• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR EKSEKUTIF. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah terdapat dasar hukum yang pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; masukan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IKHTISAR EKSEKUTIF. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah terdapat dasar hukum yang pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; masukan dan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Indonesia sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka segala aspek kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia di bidang kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan termasuk pemerintahan daerah harus senantiasa berdasarkan atas hukum. Guna mewujudkan hal tersebut maka diperlukan kepastian hukum guna mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Bagian Hukum Setdakab. Magetan telah menetapkan tujuan mendapatkan dasar hukum yang pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, mendapatkan masukan dan pendapat dari stake holder (pemangku kepentingan terhadap terbitnya produk hukum daerah), menciptakan keserasian produk hukum daerah, baik dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi maupun antar produk hukum daerah, menyelesaikan permasalahan hukum yang dihadapi aparat pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah, meningkatkan pengetahuan hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah; mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dengan penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana; serta meningkatkan profesionalisme dan kompetensi sumber daya aparat pemerintah daerah.

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah terdapat dasar hukum yang pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; masukan dan pendapat dari stake holder (pemangku kepentingan terhadap terbitnya produk hukum daerah); terciptanya keserasian produk hukum daerah; terselesaikannya permasalahan hukum yang dihadapi aparat pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; terciptanya kesadaran hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah; terciptanya pengetahuan hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah; terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik; dan meningkatnya profesionalisme dan kompetensi sumber daya aparat pemerintah daerah.

Guna mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut Bagian Hukum mengambil kebijakan melalui program – program sebagai berikut:

1. Penataan Peraturan Perundang-undangan;

2. Pembinaan dan Peningkatan Pemerintah Kabupaten/ Kecamatan/ Desa; 3. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;

(2)

Dalam menjalankan kebijakan yang telah diambil melalui program – program sebagaimana tersebut diatas, Bagian Hukum mengalami kendala – kendala diantaranya :

- terbatasnya tenaga ahli/ staf yang memahami penyusunan produk hukum dan penanganan permasalahan hukum;

- kurang adanya peningkatan kualitas SDM melalui diklat/ kursus singkat/ bintek dalam merancang produk hukum daerah dan penanganan permasalahan hukum;

- kurangnya pemahaman, maksud dan tujuan dari Unit Kerja/ SKPD pemrakarsa (leading sector) dalam penyusunan suatu produk hukum daerah;

- kurang adanya kepastian hukum yang diakibatkan masih adanya produk hukum yang lebih tinggi yang saling bertentangan, tidak sesuai dan multi tafsir.

Langkah – langkah yang diambil guna menyelesaikan permasalahan tersebut maupun permasalahan yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang adalah :

- diberikannya kesempatan yang lebih luas bagi personil untuk meningkatkan kualitas SDM dengan sering mengirim aparatur mengikuti bimtek, kursus dan sejenisnya;

- penambahan dan peningkatan sarana dan prasarana;

- sering melakukan penyelenggaraan bimbingan teknis dalam rangka penyusunan produk hukum daerah; dan

- peningkatan koordinasi dengan unit kerja/ SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magetan;serta melakukan kajian dan evaluasi terhadap produk-produk hukum yang telah ada.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepostime, disebutkan bahwa salah satu asas umum penyelenggaraan negara adalah asas akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik/ masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam kerangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented government). Orientasi pada input, terutama uang seperti yang selama ini dijalankan, hendaknya ditinggalkan. Pemerintahan yang berorientasi pada hasil pertama-tama akan fokus pada kemaslahatan bagi masyarakat, berupa upaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Output merupakan hasil langsung dari program-program atau kegiatan yang dijalankan pemerintah dan dapat berwujud sarana, barang dan jasa pelayanan kepada masyarakat, sedangkan outcome adalah berfungsinya sarana, barang dan jasa tersebut sehingga memberi manfaat bagi masyarakat. Output dan outcome inilah yang selayaknya dipandang sebagai kinerja, bukan kemampuan menyerap anggaran seperti persepsi yang ada selama ini. Namun demikian uang tetap merupakan faktor penting untuk mencapai kinerja tertentu berupa baik output maupun outcome.

Sehubungan dengan itu maka sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang telah dibangun dalam rangka mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government, perlu terus dikembangkan dan informasi kinerjanya diintegrasikan ke dalam sistem penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta berbagai peraturan perundangan di bawahnya. Dengan demikian ke depan anggaran negara baik pusat maupun daerah menjadi anggaran berbasis kinerja, yaitu anggaran yang dihitung dan disusun berdasarkan perencanaan kinerja atau dengan kata lain dihitung dan disusun

(4)

berdasarkan kebutuhan untuk menghasilkan output dan outcome yang diinginkan masyarakat. Dengan anggaran berbasis kinerja ini akan dapat dilakukan penelusuran alokasi anggaran ke kinerja yang direncanakan dan pada setiap akhir tahun anggaran juga dapat dilakukan penelusuran realisasi anggaran dengan capaian kinerjanya. Hal ini akan memudahkan evaluasi untuk mengetahui cost efftciency dan cost effectiveness anggaran instansi bersangkutan, sekaligus memudahkan pencegahan dan deteksi kebocoran anggaran. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme dalam rangka mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan negara. Wujud akuntabiltas pemerintah yang selama ini digunakan adalah Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) ditetapkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 dan teknis penyusunannya diterapkan dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang diperbaiki dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam mencapai misi organisasi. Ruang Lingkup Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dilakukan pada semua aspek kegiatan, umumnya meliputi aspek managerial, teknis dan keuangan. Keputusan Kepala LAN tersebut dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai wujud akuntabilitas instansi pemerintah. Pedoman ini juga diharapkan dapat membantu penyusunan rencana strategis dan rencana kinerja serta pelaksanaan pengukuran kinerja sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari SAKIP secara keseluruhan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan media pertanggungjawaban yang berisi informasi mengenai kinerja instansi pemerintah dan bermanfaat untuk mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan membangun secara baik dan benar (Good Governance) yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang

(5)

transparan, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efektif, efisien dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya, menjadikan masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja instansi pemerintah, serta terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penyusunan Laporan Akuntabilitas ini adalah untuk memberikan gambaran terhadap kontribusi Bagian Hukum Setdakab. Magetan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dan memberi pertanggungjawaban kepada pemberi amanah (unit kerja yang lebih rendah kepada unit kerja yang lebih tinggi/ stake holder, memberi dasar bagi pengambilan keputusan untuk perbaikan dalam mencapai kehematan, efesiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam upaya mencapai visi dan misi serta memberi masukan untuk memperbaiki perencanaan (khususnya perencanaan jangka pendek dan menengah).

Agar dalam pelaksanaan kinerja sebagaimana tertuang dalam rincian tugas dan fungsi, maka faktor-faktor internal dan eksternal telah dipertimbangkan untuk lebih mengoptimalkan kinerja organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran kinerja yang ingin dicapai. Perubahan lingkungan strategis baik dari internal, regional, nasional maupun Global yang begitu dinamis memiliki pengaruh dalam proses pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan Bagian Hukum Setdakab. Magetan. Faktor-faktor memanfaatkan kekuatan (Strenght) dan mengatasi kelemahan (Weakness) dan dari faktor internal agar dapat memanfaatkan peluang (Opportunity) dan dapat mengatasi ancaman (Threat) yang mungkin terjadi. Dengan demikian Bagian Hukum Setdakab. Magetan dalam melaksanakan kewenangan dan mengoptimalkan potensi kegiatan untuk mencapai kinerja sesuai target yang direncanakan.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Bagian Hukum Setdakab. Magetan ini dimaksudkan sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan Bagian Hukum Setdakab. Magetan Tahun Anggaran 2014.

Adapun tujuannya adalah:

a. Memberikan informasi mengenai perencanaan, pengukuran, pelaporan dan evaluasi kinerja Bagian Hukum Setdakab. Magetan selama Tahun Anggaran 2014;

(6)

b. Sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja Bagian Hukum Setdakab. Magetan pada Tahun 2014, untuk kemudian diharapkan dapat diperoleh masukan dalam rangka memperbaiki kinerja Bagian Hukum Setdakab. Magetan di masa yang akan datang;

c. Untuk mendorong penerapan SAKIP di jajaran Sekretariat Daerah Magetan sehingga terciptanya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai salah satu prasyarat terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya.

1.3 Dasar Hukum

Dasar hukum dalam penyusunan Laporan Akuntabfitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bagian Hukum Setdakab. Magetan Tahun Anggaran 2014 adalah :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

h. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tatacara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pernbagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota;

k. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah;

l. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

m. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

(7)

n. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

o. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang disempunakan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

p. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama Di Lingkungan Instansi Pemerintah;

q. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 20/M.PAN/11/2008 tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama;

r. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah;

s. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Kep/135/ M.PAN/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah;

t. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

u. Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Magetan

v. Peraturan Bupati Magetan Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Magetan

1.4 Pola Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 dan Hubungan dengan Dokumen Perencanaan Kinerja SKPD

Sebagai media pertanggungjawaban publik atas pelaksanaan program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2014 sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Bagian Hukum Setdakab. Magetan sesuai amanat dalam Program Jangka Menengah Daerah Pemerintah Kabupaten Magetan, maka ruang lingkup penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun di batasi ruang lingkup pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2014.

(8)

Pola penyusunan yang digunakan untuk dapatnya menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bagian Hukum Setdakab. Magetan dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut : a. mengumpulkan Data Laporan Kinerja sesuai Sub Bagian;

b. menginventarisasi sasaran dengan indikator kinerja yang disesuaikan dengan target kinerja sebagai mana tertuang dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) Bagian Hukum Setdakab. Magetan Tahun 2014; dan

c. mencocokkan antara target kinerja yang direncanakan dengan realisasi kinerja sesuai dengan indikator yang telah disepakati.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan hasil kinerja suatu organisasi, yang diketahui dengan membandingkan realisasi indikator kinerja sasaran dengan target indikator kinerja sasaran dalam Rencana Strategis organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bagian Hukum Setdakab. Magetan Tahun 2014.

1.5 Sistematika

Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bagian Hukum Setdakab. Magetan Tahun Anggaran 2014 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah, sebagai berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Dasar Hukum

1.4. Pola Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 dan Hubungan dengan Dokumen Perencanaan Kinerja Daerah

1.5. Sistematika

BAB II. GAMBARAN UMUM SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BAB III. PERENCANAAN STRATEGIS

1.1. Rencana Strategis 1.1.1. Visi

1.1.2. Misi

(9)

1.2. Rencana Kinerja Tahun 2014 1.2.1. Komitmen Kinerja

1.2.2. Pernyataan Keberhasilan Komitmen Kinerja BAB IV. AKUNTABILITAS KINERJA

4.1. Pengukuran Capaian Kinerja 4.2. Analisis Capaian Kinerja

4.3. Akuntabilitas Kinerja Keuangan BAB V. PENUTUP

LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Rencana Strategis (RS) 2011-2015 Lampiran 2. Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2014 Lampiran 3. Formulir Penetapan Kinerja 2014

Lampiran 4. Formulir Pengukuran Kinerja 2014

(10)

BAB II

GAMBARAN UMUM SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Bagian Hukum merupakan unit kerja Sekretariat Daerah yang secara struktur organisasi berada di bawah Asisten Pemerintahan dan Sekretaris Daerah. Landasan hukum pembentukan Bagian Hukum adalah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Magetan yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Magetan Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Magetan. Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dalam rangka penyiapan perumusan kebijakan produk hukum dan telaahan hukum, penyusunan produk-produk hukum daerah, pemberian bantuan hukum, pemublikasian dan pendokumentasian produk-produk hukum.

Dalam melaksanakan tugas Bagian Hukum mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan dan koordinasi dalam perumusan kebijakan produk hukum dan telaahan hukum ;

2. Penyiapan bahan dan koordinasi serta perumusan produk hukum daerah ; 3. Penyiapan bahan pertimbangan dan bantuan hukum kepada semua unsur

Pemerintah Daerah ;

4. Pengelolaan dokumentasi hukum ;

5. Pengevaluasian dan pengkajian produk-produk hukum daerah; dan

6. Pelaksanaan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah. Bagian Hukum terdiri dari :

1. Sub Bagian Perundang-undangan; 2. Sub Bagian Bantuan Hukum; dan

3. Sub Bagian Dokumentasi dan Kajian Hukum.

Tugas dari masing-masing Sub Bagian adalah sebagai berikut : A. Sub Bagian Perundang - Undangan mempunyai tugas :

1. Melakukan penyiapan bahan koordinasi dalam rangka perumusan kebijakan produk hukum daerah;

2. Melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyusunan produk hukum ; 3. melakukan pengumpulan bahan telaahan dan pertimbangan untuk

(11)

4. Melaksanakan pengkajian dalam rangka penyusunan produk hukum daerah;

5. Menyiapkan bahan dalam rangka konsultasi dengan instansi lain atau dengan Pemerintah Propinsi atau Pemerintah Pusat dalam rangka penyusunan produk hukum daerah; dan

6. Melaksanakan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Hukum.

B. Sub Bagian Bantuan Hukum mempunyai tugas :

1. Menyiapkan bahan dalam rangka koordinasi dan konsultasi dengan instansi Pemerintah atau pihak lain untuk membuat telaahan dan pertimbangan hukum;

2. Menyiapkan bahan dan pemberian bantuan hukum serta perlindungan hukum kepada semua unsur Pemerintah Daerah dalam hubungan kedinasan;

3. Menyiapkan dan mengoordinasikan penyusunan perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah ;

4. Menyelenggarakan penyuluhan hukum ;

5. Melaksanakan program pembinaan dan peningkatan kesadaran hukum ; dan

6. Melaksanakan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Hukum.

C. Sub Bagian Dokumentasi dan Kajian Hukum mempunyai tugas :

1. Melakukan pengumpulan bahan untuk pelaksanaan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum ;

2. Melakukan pendokumentasian, penginventarisasian, penyimpanan dan pemeliharaan produk-produk hukum daerah dan peraturan perundang - undangan ;

3. Melaksanakan evaluasi/ pengkajian produk-produk hukum daerah disesuaikan dengan perkembangan ;

4. Melaksanakan publikasi, pemasyarakatan dan penyebarluasan produk-produk hukum daerah ;

5. Melaksanakan evaluasi Peraturan Desa ;

6. Melaksanakan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Hukum.

(12)

Secara keseluruhan personil yang ada di Bagian Hukum berjumlah 12 ( tiga dua belas ) orang dengan eselonisasi jabatan dan latar belakang pendidikan sebagai berikut :

 Kepala Bagian : (eselon III-a), pendidikan S1 (Sarjana Hukum).  2 (dua) orang Kasubag. : (eselon IV-a), pendidikan S1 (Sarjana Hukum).  1 (satu) orang Kasubag. : (eselon IV-a), pendidikan S2 (Magister Science).  8 (delapan ) orang staf yang terdiri dari :

- 1 (satu) orang S2 ( Magister Hukum ). - 4 (empat) orang S1 (Sarjana Hukum). - 1 (satu) orang S1 (Sarjana Ekonomi). - 1 (satu) orang S1 (Sarjana Sosial). - 1 (satu) orang SLTA.

(13)

Struktur Organisasi Bagian Hukum

KEPALA BAGIAN HUKUM SUCI LESTARI, S.H. NIP. 19680803 199503 2 002

KASUBAG.

PERUNDANG-UNDANGAN JAKA RISDIYANTO, S.H., M.Si

NIP. 19740206 200003 1 004 KASUBAG. BANTUAN HUKUM MUHRIYANTO, S.H. NIP. 19741230 200212 1 004 KASUBAG.

DOKUMENTASI DAN KAJIAN HUKUM NANUNG SUPRAJOGI, S.H. NIP. 19631212 198503 1 021 PURWANTO, S.Sos. NIP. 19780619 199703 1 005 SETIYA WIDAYAKA, S.H. NIP. 19730608 200604 1 016

RETNO DWI UNTARI, S.E. NIP. 19730412 200212 2 006

ARIEF RACHMAN, S.H.,M.H. NIP. 19840319 201101 1 014

NIKEN DYAH AYU M., S.H. NIP. 19800129 200312 2 005

YUSUP PRIBADI, S.H. NIP. 19750502 200312 2 003

UH SANTOSO, SH

He HERNITA ARDI KURNIYANTI, S.H. RINA FITRIA YULIASMA NIP. 18820720 200312 2 003

(14)

BAB III

PERENCANAAN STRATEGIS

1.1. Rencana Strategis

Perencanaan Strategis adalah proses berkelanjutan dan sistematis dari pembuatan keputusan yang beresiko, yaitu dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasikannya untuk usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik.

Perencanaan strategis disusun sebagai acuan dalam pengelolaan sumber daya, yang mana diharapkan dengan adanya perencanaan strategis tersebut, pengelolaan sumber daya dapat dilakukan secara lebih terarah dan terkendali serta dapat mengakomodasi dan mengantisipasi perubahan lingkungan internal dan eksternal yang terjadi.

Komponen Perencanaan Strategis meliputi pernyataan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran serta Strategi pencapaian tujuan dan sasaran yang berupa kebijakan dan program kerja.

1.1.1. Visi

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan sebagai sebuah gambaran kemana suatu instansi/ organisasi harus dibawa agar tetap eksis, antisipatif dan inovatif serta mampu memberikan harapan bagi semua komponen instansi/ organisasi. Sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Magetan “ Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Magetan yang Adil dan Bermartabat ” dan dengan menyelaraskan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, maka Bagian Hukum menetapkan visi “ Terwujudnya Kepastian Hukum dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah “.

1.1.2. Misi

Misi adalah kristalisasi dari keinginan menyatukan langkah dan gerak dalam mencapai visi yang telah ditetapkan. Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai satu kesatuan organisasi instansi pemerintah harus memastikan agar visi yang telah ditetapkan dapat diupayakan perwujudannya. Untuk itu disusun tahapan yang terbagi kedalam dua tahapan, yakni apa yang hendak dicapai dan bagaimana upaya untuk mencapainya. Salah satu unsur dalam tahapan tersebut adalah penetapan misi organisasi yang dalam hal ini adalah misi Bagian Hukum Setdakab. Magetan. Dalam rangka mewujudkan visi-nya, maka ditetapkan misi yang diemban Bagian Hukum Setdakab. Magetan adalah sebagai berikut:

a. menciptakan kepastian hukum dengan penerbitan produk hukum daerah yang baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

(15)

b. menyelesaikan permasalahan hukum yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

c. meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan aparat pemerintah daerah di bidang hukum; dan

d. mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan peningkatan sumber daya aparatur yang profesional.

1.1.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang lebih spesifik dan terukur akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan organisasi harus konsisten dengan tugas dan fungsinya secara kolektif, yang menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin dicapai/ diciptakan sesuai tugas dan fungsi organisasi. Tujuan organisasi mempertajam fokus pelaksanaan misi lembaga, meletakkan kerangka prioritas untuk menfokuskan arah semua program dan aktivitas lembaga dalam melaksanakan misinya. Dengan mengacu pada visi “ Terwujudnya Kepastian Hukum dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah “ dan misi Bagian Hukum serta didasarkan pada isu-isu strategis, ditetapkan tujuan yang ingin dicapai Bagian Hukum.

Tujuan jangka menengah Bagian Hukum ada 4 (empat), yaitu sebagai berikut : 1. Dalam rangka mencapai misi 1.1.2.a, ditetapkan tujuan sebagai berikut :

a. mendapatkan dasar hukum yang pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan penerbitan produk hukum daerah (Perda, Perbup, Keputusan Bupati dan produk hukum daerah lainnya);

b. mendapatkan masukan dan pendapat dari stake holder (pemangku kepentingan terhadap terbitnya produk hukum daerah) melalui pelaksanaan sosialisasi rancangan produk hukum daerah;

c. menciptakan keserasian produk hukum daerah, baik dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi maupun antar produk hukum daerah melalui pengkajian dan evaluasi terhadap produk hukum yang telah ada. 2. Dalam rangka mencapai misi 1.1.2.b, ditetapkan tujuan sebagai berikut :

- menyelesaikan permasalahan hukum yang dihadapi aparat pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

3. Dalam rangka mencapai misi 1.1.2.c, ditetapkan tujuan sebagai berikut :

a. meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah; b. meningkatkan pengetahuan hukum masyarakat dan aparat pemerintah

(16)

4. Dalam rangka mencapai misi 1.1.2.d, ditetapkan tujuan sebagai berikut:

a. mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dengan penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana;

b. meningkatkan profesionalisme dan kompetensi sumber daya aparat pemerintah daerah.

Sasaran

1. Dalam rangka mencapai tujuan 1.1.3.1.a, ditetapkan sasaran sebagai berikut: - terdapat dasar hukum yang pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

2. Dalam rangka mencapai tujuan 1.1.3.1.b, ditetapkan sasaran sebagai berikut: - masukan dan pendapat dari stake holder (pemangku kepentingan terhadap

terbitnya produk hukum daerah).

3. Dalam rangka mencapai tujuan 1.1.3.1.c, ditetapkan sasaran sebagai berikut: - terciptanya keserasian produk hukum daerah.

4. Dalam rangka mencapai tujuan 1.1.3.2, ditetapkan sasaran sebagai berikut: - terselesaikannya permasalahan hukum yang dihadapi aparat pemerintah

daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

5. Dalam rangka mencapai tujuan 1.1.3.3.a, ditetapkan sasaran sebagai berikut: - terciptanya kesadaran hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah. 6. Dalam rangka mencapai tujuan 1.1.3.3.b, ditetapkan sasaran sebagai berikut:

- terciptanya pengetahuan hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah. 7. Dalam rangka mencapai tujuan 1.1.4.a, ditetapkan sasaran sebagai berikut:

- terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

8. Dalam rangka mencapai tujuan 1.1.4.b, ditetapkan sasaran sebagai berikut: - meningkatnya profesionalisme dan kompetensi sumber daya aparat

pemerintah daerah.

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran dirumuskan dalam perencanaan terpadu mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara operasional dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya organisasi. Untuk mencapai dan mewujudkan tujuan dan sasaran diatas, Bagian Hukum menentukan strategi dengan mengambil kebijakan/ program-program sebagai berikut :

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran;

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur: 3. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; 4. Penataan Peraturan Perundang-undangan; dan

(17)

1.2. Rencana Kinerja Tahun 2014 1.2.1. Komitmen Kinerja

Rencana Kinerja Bagian Hukum merupakan penetapan program dan kegiatan tahunan, untuk dapat mencapai sasaran-sasaran yang ingin dicapai Tahun 2014. Rencana Kinerja Tahun 2014 merupakan penjabaran atas Sasaran dan Program Tahun 2014 yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Terdapatnya dasar hukum yang pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

No. Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran

Target Tahun 2014

Program dan Kegiatan

1.

Terdapatnya dasar hukum yang pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Terbitnya produk-produk hukum daerah : 300 produk hukum (Perda, Perbup,SK)

Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan Perundang-undangan

2. Masukan dan pendapat dari stake holder (pemangku kepentingan terhadap terbitnya produk hukum daerah)

No. Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran

Target Tahun 2014

Program dan Kegiatan

1. Masukan dan pendapat dari stake holder (pemangku kepentingan terhadap terbitnya produk hukum daerah) Terlaksananya sosialisasi rancangan produk hukum daerah 4 kali pelaksanaan sosialisasi

Legislasi Rancangan Peraturan Perundang-undangan

3. Terciptanya keserasian produk hukum daerah

No. Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran

Target Tahun 2014

Program dan Kegiatan

1. Terciptanya keserasian produk hukum daerah Menciptakan keserasian produk hukum daerah 5 kali pengkajian hukum

Evaluasi dan pengkajian terhadap produk hukum daerah

4. Terselesaikannya permasalahan hukum yang dihadapi pemerintah daerah

No. Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran

Target Tahun 2014

Program dan Kegiatan

1. Terselesaikannya permasalahan hukum yang dihadapi pemerintah daerah Prosentase Penyelesaian permasalahan hukum yang dihadapi pemerintah daerah

100% Koordinasi kerjasama permasalahan

(18)

5. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah

No. Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran

Target Tahun 2014

Program dan Kegiatan

1. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah Terlaksananya penyuluhan hukum 4 kali penyuluhan hukum

Sosialisasi peraturan perundang-undangan

6. Meningkatnya pengetahuan hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah

No. Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran

Target Tahun 2014

Program dan Kegiatan

1. Meningkatnya pengetahuan hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah -Terlaksananya sosialisasi peraturan perundang-undangan. -4 kali sosialisasi

Sosialisasi peraturan perundang-undangan - Penyebarluasan produk hukum daerah -5 kali iklan -3 baleho -1200 lbr pamflet

7. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik

No. Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran

Target Tahun 2014

Program dan Kegiatan

1. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik Prosentase tersedianya sarana dan prasarana perkantoran

100% Sosialisasi peraturan

perundang-undangan

8. Meningkatnya profesionalisme dan kompetensi sumber daya aparatur pemerintahan daerah yang membidangi penyusunan rancangan Perda

No. Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran

Target Tahun 2014

Program dan Kegiatan

1. Meningkatnya profesionalisme dan kompetensi sumber daya aparatur pemerintahan daerah yang membidangi penyusunan rancangan Perda Terlaksanya Bimtek Implementasi peraturan perundang-undangan 1 kali Bimtek untuk 60 orang aparatur pemerintah daerah

Bimbungan Teknis Implementasi peraturan perundang-undangan

(19)

1.2.2. Pernyataan Keberhasilan Komitmen Kinerja

Laporan yang akuntabel adalah laporan yang ketercapaian sasarannya diukur berdasarkan indikator yang memiliki kriteria; spesifik, dapat dicapai, memiliki relevansi dengan sasaran, menggambarkan keberhasilan sesuatu yang diukur dan dapat dikuantifikasi dan diukur. Indikator tersebut telah disepakati oleh setiap stakeholder sebelum proses pelaksanaan program dan kegiatan di jalankan sehingga dapat digunakan sebagai sarana analisis dan evaluasi terhadap kinerja organisasi.

Indikator kinerja adalah alat ukur pencapaian hasil yang diharapkan oleh organisasi. Indikator Kinerja haruslah dipandang sebagai early warning system yang secara antisipatif dapat dijadikan alat pengendalian organisasi untuk pengambilan keputusan strategis agar berjalan pada koridor arah pembangunan yang menjadi kontrak sosial antara pengemban amanat dan pemberi amanat yang dalam hal ini Kepala Bagian Hukum Setdakab. Magetan dengan Bupati Magetan.

Untuk menilai sampai sejauhmana keberhasilan dan ketidak berhasilan sasaran, maka sesuai dengan kesepakatan pada saat penyusunan Rencana Kinerja pada awal tahun telah ditetapkan standar pencapaian sebagai berikut :

Nilai % Pencapaian

90 – 100 Tercapai/ Berhasil

80 - 90 Kurang Tercapai/ Kurang Berhasil Kurang dari 80 Tidak Tercapai/ Tidak Berhasil

(20)

BAB IV

AKUNTABILITAS KINERJA

4.1. Pengukuran Capaian Kinerja

Pengukuran capaian kinerja Bagian Hukum Setdakab. Magetan Tahun 2014 diukur digunakan untuk mengetahui keberhasilan Bagian Hukum dalam melaksanakan program dan kegiatan selama 1 (satu) tahun anggaran. Indikator kinerja yang digunakan adalah indikator kinerja sasaran, yang dirumuskan dalam Rencana Strategis Bagian Hukum Setdakab. Magetan Tahun 2009-2014.

Capaian indikator kinerja sasaran Bagian Hukum merupakan tingkat pencapaian target dari indikator kinerja sasaran yang dicapai pada Tahun 2014, diukur dengan membandingkan nilai indikator kinerja sasaran antara realisasi dengan target, yang ditampilkan dalam bentuk persentase (%). Hasil pengukuran kinerja sasaran Bagian Hukum diuraikan sebagai berikut (sebagaimana termuat dalam Lampiran 4. Formulir Pengukuran Kinerja) :

Sasaran 1 : Terdapat dasar hukum yang pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

No Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran Capaian Tahun 2012 (%) Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%)

1. Terdapat dasar

hukum yang pasti dalam

penyelenggaraa pemerintahan daerah.

Terbitnya

produk-produk hukum daerah,

yaitu: Peraturan

Daerah, Peraturan

Bupati dan Keputusan Bupati

100 300 300 100

Sasaran 2 : Masukan dan pendapat dari stake holder.

No Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran Capaian Tahun 2012 (%) Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%)

1. Masukan dan

pendapat dari

stake holder.

Sosialisasi rancangan produk hukum daerah

3 kali (100)

4 kali 4 kali 100

Sasaran 3 : Terciptanya keserasian produk hukum daerah

No Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran Capaian Tahun 2012 (%) Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%) 1. Terciptanya keserasian produk hukum daerah. (mengkaji terhadap produk hukum daerah yang ada) Pelaksanaan Evaluasi dan pengkajian terhadap produk hukum daerah 5 kali (100) 5 kali 5 kali 100

(21)

Sasaran 4 : Terselesaikannya permasalahan hukum

No Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran Capaian Tahun 2012 (%) Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%) 1. Terselesaikannya permasalahan hukum. (Penyelesaian permasalahan hukum yang dihadapi pemerintah daerah) Persentase Penyelesaian Permaslahan Hukum yang dihadapi pemerintah daerah 100 100% 100% 100

Sasaran 5 : Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah.

No Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran Capaian Tahun 2012 (%) Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%) 1. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah. (Terlaksananya penyuluhan hukum) Pelaksanaan Penyuluhan hukum 1 kali (100) 4 kali 4 kali 100

Sasaran 6 : Meningkatnya pengetahuan hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah.

No Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran Capaian Tahun 2012 (%) Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%) 1. Meningkatnya pengetahuan hukum masyarakat dan aparat pemerintah daerah. (Terlaksanakannya sosialisasi Peraturan Perundang-undangan) - Pelaksanaan Sosialisasi peraturan perundang-undangan - Penyebarluasan produk hukum daerah 6 kali (100) 300 buah 4 kali -5 kali iklan -3 baliho -1200 lbr pamflet 4 kali -5 kali iklan -3 baliho -1200 lbr pamflet 100 100

Sasaran 7 : Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik

No Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran Capaian Tahun 2012 (%) Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%) 1. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik Persentase tersedianya sarana dan prasarana perkantoran 100 100% 100% 100

(22)

Sasaran 8 : Meningkatnya profesionalisme dan kompetensi sumber daya aparat pemerintah daerah

No Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran Capaian Tahun 2012 (%) Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%) 1. Meningkatnya profesionalisme dan kompetensi sumber daya aparat pemerintah daerah. (Terlaksananya Bimtek Implementasi peraturan perundang-undangan) Pelaksanaan Bimtek Implementasi peraturan perundang-undangan 1 kali (100) 1 kali 1 kali 100

4.2. Analisa Capaian Kinerja

Secara umum Bagian Hukum Setdakab. Magetan telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai koordinator dalam rangka penyiapan perumusan kebijakan produk hukum dan telaahan hukum, penyusunan produk-produk hukum daerah, pemberian bantuan hukum, pemublikasian dan pendokumentasian produk-produk hukum, baik yang bersifat administratif maupun bersifat teknis secara proporsional dan profesional. Hal ini dalam rangka mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Indikator keberhasilan terhadap pelaksanaan tugas ini adalah terbitnya produk-produk hukum daerah yaitu : Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati, dan produk hukum lainnya, terlaksananya sosialisasi rancangan produk hukum daerah, evaluasi dan pengkajian terhadap produk hukum daerah, penyelesaian permasalahan hukum yang dihadapi pemerintah daerah dan terlaksananya penyuluhan hukum.

Pada pengukuran kinerja kali ini, kami memfokuskan pada pengukuran output dan outcome, sedangkan untuk indikator benefit dan impact kami ukur sebatas apabila memungkinkan tersedianya sumber datanya.

4.3. Akuntabilitas Keuangan

Dana yang dianggarkan dan realisasinya untuk mewujudkan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan Tahun 2014 sebagai berikut :

No Sasaran Anggaran Realisasi %

1 Terdapat dasar hukum yang pasti dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

Rp. 137.400.000,00 Rp. 122.834.550,00 91,34

2 Masukan dan pendapat dari stake holder.

(Sosialisasi rancangan produk hukum daerah).

(23)

3 Tercipta peningkatan profesionalisme dan kompetensi sumber daya aparat pemerintah daerah. (Terlaksananya Bimtek Implementasi peraturan perundang-undangan) Rp. 48.964.600,00 Rp. 40.864.600,00 83,46 4 Meningkatnya pengetahuan hukum masyarakat dan aparat (Terlaksananya sosialisasi peraturan perundang-undangan) Rp. 142.521.050,00 Rp. 136.641.050,00 95,87 5 Terselesaikannya permasalahan hukum. (Penyelesaian permasalahan hukum yang dihadapi pemerintah daerah) Rp. 77.639.650,00 Rp. 74.828.150,00 96,38 6 Penyebarluasan produk hukum daerah (Publikasi peraturan perundang-undangan)

Rp. 108.508.700,00 Rp. 103.301.650,00 95,20

7 Terciptanya keserasian produk hukum daerah. (Evaluasi dan pengkajian terhadap produk hukum daerah)

Rp. 17.386.650,00 Rp. 15.529.150,00 89,32

8 Terselesaikannya tugas-tugas / pekerjaan kantor

(24)

BAB V

PENUTUP

Mengakiri Tahun Aanggaran 2014 sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja laporan ini kami susun. Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah kami sampaikan pada bab-bab terdahulu, secara umum Bagian Hukum Setdakab. Magetan pada Tahun 2014 telah mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, hal ini dapat dilihat dari realisasi semua program/ kegiatan telah disesuaikan dengan kebutuhan dan efisiensi biaya, apabila kita lihat dengan berdasarkan pada Tabel Standar Penilaian Kinerja angka 90% - 100% termasuk dalam pencapaian kinerja yang Tercapai/ Berhasil.

Sedangkan realisasi fisik atau capaian target kinerja secara fisik dari beberapa sasaran yang telah ditetapkan secara rata-rata adalah sebesar 100%.

Berdasarkan pada Standar Penilaian Kinerja di muka termasuk dalam pencapaian kinerja yang Tercapai/Berhasil.

Keberhasilan yang telah dicapai tersebut disebabkan adanya beberapa faktor, baik intern maupun ekstern diantaranya adanya modal yang terangkum dan merupakan kekuatan, yaitu :

- Tersedianya SDM;

- Tersedianya sarana dan prasarana ;

- Adanya kerjasama dengan pihak Perguruan Tinggi dalam rangka konsultasi dan koordinasi guna penyusunan produk hukum daerah dan penanganan permasalahan hukum; dan

- Adanya partisipasi masyarakat yang disalurkan melalui perwakilan di DPRD.

Disisi lain harus diakui bahwa masih ada beberapa sasaran yang belum bisa dicapai. Setelah dikaji maka faktor penyebabnya adalah, pertama karena penetapan angka target tahun lalu yang relatif tinggi. Untuk itu didalam penyusunan dokumen Penetapan Kinerja Tahun Anggaran 2014 dipandang perlu untuk agak mengurangi besaran target sehingga menjadi lebih realistis dan proporsional. Disamping itu yang kedua masih ada kendala-kendala yang dihadapi keberhasilan, seperti yang tertuang dalam kelemahan, diantaranya :

- Kurang adanya peningkatan kualitas SDM melalui diklat/ kursus singkat/ bintek dalam merancang produk hukum daerah dan penanganan permasalahan hukum; - terbatasnya tenaga ahli/staf yang memahami penyusunan produk hukum dan

penanganan permasalahan hukum;

- Kurangnya pemahaman, maksud dan tujuan dari Unit Kerja/ SKPD pemrakarsa (leading sector) dalam penyusunan suatu produk hukum daerah;

- Kurang adanya kepastian hukum yang diakibatkan masih adanya produk hukum yang lebih tinggi yang saling bertentangan, tidak sesuai dan multi tafsir.

(25)

Untuk meningkatkan keberhasilan serta tingkat pencapaian kinerja di tahun-tahun mendatang Bagian Hukum Setdakab.baik secara fisik maupun anggaran ada baiknya kita belajar dari keberhasilan sekaligus kegagalan pencapaian target kinerja di tahun 2014 maupun tahun sebelumnya. Dalam menyusun rencana kerja maupun program kegiatan hendaklah lebih mengacu pada kebutuhan riil masyarakat maupun para pemangku kepentingan. Di samping itu tidak kalah pentingnya untuk lebih dicermati dalam mempedomani dokumen-dokumen kegiatan yang pada meliputi RPJMD, Renstra, Rencana Kinerja, Penetapan Kinerjal dan yang lainnya, dalam sebuah bingkai kesatuan dan berkesinambungan alur acuan kegiatan. Dengan demikian segala kegiatan yang dilaksanakan di massa mendatang akan lebih terarah, terukur serta lebih dapat dipertanggungjawabkan, utamanya untuk kemaslahatan masyarakat.

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 Bagian Hukum Setdakab. Magetan kami susun dan sampaikan.

KEPALA BAGIAN HUKUM

SUCI LESTARI, S.H. Pembina

Referensi

Dokumen terkait

Didalam menentukan kapan akan dilakukan perawatan preventif digunakan analisa adalah jika melihat hasil MTBF maka mesin akan mengalami kerusakan rata – rata pada operasi

Peran kelompok tani hutan tidak berkorelasi dengan pengetahuan, sikap dan tindakan Nelayan Suku Bajo dalam pemanfaatan dan pelestarian hutan mangrove, hal ini dapat

Desentralisasi saat ini pada dasarnya terkait dengan aspek politik dan administrasi, di mana pemerintah pusat telah menyerah- kan wewenang lebih kepada pemerintah dae- rah

Pengaruh variabel kinerja (Y) terhadap kepuasan pelanggan (Z) ditemukan hasil bahwa nilai signifikansi dari X2 (kualitas layanan) sebesar 0,024 < 0,05, sehingga dapat

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

Kelemahan pemahaman masyarakat di dalam memaknai asas hukum pertanahan yaitu hak atas tanah bersifat mutlak, kuat dan abadi, sehingga pemikiran mereka hak

Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah wadah usaha bagi para keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh, dari dan untuk mereka sendiri yang dibina melalui