41 3.1 Objek Penelitian
Menurut Arikunto (2010:63) objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang diabstraksi menjadi suatu konsep atau variabel. Objek penelitian adalah karakteristik yang melekat pada subjek penelitian (Nuryaman & Christina, 2015:5). Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pengaruh partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, dan Kepala Sub Seksi pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory
dengan melakukan studi kasus. Pengertian explanatory menurut Nuryaman dan Christina (2015:6) adalah penelitian yang tujuannya untuk memperoleh jawaban tentang “bagaimana” dan “mengapa” suatu fenomena terjadi yang bertujuan untuk menjelaskan dan membuktikan bagaimana hubungan antarvariabel penelitian. Penelitian explanatory adalah penelitian yang bertujuan menelaah kausalitas antar variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu (Zulganef, 2008:11).
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sekaran & Bougie (2017:53) populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal-hal menarik yang ingin peneliti investigasi. Populasi adalah kelompok orang, kejadian, atau hal-hal menarik di mana peneliti ingin membuat opini. Populasi penelitian ini adalah Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, dan Kepala Sub Seksi.
Tabel 3.1
Jumlah Kepala Struktural KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung
NO. TINGKATAN MANAGEMENT JUMLAH
1. Kepala Sub Bagian 1
2. Kepala Seksi 15
3. Kepala Sub Seksi 46
JUMLAH 62
Sumber: Data diolah
Pengertian sampel menurut Sekaran & Bougie (2017:54) yaitu sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Pengertian sampel lainnya menurut Nuryaman dan Christina (2015:101), yaitu:
“Sampel adalah bagian dari populasi, sampel berisi beberapa anggota yang dipilih dari populasi, dengan kata lain yang membentuk sampel hanyalah beberapa elemen populasi saja, bukan seluruh elemen.”
Dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling,
nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi utuk dipilih sebagai anggota sampel (Sugiyono, 2015:65), dimana
metode sampling yang akan digunakan adalah purposive sampling yakni teknik pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria atau pertimbangan tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti dalam memilih anggota sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk diteliti. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah :
1. Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi/ Kepala Sub Seksi yang bersedia mengisi kuesioner.
2. Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi/ Kepala Sub Seksi yang berada di kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Bandung.
3. Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi/ Kepala Sub Seksi yang telah menjabat selama > 5 tahun.
4. Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi/ Kepala Sub Seksi yang terlibat dalam penyusunan anggaran.
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah :
1. Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi/ Kepala Sub Seksi yang tidak bersedia mengisi kuesioner.
2. Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi/ Kepala Sub Seksi yang berada di lapangan.
3. Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi/ Kepala Sub Seksi yang menjabat selama < 5 tahun.
4. Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi/ Kepala Sub Seksi yang tidak terlibat dalam penyusunan anggaran.
Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan, maka jumlah orang yang menjadi sampel adalah 38 orang kepala yang bekerja di KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Nazir (2011:174), teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara:
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca, mempelajari, dan mendalami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, sehingga peneliti memperoleh landasan teori yang cukup dalam menganalisis masalah yang diteliti.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data primer atau penelitian yang
dilaksanakan secara langsung di lapangan kepada para sampel yang diteliti, dengan cara :
a. Pengamatan (Observation)
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.
b. Wawancara (Interview)
Percakapan yang bertujuan memperoleh informasi dari objek yang diteliti. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.
c. Kuisioner
Teknik ini merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Hasil dari kuisioner ini yaitu berupa data-data mengenai partisipasi anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan kinerja manajerial pada KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung.
3.4.1 Jenis Data
1. Data Kualitatif
Analisis yang dilakukan terhadap data-data yang non angka seperti hasil wawancara dan bacaan dari buku-buku yang terkait dengan penelitian.
2. Data Kuantitatif
Data yang dinyatakan dalam angka-angka, yang menunjukkan nilai terhadap besaran variabel yang diwakilinya. Dalam penelitian hasil jawaban responden dalam bentuk skor yang nantinya akan diolah dalam pengujian hipotesis.
3.5 Operasional Variabel
Agar penelitian lebih terarah, maka perlu ditentukan terlebih dahulu variabel-variabel yang akan diteliti Variabel adalah konsep yang melekat pada orang, benda, atau subjek lainnya (unit analisis), yang jika diukur karakteristik tersebut nilainya dapat bervariasi atau dapat berbeda antar subjek satu dengan yang lainnya (Nuryaman & Christina, 204:41). Operasionalisasi adalah menguraikan ide atau konsep abstrak menjadi sikap dan karakteristik yang dapat diamati. Mengorpasionalkan dilakukan dengan melihat dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep tersebut. Hal tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam elemen yang dapat diamati dan diukur sehingga menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep (Sekaran & Bougie, 2017:4).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif atau negatif (Sekaran & Bougie, 2017:79). Variabel independen dalam penelitian ini adalah partisipasi anggarab (X1) dan akuntansi pertanggungjawaban
(X2).
2. Variabel Tidak Bebas / Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. (Sekaran & Bougie, 2017:77). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial (Y).
Adapun indikator-indikator dalam penelitian ini diuraikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Partisipasi Anggaran (X1) Partisipasi anggaran adalah pendekatan penganggaran yang memungkinkan para manajer yang akan bertanggung jawab atas kinerja anggaran, untuk berpartisipasi dalam pengembangan anggaran, partisipasi anggaran mengkomunikasikan 1. Keterlibatan dan pengaruh 1. Seberapa jauh anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para manajer. 2. Alasan-alasan para atasan pada waktu anggaran dalam proses revisi. 3. Frekuensi menyatakan Interval 1 2 3
rasa tanggung jawab kepada para manjer tingkat bawah dan mendorong kreativitas. (Hansen & Mowen, 2013) inisiatif, memberikan usulan dan atau pendapat tentang anggaran kepada atasan tanpa diminta. 4. Seberapa jauh manajer merasa mempunyai pengaruh dalam anggaran final. 5. Kepentingan manajer dalam konttibusinya pada anggaran. 6. Frekuensi anggaran didiskusikan oleh para atasan pada waktu anggaran disusun. (Milani, 1975) 4 5 6 Akuntansi Pertanggun gjawaban (X2) Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat
pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.
(Hansen & Mowen, 2013) 1. Struktur organisasi 2. Anggaran 1. Menggambark an aliran tanggungjawab , wewenang, dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja dari tiap tingkatan manajemen. 2. Setiap pusat pertanggungja waban ikut serta dalam penyusunan anggaran yang merupakan gambaran Interval 7,8,9,10, 11,12 13,14
3. Pemisahan biaya 4. Pengklasifi kasian kode-kode rekening 5. Laporan pertanggun gjawaban (Mulyadi, 2001) rencana kerja. 3. Biaya yang terkendali dipertanggungj awabkan sesuai dengan manajer yang bertanggungja wab. 4. Terdapat susunan kode rekening perusahaan yang dikaitkan dengan kewenangan pengendalian pusat pertanggungja waban. 5. Membuat laporan pertanggungja waban untuk tiap-tiap pusat biaya. (Mulyadi, 2001) 15,16,17 18,19 20,21,22, 23,24 Kinerja Manajerial (Y) Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajemen, seperti perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan staf, negosiasi, dan perwakilan. (Thomas Arthur Mahoney et al., 1963) 1. Perencanaa n 1. Aktivitas atau tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang guna mencapai tujuan yang diinginkan. Interval 25
2. Investigasi 3. Koordinasi 4. Evaluasi 5. Pengawasan 2. Upaya yang dilakukan untuk mengumpulka n dan mempersiapka n informasi dalam bentuk laporan-laporan, catatan, dan analisa pekerjaan untuk mengukur hasil pelaksanaanny a. 3. Aktvitas menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi lainnya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan dijelaskan. 4. Aktivitas seperti penilaian atas usulan atau kinerja yang diamati dan dilaporkan. 5. Kegiatan manajerial dalam mengarahkan, 26 27 28 29
6. Staffing 7. Negosiasi 8. Perwakilan (Thomas Arthur Mahoney et al., 1963) memimpin, dan mengembangk an potensi bawahan, serta melatih dan menjelaskan aturan-aturan kerja kepada bawahan mengenai pelaksanaan kemampuan kerja. 6. Aktivitas atau kegiatan manajemen dalam memelihara dan mempertahank an bawahan dalam unit kerja. 7. Usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian, penjualan, atau kontrak untuk barang-barang atau jasa. 8. Aktivitas berupa penyampaian visi, misi, dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi 30 31 32
dengan perusahaan-perusahaan lain. (Thomas Arthur Mahoney et al., 1963)
3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Tahap Analisis Data
Yusuf (2014: 255) menyatakan bahwa analisis data merupakan salah satu langkah dalam kegiatan penelitian yang sangat menentukan ketepatan dan kesahihan hasil penelitian. Tujuan analisis data menurut Nuryaman dan Christina (2015:115) yaitu menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan pada langkah penelitian sebelumnya, sehingga hasil analisis data dan interpretasinya dapat dijadikan dasar dalam membuat kesimpulan serta rekomendasi bagi pengguna, untuk pengambilan keputusan bisnis.
3.6.2 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah alat yang dipakai untuk menghimpun data. Kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir isian kepada sejumlah responden yang bertujuan mendapatkan jawaban yang tertulis (Nadina, 2016).
Teknik pengukuran yang digunakan untuk merubah data kualitatif dari kuisioner menjadi data kuantitatif adalah Method of Summated Rating atau sering
disebut dengan Skala Likert. Menurut Sekaran & Bougie (2017:19) skala likert
adalah suatu skala yang dirancang untuk menelaah seberapa kuat subjek menyetujui suatu pernyataan (seperti “Saya menyukai minuman ringan”) pada skala lima poin. Biasanya format skala likert merupakan perpaduan antara kesetujuan dan ketidaksetujuan, skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert
sehingga dikenal dengan nama Skala Likert.
Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut, maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas interval. Menentukan panjang kelas interval digunakan rumus (Sudjana, 2005) sebagai berikut:
anjang elas nter al anyak elas entang Dimana :
P = Panjang kelas interval Rentang = Data terbesar - data terkecil Banyak Kelas = 5
Berdasarkan rumus diatas, maka panjang kelas interval adalah anjang elas nter al - ,
Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
Sangat Buruk = 1.00 – 1.79 Buruk = 1.80 – 2.59
Cukup Baik = 2.60 – 3.39 Baik = 3.40 – 4.19 Sangat Baik = 4.20 – 5.00
Sehingga melalui perhitungan tersebut, dapat diketahui tingkat jawaban responden pada setiap item pertanyaan dengan tafsiran daerah sebagai berikut :
sangat buruk buruk cukup baik baik sangat baik
1 1,8 2,6 3,4 4,2 5 Gambar 3.1
Garis Kontinum
3.6.2.1 Uji Validitas
Menurut Arikunto (2013:213) validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner atau skala.
Untuk menguji validitas alat ukur atau instrumen penelitian, terlebih dahulu dicari nilai korelasi dengan menggunakan Rumus Koefisien Korelasi Product Moments Pearson sebagai berikut :
r = n∑XY - ∑X∑Y
√[n∑X² - (∑X²)][(n∑Y² - (∑Y)²]
Keterangan :
r = Koefisien Validitas item yang dicari n = Jumlah responden (banyaknya sampel)
Y = Jumlah skor total yang diperoleh dari subjek dari seluruh item (Y)
X = Jumlah skor total yang diperoleh dari subjek dalam setiap item (X)
∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y
∑X² = Jumlah kuadrat masing-masing skor variabel X ∑Y² = Jumlah kuadrat masing-masing skor variabel Y
Suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan r kritis sebesar 0,30 (Azwar, 2016:147).
Pengujian validitas untuk setiap variabel dibantu menggunakan
software SPSS For Windows. Setelah dinyatakan valid maka skor-skor tersebut dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
3.6.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (tanpa kesalahan) dank arena itu menjamin konsistensi pengukuran di sepanjang waktu serta di berbagai poin pada instrumen tersebut. Dengan kata lain, reliabilitas suatu ukuran merupakan indicator stabilitas dan kkonsistensi di mana instrumen tersebut mengukur konsep serta menilai “kesesuaian” suatu ukuran (Uma Sekaran, 2017: 39).
Metode yang digunakan untuk menguji keandalan alat ukur pertanyaan dengan skala likert adalah rumus koefisien Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS sebagai berikut :
Keterangan :
r = koefisien reliabilitas k = banyaknya jumlah item ∑Si² = jumlah varians skor item Si² = varians skor total
Suatu instrument dikatakan reliabilitas apabila memiliki koefisien reliabilitas sebesar > 0,7 (Ghozali,2011). Semakin tinggi koefisien alpha, berarti semakin baik pengukuran suatu instrumen. Semakin dekat koefisien alpha pada nilai 1 berarti butir-butir pernyataan dalam koefisien semakin reliable.
3.6.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terhadap model regresi digunakan agar dapat mengetahui apakah model regresi tersebut merupakan model regresi yang baik atau tidak (Ghozali, 2011). Analisis regresi yang dilakukan harus memenuhi syarat uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heterokedastisitas, dan uji multikolinearitas
3.6.3.1 Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Penentuan suatu variabel terdistribusi normal atau tidak dapat dilihat melalui tes statistik yang antara lain analisis grafik histogram, normal probability plot, dan Kolmogorov-Smirnov test yang dilakukan dengan bantuan SPSS(Ghozali, 2011:52).
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan dua cara sebagai berikut:
1. Analisis Grafik
Menurut Ghozali (2011:51) pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan analisi grafik adalah:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
pola distribusi normal yaitu mengikuti atau mendekati bentuk lonceng, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal yaitu tidak mengikuti atau mendekati bentuk lonceng, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Kolmogorov-Smirnov
Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji
Kolmogrov Smirnov, Ghozali (2011:53) adalah sebagai berikut :
a) Apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 berarti ada data residual terdistribusi tidak normal.
b) Apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 berarti ada data residual terdistribusi normal.
3.6.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pangamatan lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas. Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian ini digunakan grafik plot anatara
nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi penyimpangan variabel bersifat konstan atau tidak. Salah satu cara untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatlerplot antara variabel dependen dengan residualnya. Apabila grafik yang ditunjukan dengan titik-titik tersebut membentuk suatu pola tertentu, maka telah terjadi heteroskedastisitas.
Dasar analisis uji heteroskedastisitas menurut Ghozali (2011:134) adalah sebagai berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) akan mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta penyebaran titik-titik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
3.6.3.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen (Ghozali, 2011:103). Multikolinearitas adalah korelasi yang sangat tinggi atau rendah yang terjadi pada hubungan di antara variabel bebas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji ini perlu dilakukan jika jumlah variabel independen lebih dari satu.
Menurut Ghozali (2011:105), mengukur multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance atau VIF (Variance Inflation Factor) dari masing-masing variabel. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai VIF adalah :
Tolerance untuk mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1/tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ , atau sama
dengan V F ≥ (Ghozali, 2011:106). 3.6.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi sederhana digunakan dalam situasi di mana suatu variabel bebas dihipotesiskan akan mempengaruhi suatu variabel terikat. Analisis regresi berganda sama dengan analisis regresi sederhana, namun analisis regresi berganda menggunakan lebih dari satu variabel bebas untuk menjelaskan varians dalam variabel terikat.
Untuk mempermudah melakukan perhitungan secara statistik, maka semua analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan program SPSS. Berikut ini merupakan model regresi nerganda yang digunakan dalam penelitian ini :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
Y = Kinerja Manajerial b0 = Bilang Konstanta
b1 = Koefisien regresi Partisipasi Anggaran
b2 = Koefisien Regresi Akuntansi Pertanggungjawaban
X1 = Partisipasi Anggaran
X2 = Akuntansi Pertanggungjawaban
e = Kesalahan (error) / tingkat pengganggu 3.6.5 Analisis Koefisien Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk menentukan hubungan antara kedua variabel yang ada, yaitu variabel independen (partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban) dan variabel dependen (kinerja manajerial). Maka teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi Pearson Product Moment, dengan rumus sebagai berikut :
r n(∑XY) – (∑x)(∑y) √[n∑X² - (∑x²)][(n∑Y² - (∑Y)²] Sumber : Sugiyono (2015:228)
Keterangan :
r = Koefisien Validitas item yang dicari n = Jumlah responden (banyaknya sampel)
Y = Jumlah skor total yang diperoleh dari subjek dari seluruh item (Y)
X = Jumlah skor total yang diperoleh dari subjek dalam setiap item (X)
∑X Jumlah skor ariabel X ∑Y Jumlah skor ariabel Y
∑X² Jumlah kuadrat masing-masing skor variabel X ∑Y² Jumlah kuadrat masing-masing skor variabel Y
Tabel 3.3
Tingkat Hubungan Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
000 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2015:231)
3.6.6 Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam rangka menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97). Nilai koefisien determinasi terletak antara nol dan satu (0 < R² < 1). Nilai R² yang mendekati 0 menunjukkan kemampuan variabel independen sangat terbatas dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R² yang mendekati 1 menunjukkan semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien determinasi adalah :
Kd = r² x 100%
Dimana :
Kd = koefisien determinasi R = koefisien korelasi
Nilai Kd berada antara 0 sampai dengan 1, artinya sebagai berikut :
1. Jika nilai Kd = 0, maka tidak ada pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
2. Jika nilai Kd = 1, maka variasi variabel dependen (Y) adalah 100%dipengaruhi oleh variabel independen (X).
3. Jika nilai Kd berasa antara 0 sampai dengan 1, maka besarnya variabel independen adalah sesuai dengan nilai Kd itu sendiri, dan selebihnya berasal dari faktor-faktor lain.
3.7 Pengujian Hipotesis
3.7.1 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)
Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidak pengaruh secara simultan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dimana hipotesis nol (H0), yaitu
hipotesis tentang tidak adanya pengaruh, umumnya diformulasikan untuk ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha), merupakan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. H0 : β0 β1 β2 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara
simultan antara variabel independen yaitu partisipasi anggaran (X1), akuntansi pertanggungjawaban (X2) terhadap kinerja
manajerial (Y).
2. Ha : β0 ≠ β1 ≠ β2 ≠ , artinya ada pengaruh secara simultan
antara variabel independen yaitu partisipasi anggaran (X1),
akuntansi pertanggungjawaban (X2) terhadap kinerja manajerial
(Y).
Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan uji F adalah sebagai berikut :
²
Sumber : Sugiyono (2015:286) Keterangan :
R² : Koefisien determinasi gabungan k : Jumlah variabel independen n : Jumlah sampel
Uji F hasil perhitungan dibandingkan dengan Ftabel dengan criteria : 1. H0 ditolak jika F statistik < 0,05 atau Fhitung > Ftabel
2. H0 tidak berhasil ditolak jika F statistik < 0,05 atau Fhitung < Ftabel
3.7.2 Pengujian Hipotesis Parameter Individual (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam hal ini, variabel independennya yaitu partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban, sedangkan variabel dependennya yaitu kinerja manajerial, dengan menggunakan tingkat signifikasi 5% dan
degree of freedom (df) untuk uji pengaruh df = n – (k-1), dapat dilihat nilai ttabel untuk pengujian dua pihak, selanjutnya ditetapkan nilai thitung.
Sumber : Sugiyono (2015:230) Keterangan: r : Koefisien korelasi n : Jumlah data
Uji t hasil perhitungan dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria : 1. H0 tidak berhasil ditolak, jika thitung ≤ (ttabel profitabilitas > α)
Nilai hitung statistik uji (thitung) berada di daerah penerimaan H0.
2. H0 ditolak, jika thitung ≥ (ttabel profitabilitas < α)
Nilai hitung statistik uji (thitung) berada di daerah penerimaan H0.
3.7.3 Penetapan Tingkat Signifikan
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – 1, untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan
hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5%. Angka ini dipilih karena mewakili hubungan antara variabel yang diteliti dan merupakan suatu taraf signifikan yang sering digunakan dalam penelitian.