• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Pada Pelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Pada Pelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

(Survei Pada Pelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh

Dini Apriani Nurramdan 0805444

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

(Survei Pada Pelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)

Oleh

Dini Apriani Nurramdan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Dini Apriani Nurramdan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Survei Pada Pelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Drs. Bmbang Widjajanta, M.M. NIP. 19640823 199302 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.S NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,MM NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

(4)
(5)

Dini Apriani Nurramdan, 2014

Dini Apriani Nurramdan (085444), “PENGARUH ATRIBUT PRODUK

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei PadaPelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis). Di bawah

bimbingan Drs. Bambang Widjajanta, M.M.

Persaingan yang kompetitif dalam industri kontruksi menuntut setiap industri mengembangkan strategi pemasaran yang berfokus pada konsumen dalam mencapai tujuan perusahaan. Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan yang menjadi harapan perusahaan. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa penjualan produk kosmetik bedak Compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai denagn 201. Untuk masalah tersebut, Perusahaan melakuakn strategi pemasaran melalui atribut produk.

Melalui pemahaman mengenai atribut produk menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan oleh pembeli perusahaan akan mampu mempengaruhi konsumen yang berujung pada keputusan pembelian kosmetik bedak muka compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis. Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka penelitian ini bertujuan, 1) untuk memperoleh gambaran atribut produk kosmetik bedak muka compact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis, 2) untuk memperoleh gambaran keputusan pembelian kosmetik bedak muka campact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis dan 3) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian kosmetik bedak muka campact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut produk (X) terhadap keputusan pembelian (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif dan explanatory survey dengan teknik simple random sampling serta jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan alat bantu software komputer SPSS 21. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa indicator desain produk mempunyai nilai tertinggi dari atribut produk. Sedangkan nilai terendah dari atribut produk adalah harga. Adapun indikator paling tinggi dari keputusan pembelia, adalah pembelian berdasarkan merek, dan indikator paling rendah adalah pembelian berdasarkan produk. Lebih tinggi lanjut hasil penelitian ini menyatakan bahwa atribut produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian kosmetik. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa atribut produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian

(6)

Dini Apriani Nurramdan (0805444), “THE EFFECT OF PRODUCT ATTRIBUTES ON PURCHASE DECISION (Customer Survey Cosmetic Powder Compact Sariayu in Yogya Department Store Ciamis). Under the guidance of Drs. Bambang Widjajanta, M.M.

Competitive rivalry in the construction industry requires every industry to develop a marketing strategy that focuses on consumers in achieving corporate goals. Consumer purchase decision is an act which became the company's expectations. Based on the data obtained show that sales of compact powder cosmetic products Sariayu in Yogya Department Store Kudat decreased from 2011 until denagn 201. For such problems, the Company melakuakn marketing strategy through product attributes.

Through an understanding of the attributes of the product states that the attributes of the product is a component which is the product properties which ensure that the product can meet the needs and desires that are applied by the buyer company will be able to influence consumer purchasing decisions that culminate in cosmetic face powder compact Sariayu in Yogya Department Store Kudat. Based on the above presentation, the study aims, 1) to obtain a cosmetic product attributes Sariayu compact face powder on customer Sariayu in Yogya Department Store Kudat, 2) to obtain a purchase decision cosmetic face powder campact Sariayu on customer Sariayu in Yogya Department Store Kudat and 3) to determine how much influence the decision of buying a product attribute cosmetic face powder campact Sariayu on customer Sariayu in Yogya Department Store Kudat. The independent variable in this study is the product attributes (X) to the purchasing decision (Y). This type of research is descriptive, verification and explanatory survey with simple random sampling technique and sample size of 100 respondents. Data analysis technique used is a simple linear regression with SPSS computer software tools 21. The results obtained in the study stated that the indicator product design has the highest value of product attributes. While the lowest value of the attributes of the product is the price. The highest indicator of decision pembelia, is based on the purchase of the brand, and the lowest indicator is based on the purchase of the product. Higher up the results of this study stated that the positive effect on product attributes cosmetics purchasing decisions. From research to test the hypothesis can be seen that the product attributes have a positive influence on purchasing decisions

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK. ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Rumusan Masalah ... 11

1.4 Tujuan Penelitian ... 11

1.5 Kegunaan Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1. Konsep Atribut Produk... 13

2.1.1.1 Atribut Produk dalam Manajemen Pemasaran ... 13

2.1.1.1.1 Pengertian Produk ... 14

2.1.1.2 Definisi Atribut Produk ... 16

(8)

2.1.1.3.1 Merek ... 19

2.1.1.3.2 Harga ... 22

2.1.1.3.3 Desain ... 25

2.1.2 Keputusan Pembelian ... 27

2.1.2.1 Definisi Keputusan Pembelian ... 27

2.1.2.2 Proses Keputusan Pembelian ... 29

2.1.3.2 Dimensi Keputusan ... 32

2.1.3 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian.. 36

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 38

2.1.5 Kerangka Pemikiran ... 41

2.1.6 Hipotesis ... 44

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 46

3.2 Metode Penelitian ... 47

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 47

3.2.2 Operasional Variabel Penelitian ... 48

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 52

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 55

3.2.4.1 Populasi ... 55

3.2.4.2 Sampel ... 56

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 57

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 58

(9)

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 60

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 64

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 67

3.2.7.1 Analisis Data... 67

3.2.7.2 Rancangan Analisis Deskriptif... 67

3.2.7.3 Rancangan Analisis Verifikatif... 69

3.2.7.4 Pengujian Hipotesis... 73

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Karakteristik Responden ... 75

4.1.1 Profil Perusahaan ... 75

4.1.1.1 SejarahPerusahaan ... 75

4.1.1.2 Visi dan Misi PT . SAI INDONESIA ... 76

4.1.1.3 Identitas Perusahaan ... 77

4.1.1.4 Produk ... 77

4.2 Karakteristik Responden ... 80

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 81

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 82

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 83

4.3.4 Karakteristik Responden berdasarkan penghasilan ... 84

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan sumber informasi ... 85

(10)

4.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Atribut Produk ... 87

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Merek... 87

4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Harga ... 90

4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Desain ... 93

4.3.4 Gambaran Tanggapan Responden Terhadap Variabel Atribut Produk ... 96

4.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 99

4.4.1Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Produk ... 100

4.4.2 Tanggapan Respon Terhadap Pemilihan Merek ... 102

4.4.3 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Harga ... 103

4.4.4 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Kualitas... 104

4.4.5 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Toko ... 105

4.4.6 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan waktu ... 107

4.4.7 Tanggapan Responden Terhadap Cara Pembayaran ... 108

4.4.8 Gambaran Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 110

4.5 Pengujian Hipotesis Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... 112

4.5.1 Koefisien Determinasi ... 114

4.5.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 115

4.5.3 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian 116

(11)

4.6.1 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 118

4.6.1.1 Temuan Penelitian Bersifat Deskriptif ... 118

4.6.1.2 Temuan Penelitian Bersifat Verifikatif ... 110

4.6.1.3 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 120

4.6.2 Implikasi penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 121

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 125

5.2 Rekomendasi ... 126

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakng Penelitian

Era perdagangan bebas yang tak lagi mengenal batas wilayah

menyebabkan persaingan di berbagai industri semakin tajam sehingga

mengharuskan setiap perusahaan untuk melakukan berbagai upaya agar

konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini

tergantung dari bagaimana perusahaan menerjemahkan keadaan pasar dimana

pilihan konsumen semakin banyak dan satu sama lain memberikan nilai yang

hampir sama.

Kondisi pesaingan industri yang semakin meningkat, salah satunya terjadi

pada industri kosmetik. Meskipun tingkat pesaingnya tinggi, industri kosmetik

prospek yang cerah dan memberikan peluang pasar yang cukup luas dan besar. Ini

terbukti dengan semakin tumbuh dan berkembang indusrti kosmetik sejalan

dengan peningkatan kebutuhan dan keinginan terhadap kecantikan diri serta

perubahan gaya hidup masyarakat sekarang ini.

Berkembangnya bisnis kecantikan khususnya produk kosmetik terlihat

dari banyaknya produk kosmetik dengan berbagai merek kosmetik di Indonesia,

baik produk dalam negeri maupun produk luar negeri. Produk kosmetik dalam

negeri antara lain Mirabella, Mustika Ratu, Sari Ayu, Fixy dan Viva. Sedangkan

produk kosmetik yang berasal dari luar negeri antar lain Avon, L’oreal, Revlon,

(13)

Dilihat dari segi Nilai Pasar Katagori Industri IBBAl secara keseluruhan

,maka selama kurun waktu tiga tahun terakhir 2011-2013 industri kosmetik secara

keseluruhan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dapat terlihat dalam

tabel 1.1 di bawah ini :

TABEL 1.1

NILAI PASAR KATAGORI INDUSTRI IBBA DI INDONESIA TAHUN 2011-2013

No Kategori Satuan Tahun

2011 2012 2013

1 Food & Beverages Rp triliun 600,00 630,00 700,00

2 Farmasi-OTC Rp triliun 15,71 18,04 20,75

3 Media – pendaftaran

iklan Rp triliun 59.85 72,68 87,47

4 Kosmetik Rp triliun 8,90 10,40 12,19

5 Fashion Rp triliun 25,00 25,00 27,00

6 Transportasi Rp triliun 178,29 198,22 226,37

7 Otomotif /motor Rp triliun 7,37 8,01 7,06

Sumber : UNPAR Riset SWA, Nielsen, IMS, BI ,Frost & Sullivan 12 september 2013

Tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa nilai pasar kategri industri IBBA

2013 dalam industri kosmetik mengalami kenaikan. Terlihat dalam tabel di tahun

2011 sampai 2012. kenaikan ini disebabkan karena banyak kosmetik dalam

negeri maupun luar negeri yang hadir di dalam industri-industri kosmetik di

Indonesia. Hal ini dapat dijadikan peluang oleh produsen kosmetik khususnya

produk produk bedak untuk menguasai pangsa pasar lebih besar lagi yang masih

terbuka lebar. Selain itu pada tabel 1.2 dapat dilihat Best Brand Index 2013 yang

menunjukan seberapa besar peluang dalam industri kosmeik bersaing dalam

(14)

TABEL 1.2

BEST BRAND INDEX INDONESIA

No Produk Tahun

2011 2012 2013

1 Viva 20,3 21,9 21,1

2 Pixy 18,8 20,6 14,2

3 Sariayu 14,7 10,1 8,9

4 Latulif 12,5 15,1 6,8

5 Revlon 22,4 24,7 22,7

Sumber : SWA / Indeks rata-rata Industri Kosmetik dan Produk Personal

Tabel 1.2 di atas menunjukan bahwa index untuk industri kosmetik

mengalami penurunan yang sangat cukup signifikan terlihat dari tahun 2011 ke

tahun 2013 yang mengalami penurunan 11%. Hal ini dapat dijadikan peluang oleh

produsen kosmetik khususnya produk bedak untuk menguasai pangsa pasar lebih

besar lagi yang masih terbuka lebar.

Sariayu merupakan salah satu perusahaan yang bermain dalam industri

kosmetik. Perusahan kosmetik yang berasal dari dalam negeri ini memproduksi

berbagai jenis kosmetik antara lain Foundtion, Pressed and loose Powder,

Eyeliner, Mascara, Eyeshadow, Blushon, Eyebrow Definer, Lipgloss, serta Bedak

muka campact/padat.

Dari sekian banyak perusahaan kosmetik, Sariayu merupakan salah satu

perusahaan kosmetik yang mampu bersaing dan banyak diminati konsumen yaitu

produk Bedak muka compact atau bisa disebut bedak padat. Produk bedak muka

yang populer dipasaran di sebut bedak padat yang diproduksi Sariayu ini memiliki

beberapa jenis yaitu bedak natural, dan compact. Dari awal kemunculannya

(15)

kosmetik dari pesaing seperti Mustikaratu, Wardah, Fixy, Marck, Caring. begitu

juga bila dilihat dari market share, produk bedak muka compact ini mampu

menguasai pasar cukup besar meskipun masih kalah dibanding dengan pesaing.

Berikut data mengenai market share untuk produk kosmetik jenis bedak

muka compact:

TABEL 1.3

MARKET SHARE PRODUK BEDAK MUKA COMPACT TAHUN 2013

Nama Produk Market share (%)

Wardah 19,5

Caring 10,5

Fixy 10,1

Mustikaratu 9,9

Sariayu 8,5

Sumber : SWA, Oktober 2013

Tabel 1.3 di atas menunjukan bahwa Sariayu mampu menguasai pangsa

pasar sebesar 8,5% meskipun masih kalah oleh produk merek lain yaitu Wardah

yang menjadi market leader, kemudian untuk urutan kedua ketiga dan keempat

ditempati oleh Caring, Fixy, dan Mustikaratu. Ini menunjukan bahwa kosmetik

bedak muka compact Sariayu mampu diterima oleh pasar dan memiliki peluang

untuk lebih menguasai pangsa pasar lebih besar dan lebih tinggi lagi.

Kemampuan kosmetik bedak muka compact untuk diterima oleh pasar,

bertolak belakang dengan tingkat kepuasan pembelian dari para pelanggannya

yang tidak sesuai. Meskipun dengan penguasaan pasar yang cukup baik, hal ini

tidak berdampak pada kepuasan pelanggannya. Kosmetik Bedak muka compact

untuk tahun ini mengalami penurunan peringkat pada kepuasan pelanggan. Pada

(16)

compact mampu menempati peringkat pertama (market leader) untuk katagori

kepuasan pelanggan untuk tahun ini posisi tersebut ditempati oleh pesaingnya

yaitu Wardah perusahaan kosmetik yang berasal dari dalam negeri juga. Hal ini

dapat menjadi ancaman bagi perusahan Sariayu itu sendiri, padahal perusahan

kosmetik Sariayu ini bisa dikatakan sebagai inovator bagi produk kosmetik jenis

Bedak muka compact yang mampu menciptakan rangkaian jenis bedak muka

dengan inovasi yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumennya.

Penurunan peringkat kepuasan untuk kategori Bedak muka compact ini di

dukung juga dengan nilai kepuasan pelanggan yang masih rendah dibanding

dengan merek kosmetik Bedak muka compact perusahaan lain. Berikut disajikan

pada tabel 1.4 mengenai nilai keuasan pelanggan kosmetik katagor I Bedak muka

compact periode 2012 hinga 2013 :

TABEL 1.4

KEPUASAN PEMBELIAN PELANGGAN KOSMETIK UNTUK KATEGORI BEDAK MUKA COMPACT

Produk

(17)

Berdasarkan tabel 1.4 di atas untuk katagori Bedak muka compact ,nilai

total kepuasan yang diperoleh kosmetik Sariayu masih rendah dibandingkan

dengan merek kosmetik yang menjadi pesaing utamanya yaitu Wardah dan

Marck. Padahal diketahui kepuasan pelanggan merupakan modal utama suatu

perusahaan untuk memperoleh loyalitas pelanggan yang berarti mempertahankan

keputusan pembelian pelanggan.

Nilai kepuasan pelanggan yang masih rendah terhadap produk kosmetik

Sariayu Bedak muka compact, ini menunjukan bahwa kinerja dari produk

perusahaan kosmetik Sariayu belum sepenuhnya mampu memberikan kepuasan

bagi para konsumennya. Melihat fenomena seperti ini maka menuntut perusahaan

kosmetik Sariayu untuk melakukan berbagai strategi pemasaran yang mampu

meningkatkan kepuasan serta mempertahankan keputusan pembelian para

pelanggannya.

Salah satu cara yang di lakukan perusahaan kosmetik Sariayu untuk

mempertahankan pelanggan adalah dengan meningkatkan meningkatkan atribut

produk seperti kualits, fitur serta desain dari produk kosmetik Sariayu bedak muka

compact itu adapun penjualan bedak muka compact Sariayu di Yogja

Departement Store Ciamis dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dapat di

(18)

TABEL 1.5

PENJUALAN BEDAK MUKA COMPACT SARIAYU DI YOGJA DEPARTEMENT STORE CIAMIS TAHUN 2011-2013

TAHUN TOTAL PENJUALAN (Rp) PENURUNAN(%)

2011 8.904.864.221 6,70

2012 8.345.590.889 6,28

2013 8.040.148.919 3,65

Sumber :Hasil penjualan bedak Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis

tahun 2010-2013.

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa penjualan produk kosmetik bedak

compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis mengalami penurunan yaitu

pada pada tahun 2011 penjualan kosmetik bedak muka compact Sariayu menjadi

Rp 8.904.864.221 turun 6,70%, demikian juga pada tahun 2012 mengalami

penurunan penjualan yaitu sebesar 6,28% atau Rp 8.345.590.889 dan pada tahun

2013 mengalami penurunan penjualan bedak muka compact yaitu Rp8.040.148.919

atau sekitar 3,65% dibandingkan tahun sebelumnya, Hal ini di sebabkan karena

Sariayu tidak melakukan inivasi produk sementara ada produk luar seperti Revlon

yang masuk pasar kosmetik Indonesia gencar menggunakan promosi di samping

itu terdapat lima perusahaan kosmetik besar yang menjadi pesaing Sariayu

perusahaan-perusahaan tersebut berkompetensi dalam mengembangkan

keunggulan produknya melalui berbagai inovasi guna mendominasi pasar.

Pada saat ini persaingan pada industry kosmetik dikuasai oleh Wardah dan

Caring. Keputusan pembelian terjadi karena adanya penilaian objektif atau karena

dorongan emosional. Pengaruh emosi ini sangat penting dan menjadi faktor

(19)

menyangkut aspek sikologis yang pada akhirnya sangat berpengharuh pada

presepsi konsumen dalam menilai sebuah merek. Presepsi konsumen tersebut

harus dipenuhi oleh para pelaku usaha kosmetik untuk dapat meningkatkan

kebutuhan dan keinginan dalam pengambilan keputusan pembelian.

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di antara

faktor-faktor tersebut adalah promosi, dan produk melalui promosi perusahaan

dapat mengkomunikasikan produknya tepatkonsumen sehingga hasil akhir dari

komunikasi tersebut diharapkan konsumen memilih produk yang ditawarkan dari

pada yang ditawarkan oleh pesaing. Sedangkan salah satu upaya yang dapat di

lakukan melalui produk adalah dengan mengembangkan atribut produk.

Atribut produk merupakan pengembangan suatu produk atau jasa yang

melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan (Kotler dan Amstrong

2005:354). Dalam hal ini peningkatan atribut produk dilakukan dengan cara

mengembangkan unsur-unsur yang berkaitan dengan produk seperti kualitas, fitur,

serta desain produk. Selain itu Sariayu juga melakukan berbagai inovasi pada

produk kosmetik tersebut , mulai dari inovasi kemasan, fitur dan desain produk

serta fungsi dari kosmetik itu sendiri yang menghadirkan pengalaman bagi para

pelanggan dengan memberikan nilai lebih berupa jenis–jenis kosmetik baru yang

dikeluarkan setiap tahunnya.

Inovasi yang dilakukan kosmetik Sariayu yaitu dengan menciptakan

produk kosmetik yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen masa

kini. Untuk produk bedak muka compact, Sariayu menjadi perusahaan pertama

(20)

dengan cara membuka kemasan, selain itu Sariayu juga memproduksi bedak jenis

tabur yang tidak kalah bagusnya dengan bedak padat (compact), Untuk setiap

tahunnya dapat dipastikan Sariayau melakukan inovasi yang berbeda dari

tahun-tahun sebelumnya. Misalnya untuk tahun-tahun ini Sariayu menciptakan beberapa

Subbrand bedak yang kaya bentuk yang mengikuti selera dan kebutuhan wanita

masa kini, dimana dipastikan untuk setiap tahunnya subbrand ini meluncurkan

produk baru yang berbeda dari tahun yang lalu sebelumnya dengan inovasi yang

berbeda yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Strategi lain dilakukan perusahaan kosmetik Sariayu selain peningkatan

atrtibut produk yang dilakuan dengan menciptakan berbagai inovasi pada produk

kosmetik bedak muka compact, untuk mempertahankan keputusan pelanggannya

perusahaan kosmetik Sariayu juga melakukan peningkatan Customer service bagi

para konsumennya. Costomor service merupakan kegiatan yang ditunjukan untuk

memberikan kepuasan pelanggan melalui pelayanan yang dapat memenuhi

keinginan dan kebutuhan pelanggan (Kasmir,2010:275). Dalam hal ini

peningkatan costumer service dilakukan dengan cara menempatkan para

konsultan kecantikan atau yang disebut dengan Beauty Advisor di setiap counter

kecantikan Sariayu yang keberadaan mereka untuk memberikan pelayanan berupa

konsultasi kecantikan bagi para konsumen, pemberian informasi mengenai

produk kosmetik Sariayu, serta mengadakan event kecantikan untuk para

konsumen. Selain itu, Sariayu juga menyediakan fasilitas member atau

keanggotan bagi para konsumennya yang diberi nama Sariayu Seling yang

(21)

para konsumennya, selain dapat memberikan keuntungan bagi konsumen sendir

misalnya konsumen dapat memperoleh Direct sell ingstrarterkit, Free catalog

,serta diskon untuk produk kosmetik Sariayu.

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan untuk mengadakan

satu penelitian tentang “Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan

Pembelian“ (Survei pada Pelanggan Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)

1.2 Identifikasi Masalah

Pada awal pemunculannya kosmetik Sariayu mampu diterima pasar dan

banyak di minati konsumen. Tahun 2012 Sariayu menempati posisi pertama

dalam peringka loyalitas pelanggan, tetapi untuk tahun 2013 Sariayu mengalami

penurunan peringkat dari posisi pertama turun peringkat menjadi peringkat ketiga,

dmana posisi pertama ditempati oleh produk kosmetik dari dalam negeri yaitu

wardah. Selain itu dari segi kepuasan pelanggan kosmetik Sariayu masih rendah

dibandingkan dengan merek kosmetik yang menjadi pesaing utamanya yaitu

Wardah, Caring (Majalah SWA Oktober 2012-28 September 2013) Padahal

ditemukan kepuasan pelanggan merupakan modal utama suatu perusahaan untuk

memperoleh keputusan tersendiri bagi para pelanggan khususnya produk

kosmetik bedak muka compact Sariayu.

Untuk mengatasi masalah tersebut perusahaan kosmetik Sariayu

(22)

peringkat atribut produk kosmetik Sariayu terhadap keputusan pembelian bagi

para konsumennya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat di

definisikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran atribut produk kosmetik bedak muka compact

Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis.

2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian kosmetik bedak muka campact

Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis.

3. Seberapa besar pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian

kosmetik bedak muka campact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya

Departement Store Ciamis.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk

memperoleh hasil temuan mengenai :

1. Gambaran atribut produk kosmetik bedak muka compact Sariayu pada

pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis ?

2. Gambaran keputusan pembelian bedak muka compact Sariayu pada

(23)

3. Pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian bedak muka

compact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store

Ciamis ?

1.5 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan

pemikiran atau menambah informasi tentang atribut produk terhadap

keputusan pembelian.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan yang berharga kepada berbagai pihak, diantaranya:

a. Bagi Penulis Sendiri

Dapat memberikan tambahan pengetahuan, pengalaman dan dapat

memberikan analisis perbandingan antara aplikasi dengan teori

yang didapat selama perkuliahan mengenai manajemen sumber

daya manusia.

b. Bagi Perusahaan

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan bagi manajemen Sariayu mengenai atribut produk

terhadap keputusan pembelian, sehingga bisa dijadikan informasi

(24)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya

mengenai atribut produk terhadap kepututsan pembelian. Adapun yang menjadi

objek penelitian sebagai variabel bebas atau independen variable yang di teliti

yaitu atribut produk (X),Variabel terikat atau dependen variable adalah keputusan

pembelian (Y) yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan

penyalur, pemilihan jumlah pembelian, pemilihan waktu dan pembelian serta

pemilihan metode pembayaran.

Pada penelitian ini objek yang akan diteliti yaitu pelanggan bedak

compactSariayu, maka hal-hal yang akan diteliti adalah yang berhubungan dengan

pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian.

Menurut sugiyono (2010:59), “variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubah atau timbulnya variabel

dependen(terikat), sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka

pendekatan yang digunakan menurut Husein Umar (2008:45) cross sectional

method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun

waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam

(25)

dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk

mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di

lapangan.

3.2Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.Sugiyono (2010:11)

menjelaskan bahwa, “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)

tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel

yang lain”.Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau

gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh atribut produk terhadap

keputusan pembelian pada kosmetik bedak compactSariayu diYogja Departement

Store Ciamis.

Adapun Penelitian verifikatif diterangkan oleh Suharsimi Arikunto

(2010:8) menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel.Sedangkan sifat

penelitian verifikatif pada dasarnya hanya menguji kebenaran suatu hipotesis yang

dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan”.Pengujian hipotesis tersebut

menggunakan perhitungan-perhitungan statistik”.Penelitian verifikatif pada

dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui

(26)

atribut produk terhadap keputusan pembelian pada kosmetik bedak

compactSariayudi Yogya Departement Store Ciamis.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif

yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Kerlinger

yang dikutip oleh Sugiyono (2010:17) yang dimaksud dengan metode survei

adalah: Metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi

besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang

diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,

distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan

langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui

pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat

saling mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel-variabel tersebut juga dapat disebut

sebagai objek penelitian. Suharsimi Arikunto (2010:96), menjelaskan bahwa,

“Variabel adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu

penelitian”.

Menurut Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2011:58) “Secara teoritis

(27)

mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan

objek yang lain.”

Menurut Kedder dalam Sugiyono (2011:59) menyatakan bahwa “variabel

adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik

kesimpulan.” Berdasarkan penjelasan tersebut, operasionalisasi variabel

dalampenelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.1 berikut :

Adapun definisi operasional apabila dibuat dalam tabel adalah sebagai berikut:

(28)

Variabel/

potongan harga Interval 10

Desain

kemasan produk interval 1213

Kemampuan

(29)
(30)

Variabel/

yang ditentukan interval 28

Pembelian

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan informasi tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan variabel yang diteliti. Oleh karena itu harus diproses terlebih

dahulu untuk memperoleh informasi yang diperlukan bagi suatu penelitian.

(31)

sekunder. Menurut Husein Umar (2008: 42) yang dimaksud dengan data primer

dan data sekunder adalah sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara

empirik kepada pelaku langsung atau terlibat langsung dengan menggunakan

tetnik pengumpulan data tertentu, dengan kata lain data primer diperoleh

secara langsung.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian dimana subjeknya tidak

berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat

memberikan informasi untuk bahan penelitian. Menurut Asep Hermawan

(2008: 168), “Data sekunder adalah struktur data historis mengenai variabel

-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak

lain”.Secara lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan

dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel

3.2 berikut ini:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

NO DATA JENIS DATA SUMBER

1

Nilai Pasar Katagori Industri IBBA Di

Indonesia Sekunder

UNPAR Riset SWA, Nielsen, IMS, BI ,Frost & Sullivan 12 september 2013

2

Best Brand Index Indonesia

Sekunder

Majalah SWA / Indeks rata-rata Industri Kosmetik dan Produk Personal

3 Market Share

Produk Bedak Muka Sekunder

(32)

NO DATA JENIS DATA SUMBER september Tahun 2013

5

Departement Store Ciamis tahun 2010-2013.

Under: Kecantikan Tagged With: Haya Aliya Zaki

8

responden Primer Hasil pengolahan data 2014

10

Tanggapan

responden terhadap atribut produk

Primer Hasil pengolahan data 2014

11

Tanggapan

responden terhadap keputusan pembelian

Primer Hasil pengolahan data 2014

(33)

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampling 3.2.4.1Populasi

Dalam mengumpulkan dan menganalisa suatu data, menentukan populasi

merupakan langkah yang penting dalam pelaksanaan penelitian. Populasi bukan

hanya sekedar orang, tetapi juga benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga

bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek itu, tetapi meliputi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek itu.

Suharsimi Arikunto (2006:131), menyatakan bahwa “Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen

yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi”.

Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat-sifat yang dimiliki oleh

subjek atau objek tersebut. Seorang peneliti harus menentukan secara jelas

mengenai sasaran penelitiannya yang disebut dengan populasi sasaran (target

population), yaitu populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan

penelitian. Jadi, apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan,

maka menurut etika penelitian, kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi

sasaran yang telah ditentukan.

Langkah pertama dalam pengumpulan dan analisis data dalam sebuah

(34)

pelanggan kosmetik bedak compactSariayudi Yogya Departement StoreCiamis

berjumlah 15.678 orang

3.2.4.2Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 131), “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari

populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang

yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua

populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga dan keterbatasan akan kesedian waktu.

Maka dari itulah penelitian diperkenankan mengambil sebagian dari objek

populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili

populasi yang tidak dapat diteliti. Menurut Sugiyono (2010: 116):

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representatif

Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap

subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk

menjadi sampel. Berdasarkan pengertian sampel dan populasi yang dikemukakan

tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari

populasi penelitian, yaitu sebagian konsumen dari produk kosmetik bedak muka

compactSariayu di Yogja Departement Ciamis.Dalam menentukan jumlah

sampelrumus yang digunakan adalah rumus Slovin (Husein Umar, 2008 : 141)

(35)

presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat

ditolerir atau dinginkan. Dalam penelitian ini pengukuran sampel menggunakan

rumus Slovin sebagai berikut:

n= Keterangan:

n : Ukuran sampel

N : Ukuran Populasi

e : Kelonggaran ketidak telitian karena

kesalahan sampel yang di

dapat ditolerir (e = 0,1)

Dalam mendapatkan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan

menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah

sebagai berikut :

n = 99,37(dibulatkan menjadi 100)

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka ukuran jumlah sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang.

(36)

Teknik samplingmerupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai

karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Suharsimi Arikunto, (2010: 116)

“Teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh

sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya”.Menurut Ulber Silalahi

(2009: 236) :

Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit, elemen atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.

Menurut Sugiyono (2010: 116) bahwa, “Teknik sampling adalah merupakan

teknik pengambilan sampel”. Terdapat dua jenis sampel yaitu sampel probability

dan nonprobability. Sampel probability merupakan sampel dimana setiap elemen

atau anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel

sedangkan sampel nonprobability kebalikan dari probability dimana setiap elemen

atau populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat

objektif.

Teknik sampling yang digunakan adalah systematic random sampling untuk

populasi bergerak. Karena populasinya adalahpelanggan yang jumlahnya banyak.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa yang perlu dilakukan

(37)

dilakukan dengan cara menkombinasikan secara langsung atau tidak langsung.

Penelitian ini memperoleh data dengan menggunakan tekni sebagai berikut:

1. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indera.

Pada penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi

pertisipatif dimana pengamat terlibat langsung pada kegiatan. Dan melalui

kegiatan observasi ini pula penulis melakukan studi pendahuluan diman

melalui teknik ini dapat melihat, mengenal dan mengidentifikasi masalah

yang diteliti.

2. Kuesioner (angket)

Angket adalah pengumpulan data yang berisi sejumlah pernyataan tertulis

untuk dijawab oleh responden. Hal ini sejalan dengan pendapat yang

diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 151) yang menyatakan bahwa

“Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

atau hal-hal yang ia ketahui”.

Kuisioner berisi pertanyaan dan penyataan mengenai karakteristik

koresponden, pengalaman koresponden pada produk kosmetik bedak muka

compact Sariayu di Yogja Departement Ciamis..Langkah-langkah

penyusunan angket adalah sebagai berikut:

(38)

b. Merumuskan item-item pertanyaan alternatif jawaban

c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan.

3. Studi Literatur

Dengan teknik ini penulis berusaha untuk mencari informasi serta data baik

berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraianyang dikemukakan

menurut para ahli sebagai landasan teoritis khususnya mengenai masalah dan

variabel yang diteliti.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang baik memiliki ketetapan dan konsistensi atau valid dan

reliabel. Suatu instrumen dikatakan valid yaitu ketika mengukur apa yang akan

diukur sedangkan reliabel yaitu ketika digunakan berkali-kali maka hasilnya akan

terlihat sama.

3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas

Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.(Sugiyono, 2010: 173). Pendapat

lain diungkapkan oleh Asep Hermawan (2008: 211) “Validitas data merupakan

suatu proses penentuan apakah suatu wawancara dalam survei atau observasi

dilakukan dengan benar dan bebas”.

Suharsimi Arikunto (2010: 168) mengemukakan bahwa;

(39)

atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product

moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

(Sugiyono, 2010: 255)

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item

Y = Skor total

x = Jumlah skor dalam distribusi X

= Jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

n = Banyaknya responden

Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan tabel

3.3 di bawah ini:

TABEL 3.3

INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,7 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi

Antara 0,6 sampai dengan 0,500 Tinggi

Antara 0,5 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi

Antara 0,4 sampai dengan 0,300 Sedang

(40)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,2 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,1 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 245

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini

adalah teknik korelasi biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang

divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Berikut

adalah hasil pengujian validitas yang ditunjukkan pada tabel 3.4:

1. Jika rhitung> rtabel maka, pertanyaan tersebut valid.

2. Jika rhitung> rtabel maka, pertanyaan tersebut tidak valid.

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS ATRIBUT PRODUK

No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Merek

1 Kemampuan membeli merek

produk 0.819 0, 374 Valid

2 Kemampuan memilik kekuatan

atau daya tahan pemakaian 0.611 0, 374 Valid

3 Kemampuan memillih jenis

yang legkap 0.772 0, 374 Valid

4 Kemampuan memilih warna

yang berbeda 0.436 0, 374 Valid

5 Kemampuan memilih

pemakaian merek 0.547 0, 374 Valid

Harga

6 Kemampuan dalam menetapkan

harga – harga produk 0.700 0, 374 Valid

7 Kemampuan terjangkaunya

harga 0.422 0, 374 Valid

8 Ketersedian harga yang

berinovasi 0.779 0, 374 Valid

9 Kemenarikan harga produk 0.473 0, 374 Valid

10 Kemenarikan potongan harga

(discont) 0.819 0, 374 Valid

Desain

11 Kemampuan menghasilkan

(41)

No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

diantara merek lain

12 Tingkat keragaman kemasan

produk 0.772 0, 374 Valid

13 Kemampuan memilih desain 0.781 0, 374 Valid

14 Kenyamanan desain 0.754 0, 374 Valid

15 Ketertarikan desain 0.761 0, 374 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Item-item pernyataan dalam angket valid merupakan indikator yang skor

rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai0,374 Berdasarkan

tabel 3.4 diketahui bahwa terdapat 15 item yang valid. Berikut ini pengelompokan

indikator-indikator yang valid pada hasil pengujian validitas keputusan pembelian

dapat dilihat pada tabel 3.5dibawah ini:

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KEPUTUSAN PEMBELIAN

No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Pembelian Berdasarkan Produk

16 Tingkat pembelian berdasarkan

produk 0.729 0, 374 Valid

17 Tingkat pembelian berdasarkan

produk tertentu 0.680 0, 374 Valid

Pembelian Berdasarkan Merek

18 Tingkat pembelian berdasarkan

merk 0.452 0, 374 Valid

19 Tingkat pembelian berdasarkan

lokasi 0.654 0, 374 Valid

Pembelian berdasarkan harga

20 Tingkat pembelian berdasarkan

harga 0.598 0, 374 Valid

21 Keputusan pembelian

berdasarkan harga kelengkapan 0.915 0, 374 Valid

22 Tingkat Kesesuaian harga 0.418 0, 374 Valid

Pembelian berdasarkan kualitas

23 Tingkat pembelian berdasarkan

kualitas 0.879 0, 374 Valid

(42)

No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

toko

25 Tingkat ketersediaan di tempat

/toko terdekat 0.598 0,374 Valid

Pembelian berdasarkan waktu

26 Tingkat pembelian berdasarkan

waktu 0.729 0, 374 Valid

27 Tingkat keseringan waktu beli

tertentu 0.915 0, 374 Valid

28 Ketersedian discont diwaktu

yang ditentukan 0.654 0, 374 Valid

Pembelian berdasarkan cara pembayaran

29 Tingkat pembelian berdasarkan

cara kemudahanpembayaran 0.411 0, 374 Valid

30 Tingkat pembelian berdasarkan

cara kemudahanpembayaran 0.915 0, 374 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Berdasarkan Tabel 3.5 pada hasil uji variabel keputusan pembelian dapat

diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi jumlah pembelian dengan

item pernyataan keputusan pembelian berdasarkan harga kelengkapandan Tingkat

peembelian berdasarkan cara kemudahanpembayaran serta ,dengan nilai 0.915.

sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi pembelian berdasarkan kualitas

serta pembelian berdasarkan cara pembayaran dengan item pernyataan Tingkat

pembelian berdasarkan toko danTingkat peembelian berdasarkan cara

kemudahanpembayaran dengan nilai 0.411 sehingga dapat ditafsirkan bahwa

indeks korelasinya tinggi.

3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat

(43)

bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data, karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang sudah

dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu

pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Reliabilitas menunjuk pada tingkat kereladanan sesuatu”. Sedangkan menurut

Sugiyono (2010:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama”.

Jika suatu instumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh

instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuisioner penelitian

dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal

r (Husein Umar, 2008: 170)

Keterangan:

11

r : reliabilitas instrumen

k : banyak butir pertanyaan

2

t

s : deviasi standar total

2

b

(44)

Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir,

kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini. Rumus deviasi standar

yang digunakan adalah sebagai berikut :

(Husein Umar, 2008:147)

x = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total

N = Jumlah responden menghitung reliabilitas angket

dengan rumus alpha

Hasil uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung> rtabeldengan tingkat kesalahan

5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung≤ rtabel dengan tingkat kesalahan

5% maka item pernyataan dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil pengujian realibilitas instrumen yang dilakukan dengan

program SPSS 21for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal

ini disebabkan rhitung lebih besar dibandingkan rtabel yang bernilai 0,374 hal ini

dapat dilihat dalam Tabel 3.6 berikut ini

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

(45)

No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 Karakteristik Individu 0.934 0,374 Reliabel

2 Keputusan pembelian 0.932 0,374 Reliabel

Sumber : Hasil Pengelolahan Data 2014

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.7.1 Analisis Data

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket

ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian,

yaitu memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh atribut produk

terhadap keputusan pembelian.

Penelitiankuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden

terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengolahan data yang terkumpul dari hasil angket dapat dikelompokan ke

dalam tiga langkah, yaitu: persiapan, tabulasi, dan penerapan data pada

pendekatan penelitian.

2. Persiapan,yaitu mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar angket

serta memeriksa kebenaran cara pengisian.

3. Melakukan tabulasi hasil angket dan memberikan nilai yang sesuai dengan

sistem penilaian yang telah ditetapkan, menjumlahkan skor pada setiap item,

serta menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian. Nilai yang

diperoleh merupakan indikator untuk pasangan variabel bebas dan variabel

(46)

3.2.7.2 Rancangan Analisis Deskriptif

Data mentah yang telah terkumpul dari hasil angket atau survei lapangan

harus diolah agar memperoleh makna yang berguna bagi pemecahan masalah.

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini

disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu

memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh atribut produk.. Penelitian

ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel

penelitian, antara lain:

1. Analisis deskriptif atribut produk (X)

Variabel X terfokus pada penelitian atribut produk yang meliputi merek,

harga, dan desain.

2. Analisis deskriptif keputusan pembelian (Y)

Variabel Y terfokus pada penelitian keputusan pembelian yang meliputi

pembelian berdasarkan produk, pembelian berdasarkan merek, pembelian

berdasarkan harga, pembelian berdasarkan kualitas, pembelian berdasarkan

took, pembelian berdasarkan waktu, pembelian berdasarkan cara pembayaran.

Penelitian ini menggunakan data interval seperti dijelaskan dalam

operasional variabel sebelumnya. Adapun kriteria penafsirannyaadalah sebagai

berikut :

TABEL 3.7

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI PADAKRITERIA PENAFSIRAN

No Kriteria Penafsiran Keterangan

(47)

No Kriteria Penafsiran Keterangan

2 1% - 25% Sebagian Kecil

3 26% - 49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51% - 75% Sebagian Besar

6 76% - 99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber: Moch. Ali (1985:184)

3.2.7.3 Rancangan Analisis Verifikatif

Teknik analisa data yang digunakan untuk melihat pengaruh atribut produk

(X) terhadap keputusan pembelian (Y) yaitu menggunakan analisis regresi linier

sederhana dan analisis korelasi karena penelitian ini hanya menganalisis dua

variabel.

Analisis tersebut untuk melihat besaran pengaruh atribut produk terhadap

keputusan pembelian denganskala pengukuran menggunakan skala semantic

differensial. Menurut Sugiyono (2010:139):

skala semantic differensial digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda atau checklist. Tetapi tersusun dalam garis kontinum yang jawaban sangat positifnya terletak pada bagian kanan garis dan jawaban sangat negatif terletak pada bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval. Responden yang memberikan penilaian dalam angka 7, berarti sangat positif, sedangkan memberi jawaban anka 1 berarti persepsi responden terhadap pernyataan itu sangat negatif.

Dalam penelitian ini, setiap pernyataan dari angket terdiri 7 kategori

sebagai berikut, alternatif jawaban tersebut diperhatikan pada tabel 3.7 berikut:

TABEL 3.8

SKOR ALTERNATIF JAWABAN PERTANYAAN Alternatif

Jawaban Setuju

Rentang jawaban Tidak

(48)

7 6 5 4 3 2 1

Positif 7 6 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5 6 7

Sumber: Modifikasi dari Hermawan, A. (2008:132)

a. Analisis Regresi Linier Sederhana

Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui hubungan

korelatif dalam penelitian ini yaitu teknik regresi sederhana. Definisi regresi

sederhana menurut Albert Kurniawan (2010:43) ialah “sebagai pengaruh antara 2

variabel saja, dimana terdiri dari variabel independent/bebas dan untuk

membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat

perkiraan (prediction)”

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal

satu variabel independenkarakteristik individu dengan satu variabel dependen

yaitu keputusan pembelian.

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Subyek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan.

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan padavariabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

(49)

Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus di hitung terlebih

dahulu harga a dan harga b. Cara menghitung harga a dan b dapat dihitung dengan

rumus:

X = Nilai karakteristik individu

Y = Nilai taksiran keputusan pembelian a = Konstanta

b = Koefisien regresi n = Banyaknya responden

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya X akan menyebabkan

adanya perubahan nilai Y, artinya, naik turunnya X akan membuat nilai Y juga

naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi

tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang

menyebabkannya.

b.Analisis Korelasi

Tujuan perhitungan dengan menggunakan Analisi korelasi adalah untuk

mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel

terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif.

Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada

(50)

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan

antara X dan Y disebut koefisien korelasi ( r ). Nilai koefisien korelasi paling

sedikit -1 dan paling besar 1, artinya jika.

r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan

sangat kuat dan positif)

r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan

sangat kuat dan negatif)

r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.

Penentuan koefisien korelasi ( r ) dalam penelitian ini menggunakan

koefisien korelasi Pearson (Pearson’s Product Moment Coefficient of

Correlation), yaitu:

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menunjukan bahwa besar pengaruh atribut produk

(variabel X) terhadap keputusan pembelian (variabel Y). Hasil dari perhitungan

(51)

Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi maka dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

KD = r2 X 100% Sumber: Sugiyono, (2010:210)

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi

Kemudian untuk menafsirkan sejauh mana pengaruh atribut produk

terhadap keputusan pembeliandigunakan pedoman interpretasi koefisien penentu

dalam tabel. Nilai koefisien penentu berada di antara 0 -100%. Jika nilai koefisien

penentu makin mendekati 100% berarti semakin kuat pengaruh variabel X

terhadap variabel Y. Semakin mendekati 0berarti semakin lemah pengaruh

variabel eksogen terhadap variabel endogen. Sehingga dibuat pedoman

interpretasi koefisien penentu sebagai berikut:

TABEL 3.9

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN DETERMINASI

Interval Koefisien Hubungan

0 - 19,99% Sangat Lemah

20% - 39,99% Lemah

40% -59,99% Sedang

60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2010: 214)

(52)

Rancangan analisis untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan harus

menggunakan uji statistik yang tepat. Hipotesis penelitian dapat diuji dengan

mendeskripsikan hasil analisis regresi linier. Untuk menguji ada atau tidaknya

pengaruh (korelasi) antara variabel X dan Y digunakan rumus student (tstudent).

Adapun rumusnya adalah:

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah :

Jika ≤ , maka H0 diterima dan Ha ditolak

Jika > , maka Ha diterima dan H0 ditolak

Taraf kesalahan 0,01 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu

pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam

rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis

sebagai berikut:

Ho:ρ ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif atribut produk terhadap

keputusan pembelian bedak CompactSariayu di Yogya Department

Store Ciamis..

Ha:ρ > 0, artinya terdapat pengaruh positif atribut produk terhadap keputusan

pembelian kosmetik pada bedak CompactSariayu di Yogya Department hitung

t ttabel

hitung

t ttabel

Keterangan :

t = distribusi student

r = koefisien korelasi product moment

(53)

Store Ciamis.Adapun untuk membantu dalam pengolahan data dan

pengujian hipotesis, dapat menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS

(Statistical Product for Service Solution) 21 dan dibantu software

(54)

Dini Apriani Nurramdan, 2014

Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

BABV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian dan pengujian analisis

regresi yang dilaksanakan mengenai pengaruh atributprodukterhadap keputusan

pembelian konsumen pada produk kosmetik bedak muka compact Sariayu di Yogja

Departement Store Ciamis, makadapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran atribut produk yang melekat pada kosmetik bedak muka compact

Sariayu secara umum sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator atribu

tproduk yang paling tinggi hingga indikator yang terendah. Indikator atribut

produk yang memiliki nilai tertinggi adalah desain produk. Sedangkan

indikator harga merupakan indikator atribut produk yang memiliki nilai

paling rendah.

2. Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen kosmetik bedak muka

compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis berada pada kategori

agak tinggi. Hal ini dapat dilihat dari indikator keputusan pembelian yang

paling tingi hingga indikator yang terendah. Adapun indikator paling tinggi

(55)

Sedangkan indikator paling rendah adalah indikator keputusan pembelian

berdasarkan produk.

3. Atribut produk konsumen kosmetik bedak muka compact Sariayu di Yogja

Departement Store Ciamis berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian. ini berarti bahwa semakin tinggi atribut produk maka semakin

tinggi pula keputusan pembelian.

5.2Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal

mengenai atributproduk terhadap keputusan pembelian konsumen pada Kosmetik

Bedak Muka Compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis yaitu:

1. Atribut produk merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh

perusahaan dalam memasarkan produknya. Pada kosmetik bedak muka

compact Sariayu di Departement Store Ciamis, dimensi atribut produk dapat

dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan

karena ukuran kepercayaan konsumen sangat berguna dalam meramalkan

penjualan dimasa yang akan datang. Pada dimensi atribut produk dengan skor

terendah didapat oleh indikator harga, Dalam hal ini penulis menyarankan

agar perusahaan dapat mengklasifiasikan konsumen berdasrakan aktivitas

Gambar

TABEL  1.1 NILAI PASAR KATAGORI INDUSTRI IBBA DI INDONESIA
TABEL 1.2 BEST BRAND INDEX INDONESIA
TABEL 1.3 MARKET SHARE PRODUK BEDAK MUKA
TABEL 1.4 KEPUASAN PEMBELIAN PELANGGAN KOSMETIK UNTUK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan alasan itu maka penulis menggunakan program java untuk membuat aplikasi informasi buku untuk memudahkan pekerjaan pegawai toko dan juga dalah satu bentuk pelayanan toko

Hal ini menyebabkan ketidak efisienan dalam operasinya untuk meningkatkan kinerja penjualan, diperlukan adanya sebuah aplikasi berbasis komputer yang dapat membantu proses

Serat optik merupakan media transmisi yang memiliki keunggulan signifikan yaitu.. memiliki bandwith yang besar, redaman transmisi kecil, ukuran kecil, performansi

(nilai yang ditanamkan: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

Model Siklus Belajar 5e Berbasis Konflik Kognitif Pada Materi Suhu Dan Kalor Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA.. Universitas

Peserta PLPG menyiapkan bahan media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu di sekolah masing-masing.. Peserta PLPG membawa Surat Tugas dari

Persoalan yang dipecahkan adalah perencanaan Jadwal Induk Produksi tipe 1 Ordinary Portland Cement (OPC) untuk satu tahun kedepan dengan menggunakan metode tenaga kerja tetap,

Penulis ingin mencoba mengoptimalkan security windows melalui registry dengan membatasi ruang gerak user dalam menggunakan aplikasi dan juga dalam mengunakan menu â menu