Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Saat ini pendidikan di Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan.
Salah satunya adalah pengaruh globalisasi yang sangat hebat. Globalisasi
membawa pengaruh ganda pada kehidupan suatu bangsa berupa dampak positif
dan ekses negatif. Sisi positifnya mendorong kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi dan daya saing bangsa. Tetapi pada sisi lain, ekses
negatifnya, menyebabkan tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dan kepribadian
nasional.
Pengaruh globalisasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan ditandai dengan
begitu mudahnya pengaruh tersebut masuk ke kehidupan manusia kedalam
segala sisi kehidupannya. Ali (2009:131) mengidentifikasi tujuh dampak
negatif globalisasi terhadap nilai kemanusiaan, diantaranya : 1) kemiskinan
nilai spiritual, 2) kejatuhan manusia dari mahluk spiritual ke mahluk material
menyebabkan nafsu kebinatangan menjadi pemandu kehidupan manusia. 3)
peran Agama menjadi marginal dan semata urusan akhirat, sedangkan urusan
dunia menjadi urusan sains modern (sekuler). 4) Tuhan hanya hadir dalam
pikiran, lisan dan tulisan, tidak hadir dalam perilaku dan tindakan. 5) gabungan
ikatan primordial dengan sistem politik modern melahirkan nepotisme,
birokratisme, dan otoritarianisme. 6) kehidupan manusia semakin
individualistik. Keluarga dan institusi pendidikan kehilangan fungsi dan peran
vitalnya sebagai benteng akhlak dan moral,dan 7) terjadi frustasi dan problem
eksistensial atau jati diri.
Dampak negatif tersebut memunculkan persoalan yang dihadapi bangsa
seperti korupsi yang menggurita, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan
lingkungan, perkelahian antar pelajar, antar mahasiswa atau penduduk antar
kampung, kehidupan ekonomi yang sangat konsumtif, dan kehidupan politik
yang tidak sehatmenjadi fenomena sosial kemasyarakatan yang terjadi dan
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ancaman serius terhadap nilai-nilai moral kehidupan bermasyarakat.
Penghargaan dan kepedulian kemanusiaan tergeser oleh nilai-nilai materialistis
dan kesenangan semata. Sedangkan aplikasi kehidupan beragama dan
nilai-nilai agama semakin menurun danhanya terjadi dalam ruang dan waktu yang
semakin sempit. Berbagai indikasi merosotnya nilai kemanusiaan,
nilai-nilai moral dan nilai-nilai-nilai-nilai agama tersebut seolah menunjukkan bahwa capaian
pembangunan pendidikan kurang berhasil. Hal ini sungguh mencemaskan. Jika
fenomena ini terus berkembang maka dapat mempengaruhi kemajuan bangsa
yang dicita-citakan bahkan mungkin dapat membawa menuju kehancuran.
Kondisi ini digambarkan sebagai pertanda buruk bagi suatu bangsa.Hal ini
menurut Lickona (1991:13-18) menggambarkan kegagalan sebuah masyarakat
memberikan pembangunan moral pada generasi mudanya.Kondisi demikian
tampak dari tanda-tanda seperti : (1) Violence and vandalism, meningkatnya
kekerasan di kalangan remaja, (2) Stealing, pencurian, tindakan mencuri di
toko-toko atau bahkan menyobek kertas dari perpustakaan (3) Cheating,
mencontek. Perbuatan mencontek banyak dilakukan anak-anak sekolah. (4)
Disrespect for authority, menurunnya rasa hormat/patuh pada aturan dan
semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (5) Peer
cruelty,kejahatan pada kawan sebaya (6) Bigotry, sikap fanatik, fanatisme yang
menjurus pada ras (7) Bad language, penggunaan bahasa dan kata-kata yang
buruk, terutama dikalangan remaja (8) Sexual precocity and abuse,
penyimpangan prilaku seksual, bahkan anak remaja usia 10 tahun sudah
berprilaku sex aktif. (9) Increasing self-centeredness and declining civic
responsibility,meningkatnya rasa ego sendiri dan berkurangnya rasa
tanggungjawab individu dan warga negara, (10) Self-destructive behavior,
meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol, dan
seks bebas.
Dari sepuluh tanda-tanda ituternyatadapat dijumpai juga dan terjadi di
tengah-tengah masyarakat bangsa kita. Menurut Megawangi (2004:8-9)di
kota-kota besaranak-anak remaja lebih cenderung mengikuti pola hidup dan perilaku
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tawuran, sex bebas, pesta narkoba dan kebebasan yang kebablasan. Data peristiwa tawuran dari tahun ke tahun, membudayanya bahasa „prokem‟ di kalangan remaja, rasa „solidaritas‟ remaja terhadap teman satu geng, meningkatnya prilaku merusak diri seperti terlibat minuman keras dan narkoba,
menurunnya (degradasi) nilai moral dan akhlak semakin tinggi dari tahun ke
tahun. Laporan hasil penelitian yang diungkap oleh Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional tahun 2010 (Pikiran Rakyat, 11 Januari 2011)
menyebutkan bahwa lebih dari 50% anak-anak perempuan usia 11-15 tahun di
beberapa kota besar sudah tidak perawan lagi. Selain itu menurut laporan yang
dirilis Kementerian Informasi dan Komunikasi menyebutkan hasil survei
terhadap 4.500 siswa SMP di 12 kota besar menunjukkan bahwa sebanyak
67,1% siswa pernah berhubungan seks. Data lain menunjukkan sebanyak 97.2
% siswa pernah membuka situs web porno. Bahkan ada temuan yang
diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring bahwa
91% siswa sudah pernah melakukan kissing, petting atau oral seks dan 22 %
siswi SMU pernah melakukan aborsi. (Pikiran Rakyat, Rabu, 25 Mei 2011).
Angka dan data yang tersaji tersebut sangat memprihatinkan dan sangat
merisaukan dunia pendidikan. Prilaku anak-anak dan remaja atau pada
sebagian masyarakat tersebut mencerminkan semakin merosotnya moral,
hilangnya jati diri sebagai orang timur atau karakter bangsa yang menjunjung
tinggi nilai-nilai sopan santun dan taat beragama.
Gambaran semakin lemahnya karakter baik (good character) di kalangan
para peserta didik juga diperoleh penulis dari diskusi yang dilakukan dengan
beberapa pengawas Dikmen di kabupaten Kuningan dan Majalengka, yang
kesimpulannya, antara lain : a) adanya sikap tidak jujur dalam ujian,
mencontek, mencari atau mempercayai terhadap adanya bocoran kunci
jawaban ujian, b) meningkatnya kasus kenakalan remaja dan perbuatan asusila,
c) meningkatnya penggunaan bahasa kasar dan tidak santun, d) semakin
menonjolkan kelompok yang cenderung negatif, seperti geng motor, e)
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
makin meningkatnya minat dan perhatian terhadap hiburan/hura-hura. Hal-hal
tersebut memberikan gambaran kompleksnya permasalahan pada para peserta
didik di sekolah dan betapa rendahnya kualitas karakter baik pada mereka.
Kondisi demikianmakin menguatkan kesan bahwa pendidikan karakter selama
ini masih belum berhasil.Penyebabnya mungkin karena lebih menekankan
pengetahuan daripada praktiknya. Temuan demikian sejalan dengan penelitian
Sri Judiani dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.16, 2010 bahwa
Pendidikan di Indonesia masih terfokus pada aspek-aspek kognitif atau
akademik, sedangkan aspek soft skills atau non-akademik masih kurang
mendapatkan perhatian.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab merosotnya karakter pada
masyarakat khususnya generasi muda juga dikemukakan oleh Daradjat
(2001:13)yaitu :
1) Kurang tertanam syariat agama pada tiap-tiap orang dalam masyarakat;
2) Keadaan mental masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi, sosial dan politik;
3) Pendidikan moral tidak terlaksana sebagaimanamestinya baik di rumah tangga, sekolah maupun masyarakat;
4) Suasana rumah tangga yang kurang baik;
5) Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar dan siaran kesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar budaya dan agama dan tuntutan moral;
6) Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang dengan cara yang baik dan yang membawa kepada pembinaan moral;
7) Tidak ada atau kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi anak-anak dan generasi muda.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembinaan
mental, pendidikan moral dan karakter akhlak mulia perlu dilaksanakan sejak
awal dari mulai lingkungan keluarga, masyarakat hingga bangsa agar
perubahan masyarakat yang terjadi dapat mengantarkan kepada terwujudnya
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Harapan untuk dapat mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera adil
dan makmur, aman dan tentram akan sangat sulit terwujud jika penyebab
kemerosotan moral bangsa tersebut tidak segera ditangani dan dicarikan
solusinya.Faktor budaya yang mencerminkan karakter dan perilaku masyarakat
sebagai modal sosial (social capital) seharusnya menjadi faktor penguat untuk
mencapai cita-cita tersebut. Bahkan menurut Kottler dalam Megawangi
(2004:14) faktor budaya, nilai-nilai berprilaku, dan ciri-ciri khas watak
masyarakat suatu negara sangat menentukan keberhasilan pembangunan
ekonominya. Negara yang mempunyai modal sosial tinggi adalah masyarakat
yang mempunyai rasa kebersamaan tinggi, rasa saling percaya, loyalitas tinggi,
jujur dan rendahnya konflik yang terjadi.
Solusi untuk meningkatkan modal sosial berupa generasi yang cerdas
menjunjung tinggi berkepribadian, cerdas dan berakhlak mulia adalah melalui
pendidikan.Pendidikan adalah usaha sadar untuk mencerdaskan kehidupan
dengan memberdayakan peserta didik untuk berkembang menjadi manusia
yang lebih baik, sehat jasmani dan rohani. Penyelenggaraan pendidikan
merupakan suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Karena itu pengelolaan pendidikanharus
dilakukan dengan benar. Pengelola pendidikan juga harus memiliki visi
kedepan untuk menyiapkan generasi bangsa yang tidak sekedar cerdas
intelektualnya tetapi juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritualnya.
Menjunjung tinggi dan memegang teguh norma-norma dan nilai-nilai yang
berkembang dan berlaku dalam masyarakatnya harus menjadi komitmen
bersama dalam pengelolaan pendidikan. Adapun norma-norma dan nilai-nilai
dimaksud diantaranya meliputi normaagama dan kemanusiaan, norma
persatuan bangsa, norma kerakyatan dan demokrasi serta nilai-nilai keadilan
sosial.
Pemikiran demikian sejalan dengan UUD 1945 pasal 31 (3) yang
mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengusahakan dan
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keimanan dan ketaqwaan sertaakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.Selanjutnya dalam ayat (5)disebutkan bahwa: “pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologidengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama danpersatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.”
Dengan demikian tujuan pendidikan adalah membekali peserta didik dan
menjadikannya seorang yang beriman dan bertakwa dan memilikikecerdasan
sehingga keberhasilannya tidak diukur secara kognitif semata. Hal ini seperti
ditegaskan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1) yang
intinya menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
melalui belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Maka ini berarti
bahwa keberhasilan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik tidak
semata-mata karena keberhasilan mencapai prestasi bidang akademik
(cognitive achievement) melainkan juga terbentuknya peserta didik yang
mandiri dengan memiliki kekuatan dan kecerdasan spiritual, emosional dan
sosial. Bahkan dalam Islam, menurut Ahmad Tafsir (2011: 45), tujuan
pendidikan adalah menjadikan manusia yang lebih baik, orang yang
berkepribadian muslim, manusia yang berakhlak mulia. Dengan demikian
menjadikan manusia yang baik menjadi tujuan utama dari proses pendidikan
yang diikuti peserta didik dari mulai sangat dasar hingga pendidikan tinggi.
Pendidikan sejatinya lebih dari sekedar pengajaran. Karenanya menurut
Ali (2009 :130) pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan oleh suatu
bangsa dalam membina dan mengembangkan kesadaran diri diantara
individu-individu. Dengan kesadaran tersebut, suatu bangsa atau negara dapat
mewariskan kekayaan budaya atau pemikiran kepada generasi
berikutnya.Maka disinilah letak pentingnya pendidikan karakter. Pentingnya
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
antaranews.com. 15/5/2010 bahwa pendidikan karakter menjadi suatu
keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi
cerdas, juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga
keberadaannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi
dirinya maupun orang lain.Berdasarkan hal tersebut mentalitas peserta didik
merupakan faktor penting dalam pendidikan.
Hal ini sejalan dengani simpulan pendapat Sutjipto (2011:502) dalam
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 16bahwa : “mentalitas peserta didik merupakan suatu nilai pendidikan karakter yang seharusnya dikembangkan
dalam dirinya dan berpedoman pada orientasi nilai pendidikan karakter yang
terikat oleh struktur nilai yang mengakar dan melembaga di dalam masyarakatnya.”
Hasil penelitian di beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan
karakter sejak pendidikan dasar, seperti di Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan
Korea, menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter terpadu yang
dilaksanakan secara sistematis dapat berdampak positif pada prestasi akademik
para siswa (Berkowitz,et.al.(2003), perubahan perilaku siswa (Skags dan
Bodenhorn, 2006).
Sedangkan dari pengalaman empiris yang terjadi di Indonesia, pendidikan
karakter melalui pendidikan Agama dan Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
belum mampu membentuk kesadaran dan nilai moral manusia. Pendidikan
Agama dan Pendidikan Moral Pancasila (PMP) belum mampu
mentransformasikan nilai-nilai agama, moral dan kepribadian yang berbudi
pekerti luhur dan berakhlak mulia dalam kehidupan nyata masyarakat
bangsa.Hal ini karena implementasi pengajaranmoral lebih menekankan pada
aspek pengetahuan terhadap materi pelajaran dan belum memberi ruang yang
jelas dalam penerapannya dalam kehidupan nyata. Hal ini tidak akan
berhasil,seperti dikemukakan oleh Ali (2009:147)karena pendidikan karakter
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak dapat menjamin terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan
harapan.
Kesadaran nilai dan internalisasi nilai adalah proses pendidikan nilai yang
terkait langsung dengan pengalaman-pengalaman pribadi seorang peserta didik.
Artinya peserta didik membutuhkan keterlibatan langsung dalam cara, kondisi
dan peristiwa pendidikan di luar jam tatap muka di kelas atau dalam kegiatan
ekstrakurikuler. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina dalam
praktik pendidikan, aktualisasi dalam pengalaman nyatakehidupan
bermasyarakat. Sehingga praktik pendidikan karakter perlu ditambah dan
diperluas baik waktu maupun tempatnya.
Berdasarkan hal tersebut,menurut penulis, diperlukan strategiagar
pengelolaan pendidikan nilai atau pendidikan karakter dalam praktik
kehidupan nyata lebih berhasil sehingga dapat terbentuk kepribadian yang
kokoh dalam bentuk pengetahuan (knowledgegood), perasaannya (feeling
good) maupun perilakunya (actinggood).
Dari kondisi inilah tepat apa yang dilakukan oleh Kementerian
Pendidikan Nasional (Kemdiknas)dalam RPJM pada periode 2010 – 2014 dengan menggagas penerapan Metodologi Pendidikan Akhlak Mulia dan
Karakter Bangsa. Program kebijakan yang coba dilakukan diantaranya; 1)
menanamkan pendidikan moral yang mengintegrasikan muatan agama, budi
pekerti, kebanggaan warga negara, peduli kebersihan, peduli lingkungan, dan
peduli ketertiban dalam penyelenggaraan pendidikan; 2) mengembangkan
kurikulum pendidikan yang memberikan muatan softskills yang meningkatkan
akhlak mulia dan menumbuhkan karakter berbangsa dan bernegara;
Pendidikan karakter akhlak mulia terutama bagi umat beragama Islam
tidak bisa dilepaskan dari kegiatan penyelenggaraan pendidikan Islam. Saat ini
perhatian terhadap pendidikan Islam menunjukkan peningkatan dan semakin
menjadi pilihan orang tua. Bahkan temuan Parker (2008:1) mengemukakan
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
choice for Indonesian parents over the last decade or more.” Menurutnya, pendidikan Islam telah semakin populer dan menjadi pilihan para orang tua
dalam dekade terakhir atau lebih.Pesantren adalah model pendidikan khas di
Indonesia. Dalam pandangan Dhofier (2011: 35) pesantren menjadi motor
perkembangan Islam di Sumatera, Malaka, Jawa (dan Peradaban Islam Melayu
Nusantara) serta terbangunnya kesultanan-kesultanan di Nusantara sejak tahun
1200 M. Tepat bila dikatakan bahwa pesantren menjadi ujung tombak
pembangunan Peradaban Melayu Nusantara. Dalam abad keduapuluh lalu
perubahan sosial justru terjadi melalui sekolah-sekolah Islam. Parker
(2008:2): “In the twentieth century, Islamic modernism, which I believied in the compatibility of religion with the modern world, provided a religious basis for social change through Islamic schools.” Sekolah-sekolah Islam berperan besar dalam pendidikan dan kemajuan sejarah perkembangan Indonesia,
menyebut salah satu diantaranya adalah Diniyah Puteri di Padang Panjang yang
didirikan tahun 1921 dan sekarang masih kokoh berdiri. Dalam perjalanan
sejarah kemerdekaan Indonesia, peranannya sangat penting.Selain berperan
dalam penyebaran Islam juga dalam bidang pendidikan.
Kehadiran pesantren, sekolah berasrama atauIslamicboarding school
memberikan alternatif pendidikan bagi para orang tua yang akan
menyekolahkan anaknya disamping madrasah atau sekolah umum. Para siswa
di sekolah ini biasanya disebut santri. Sekolah berasrama, pondok atau
boarding school menjadi pilihan karena merupakan tempat yang menyediakan
pendidikan sekaligus pembelajaran kehidupan secara komprehensif. Sekolah
model ini merupakan sebuah substitusi keluarga yang mengatur para remaja
belasan tahun dengan struktur, keyakinan agama dan semangat motivasi
ke-Islaman yang kuat. Polusi sosial yang sekarang melanda lingkungan kehidupan
masyarakat seperti pergaulan bebas, narkoba, tawuran pelajar, pengaruh media,
dll. dapat dikurangi atau dihindari dengan berada dalam asrama. Para siswanya
mendapatkan bimbingan, pembinaan, pengasuhan dan pengawasan dari para
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Suryadharma Ali (Republika, 21-12-2012) pesantren
:“merupakan produk budaya khas masyarakat tanah air yang menyadari arti pentingnya pendidikan alternatif bagi pribumi, pola dan sistem yang dijadikan selaras dengan dinamika masyarakat sekitar.” Dalam beberapa hal pada sekolahberasrama dapat ditemukan keunggulan-keunggulan, diantaranya,
berdasarkan hasil survey The Association of Boarding Schools (TABS) yang
diunduh darisitus http://www.schools.com/about/advantage.html.terhadap 2700
siswa SMP di Amerika Serikat. Hasil survey menyebutkan : 1) hampir 60%
memilih karena alasan kualitas pendidikan, 2) 95 % merasa puas dengan
pengalaman akademisdan termotivasi belajar oleh lingkungan sebayanya, 3) 70
% siswa menyatakan bahwa sekolah membantu dalam mendisiplinkan diri,
menjadi dewasa dan mandiri, memberi peluang kepemimpinan, menikmati
kedekatan dengan guru, dan hanya 26% siswa boardingschool yang terlibat
contek mencontek, dibandingkan dengan 60% siswa sekolah swasta dan 54%
siswa sekolah negeri, 4) menggunakan waktunya untuk kegiatan pelatihan dan
kegiatan kreatif rata-rata 12 jam seminggu, dan 5) alumni siswa
boardingschool lebih cepat berkembang dalam karirnya dan mencapai posisi
top management dan lebih dermawan. Depag (2008:3) juga mengidentifikasi
beberapa keunggulan lain di antaranya :misi pendidikannya menekankan pada
aspek moralitas dan pembinaan kepribadian, kultur kemandirian dan interaksi
kemasyarakatan berlangsung dua puluh empat jam sehari, hubungan kyai dan
santri bersifat kekeluargaan dan kharisma kyai sebagai panutan dan teladan.
Dalam hal pesantren,santri/peserta didiknya tinggal di dalam asrama,
biasanya memiliki dan mengembangkan kurikulum tersendiri. Kurikulum
khas yang disusun oleh pimpinan yayasan dapat berbeda dengan madrasah
umunya yang mirip sekolah reguler. Hal ini sejalan dengan pendapat Parker
(2008:4) bahwa : ”Because pesantren are boarding schools and because they remain fully independent institution, they are distinct from madrasah.” Namun dalam perkembangan saat ini banyak madrasah baik Madrasah Tsanawiyah
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikannya secara terpadu dengan pola pesantren sehingga para
siswa/santrinya berada dalam asrama/pondok (Depag,2005:113). Sekalipun
demikian saat ini madrasah sama seperti halnya sekolah umum mengikuti
kurikulum nasional dibawah Kementerian Pendidikan Nasional dan
Kementerian Agamasehinggalulusan madrasah setara dengan lulusan sekolah
umum. Para siswa di madrasah atau sekolah berasrama, selain memperoleh
materi pengetahuan umum yang sama dengan siswa sekolah reguler, juga
memperoleh tambahan pengetahuan keagamaan lebih banyak baik dalam
kurikulum sekolah maupun melalui pengayaan di luar sekolah formal. Dengan
demikian pendidikan karakter nilai-nilai Islam terutama nilai-nilai akhlak mulia
dapat berlangsung lebih lama dan lebih panjang waktunya. Siswa memperoleh
pengetahuan sekaligus contoh penerapannya dalam lingkungan kehidupan
pesantren/asrama.
Kurikulum yang dikembangkan sekolah berasrama umumnya
mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan umum dengan materi keagamaan. Materi keagamaan mencakup materi aqidah, akhlak, Qur‟an, hadits, dll. Materi pendidikan akhlak menekankan pada pendidikan nilai-nilai karakter Islam agar
para lulusan berakhlak mulia. Penelitian-penelitian atas
pembangunan/pengembangan karakter mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip
dan karakteristik pendidikan karakter merupakan pengajaran strategis yang
efektif (Berkowitz & Bier, 2004). Bahkan jika para pendidik muslim menguji
prinsip-prinsip, karakteristik dan praktik-praktik pendidikan karakter yang
berjalan di sekolah-sekolah, swasta dan negeri, mungkin mereka menemukan
bahwa elemen-elemen ini seperti metode pengajaran dari Nabi Muhammad
saw.Hal ini dikemukakan oleh Salahuddin (2009:222) :“if muslim educators examine the principles, characteristics and practises of character education
that work in schools, secular and private, they may find these elements are
reminders of teaching methods of the Prophet Muhammad Saw.”
Sementara Sharma (2003:122) mengungkapkan suatu sistem
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang berorientasi nilai (values) kedalam kurikulumnya. Sekolah sebagai suatu
sub sistem organisasi sosial diharapkan bertindak sebagai agen pemelihara dan
penguat struktur sosial dan menerjemahkan sistem nilai dalam kaitan dengan
tujuan program sekolah. Sudah saatnya bagi guru dan sekolah untuk
merencanakan program minimum selama kurun waktu tertentu dalam
kegiatan sekolah untuk belajar kehidupan dan menciptakan masyarakat
humanis dan peduli. Karena itu peranan guru sangat menentukan dalam
mempromosikan nilai-nilai dan memberikan metode pendidikan yang lebih
efektif. Hal ini sejalan dengan laporan Angela Lumpkin (2008:45) yang dimuat
dalam JOPERO, volume 79 menyebutkan : “Teachers with character serve as role models for telling the truth, respecting others, accepting and fulfilling
responsibilities, playing fair, earning and returning trust and living in a moral
life.”Ini menggambarkan betapa guru menjadi contoh dalam penenrapan nilai-nilai kebaikan.Sejalan dengan temuan tersebut Sharma, (2003:128)menyatakan
bahwa : “Teachers should not only be good in teaching but also be a good citizen possessing basic moral and aesthetic values.” Guru tidak hanya harus baikdalam mengajar tetapi juga harus berprilakusebagai warga masyarakat
yang baik yang memiliki dasar moral dan nilai estetika.
Fenomena sekolah berasrama dalam pesantren dalam melakukan aktivitas
pendidikan atau dalam mengimplementasikan pengelolaan pendidikan
karakter nilai-nilai Islam sangat menarik perhatian penulis. Tradisi pesantren
yang telah berlangsung lama dan tetap bertahan hingga sekarang
mengindikasikan bahwa lembaga pendidikan ini sangat hebat.Tidak sedikit
pemimpin bangsa yang lahir dari hasil didikan pesantren. Proses pendidikan yang diawali dari mengenalkan alphabet Arab, membaca Qur‟an, mempelajari berbagai ilmu keislaman, belajar berpidato, belajar tentang kemandirian,
berlangsung dalam kehidupan pesantren. Dhofier (2011: 45) menyebutkan
bahwa tujuan pendidikan dalam pesantren tidak semata-mata memperkaya
pengetahuan murid-murid tetapi untuk meningkatkan moral, menghargai
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan bermoral serta mengenal etika agama. Terhadap para peserta didik/santri
ditanamkan bahwa belajar adalah kewajiban dan pengabdian kepada
Tuhan.Tampak bahwa apa yang telah berlangsung menunjukkan keberhasilan
dalam mengelola pendidikandalam sekolah berasrama.
Pengelolaan pendidikan adalah proses mengelola pendidikan yang
dilakukan secara terencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Gaffar (1989) bahwa pengelolaan pendidikan
adalah suatu proses kerjasama yang sistematik dan komprehensif dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pengelolaan pendidikan dari sudut
pandang administrasi pendidikan menurut Engkoswara (2001:2) dan Meirawan
(2010:60) dipergunakan istilah manajemen, mengelola, mengatur atau menata
pendidikan.Dengan demikian pengelolaan pendidikan bermakna sama dengan
manajemen pendidikan. Didalam kegiatan manajemenmelibatkan tiga fungsi
utama perilaku manusia berorganisasi yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan atas tiga bidang garapan utama, yaitu Sumber Daya Manusia,
Sumber Belajar, dan Sumber Fasilitas dan Dana. Dengan merujuk berbagai
penelitian yang telah dilakukan mengenai pendidikan karakter (Berkowietz,
2004; Skags, 2006) penelitian mengenai implementasi pengelolaan pendidikan
karakter berbasis Islam merupakan hal yang baru dan masih belum banyak
dilakukan sebelumnya.
Sumber rujukan yang menjadi pedoman perilaku dan pengembangan
pendidikan karakter di sekolah berasrama/pesantren adalah Al-Quran dan
Sunnah. Menilik sejarahnya, sekolah-sekolah Islam (pesantren) telah lebih
dahulu mengembangkan pendidikan karakter berbasis Islam di lembaganya,
misalnya tentang sikap menghormati guru, patuh pada orang yang tingkah
lakunya sesuai ajaran Islam (Dhofier, 2011:127). Dengan mengembangkan
misi menghasilkan lulusannya yang berakhlak mulia, sekolah Islam atau
pesantren menitik beratkan pembelajaran siswa/santrinya dengan mengambil
dasar rujukan pada Al Quran dan Sunnah tersebut. Pesantren telah sejak awal
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghasilkan santri yang berakhlak mulia dan berkualitas.Namun tidak sedikit
dari sekolah berasrama/pesantren yang ada di Indonesia masih belum berhasil
dalam pengelolaan pendidikan tersebut dan perlu lebih ditingkatkan.
Dari survey pendahuluan yang dilakukan, terdapat beberapa
permasalahan belum maksimalnya pengelolaan pendidikan karakter berbasis
Islam terutama karakter akhlak mulia pada sekolah-sekolah berasrama,
diantaranya :
1) Program sekolah yang belum secara jelas mengarahkan kepada pendidikan
karakter akhlak mulia seperti apayang ingin dicapai. Hal ini menunjukkan
lemahnya penyusunan perencanaan program.
2) Muatan kurikulum pendidikan karakter yang masih terpaku pada ketentuan
standar nasional. Hal ini mengindikasikan kurangnya keberanian
melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan karakteristik khas
sekolah berasrama/pesantren.
3) Proses pembelajaran yang masih menekankan pada penyampaian
materiterpisah/parsial. Hal ini mengindikasikanmasih terjadi pemisahan
antara materi pengetahuan umum dan nilai-nilai karakter.
4) Daya dukung sumber daya manusia terutama tenaga pendidik yang
memenuhi kualifikasi dan memiliki kompetensi masih terbatas. Hal ini
memerlukan upaya pengadaan/rekrutmen SDM yang tepat dan selektif
sesuai dengan kebutuhan lembaga.
5) Pengelolaan organisasi sekolah/lembagapesantren yang masih cenderung
terpusat pada pendiri atau pemilik sekolah sehingga segala keputusan
mengenai kebijakan lembaga sangat tergantung pada seseorang. Hal ini
mengindikasikan pengelolaan yang kurang terbuka dan kepemimpinan
organisasi yang kaku dan tidak demokratis.
6) Sarana dan prasarana serta lingkungan sekolah yang serba terbatas. Hal ini
memerlukan peningkatan dan pengembangan agar tidak menghambat
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini ingin menggali
informasi lebih mendalam, mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana
sekolah-sekolah berasrama yang menjadi target penelitian telah melaksanakan
pengelolaan pendidikan karakter berbasis Islam. Karakter berbasis Islam
dimaksud adalah karakter akhlak mulia.Permasalahan mendasar yang berkaitan
dengan fenomena di atas adalah : 1) faktor-faktor apa yang mendukung
keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter, 2) kelemahan-kelemahan apa
yang menghambat keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter, 3)
upaya-upaya apa yang dilakukan agar pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia
berhasil.
Berdasarkan hal tersebut penulis merumuskan judul penelitiannya tentang “Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Islam (Studi Kasus PengelolaanPendidikan Karakter Akhlak Mulia pada MA Husnul Khotimah
Kuningan,SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar
Kemuning Cirebon). Ketiga sekolah tersebut mewajibkan semua peserta
didiknya tinggal dalam asrama dan menyebutnya sebagai Sekolah Islam
Berasrama (IslamicBoardingSchool).
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Telah diuraikan dalam latar belakang dimuka bahwa pendidikan
karakter saat ini menjadi sebuah kebutuhan dan harus dilaksanakan.
Pengalaman sebelumnya dengan pendidikan yang cenderung hanya
menekankan aspek kognitif berupa pengetahuan atau pemahaman dalam
pelajaran Agama dan PMP/PKn, maka manfaat yang dirasakan belum
banyak berarti.
Dengan mengambil kasus pada beberapa SMA/MA berasrama
dalam pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia, peneliti
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karakter akhlak mulia, diantaranya tentang : (1) perencanaan ;
kejelasantujuan yang ingin dicapai,belum dilakukannya integrasi
nilai-nilai karakter akhlak mulia dalam struktur kurikulum sekolah, keragaman
penyusunan program pengembangan pendidikan karakter, (2)pelaksanaan
atau pengelolaan pendidikan karakter; kurangnya dukungan sumber daya
dan lingkungan yang baik; belum terciptakoordinasi antara pengelola
pesantren dengan sekolah dalam pondok; terbatasnya sarana dan
prasarana pendukung; belum tersosialisasinya program pendidikan
karakter dan program pembinaan siswa; belum dibuatnyaadministrasi
pembelajaran pendidikan karakter akhlak mulia,belum banyaknya kegiatan
pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter akhlak mulia di
sekolah/dalam kelas, masih sedikit kegiatan pembinaan karakter akhlak
mulia dalam kehidupan asrama/pondok, belum adanya lingkungan asrama
yang mencerminkan nilai-nilai karakter akhlak mulia, lemahnya
pengelolaan pendidikan karakter dalam sekolah/pondok pesantren, masih
kurangnya keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam pembinaan siswa.
(3) monitoring dan evaluasi ; belum tertibnya pelaksanaanmonitoring dan
evaluasiseperti dalam perencanaan monitoring dan evaluasi, penyusunan
instrumen evaluasi, penetapan pelaksana/petugas yang melaksanakan
evaluasi, sasaran kegiatan evaluasi, dan penyusunan laporan evaluasi.
(4)indikator keberhasilan; belum adanyaindikator keberhasilan
pengelolaan pendidikan karakter pada siswa, guru, pengelola dan
lingkungan(5) dampak pengelolaan; belum dapat dirasakan dampak
keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter bagi lembaga
sekolah/pondok pesantren.
2. Perumusan masalah
Berdasarkan pada permasalahan yang telah diidentifikasi di atas,
maka dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan penelitian pada
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekolah SMA/MA. Selanjutnya penulis mengajukan beberapa rumusan
masalah penelitian (researchproblems ), yaitu :
1. Bagaimanakah perencanaan program pendidikan karakter akhlak
mulia di MA Husnul Khotimah Kuningan,SMA Islam Terpadu Al
Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat ?
2. Bagaimanakah strategipengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia
dilakukan di MA Husnul Khotimah Kuningan, SMA Islam Terpadu
Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa
Barat ?
3. Bagaimanakahmonitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan
pendidikan karakter akhlak mulia di MA Husnul Khotimah Kuningan,
SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar
Kemuning Cirebon Jawa Barat ?
4. Bagaimanakah indikatoryang menggambarkan keberhasilan
pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia di MA Husnul
Khotimah Kuningan, SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan
dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat ?
5. Bagaimanakah dampak yang dirasakan atas keberhasilanpengelolaan
pendidikan karakter akhlak mulia terhadap citra MA Husnul
Khotimah Kuningan, SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan
dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk dapat memperoleh
gambaran mengenai pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia di tiga
situs penelitian.
Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui dan mengkaji
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perencanaan program pendidikan karakterakhlak mulia pada MA
Husnul Khotimah Kuningan,SMA Islam Terpadu Al Multazam
Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat.
2. Strategi pengelolaan pendidikan karakter akhlak muliapadaMA Husnul
Khotimah Kuningan,SMA Islam Terpadu Al Multazam Kuningan dan
SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat.
3. Monitoring danevaluasi terhadappengelolaan pendidikan karakter
akhlak mulia pada MA Husnul Khotimah Kuningan,SMA Islam
Terpadu Al Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon
Jawa Barat.
4. Indikator keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia
pada MA Husnul Khotimah Kuningan,SMA Islam Terpadu Al
Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat.
5. Dampak keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia
terhadap citraMA Husnul Khotimah Kuningan,SMA Islam Terpadu Al
Multazam Kuningan dan SMA Sekar Kemuning Cirebon Jawa Barat.
D.Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai pengelolaan pendidikan karakter akhlak muliaini
diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Secara teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
pengembangan konsep ilmu administrasi pendidikan terutama tentang
pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia pada sekolah Islam
berasrama. Selain itu dapat dijadikan pedoman konseptual dalam
pengembangan program dan langkah-langkah pengelolaan pendidikan
karakter berbasis Islam, yang meliputi perencanaan program pelaksanaan,
pengawasan, indikator keberhasilan dan dampak keberhasilannya.
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara praktis dapat memberikan kontribusi dalam bentuk
rekomendasi berupa model hipotetik bagi penyelenggara atau pengelola
sekolah meliputi : (1) pedoman perencanaan pengelolaan
pendidikankarakter akhlak mulia, (2) pedoman pelaksanaan pengelolaan
pendidikan karakter akhlak mulia pada sekolah berasrama, (3) memberi
penguatan informasi dan keyakinan pada orang tua, masyarakat,
pemerintah, dan pengelola pendidikan tentang pengelolaan pendidikan
karakter akhlak mulia yang efektif. Temuan-temuan hasil penelitian ini
dapat menjadi refleksi atas keberhasilan atau kegagalan pengelolaan
pendidikan karakter sehingga dapat menjadi bahan evaluasi berharga
dalam pengembangan program kedepan. Rekomendasi yang dihasilkan
diharapkan berupa alternatif model hipotetik pengelolaan pendidikan
karakter akhlak mulia yang lebih efektif.
E.Struktur Organisasi Disertasi
Sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan
UPI tahun 2012, penelitian ini dirumuskan dalam sistematika laporan
penulisan yang terdiri dari lima bab sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan; pada bab ini memuat latar belakang penelitian,
identifikasi masalah danrumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,
manfaatpenelitian dan struktur organisasi disertasi. Bab II Kajian Pustaka dan
Kerangka Pemikiran; bab ini mendeskripkan secara mendalam kajian teoritis
mengenai pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia dan kerangka
pemikiran peneliti. Bab III Metode Penelitian; dalam bab ini diungkapkan
mengenai lokasi penelitian, desain penelitian, definisi operasional, pedoman
penelitian dan proses pengembangannya, jenis data dan teknik pengumpulan
data, serta analisis data yang telah dilakukan. Bab IV Hasil Penelitian dan
Pembahasan; dibahas mengenai deskripsi hasil penelitian, pembahasan dan
analisis data serta pengajuan model hipotetik.
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan rumusan rekomendasi
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah
diuraikan penulis pada bab sebelumnya, penulis menyusun kesimpulan penelitian
sebagai berikut :
Secara umum pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia telah
berjalan cukup baik di ketiga sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Terdapat
persepsi yang sama bahwa pengelolaan pendidikan karakter memerlukan
perencanaan yang baik, pengelolaan pendidikan sebagai kegiatan yang kompleks,
dilakukan melalui strategi proses pembelajaran yang menyenangkan, pembinaan
yang berkesinambungan dan menghasilkan perubahan perilaku pada peserta didik.
Oleh karena itu pengelolaan pendidikan mensyaratkan keterlibatan seluruh
pemangku kepentingan di sekolah.
Secara khusus pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia di tiga
sekolah yang diteliti adalah :
1. Ketiga sekolah telah melakukan perencanaan pendidikan karakter yang tampak
dalam bentuk penyusunan rencana strategis yang memuat visi dan misi serta
tujuan. Muatan kurikulum pendidikan karakter akhlak mulia terintegrasi dalam
mata pelajaran yang didokumentasikan dalam bentuk kurikulum terpadu satuan
pendidikan. Perumusan kebijakan pengelolaan pendidikan karakter akhlak
mulia melibatkan tim yang merepresentasikan unsur-unsur di dalam sekolah.
Muatan kurikulum keagamaan berupa penambahan jam tatap muka dan
kegiatan pembinaan/ekstrakurikuler menitikberatkan pada
pendidikan/pembinaan akhlak mulia. Sumber rujukan nilai-nilai inti karakter
akhlak mulia berpedoman pada Al Quran dan Hadits.
2. Secara umum di tiga sekolah pengelolaan pendidikan karakter berjalan dengan
baik. Dalam proses pembelajaran guru menerapkan pendekatan pembelajaran
kooperatif dan kontekstual yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter akhlak
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan pembinaan dan ekstra kurikuler sebagai pengayaan pengetahuan
keislaman dilakukan pembiasaan perilaku nilai-nilai karakter akhlak mulia
berbentuk kegiatan halaqoh tarbawiyah atau mentoring keislaman, kegiatan
organisasi santri, olahraga dan kepemimpinan. Dalam pengelolaan sekolah
berasrama menekankan pada pengelolaan SDM dan kepemimpinan demokratis
sehingga mendorong partisipasi dan tanggung jawab seluruh komponen
sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembinaan karakter akhlak
mulia.
3. Monitoring dan evaluasi pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia di tiga
sekolah berjalan cukup efektif, diarahkan pada program perencanaan dan
pelaksanaan pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru/pembimbing
terhadap siswa, berlangsung terus menerus mencakup seluruh aspek kegiatan
dan kehidupan siswa di dalam sekolah dan asrama. Instrumen monitoring dan
evaluasi berupa pedoman tata tertib, buku mutabaah dan renstra mampu
menjadi alat pengumpul informasi ketercapaian program dan menjadi
informasi berharga untuk refleksi dan program perbaikan selanjutnya.
4. Indikator keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia
ditunjukkan dengan kualitas nilai-nilai karakter akhlak mulia yang mulai
tampak, mulai berkembang dan membudaya dalam bentuk pengetahuan, sikap
dan perilaku peserta didik. Indikator keberhasilan pendidikan karakter yang
tampak langsung (tangible) antara lain : jujur, bertanggung jawab, patuh dan
disiplin terhadap aturan yang berlaku, taat beribadah, santun, ramah, rajin
shalat, peduli pada sesama, dan tidak suka tawuran, meraih prestasi akademik
dan non akademik membanggakan dalam berbagai lomba yang diikuti.
Indikator lain adanya kurikulum akademik yang mendukung kemajuan siswa,
staf sekolah yang ikut bertanggung jawab dan memiliki kepemimpinan
sekolah yang terbuka dan demokratis.
5. Dampak keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter ditunjukkan dengan
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di tiga sekolah, meningkatnya jumlah lulusan yang dapat diterima di berbagai
perguruan tinggi ternama dan keberadaan lulusan dapat dirasakan manfaatnya
dalam lingkungan masyarakat.
B. Rekomendasi
Berdasarkan atas temuan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di
atas, maka penulis menyampaikan rekomendasi untuk menjadi bahan
pertimbangan kebijakan pihak terkait sebagai berikut :
a. Bagi pengelola sekolah berasrama
Bagi MA Husnul Khotimah, perencanaan program nilai-nilai karakter
akhlak mulia perlu dioptimalkan di antaranya dalam karakteristik Sepuluh
Muwashofat harus lebih rinci mengidentifikasi aktualisasi nyata
kehidupan siswa dan meningkatkan komunikasi serta pelibatan orang tua
dalam pembinaan siswa. Bagi SMA IT Al Multazam, perencanaan
pendidikan karakter harus lebih menonjolkan nilai-nilai karakter akhlak
mulia dalam dokumen Rencana Aksi Pendidikan Karakter yang masih
dominan dengan nilai-nilai normatif dan terintegrasi dalam proses
pembelajaran. Sedangkan bagi SMA Sekar Kemuning, perencanaan
pendidikan karakter perlu lebih diperjelas nilai-nilai akhlak mulia yang
dikembangkan dan perlu dintegrasikan dalam kurikulum sekolah. Peran
guru dan pembimbing dalam pembinaan siswa terutama pembiasaan
aktualisasi nilai-nilai karakter dalam kehidupan perlu ditingkatkan.
Pengelolaan sekolah dan pembinaan siswa perlu meningkatkan koordinasi
antara unsur pengelola sekolah formal dan bagian asrama. Secara umum
partisipasi atau pelibatan orang tua (school community partnership) dalam
pengembangan dan kebijakan program pendidikan karakter akhlak mulia
perlu ditingkatkan di ketiga sekolah tersebut. Dalam hal
monitoring dan evaluasi perlu melibatkan pihak eksternal sehingga
objektivitas hasil monitoring dan evalusi lebih tinggi. Mengenai
indikator keberhasilan pengelolaan pendidikan karakter perlu dirumuskan
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penilaian keberhasilan benar-benar tepat mengukur dan menggambarkan
ketercapaian program pendidikan karakter akhlak mulia yang diinginkan.
b. Bagi Pemerintah atau Dinas Pendidikan
Sekolah berasrama (Islamic Boarding Schools) memiliki kekhasan
dan ingin berkembang sesuai dengan visi lembaganya. Sesuai dengan
fungsi pengawasan dan pembinaan yang dimiliki maka Dinas Pendidikan
harus dapat mendorong dan membantu pengembangan program di sekolah
berasrama melalui kegiatan supervisi yang baik. Tujuannya agar sekolah
berasrama yang telah melakukan pengelolaan sesuai dengan standar
minimal dapat terus berkembang sehingga mencapai mutu standar
pengelolaan yang lebih tinggi.
c. Bagi Penelitian lebih lanjut
Penelitian mengenai pengelolaan pendidikan karakter akhlak mulia
masih terbatas memotret fenomena yang tampak dan dilihat oleh peneliti
karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait isu serupa terutama
mengenai dampak lanjutan (longitudinal impact) hasil pendidikan karakter
yang ditunjukkan para alumni dalam masyarakat. Selain itu penelitian
mengenai model bentuk pengelolaan pendidikan karakter yang mengambil
rujukan para ahli pendidikan Islam perlu dilakukan. Hal ini sangat penting
mengingat sumber rujukan pengelolaan pendidikan selama ini lebih
banyak menggunakan referensi ahli dari Barat.
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. (2009). Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional, Bandung: Penerbit INTIMA.
Ali, Muhammad. dkk. (2007). Handbook. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. FIP UPI.Bandung: Pedagogiana Press.
Alberta, Alberta Education. (2005). The Heart of the Matter: Character and Citizenship Education in Alberta Schools. Edmonton, Alberta, Canada.T5J 5E6.
Altrichter, Herbert dan Kepler, Johannes. (2005). Curriculum implementation-limiting and facilitating factors in Context based learning of science. Waxman: Milnster, 35-62.
Aquinas, P G. (2007). Principles of Management and Organisational Behaviour. New Delhi : Excel Books Private Ltd.
Aspin, David.N. and Chapman, Judith D. eds.(2007). Values education and Lifelong Learning; Principles, Policies, Programmes. Netherlands: Springer.
Balitbang Puskurbuk, 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (berdasarkan pengalaman di satuan pendidikan rintisan). Kemdiknas, Jakarta.
Benninga, Jacques S. et.al. (2003). “The Relationship of Character Education
Implementation and Academis Achievement in Elementary Schools”.
Journal of Research in Character Education. 1(1), 19-32.
Benowitz A. Ellen. (2001). Principles of Management. New York : Hungry Minds. Inc.
Berkowitz, Marvin.(2004). Research based Character Education. In the Character Education Informational Handbook & Guide, North Carolina dept. Of Public Instruction Raleigh NC: tersedia: : http://www.ncpublicschools.org/charactereducation/handbook/pdf/content.p (15 April 2011).
---. (2012). Understanding Effective Character Education. CSEE Connections, December 2011-January 2012, the Centre for Spiritual and Ethical Education.
Berkowitz, M., dan Bier, Melinda. (2005). What Works in Character Education : A research-driven guide for educators. Washington : CEP.
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
.http://www.jubileechristiancollege.com/files/Character Ed.in PublicSchools,pdf. [17 April 2011].
Bulach, R.Cletus. (2000). Evaluating the Impact of Character Education Curriculum. A paper. [Online]. Tersedia : http://www.westga.edu/-cbulach [05 Agustus 2012].
Burke, Katie., Kate Morris & Leona Mc Garrigle. (2012). An Introductory Guide to Implementation : Terms, Concepts and Frameworks. Centre for Effective
Services.CES. [Online] tersedia :
http://www.effectiveservices.org/implementation. [18-10-2013].
Castetter,William B.(1996). The Human Resources Function in Educational Administration. 6th ed. Englewood Cliff New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Certo, Samuel, Paul Peter, dan Edward Ottensmeyer. (1995). Strategic Management : Concepts and Applications.3 rd edition. Chicago: Austen Press Irwin.
Character Education Partnership. (2006). 2006 National schools of character: award-winning practices. Washington DC : Character Education Partnership.
Character Education Partnership. (2010). Eleven Principles of Character Education. Wahington DC. Tersedia : http://www.character.org (15 08 -2012)
Creswell, J. W. (2003). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed
methods approaches. London: Sage Publications.
Dale, Margaret. (2003). The art of HRD. Successful Recruitment and Selction. A Practical Guide for Managers. Terjemahan. London: Kagan Page Limite
Daradjat. (2001). Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta : Rajawali Press.
Davidson, Matthew., Lickona, T. and Khemelkov,V. (2007). Smart & Good Schools: A New Paradigm for High School Character Education. Tersedia. http://www.cortland.edu./dot/ascd/pdf (20-10-2012).
Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama. (2008). Panduan Penyelenggaraan Sekolah Berbasis Pesantren (SBP). Jakarta.
Dhofier, Zamakhsyari. (2011). Tradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia.Jakarta : LP3ES
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dunn, William N.(2004). Public Policy Analysis An Introduction, 3rd edition. New Jersey : Prentice Hall.
--- (2000). Pengantar Analisis Kebijakan Publik, edisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada UP.
Elkind, David H and Freddy Sweet (2004). How to Do Character Education. Tersedia: http://www.goodcharacter.com/Article_4.html (15-09- 2011).
Engkoswara, (1999). Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Engkoswara dan Komariah, Aan.(2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Everard, KB., Morris, G.,dan Ian Wilson. (2004). Efffective School Management. 4th edition. London : Sage Publication Company.
Fixsen, D. L., et al. (2005). Implementation research: A synthesis of the literature. Tampa, FL: USF University of Southern Florida.
Fraenckel, J.R. and Elchanan. (1999). Helping Students Think and Value : Strategies for Teaching the Social Studies. 2nd ed.New Jersey : Prentice Hall,Inc.
Gonzalaz, Gabriela. (2009). Implementing Character Education Programs: Teaching Kids to be Moral and Ethical. (Online). http://www.springerlink.com. (15 April 2011).
Gorton, R., Alston, J. and Snowden, P. ( 2007). School Leadership & Administration. Important Concepts, Case Studies,& Simulations. New York: Mc Graw Hill.
Gunarto. (2004). Implementasi Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Hamid, Hamdani dan Saebani.B. (2013). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung : Pustaka Setia.
Harms, Marie K., Susan Fritz and Kay R. (2004). The Impact of Character Education Curricula on Youth Educators. Journal of Leadership Education. Volume 3, Issue 3. Winter 20 04. Tersedia kristyn.harm@norris160.org. 15-05-2011.
Hersh, R., Miller,J. dan Fielding.F. (1980). Model of Moral Education: an appraisal. New York : Longman,Inc.
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hornby, AS.(2010). Oxford Advanced Learner’s Dictionary International
student’s Edition. New York.Oxford University Press.
Hoy, K.Wayne. & Cecil G. Miskel. (2005). Educational Administration; theory research and practice-7th ed. New York : Mc Graw-Hill.
Hunger, David & Wheelen, Thomas.L. (--). Essentials of Strategic Management… A Book Review.(online). www.hrfolks.com. ( 6 Juli 2012).
Ihsan, Ummu dan Abu Ihsan al-Atsari. (2013). Aktualisasi Akhlak Muslim: 13 Cara Mencapai Akhlak Mulia. Jakarta : Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
Jacobson, Stephen. (2011). Leadership effects on student achievement and sustained school success. International Journal of Educational Management. Vol. 25 No. 1, 2011.[Online] Tersedia. www.emeraldinsight.com0951-354X.htm. [03-02-2014].
Judiani, Sri. (2010). Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar melalui Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010.
Kamars, H.M. (2005). Administrasi Pendidikan; Teori dan Praktek. Padang: Univ.Putera Indonesia Press.
Kasihani, dkk. 2003.”Pembelajaran Berbasis CTL” makalah disampaikan pada Saresehan pendidikan pembelajaran Kontekstual di Fakultas Sasra UN Malang.
Kemendiknas, (2010). Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa tahun 2010 – 2025.
Kemdiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. Jakarta.
Koh, Caroline. (2012) Moral Development and Student Motivation in Moral Education : A Singapore Study. Australian Journal of education 2012 56:63. Tersedia. http://aed.sagepub.com/content/56/1/83. 03--2-2014
Lee, Angela, dan Chi-Ming. (2009). The planning, implementation and evaluation of a character-based school culture project in Taiwan”, Journal of Moral Education, 38 (2), 165 – 184.Tersedia .Vol 51 (3), 63 – 71. (17 April 2011).
Lickona, Thomas. (1991). Educating for Character: How our Schools can teach Respect and Responsibility. New York : Bantam Books.
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lickona, Thomas dan Davidson, M.(2005). Smart & Good High Schools: Integrating excellence and ethics for success in school, work,and beyond. Cortland, N.Y.: Center for the 4th and 5th Rs (Respect & Responsibility)/Washington, D.C.: Character Education Partnership.
Lickona, Thomas & Davidson,M. (2003). The school as caring community profile (SCCP II). Tersedia. http://www.cortland.edu/character/sccp-ii.htm (21 -09-2012).
Lickona, Tom., Schaps, Eric., and Lewis, Catherine. (2003). CEP’s Eleven Principles of Effective Character Education in Character Education Informational Handbook and Guide II. Tersedia. www.ncpublicschools.org. (21-09-2012).
Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning; Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.
Luborsky, M. (1994). The Identification and Analysis of Themes and Patterns. In J.Gubrium and A. Sankar (Eds.), Qualitative Methods in Aging Research. Thousand Oaks, CA: Sage.
Lunenburg, Fred C. Dan Beverly J.Irby (2006). The Principalship Vision to Action. Belmont : Wadswoth Cengage Learning.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2010). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Bandung : Insan Cita Utama
Marshall, J.C. dkk.(2004). A System Approach to The Implementation of Character Education. 2004. Paper. Annual Conference American Educational Research Association, San Diego California. Tersedia. ShowMeCharacter.com. [20 Oktober,2011].
Marzuki. (2012). Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Agama. Makalah. Tersedia. Staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian.pdf. on line. [28-09-2013].
---. (2012). Prinsip Dasar Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Makalah. Online.. Tersedia. Staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian.pdf. (28-09-2013).
Megawangi, Ratna.(2004). Pendidikan Karakter Solusi yang tepat untuk
membangun bangsa. Jakarta:
Moleong, J.Lexy (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[13 -03-2011].
Mulford, Bill. (2011). Revised models and conceptualization of successful school principalship for improved student outcomes. International Journal of Educational Management. Vol.25 No.1, 2011.[Online] Tersedia. www.emeraldinsight.com/0951-354X.htm. [03-02-2014]
Mu’in, Fathur. (2011). Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik & Praktik Urgensi Pendidikan Progresif dan Revitalisasi Peran Guru dan Orang Tua. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karakter menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Nanang Fattah. (2004). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Rosda Karya.
Narvaez, Darcia dan Daniel K.Lapsey.(-).Teaching Moral Character:Two Strategies for Teacher Education. [Online]). http://www3.nd/-dnarvaez/lapseynarvaez cedproofsc071pdf. [20-10-2012].
Nasution. (1996). Penelitian Naturalistik. Bandung : Tarsito.
Nata, Abudin. (2001). Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia : Jakarta : Grasindo.
Nawawi, Hadari.(1994). Administrasi Pendidikan.Jakarta : CV Haji Masagung.
Noor, Moh.Khaerul B.(2008). Case Study: A Strategic Research Methodology. American Journal of Applied Sciences 5(11):1602-1604.ISSN 1546 – 9239.
Nucci, Larry P. & Narvaez, Darcia. (2008). Handbook of Moral and Character Education. New York : Routledge.
Nurish, Amanah. (2010). Women’s Same-sex Relations in Indonesian Pesantren. Gender, Technology and Development. 14 : 267, 2010.Tersedia. http://gtd.sagepub.com (15-09-2012).
Osher, David.et.al. How Can We Improve School Disciplines ? Dalam Educational Researcher (Online), Vol 39 (1), 48 – 58. Tersedia : http://er.aera.net (17 April 2011).
Pal, Karam. (2010). Management Concepts and Organizational Behaviour.
Parker, Lyn. (2008). The Experience Of Adolescent Students In Modernist Islamic Boarding Schools In West Sumatra, Indonesia. Tersedia.
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Paudel, Raj Narendra. (2009). A Critical Account of Policy Implementation Theories. Nepalese Journal of Public Policy and Governance, Vol. xxv, No.2, December, 2009
Pemerintah Republik Indonesia, (2010). Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa tahun 2010-2025.
Perspective Charter Schools. (2007). The Design and Implementation of an Effective Charter Education Program. Tersedia. http:www.perspectivescs.org/ (17 September 2012).
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdiknas. (2011). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter Berdasarkan Pengalaman Di Satuan Pendidikan Rintisan. Jakarta.
Prole, Ivan. (2009). Planning Character Education Programs: Strategies for Bringing Virtues to the School community.(Online). http://www.viertueproject.org. (15 April 2011).
Quthb, Sayyid. (2008). Tafsir fi Zhilalil Qur’an. Terjemah.jilid 8. Jakarta : Gema Insani.
Raharjo, Sabar B. (2010). Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol 16 nomor 3, Mei 2010.
Rajasa, Hatta.(2007). Membangun Karakter bangsa dan Kemandirian Bangsa. Tersedia :http://www.setneg.go.id/index.php. (20 Sept.2011)
Ramli, T. (2003). Pendidikan Karakter. Jakarta : Grassindo.
Rivai, Veithzal.& Murni, Sylviana. (2009). Education Management. Analisis Teori dan Praktik. Jakarta : Rajawali Press.
Ryan, Will. (2008). Leadership with a Moral Purpose Turning your school inside out.Trwobridge
Rubin, H., & Rubin, I. (2005). Qualitative interviewing: The art of hearing data (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.
Simon, M. K., & Francis, J. B. (2001). The dissertation and research workbook. Dubuque, IA: Kendall/Hunt.
Sadulloh, Uyoh, dkk. (2010). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta.
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
---. (2009). Memahami Organisasi Pendidikan Pemberdayaan Organisasi pendidikan yang lebih Prfesional dan Dinamis dari Aspek desain, Budaya, Reinventing di Provinsi, Kabupaten/kota, dan Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sahlan & Prastyo.(2012). Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter. Jogjakarta:Ar-Ruz Media.
Salahuddin, Patricia.(2009). Principles and Characteristics of Character Education: An Approach to Internalizing Islamic Values. ISNA Education Forum.2009.Chicago.
Sanders, Nanny M dan Karen M Kearney. (2008). Performance Expectations and Indicators for Education Leaders. Washington DC: CCSSO. [online]
Tersedia :
http://www.ccsso.org/publications/details.cfm?PublicationID=365. [18 Februari 2014]
Satori, Djam’an dan Aan Komariah (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Satori, Djam’an dan Suryadi. (2007). Teori Administrasi Pendidikan. Dalam Tim
Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung : Pedagogiana Press.
Sauri, Sofyan. (2011). Filsafat dan Teosofat Akhlak; Kajian Filosofis dan Teosofis Tentang Akhlak, Karakter, Nilai, Moral,Etika, Budi Pekerti, Tatakrama dan .Sopan Santun. Bandung : Rizqi
………….. (2013). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Bandung : Rizqi
Sa’ud, Udin S. (2011). Revitalisasi Pengelolaan Pendidikan Dasar untuk Fasilitasi Pendidikan Karakter Bangsa yang Kokoh Bagi Generasi Masa Depan. Makalah Pengukuhan Guru Besar UPI. Bandung.
Sa’ud, Udin S. dan Abin Syamsudin M. (2009). Perencanaan Pendidikan. Bandung : UPI Press.
Schuler,S. Randall.(1987). Personnel and Human Resource Management. 3rd ed.New York : West Publ Company.
Shea, Kathleen. (2003). Making the Case for Values/Character Education: A Brief
Review of The Literature.(Online).
http://www.livingvalues.net/refernce/docs.pdf. (20-09-2012)
Mamat Rahmadi, 2014
PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ISLAM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Streight, David.(2004). Academic Achievement and Moral Education/Character Education. Research Highlights. Tersedia (Online). : http//www.csee.org./products/183