjukkan: (1) pengetahuan peternak tentang penyakit antraks di Desa Sempu Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali sebagian besar adalah baik (42%),

Evaluasi pembelajaran fisika di SMP N 1 Magelang dilakukan untuk mengetahui kualitas siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan guru, dilakukan dalam bentuk pemberian