• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HASIL BELAJAR KIMIA DAN RASA INGIN TAHU SERTA KREATIFITAS SISWA YANG DIHASILKAN MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH YANG MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS HASIL BELAJAR KIMIA DAN RASA INGIN TAHU SERTA KREATIFITAS SISWA YANG DIHASILKAN MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH YANG MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HASIL BELAJAR KIMIA DAN RASA INGIN TAHU SERTA KREATIFITAS SISWA SMA YANG DIHASILKAN

MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

YANG MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

EMMI JUWITA SIREGAR NIM : 8126141004

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Emmi Juwita Siregar.NIM 8126141004.Analisis Hasil Belajar Kimia dan Rasa Ingin Tahu Serta Kreatifitas Siswa yang di Hasilkan Melalui Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang Menggunakan Media Kom puter Pada Materi Koloid.Tesis. Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan.2014.

(5)

ABSTRACT

Emmi Juwita Siregar.NIM 8126141004.Aplication of learning Model Problem Based Learning (PBL) With Computer Based Media To Improve Learning Outcomes Chemistry and Character Curiosity Student Achievement and Creativity Character On Colloid Matter Content. Tesis. Chemistry Education Studies Graduate Program, State University of Medan.2014.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena

segala rahmat dan kasih-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan

baik sesuai dengan yang diharapkan. Tesis berjudul “Analisis Hasil Belajar Kimia

Siswa dan Rasa Ingin Tahu Serta Kreatifitasnya Yang Dihasilkan melalui

Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang

Menggunakan Media Komputer” disusun untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan Kimia di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih Kepada : Bapak

Prof. Dr. Albinus Silalahi,M.S, selaku pembimbing I dan Eddiyanto,Ph.D,

selaku pembimbing II, yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran

pada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis ini.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof.Dr. Ramlan Silaban,

M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan nara sumber, Bapak Dr.

Mahcmud, M.Sc selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Kimia dan nara

sumber, Ibu Dr.Iis Siti Jahro,M.Si selaku nara sumber. Juga kepada seluruh

Dosen, Staff Pegawai dan teman-teman: Kelas reguler (A) angkatan 2012 dan

Kak Desi di Program Pendidikan Kimia Pascasarjana, Bapak Sosiar, S.Pd selaku

Kepala Sekolah SMA Swasta Sinar Husni Labuhan Deli, Teristimewa kepada

Ayahanda Zainuddin Siregar,S.T dan Ibunda Nurhalima Tanjung,S.Pd serta adik

– adik saya Arpan Efendi,A.Kep, Raja Martua,S.SOS ,Helmi sandora Siregar dan

Edy Syaputra siregar,S.E yang telah memberikan doa, dorongan moril dan materil

(7)

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini,

namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata

bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya tesis ini

bermanfaat bagi para guru kimia dan dalam menambah khasanah ilmu pendidikan.

Medan, February 2014

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Hlm LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Pembatasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah... 9

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

1.7 Defenisi Operasional ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1 Kerangka Teoritis ... 11

2.1.1 Defenisi Belajar ... 11

2.1.2 Defenisi Pembelajaran ... 13

2.1.3 Hakekat Hasil Belajar ... 13

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 14

2.1.5 Hakikat Model Pembelajaran ... 14

2.1.6 Media ... 15

2.1.7 Fungsi dan Nilai Media ... 17

2.1.8 Media Pembelajaran Berbasis Komputer ... 18

2.1.9 Hakikat Kreatifitas Belajar Kimia ... 19

2.1.10 Pembentukan Karakter Dalam Pembelajaran ... 20

2.1.11 Karakter Rasa Ingin Tahu ... 22

2.1.12 Model PBL ... 23

(9)

2.1.13 Materi Pembelajaran ... 26

2.2 Kerangka Konseptual ... 26

2.3 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian... 30

3.3.Variabel Penelitian ... 30

3.4.Metode dan Rancangan Penelitian ... 31

3.5.Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 33

3.5.1 Instrumen Tes Hasil Belajar ... 33

3.5.2 Analisis Instrumen tes ... 34

3.6.Uji Hipotesis ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Deskripsi Data ... 38

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian ... 38

4.1.2 Deskripsi Hasil Belajar Siswa ... 39

4.2 Uji Prasyarat Perlakuan Penelitian ... 40

4.2.1 Uji Normalitas Data ... 43

4.2.2 Pengujian Homogenitas Data ... 43

4.3 Pengujian Hipotesis ... 44

4.4 Pembahasan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 49

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rata-rata Persentase Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran Kimia Siswa Kelas XI IPA di SMA

Sinar Husni Labuhan Batu... 7

Tabel 2.2 18 Nilai Karakter ... 21

Tabel 2.3 Perbedaan Model PBL dan Pembelajaran Konvensional ... 25

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 31

Tabel 4.4 Hasil Postest untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 40

Tabel 4.5 Hasil Postest Siswa Eksperimen ... 40

Tabel 4.6 Hasil Postest Siswa Kontrol ... 41

Tabel 4.7 Hasil rekapitulasi nilai angket Kreatifitas siswa ... 42

Tabel 4.8 Hasil rekapitulasi nilai angket rasa ingin Tahu siswa ... 42

Tabel 4.9 Ringkasan Uji Normalitas ... 43

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Homogenitas ... 45

Tabel 4.11 Tabel Uji Hipotesis 1 ... 45

Tabel 4.12 Tabel Uji Hipotesis 2 ... 45

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

1

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 53

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 55

Lampiran 3 Materi Pembelajaran ... 65

Lampiran 4 Kisi-Kisi Hasil Belajar Kimia ... 73

Lampiran 5 Tes Hasil Belajar Kimia ... 75

Lampiran 6 Kunci Jawaban... 81

Lampiran 7 Kuesioner Angket Rasa Ingin Tahu Siswa ... 82

Lampiran 8 Kisi-Kisi Angket Kreatifitas Belajar Siswa ... 84

Lampiran 9 Angket Kreatifitas Belajar Siswa ... 85

Lampiran 10 Lembar Kerja I ... 87

Lampiran 11 Lembar Kerja II ... 88

Lampiran 12 Lembar Kerja III ... 89

Lampiran 13 Lembar Kerja IV... 90

Lampiran 14 Validitas Soal Tes ... 91

Lampiran 15 Daftar Kelas Atas ... 92

Lampiran 16 Daftar Taraf Kesukaran dan Uji Daya Pembeda Tes ... 94

Lampiran 17 Rekapitulasi Nilai Pretest ... 96

Lampiran 18 Rekapitulasi Nilai Posttest ... 97

Lampiran 19 Uji Normalitas Tes Menggunakan SPSS ... 98

Lampiran 20 Uji Homogenitas ... 99

Lampiran 21 Uji Hipotesis 1 ... 100

Lampiran 22 Uji Hipotesis 2 ... 101

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah, seringkali mata pelajaran kimia dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, kurangnya minat baca siswa, terbatasnya buku

panduan yang dimiliki, pengajaran yang masih bersifat konvensional khususnya pengajaran tentang sains (Hendra,2004).

Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, dalam pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk (Hendra,2004).

Pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) serta kementrian agama (kemenag) telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu dan hasil pendidikan nasional. Salah satu fungsi pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam pasal 3 UU Sisdiknas Tahun 2003. Dalam UU tersebut disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

(14)

Dalam penelitian (Yusraini,2013) : Pengajaran sebagai proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai bagian, antara lain pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain sebagainya. Berbagai bagian tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Keberhasilan pengajaran sangat ditentukan manakala pengajaran tersebut mampu mengubah diri pesarta didik. Perubahan tersebut dalam arti dapat menumbuhkembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri peserta didik sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaat secara langsung dalam

perkembangan pribadinya. Tanggung jawab keberhasilan pengajaran tersebut berada di tangan seorang pendidik. Artinya, seorang guru harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengatur proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga komponen-komponen yang diperlukan dalam pengajaran tersebut dapat berinteraksi antar sesama komponen.

Di dalam penelitian (Kuang dan Lio,2004) : Penggunaan computer assisted instruction (CAI) lebih efektif dari traditional introruction (TI) pada

siswa yang di Taiwan.Media merupakan satu komponen penting di dalam proses pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran yang lebih maju dan variatif dapat di buat dengan memanfaatkan kemajuan tehnologi komputer. Media berbasis komputer adalah media penyampaian pelajaran dengan menggunakan komputer dan dengan menampilkan animasi dalam bentuk visual agar siswa lebih mudah memahami proses pembelajaran. Powerpoint adalah salah satu program (software) yang menawarkan kemudahan media presentasi pembelajaran audio- visual berbasis computer.

Di dalam penelitian (Bayrak dan Bayram,2010) : Pengajaran asam basa dengan bantuan komputer memberikan efek yang positif kepada siswa, Dari hasil penelitian di atas di simpulkan bahwa media berbasis komputer memberikan

(15)

digunakan untuk membuat media pembelajaran. Di dalam powerpoint terdapat menu-menu yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan mengembangkan media pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif dan lebih menyenangkan.

Salah satu karakter yang dapat ditanamkan pada peserta didik adalah karakter rasa ingin tahu dan kreatifitas. Karakter rasa ingin tahu dan kreatifitas adalah karakter dari delapan belas karakter yang harus di tanamkan di tingkat satuan pendidikan sekolah atau madrasah.Kedua karakter ini dianggap penting bagi proses pembelajaran di Indonesia. Melalui pendidikan karakter, siswa akan di

latih untuk lebih menghargai dan menerapkan nilai- nilai yang ada sehingga dalam kehidupannya menjadi insan yang berbudi pekerti, berakhlak dan slelalu bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui pendidikan karakter pula, siswa akan di latih mengembangkan kemampuan berpikir logis, yaitu mampu memecahkan masalah sehingga kelak menjadi insan yang tangguh, kreatif dan bermanfaat bagi alam semesta (Hendara, 2004).

Dalam penelitian yang dikemukakan oleh (Chusnani,2013) : Pembelajaran sains yang benar akan mengarahkan siswa memiliki karakter rasa ingin tahu, berpikir logis, kritis kreatif dan inovatif, jujur, hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggungjawab, peduli lingkungan dan cinta ilmu. Penelitian ini kiranya menegaskan bahwa jika menggunakan model pembelajaran untuk sains harus mengarah kepada karakter siswa yang lebih baik lagi, seperti halnya dengan penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning, PBL) yang dapat meningkatkan karakter siswa menjadi lebih baik.

Hasil penelitian (Graaff,2003) : Menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah kesuksesan dan inovasi metode untuk pendidikan teknik.Pembelajaran berbasis masalah suatu pembelajaran yang bukan hanya

tentang penyelesaian masalah tetapi lebih jauh lagi penyelesaian masalah dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman.

(16)

masalah dalam pembelajaran, pembelajaran yang memacu motivasi dan kreatifitas yang meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian (Dirckinck, 2009) : menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah yang diintegrasikan dengan Instut Technology Computer (ITC) merupakan cara untuk merubah pendekatan pendidikan menjadi lebih baik dan menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah meningkatkan hasil belajar geografi. Oleh sebab itu siswa yang di beri pembelajaran berbasis masalah lebih memberikan respon yang baik pada pembelajaran.

Penelitian (So dan Kim 2009) : juga menyimpulkan bahwa adanya hubungan kepercayaan dan tindakan pada pembelajaran berbasis masalah .Dari hasil – hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini di dapat dari adanya respon yang positip dari hasil pembelajaran.Dalam membangun perubahan hasil belajar kearah yang lebih baik sehingga siswa mampu menguasai pokok bahasan kimia yang sudah diajarkan dibutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan.

Penelitian (Fuadaturrahman,2011) menjelaskan” Pengaruh ModelPembela jaran Inquiri dan Penggunaan Media Berbasis Komputer (CD Movie dan Flash) terhadap Kreatifitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Pokok Bahasan Koloid” menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran inquiri dengan penggunaan media berbasis komputer dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional dengan penggunaan media berbasis komputer.

Banyak peneliti yang telah melakukan penelitian tentang model PBL ini, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Behiye (AKÇAY,2009) menyatakan bahwa PBL memberikan kesempatan belajar yang berarti bagi siswa

(17)

kehidupan sehari-hari sehingga siswa secara langsung dapat memahami pembelajaran tersebut.

Penelitian (Mcmay,2012) : PBL sering digunakan sebagai pedagogi untuk seluruh bidang . Sebuah alternatif dengan menggunakan pedagogi ini untuk proyek kelas dan bukan seluruh kelas. PBL untuk menciptakan sebuah fasilitas transisi dalam meningkatkan hasil belajar di daerah pedesaan belum di terapkan secara maksimal.

Penelitian (Ward,2002) : tentang metode pengorganisasian dan penyajian

kurikulum mengungkapkan perlunya perubahan jika tenaga kerja masyarakat harus berpendidikan. Sejarah dan teoritis diutamakan poin dengan PBL sebagai alternatif yang efektif .Pelaksanaan dari PBL menunjukkan keuntungan dan kerugian dalam metode pengajaran, meliputi perubahan peran guru dan penyesuaian yang diperlukan untuk penilaian dapat meningkatkan hasil belajar.

Penelitian (Nuraini,2013) : menyimpulkan bahwa PBL dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik yang telah diajarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian dalam PBL secara signifikan terkait dengan kinerja dan preferensi siswa.

Penelitian (Selvan,2013) : menyimpulkan bahwa pengajaran yang inovatif dan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) , dalam pendidikan teknik untuk mengembangkan kompetensi lulusan. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pendidikan telah memberikan dorongan baru untuk instruktur untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan untuk memenuhi pendidikan saat abad ke-21.

Penelitian (Chakravarthi, 2009) : menyimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar di bandingkan tanpa PBL.Pembelajaran yang menggunakan PBL menginstruksikan Kelompok

(18)

Penelitian (Awang, 2008) : PBL adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, mengaktifkan pembelajaran dengan pendekatan berfikir kreatif, mandiri dan inovatif. Pendidikan di berbagai belahan dunia sudah menggunakan PBL dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan munculnya kerjasama dan rasa percaya diri siswa. PBL menyajikan pendekatan berpikir kreatif untuk menerapkan pemecahan masalah dalam mekanika struktur dalam lingkungan politeknik Malaysia. Dalam penelitian menyimpulkan bahwa PBL dapat menaikkan kemampuan berfikir kreatif siswa.

Hal ini sangat memerlukan model pembelajaran yang lebih bermakna, salah satunya menggunakan model PBL. Ada beberapa defenisi pembelajaran berbasis masalah salah satunya menurut (Kelly, 2005) “PBL adalah model pendidikan yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.”

Dalam PBL, siswa dituntut bertanggungjawab atas pendidikan yang mereka jalani, serta diarahkan untuk tidak terlalu tergantung pada guru. PBL membentuk siswa mandiri yang dapat melanjutkan proses belajar pada kehidupan dan karir yang akan mereka jalani. Seorang guru lebih berperan sebagai fasilitator atau tutor yang memandu siswa menjalani proses pendidikan. Ketika siswa menjadi lebih cakap dalam menjalani proses belajar pembelajaran berbasis masalah, tutor akan berkurang keaktifannya. Proses belajar PBL dibentuk dari ketidakteraturan dan kompleksnya masalah yang ada di dunia nyata. Hal tersebut digunakan sebagai pendorong bagi siswa untuk belajar mengintegrasikan atau

(19)

Siswa dihadapkan kepada masalah dan mencoba untuk menyelesaikan dengan bekal pengetahuan yang mereka miliki. Pertama-tama mereka mengidentifikasi apa yang harus dipelajari untuk memahami lebih baik permasalahan dan bagaimana cara memecahkannya. Langkah selanjutnya, siswa mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, laporan, informasi online atau bertanya pada pakar yang sesuai dengan bidangnya. Melalui cara ini, belajar dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan gaya tiap individu. Setelah mendapatkan informasi, mereka kembali pada masalah dan mengaplikasikan apa

yang telah mereka pelajari untuk lebih memahami dan menyelesaikannya. Di akhir proses, siswa melakukan penilaian terhadap dirinya dan memberi kritik membangun bagi dirinya.

Dari data hasil belajar kimia siswa di SMA Sinar Husni Labuhan Deli di kelas XI IPA ternyata persentase hasil belajar yang diperoleh siswa masih kecil. Banyak siswa yang tidak tuntas dalam pencapaian hasil belajarnya.

Tabel. 1.1. Rata-rata Persentase Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran Kimia Siswa Kelas XI IPA di SMA Sinar Husni Labuhan Deli

No Tahun Ajaran Persentase Ketuntasan Hasil Belajar yang Mencapai KKM

KKM

1. 2009/2010 67% 65

2. 2010/2011 67% 65

3. 2011/2012 70% 70

Agar permasalahan ini teratasi pembelajaran kimia di SMA perlu diubah model pembelajarannya, dari pembelajaran berfokus pada guru menjadi pembelajaran berfokus pada siswa. Model yang relevan adalah PBL.

Pokok bahasan koloid adalah salah satu pokok bahasan kimia di SMA yang membahas tentang sistem koloid, sifat-sifat koloid, dan pembuatan sistem koloid. Pada pokok bahasan ini diperlukan beberapa eksperimen yang membutuhkan kecakapan siswa. Untuk situasi ini diperlukan model pembelajaran yang sesuai agar keberhasilan pencapaian ketuntasan belajar dapat maksimal.

(20)

Tahu Serta Kreatifitas Siswa SMA Yang Dihasilkan Melalui Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang Menggunakan Media Komputer”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah rendahnya kualitas pembelajaran kimia di kelas disebabkan karena

siswa sebagian besar tidak menyukai pelajaran kimia?

2. Apakah proses pembelajaran kimia di SMA pada umumnya masih kurang memberdayakan keaktifan siswa?

3. Apakah pembelajaran kimia dewasa ini masih banyak menggunakan model belajar konvensional sehingga menyebabkan prestasi belajar rendah?

4. Apakah pembelajaran kimia terutama pada materi system koloid perlu ditingkatkan karena model dan metode pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan proses pembelajaran yang melibatkan tumbuhnya karakter dan pemahaman siswa?

1.3. Pembatasan Masalah

Bertitik tolak dari masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, beberapa hal dibatasi sebagai berikut:

1. Siswa yang diteliti adalah siswa SMA, kelas XI IPA, semester genap tahun ajaran 2013/2014.

2. Pokok bahasan yang diajarkan adalah sistem koloid, sesuai dengan Kurikulum 2013.

3. Rasa ingin tahu dan kreatifitas yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi

harapan untuk berhasil, rasa tanggung jawab, kemandirian, usaha dalam belajar, solusi untuk memecahkan masalah dan keunggulan.

(21)

semester genap, yaitu ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), dan analisis (C4).

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, di atas maka masalah dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh rasa ingin tahu siswa yang dihasilkan melalui

pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah yang

menggunakan media komputer terhadap hasil belajar kimia?

2. Apakah ada pengaruh kreatifitas siswa yang dihasilkan melalui pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan media komputer terhadap hasil belajar kimia?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa secara signifikan diantara yang diajar melalui pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan media komputer dan pembelajaran langsung?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menunjukkan:

1. Pengaruh rasa ingin tahu siswa yang dihasilkan melalui pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan media komputer terhadap hasil belajar kimia.

2. Pengaruh kreatifitas siswa yang dihasilkan melalui pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan media komputer terhadap hasil belajar kimia.

3. Perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar melalui pembelajaran dengan

(22)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Menambah khasanah ilmiah/data ilmiah tentang pengaruh rasa ingin tahu dan kreatifitas belajar yang dihasilkan melalui pembelajaran dengan model berbasis masalah yang menggunakan media komputer terhadap hasil belajar kimia.

2. Menambah wawasan dan keterampilan peneliti dalam melaksanakan penelitian ilmiah.

3. Sebagai masukan kepada para guru, khususnya guru kimia dalam meningkatkan dan mewujudkan pembelajaran yang berkualitas.

4. Sebagai masukan bagi para peneliti untuk melaksanakan penelitian – penelitian yang relevan.

1.7.Defenisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefenisikan secara operasional sebagai berikut:

1. Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata,melalui pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan media komputer .

(23)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh rasa ingin tahu siswa yang dihasilkan melalui pembelajaran dengan model PBL yang menggunakan media komputer

terhadap hasil belajar kimia.

2. Terdapat pengaruh kreatifitas siswa yang dihasilkan melalui pembelajaran dengan model PBL yang menggunakan media komputer terhadap hasil belajar kimia.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa secara signifikan diantara yang diajar melalui pembelajaran dengan model PBL yang menggunakan media komputer dan pembelajaran langsung.

5.3. Saran

1. Untuk meningkatkan motivasi, kreatifitas, aktifitas, dan hasil belajar siswa khususnya untuk materi koloid, guru kimia dapat menerapkan pembelajaran berbasis masalah.

2. Dalam pembelajaran kimia di SMA, sebaiknya lebih melibatkan siswa dalam memecahkan masalah tentang materi yang dipelajari sehingga peserta didik lebih tertarik dan tertantang.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Akcay,B.,(2009), Problem-Based Learning in Science Education,Journal of Turkish Science Education (JSE), 6 (1) :.26-27.

Arends, R. I., (2008), Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar Buku Dua, edisi ke – 7, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S., (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Awang, H., & Ramly, I. (2008). Creative Thinking Skill Approach through Problem-Based Learning: Pedagogy and Practice in the Engineering Classroom. International Journal of Human and Social Sciences (JHSS),3 (1) : 18-23.

Bayrak ,(2010), Penerapan Model Pembelajaran Berbasia Masalah dengan Menggunakan Media Komputer Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Asam Basa,Tesis.Medan: PPs UNIMED.

Chakravarthi,S.,(2009). An evaluative study on comparison of problem based learning and lecture based pedagogy on self directed learning in undergraduate medical education, Indian Journal of Science and Technology (JST),2 (12) : 64-65.

Chusnani, D., (2013), Pendidikan Karakter Melalui Sains, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan (JKPP),4 (1) : 9-13.

Depdiknas., (2003), Kurikulum Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas.

Dirckinck, L.,and Holmfeld, (2009), Inovation of Problem Base Learning Through ITC : Linking Local and Global Experience ,Internasional Journal of education and development using information and communication Technology (IJEDICT),5 (1) : 551-552.

Fuadaturrahman,(2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiri dan Penggunaan Media Berbasis Komputer (CD Movie dan Flash) terhadap Kreatifitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Pokok Bahasan Koloid.Tesis.Medan:PPs UNIMED.

Gagne dan Briggs.(1975).The Conditioning of Learning.Niw York : Rinehart and Winston.

(25)

Gulo, W., (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hendra, (2004). Analisis Kreativitas dan Hasil Belajar pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan Advance Organizer yang Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer dan Media Benda Rill pada Materi Larutan Penyangga,Tesis. Medan: PPs UNIMED.

Heinich,R. (2002).Intructional Media and the New Technologies of Instruction (3 ed).New York : Mcmillan Publishing Company.

Kuang,Y.,and Liao, C., (2004), Efects of Computer Asiste instruction on students achievement in Taiwan, A meta analysis, Computer and Education Journal(JCE, (48 (1) : 216-233.

Kelly,O. C., (2005). Problem-Based Lerarning. Centre for Learning and Proffessional Devolepmen. Australia: University of Adelaide.

Mcmay,D.,(2013). Using Problem Based Learning t Develop Class Projects in Upper Level Social Science Courses: A Case Study with Recommendations. Creative Education,4 (1) : 62-70.

Muclish,M.,(2002),Pendidikan Karakter,Penerbit PT.Bumi Aksara,Cetakan Pertama,Jakarta.

Nasution, A. (2005). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Nuraini,CK.,(2013). Evaluating the Effectiveness of Self and Peer Assessment using PBL on Student Performance and Preference: Malaysian’s Experience, International Journal of Computers & Technology (JCT), 4 (2) : 3334-335.

Ram, P., (1999). Problem-Based Learning in Undergraduate Education, Journal of Chemical Education, 76 (8) :1122-1126.

Selvan,T.,(2013). Problem Based Learning Approach in the Designing of

E-content for Engineering Courses, Journal Asian Social Science, 9 (10) : 301-302.

Slameto., (2003). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Penerbit Bina Aksara.

(26)

Sudijono, A., (2008), Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Susanto,A.(2013).Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Kencana, Jakarta.

Sungur,S.,Tekkaya,C.,andGeban,O.,(2006), Improving Achievement Through Problem Based Learnig, Journal of Biological Education (JBE),40 (4) : 155-160.

Ward,JD.,(2002).A Review Of Problem- Based Learning, Journal of Family and Consumer Sciences Education (JFCSE),20 (1) : 20-23.

Gambar

Gambar 3.1 Alur Langkah-Langkah Penelitian ......................................

Referensi

Dokumen terkait

Bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Bioekonomi untuk Pengelolaan Sumber Daya ikan tembang ( Sardinella fimbriata ) yang Didaratkan Di

Karbohidrat terhadap Jumlah Neutrofil dan Interleukin 6 (IL-6) pada Tikus Wistar Jantan untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain, yaitu Digital

B erdas arkan pendapat beberapa ahli di atas , maka dapat ditarik kes impulan bahwa dis iplin kerja adalah s uatu bentuk perilaku karyawan yang menunjukkan

Lidah buaya adalah tanaman dengan kandungan vitamin E dan air tinggi serta dapat ditambahkan ke dalam berbagai produk pangan termasuk es krim.. Es krim merupakan produk pangan

After doing the analysis based on problem formulations stated in chapter I, the writer comes to the conclusion or the findings of the analysis that will be explained in this

Berdasarkan pembahasan dan pengujian dan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Simple Additive

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan maka Credit Union Tilung Jaya memiliki sistem pengendalian intern pemberian kredit yang kurang baik, karena terdapat beberapa masalah