• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA. KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA. KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA,"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIANAGAMAREPUBLIK INDONESIA

NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAANPENDIDlKAN DAN PELATIHANKERJA SAMA DI LINGKUNGANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA

PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA, Menimbang : a.

Mengingat

Bahwa dalam rangka mempercepat pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia Kementerian Agama dan Sumber Daya Manusia pada umumnya, perlu diselenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) kerjasama;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan (Badan Litbang dan Diklat) Kernen terian Agama ten tang Pedoman Penyelenggaraan Pendidkan dan Pelatihan Kerjasama di lingkungan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama;

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019);

Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014;

1.

2.

3

5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kernen terian Negara;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya;

(2)

Menetapkan

KESATU

KEDUA

7. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 529) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor21Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1114); 8. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;

9. Peraturan Menteri Agama Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penye1enggaraan Pendidikan dan Pe1atihan Teknis di Lingkungan Kementerian Agama;

10. Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Agama;

11. Keputusan Menteri Agama Nomor 345 Tahun 2004 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Diklat Keagamaan;

12. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis; 13. Keputusan Kepala Badan Pene1itian dan Pengembangan

serta Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Nomor 60 Tahun 2012 tentang Standar Kediklatan Teknis Kementerian Agama;

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDlKAN DAN PELATIHAN

KEMENTERIAN AGAMA TENTANG PEDOMAN

PENYELENGGARAAN PENDIDlKAN DAN PELATIHAN KERJASAMA DI LINGKUNGAN BADAN LITBANG DAN DIKLATKEMENTERIANAGAMA.

Menetapkan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kerjasama di lingkungan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya. _ ":~tetapkan di Jakart~ '< -:'>J>aaatanggal

so

Mea

2015 KEPA. A

'\'*\\"_"

__

11<['

\

-

P, '

~:.~::j

:,~~ ¥ABD. RACHMAN,..

(3)

LAMPIRANI KEPUTUSANKEPALABADANLITBANG DANDIKLATKEMENTERIANAGAMA NOMOR 57 TAHUN2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

PENDIDIKANDAN PELATIHANKERJA

SAMADI LINGKUNGANBADANLITBANG DAN DIKLATKEMENTERIANAGAMA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama serta

Keputusan Menteri Agama Nomor 345 Tahun 2004 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Latihan Keagamaan,

dinyatakan bahwa tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan (diklat) di lingkungan Kementerian Agama adalah menjadi

tanggung jawab Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) dan Balai

Pendidikan dan Pelatihan (Balai Diklat) Keagamaan di seluruh Indonesia

selaku unit pelaksana teknis kediklatan di daerah.

Tugas dan tanggung jawab di atas, dikuatkan dengan

diberlakukannya Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara yang mendorong pengembangan kompetensi untuk mewujudkan

profesionalisme aparatur sesuai persyaratan jabatan masing-masing yang

salah satunya dilakukan melalui kegiatan kediklatan. Namun demikian,

optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi kediklatan sebagaimana

dimaksud, sulit untuk dilaksanakan secara optimal dengan siklus yang

ideal mengingat sangat terbatasnya jumlah anggaran kediklatan yang

dialokasikan bagi Pusdiklat maupun Balai Diklat Keagamaan seluruh

Indonesia dan besarnya jumlah pegawai yang harus didiklat sebagaimana

Peraturan Menteri Agama Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Diklat Teknis di Lingkungan Kementerian Agama.

Mengingat keterbatasan anggaran diklat tersebut, kegiatan diklat

kerjasama antar instansi atau an tar satuan kerja menjadi alternatif solusi

guna memecahkan permasalahan ketersediaan kegiatan diklat dan

memperpendek siklus kediklatan. Diklat kerjasama sangat dimungkinkan ./

(4)

secara mandiri di luar anggaran yang dimiliki Pusdiklat atau Balai Diklat yang sangat terbatas.

Diklat kerjasama dalam pedoman ini adalah penyelenggaraan diklat yang dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara lembaga kediklatan yaitu Pusdiklat dan/ atau Balai Diklat Keagamaan dengan lembaga pada Kementerian Agama maupun di luar Kementerian Agama sebagai mitra.

B. Tujuan

Tujuan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kerjasama pada Kementerian Agama ini adalah :

1. Sebagai acuan bagi Pusdiklat maupun Balai Diklat Keagamaan dalam mengembangkan diklat kerjasama dengan mitra kerja di wilayah kerja masing-masing.

2. Mendorong peran serta seluruh stakeholder diklat untuk bersinergi melaksanakan pengembangan kualitas SDM di wilayah kerja masing-masing.

3. Menjadikan diklat kerjasama sebagai wadah kegiatan formal untuk membantu pengembangan SDM Aparatur Kementerian Agama maupun lainnya dalam rangka mempercepat pembangunan.

c.

Sasaran

Sasaran Pedoman Diklat Kerjasama ini adalah :

1. Terwujudnya Diklat Kerjasama antara Pusdiklat dengan Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia, Kantor Kementerian Agama Provinsi, Kantor Kementerian Agama Kabupaterr/Kota, Perguruan Tinggi, Kementeriau/Iembaga lainnya, dan Pemerintah Daerah yang dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

2.Terwujudnya Diklat Kerjasama antara Balai Diklat Keagamaan dengan Kantor Kementerian Agama Provinsi, Kantor Kementerian Agama Kabupaterr/Kota, Perguruan Tinggi, dan Pemerintah Daerah yang dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

(5)

BAB II

PROGRAM DIKLAT KERJASAMA

A. Pengertian Kerjasama

Kerjasama adalah kesepakatan an tara Pusdiklat dan atau Balai Diklat Keagamaan seluruh Indonesia dengan para stakeholder diklat di lingkungan Kementerian Agama, Kementerian/Lembaga lainnya, serta Pemerintah Daerah untuk memberdayakan seluruh potensi masing-masing dalam rangka penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi pengembangan kompetensi aparatur.

B. Prinsip Kerjasama

1. Adanya kesepakatan dan kesepahaman antarpihak yang melakukan kerjasama.

2. Kejelasan tujuan dan target yang ingin dicapai.

3. Perjanjian dan pelaksanaan diklat kerjasama dilakukan secara transparan, efektif, efisien dan akuntabel.

4. Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,

c.

Persyaratan Kerjasama

1. Jumlah peserta diklat maksimal 40 orang per kelas.

2. Jumlah jam pelajaran pada satu rangkaian kegiatan diklat minimal 40 Jam Pelajaran (JP).

3. Tempat pelaksanaan dapat dilakukan di tempat mitra kerjasama atau di kampus Pusdiklat atau Balai Diklat Keagamaan selama tidak mengganggu kegiatan inti yang menjadi tugas dan fungsi Pusdiklat atau Balai Diklat.

4. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh pimpinan lembaga antarpihak yang melakukan kerjasama.

U. Bentuk Kerjasama

Bentuk kerjasama dapat dilakukan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu; 1. Kerjasama dengan lembaga Pemerintah, yaitu:

a. Berbasis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yaitu Kerjasama Penyelenggaraan Program Diklat dengan sumber pembiayaan berasal dari APBN/APBDsatker sebagai mitra kerjasama.

(6)

b. Berbasis NON APBN/ APBD yaitu Kerjasama Penyelenggaraan Program Diklat dengan sumber pembiayaan berasal dari dana diluar

anggaran pemerintah seperti sponsor, bantuan luar negeri atau

sumber lainnya yang sah serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan.

2. Kerjasama dengan lembaga atau satuan kerja swasta seperti yayasan

dengan sumber pembiayaan bukan dari anggaran pemerintah.

E. Model Pelaksanaan

Model pelaksanaan program diklat kerjasama dapat dilakukan dengan cara:

1. In-service training, yaitu program diklat yang dilaksanakan secara

klasikal dengan pola penyelenggaraan yang disesuaikan dengan

kurikulum dan silabus Pusdiklat atau Balai Diklat Keagamaan.

2. In-service training - on the job training, atau biasa disebut In-on, yaitu

program diklat yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

belajar : conceptualization (in service training) dan modelling/ construction

(on the job training). Dengan pola diklat seperti ini, peserta akan dibekali

berbagai konsep dan pembahasan kasus dalam pembelajaran klasikal

untuk selanjutnya dibimbing untuk merancang suatu model yang dapat

dikembangkan dan dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas, dengan

bimbingan dan pantauan dari narasumber.

F. Prosedur Administrasi Diklat Kerjasama

Prosedur kerjasama antar pihak dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:

1. Mitra kerja menginventarisasi kegiatan diklat yang dibutuhkan.

2. Mitra kerja menyampaikan surat kepada Pusdiklat atau Balai Diklat

Keagamaan terkait rencana penyelenggaraan diklat kerjasama.

3.Pusdiklat atau Balai Diklat Keagamaan mempelajari surat permohonan

dimaksud, untuk selanjutnya mengkaji sumber-sumber pembiayaan

yang tersedia dan kesesuaiannya dengan standarisasi pembiayaan diklat.

4. Pusdiklat atau Balai Diklat Keagamaan berkoordinasi dengan mitra

kerjasama untuk membahas lebih terperinci terkait rencana kerjasama penyelenggaraan diklat.

5. Pusdiklat atau Balai Diklat Keagamaan dengan mitra kerjasama

mempersiapkan Nota Kesepahaman (MoU) Penyelenggaraan Diklat

Kerjasama untuk mengatur pembagian peran dan tanggungjawab

(7)

f-6. Pusdiklat atau Balai Diklat Keagamaan bersama-sama dengan mitra

kerjasama melaksanakan kegiatan diklat kerjasama sesuai dengan

kesepakatan yang telah dibuat.

7. Pusdiklat atau Balai Diklat Keagamaan menge1uarkan sertifikat sebagai bukti bagi peserta te1ah mengikuti kegiatan tersebut yang ditandatangani

oleh pimpinan pihak yang bekerjasama.

8. Pusdiklat atau Balai Diklat Keagamaan bersama-sama dengan mitra

kerjasama melaporkan hasil penyelenggaraan diklat kerjasama secara

berjenjang sebagai bahan petanggungjawaban.

BABIII

MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN A. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi (Monev)bertujuan :

1. Memperoleh masukan terhadap efektifitas, dan efisiensi dalam

kerjasama penye1enggaraan diklat kerjasama.

2. Melakukan pendampingan terhadap mitra kerja untuk mencapai

optimalisasi hasil kediklatan.

3. Menyusun rekomendasi sebagai bahan masukan untuk pengambil

keputusan dalam kerangka pengembangan kerjasama penyelenggaraan

diklat pada mas a mendatang.

B. Pelaporan

Laporan penye1enggaraan diklat kerjasama disampaikan kepada pihak yang memiliki otoritas dan pihak-pihak yang me1akukan kerjasama, yaitu:

1. Kerjasama yang dilakukan oleh Pusdiklat, laporan disampaikan kepada: a) Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama

b) Pihak-pihak yang melakukan kerjasama

2. Kerjasama yang dilakukan oleh Balai Diklat Keagamaan, laporan

disampaikan kepada:

a) Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama

b) Kepala Pusdiklat Administrasi/ Pusdiklat Teknis Keagamaan c) Pihak-pihak yang me1akukan kerjasama

Adapun sistematika laporan penye1enggaraan diklat kerjasama mi

mengikuti ketentuan penyusunan laporan penyelenggaraan diklat

(8)

Diklat NomorBDj21j2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Teknis

di Lingkungan Kementerian Agama.

BABIV

PENUTUP

1. Pedoman ini perlu dipahami secara menyeluruh, untuk memperlancar

Pengembangan Program Diklat Kerjasama yang tertib, transparan dan

akuntabel.

2. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi panduan dan acuan bagi

pe1aksanaan diklat kerjasama yang dilakukan Pusdiklat maupun Balai

Diklat Keagamaan se1uruh Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

(9)

LAMPlRANII

KEPUTUSAN KEPALABADANLITBANG DAN DIKLATKEMENTERIAN AGAMA

NOMOR

5"7

2015 TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

PENDIDKAN DAN PELATIHAN KERJASAMA DI LINGKUNGAN BADAN LITBANG DAN DIKLAT KEMENTERIAN AGAMA

CONTOH NOTA KESEPAHAMAN (MoU) DIKLAT KERJASAMA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA

PUSDIKLAT

I

BALAI DIKLAT .

DENGAN

BIDANG PENDIDIKAN MADRASAH KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN

AGAMA PROVINSI .

TENTANG

PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DI

LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI TAHUN 2015

NOMOR: .

NOMOR: .

Pada hari ini tanggal bulan Tahun , Kami

yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama .

Jabatan .

Alamat .

bertindak untuk dan atas nama Pusdiklat/Balai Diklat yang selanjutnya dalam nota kesepahaman bersama ini disebut PIHAK

KESATU

-

-

-

-

-

---

-2. Nama .

Jabatan .

Alamat .

Bertindak untuk dan atas nama Kantor Wilayah Kementerian Agama J Provinsi /Kantor Kementerian Agama Kab/Kota .../Perguruan D

Tinggi yang selanjutnya dalam nota kesepahaman ini disebut sebagai ,.., PIHAK

(10)

KEDUA---PARAPIHAKsesuai dengan kedudukan dan kewenangan jabatannya

masing-masing sepakat untuk mengadakan kerjasama secara kelembagaan dengan

ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:

TUJUAN

Pasal1 Maksud kesepakatan bersama ini adalah untuk:

1. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi maksimal 40 (tergantung

kesepakatanj orang (pegawai/ guru/ pengawas, dll] di lingkungan

(Kanwil/kemenag Kab/kota/perguruan tinggi) .

2. Meningkatkan kompetensi (pegawaiyguru Zpengawas, dll) khususnya

tentang (materi/jenis diklat).

RUANG LINGKUP

Pasal2 Kesepakatan bersama ini meliputi :

1. Penyiapan peserta dan panitia

2. Penyiapan narasumber /Widyaswara

3. Penyiapan Kurikulum dan Silabus

4. Penyiapan sarana dan fasilitas diklat

5. Penyiapan Surat Keterangan Mengikuti Kegiatan (Sertifikat)

6. Monitoring dan Pengendalian Mutu Diklat

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal3

1. Hak dan Kewajiban PIHAKKESATU

a. PIHAKKESATUberkewajiban:

1) Menyiapkan Kurikulum dan Silabus 2) Menyiapkan Narasumber /Widyaswara

3) Menerbitkan Surat Keterangan mengikuti kegiatan (Sertifikat). b. PIHAKKESATUberhak :

1) Me1akukan monitoring dan pengendalian mutu diklat

2) Mendapatkan pelayanan transportasi, akomodasi dan konsumsi.

2. Hak dan kewajiban PIHAKKEDUA:

a. PIHAKKEDUAberkewajiban :

1) Menyiapkan peserta 2) Memanggil peserta

3) Menyiapkan perlengkapan peserta dan bahan

4) Menyiapkan transportasi dan honorarium narasumber / Widyaswara

5) Memberikan pelayanan konsumsi peserta, panitia dan

narasumber /Widyaswara

6) Memberikan pe1ayanan akomodasi peserta, panitia dan

narasumber /Widyaswara (jika diinapkan)

7) Mengelola dan membuat laporan pertanggunggungjawaban

pembiayaan.

b. PIHAKKEDUAberhak :

(11)

2) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan 3) Menggunakan saran a dan fasilitas diklat

PEMBIAYAAN

Pasal4

Segala biaya yang timbul berkenaan dengan pe1aksanaan Kesepakatan Bersama ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA sesuai kesepakatan PARA PIHAKberdasarkan peraturan perundang- undangan.

PELAKSANAAN

Pasal5

1. PARA PIHAK berkoordinasi untuk menentukan waktu dan tempat pelaksanaan program.

2. PARA PIHAK melaksanakan program diklat kerjasama dengan memperhatikan hak dan kewajiban masing-rnasing.

3. PARA PIHAK merumuskan program tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.

JANGKA WAKTU

Pasal6

Kesepakatan bersama ini berlaku terhitung sejak tanggal ditandatangani sampai dengan berakhirnya pelaksanaan diklat kerjasama.

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 7

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam kesepakatan ini akan diatur dalam kesepakatan tambahan sebagai addendum dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kesepakatan ini.

(12)

PENUTUP

Pasa18

1. Kesepakatan 1n1 mengikat kedua belah pihak sejak PARA PIHAK menandatanganinya;

2. Kesepakatan ini dibuat oleh PARA PIHAK dengan sebenar-benarnya dan

ditandatangani di pada hari tanggal bulan

... tahun sebagaimana terse but di atas, dalarn rangkap 6 (enam),

3 (tiga) diantaranya bermaterai cukup serta sisanya tanpa materai yang mempunyai kekuatan hukum yang sarna.

PIHAKKESATU, PIHAKKEDUA

Ditetapkan di Jakarta

_----.Eadatanggal "2.0

'Mei

2015

',··k ,,!~

Referensi

Dokumen terkait

Lipid nanocarriers as skin drug delivery systems: Properties, mechanisms of skin interactions and medical applications Article Review.. International Journal

Penggunaan data spasial lain (aksesibilitas, lahan terbangun eksisting, pusat kegiatan, dan sungai) memberikan pengaruh terhadap perubahan lahan sawah dan akurasi model CA

Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib dan harus dilaksanakan di Program Studi Teknik Elektro Industri Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sebagai

Penggunaan konsep digital marketing berpengaruh positif pada brand awareness (kesadaran merek) dan brand image (citra merek) pada produk Cokelat Monggo. Secara keseluruhan

yang berkaitan dengan Pasar modal khususnya Peraturan pelaksana yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Selain itu dipergunakan juga bahan-bahan tulisan

Sedangkan nikel oksida sebagai bahan pendoping, dapat dijelaskan bahwa Nikel dalam deret kimia merupakan logam transisi yang mempunyai lambang Ni dan bernomor

Pengumuman lelang Pendaftaran Penjelasan Penawaran Pembukaan penawaran Pengumuman pemenang Penyiapan Dokumen Lelang Penyiapan penawaran Evaluasi &amp; klarifikasi Persiapan

Jika ini sudah berhasil apache server nya sudah running dengan Normal, untuk selanjutnya karena dalam perancangan database yang digunakan adalah Microsoft SQL server bukan