PENGARUH METODE ABJAD UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK
TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V SDLB DI SLB BANDUNG RAYA KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Khusus
Sandi Sukma S NIM : 0909544
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH METODE ABJAD UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK
TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V SDLB DI SLB BANDUNG RAYA KOTA BANDUNG
Sandi Sukma S NIM : 0909544
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Sandi Sukma S 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN Sandi Sukma S
0909544
PENGARUH METODE ABJAD UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK
TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V SDLB DI SLB BANDUNG RAYA KOTA BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing 1
Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd NIP. 195608181985031002
Pembimbing II
Drs. Iding Tarsidi, M.Pd NIP. 196001041993011001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Single Subjeck Research Terhadap Siswa SLB Bandung Raya)
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Abjad Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas V
SDLB di SLB Bandung Raya Kota Bandung”. Masalah yang dibahas dalam
penelitian ini adalah kemampuan membaca permulaan melalui metode abjad yang memiliki manfaat pada siswa kelas V dalam membaca permulaan di SDLB.
Tujuan yang ingin dicapai dari proses penelitian ini adalah Mengetahui manfaat dari metode abjad dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Peningkatan kemampuan tersebut dapat dilihat dari sebelum diberikan perlakuan melalui metode abjad dan sesudah diberikan pembelajaran melalui metode abjad.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A yang mana pada baseline-1 (A-1) dilakukan empat sesi, pada intervensi-1 (B-1) delapan sesi, sedangkan pada baseline-2 (A-2) empat sesi. Subjek Penelitian berjumlah 1 orang siswa V SDLB SLB Bandung Raya Kota Bandung. Analisis data penelitian menggunakan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi dengan teknik statistik deskripstif.
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GRAFIK ...
i ii iii vi viii x BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi masalah ... C. Batasan Masalah ... D. Rumusan Masalah ... E. Tujuan dan Kegunaan penelitian ...
1 4 4 4 5 BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Konsep dasar anak tunagrahita
a. Pengertian anak tunagrahita ... b. Klasifikasi anak tunagrahita ... c. Karakteristik anak tunagrahita ... 2. Kemampuan berbahasa anak tunagrahita
3. Kemampuan membaca anak tunagrahita
a. Pengertian membaca permulaan ... b. Tujuan pengajaran membaca ... c. Aspek-aspek membaca ... d. Landasan teori metode abjad ... e. Cara penerapan metode abjad ... B. Penelitian yang relevan ... C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis Penelitian
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
A. Variabel Penelitian ... B. Metode Penelitian ... C. Prosedur Penelitian ... D. Tempat penelitian dan Subjek ... E. Instrumen dan teknik pengumpulan data ... F. Teknik pengolahan Data ...
21 22 25 32 32 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 1. Data hasil baseline ( A ) ... 2. Data hasil baseline ( B ) ...
3. Data hasil baseline ( A’ ) ...
B. Pembahasan ... 38 38 39 39 58 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ...
61 62 DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Format pencatatan presentase baseline (A) untuk huruf ... Tabel 3.2 Format pencatatan presentase baseline (A) untuk suku kata. Tabel 3.3 Format Pencatatan Presentase Baseline (A) untuk Kata ... Tabel 3.4 Format Pencatatan Intervensi (B) untuk pengenalan huruf... Tabel 3.5 Format Pencatatan Intervensi (B) untuk pengenalan suku kata ... Tabel 3.6 Format Pencatatan Intervensi (B) untuk pengenalan kata ... Tabel 3.7 Format Pencatatan Presentase Baseline (A’) untuk
pengenalan huruf ... Tabel 3.8 Format Pencatatan Presentase Baseline (A’) untuk pengenalan suku kata ... Tabel 3.9 Format Pencatatan Presentase Baseline (A’) untuk
pengenalan kata ... Tabel 4.0 Format Instrumen Membaca Permulaan ... Tabel 4.1 Data Baseline A dalam membaca permulaan ... Tabel 4.2 Data Intervensi (B) dalam komponen huruf, suku kata dan kata ... Tabel 4.3 Data Baseline A’ dalam komponen huruf, suku kata dan kata ... Tabel 4.4 Panjang Kondisi ... Tabel 4.5 Estimasi Kecenderungan Arah ... Tabel 4.6 Data Kecenderungan Stabilitas ... Tabel 4.7 Jejak Data Kemampuan Membaca Permulaan ...
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
Tabel 4.11 Jumlah variabel yang diubah ... Tabel 4.12 Perubahan Kecenderungan Arah dan efeknya ... Tabel 4.13 Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... Tabel 4.14 Perubahan Level Data Stabilitas ... Tabel 4.15 Data persentase overlap ... Tabel 4.16 Hasil analisis visual antar kondisi ...
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Pola Desain ABA’ ...
Grafik 4.1 Kemampuan Membaca Permulaan Pada Kondisi Baseline-1 (A-Baseline-1), Intervensi-Baseline-1 (B-Baseline-1), Baseline-2 (A-2) ... Grafik 4.2 Estimasi Kecenderungan Arah Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi-1 (B-1), Baseline-2 (A-2) ... Grafik 4.3 Kecenderungan Stabilitas Baseline-1 (A-1) ... Grafik 4.4 Kecenderungan Stabilitas Intervensi (B) ... Grafik 4.5 Kecenderungan Stabilitas Baseline-2 (A-2) ... Grafik 4.6 Data Overlap kondisi Baseline-1 (A-1) ke Intervensi (B) .. Grafik 4.7 Data overlap Kondisi Intervensi ke Baseline-2 (A-2) ... Grafik 4.8 Perbandingan Skor Rata-rata Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Pada Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi-1 (B-1), Baseline-2 (A-2) ...
24
41 42 45 46 47 54 55
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Membaca merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia sebagai pintu gerbang pengetahuan. Seseorang dengan kemampuan membacanya bisa mendapatkan informasi disajikan dalam bentuk bacaan berupa buku, majalah, surat kabar, internet, dan dokumen untuk meningkatkan pengetahuannya. Seperti yang dikemukakan B Tarigan (1979 : 24), membaca permulaan merupakan prasyarat agar siswa dapat membaca lanjut. Oleh karena itu anak pada usia sekolah tidak memiliki kemampuan membaca, maka ia akan menggalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya.
Terkait dengan masalah belajar membaca peran guru di sekolah menjadi sangat penting dalam memberikan variasi pembelajaran membaca, termasuk guru bagi anak tunagrahita. Dalam bentuk menyelesaikan tugas membaca pada anak tunagrahita tidaklah mudah, hal ini disebabkan karena keberagaman kondisi dan permaslahan yang dihadapi anak cukup kompleks. Kompleksifitas dalam proses membaca terjadi karena berbagai faktor baik internal maupun faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa faktor intelegensi, sikap, bakat, motivasi, konsentrasi sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan , faktor latar belakang sosial ekonomi , kebiasaan , dan tradisi membaca. Seperti yang dikemukakan Nurhadi (1987:13), membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit.
2
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu aspek penting untuk mengembangkan potensi tersebut diantaranya masalah keterampilan berbahasa. Keterampilan ini penting bukan hanya untuk kelangsungan studi tetapi juga dalam kehidupan sosial di masyarakat. Salah satu aspek dari keterampilan bahasa adalah membaca. Membaca merupakan suatu kesatuan yang mencakup beberapa kegiatan, seperti mengenali huruf-huruf dan kata-kata , menghubungkan bunyi dan maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan ( Kurniati, 1999 : 18 ). Pelajaran membaca pada anak tunagrahita ringan diawali dengan membaca permulaan.
Harjasujana (1987 : 36) menyatakan bahwa membaca adalah suatu kegiatan komunikasi interaktif yang memberikan kesempatan kepada pembaca dan penulis.
Khususnya masalah metode pengajaran membaca harus ditangani dengan serius. Salah satunya perlu diketahui keefektifan metode yang digunakan dalam mengajarkan membaca permulaan. Salah satu yang di terapkan untuk membaca permulaan adalah dengan metode abjad.
Metode abjad adalah metode pengajaran yang memulai pengajaranya dengan memperkenalkan huruf yang harus dilafalkan dengan lafal yang sesuai dengan bunyi nya dalam abjad.
Misalnya :
huruf \ b\ dilafalkan \ be\ huruf \ c\ dilafalkan \ ce\ huruf \ d\ dilafalkan \ de \
Salah satu aspek penting dalam membaca tersebut : 1. Pengenalan bentuk huruf
2. Membaca suku kata 3. Membaca kata
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mencermati proses membaca diatas ternyata cukup banyak penguasaan yang harus dimiliki siswa, sementara disisi lain fakta dilapangan secara umum siswa tunagrahita mengalami kesulitan dalam banyak hal seperti : atensi, daya ingat dan persepsi ( membedakan bunyi ) yang sering kali memiliki dampak negatif disaat mengikuti proses belajar membaca permulaan, akibatnya diantara mereka banyak yang gagal dalam membaca ( membaca permulaan ). Diduga rendahnya kemampuan membaca disebabkan oleh strategi,teknik kurang tepat, atau teknik pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai dengan kondisi siswa, sedangkan minat membaca yang rendah itu cenderung di pengaruhi oleh cara guru mengajar dan sarana membaca yang kurang memadai dan mampu membangkitkan minat anak.
Berdasarkan masalah yang di temukan dilapangan ternyata anak tunagrahita kelas V di SLB Bandung raya sering mengalami kesulitan dalam :
1. Membunyikan huruf simbol dengan tepat. Mereka hanya dapat membunyikan huruf berdasarkan urutan a, b, c yang diperoleh dari menghafal tanpa mengetahui huruf abjad tersebut.
2. Siswa tidak dapat menunjuk huruf sesuai dengan perintah, mereka hanya dapat menunjuk huruf yang ditampilkan secara urut dan bentuk dari setiap bunyi tersebut, terlebih- lebih dalam merangkai kata.
4
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa dapat mengenal tingkatan bentuk bahasa yang paling sederhana 2. Siswa dapat menghafal bunyi huruf yang ada dalam abjad bahasa yang dipelajari.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui metode abjad pada anak tunagrahita ringan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan dilatar belakang, maka yang menjadi masalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Membunyikan huruf simbol dengan tepat. Mereka hanya dapat membunyikan huruf berdasarkan urutan a, b, c yang diperoleh dari menghafal tanpa mengetahui huruf abjad tersebut.
2. Siswa tidak dapat menunjuk huruf sesuai dengan perintah, mereka hanya dapat menunjuk huruf yang ditampilkan secara urut dan bentuk dari setiap bunyi tersebut, terlebih- lebih dalam merangkai kata.
3. Kurangnya strategi pembelajaran terhadap membaca permulaan yang dikuasai oleh guru.
4. Metode pembelajaran yang biasa digunakan umumnya belum dikuasai oleh guru sehingga berdampak pada pemahaman siswa memahami simbol bahasa .
5. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan membantu mengatasi kesulitan melakukan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. 6. Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan, salah satunya adalah metode abjad.
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, maka penelitian ini difokuskan pada penerapan metode abjad sebagai metode pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.
D. Rumusan Masalah
Mengingat pentingnya kemampuan dalam suatu perubahan bagi anak tunagrahita ringan sebagai bekal dimasa depan dan sebagai hak bagi setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan potensi dan juga kebutuhanya. Dengan keterbatasan kecerdasanya mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan dan pembelajaranya, oleh karena itu salah satu penggunaan metode abjad dapat digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dapat menjadi sumber belajar membaca permulaan atau media belajar.
Proses stimulasi dan intervensi pada pembelajaran membaca permulaan menggunakan metode abjad, yang dianggap oleh peneliti sebagai teknik pembelajaran membaca permulaan. Unuk itu permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada rumusan masalah berikut ini “Bagaimanakah pengaruh metode abjad dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan kelas V di SLB Bandung Raya?”
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk memperoleh gambaran tentang penerapan metode abjad dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan.
6
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan sebelum diberikan perlakuan melalui metode abjad.
2) Kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan sesudah diberikan perlakuan melalui metode abjad.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan secara langsung maupun tidak langsung yaitu :
a. Secara Praktis
1) Bagi guru, sebagai alternatif dalam memilih pembelajaran menggunakan metode abjad dalam meningkatkan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.
2) Bagi siswa, diharapkan melalui metode abjad ini dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan .
b. Secara Teoritis
1) Bagi peneliti, melaui penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman baru dalam memahami persoalaan membaca permulaan
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian
Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian subjek tunggal ini dikenal Treatment atau Perlakuan, sedangkan variabel terikat dikenal dengan Target beharvior atau perlakuan sasaran (Sunanto et, al, 2006 : 13).
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode abjad. Metode adalah cara yang teratur dan berfikir dengan baik untuk mencapai maksud. Metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Purwanti dan Djeniah Alim,1997). Metode abjad pengajaran yang memulai pengajaranya dengan memperkenalkan huruf yang harus dilafalkan dengan lafal yang sesuai dengan bunyi nya dalam abjad. Tujuanya adalah untuk memberikan stimulus belajar pada siswa secara kongkret dengan memfungsikan indera lainya seperti memori dan bahasa. Oleh karena itu metode abjad di tunjukan dalam variabel bebas.
Adapun langkah-langkah penggunaan dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan metode abjad adalah sebagai berikut :
a. Siswa mengucapkan huruf [(b, u, k, c, a, e, j, r, i, m, t, p, s)] b. Siswa menunjukan huruf [(b, u, k, c, a, e, j, r, i, m, t, p, s)]
c. Siswa mengucapkan 20 suku kata [(bu-ku), (ca-be), (da-du), (gu-la), (ja-ri), (ka-ki), (ma-ta), (pi-ta), (ro-ti), (su-si)]
22
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Siswa mengucapkan 10 kata [(buku), (cabe), (dadu), (gula), (jari), (kaki), (mata), (pita), (roti), (susi)]
f. Siswa menunjukan 10 kata [(buku), (cabe), (dadu), (gula), (jari), (kaki), (mata), (pita), (roti), (susi)]
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Target behavior dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan membaca permulaan.
Kemampuan mengucapkan dan menunjukan huruf , suku kata dan kata yang diharapkan dapat dikuasai subjek dalam penelitian ini adalah membaca permulaan, mengucapkan dan menunjukan huruf, suku kata dan kata melalui metode abjad.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun dan menganalisis serta menginterpretasikan data yang diteliti untuk menarik kesimpulan. Metode penelitian yang sesuai dengan pokok permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Sedangkan dalam penelitian kependidikan metode eksperimen banyak memberikan manfaat, terutama untuk menentukan bagaimana dan mengapa sesuatu kondisi atau peristiwa itu terjadi. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2002 : 3)
“Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode eksperimen menurut Hadikusumo, S dalam Panggabean, L (1996 : 19) menyatakan bahwa metode eksperimental adalah metode penelitian yang ingin mengetahui apa yang bakal terjadi. Tujuan penelitian eksperimen tidak lain adalah untuk mengetahui ada tidaknya sebab akibat. Dengan kata lain metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel sebab (perlakuan) terhadap variabel akibat. Caranya yaitu seperti yang dikemukakan oleh Panggabean, L (1996 : 31) yakni dengan membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan diberikan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode single subject research (penelitian subjek tunggal) yaitu suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melibatkan hasil tentang ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan (intervensi) yang diberikan secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Desain SSR ini merupakan bagian yang mengacu pada strategi penelitian untuk melihat perubahan tingkah laku subyek secara individual.
Sebagaimana telah diutarakan, penelitian eksperimen dapat
memberikan penjelasan tentang “alasan mengapa” hubungan sebab akibat
bisa diketahui oleh karena peneliti dimungkinkan untuk melakukan perlakuan (treatment) terhadap obyek penelitian.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desin A-B-A dimana desain ini dapat menunjukan sebab akibat antara target behavior dan variabel bebas. Desain ini memiliki tiga tahap, dimana A-1 (baseline-1), B-1 (treatment-1) dan A-2 (baseline-2).
Agar lebih jelas, desain penelitian single subject research (penelitian subjek tunggal) dengan desain A-B-A digambarkan pada grafik sebagai berikut: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
24
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Grafik 3.1 : Pola desain ABA Keterangan :
A (baseline)
Baseline merupakan kondisi awal subyek dalam Kemampuan membaca permulaan sebelum mendapatkan perlakuan (intervensi). Untuk mengukur keterampilan membaca permulaan digunakan tes membaca permulaan dilakukan tanpa mengunakan kartu huruf melalui metode abjad, dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk presentase yang dilakukan dalam empat hari berturut-turut yang setiap harinya dilakukan satu sesi.
B (intervensi)
Intervensi yaitu suatu gambaran mengenai kemampuan yang dimiliki subjek selama diberikan selama intervensi dalam pembelajaran membaca permulaan dengan mengunakan kartu melalui metode abjad. Intervensi tersebut dilakukan secara berulang-ulang sebanyak delapan kali sesi dengan melihat hasil pada saat intervensi yang setiap harinya dilakukan satu sesi. Pada fase ini dilakukan proses pembelajaran membaca permulaan dengan menggunkan metode abjad dengan langka-langkah sebagai berikut :
a) Pengenalan huruf alfabet mengunakan kartu melalui metode abjad
b) Pengenalan 20 suku kata dan 10 kata mengunakan kartu melalui metode abjad
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d) Menunjukan 20 suku kata dan 10 kata mengunakan kartu melalui metode abjad
A’ (baseline A)
Yaitu suatu gambaran tentang kemampuan yang dimiliki setalah diberikan intervensi. Yaitu kondisi pengulangan dari fase baseline A sebagai evaluasi sampai sejauh mana intervensi atau treatment yang diberikan berpengaruh kepada subjek.
Data yang diperoleh pada baseline kedua ini dengan melakukan observasi langsung ketika sudah menggunakan kata melalui metode abjad tanpa dilakukan intervensi lagi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan presentase dengan melihat berapa persen pemahaman subjek setelah menggunakan kata melalui metode abjad dalam 13 huruf alfabet,20 suku kata dan 10 kata.
C. Prosedur Penelitian 1. Baseline A
Pada baseline pengukuran membaca permulaan dilakukan sebanyak empat sesi, yang setiap harinya dilaksanakan satu sesi, pengukuran dapat dilakukan didalam kelas maupun dilingkungan sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes membaca permulaan yang langsung pada subjek. Peneliti akan melihat respon anak dalam membaca permulaan dengan komponen 13 hurufalfabet, 20 suku kata, dan 10 kata dengan menggunakan presentase. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan membaca permulaan yang dimiliki anak tanpa menggunakan kata melalui metode abjad.
26
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑ huruf yang dapat dibaca
∑ huruf keseluruhan
Tabel 3.1 : Format Pencatatan Presentase Baseline (A) untuk Huruf
No Huruf Skor
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 1 b-u-k-u
2 c-a-b-e 3 d-a-d-u 4 g-u-l-a 5 j-a-r-i 6 k-a-k-i 7 m-a-t-a 8 p-i-t-a 9 r-o-t-i 10 s-u-s-i
Jumlah
Nilai x 100 %
Tabel 3.2 : Format Pencatatan Presentase Baseline (A) untuk Suku kata
No Suku kata Skor
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 1 bu – ku
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑ huruf yang dapat dibaca ∑ huruf keseluruhan
∑ kata yang dapat dibaca ∑ kata keseluruhan
8 pi – ta 9 ro – ti 10 su – si
Jumlah
Nilai = x 100 %
Tabel 3.3: Format Pencatatan Presentase Baseline (A) untuk Kata
No Kata Skor
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 1 Buku
2 cabe 3 Dadu 4 Gula 5 Jari 6 Kaki 7 Mata 8 Pita 9 Roti 10 Susi
Jumlah
Nilai = x 100 %
28
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yaitu memberikan treatment dengan menggunakan metode abjad dilakukan sebanyak enam sesi. Perlakuan yang diberikan terhadap subyek adalah kata huruf Subyek diminta untuk mengucapkan dan menunjukan 13 huruf alfabet, 20 suku kata dan 10 kata. Hal ini dapat dilakukan dengan cara : a. Mempersiapkan subyek dalam suasana yang tenang, memposisikan subyek
di depan peneliti.
b. Diperlihatkan 13 huruf alfabet yang ada dalam kartu, siswa diminta untuk membaca satu persatu huruf kemudian menunjuk suku kata contohnya : “ c-a-b-e ”.
Dalam membaca huruf alfabet
1. Siswa diminta untuk mendengarkan huruf kemudian anak mengucapkan kembali huruf yang telah diucapkan oleh guru.
2. Siswa diminta untuk mengucapkan kembali 13 huruf alfabet dalam kata yang sesuai dengan bunyi nya.
3. Siswa diminta untuk menunjukan 13 huruf alfabet kemudian mengucapkan huruf kembali.
c. Diperlihatkan 20 suku kata yang ada dalam kartu, siswa diminta untuk membaca satu persatu huruf kemudian menunjuk suku kata contohnya : “ ma-ta ”.
Dalam membaca suku kata
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Siswa diminta untuk mendengarkan suku kata kemudian anak mengucapkan kembali suku kata yang telah diucapkan oleh guru. 5. Siswa diminta untuk mengucapkan kembali 20 suku kata dalam kata
yang sesuai dengan bunyi nya.
6. Siswa diminta untuk menunjukan 20 suku kata kemudian mengucapkan suku kata kembali.
d. Diperlihatkan 10 kata yang ada dalam kata , siswa diminta untuk membaca
dan menunjuk contohnya : “ buku”.
Dalam membaca kata
1. Siswa diminta untuk mendengarkan kata kemudian anak mengucapkan kembali kata yang telah diucapkan oleh guru.
2. Siswa diminta untuk mengucapkan 10 kata kembali yang telah dilihat dari kata
3. Siswa diminta untuk menunjukan 10 kata kemudian mengucapkan kata kembali menurut bunyinya.
Treatment ini dilakukan berulang-ulang sesuai dengan intruksi yang disesuaikan dengan pemahaman siswa.
Tabel 3,4 : Format Pencatatan Intervensi (B) untuk pengenalan huruf.
No Suku kata Skor
30
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 b-u-k-u
2 c-a-b-e 3 d-a-d-u 4 g-u-l-a 5 j-a-r-i 6 k-a-k-i 7 m-a-t-a 8 P-i-t-a 9 r-o-t-i 10 s-u-s-i
Jumlah
Tabel 3,5 : Format Pencatatan Intervensi (B) untuk pengenalan suku kata.
No Suku kata Skor
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5 Sesi 6 Sesi 7 Sesi 8 1 bu-ku
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8 Pi-ta
9 ro-ti 10 su-si
Jumlah
Tabel 3,6 : Format Pencatatan Intervensi (B) untuk pengenalan kata.
No Kata Skor
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5 Sesi 6 Sesi 7 Sesi 8 1 Buku
2 Cabe 3 Dadu 4 Gula 5 Jari 6 Kaki 7 Mata 8 Pita 9 Roti 10 Susi
Jumlah
3. Baseline (A’)
Pada fase Baseline (A’) ini dilakukan lagi tes membaca permulaan
sama seperti baseline (A) dilakukan sebanyak 4 sesi yang setiap harinya dilakukan satu sesi yang setiap harinya satu sesi selama jam pelajaran berlangsung.
Gambar pencatatan presentase pada Baseline (A’) dapat dilihat pada
tabel dibwah ini :
32
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Huruf Skor
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 1 b-u-k-u
2 c-a-b-e 3 d-a-d-u 4 g-u-l-a 5 j-a-r-i 6 k-a-k-i 7 m-a-t-a 8 p-i-t-a 9 r-o-t-i 10 s-u-s-i
Jumlah
Tabel 3,8 : Format Pencatatan Presentase Baseline (A’) untuk pengenalan suku kata.
No Suku kata Skor
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 1 bu - ku
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 Ja - ri
6 ka - ki 7 ma - ta 8 pi - ta 9 ro - ti 10 su - si
Jumlah
Tabel 3,9 : Format Pencatatan Presentase Baseline (A’) untuk pengenalan kata.
No Kata Skor
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 1 buku
2 cabe 3 dadu 4 gula 5 jari 6 kaki 7 mata 8 pita 9 roti 10 susi
Jumlah
34
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tempat Penelitian dan Subjek
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SLB Bandung Raya yang beralamatkan di jl. H. Kurdi II/IV No. 318 Kota Bandung.
2. Subjek
Subjek dari penelitian ini adalah anak tunagrahita ringan, yaitu siswa kelas 5 SDLB di SLB Bandung Raya berinisial RA berjenis kelamin laki-laki dengan usia 10 tahun. Dengan karakteristik subjek sebagai berikut: memiliki kesulitan dalam membunyikan huruf simbol dengan tepat, hanya dapat membunyikan huruf berdasarkan urutan a, b, c yang diperoleh dari menghafal tanpa mengetahui huruf abjad tersebut.
Siswa tidak dapat menunjuk huruf sesuai dengan perintah, hanya dapat menunjukan huruf yang ditampilkan secara urut dan bentuk dari setiap bunyi tersebut, terlebih- lebih dalam merangkai kata.
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen
Instrument yanng digunakan pada penelitian ini adalah instrument tes untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian dan kemampuan membaca
permulaan pada anak. Sebagaimana diketahui bahwa “tes adalah sebuah alat
atau instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan, kecakapan individu pada aspek tertentu baik yang tampak maupun yang tidak tampak
dan hasilnya berupa angka atau skor (Susetyo B, 2011:2)”.
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[image:30.595.81.571.234.712.2]melihat apakah intervensi yang dilakukan memberikan pengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. Adapun format instrument yang digunakan dalam penelitian ini yang telah di Expert-Judment seperti pada tabel 3.1.
Tabel 4.0
Format Instrumen Membaca Permulaan
No Butir Instrumen
Mampu ( Skor 1 )
Tidak mampu ( Skor 0 )
Keterangan
1. Siswa mengucapkan 13 huruf alfabet
b
u
k
c
a
e
j
r
i
m
t
p
s
2. Siswa menunjukan 13 huruf alfabet
b
u
36
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c
a
e
j
r
i
m
t
p
s
3. Siswa mengucapkan 20 suku kata
bu
ku
ca
be
da
du
gu
la
ja
ri
ka
ki
ma
ta
pi
ta
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ti
su
si
4. Siswa menunjukan 20 suku kata
bu
ku
ca
be
da
du
gu
la
ja
ri
ka
ki
ma
ta
pi
ta
ro
ti
su
si
5. Siswa mengucapkan 10 kata
38
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cabe
dadu
gula
jari
kaki
mata
pita
roti
susi
6. Siswa menunjukan 10 kata
buku
cabe
dadu
gula
jari
kaki
mata
pita
roti
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2002 : 118)
“Hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi; sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai
untuk suatu keperluan”
Teknik pengumpulan data yang dikumpulkan adalah dengan observasi, yaitu mencatat perilaku ketika perilaku itu terjadi, yaitu dengan tes membaca dengan menggunakan pola desain ABA, Baseline (A), Intervensi
(B) dan Baseline (A’), yaitu berupa persentase subyek dalam meningkatkan
kemampuan membaca permulaan.
Semua data yang telah dikumpulkan dan dicatat pada tabel yang telah tersedia lalu diolah dengan mencari rata-rata dari setiap sesinya dan digambarkan dalam bentuk grafik.
F. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah dan menganalisis data yang sudah dihimpun melalui penelitian SSR ini menggunakan statistik deskriptif dengan tujuan memperoleh gambaran secara jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu, dengan menggunakan grafik untuk memperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen sebelum diberikan perlakuan maupun setelah diberikan perlakuan.
Hasil dari proses pengumpulan data dihasilkan dari pengamatan selama empat sesi untuk menskor pengukuran baseline (A). Sedangkan untuk mengukur delapan sesi untuk mengukur treatment dan untuk mengukur skor
40
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Melakukan penilaian pada baseline (A) pada setiap sesinya, selama empat kali pertemuan.
2. Melakukan penilaian pada intervensi (B) selama delapan kali pertemuan yang setiap harinya satu sesi.
3. Melakukan penilaian pada baseline (A’) selama empat kali pertemuan. 4. Membuat tabel penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada baseline-1
(A), treatment (B), dan baseline-2 (A’).
5. Membandingkan hasil skor baseline sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan.
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kemampuan membaca permulaan sebelum dilakukan intervensi dapat dilihat pada hasil baseline (A), dari empat sesi yang dilaksanakan, skor terendah adalah 40,8 %, sedangkan skor tertinggi adalah 58,1 %, dengan mean levelnya 47,3.
2. Kemampuan membaca permulaan siswa sesudah diintervensi mengalami peningkatan, dibandingkan dengan sebelum mendapat intervensi. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase membaca permulaan siswa sesudah
intervensi atau baseline (A’), dari empat sesi yang dilaksanakan, skor
terendah adalah 66,1 %, sedangkan skor tertinggi adalah 74,4 %, dengan mean level 70,7.
3. Ada dampak yang nyata dalam kemampuan membaca permulaan siswa setelah menggunakan metode abjad sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hal ini dapat dilihat dari hasil skor persentase membaca terendah sebelum intervensi / baseline (A) adalah 40,8 %, sedangkan skor persentase membaca terendah setelah intervensi / baseline (A’) adalah 66,1 %. Demikian juga dengan skor persentase membaca tertinggi sebelum intervensi / baseline (A) adalah 58,1 %, sedangkan skor persentase
membaca tertinggi setelah intervensi / baseline (A’) adalah 74,4 %. Hal ini dapat terlihat dari mean level sebelum intervensi / baseline (A) adalah 47,3,
sedangkan mean level sesudah intervensi / baseline (A’) adalah 70,7.
64
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dibuktikan dari skor persentase tertinggi yang dicapai subyek adalah 74,4 %. Hasil penelitian ini dapat menjawab pertanyaan penelitian, dan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, bahwa penggunaan metode abjad dapat meningkatkan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. Berhubungan dengan hasil penelitian tersebut, maka penulis mengemukakan sebagai berikut :
1. Bagi Pendidik
Penggunaan metode abjad hanyalah salah satu metode yang dapat diberikan kepada siswa tunagrahita dalam pembelajaran membaca permulaan yang dapat memberikan pengaruh yang positif. Diharapkan bagi para pendidik agar menerapkan metode abjad dalam pembelajaran membaca permulaan yang memulai dengan pengajaranya dengan memperkenalkan huruf yang harus dilafalkan dengan lafal yang sesuai dengan bunyi nya dalam abjad maupun pada pembelajaran-pembelajaran yang lain untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan kemampuanya.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Sandi Suksa S, 2014
Pengaruh Metode Abjad Untukmeningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak
Tunagrahita Ringan Kelas V Sdlb Di Slb Bandung Raya Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto. (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta
Astati. (2010). Pendidikan Anak Tungrahita, Bandung : Catur Karya Mandiri. Soejono ( 1983 ). Metode Abjad Didasarkan Atas Teori Ilmu Jiwa Atau Ilmu Asosiasi, Bandung, PLB FIP UPI.
Somantri, T. S. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama Sunanto, S, Koji Takeuchi dan Hideo Nakata. (2006), Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal Universitas of Tsukuba, Bandung, UPI Press.
Tarigan, G. H. ( 1979 ). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung, Angkasa.