• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Paser merupakan wilayah dari Provinsi Kalimantan Timur yang terletak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Paser merupakan wilayah dari Provinsi Kalimantan Timur yang terletak"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Paser merupakan wilayah dari Provinsi Kalimantan Timur yang terletak

paling selatan, berada tepat pada posisi 00 45”18,37”–20 27” 20,82” LS dan 1150 36”

14,5”–1660 57” 35,03”BT. Kabupaten ini terletak pada ketinggian yang berkisar antara

0-500 m di atas permukaan laut. Iklim di daerah Kabupaten Paser banyak dipengaruhi oleh lintang dan topografi wilayahnya dengan suhu rata-rata tahunan adalah 25º C, sedangkan rata-rata curah hujannya adalah 222,9 milimeter. Luas Kabupaten Paser sebesar 11.603,94 Km² terdiri dari 10.851,18 Km² luas daratan dan 752,76 Km² luas lautan.

Kabupaten Paser memiliki sungai yang cukup panjang dan lebar, diantaranya Sungai Kandilo dengan panjang 615 km, Sungai Telake dengan panjang 430 km, Sungai Kerang dan Sungai Apar Besar masing-masing dengan panjang 190 km dan 95 km. Secara umum, semua sungai di Kabupaten Paser bermuara ke Selat Makassar. Kabupaten Paser memiliki beberapa gunung/bukit diantaranya Kunut, Lumut, Beratus, Ketam, Sarimpaka, Melihat, Bawang, dan Buang (Kalimantan Timur dalam Angka 2010). Keadaan topografinya sendiri dibagi menjadi 2 (dua) yaitu bagian timur dan bagian barat. Bagian timur merupakan dataran rendah, landai hingga bergelombang, bentangan daerah ini dari utara hingga selatan, melebar di bagian selatan yang terdiri dari rawa-rawa dan daerah aliran sungai serta jalan Negara Penajam – Kuaro – Kerang Dayo. Sedangkan bagian barat merupakan daerah dataran yang bergelombang, berbukit, dan bergunung sampai ke perbatasan Provinsi Kalimantan Selatan. Di daerah ini terdapat beberapa puncak yaitu Gunung Serumpaka dengan ketinggian 1.380 meter, Gunung Lumut (1.233 meter), dan Gunung Rambutan serta Gunung Halat dengan ketinggian di bawah 1.000 meter.

Formasi Geologi yang menyusun wilayah Kabupaten Paser berumur Mesozoikum (Pra Tersier yaitu jura dan Kapur) sampai Kenozoikum (Tersier dan Kuarter). Umurnya

(3)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 2

berkisar antara 210 juta tahun yang lalu sampai sekarang. Penyebarannya adalah sebagai berikut : wilayah bagian timur dominan tersusun oleh batuan-batuan yang berumur Tersier dan Kuarter; wilayah bagian tengah dan barat dominan tersusun oleh batuan-batuan yang berumur Pra Tersier dan Tersier. Secara eksploratif di daerah Kabupaten Paser terdapat beberapa jenis tanah dengan kondisi (Data Base Sosial Ekonomi Kabupaten Paser 2011). Kondisi ini membuat Kabupaten Paser rentan terhadap bencana banjir dan cuaca ekstrim yang paling sering terjadi, serta bencana kebakaran hutan dan lahan.

Dalam menghadapi potensi bencana yang ada di Kabupaten Paser, Pemerintah Kabupaten Paser membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang berdasarkan Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman dan Organisasi Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Nasional dan Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana di Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 2 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser sebagaimana diubah menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 5 Tahun 2014 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Lain.

Dalam undang-Undang Dasar 1945 yang ditegaskan kembali dalam Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia bertanggung jawab melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan, yang termaktub didalamnya adalah perlindungan atas terjadinya bencana, guna mewujudkan kesejahteraan umum yang berlandaskan Pancasila. Dinyatakan pula dalam undang-undang tersebut bahwa penanggulangan bencana merupakan urusan bersama pemerintah, masyarakat, dunia usaha, organisasi non pemerintah, internasional, maupun pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya. Oleh karenanya landasan nasional dalam penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana akan memberikan advokasi dan dukungan kepada pemerintah dalam upaya melaksanakan pengurangan risiko bencana (PRB)

(4)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 3

secara terencana, sistematis dan menyeluruh. Pada tataran global, pelaksanaan dari undang-undang tersebut juga merupakan upaya implementasi dari komitmen Dunia yang tertuang dalam Kerangka Aksi Hyogo (Hyogo Framework for Action/HFA) 2005-2015 yang menjadikan bangsa Indonesia memiliki komitmen terhadap dunia internasional dalam mengurangi risiko bencana.

Mencermati kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, pada kenyataannya wilayah Kabupaten Paser memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non-alam maupun faktor manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak kerusakan non materi maupun psikologis. Meskipun perencanaan pembangunan di Kabupaten Paser telah didesain sedemikian rupa dengan maksud dan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan rasa keadilan, serta meminimalkan dampak perusakan yang terjadi pada lingkungan serta melindungi masyarakat terhadap ancaman bencana. Namun kenyataan pelaksanaannya masih seringkali terkendala upaya penanganan yang tidak sistemik dan kurang koordinatif.

Seiring dengan perubahan paradigma penanganan bencana di Kabupaten Paser yang telah mengalami pergeseran, yaitu penanganan bencana tidak lagi menekankan pada aspek tanggap darurat, tetapi lebih menekankan pada keseluruhan manajemen resiko bencana. Sebagai respon dari perubahan paradigma penanggulangan bencana tersebut maka pemerintah daerah dipandang perlu untuk membuat dan menerbitkan Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana sebagai upaya untuk menetapkan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi. Yang kesemuanya itu sebagai tahapan penanggulangan bencana sebagai amanat dari Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, pemerintah daerah dapat langsung memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, guna mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di daerah, perlu perencanaan yang matang. Perencanaan pembangunan daerah diharapkan mampu

(5)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 4

mengikuti kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan, akuntabel, relevan dan konsisten dengan rencana lainnya. Keterlibatan stakeholder dan legislatif dalam proses perencanaan sangat penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan semua pihak yang bermuara terwujudnya sasaran dan tujuan secara lebih optimal.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan salah satu lembaga teknis daerah yang berdasarkan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah, Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun suatu Dokumen perencanaan jangka menegah bersifaf strategis yang disebut dengan Rencana Strategis (RENSTRA). Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan salah satu dokumen perencanaan daerah yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan SKPD khususnya dan pembangunan daerah pada umumnya yang mempunyai durasi waktu 5 (lima) tahun kedepan, sejalan dengan masa waktu Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Sebagai suatu dokumen penting sepatutnya jika Pemerintah Daerah, DPRD dan masyarakat memberikan perhatian pada proses penyusunan Renstra, diikuti dengan pemantauan, evaluasi dan review atas implementasinya. Dokumen Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser Tahun 2016-2021 disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah serta berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten Paser Tahun 2016-2021.

Proses penyusunan Renstra ini berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 diawali dengan pembentukan Tim Penyusun, pengumpulan informasi, penyusunan rancangan, perumusan rancangan, mengelolaan data/informasi, analisis gambaran pelayanan, perumusan isu-isu strategis, perumusan visi-misi-tujuan sasaran, merumuskan strategi, kebijakan program dan kegiatan selama 5 (lima) tahun, dan disajikan secara sistimatis serta dilengkapi dengan indikator tolok ukur pencapaiannya. Kerterkaitan RENSTRA Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(6)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 5

Kabupaten Paser dengan dokumen perencanaan lain dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1.1

Keterkaitan antar Dokumen Perencanaan

RPJPD Kabupaten Paser tahun 2005-2025 merupakan dokumen perencanaan jangka panjang daerah yang menjadi acuan penyusunan dokumen perencanaan jangka menengah (RPJMD). Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang akan diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan lainnya, oleh karena itu tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua harus berkesimanbungan dalam rangka mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang. RPJMD Kabupaten Paser Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari sasaran pembangunan jangka panjang tahap kedua, yang memiliki 7 (tujuh) strategi untuk menginplementasikan agenda pembangunan selama 5 (lima) tahun sebagai berikut :

• Peningkatan layanan dasar terutama layanan pendidikan dan kesehatan : ketersediaan, akses, kualitas dan (mungkin sudah saatnya) daya saing.

(7)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 6

• Peningkatan ketersediaan infrastruktur yang berhubungan langsung dengan aktivitas perekonomian masyarakat, terutama transportasi dan energi.

• Peningkatan tata - kelola pemerintahan yang mengakomodasi berbagai isu krusial: ketepatan sasaran pembangunan, pemerataan pembangunan, dan perkembangan kawasan sekitar.

• Peningkatan fondasi dan produktivitas perekonomian daerah dari sektor non-tambang, melalui diversifikasi usaha pertanian dan perkebunan.

• Peningkatan kompetensi dan kualitas sumberdaya manusia aparatur Pemda (termasuk aparatur desa) maupun masyarakat.

• Terbukanya investasi dan perdagangan di level regional (ASEAN) terutama di sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.

• Reorientasi kebijakan pembangunan menuju terlaksananya Green Ecnomy

RPJMD Kabupaten Paser akan dijabarkan didalam dokumen RKPD yang selanjutnya akan dijadikan pedoman dalam penyusunan APBD dan Penyusunan Renstra SKPD. RENSTRA Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser tahun 2016-2021 merupakan bagian integral dari RPJMD Kabupaten Paser tahun 2016-2016-2021 yang pelaksanaannya akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser mulai tahun 2016 sampai dengan tahun 2021.

RENJA SKPD menjadi acuan untuk menyusun RKA-SKPD (Rencana Kerja Anggaran SKPD). Muatan RKA meliputi input )dana, tenaga kerja, fasilitas dan lain-lain). Kegiatan (proses), dan output/outcome. Sehingga perencanaan dimulai dengan informasi tentang ketersediaan sumberdaya dan arah pembangunan daerah, kritikal pointnya adalah menyusun hubungan optimal antara input, dan output/outcome.

1.2 Landasan Hukum

Dalam menyusun RENSTRA Badan Penangggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser mengacu pada peraturan Perundang-undangan yang berlaku yaitu :

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

(8)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 7

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

5. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah;

10. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008, tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

11. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Daerah; 12. Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Nomor 3 Tahun 2010

tentang Rencana Nasional Penanggulangan Bencana;

13. Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Resiko Bencana;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 5 Tahun 2014 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Lain;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor Tahun 2016 tentang RPJPD Kabupaten Malang Tahun 2016-2021;

16. Peraturan Daerah Nomor Tahun 2016 tentang RPJMD Kabupaten Paser Tahun 2016-2021;

(9)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 8

1.3 Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser tahun 2016-2021 dimaksudkan sebagai dasar penyusunan kebijakan, program, kegiatan dan indikator (tolok ukur) kinerja kegiatan. Sejalan dengan sasaran pembangunan daerah di bidang penanggulangan bencana, maka ditetapkan maksud dan tujuan dari penyusunan rencana strategis ini adalah :

a. Maksud

1) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser pada setiap tahun anggaran selama 5 (lima) tahun;

2) Memberikan arah bagi perencanaan dalam jangka lima tahun kedepan; 3) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antara dokumen

perencanaan;

4) Sarana analisis, monitoring, evaluasi, pengendalian dan koordinasi untuk kegiatan serta pelaksanaan program dengan instansi terkait dalam setiap program dan kegiatan baik, secara internal maupun eksternal.

5) Sumber informasi bagi pemangku kepentingan (stakeholders) tentang rencana pembangunan dan program tahunan BPBD Kabupaten Paser.

6) Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efektif, efisien, dan berkelanjutan;

7) Kerangka dasar bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan dan peningkatan kinerja kelembagaan.

b. Tujuan :

1) Terciptanya peningkatan kualitas penanggulangan bencana berbasis kelengkapan perangkat struktur organisasi dan informasi teknologi yang sinergis agar menghasilkan penanggulangan bencana yang berkualitas; 2) Tersedianya dokumen perencanaan jangka menegah yang merupakan

(10)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 9

Paser untuk mewujudkan keadaan yang diinginkan selama periode 5 (lima) tahun mendatang;

3) Terciptanya hasil akhir dan pencapaian program-program yang tercakup secara sinergis yang mendukung sasaran pembangunan daerah;

4) Terciptanya program yang mencerminkan koordinasi yang baik antar pelaku pembangunan;

5) Terciptanya hubungan antara keluaran (output) dari masing-masing kegiatan dengan hasil langsung (immediate outcome) dan selanjutnya dengan hasil akhir (final outcome) yang benar dan lengkap;

6) Sebagai pedoman/acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA) tahunan bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser.

1.4 Sistimatika Penulisan

Rencana Strategis (Renstra) BPBD Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2021, disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistimatika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

KABUPATEN PASER

2.1 Tupoksi Struktur Organisasi 2.2 Sumberdaya SKPD

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

(11)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 10 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tupoksi

3.2 Telaahan Visi Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah Terpilih;

3.3 Telaahan RENSTRA K/L

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

3.5 Penentuan isu-isu strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 4.3 Strategi dan kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1 Rencana Program dan Kegiatan

5.2 Indikator Kinerja 5.3 Pendanaan Indikatif 5.4 Proyeksi Antisipatif

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

(12)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 11

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

2.1 Tupoksi, Struktur Organisasi

2.1.1 Tupoksi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 5 Tahun 2014 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Lain. BPBD dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati yang secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah. BPBD mempunyai tugas melaksanakan perumusan perencanaan program, pengendalian dan menyelenggarakan penanggulangan bencana meliputi pencegahan, penanganan, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.

BPBD menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan perencanan program bidang penanggulangan bencana sesuai dengan rencana strategis pemerintah daerah;

b. perumusan dan penetapan kebijakan teknis penanggulangan bencana secara cepat, tepat, efisien dan efektif;

c. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan

e. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan. Susunan Organisasi BPBD terdiri dari : a. Kepala Badan;

b. Unsur Pengarah; dan c. Unsur Pelaksana.

(13)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 12

Unsur Pengarah BPBD adalah unsur yang terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Tenaga Profisional dan Staf Ahli sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang berkaitan langsung dengan penanganan penanggulangan bencana.

Unsur Pelaksana BPBD berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Unsur Pelaksana BPBD dipimpin oleh Kepala Pelaksana yang membantu Kepala Badan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi . Unsur Pelaksana BPBD mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintregrasi yang meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana. Untuk melaksanakan tugas dimaksud Unsur Pelaksana BPBD mempunyai fungsi :

a. Pengkoordinasian penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah; b. Pengkomandoan penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah; c. Pelaksanaan penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah.

Susunan organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser menurut Peraturan Daerah nomor 5 tahun 2014 komposisinya sebagai berikut :

a. Kepala Pelaksana; b. Sekretariat;

c. Seksi pencegahan dan Kesiapsiagaan; d. Seksi Kedaruratan dan Logistik; e. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi; f. Seksi Penanggulangan Kebakaran; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional

Kepala Pelaksana BPBD mempunyai tugas :

1) Memimpin, mengawasi, membina, mengendalikan dan melaksanakan kerja sama serta koordinasi atas penyelenggaraan penanggulangan bencana;

2) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan bidang tugasnya

(14)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 13

Sekretaris pelaksana BPBD mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya serta kerjasama. Untuk melaksanakan tugas tersebut Sekteraris mempunyai fungsi :

1) Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi di lingkungan Pelaksana BPBD; 2) Pengkoordinasian, perencanaan dan perumusan kebijakan teknis Pelaksanaan

BPBD;

3) Pembinaan dan pelayanan adminstrasi ketatausahaan, hukum dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, kepegawaian, keuangan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga Pelaksana BPBD;

4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di lingkungan Pelaksana BPBD;

5) Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Pengarah BPBD; 6) Pengkoordinasian dan penyusunan laporan BPBD

Seksi pencegahan dan kesiapsiagaan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat, untuk melaksanakan tugas tersebut seksi pencegahan dan kesiapsiagaan mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat

2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat

3) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat

4) Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat.

Seksi Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat serta melaksanakan koordinasi dan dukungan logistik serta peralatan dalam

(15)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 14

penyelenggaraan penanggulangan bencana, untuk melaksanakan tugas tersebut seksi kedaruratan dan logistik mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi, logistik dan peralatan dalam penanggulangan bencana;

2) Pelaksanaan penyusunan perencanaan di bidang logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;

3) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi;

4) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat; 5) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat

tanggap darurat dan penanganan pengungsi;

6) Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi, logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Seksi Rehabilitasi dan Rekontruksi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana serta pemberdayaan masyarakat, untuk melaksanakan tugas tersebut seksi rehabilitasi dan rekontruksi mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana

2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana;

3) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana;

4) Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana.

(16)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 15 2.1.2 Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser menurut Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 perubahan dari Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 komposisinya sebagai berikut :

Gambar 2.1 Struktur organisasi

2.2 Sumberdaya Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2.2.1 Sumber Daya Manusia

Sebagai sebuah organisasi sumber daya manusia (SDM) merupakan modal sangat penting untuk dapat menentukan perkembangan organisasi ke arah yang lebih baik. Demikian pula bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser, pegawai, yang terdiri dari PNS dan Pegawai Tidak Tetap (PTT), adalah asset bagi organisasi yang harus dijaga dan terus ditingkatkan kualitasnya.

a. Jumlah Pegawai

Berdasar data kepegawaian, jumlah pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser adalah 87 orang, terdiri dari PNS 43 orang (49,42%) dan Pegawai Tidak Tetap 44 orang (50,57%).

(17)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 16

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) ditinjau dari tingkat pendidikan terdiri atas : a. Berpendidikan S2 berjumlah 2 orang

b. Berpendidikan S1 berjumlah 6 orang c. Berpendidikan D3 berjumlah 1 orang d. Berpendidikan SLTA berjumlah 32 orang e. Berpendidikan SLTP berjumlah 2 orang

Sumber daya manusia yang berstatus PNS ditinjau dari Golongan adalah sebagai berikut :

a. Golongan IV sebanyak 2 orang b. Golongan III sebanyak 15 orang c. Golongan II sebanyak 24 orang d. Golongan I sebanyak 2 orang

Adapun komposisi pegawai dengan strata pendidikan, tergambarkan dengan tabel berikut :

Tabel 2.1 Keadaan Personil

Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( Juni 2016 )

No Eselon

Gol / Ruang (Orang) Strata Pendidikan

IV III II I Non Gol (PTT) SD SLTP SLTA D3 S1 S2 1 III a 1 - - - 1 2 IV a 1 3 - - - - 3 1 3 Non Eselon (Staf) - 12 24 2 44 1 5 56 3 17 - Jumlah 2 15 24 2 44 1 5 56 3 20 2 b. Pejabat Struktural

Berdasarkan jumlah eselon pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah sebagai berikut :

- Eselon III / a : 1 Jabatan - Eselon IV / a : 4 Jabatan

(18)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 17 2.2.2 Sumber Daya Aset/Modal

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.2.2.1

Sarana dan Prasarana BPBD Kabupaten Paser

No Jenis Jumlah Keterangan

1 Mobil operasional 2 unit Terios TX & Ford Ranger

2 Mobil Komando 1 unit Bantuan BNPN

3 Mobil Rescue 1 unit Pengadaan th.2011

4 Mobil Patroli 1 unit rekondisi

5 Mobil Pemadam Kebakaran 6 unit rekondisi.

6 Mobil Tangki Air 3 unit rekondisi

7 Sepeda Motor 4 unit

8 Perahu Karet 4 unit Rekondisi (2 buah rusak) 9 Mesin pompa air (pemadam) 5 unit Rekondisi/baik

10 Komputer PC 4 buah pengadaan baru

11 Laptop 3 buah pengadaan baru

12 Meja, kursi tamu, kursi hadap 17 buah pengadaan baru. 13 Meja, kursi kerja eselon dan staf 24 set pengadaan baru

14 AC 3 bauh pengadaan baru

15 Kipas angin 1 buah pengadaan baru

16 Jam dinding 3 buah pengadaan baru

17 Filling Cabinet 5 buah pengadaan baru

18 Brankas 1 buah pengadaan baru

19 Printer 5 buah pengadaan baru

20 UPS 4 bauh pengadaan baru

21 Lemari, rak buku 5 bauh pengadaan baru

22 Pulse Generator 1 buah pengadaan baru

23 Jaket Pelampung 41 buah Pengadaan baru

24 Radio Handy Talkie 25 buah Pengadaan baru

25 Kelengkapan HT 1 Paket Pengadaan baru

26 Alarm/Sirene 5 buah Pengadaan baru

27 Tandu Emergency 8 buah Pengadaan baru

28 Tenda Pleton 3 buah Pengadaan baru

29 Tenda Regu Bantuan BNPB

29 Tenda Keluarga Bantuan BNPB

(19)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 18

31 Senter/sentolop 25 buah Pengadaan baru

32 Meja komputer 2 buah Pengadaan baru

33 Mesin Faximili 1 buah Pengadaan baru

34 Tabung Pemadam Kebakaran 12 buah Rekondisi/baik

35 Tabung oxsigen 3 buah Rekondisi/baik

36 Kursi rapat (plastik) 40 buah Pengadaan baru

37 Wireless 1 buah Pengadaan baru

38 Infocus 1 buah Pengadaan baru

39 Tempat tidur/pallbad 25 buah Pengadaan baru

40 Lampu Rotary 5 buah Rekondisi

41 Rotary Coler 5 buah Rekondisi

42 Selang O2 Salter Infant 2 buah Pengadaan baru 43 Wave Generator & Absorber lain 3 buah Rekondisi, 2 bant. BNPB

2.2.3 Sumber Daya Anggaran

Proyeksi anggaran BPBD Kab. Paser Tahun 2010 s/d 2015 Proyeksi Anggaran Belanja Langsung Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 4.187.732.900 3.737.161.150,00 3.507.604.150 2.3 Kinerja Pelayanan BPBD Kabupaten Paser

Pelayanan yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana bahwa tanggung jawab pemerintah daerah dalam menyelenggarakan penanggulangan bencana meliputi :

(1) Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum;

(2) Perlindungan masyarakat dari dampak bencana;

(3) Pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan program pembangunan; dan

(20)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 19

(4) Pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang memadai.

Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka unsur pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi meliputi :

(1) Prabencana;

(2) Saat tanggap darurat, dan (3) Pasca bencana

Target indikator kinerja pelayanan yang telah ditetapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser dalam upaya melaksanakan kinerja pembangunan pada periode lima tahun ke depan (2016-2021) harus didukung oleh penyediaan dana yang relatif rasional. Peningkatan rasionalisasi dukungan pendanaan sangat diperlukan untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan pelayanan yang harus dilakukan. 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPBD Kabupaten Paser

Dalam menghadapi potensi bencana yang ada di Kabupaten Paser dan tantangan kebencanaan dimasa datang yang akan semakin kompleks. maka dianalisis faktor-faktor yang dianggap dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalannya dengan memperhitungkan nilai-nilai yang berkembang dalam organisasi serta situasi dan kondisi lingkungannya.

Maka analisis yang dipakai adalah pendekatan SWOT Analysis. Yang melihat pada Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan Ancaman, Analisis dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap butir- butir SWOT yang diasumsikan akan dihadapi oleh BPBD Kabupaten Paser , sebagai berikut :

(21)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 20

Internal Eksternal

( + ) Kekuatan ( + ) Peluang

1. Sruktur organsasi lengkap dan komperhensif

2. Fasilitas dan sarana prasarana yang memadai

3. Sinergitas atas sektor terkait

1. Adanya organisasi sosial dan pemerhati bencana

2. Partisipasi masyarakat dan instansi terkait penanggulangan bencana

( - ) Kelemahan ( - ) Ancaman

1. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap penanggulangan bencana 2. Kurangnya Kompentensi SDM 3. Luas cakupan daerah terdampak

bencana di 10 Kecamatan

4. Tipe organisasi yang masih Tipe B (Eselon IIIa) yang membuat koordinasi antar lembaga belum terpadu

5. Standarisasi Penanggulangan Bencana dan bantuan perlu ada

6. Kurangnya sarana dan prasarana telekomunikasi

1. Belum adanya regulasi tentang penanggulangan bencana

2. SOP belum lengkap dan baku serta belum terdokumentasi sebagai standart kerja

3. Keberadaan hutan yang gundul, curah hujan yang tinggi dan musim kemarau yang tidak dapat di prediksi

4. Hadware dan Sofware teknologi kebencanaan belum dimiliki secara lengkap

5. Sumber dana dan sarana pendukung operasional belum diketahui pasti jumlah dan potensinya karena belum memasukkan isu kebencanaan pada program prioritas RPJMD

6. Kepedulian sebagian masyarakat yang masih rendah terhadap kelestarian lingkungan hidup

Melihat faktor-faktor yang diidentifikasi melalui analisis SWOT di atas, maka, dapat ditetapkan tantangan-tantangan yang akan dihadapi diantaranya :

1. Terjadinya anomali cuaca sebagai dampak dari pemanasan global (global warming).

2. Belum terpadunya sistem penanggulangan bencana secara lintas sektor dikarenakan BPBD tidak dapat menjalankan fungsi komando secara optimal sebab status kelembagaan yang masih Tipe B berada dibawah instansi terkait lainnya.

(22)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 21

3. Belum seragamnya persepsi lintas sektor untuk penanggulangan bencana terpadu.

4. Masih terbatasnya sarana dan prasarana penunjang kelancaran kegiatan penanggulangan bencana seperti kendaraan taktis, Rescue KIT, gudang logistik dan alat serta penunjang lainnya.

Meskipun tantangan yang dihadapi tergolong banyak, namun pada sisi lain terdapat berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan sebagai kunci keberhasilan dalam rangka pengembangan kinerja BPBD, yaitu :

1. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan bencana 2. Partisipasi masyarakat untuk turut serta dalam penanggulangan bencana

3. Terus dikembangkannya konsep-konsep teknis penanggulangan bencana yang lebih efektif

4. Kepedulian lintas sektor dan SKPD lainnya untuk mengalokasikan dalam program-program kebencanaan

Berdasarkan uraian faktor kunci keberhasilan di atas, maka ditetapkan tujuan dimana merupakan keadaan dari hasil akhir yang ingin dicapai selama jangka 5 tahun kedepan. Setiap tujuan ditetapkan sasaran sebagai arah dan tolok ukur dari tujuan-tujuan agar dapat menggambarkan secara spesifik hasil yang ingin dicapai. Lebih lanjut mengenai Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan akan dipresentasikan pada Bab berikutnya.

(23)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 22

BAB III

ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPBD Kabupaten Paser

Tugas BPBD Kabupaten Paser sebagaimana telah diuraikan di Bab II adalah mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintregrasi yang meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana. Munculnya perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat yang makin cerdas, kritis serta banyak tuntutan terhadap lembaga pemerintahan dan pelayanan publik, merupakan konsekuensi dan tantangan yang harus diantisipasi. Ini berarti, bahwa paradigma manajemen organisasi BPBD Kabupaten Paser yang mengemban tugas berat untuk masyarakat terdampak bencana, juga harus berubah sejalan dengan perubahan paradigma dalam penanggulangan bencana dari yang bersifat responsif ke preventif dengan karakter Good Governance.

BPBD Kabupaten Paser memiliki peran sentral dalam Penanggulangan Bencana di Kabupaten Paser diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai bagian dari kekuasaan eksekutif dimana kekuasaan eksekutif menjadi salah satu potensi pembangunan, BPBD sebagai lembaga Penanggulangan Bencana di daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya lebih banyak berfungsi ekternal dibanding internal, khususnya sebagai koordinator Penanggulangan Bencana baik antar instansi pemerintah maupun antar pemerintah dengan organisasi masyarakat.

Selanjutnya potensi dan permasalahan yang dimiliki serta dihadapi oleh BPBD Kabupaten Paser, diuraikan dalam analisa faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi internal dan kondisi eksternal sebagai berikut :

(24)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 23 Tabel 3.1

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Aspek Kajian Capaian

/Kondisi Saat ini

Standar yang digunakan

Faktor Yang mempengaruhi Permasalahan

Internal (Kewenangan SKPD ) Eksternal (Diluar Kewenangan SKPD) 1 2 3 4 5 6 Peraturan Perundangan

Sudah ada Perda Penanggulangan Bencana, namun Aturan pelaksana berupa perbup Belum lengkap Keterbatasan Kemampuan SDM Pemahaman lintas Instansi belum sepenuhnya maksimal Belum optimalnya pelaksanaan Tupoksi BPBD Unsur Pengarah Perlunya arahan dan panduan dalam pengelolaan bencana dari unsur–unsur yang kompeten UU No. 24 Tahun 2007, PP No. 21 Tahun 2008 Dibutuhkannya arahan dari pihak–

pihak yang berkompeten untuk pengelolaan bencana kondisi lingkungan dan kompleksnya permasalahan penanggulangan bencana membutuhkan sumbangan pemikiran dan kajian dari pihak–

pihak yang kompeten

Belum ada unsur pengarah penanggulangan bencana sesuai peraturan perundang-undangan Sumber Daya Manusia Kurangnya kapasitas dan kuantitas aparatur pada BPBD UU No. 5 Tahun 2014 Pendidikan dan Pelatihan SDM penanggulangan Bencana - Distribusi Pegawai di lingkungan Kab. Paser - Pendidikan dan Pelatihan di Lingkungan Pemkab Paser - SDM Penanggulangan Bencana di Kecamatan dan Desa Belum optimalnya kinerja dan pelayanan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator Kinerja Kunci (IKK)

Belum ada Indikator Kinerja berdasarkan standar pelayanan serta tugas pokok dan fungsi

Belum adanya Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator Kinerja Kunci (IKK)

Indikator Kinerja dan standart pelayanan masih belum terstandar nasional Penyediaan Dana Siap Pakai (on call)

Ada (APBD/ BNPB) Perka BNPB NO.6A/20 11 Permenda gri No.21/20 11 Pengalokasian dana siap pakai (on call) di DPA

Pengalokasi an melalui Belanja Tidak Terduga (BTT) di APBD Proses melalui Belanja Tidak Terduga (BTT) lebih komplek daripada Dana Siap Pakai (On call)

(25)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 24 Dokumen Perencanaan - Renstra - Renja - RKA - DPA Ada Ada Ada Ada - Tenaga Perencana - Sarana dan Prasarana Perencanaan - Koordinasi Perencanaan Bidang-bidang dan Sekretariat Belum didukung penjabaran regulasi penanggula ngan bencana di tingkat Daerah ( misalnya kurangnya juknis) Belum optimalnya sinkronisasi antara Renstra, Renja, RKA, DPA Sarana dan Prasarana Belum tersedianya sarana dan pra sarana yang memadai untuk pelaksanaan tugas dan fungsi

UU No. 24 tahun 2007 Kebutuhan akan sarana prasarana yang memadai untuk pelaksanaan tugas dan fungsi

Tuntutan masyarakat akan penanganan bencana yang cepat dan tepat

Belum optimalnya sarana dan prasarana penanggulangan bencana Pengurangan Resiko Bencana (mitigasi) Belum adanya kesepahaman antar stakeholder untuk melakukan aksi bersama dalam pengurangan resiko bencana PP No. 21 Tahun 2008 Dibutuhkan kesepakatan dengan stakeholder lain dalam melaksanakan langkah pengurangan resiko bencana secara efektif Belum adanya kesepahaman antar stakeholder untuk melaksanakan upaya pengurangan resiko bencana Belum adanya Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk Pengurangan Resiko Bencana Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana Partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penanganan bencana belum terlembaga dengan optimal UU No. 24 tahun 2007, PP No. 21 tahun 2008, Perka BNPB No. 1 tahun 2012, Perka BNPB No. 11 tahun 2014 Belum optimalnya jaringan informasi dan komunikasi kebencanaan dengan masyarakat dalam penanganan bencana Kurangnya kepedulian masyarakat mengenai bencana dan upaya pengurangan resiko serta penanganan bencana Kurang optimalnya sosialisasi dan koordinasi dengan masyarakat Penanganan Tanggap Darurat Bencana Penanganan tanggap darurat belum optimal UU no. 24 Tahun 2007 & PP No. 21 tahun 2008 SOP Penanganan Darurat Koordinasi antar instansi & stakeholders Penanganan darurat bersifat parsial/belum terpadu Pemulihan (rehabilitasi & rekonstruksi pasca bencana) Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca bencana belum optimal UU no. 24 tahun 2007 & PP No. 21 tahun 2008 - SDM penghitungan kerusakan / kerugian dampak bencana - Rencana pemulihan pasca bencana - Relisasi pemulihan (Rehabilitasi dan Rekonstruksi) pascabencana dari pusat & provinsi - Petunjuk teknis peraturan rehabilitasi /rekonstruksi Pemulihan Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana

(26)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 25 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Paser saat ini, permasalahan dan tantangan yang dihadapi dimasa depan, serta dengan perhitungan faktor strategi dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan, serta Pemerintah Daerah maka dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan untuk periode 2016-2021, dicanangkan Visi Pembangunan Kabupaten Paser adalah sebagai berikut :

“TERWUJUDNYA KABUPATEN PASER YANG MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN”

Dari Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Paser di uraian sebagai berikut :

- Maju diartikan sebagai daerah yang dapat bersaing dengan daerah lain dalam hal segala bidang.

- Mandiri diartikan dapat mengandalkan kekuatan daerah sendiri atau tidak memiliki ketergantungan pada pihak manapun.

- Sejahtera diartikan menciptakan kondisi yang aman dan makmur.

- Sedangkan berkeadilan diartikan terciptanya pemenuhan kesamaan hak dan kewajiban bagi masyarakat.

Adapun Misi pembangunan Kabupaten Paser untuk 5 (lima) tahun kedepan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur transportasi, energi, dan pemukiman 2. Meningkatkan pelayanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan

3. Memperkuat fondasi perekonomian yang berbasis potensi lokal dan berkelanjutan

4. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan

5. Memperkuat kohesivitas sosial, budaya dan adat istiadat lokal

Mengacu pada kenyataan visi misi yang didasarkan pada isu- isu dan analisis stratejik maka prioritas tujuan utama yang secara spesifik ingin dicapai Kabupaten Paser dalam 5 (lima) tahun kedepan adalah :

(27)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 26

1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan transportasi publik 2. Meningkatkan akses air bersih

3. Mengembangkan infrastruktur pemukiman rakyat 4. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan 5. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan

6. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan

7. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi Pemerintah daerah 8. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses pembangunan 9. Meningkatkan stabilitas sosial

Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka Badan Penaggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser dengan segala potensi dan wewenang yang dimiliki akan dapat berperan melalui visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2016-2021 dalam pencapaian tujuan pembangunan Kabupaten Paser.

Tabel 3.2

Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan BPBD Kabupaten Paser Terhadap Pencapaian Visi, Misi & Program

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi : “Terwujudnya Kabupaten Paser Yang Maju, Mandiri, Sejahtera Dan Berkeadilan”

Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor Penghambat Pendorong Misi : Kohesivitas sosial, budaya dan adat istiadat lokal Tujuan : Meningkatkan stabilitas sosial Sasaran : - Meningkatnya akses bantuan bagi masyarakat yang terkena bencana sosial - Meningkatnya 1.Kurangnya kapasitas SDM aparatur kelembagaan

(manajerial & instruktur). 2.Belum memadainya

prosedur dan regulasi sebagai pedoman penyelenggaraan penanggulangan bencana. 3.Rendahnya kesiapsiagaan dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana bila sewaktu-waktu terjadi.

1.Belum sepenuhnya penyelenggaraan penanganan bencana dapat dipahami dan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan. 2.Pengaruh perubahan iklim dengan meningkatnya pemanasan global dan degradasi sumber daya alam yang tidak terukur, berpeluang menimbulkan semakin banyaknya jenis 1.Tersedianya landasan hukum penyelenggaraan penanganan bencana seperti Undang-Undang dan aturan-aturan turunannya. 2.Terbentuknya

kelembagaan BPBD yang memungkinkan akses koordinasi antar lembaga terkait dalam penanggulangan bencana menjadi lebih kuat;

(28)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 27 kesiapsiagaan terhadap bencana alam 4.Kurang terpadunya penanganan bencana dan masih berjalan secara sektoral; 5.Teterbatasan sarana

dan prasarana dan alokasi pendanaan yang belum memadai. 6.Belum pemadainya gedung kantor/ Sekretariat Pusat Komando Operasional Penanggulangan Bencana. 7.Belum optimalnya koordinasi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) & Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (MAPI) di Kab.Paser

bencana, skala yang semakin besar. 3.Dinamika kehidupan

sosial yang kian kompleks, masalah sara, politik dan krisis nilai dalam persaingan yang tidak sehat, berpeluang terjadinya bencana sosial 4.Paradigma tentang

penanggulangan bencana masih terfokus pada penanganan terhadap korban secara reaktif (represif) dan skala besar, belum mengarah pada penanganan secara sistematis dan strategis (preventif), sehingga kurang mendapatkan perhatian oleh berbagai pihak.

personil yang cukup. 4.Adanya komitmen

terhadap tugas dan tanggungjawab kemanusiaan bagi aparatur

5.Tersedianya sarana dan prasarana serta alokasi pendanaan melalui APBD. Program : - Penanggulangan korban bencana sosial - Rehabilitasi dan Rekonstruksi korban bencana sosial - Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Indikator :

Penanganan korban bencana sosial skala kabupaten yang ditangani untuk menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat

3.3 Telahaan Renstra Kementerian / Lembaga dan Renstra SKPD 3.3.1 Renstra Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

a. Visi

Penyelenggaraan penanggulangan bencana sebagai bagian tidak terpisahkan dalam pembangunan nasional yang diamanatkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional dengan visi jangka panjang yaitu :

“Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi Bencana” b. Misi

Sesuai kondisi lingkungan strategis upaya penanggulangan bencana, baik yang menyangkut kondisi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) serta peluang untuk mewujudkan Visi secara sistimatis dan bertahap yang menuntut adanya kesiapan dalam menghadapi potensi

(29)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 28

bencana serta kemampuan untuk menanggulangi bencana pada saat maupun setelahnya untuk itu Misi BNPB di rumuskan sebagai berikut :

1. Melindungi bangsa dari penanggulangan bencana melalui pengurangan resiko bencana;

2. Membangun sistim penanggulangan bencana yang handal

3. Menyelenggarakan penanggulangan bencanasecara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.

c. Tujuan

Rencana Strategis BNPB tahun 2010-2014 dimaksudkan sebagai dasar penyusunan kebijakan, program, kegiatan dan indikator (tolok ukur) kinerja kegiatan BNPB dalam pencapaian Visi dan Misi serta tujuan organisasi, Sebagai tujuan rencana strategis ini adalah :

1. Mewujudkan ketangguhan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran dan komitmen serta prilaku dan sadar bencana; dan

2. Mewujudkan sistim penyelenggaraan sistim penanggulangan bencana yang handal, menyangkut penanganan prabencana, tanggap darurat dan pasca bencana.

Adapun Tujuan Strategis BNPB dalam kurun waktu lima tahun mendatang adalah Peningkatan kemampuan penanggulangan bencana, yaitu dengan melalui :

1. Pengutan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha mitigasi resiko bencana serta penanganan bencana dan

2. Pembentukan Tim Gerak Cepat ( Unit Khusus Penanganan Bencana ) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai dengan basis di dua lokasi strategis (Jakarta Paser) yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

d. Sasaran

Sejalan dengan sasaran pembangunan nasional di bidang penanggulangan bencana, maka sasaran strategis BNPB bagi terwujudnya tujuan yang telah dicanangkan dalam kurun lima tahun kedepan adalah :

(30)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 29

1. Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan (pemerintah dan masyarakat) dalam upaya penanggulangan bencana melalui peningkatan kapasitas di tingkat pusat dan daerah;

2. Terwujudnya sistem penanganan kedaruratan bencana yang efektif melalui peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan sarana dan prasarana pendukung, serta peningatan sistim logistik dan peralatan penanggulangan bencana yang efektif dan efisien;

3. Terwujudnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik dibanding sebelum bencana, melalui peningkatan kapasitas perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang handal, peningkatan koordinasi pelaksanaan serta pengarusutamaan pengurangan resiko bencana dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

Sebagai respon terhadap dinamika lingkungan, baik lokal, regional, nasional maupun global serta memperhatikan Visi Misi Kabupaten Paser dan tugas pokok serta fungsi BPBD sebagai alat manajerial untuk keberlanjutan dan perbaikan kinerja kelembagaan, maka dalam mengemban tugas dan perannya, BPBD harus memperhatikan isu-isu yang berkembang saat ini dan 5 (lima) tahun ke depan. Hal ini sejalan dengan amanat RPJMD Kabupaten Paser, dengan konsekuensi menuntut adanya perubahan peran BPBD dalam orientasi dan pendekatan yang digunakan dalam kegiatan penanggulangan bencana. Perubahan peran dari responsif dan reaktif kearah preventif berlandaskan rencana yang berorientasi pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan rakyat sangat diperlukan, sebagai upaya mendukung tercapainya visi, misi dan program Pemerintah Kabupaten Paser Tahun 2016-2021.

Isu berkaitan dengan masalah kebencanaan di Kabupaten Paser pada saat ini, yang diperkirakan akan terus ada di masa depan, antara lain adalah isu masalah kebencanaan dalam kaitannya dengan :

(31)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 30

1. Penanganan bencana yang rutin terjadi di wilayah-wilayah tertentu seperti banjir, banjir bandang, gunung api, tsunami, gempa bumi, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan

2. Terbatasnya dan masih rendahnya tingkat pemahaman masyarakat tentang kebencanaan dan cara-cara menghadapinya;

3. Pola pembangunan yang masih mengabaikan resiko bencana dan belum menjadikan masalah bencana ke dalam prioritas pembangunan;

4. Lemahnya koordinasi dan jaring komunikasi dalam penanggulangan bencana; 5. Belum terintegrasinya pemulihan pasca bencana lintas sektor;

6. Masih tumpang tindihnya regulasi di tingkat nasional terkait penanggulangan bencana;

(32)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 31

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BPBD

KABUPATEN PASER

4.1 Penentuan Isu-isu Strategis Visi dan Misi BPBD Kabupaten Paser

Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan, tantangan dan hasil pemetaan posisi organisasi yang dihadapi ke depan sebagaimana telah dijelaskan pada sebelumnya, maka BPBD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga yang bergerak dalam penanggulangan bencana daerah, dituntut tanggap, kreatif dan responsif dalam setiap upaya kegiatan penanggulangan bencana. Untuk itu perlu kiranya BPBD memiliki dan menyusun visi dan misi yang akan dipakai sebagai arah kelembagaan yang akan dijalankan melalui pencapaian tujuan dan pelaksanaan kegiatan utama dan kegiatan pendukung organisasi.

Tujuan dan sasaran dari misi di atas dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut :

MISI TUJUAN SASARAN

meningkatkan pembangunan infrastruktur transportasi, energi dan pemukiman

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan transportasi publik

- Meningkatkan kualitas jalan dan jembatan

- Meningkatkan pelayanan transportasi publik

- Meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan Meningkatkan akses jaringan

komunikasi dan pengamanan informasi

- Meningkatkan jangkauan jaringan komunikasi

- Meningkatkan jangkauan jaringan internet

- Meningkatkan pengamanan informasi dilingkungan instansi pemerintah dan publik

Meningkatkan akses air bersih Meningkatnya akses air bersih

Mengembangkan infrastruktur pemukiman rakyat

- Meningkatkan kawasan pemukiman rakyat yang berwawasan lingkungan dan antisipatif bencana

- Meningkatkan kualitas pemukiman masyarakat

meningkatkan pelayanan dasar dibidang

pendidikan dan

Meningkatkan akses pelayanan pendidikan

- Meningkatkan angka partisipasi siswa usia sekolah

- Meningkatkan angka partisipasi anak usia dini

(33)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 32

kesehatan - Meningkatkan angka melek huruf

Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan

Meningkatnya kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan

Memperkuat pelayanan

pendidikan yang berdaya saing

Meningkatnya pelayanan pendidikan yang berdaya saing

Meningkatkan akses pelayanan kesehatan

- Meningkatnya pelayanan kesehatan primer

- Meningkatnya cakupan jaminan kesehatan masyarakat

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

- Meningkatnya derajat kesehatan - Meningkatnya kualitas kesehatan

keluarga Memperkuat pelayanan

kesehatan yang berdaya saing

Berkembangnya pelayanan kesehatan yang berdaya saing

memperkuat pondasi perekonomian yang berbasis potensi lokal dan berkelanjutan

Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan

- Meningkatkan produksi dan

produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan

- Meningkatnya kualitas produk pertanian, peternakan dan perikanan Mengembangkan pariwisata

berbasis masyarakat yang berkelanjutan

Berkembangnya sektor pariwisata Meningkatkan kinerja pasar

tradisional, koperasi dan UMKM

- Meningkatnya kinerja UMKM - Meningkatnya akses masyarakat

terhadap pasar tradisional - Meningkatnya koperasi aktif - Meningkatnya kinerja industri kecil

menengah

- Meningkatnya kualitas tenaga kerja - Meningkatnya kinerja Bumdes

Meningkatnya iklim investasi Meningkatnya investasi

Meningkatkan kualitas lingkungan hidup

- Meningkatnya indeks kualitas lingkungan hidup

- Meningkatnya kualitas kawasan konservasi

meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan

Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pemerintah daerah

- Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan daerah

- Meningkatnya kemandirian keuangan daerah

- Meningkatnya akses terhadap informasi publik

Meningkatkan sinergi perencanaan pembangunan daerah

- Meningkatnya konsistensi antar dokumen perencanaan dan antara perencanaan dengan penganggaran - Meningkatnya sinergi antar

dokumen perencanaan lainnya Meningkatkan kinerja pelayanan

pemerintah daerah - Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintah daerah

(34)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 33

publik

- Terciptanya birokrasi yang bersih dan dipercaya masyarakat

Meningkatkan partisipasi publik dalam proses pembangunan

Meningkatnya partisipasi publik

Kohesivitas sosial, budaya dan adat istiadat lokal

Meningkatkan rekoginisi dan promosi

- Meningkatnya akses masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam berbagai proses pembangunan - Meningkatnya akses perempuan

untuk berpartisipasi berbagai proses pembangunan

- Meningkatnya peran serta pemuda dalam pembangunan

- Meningkatnya promosi nilai-nilai kearifan lokal dalam pembangunan

Meningkatkan stabilitas sosial - Meningkatnya kerukunan, keamanan

dan ketertiban masyarakat

- Meningkatnya akses bantuan bagi masyarakat yang terkena bencana sosial

- Meningkatnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam

- Meningkatnya perlindungan social bagi masyarakat

- Meningkatnya perlindungan bagi perempuan

- Meningkatnya pemenuhan hak anak Meningkatkan pengelolaan

kependudukan

- Meningkatnya ketersediaan data kependudukan yang selalu diperbarui

- Meningkatnya pengendalian dan pengelolaan migrasi

4.1.1 Visi BPBD Kabupaten Paser

Bahwa rumusan Visi suatu organisasi juga harus mencakup beberapa hal sebagai berikut :

a. Tujuan terluas dan terumum, termasuk semuanya yang berarti memperjelas arah yang akan dicapai organisasi;

b. Gambaran aspiratif di masa depan;

c. Inspirasi untuk mendapatkan yang terbaik; d. Pencapaian hasil; dan

(35)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 34

Walau sebenarnya visi merupakan suatu impian, bagaimanapun visi harus memenuhi kriteria dan persyaratan, antara lain sebagai berikut :

a. Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi (imaginable);

b. Memiliki nilai yang memang diinginkan oleh anggota organisasi (desirable); c. Memungkinkan untuk dicapai;

d. Terfokus pada permasalahan utama instansi agar dapat beroperasi secara ekonomis, efektif dan efisien;

e. Berwawasan jangka panjang, tidak mengabaikan perubahan dan perkembangan; f. Dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi.

Atas dasar uraian di atas, maka visi BPBD Kabupaten Paser harus diarahkan pada upaya pembangunan berkesinambungan untuk mewujudkan penanggulangan bencana sebagai dasar dari perumusan dan implementasi kebijakan dalam mewujudkan peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Maka dengan semangat dan alasan filosofis itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser merumuskan Visi :

“ Terwujudnya Ketangguhan Masyarakat Kabupaten Paser dalam menghadapi Bencana “

Rumusan visi tersebut didasarkan pada cita-cita dan kehendak untuk mewujudkan kondisi ideal bagi masyarakat Kabupaten Paser dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah. Khususnya untuk implementasi kebijakan dan kegiatan yang diarahkan kepada program dan kegiatan penanggulangan bencana sebagai hasil perumusan dan implementasi dalam mewujudkan peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Rumusan Visi BPBD Kabupaten Paser tersebut di atas dapat dijelaskan melalui makna yang terkandung pada konsepsi sebagai berikut :

1. Pada saat ini konsep penanggulangan bencana telah mengalami perubahan yang cukup mendasar. Pemaknaan terhadap bencana yang secara konvensional dianggap sebagai sebuah kejadian yang tidak dapat dicegah, kemudian mengalami pergeseran makna bahwa bencana dapat diduga sebelumnya

(36)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 35

sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan dan pengurangan resiko. Rentang waktu dan fokus bantuan yang awalnya hanya berorientasi pemberian bantuan fisik, teknis semata dan hanya dilakukan pada saat tanggap darurat bencana, kemudian dengan konsep penanggulangan bencana berbasis masyarakat, kerja-kerja penanggulangan bencana dilakukan sejak sebelum bencana terjadi yaitu melalui upaya pencegahan, peredaman resiko dan peringatan dini. Bantuan juga lebih bersifat menyeluruh termasuk pendampingan trauma atau psikososial. 2. Dalam setiap kejadian bencana, masyarakat baik kelompok miskin dan kaya,

laki-laki maupun perempuan mendapat resiko yang sama, bahkan masyarakat miskin dan kelompok rentan seringkali menjadi yang paling menderita akibat bencana. Namun demikian tidak jarang terjadi orang kaya yang terkena bencana saat itu juga menjadi miskin. Dampak besar dari sebuah peristiwa memperlihatkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh berbagai pihak termasuk pemerintah, masyarakat sipil dan dunia usaha untuk menghadai bencana, termasuk pada saat masa tanggap darurat atau kegiatan penanganan darurat. Salah satu upaya strategis yang saat ini harus terus

diupayakan adalah mendorong kesadaran masyarakat untuk “tanggap dan

tanggguh” dalam menghadapi bencana. Tanggap berarti peka atau paling tidak

mengenali gejala- gejala atau potensi bencana yang akan terjadi di wilayahnya. Tangguh berarti memiliki ketahanan (resilience) dalam menghadapi resiko bencana, yaitu dengan melakukan antisipasi dan persiapan seoptimal mungkin ketika bencana terjadi.

3. Dalam penanggulangan bencana, kegiatan pasca bencana merupakan salah satu mata rantai strategis yang perlu mendapatkan penanganan secara terpadu, komprehensif, efektif dan efisien. Dan untuk itu, maka paling kurang kegiatan penanganan pasca bencana harus meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut : a) Restorasi (pembersihan kondisi sehingga bisa berfungsi secara darurat);

b) Rehabilitasi Sosial bagi korban bencana yang mengalami tekanan / stress yang ditujukan guna pengembalian fungsi sosial korban;

(37)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 36

c) Rehabilitasi Fisik, yaitu perbaikan sarana-sarana kehidupan seperti penyediaan pelayanan rumah, sarana air bersih yang, penyediaan sarana dapur umum/keluarga, dan lain-lain;

d) Rekonstruksi, yaitu perbaikan secara total terhadap sarana-sarana atau fasilitas umum sehingga dapat berfungsi secara normal, seperti sekolah, pasar, jalan umum, rumah sakit, sarana penerangan, sarana komunikasi yang rusak, dll, sehingga kehidupan masyarakat dapat berfungsi secara normal kembali. 4.1.2 Misi BPBD Kabupaten Paser

Misi merupakan pernyataan secara luas dan komprehensif tentang tujuan instansi yang diekspresikan dalam produk dan jasa pelayanan yang akan diberikan atau dilaksanakan, kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi, kelompok masyarakat yang dilayani, serta nilai-nilai yang dapat diperoleh. Berkaitan dengan itu, perumusan Misi BPBD Kabupaten Paser selayaknya memperhatikan relevansi dan kaitannya dengan misi Kabupaten Paser, seperti yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Paser Tahun 2016-2021.

Untuk itu BPBD Kabupaten Paser menetapkan misi untuk mewujudkan visinya dengan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi organisasi. Misi yang diemban Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser adalah :

1. Mewujudkan sistim penyelenggaraan penanggulangan bencana yang handal, mencakup penanganan prabencana, tanggap darurat dan pascabencana;

2. Mewujudkan penanganan kedaruratan bencana yang efektif melalui peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan sarana dan prasarana pendukung serta peningkatan sistem logistik dan peralatan;

3. Mewujudkan pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekontruksi pasca bencana yang lebih baik dari sebelum kejadian bencana secara terkoordinasi, terencana yang disesuaikan dengan pendanaan yang tersedia.

4. Mewujudkan tata kelola kebencanaan untuk meningkatkan pelayanan dan kinerja penyelenggaraan penanggulangan bencana

(38)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 37

Adapun keterkaitan antara visi, misi dan strategis pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Paser dilihat pada tabel 4.1:

(39)

Revisi RENSTRA BPBD Kab. Paser 2016-2021 38

Isu Strategis Visi Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Formula Strategi Arah Kebijakan Program Indikator Program Kegiatan Indikator Kegiatan

- Terbatasnya dan masih rendahnya tingkat pemahaman masyarakat tentang kebencanaan dan cara-cara menghadapinya; - Lemahnya koordinasi dan jaring komunikasi dalam penanggulangan bencana; Terwujudnya Ketangguhan Masyarakat Kabupaten Paser Dalam Menghadapi Bencana Membangun efektivitas dalam upaya pengurangan risiko bencana pada kawasan yang memiliki risiko bencana Peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana Meningkatnya upaya pencegahan dan mitigasi untuk mengurangi potensi korban jiwa, kerugian ekonomi dan kerusakan lingkungan akibat bencana Persentase peningkatan kemampuan tentang kebencanaan di daerah rawan bencana Jumlah masyarakat yang dilatih/ jumlah masyarakat di daerah bencana x 100 Mengoptimalkan koordinasi dan peran serta pemangku kepentingan dalam mengambil peran pembentukan desa tangguh bencana Meningkatkan peran forum PRB dan peran Dunia Usaha dalam perannya dalam penanggulangan bencana Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Sistem pencegahan dini yang berfungsi (SPP dan SOP) Pemantauan dan Penyebarluasan informasi potensi bencana alam Jumlah kecamatan yang mendapatkan penyebaran informasi potensi bencana Sosialisasi peraturan

perundang-undangan Jumlah peraturan daerah yang

disosialisasikan Mendorong Ketanguhan masyarakat dalam menghadapi bencana melalui penguatan peran perempuan dan pengembangan budaya sadar bencana dalam lingkup pencegahan, mitigasi, peringatan dini dan kesiapsiagaan Meningkatkan peran relawan perempuan, kampus, LSM, pengenalan bencana pada sekolah, sekolah sadar bencana dalam menyiapan masyarakat mengahadapi bencana Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Sistem pencegahan dini yang berfungsi (SPP dan SOP) Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana Jumlah monitoring daerah rawan bencana Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana

Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan

Kesiapsiagaan Dalam

Menghadapi Bencana Jumlah anggota TRC

Pencanangan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional Jumlah peserta kegiatan HKBN Penanganan

bencana yang rutin terjadi di wilayah-wilayah tertentu seperti banjir, tanah longsor, angin putting beliung, kebakaran dan kekeringan Meningkatkan evektifitas penanganan tanggap darurat Peningkatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana Meningkatkan kesiapsiagaan dan penanganan darurat untuk menghadapi bencana secara mandiri dan proaktif Persentase penanganan bencana Jumlah bencana yang ditangani / jumlah bencana x 100 Mengoptimalkan

kaji cepat Meningkatkan kecepatan

assesmant Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Sistem pencegahan dini yang berfungsi (SPP dan SOP) Pelayanan tanggap darurat di daerah terkena bencana Persentase kejadian bencana yang ditangani Peningkatan kapasitas aparatur dalam penanganan bencana Jumlah SDM yang mengikuti pelatihan penanggulangan bencana Fasilitasi Kebakaran

Lahan dan Hutan Persentase kejadian bencana kebakaran

yang ditangani Mengoptimalkan

dukungan logistik dan peralatan pada korban bencana Meningkatkan pengadaan peralatan dan logistik Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Sistem pencegahan dini yang berfungsi (SPP dan SOP)

Pengelolaan Logistik Penanggulangan Bencana

Jumlah jenis logistik penanggulangan bencana yang tersedia Pengelolaan Peralatan Penanggulangan Bencana Jumlah paket peralatan penanggulangan bencana yang tersedia

Gambar

Gambar 2.1  Struktur organisasi
Tabel 2.1  Keadaan Personil

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu sebagai sebuah lembaga dakwah, yang harus melahirkan para juru dakwah, LDII perlu memenuhi syarat terkondisinya keadaan tersebut, yaitu melalui upaya pembangunan

Dari model tersebut diperoleh dua jenis titik tetap yaitu titik tetap bebas gangguan (E 1 ) yang merupakan kondisi dimana hutan belum dipengaruhi oleh faktor

Beban usaha mental merupakan indikator besarnya kebutuhan mental dan perhatian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas, tidak tergantung terhadap jumlah pekerjaan

Sedangkan hasil persilangan tembakau pendek x tinggi yang dilakukan oleh Joseph Kolrueter Sedangkan hasil persilangan tembakau pendek x tinggi yang dilakukan oleh Joseph

Program latihan beban yang baik harus dilakukan hati-hati, progresif, bersifat individual, beban disesuaikan, berkelanjutan, menghindari bagian tubuh yang lemah,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Nilai-nilai soft skills yang dikembangkan untuk mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS sebagai calon guru terdiri dari kepribadian

bernada satu berpola tidak datar seperti dalam teori Dari gabungan dua kata yang diujarkan terbentuk kombinasi jenis nada seperti dalam Tabel 1.3 berikut ini.. Tabel 1.3 Paparan

benar-benar memiliki keahlian dalam berkomunikasi, memiliki keahlian dalam menghadapi konsumen sebagai calon nasabah baru, karena dengan cara berkomunikasi yang baik