(Survei Pada Pelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Oleh
Dini Apriani Nurramdan 0805444
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
(Survei Pada Pelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)
Oleh
Dini Apriani Nurramdan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Dini Apriani Nurramdan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Survei Pada Pelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Drs. Bmbang Widjajanta, M.M. NIP. 19640823 199302 1 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Edi Suryadi, M.S NIP. 19600412 198603 1 002
Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,MM NIP. 19690404 199903 1 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
Dini Apriani Nurramdan, 2014
Dini Apriani Nurramdan (085444), “PENGARUH ATRIBUT PRODUK
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei PadaPelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis). Di bawah
bimbingan Drs. Bambang Widjajanta, M.M.
Persaingan yang kompetitif dalam industri kontruksi menuntut setiap industri mengembangkan strategi pemasaran yang berfokus pada konsumen dalam mencapai tujuan perusahaan. Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan yang menjadi harapan perusahaan. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa penjualan produk kosmetik bedak Compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai denagn 201. Untuk masalah tersebut, Perusahaan melakuakn strategi pemasaran melalui atribut produk.
Melalui pemahaman mengenai atribut produk menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan oleh pembeli perusahaan akan mampu mempengaruhi konsumen yang berujung pada keputusan pembelian kosmetik bedak muka compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis. Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka penelitian ini bertujuan, 1) untuk memperoleh gambaran atribut produk kosmetik bedak muka compact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis, 2) untuk memperoleh gambaran keputusan pembelian kosmetik bedak muka campact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis dan 3) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian kosmetik bedak muka campact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut produk (X) terhadap keputusan pembelian (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif dan explanatory survey dengan teknik simple random sampling serta jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan alat bantu software komputer SPSS 21. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa indicator desain produk mempunyai nilai tertinggi dari atribut produk. Sedangkan nilai terendah dari atribut produk adalah harga. Adapun indikator paling tinggi dari keputusan pembelia, adalah pembelian berdasarkan merek, dan indikator paling rendah adalah pembelian berdasarkan produk. Lebih tinggi lanjut hasil penelitian ini menyatakan bahwa atribut produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian kosmetik. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa atribut produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian
Dini Apriani Nurramdan (0805444), “THE EFFECT OF PRODUCT ATTRIBUTES ON PURCHASE DECISION (Customer Survey Cosmetic Powder Compact Sariayu in Yogya Department Store Ciamis). Under the guidance of Drs. Bambang Widjajanta, M.M.
Competitive rivalry in the construction industry requires every industry to develop a marketing strategy that focuses on consumers in achieving corporate goals. Consumer purchase decision is an act which became the company's expectations. Based on the data obtained show that sales of compact powder cosmetic products Sariayu in Yogya Department Store Kudat decreased from 2011 until denagn 201. For such problems, the Company melakuakn marketing strategy through product attributes.
Through an understanding of the attributes of the product states that the attributes of the product is a component which is the product properties which ensure that the product can meet the needs and desires that are applied by the buyer company will be able to influence consumer purchasing decisions that culminate in cosmetic face powder compact Sariayu in Yogya Department Store Kudat. Based on the above presentation, the study aims, 1) to obtain a cosmetic product attributes Sariayu compact face powder on customer Sariayu in Yogya Department Store Kudat, 2) to obtain a purchase decision cosmetic face powder campact Sariayu on customer Sariayu in Yogya Department Store Kudat and 3) to determine how much influence the decision of buying a product attribute cosmetic face powder campact Sariayu on customer Sariayu in Yogya Department Store Kudat. The independent variable in this study is the product attributes (X) to the purchasing decision (Y). This type of research is descriptive, verification and explanatory survey with simple random sampling technique and sample size of 100 respondents. Data analysis technique used is a simple linear regression with SPSS computer software tools 21. The results obtained in the study stated that the indicator product design has the highest value of product attributes. While the lowest value of the attributes of the product is the price. The highest indicator of decision pembelia, is based on the purchase of the brand, and the lowest indicator is based on the purchase of the product. Higher up the results of this study stated that the positive effect on product attributes cosmetics purchasing decisions. From research to test the hypothesis can be seen that the product attributes have a positive influence on purchasing decisions
DAFTAR ISI
ABSTRAK. ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 10
1.3 Rumusan Masalah ... 11
1.4 Tujuan Penelitian ... 11
1.5 Kegunaan Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1. Konsep Atribut Produk... 13
2.1.1.1 Atribut Produk dalam Manajemen Pemasaran ... 13
2.1.1.1.1 Pengertian Produk ... 14
2.1.1.2 Definisi Atribut Produk ... 16
2.1.1.3.1 Merek ... 19
2.1.1.3.2 Harga ... 22
2.1.1.3.3 Desain ... 25
2.1.2 Keputusan Pembelian ... 27
2.1.2.1 Definisi Keputusan Pembelian ... 27
2.1.2.2 Proses Keputusan Pembelian ... 29
2.1.3.2 Dimensi Keputusan ... 32
2.1.3 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian.. 36
2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 38
2.1.5 Kerangka Pemikiran ... 41
2.1.6 Hipotesis ... 44
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 46
3.2 Metode Penelitian ... 47
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 47
3.2.2 Operasional Variabel Penelitian ... 48
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 52
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 55
3.2.4.1 Populasi ... 55
3.2.4.2 Sampel ... 56
3.2.4.3 Teknik Sampling ... 57
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 60
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 64
3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 67
3.2.7.1 Analisis Data... 67
3.2.7.2 Rancangan Analisis Deskriptif... 67
3.2.7.3 Rancangan Analisis Verifikatif... 69
3.2.7.4 Pengujian Hipotesis... 73
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Karakteristik Responden ... 75
4.1.1 Profil Perusahaan ... 75
4.1.1.1 SejarahPerusahaan ... 75
4.1.1.2 Visi dan Misi PT . SAI INDONESIA ... 76
4.1.1.3 Identitas Perusahaan ... 77
4.1.1.4 Produk ... 77
4.2 Karakteristik Responden ... 80
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 81
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 82
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 83
4.3.4 Karakteristik Responden berdasarkan penghasilan ... 84
4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan sumber informasi ... 85
4.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Atribut Produk ... 87
4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Merek... 87
4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Harga ... 90
4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Desain ... 93
4.3.4 Gambaran Tanggapan Responden Terhadap Variabel Atribut Produk ... 96
4.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 99
4.4.1Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Produk ... 100
4.4.2 Tanggapan Respon Terhadap Pemilihan Merek ... 102
4.4.3 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Harga ... 103
4.4.4 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Kualitas... 104
4.4.5 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Toko ... 105
4.4.6 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan waktu ... 107
4.4.7 Tanggapan Responden Terhadap Cara Pembayaran ... 108
4.4.8 Gambaran Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 110
4.5 Pengujian Hipotesis Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... 112
4.5.1 Koefisien Determinasi ... 114
4.5.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 115
4.5.3 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian 116
4.6.1 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 118
4.6.1.1 Temuan Penelitian Bersifat Deskriptif ... 118
4.6.1.2 Temuan Penelitian Bersifat Verifikatif ... 110
4.6.1.3 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 120
4.6.2 Implikasi penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 121
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 125
5.2 Rekomendasi ... 126
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakng Penelitian
Era perdagangan bebas yang tak lagi mengenal batas wilayah
menyebabkan persaingan di berbagai industri semakin tajam sehingga
mengharuskan setiap perusahaan untuk melakukan berbagai upaya agar
konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini
tergantung dari bagaimana perusahaan menerjemahkan keadaan pasar dimana
pilihan konsumen semakin banyak dan satu sama lain memberikan nilai yang
hampir sama.
Kondisi pesaingan industri yang semakin meningkat, salah satunya terjadi
pada industri kosmetik. Meskipun tingkat pesaingnya tinggi, industri kosmetik
prospek yang cerah dan memberikan peluang pasar yang cukup luas dan besar. Ini
terbukti dengan semakin tumbuh dan berkembang indusrti kosmetik sejalan
dengan peningkatan kebutuhan dan keinginan terhadap kecantikan diri serta
perubahan gaya hidup masyarakat sekarang ini.
Berkembangnya bisnis kecantikan khususnya produk kosmetik terlihat
dari banyaknya produk kosmetik dengan berbagai merek kosmetik di Indonesia,
baik produk dalam negeri maupun produk luar negeri. Produk kosmetik dalam
negeri antara lain Mirabella, Mustika Ratu, Sari Ayu, Fixy dan Viva. Sedangkan
produk kosmetik yang berasal dari luar negeri antar lain Avon, L’oreal, Revlon,
Dilihat dari segi Nilai Pasar Katagori Industri IBBAl secara keseluruhan
,maka selama kurun waktu tiga tahun terakhir 2011-2013 industri kosmetik secara
keseluruhan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dapat terlihat dalam
tabel 1.1 di bawah ini :
TABEL 1.1
NILAI PASAR KATAGORI INDUSTRI IBBA DI INDONESIA TAHUN 2011-2013
No Kategori Satuan Tahun
2011 2012 2013
1 Food & Beverages Rp triliun 600,00 630,00 700,00
2 Farmasi-OTC Rp triliun 15,71 18,04 20,75
3 Media – pendaftaran
iklan Rp triliun 59.85 72,68 87,47
4 Kosmetik Rp triliun 8,90 10,40 12,19
5 Fashion Rp triliun 25,00 25,00 27,00
6 Transportasi Rp triliun 178,29 198,22 226,37
7 Otomotif /motor Rp triliun 7,37 8,01 7,06
Sumber : UNPAR Riset SWA, Nielsen, IMS, BI ,Frost & Sullivan 12 september 2013
Tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa nilai pasar kategri industri IBBA
2013 dalam industri kosmetik mengalami kenaikan. Terlihat dalam tabel di tahun
2011 sampai 2012. kenaikan ini disebabkan karena banyak kosmetik dalam
negeri maupun luar negeri yang hadir di dalam industri-industri kosmetik di
Indonesia. Hal ini dapat dijadikan peluang oleh produsen kosmetik khususnya
produk produk bedak untuk menguasai pangsa pasar lebih besar lagi yang masih
terbuka lebar. Selain itu pada tabel 1.2 dapat dilihat Best Brand Index 2013 yang
menunjukan seberapa besar peluang dalam industri kosmeik bersaing dalam
TABEL 1.2
BEST BRAND INDEX INDONESIA
No Produk Tahun
2011 2012 2013
1 Viva 20,3 21,9 21,1
2 Pixy 18,8 20,6 14,2
3 Sariayu 14,7 10,1 8,9
4 Latulif 12,5 15,1 6,8
5 Revlon 22,4 24,7 22,7
Sumber : SWA / Indeks rata-rata Industri Kosmetik dan Produk Personal
Tabel 1.2 di atas menunjukan bahwa index untuk industri kosmetik
mengalami penurunan yang sangat cukup signifikan terlihat dari tahun 2011 ke
tahun 2013 yang mengalami penurunan 11%. Hal ini dapat dijadikan peluang oleh
produsen kosmetik khususnya produk bedak untuk menguasai pangsa pasar lebih
besar lagi yang masih terbuka lebar.
Sariayu merupakan salah satu perusahaan yang bermain dalam industri
kosmetik. Perusahan kosmetik yang berasal dari dalam negeri ini memproduksi
berbagai jenis kosmetik antara lain Foundtion, Pressed and loose Powder,
Eyeliner, Mascara, Eyeshadow, Blushon, Eyebrow Definer, Lipgloss, serta Bedak
muka campact/padat.
Dari sekian banyak perusahaan kosmetik, Sariayu merupakan salah satu
perusahaan kosmetik yang mampu bersaing dan banyak diminati konsumen yaitu
produk Bedak muka compact atau bisa disebut bedak padat. Produk bedak muka
yang populer dipasaran di sebut bedak padat yang diproduksi Sariayu ini memiliki
beberapa jenis yaitu bedak natural, dan compact. Dari awal kemunculannya
kosmetik dari pesaing seperti Mustikaratu, Wardah, Fixy, Marck, Caring. begitu
juga bila dilihat dari market share, produk bedak muka compact ini mampu
menguasai pasar cukup besar meskipun masih kalah dibanding dengan pesaing.
Berikut data mengenai market share untuk produk kosmetik jenis bedak
muka compact:
TABEL 1.3
MARKET SHARE PRODUK BEDAK MUKA COMPACT TAHUN 2013
Nama Produk Market share (%)
Wardah 19,5
Caring 10,5
Fixy 10,1
Mustikaratu 9,9
Sariayu 8,5
Sumber : SWA, Oktober 2013
Tabel 1.3 di atas menunjukan bahwa Sariayu mampu menguasai pangsa
pasar sebesar 8,5% meskipun masih kalah oleh produk merek lain yaitu Wardah
yang menjadi market leader, kemudian untuk urutan kedua ketiga dan keempat
ditempati oleh Caring, Fixy, dan Mustikaratu. Ini menunjukan bahwa kosmetik
bedak muka compact Sariayu mampu diterima oleh pasar dan memiliki peluang
untuk lebih menguasai pangsa pasar lebih besar dan lebih tinggi lagi.
Kemampuan kosmetik bedak muka compact untuk diterima oleh pasar,
bertolak belakang dengan tingkat kepuasan pembelian dari para pelanggannya
yang tidak sesuai. Meskipun dengan penguasaan pasar yang cukup baik, hal ini
tidak berdampak pada kepuasan pelanggannya. Kosmetik Bedak muka compact
untuk tahun ini mengalami penurunan peringkat pada kepuasan pelanggan. Pada
compact mampu menempati peringkat pertama (market leader) untuk katagori
kepuasan pelanggan untuk tahun ini posisi tersebut ditempati oleh pesaingnya
yaitu Wardah perusahaan kosmetik yang berasal dari dalam negeri juga. Hal ini
dapat menjadi ancaman bagi perusahan Sariayu itu sendiri, padahal perusahan
kosmetik Sariayu ini bisa dikatakan sebagai inovator bagi produk kosmetik jenis
Bedak muka compact yang mampu menciptakan rangkaian jenis bedak muka
dengan inovasi yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumennya.
Penurunan peringkat kepuasan untuk kategori Bedak muka compact ini di
dukung juga dengan nilai kepuasan pelanggan yang masih rendah dibanding
dengan merek kosmetik Bedak muka compact perusahaan lain. Berikut disajikan
pada tabel 1.4 mengenai nilai keuasan pelanggan kosmetik katagor I Bedak muka
compact periode 2012 hinga 2013 :
TABEL 1.4
KEPUASAN PEMBELIAN PELANGGAN KOSMETIK UNTUK KATEGORI BEDAK MUKA COMPACT
Produk
Berdasarkan tabel 1.4 di atas untuk katagori Bedak muka compact ,nilai
total kepuasan yang diperoleh kosmetik Sariayu masih rendah dibandingkan
dengan merek kosmetik yang menjadi pesaing utamanya yaitu Wardah dan
Marck. Padahal diketahui kepuasan pelanggan merupakan modal utama suatu
perusahaan untuk memperoleh loyalitas pelanggan yang berarti mempertahankan
keputusan pembelian pelanggan.
Nilai kepuasan pelanggan yang masih rendah terhadap produk kosmetik
Sariayu Bedak muka compact, ini menunjukan bahwa kinerja dari produk
perusahaan kosmetik Sariayu belum sepenuhnya mampu memberikan kepuasan
bagi para konsumennya. Melihat fenomena seperti ini maka menuntut perusahaan
kosmetik Sariayu untuk melakukan berbagai strategi pemasaran yang mampu
meningkatkan kepuasan serta mempertahankan keputusan pembelian para
pelanggannya.
Salah satu cara yang di lakukan perusahaan kosmetik Sariayu untuk
mempertahankan pelanggan adalah dengan meningkatkan meningkatkan atribut
produk seperti kualits, fitur serta desain dari produk kosmetik Sariayu bedak muka
compact itu adapun penjualan bedak muka compact Sariayu di Yogja
Departement Store Ciamis dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dapat di
TABEL 1.5
PENJUALAN BEDAK MUKA COMPACT SARIAYU DI YOGJA DEPARTEMENT STORE CIAMIS TAHUN 2011-2013
TAHUN TOTAL PENJUALAN (Rp) PENURUNAN(%)
2011 8.904.864.221 6,70
2012 8.345.590.889 6,28
2013 8.040.148.919 3,65
Sumber :Hasil penjualan bedak Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis
tahun 2010-2013.
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa penjualan produk kosmetik bedak
compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis mengalami penurunan yaitu
pada pada tahun 2011 penjualan kosmetik bedak muka compact Sariayu menjadi
Rp 8.904.864.221 turun 6,70%, demikian juga pada tahun 2012 mengalami
penurunan penjualan yaitu sebesar 6,28% atau Rp 8.345.590.889 dan pada tahun
2013 mengalami penurunan penjualan bedak muka compact yaitu Rp8.040.148.919
atau sekitar 3,65% dibandingkan tahun sebelumnya, Hal ini di sebabkan karena
Sariayu tidak melakukan inivasi produk sementara ada produk luar seperti Revlon
yang masuk pasar kosmetik Indonesia gencar menggunakan promosi di samping
itu terdapat lima perusahaan kosmetik besar yang menjadi pesaing Sariayu
perusahaan-perusahaan tersebut berkompetensi dalam mengembangkan
keunggulan produknya melalui berbagai inovasi guna mendominasi pasar.
Pada saat ini persaingan pada industry kosmetik dikuasai oleh Wardah dan
Caring. Keputusan pembelian terjadi karena adanya penilaian objektif atau karena
dorongan emosional. Pengaruh emosi ini sangat penting dan menjadi faktor
menyangkut aspek sikologis yang pada akhirnya sangat berpengharuh pada
presepsi konsumen dalam menilai sebuah merek. Presepsi konsumen tersebut
harus dipenuhi oleh para pelaku usaha kosmetik untuk dapat meningkatkan
kebutuhan dan keinginan dalam pengambilan keputusan pembelian.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di antara
faktor-faktor tersebut adalah promosi, dan produk melalui promosi perusahaan
dapat mengkomunikasikan produknya tepatkonsumen sehingga hasil akhir dari
komunikasi tersebut diharapkan konsumen memilih produk yang ditawarkan dari
pada yang ditawarkan oleh pesaing. Sedangkan salah satu upaya yang dapat di
lakukan melalui produk adalah dengan mengembangkan atribut produk.
Atribut produk merupakan pengembangan suatu produk atau jasa yang
melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan (Kotler dan Amstrong
2005:354). Dalam hal ini peningkatan atribut produk dilakukan dengan cara
mengembangkan unsur-unsur yang berkaitan dengan produk seperti kualitas, fitur,
serta desain produk. Selain itu Sariayu juga melakukan berbagai inovasi pada
produk kosmetik tersebut , mulai dari inovasi kemasan, fitur dan desain produk
serta fungsi dari kosmetik itu sendiri yang menghadirkan pengalaman bagi para
pelanggan dengan memberikan nilai lebih berupa jenis–jenis kosmetik baru yang
dikeluarkan setiap tahunnya.
Inovasi yang dilakukan kosmetik Sariayu yaitu dengan menciptakan
produk kosmetik yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen masa
kini. Untuk produk bedak muka compact, Sariayu menjadi perusahaan pertama
dengan cara membuka kemasan, selain itu Sariayu juga memproduksi bedak jenis
tabur yang tidak kalah bagusnya dengan bedak padat (compact), Untuk setiap
tahunnya dapat dipastikan Sariayau melakukan inovasi yang berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya. Misalnya untuk tahun-tahun ini Sariayu menciptakan beberapa
Subbrand bedak yang kaya bentuk yang mengikuti selera dan kebutuhan wanita
masa kini, dimana dipastikan untuk setiap tahunnya subbrand ini meluncurkan
produk baru yang berbeda dari tahun yang lalu sebelumnya dengan inovasi yang
berbeda yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Strategi lain dilakukan perusahaan kosmetik Sariayu selain peningkatan
atrtibut produk yang dilakuan dengan menciptakan berbagai inovasi pada produk
kosmetik bedak muka compact, untuk mempertahankan keputusan pelanggannya
perusahaan kosmetik Sariayu juga melakukan peningkatan Customer service bagi
para konsumennya. Costomor service merupakan kegiatan yang ditunjukan untuk
memberikan kepuasan pelanggan melalui pelayanan yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan pelanggan (Kasmir,2010:275). Dalam hal ini
peningkatan costumer service dilakukan dengan cara menempatkan para
konsultan kecantikan atau yang disebut dengan Beauty Advisor di setiap counter
kecantikan Sariayu yang keberadaan mereka untuk memberikan pelayanan berupa
konsultasi kecantikan bagi para konsumen, pemberian informasi mengenai
produk kosmetik Sariayu, serta mengadakan event kecantikan untuk para
konsumen. Selain itu, Sariayu juga menyediakan fasilitas member atau
keanggotan bagi para konsumennya yang diberi nama Sariayu Seling yang
para konsumennya, selain dapat memberikan keuntungan bagi konsumen sendir
misalnya konsumen dapat memperoleh Direct sell ingstrarterkit, Free catalog
,serta diskon untuk produk kosmetik Sariayu.
Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan untuk mengadakan
satu penelitian tentang “Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan
Pembelian“ (Survei pada Pelanggan Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)
1.2 Identifikasi Masalah
Pada awal pemunculannya kosmetik Sariayu mampu diterima pasar dan
banyak di minati konsumen. Tahun 2012 Sariayu menempati posisi pertama
dalam peringka loyalitas pelanggan, tetapi untuk tahun 2013 Sariayu mengalami
penurunan peringkat dari posisi pertama turun peringkat menjadi peringkat ketiga,
dmana posisi pertama ditempati oleh produk kosmetik dari dalam negeri yaitu
wardah. Selain itu dari segi kepuasan pelanggan kosmetik Sariayu masih rendah
dibandingkan dengan merek kosmetik yang menjadi pesaing utamanya yaitu
Wardah, Caring (Majalah SWA Oktober 2012-28 September 2013) Padahal
ditemukan kepuasan pelanggan merupakan modal utama suatu perusahaan untuk
memperoleh keputusan tersendiri bagi para pelanggan khususnya produk
kosmetik bedak muka compact Sariayu.
Untuk mengatasi masalah tersebut perusahaan kosmetik Sariayu
peringkat atribut produk kosmetik Sariayu terhadap keputusan pembelian bagi
para konsumennya.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat di
definisikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran atribut produk kosmetik bedak muka compact
Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis.
2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian kosmetik bedak muka campact
Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis.
3. Seberapa besar pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian
kosmetik bedak muka campact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya
Departement Store Ciamis.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk
memperoleh hasil temuan mengenai :
1. Gambaran atribut produk kosmetik bedak muka compact Sariayu pada
pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis ?
2. Gambaran keputusan pembelian bedak muka compact Sariayu pada
3. Pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian bedak muka
compact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store
Ciamis ?
1.5 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
pemikiran atau menambah informasi tentang atribut produk terhadap
keputusan pembelian.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan yang berharga kepada berbagai pihak, diantaranya:
a. Bagi Penulis Sendiri
Dapat memberikan tambahan pengetahuan, pengalaman dan dapat
memberikan analisis perbandingan antara aplikasi dengan teori
yang didapat selama perkuliahan mengenai manajemen sumber
daya manusia.
b. Bagi Perusahaan
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi manajemen Sariayu mengenai atribut produk
terhadap keputusan pembelian, sehingga bisa dijadikan informasi
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya
mengenai atribut produk terhadap kepututsan pembelian. Adapun yang menjadi
objek penelitian sebagai variabel bebas atau independen variable yang di teliti
yaitu atribut produk (X),Variabel terikat atau dependen variable adalah keputusan
pembelian (Y) yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan
penyalur, pemilihan jumlah pembelian, pemilihan waktu dan pembelian serta
pemilihan metode pembayaran.
Pada penelitian ini objek yang akan diteliti yaitu pelanggan bedak
compactSariayu, maka hal-hal yang akan diteliti adalah yang berhubungan dengan
pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian.
Menurut sugiyono (2010:59), “variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubah atau timbulnya variabel
dependen(terikat), sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka
pendekatan yang digunakan menurut Husein Umar (2008:45) cross sectional
method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun
waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam
dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk
mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di
lapangan.
3.2Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.Sugiyono (2010:11)
menjelaskan bahwa, “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel
yang lain”.Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau
gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh atribut produk terhadap
keputusan pembelian pada kosmetik bedak compactSariayu diYogja Departement
Store Ciamis.
Adapun Penelitian verifikatif diterangkan oleh Suharsimi Arikunto
(2010:8) menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel.Sedangkan sifat
penelitian verifikatif pada dasarnya hanya menguji kebenaran suatu hipotesis yang
dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan”.Pengujian hipotesis tersebut
menggunakan perhitungan-perhitungan statistik”.Penelitian verifikatif pada
dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui
atribut produk terhadap keputusan pembelian pada kosmetik bedak
compactSariayudi Yogya Departement Store Ciamis.
Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif
yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Kerlinger
yang dikutip oleh Sugiyono (2010:17) yang dimaksud dengan metode survei
adalah: Metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.
Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan
langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui
pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat
saling mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel-variabel tersebut juga dapat disebut
sebagai objek penelitian. Suharsimi Arikunto (2010:96), menjelaskan bahwa,
“Variabel adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu
penelitian”.
Menurut Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2011:58) “Secara teoritis
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan
objek yang lain.”
Menurut Kedder dalam Sugiyono (2011:59) menyatakan bahwa “variabel
adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan.” Berdasarkan penjelasan tersebut, operasionalisasi variabel
dalampenelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.1 berikut :
Adapun definisi operasional apabila dibuat dalam tabel adalah sebagai berikut:
Variabel/
potongan harga Interval 10
Desain
kemasan produk interval 1213
Kemampuan
Variabel/
yang ditentukan interval 28
Pembelian
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data penelitian merupakan informasi tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan variabel yang diteliti. Oleh karena itu harus diproses terlebih
dahulu untuk memperoleh informasi yang diperlukan bagi suatu penelitian.
sekunder. Menurut Husein Umar (2008: 42) yang dimaksud dengan data primer
dan data sekunder adalah sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara
empirik kepada pelaku langsung atau terlibat langsung dengan menggunakan
tetnik pengumpulan data tertentu, dengan kata lain data primer diperoleh
secara langsung.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian dimana subjeknya tidak
berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat
memberikan informasi untuk bahan penelitian. Menurut Asep Hermawan
(2008: 168), “Data sekunder adalah struktur data historis mengenai variabel
-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak
lain”.Secara lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan
dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel
3.2 berikut ini:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
NO DATA JENIS DATA SUMBER
1
Nilai Pasar Katagori Industri IBBA Di
Indonesia Sekunder
UNPAR Riset SWA, Nielsen, IMS, BI ,Frost & Sullivan 12 september 2013
2
Best Brand Index Indonesia
Sekunder
Majalah SWA / Indeks rata-rata Industri Kosmetik dan Produk Personal
3 Market Share
Produk Bedak Muka Sekunder
NO DATA JENIS DATA SUMBER september Tahun 2013
5
Departement Store Ciamis tahun 2010-2013.
Under: Kecantikan Tagged With: Haya Aliya Zaki
8
responden Primer Hasil pengolahan data 2014
10
Tanggapan
responden terhadap atribut produk
Primer Hasil pengolahan data 2014
11
Tanggapan
responden terhadap keputusan pembelian
Primer Hasil pengolahan data 2014
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampling 3.2.4.1Populasi
Dalam mengumpulkan dan menganalisa suatu data, menentukan populasi
merupakan langkah yang penting dalam pelaksanaan penelitian. Populasi bukan
hanya sekedar orang, tetapi juga benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek itu, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek itu.
Suharsimi Arikunto (2006:131), menyatakan bahwa “Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi”.
Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat-sifat yang dimiliki oleh
subjek atau objek tersebut. Seorang peneliti harus menentukan secara jelas
mengenai sasaran penelitiannya yang disebut dengan populasi sasaran (target
population), yaitu populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan
penelitian. Jadi, apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan,
maka menurut etika penelitian, kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi
sasaran yang telah ditentukan.
Langkah pertama dalam pengumpulan dan analisis data dalam sebuah
pelanggan kosmetik bedak compactSariayudi Yogya Departement StoreCiamis
berjumlah 15.678 orang
3.2.4.2Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 131), “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari
populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang
yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua
populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga dan keterbatasan akan kesedian waktu.
Maka dari itulah penelitian diperkenankan mengambil sebagian dari objek
populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili
populasi yang tidak dapat diteliti. Menurut Sugiyono (2010: 116):
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representatif
Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap
subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk
menjadi sampel. Berdasarkan pengertian sampel dan populasi yang dikemukakan
tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari
populasi penelitian, yaitu sebagian konsumen dari produk kosmetik bedak muka
compactSariayu di Yogja Departement Ciamis.Dalam menentukan jumlah
sampelrumus yang digunakan adalah rumus Slovin (Husein Umar, 2008 : 141)
presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat
ditolerir atau dinginkan. Dalam penelitian ini pengukuran sampel menggunakan
rumus Slovin sebagai berikut:
n= Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
e : Kelonggaran ketidak telitian karena
kesalahan sampel yang di
dapat ditolerir (e = 0,1)
Dalam mendapatkan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah
sebagai berikut :
n = 99,37(dibulatkan menjadi 100)
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka ukuran jumlah sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang.
Teknik samplingmerupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai
karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Suharsimi Arikunto, (2010: 116)
“Teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya”.Menurut Ulber Silalahi
(2009: 236) :
Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit, elemen atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.
Menurut Sugiyono (2010: 116) bahwa, “Teknik sampling adalah merupakan
teknik pengambilan sampel”. Terdapat dua jenis sampel yaitu sampel probability
dan nonprobability. Sampel probability merupakan sampel dimana setiap elemen
atau anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel
sedangkan sampel nonprobability kebalikan dari probability dimana setiap elemen
atau populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat
objektif.
Teknik sampling yang digunakan adalah systematic random sampling untuk
populasi bergerak. Karena populasinya adalahpelanggan yang jumlahnya banyak.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa yang perlu dilakukan
dilakukan dengan cara menkombinasikan secara langsung atau tidak langsung.
Penelitian ini memperoleh data dengan menggunakan tekni sebagai berikut:
1. Observasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera.
Pada penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi
pertisipatif dimana pengamat terlibat langsung pada kegiatan. Dan melalui
kegiatan observasi ini pula penulis melakukan studi pendahuluan diman
melalui teknik ini dapat melihat, mengenal dan mengidentifikasi masalah
yang diteliti.
2. Kuesioner (angket)
Angket adalah pengumpulan data yang berisi sejumlah pernyataan tertulis
untuk dijawab oleh responden. Hal ini sejalan dengan pendapat yang
diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 151) yang menyatakan bahwa
“Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui”.
Kuisioner berisi pertanyaan dan penyataan mengenai karakteristik
koresponden, pengalaman koresponden pada produk kosmetik bedak muka
compact Sariayu di Yogja Departement Ciamis..Langkah-langkah
penyusunan angket adalah sebagai berikut:
b. Merumuskan item-item pertanyaan alternatif jawaban
c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan.
3. Studi Literatur
Dengan teknik ini penulis berusaha untuk mencari informasi serta data baik
berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraianyang dikemukakan
menurut para ahli sebagai landasan teoritis khususnya mengenai masalah dan
variabel yang diteliti.
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Instrumen yang baik memiliki ketetapan dan konsistensi atau valid dan
reliabel. Suatu instrumen dikatakan valid yaitu ketika mengukur apa yang akan
diukur sedangkan reliabel yaitu ketika digunakan berkali-kali maka hasilnya akan
terlihat sama.
3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas
Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.(Sugiyono, 2010: 173). Pendapat
lain diungkapkan oleh Asep Hermawan (2008: 211) “Validitas data merupakan
suatu proses penentuan apakah suatu wawancara dalam survei atau observasi
dilakukan dengan benar dan bebas”.
Suharsimi Arikunto (2010: 168) mengemukakan bahwa;
atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
(Sugiyono, 2010: 255)
Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor total
∑x = Jumlah skor dalam distribusi X
= Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan tabel
3.3 di bawah ini:
TABEL 3.3
INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,7 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi
Antara 0,6 sampai dengan 0,500 Tinggi
Antara 0,5 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi
Antara 0,4 sampai dengan 0,300 Sedang
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,2 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,1 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 245
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini
adalah teknik korelasi biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang
divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Berikut
adalah hasil pengujian validitas yang ditunjukkan pada tabel 3.4:
1. Jika rhitung> rtabel maka, pertanyaan tersebut valid.
2. Jika rhitung> rtabel maka, pertanyaan tersebut tidak valid.
TABEL 3.4
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS ATRIBUT PRODUK
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Merek
1 Kemampuan membeli merek
produk 0.819 0, 374 Valid
2 Kemampuan memilik kekuatan
atau daya tahan pemakaian 0.611 0, 374 Valid
3 Kemampuan memillih jenis
yang legkap 0.772 0, 374 Valid
4 Kemampuan memilih warna
yang berbeda 0.436 0, 374 Valid
5 Kemampuan memilih
pemakaian merek 0.547 0, 374 Valid
Harga
6 Kemampuan dalam menetapkan
harga – harga produk 0.700 0, 374 Valid
7 Kemampuan terjangkaunya
harga 0.422 0, 374 Valid
8 Ketersedian harga yang
berinovasi 0.779 0, 374 Valid
9 Kemenarikan harga produk 0.473 0, 374 Valid
10 Kemenarikan potongan harga
(discont) 0.819 0, 374 Valid
Desain
11 Kemampuan menghasilkan
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
diantara merek lain
12 Tingkat keragaman kemasan
produk 0.772 0, 374 Valid
13 Kemampuan memilih desain 0.781 0, 374 Valid
14 Kenyamanan desain 0.754 0, 374 Valid
15 Ketertarikan desain 0.761 0, 374 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014
Item-item pernyataan dalam angket valid merupakan indikator yang skor
rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai0,374 Berdasarkan
tabel 3.4 diketahui bahwa terdapat 15 item yang valid. Berikut ini pengelompokan
indikator-indikator yang valid pada hasil pengujian validitas keputusan pembelian
dapat dilihat pada tabel 3.5dibawah ini:
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KEPUTUSAN PEMBELIAN
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Pembelian Berdasarkan Produk
16 Tingkat pembelian berdasarkan
produk 0.729 0, 374 Valid
17 Tingkat pembelian berdasarkan
produk tertentu 0.680 0, 374 Valid
Pembelian Berdasarkan Merek
18 Tingkat pembelian berdasarkan
merk 0.452 0, 374 Valid
19 Tingkat pembelian berdasarkan
lokasi 0.654 0, 374 Valid
Pembelian berdasarkan harga
20 Tingkat pembelian berdasarkan
harga 0.598 0, 374 Valid
21 Keputusan pembelian
berdasarkan harga kelengkapan 0.915 0, 374 Valid
22 Tingkat Kesesuaian harga 0.418 0, 374 Valid
Pembelian berdasarkan kualitas
23 Tingkat pembelian berdasarkan
kualitas 0.879 0, 374 Valid
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
toko
25 Tingkat ketersediaan di tempat
/toko terdekat 0.598 0,374 Valid
Pembelian berdasarkan waktu
26 Tingkat pembelian berdasarkan
waktu 0.729 0, 374 Valid
27 Tingkat keseringan waktu beli
tertentu 0.915 0, 374 Valid
28 Ketersedian discont diwaktu
yang ditentukan 0.654 0, 374 Valid
Pembelian berdasarkan cara pembayaran
29 Tingkat pembelian berdasarkan
cara kemudahanpembayaran 0.411 0, 374 Valid
30 Tingkat pembelian berdasarkan
cara kemudahanpembayaran 0.915 0, 374 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014
Berdasarkan Tabel 3.5 pada hasil uji variabel keputusan pembelian dapat
diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi jumlah pembelian dengan
item pernyataan keputusan pembelian berdasarkan harga kelengkapandan Tingkat
peembelian berdasarkan cara kemudahanpembayaran serta ,dengan nilai 0.915.
sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi pembelian berdasarkan kualitas
serta pembelian berdasarkan cara pembayaran dengan item pernyataan Tingkat
pembelian berdasarkan toko danTingkat peembelian berdasarkan cara
kemudahanpembayaran dengan nilai 0.411 sehingga dapat ditafsirkan bahwa
indeks korelasinya tinggi.
3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat
bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data, karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang sudah
dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Reliabilitas menunjuk pada tingkat kereladanan sesuatu”. Sedangkan menurut
Sugiyono (2010:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama”.
Jika suatu instumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh
instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuisioner penelitian
dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari
reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal
r (Husein Umar, 2008: 170)
Keterangan:
11
r : reliabilitas instrumen
k : banyak butir pertanyaan
2
t
s : deviasi standar total
2b
Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir,
kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini. Rumus deviasi standar
yang digunakan adalah sebagai berikut :
(Husein Umar, 2008:147)
x = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total
N = Jumlah responden menghitung reliabilitas angket
dengan rumus alpha
Hasil uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung> rtabeldengan tingkat kesalahan
5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung≤ rtabel dengan tingkat kesalahan
5% maka item pernyataan dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian realibilitas instrumen yang dilakukan dengan
program SPSS 21for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal
ini disebabkan rhitung lebih besar dibandingkan rtabel yang bernilai 0,374 hal ini
dapat dilihat dalam Tabel 3.6 berikut ini
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
1 Karakteristik Individu 0.934 0,374 Reliabel
2 Keputusan pembelian 0.932 0,374 Reliabel
Sumber : Hasil Pengelolahan Data 2014
3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.7.1 Analisis Data
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket
ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian,
yaitu memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh atribut produk
terhadap keputusan pembelian.
Penelitiankuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden
terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini yaitu:
1. Pengolahan data yang terkumpul dari hasil angket dapat dikelompokan ke
dalam tiga langkah, yaitu: persiapan, tabulasi, dan penerapan data pada
pendekatan penelitian.
2. Persiapan,yaitu mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar angket
serta memeriksa kebenaran cara pengisian.
3. Melakukan tabulasi hasil angket dan memberikan nilai yang sesuai dengan
sistem penilaian yang telah ditetapkan, menjumlahkan skor pada setiap item,
serta menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian. Nilai yang
diperoleh merupakan indikator untuk pasangan variabel bebas dan variabel
3.2.7.2 Rancangan Analisis Deskriptif
Data mentah yang telah terkumpul dari hasil angket atau survei lapangan
harus diolah agar memperoleh makna yang berguna bagi pemecahan masalah.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini
disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu
memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh atribut produk.. Penelitian
ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel
penelitian, antara lain:
1. Analisis deskriptif atribut produk (X)
Variabel X terfokus pada penelitian atribut produk yang meliputi merek,
harga, dan desain.
2. Analisis deskriptif keputusan pembelian (Y)
Variabel Y terfokus pada penelitian keputusan pembelian yang meliputi
pembelian berdasarkan produk, pembelian berdasarkan merek, pembelian
berdasarkan harga, pembelian berdasarkan kualitas, pembelian berdasarkan
took, pembelian berdasarkan waktu, pembelian berdasarkan cara pembayaran.
Penelitian ini menggunakan data interval seperti dijelaskan dalam
operasional variabel sebelumnya. Adapun kriteria penafsirannyaadalah sebagai
berikut :
TABEL 3.7
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI PADAKRITERIA PENAFSIRAN
No Kriteria Penafsiran Keterangan
No Kriteria Penafsiran Keterangan
2 1% - 25% Sebagian Kecil
3 26% - 49% Hampir Setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51% - 75% Sebagian Besar
6 76% - 99% Hampir Seluruhnya
7 100% Seluruhnya
Sumber: Moch. Ali (1985:184)
3.2.7.3 Rancangan Analisis Verifikatif
Teknik analisa data yang digunakan untuk melihat pengaruh atribut produk
(X) terhadap keputusan pembelian (Y) yaitu menggunakan analisis regresi linier
sederhana dan analisis korelasi karena penelitian ini hanya menganalisis dua
variabel.
Analisis tersebut untuk melihat besaran pengaruh atribut produk terhadap
keputusan pembelian denganskala pengukuran menggunakan skala semantic
differensial. Menurut Sugiyono (2010:139):
skala semantic differensial digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda atau checklist. Tetapi tersusun dalam garis kontinum yang jawaban sangat positifnya terletak pada bagian kanan garis dan jawaban sangat negatif terletak pada bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval. Responden yang memberikan penilaian dalam angka 7, berarti sangat positif, sedangkan memberi jawaban anka 1 berarti persepsi responden terhadap pernyataan itu sangat negatif.
Dalam penelitian ini, setiap pernyataan dari angket terdiri 7 kategori
sebagai berikut, alternatif jawaban tersebut diperhatikan pada tabel 3.7 berikut:
TABEL 3.8
SKOR ALTERNATIF JAWABAN PERTANYAAN Alternatif
Jawaban Setuju
Rentang jawaban Tidak
7 6 5 4 3 2 1
Positif 7 6 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5 6 7
Sumber: Modifikasi dari Hermawan, A. (2008:132)
a. Analisis Regresi Linier Sederhana
Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui hubungan
korelatif dalam penelitian ini yaitu teknik regresi sederhana. Definisi regresi
sederhana menurut Albert Kurniawan (2010:43) ialah “sebagai pengaruh antara 2
variabel saja, dimana terdiri dari variabel independent/bebas dan untuk
membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat
perkiraan (prediction)”
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal
satu variabel independenkarakteristik individu dengan satu variabel dependen
yaitu keputusan pembelian.
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Subyek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan padavariabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus di hitung terlebih
dahulu harga a dan harga b. Cara menghitung harga a dan b dapat dihitung dengan
rumus:
X = Nilai karakteristik individu
Y = Nilai taksiran keputusan pembelian a = Konstanta
b = Koefisien regresi n = Banyaknya responden
X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya X akan menyebabkan
adanya perubahan nilai Y, artinya, naik turunnya X akan membuat nilai Y juga
naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi
tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang
menyebabkannya.
b.Analisis Korelasi
Tujuan perhitungan dengan menggunakan Analisi korelasi adalah untuk
mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel
terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif.
Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada
Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan
antara X dan Y disebut koefisien korelasi ( r ). Nilai koefisien korelasi paling
sedikit -1 dan paling besar 1, artinya jika.
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan
sangat kuat dan positif)
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan
sangat kuat dan negatif)
r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.
Penentuan koefisien korelasi ( r ) dalam penelitian ini menggunakan
koefisien korelasi Pearson (Pearson’s Product Moment Coefficient of
Correlation), yaitu:
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukan bahwa besar pengaruh atribut produk
(variabel X) terhadap keputusan pembelian (variabel Y). Hasil dari perhitungan
Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi maka dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
KD = r2 X 100% Sumber: Sugiyono, (2010:210)
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
Kemudian untuk menafsirkan sejauh mana pengaruh atribut produk
terhadap keputusan pembeliandigunakan pedoman interpretasi koefisien penentu
dalam tabel. Nilai koefisien penentu berada di antara 0 -100%. Jika nilai koefisien
penentu makin mendekati 100% berarti semakin kuat pengaruh variabel X
terhadap variabel Y. Semakin mendekati 0berarti semakin lemah pengaruh
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Sehingga dibuat pedoman
interpretasi koefisien penentu sebagai berikut:
TABEL 3.9
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN DETERMINASI
Interval Koefisien Hubungan
0 - 19,99% Sangat Lemah
20% - 39,99% Lemah
40% -59,99% Sedang
60% - 79,99% Kuat
80% - 100% Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2010: 214)
Rancangan analisis untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan harus
menggunakan uji statistik yang tepat. Hipotesis penelitian dapat diuji dengan
mendeskripsikan hasil analisis regresi linier. Untuk menguji ada atau tidaknya
pengaruh (korelasi) antara variabel X dan Y digunakan rumus student (tstudent).
Adapun rumusnya adalah:
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah :
Jika ≤ , maka H0 diterima dan Ha ditolak
Jika > , maka Ha diterima dan H0 ditolak
Taraf kesalahan 0,01 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu
pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam
rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis
sebagai berikut:
Ho:ρ ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif atribut produk terhadap
keputusan pembelian bedak CompactSariayu di Yogya Department
Store Ciamis..
Ha:ρ > 0, artinya terdapat pengaruh positif atribut produk terhadap keputusan
pembelian kosmetik pada bedak CompactSariayu di Yogya Department hitung
t ttabel
hitung
t ttabel
Keterangan :
t = distribusi student
r = koefisien korelasi product moment
Store Ciamis.Adapun untuk membantu dalam pengolahan data dan
pengujian hipotesis, dapat menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS
(Statistical Product for Service Solution) 21 dan dibantu software
Dini Apriani Nurramdan, 2014
Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian
BABV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian dan pengujian analisis
regresi yang dilaksanakan mengenai pengaruh atributprodukterhadap keputusan
pembelian konsumen pada produk kosmetik bedak muka compact Sariayu di Yogja
Departement Store Ciamis, makadapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran atribut produk yang melekat pada kosmetik bedak muka compact
Sariayu secara umum sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator atribu
tproduk yang paling tinggi hingga indikator yang terendah. Indikator atribut
produk yang memiliki nilai tertinggi adalah desain produk. Sedangkan
indikator harga merupakan indikator atribut produk yang memiliki nilai
paling rendah.
2. Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen kosmetik bedak muka
compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis berada pada kategori
agak tinggi. Hal ini dapat dilihat dari indikator keputusan pembelian yang
paling tingi hingga indikator yang terendah. Adapun indikator paling tinggi
Sedangkan indikator paling rendah adalah indikator keputusan pembelian
berdasarkan produk.
3. Atribut produk konsumen kosmetik bedak muka compact Sariayu di Yogja
Departement Store Ciamis berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian. ini berarti bahwa semakin tinggi atribut produk maka semakin
tinggi pula keputusan pembelian.
5.2Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal
mengenai atributproduk terhadap keputusan pembelian konsumen pada Kosmetik
Bedak Muka Compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis yaitu:
1. Atribut produk merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh
perusahaan dalam memasarkan produknya. Pada kosmetik bedak muka
compact Sariayu di Departement Store Ciamis, dimensi atribut produk dapat
dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan
karena ukuran kepercayaan konsumen sangat berguna dalam meramalkan
penjualan dimasa yang akan datang. Pada dimensi atribut produk dengan skor
terendah didapat oleh indikator harga, Dalam hal ini penulis menyarankan
agar perusahaan dapat mengklasifiasikan konsumen berdasrakan aktivitas