• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016"

Copied!
251
0
0

Teks penuh

(1)

idoel

private

1/1/2016

RENCANA KERJA

PEMERINTAH DAERAH

(RKPD)

KOTA MATARAM

TAHUN 2016

(2)

PERATURAN WALIKOTA MATARAM

NOMOR 9 TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

KOTA MATARAM TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MATARAM,

Menimbang :

a.

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 32 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah

menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang

merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah dengan menggunakan bahan

dari Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat untuk jangka

waktu 1 (satu) tahun dan rangkuman hasil Musyawarah

Pembangunan

Bermitra

Masyarakat

(MPBM)

Kota

Mataram Tahun 2015 yang mengacu kepada Rencana

Kerja Pemerintah dan Provinsi;

b.

bahwa untuk mengarahkan pembangunan tahunan Kota

Mataram, perlu rencana kerja sebagai pedoman dan arah

kebijakan pembangunan Kota Mataram Tahun 2016;

c.

bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan

Peraturan Walikota Mataram tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016.

Mengingat :

1.

Undang-Undang

Nomor

4

Tahun

1993

tentang

Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3531);

2.

Undang-Undang

Nomor

17

Tahun

2003

tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286).

(3)

5.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun

2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

6.

Undang-Undang

Nomor

12

Tahun

2011

tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5234);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan

Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4585);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4593);

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Pedoman

Evaluasi

Penyelenggaraan

Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4815);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan

Evaluasi Pelaksanaaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4817);

(4)

tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan

Pemerintahan Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah

Kota Mataram Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);

15.

Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008

tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat

Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram

Tahun 2008 Nomor 3 Seri D), sebagaimana telah diubah

beberapa kali dengan Peraturan Daerah Kota Mataram

Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008

tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat

Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram

Tahun 2013 Nomor 1 Seri D);

16.

Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kota Mataram Tahun 2005-2025 (Lembaran

Daerah Kota Mataram Tahun 2008 Nomor 1 Seri E);

17.

Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2009

tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2009 Nomor 1

Seri E)

18.

Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 11 Tahun 2011

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015

(Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2011 Nomor 3

Seri E)

19. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 19 Tahun 2011

tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Lembaga Lain Sebagai Bagian Dari Perangkat

Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram

Tahun 2011 Nomor 2 Seri D). Sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 9 Tahun

2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota

Mataram Nomor 19 Tahun 2013 tentang Pembentukan

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain

Sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah Kota Mataram.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA MATARAM TENTANG RENCANA

KERJA

PEMERINTAH

DAERAH

KOTA

MATARAM

(5)

1.

Daerah adalah Kota Mataram.

2.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya

disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kota Mataram.

3.

Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat

Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

daerah.

4.

Walikota adalah Walikota Mataram.

5.

Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

yang

selanjutnya disebut Bappeda adalah Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Mataram.

6.

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya

disebut SKPD adalah satuan/unit kerja lingkup

Pemerintah Daerah Kota Mataram.

7.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 yang

selanjutnya disingkat RKPD Tahun 2016 adalah

dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk

periode 1 tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari

2016 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

8.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya

disingkat RKPD adalah suatu dokumen perencanaan

pembangunan

daerah

yang

memuat

prioritas

pembangunan yang merupakan hasil Musyawarah

Pembangunan Bermitra Masyarakat Tahun 2015.

9.

Musyawarah

Pembangunan

Bermitra

Masyarakat

selanjutnya disingkat MPBM adalah suatu pola

musyawarah dalam pengelolaan pembangunan dengan

menemukan masalah, penyebab masalah dan potensi

untuk

penanganannya

dengan

prinsip

dasar

partisipatif, transparan, akuntabilitas, responsif yang

bermitra masyarakat, dalam rangka menyusun rencana

pembangunan Nasional dan rencana pembangunan

Daerah.

(6)

12.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya

disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan

pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

13.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara selanjutnya

disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan

pemerintah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan

Rakyat, dan ditetapkan dengan undang-undang.

14.

Plafon Anggaran adalah patokan batas maksimal

anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap

program sebagai acuan dalam penyusunan RKA SKPD

setelah disepakati Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

15.

Dokumen

Pelaksanaan

Anggaran

SKPD

yang

selanjutnya disingkat DPA SKPD merupakan dokumen

yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD yang

digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna

anggaran.

16.

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya

disingkat DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan

dengan DIPA, adalah suatu dokumen pelaksanaan

anggaran yang dibuat oleh menteri/pimpinan lembaga

serta disahkan oleh Menteri Keuangan dan berfungsi

sebagai dokumen pelaksanaan pendanaan kegiatan

serta

dokumen

pendukung

kegiatan

akuntansi

pemerintah.

17.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang

selanjutnya disingkat LAKIP adalah merupakan bentuk

laporan

pertanggungjawaban

dari

satuan

kerja

perangkat daerah terhadap pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi serta realisasi rencana kerja selama 1 (satu)

tahun.

BAB II

PENYUSUNAN RKPD

Pasal 2

(7)

LALU

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS

DAERAH

BAB VI PENUTUP

Pasal 3

RKPD sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Walikota ini digunakan sebagai:

a.

pedoman SKPD lingkup Pemerintah Kota Mataram dalam

menyusun Rencana Kerja (RENJA)-SKPD Tahun 2016;

b.

pedoman penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA)

APBD bagi SKPD lingkup Pemerintah Kota Mataram.

Pasal 4

Dalam rangka penyusunan RAPBD Tahun 2016:

a.

Pemerintah Daerah menggunakan RKPD Tahun 2016,

sebagai bahan pembahasan Kebijakan Umum, Prioritas

dan Plafon Anggaran Sementara di DPRD;

b.

SKPD lingkup Pemerintah Kota Mataram menggunakan

RKPD Tahun 2016 sebagai bahan pembahasan Rencana

Kerja dan Anggaran dengan DPRD.

Pasal 5

Dalam hal RKPD Tahun 2016 sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 apabila terdapat perbedaan dengan hasil Kesepakatan

Bersama antara Pemerintah Daerah dengan DPRD yang

tertuang dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun 2016

dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun

2016, maka Program dan Kegiatan menggunakan hasil

Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Daerah dengan

DPRD tentang KUA Tahun 2016 dan PPAS Tahun 2016.

BAB III

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

(8)

Ditetapkan di Mataram

pada tanggal 6 April 2015

WALIKOTA MATARAM,

H. AHYAR ABDUH

Diundangkan di Mataram

pada tanggal 6 April 2015

SEKRETARIS DAERAH

KOTA MATARAM,

(9)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Menguraikan gambaran umum penyusunan RKPD yang meliputi latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika dokumen serta maksud dan tujuan penyusunan RKPD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.

1.1.

LATAR BELAKANG

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram Tahun 2016 menjadi pedoman transisi sebagai akibat telah berakhirnya pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015, dan belum tersusunnya RPJMD Kota Mataram Tahun 2016-2021.

Pedoman masa transisi dimaksud bertujuan menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD Kota Mataram ini berakhir dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru. Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari Walikota dan Wakil Walikota terpilih hasil Pemilukada pada periode berikutnya.

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dinyatakan bahwa Pemerintah Daerah wajib menyusun RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Bagi daerah yang memiliki masa RPJMD yang telah berakhir, penyusunan dan penetapan RKPD Tahun 2016 agar berpedoman pada arah kebijakan dan sasaran pokok Tahun 2016 dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).

RKPD mempunyai kedudukan, peran dan fungsi yang sangat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat:

(10)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016

2

b. Sebagai normatif menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang akan diusulkan oleh kepala daerah untuk disepakati bersama dengan DPRD sebagai landasan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD);

c. Secara operasional memuat arahan untuk peningkatan kinerja pemerintahan di bidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta pembangunan daerah yang menjadi tanggung jawab masing-masing Kepala SKPD dalam melaksanakan tugas fungsinya yang ditetapkan dalam Rencana Kerja SKPD;

d. Secara faktual menjadi tolok ukur untuk menilai capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah merealisasikan program dan kegiatan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Penyusunan RKPD Kota Mataram Tahun 2016 dilakukan melalui proses tahapan sesuai Pasal 101 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, sebagai berikut:

a. Persiapan penyusunan RKPD meliputi tahapan-tahapan: Pembentukan Tim

Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram Tahun 2016

(berdasarkan Surat Keputusan Walikota Mataram Nomor 363/III/2015 tanggal 18 Maret 2015); orientasi mengenai RKPD, penyusunan agenda kerja, penyiapan

data dan informasi perencanaan pembangunan daerah; serta koordinasi forum perencana SKPD Kota Mataram (berdasarkan Surat Keputusan Walikota Mataram Nomor 87/I/2015 tanggal 29 Januari 2015);

b. Perumusan rancangan awal RKPD Kota Mataram 2016, meliputi pengolahan data

dan informasi; analisis gambaran umum dan kondisi daerah; analisis ekonomi dan keuangan daerah; evaluasi kinerja tahun lalu; penelaahan terhadap kebijakan pemerintah nasional/provinsi;

c. Penyusunan Rancangan RKPD, merupakan kelanjutan dari tahap penyusunan

rancangan awal RKPD Tahun 2016 yang disempurnakan berdasarkan masukan dari Rancangan Renja SKPD Tahun 2016 dan melakukan sinergitas prioritas dan sasaran pembangunan nasional/provinsi.

d. Pelaksanaan Musrenbang RKPD, Musrenbang RKPD di Kota Mataram dilakukan

(11)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016

3

Posyandu, dan pemangku kepentingan lainnya, dengan tetap memperhatikan persentase keterwakilan gender. Pelaksanaan MPBM meliputi tahapan-tahapan:

 MPBM Tingkat Kelurahan dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 18 Februari 2015, proses pelaksanaannya difasilitasi oleh Tim Fasilitator Pembangunan Kelurahan.

 MPBM Tingkat Kecamatan dilaksanakan pada 21 s/d 28 Februari 2015, proses pelaksanaannya difasilitasi oleh Tim Fasilitator Pembangunan Kecamatan.

 MPBM Tingkat Kota Mataram Tahun 2015 dalam rangka penyusunan RKPD Kota Mataram Tahun 2016 dilaksanakan pada tanggal 10 - 11 Maret 2015.

SKPD pelaksana MPBM Perencanaan Tingkat Kelurahan dan Kecamatan adalah

Kecamatan se-Kota Mataram didampingi oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mataram; dan pelaksana MPBM Tingkat Kota adalah Bappeda Kota Mataram.

Forum Gabungan SKPD, adalah wadah pembahasan Renja SKPD untuk

penyelarasan program dan kegiatan sesuai tupoksi SKPD berdasarkan usulan hasil MPBM Kecamatan serta penajaman indikator dan target kinerja program dan kegiatan. Berdasarkan ketentuan Pasal 149 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, penyelenggaraan Forum SKPD dapat dilaksanakan dengan menggabungkan beberapa SKPD sekaligus dengan mempertimbangkan tingkat urgensi, efisiensi dan efektifitas, sehingga pelaksanaan Forum SKPD di Kota Mataram dibagi dalam tiga forum sesuai dengan Tiga Program Unggulan Pemerintah Kota Mataram, yaitu:

1) Forum Gabungan Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mataram;

2) Forum Gabungan Bidang Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (PER) dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram; dan

3) Forum Gabungan Bidang Sarana dan Prasarana (SARPRAS) dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan Kota Mataram.

Penetapan SKPD penyelenggara Forum Gabungan SKPD Kota Mataram sesuai Surat Keputusan Walikota Mataram Nomor 63/I/2015 tanggal 22 Januari 2015 dan pelaksanaannya pada tanggal 3 s/d 4 Maret 2015.

e. Perumusan rancangan akhir RKPD, merupakan tahap finalisasi RKPD Kota

Mataram 2016 oleh Tim Koordinasi Penyusunan RKPD 2016 dan TAPD Pemerintah Kota Mataram dengan melibatkan Tim Pengkaji Kebijakan Publik Pemerintah Kota Mataram.

f. Penetapan RKPD, RKPD Kota Mataram Tahun 2016 ditetapkan dengan Peraturan

(12)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016

4

Adapun prinsip penyusunan RKPD Kota Mataram 2016 adalah sebagai berikut:

a. Proses perencanaan, dilakukan melalui proses bottom up dan top down planning

dengan keterpaduan pendekatan participatory dan komprehensif, serta dilaksanakan melalui empat jalur strategi yaitu: pro-growth, yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah; pro job, yang dapat memperluas kesempatan kerja; pro-poor, yang memihak pada pemenuhan kebutuhan masyarakat miskin; serta pro-environment/pro-green economy, dengan tetap memperhatikan keberlanjutan fungsi dan kelestarian lingkungan hidup.

b. Program dan kegiatan pembangunan direncanakan dengan memperhatikan

usulan masyarakat pada MPBM, prioritas dan sinergitas pembangunan Pusat, Provinsi dan Kota, didasarkan permasalahan pembangunan daerah yang dihadapi. Prioritas pembangunan juga difokuskan pada upaya penyelesaian masalah mendesak dan berdampak luas bagi peningkatan kesejahteraan rakyat serta didukung oleh upaya-upaya untuk menciptakan keadaan Kota Mataram yang kondusif.

c. Kemampuan fiskal daerah, berpengaruh dalam penyusunan program prioritas

pembangunan yang dituangkan dalam RPKD 2016.

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Dasar hukum penyusunan RKPD Kota Mataram Tahun 2016, sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3531);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587);

(13)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016

5

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4598);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4693);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016;

15. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2008 tentang Kebijakan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016; 21. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2014 tentang

(14)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016

6

22. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-2029; 23. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Mataram; 24. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram Tahun 2005-2025; 25. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2013;

26. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

27. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mataram 2011-2031;

28. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 14 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa umum;

29. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 15 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu;

30. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 16 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha.

1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Dalam sistem negara kesatuan, perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan

daerah harus mengacu sekaligus merupakan penjabaran dari rencana pembangunan nasional. Oleh karena itu dokumen-dokumen perencanaan baik yang bersifat jangka panjang, menengah maupun tahunan harus selaras dan sejalan satu sama lain.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) diterjemahkan di daerah melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Kedua dokumen tersebut menjadi dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah di masing-masing tingkatan, selanjutnya RPJMN maupun RPJMD menjadi acuan bagi Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dalam menyusun RENSTRA K/L dan menjadi acuan SKPD di Kota Mataram untuk menyusun RENSTRA SKPD. Rencana lima tahunan diterjemahkan ke dalam rencana tahunan berupa RKP di tingkat nasional dan RKPD Kota Mataram di tingkat Kota Mataram.

(15)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016

7

Gambar 1

Hubungan Antar Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah

Sumber: Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Berdasarkan uraian diatas, maka RKPD Kota Mataram Tahun 2016 disusun mengacu kepada RPJPD Kota Mataram Tahun 2005-2025, karena RPJMD Kota Mataram Tahun 2011-2015 yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi, program Kepala Daerah terpilih telah berakhir. Selain itu, memperhatikan RPJMN 2015-2019, RKP Tahun 2016, RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat 2013-2018 dan RKPD Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016. Selanjutnya RKPD Kota Mataram 2016 dijadikan pedoman bagi penyusunan RAPBD Kota Mataram TA. 2016.

1.4. SISTEMATIKA DOKUMEN

Sistematika RKPD Kota Mataram Tahun 2016 adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan

Memuat latar belakang, dasar hokum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika dokumen RKPD, maksud dan tujuan.

BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan.

(16)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016

8

BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Memuat penjelasan tentang kondisi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

BAB IV Prioritas Dan Sasaran Pembangunan Daerah

Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak di tingkat daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan.

BAB V Rencana Program Dan Kegiatan Prioritas Daerah

Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah.

BAB VI Penutup

1.5. MAKSUD DAN TUJUAN

RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rancangan kerja, pendanaan dan prakiraan maju adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang disusun dengan maksud untuk memberikan Arah, Kebijakan Umum dan Prioritas Pembangunan Daerah.

RKPD juga sebagai landasan dan pedoman kebijakan operasional bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Mataram dalam menyusun Rencana Kerja berdasarkan program dan kegiatan, serta Rencana Kerja Anggaran sesuai dengan peran, tugas dan fungsi masing-masing SKPD; dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki guna peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata dan pemberdayaan ekonomi masyarakat serta memberikan arahan perencanaan pembangunan Kota Mataram Tahun 2016.

Tujuan dari penyusunan RKPD adalah untuk mewujudkan keterpaduan perencanaan pembangunan tahunan secara efektif dan efisien guna mempertajam prioritas pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhan yang dapat mengatasi permasalahan, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan dapat mencapai hasil yang optimal, melalui:

a. Penetapan prioritas dan sasaran pembangunan daerah;

(17)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 9

BAB 2

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD

TAHUN LALU

Bagian ini memuat gambaran umum kondisi daerah, hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (Tahun 2014) dan permasalahan pembangunan daerah.

2.1.

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Gambaran Umum Kondisi Daerah menjelaskan tentang kondisi daerah mencakup Aspek Geografi dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan, dan Aspek Daya Saing dengan indikator makro, sebagai berikut:

INDIKATOR MAKRO

ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

ASPEK KESEJAHTERAAN MASAYARAKAT

ASPEK PELAYANAN UMUM

ASPEK DAYA SAING

 Karakteristik Lokasi dan Wilayah

 Potensi Pengembangan Wilayah

 Wilayah Rawan Bencana

 Demografi

 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

 Fokus Kesejahteraan Sosial

 Fokus Seni Budaya dan Olahraga

 Fokus Layanan Urusan Wajib

 Fokus Layanan Urusan Pilihan

 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

 Fokus Iklim Berinvestasi

(18)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 10

2.1.1.

Aspek Geografi dan Demografi

1.

Karakteristik Lokasi dan Wilayah

a.

Luas dan Wilayah Administrasi

Kota Mataram adalah salah satu dari 10 (sepuluh) bagian wilayah kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan terletak di Pulau Lombok, dengan luas wilayah 61,30 Km2 (6.130 Ha). Luas wilayah Kota Mataram 0,30 persen dari luas Provinsi Nusa Tenggara Barat (20.153,15 Km2), menjadikan Kota Mataram sebagai kota terkecil dari kabupaten/kota yang ada. Adapun luas wilayah Kota Mataram dirinci menurut kecamatan dan kelurahan dapat dilihat pada berikut

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kota Mataram menurut Kecamatan dan Kelurahan

No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)

Luas Kecamatan Ampenan 945,29 No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)

Luas Kecamatan Cakranegara 967,02

(19)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 11 No. Kecamatan Kelurahan Luas

(Ha)

Luas Kecamatan Mataram 1.076,53

No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)

Luas Kecamatan Sandubaya 1.032,00

No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)

Luas Kecamatan Sekarbela 964,19

(20)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 12

Luas Kecamatan Selaparang 1.076,48

Luas Kota Mataram 6.130,03

Secara administrasi Kota Mataram terbagi dalam 6 wilayah Kecamatan, 50 Kelurahan dan 321 lingkungan. Kecamatan Cakranegara memiliki jumlah wilayah kelurahan dan lingkungan terbanyak yaitu 10 Kelurahan dan 72 lingkungan sedangkan Kecamatan Sekarbela memiliki jumlah wilayah kelurahan dan lingkungan terkecil yaitu 5 Kelurahan dan 34 lingkungan, sebagaimana tabel dan berikut :

Tabel 2.2

Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan serta Luas Wilayah di Kota Mataram Tahun 2014

(21)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 13 Kota Mataram

b.

Letak dan Batas Wilayah

Secara astronomis Kota Mataram terletak pada posisi antara 08o33’ dan 08o38’ Lintang Selatan dan antara 116o04’ dan 116o10’ Bujur Timur, dengan panjang garis pantai 9 km dengan batas wilayah yaitu:

 Sebelah Utara : Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Batulayar dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat

 Sebelah Timur : Kecamatan Narmada dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat

 Bagian Selatan : Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat  Bagian Barat : Selat Lombok

Gambar 2.1. Letak Geografis Kota Mataram di Provinsi NTB

c.

Topografi

Bentuk topografi wilayah Kota Mataram bervariasi dari datar sampai agak curam dengan klasifikasi sebagai berikut:

 Lereng 0–2%, bentuk wilayah datar, seluas 4.652,057 Ha (75,9 %).

 Lereng 2–8%, bentuk wilayah agak landai, seluas 1.299,147 Ha (21,20%).  Lereng 8-15%,bentuk wilayah bergelombang, seluas 174,283 Ha (2,84 %).  Lereng 15-25%, bentuk wilayah curam, seluas 4,568 Ha (0,07%).

Kondisi tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Mataram adalah hamparan datar.

Ketinggian tanah bervariasi yaitu Kecamatan Cakranegara mencapai  25 meter,

Kecamatan Mataram  15 meter dan Kecamatan Ampenan  5 meter dari permukaan laut termasuk daerah pantai.

d.

Geologi dan Jenis Tanah

(22)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 14 Kalipalung (TQp) yang mempunyai anggota Selayar (TQs), Formasi Kalibalak (TQb), dan Formasi Lekopiko (Qvl) dengan jenis batuan sebagai berikut:

 Formasi Kalipalung : Breksi gampingan dan lava.

 Anggota Selayar : Batu pasir tuffan dan batu lempung tuffan dengan sisipan tipis karbon.

 Formasi Kalibabak : Breksi dan lava.

 Formasi Lekopiko : Tuff berbatu apung, breksi lahar, dan lava.

Qa Alluvium yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung, gambut, dan pecahan koral tersebar hampir di seluruh Kota Mataram, khususnya di daerah muara sungai. Kota termasuk dalam Busur Bergunung Api Nusa Tenggara Barat, yang merupakan bagian dari Busur Sunda sebelah timur dan Busur Banda sebelah barat. Busur tersebut terbentang dari Pulau Jawa ke Nusa Tenggara dan melengkung mengitari Laut Banda. Kota Mataram sendiri tidak memiliki daerah pegunungan dengan timbulan kasar.

e.

Hidrologi

Kota Mataram memiliki potensi air tanah (aquifer) yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat di beberapa bagian wilayah Kota Mataram, seperti Kelurahan Rembiga (Kecamatan Selaparang), Kelurahan Sayangsayang (Kecamatan Cakranegara), dan Kecamatan Mataram memiliki kedalaman akuifer 5-7 m. Sedangkan Kelurahan Monjok dan Kelurahan Dasan Agung bagian utara (Kecamatan Selaparang) memiliki kedalaman air tanah hingga 15 m. Di samping

potensi akuifer, Kota Mataram masih dapat mensuplai kebutuhan air bersih yang berasal dari mata air Sarasuta, Ranget, dan Saraswata di Kecamatan Narmada (Kabupaten Lombok barat).

Titik-titik mata air tersebar di Kelurahan Pejeruk, Karang Baru, Sayangsayang, Cakranegara Utara, Dasan Cermen, Babakan, Mandalika, dan Pagesangan Tengah. Kota Mataram dialiri empat sungai besar yang berfungsi sebagai drainase alam, yaitu Sungai Jangkok (86 km dengan luas 1.712,12 Ha), Sungai Ancar (21 km dengan luas 858,47 Ha), Sungai Brenyok (42 km dengan luas 2.277,55 Ha), dan Sungai Midang (26 km dengan luas 562,47 Ha). Hulu sungai-sungai tersebut berada di sekitar lereng Gunung Rinjani dan bermuara di Selat Lombok.

f.

Klimatologi

(23)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 15

g.

Penggunaan lahan

Pola guna lahan di Kota Mataram dalam kurun waktu 10 tahun terakhir cenderung berkembang secara linier, konsentrik, dan parsial. Perkembangan pola linear terjadi karena tata guna lahan mengikuti pola jaringan jalan yang ada, seperti pada koridor utama Kota Mataram di Jalan Yos Sudarso – Jalan Langko – Jalan Pejanggik – Jalan Selaparang – Jalan Sandubaya (Ampenan-Mataram-Cakranegara). Perkembangan guna lahan secara konsentrik ditunjang pola jaringan jalan yang berbentuk grid (mengelompok) seperti yang tersebar di Kawasan Cakranegara dan sekitarnya.

Sedangkan pola guna lahan yang berkembang secara parsial terjadi di Kelurahan Rembiga, Sayangsayang di bagian utara, Kelurahan Jempong Baru, Pagutan, dan pusat permukiman di Kawasan Bertais. Pada pola linier, konsentrik, dan parsial tersebut terjadi penyatuan-penyatuan guna lahan, sehingga terbentuklah kawasan terbangun yang telah berkembang seperti saat

ini. Perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan terbangun terjadi pada lahan non-terbangun dengan perubahan yang bersifat fungsional, seperti kawasan permukiman berubah menjadi kawasan pusat perdagangan dan jasa.

Neraca penggunaan tanah Kota Mataram pada tahun 2013 menunjukkan komposisi yang berimbang antara penggunaan tanah terbangun sebesar 3.176,25 Ha (51,82%) dan non terbangun seluas 2.953,25 Ha (48,18%) dari total luas wilayah Kota Mataram seluas 6.130 Ha. Penggunaan lahan di Kota Mataram sampai 2012 didominasi oleh kawasan perumahan (39,17%) dan tanah pertanian (45,08%). Dalam perkembangannya konversi lahan sebagian besar untuk fungsi perumahan, perkantoran, pendidikan serta untuk pertokoan. Hal ini tentunya terjadi dengan semakin pesatnya dinamika perkembangan dan pertumbuhan Kota yang berimplikasi pada penyesuaian terhadap kebutuhan lahan untuk pengembangannya, sebagaimana Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3

Penggunaan Lahan Menurut Kesesuaian dengan RUTR (Ha) di Kota Mataram Tahun 2011-2013

No Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)

2011 2012 2013

1 Perumahan 2.338,56 2.352,18 2.401,12

2 Lapangan Olahraga 46,10 46,10 46,10

3 Kuburan 51,64 51,64 51,64

4 Perkantoran 115,36 115,45 115,45

5 Pendidikan 146,50 151,82 151,82

6 Kesehatan 20,95 23,37 23,37

7 Ibadah 63,33 63,33 63,33

8 Pasar / Terminal 67,35 68,35 68,35

9 Pertokoan / SPBU 97,80 101,98 102,78

(24)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 16

No Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)

2011 2012 2013

11 Hotel 18,91 18,91 18,91

12 Pergudangan 50,60 50,60 50,01

13 Industri dan Jasa 51,75 51,75 51,24

14 Taman Kota 6,07 6,07 6,07

15 Tanah Diperuntukan 125,32 125,82 129,88

16 Tanah Pertanian 2,847,47 2,819,42 2,763,49

17 Tanah Tidak Diusahakan 81,88 81,89 81,89

Kota Mataram 6.130,00 6.130,00 6.130,00

Sumber: Mataram Dalam Angka, 2014

Sedangkan menurut data yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi NTB tahun 2014, lahan di Kota Mataram digunakan untuk wilayah Permukiman (3.263,93 ha), Industri (843,53 ha), Persawahan (1.881,56 ha), Perairan Darat (94,43 ha), dan Tanah terbuka (46,45 ha).

2.

Potensi Pengembangan Wilayah

Dalam RTRW Nasional, Kota Mataram ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai simpul utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan jasa skala regional. Sementara, dalam RTRW Provinsi NTB, Kota Mataram ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro di bidang pertumbuhan ekonomi. Keberadaan Kota Mataram sebagai PKN dan KSP memiliki potensi yang sangat strategis dalam pengembangan wilayah kota.

Secara kewilayahan Kota Mataram dibagi menjadi beberapa pusat pelayanan dengan fungsi utama adalah:

1)

Wilayah Ampenan berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan jasa serta pariwisata;

2)

Wilayah Mataram berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial, seperti pendidikan;

3)

Wilayah Cakranegara berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis.

Kota Mataram memiliki beberapa kawasan strategis yang diharapkan mampu untuk mendorong pertumbuhan wilayah dan memiliki pengaruh yang sangat penting dan strategis terhadap pertumbuhan dan perkembangan wilayah baik dalam bidang ekonomi, sosial-budaya, dan/atau lingkungan, yaitu:

a.

Kawasan strategis bidang pariwisata;

(25)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 17 1) Kawasan eks. Bandar Udara Selaparang di Kelurahan Rembiga (Kecamatan

Selaparang) dan Kelurahan Ampenan Utara (Kecamatan Ampenan) sebagai kawasan pariwisata dengan konsep MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) yang berbasis lingkungan;

2) Kawasan Mayura yang terdiri dari Taman Mayura, Pura Meru, dan kolam pemandian Mayura di Kelurahan Mayura (Kecamatan Cakranegara);

3) Kawasan Udayana di Kelurahan Kebon Sari dan Kelurahan Pejarakan Karya (Kecamatan Ampenan);

4) Kawasan Mutiara Sekarbela di Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Pagesangan Barat (Kecamatan Mataram), dan Kelurahan Karang Pule (Kecamatan Sekarbela); 5) Kawasan Mapak yang terdiri dari pariwisata pantai, situs makam Loang Baloq,

dan taman rekreasi, serta kawasan pengembangan pelabuhan wisata yang membentang dari Kelurahan Tanjung Karang hingga Kelurahan Jempong Baru (Kecamatan Sekarbela);

6) Kawasan Kota Tepian Air di Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan);

7) Kawasan Sayang-Sayang di Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang-sayang

(Kecamatan Sandubaya) sebagai kawasan pariwisata kuliner.

b.

Kawasan strategis bidang perdagangan dan jasa.

Kawasan yang memiliki nilai ekonomi tinggi bidang perdagangan dan jasa ditetapkan di lokasi berikut:

1) Pusat perdagangan Ampenan di Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan);

2) Pusat perdagangan grosir dan pusat bisnis Cakranegara di Kelurahan Cakranegara Barat, Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Mayura, Kelurahan Cakranegara Timur, dan Kelurahan Cakranegara Selatan;

3) Kawasan Bertais dan Kawasan Mandalika.

c.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya

Kawasan strategis di bidang sosial budaya ditetapkan pada sebuah kawasan yang dianggap memiliki nilai historis maupun kegiatan-kegiatan budaya untuk tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya. Kawasan strategis ini juga merupakan aset wisata sejarah dan budaya yang dapat menunjukkan jati diri maupun penanda Kota Mataram. Kawasan-kawasan tersebut adalah:

1) Kawasan Bintaro di Kelurahan Bintaro (Kecamatan Ampenan);

2) Kawasan Makam Van Ham di Kelurahan Cilinaya (Kecamatan Cakranegara); 3) Kawasan Pusat Kajian Islam (Islamic Center) di Kelurahan Dasan Agung;

(26)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 18

d.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup

Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kota Mataram adalah:

1) Kawasan konservasi di sepanjang Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Ancar, dan Sungai Brenyok;

2) Kawasan konservasi sempadan pantai Selat Lombok sepanjang 8 - 9 km;

3) Kawasan lindung di Kelurahan Pagutan Timur (Kecamatan Mataram) serta Kelurahan Sayang-sayang dan Selagalas (Kecamatan Sandubaya);

4) Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tiap tanah pecatu yang terdapat di Kota Mataram.

3.

Wilayah Rawan Bencana

Dalam RPJMD Kota Mataram 2011-2015 wilayah rawan bencana di Kota Mataram, antara lain:

1) Longsor, Genangan, dan Banjir

Kondisi topografi Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah datar-landai dan dilalui oleh empat sungai besar, menyebabkan tiap daerah aliran sungai tersebut menjadi daerah rawan longsor terutama di musim penghujan. Selain bencana longsor, beberapa titik di Kota Mataram terutama di Kecamatan Sekarbela, Mataram, dan Cakranegara kerap terjadi genangan dan banjir. Genangan air ini, selain disebabkan oleh kondisi topografi yang cenderung datar, juga disebabkan oleh banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi secara optimal. Beralihnya fungsi dari saluran irigasi menjadi drainase/air buangan. 2) Gelombang Pasang dan Tsunami

Wilayah-wilayah yang rentan terkena bencana gelombang pasang dan tsunami adalah wilayah yang dekat dengan pantai (Selat Lombok) atau dengan kata lain adalah kawasan pesisir. Wilayah-wilayah yang masuk dalam kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami adalah Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru. 3) Abrasi Pantai

(27)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 19 4) Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang waktu kejadiannya tidak bisa diprediksi. Kondisi tektonik di wilayah Provinsi NTB, khususnya Kota Mataram merupakan jalur tumbukan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Euro-Asia menyebabkan wilayah ini memiliki ancaman kegempaan yang potensial. Selain ini terdapat ancaman dari utara berupa patahan busur belakang. Kedalaman pusat gempa di wilayah Kota Mataram dan sekitarnya adalah sekitar 50 km.

4.

Kondisi Demografi

a.

Jumlah Penduduk

Kota Mataram merupakan daerah otonom dengan luas wilayah terkecil di Provinsi NTB, namun dihuni oleh jumlah penduduk yang relatif besar. Berdasarkan data BPS, penduduk Kota Mataram pada tahun 2011 hingga tahun 2014 didominasi oleh penduduk perempuan dengan selisih antara penduduk perempuan dan laki-laki 4.928 jiwa pada tahun 2014. Jumlah penduduk tahun 2014 mengalami peningkatan 9.188 jiwa dari tahun 2013. Besarnya jumlah penduduk tersebut di satu sisi dapat menjadi potensi Sumber Daya Manusia bagi pembangunan Kota Mataram di segala bidang, namun di sisi yang lain banyak kebutuhan sosial kemasyarakatan yang harus dipenuhi.

Lebih jelas mengenai gambaran komposisi jumlah penduduk Kota Mataram tahun 2011 hingga tahun 2014 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat sebagaimana gambar berikut.

Gambar 2.2

Jumlah Penduduk Kota Mataram Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012 - 2014

Sumber : BPS Kota Mataram, 2015

0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000

2012 2013 2014

2012 2013 2014

Laki - Laki 208,886 213,520 218,068

Perempuan 213,787 218,356 222,996

Total Penduduk 422,673 431,876 441,064

Laki - Laki

Perempuan

(28)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 20

b.

Pertumbuhan Penduduk

Kota Mataram pada tahun 2011 hingga tahun 2014 mengalami pertumbuhan penduduk yang terus meningkat sebagai akibat kelahiran alami dan migrasi. Kedudukan dan fungsi Kota Mataram sebagai Ibukota Provinsi, pusat pemerintahan, pendidikan, kesehatan serta perdagangan dan jasa menjadi penyebab tingginya migrasi ke Kota Mataram dibandingkan daerah lain di Provinsi NTB. Peningkatan jumlah penduduk tersebut terjadi merata di seluruh wilayah kecamatan di Kota Mataram. Kepadatan penduduk Kota Mataram tahun 2014 yaitu 7.195 jiwa/km² dimana angka tersebut menjadikan Kota Mataram memiliki tingkat kepadatan tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Tabel 2.4

Kepadatan Penduduk berdasarkan Kecamatan Tahun 2012-2014

No Kecamatan

Luas Wilayah

(Km2 )

Penduduk (Jiwa)

Kepadatan Penduduk (Jiwa /Km2)

2012 2013 2014 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Ampenan 9,46 82.585 84.324 86.052 8.730 8.914 9.096

2 Sekarbela 10,32 57.792 60.123 62.508 5.600 5.826 6.057

3 Mataram 10,76 77.397 79.420 81.450 7.193 7.381 7.570

4 Selaparang 10,77 73.806 74.181 74.513 6.853 6.888 6.919

5 Cakranegara 9,67 65.488 66.026 66.516 6.772 6.828 6.879

6 Sandubaya 10,32 65.605 67.802 70.025 6.357 6.570 6.785

Jumlah/Total 61,30 422.673 431.876 441.064 6.895 7.045 7.195

Sumber: data proyeksi BPS Kota Mataram, 2015

Dari tabel 2.4 diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan Ampenan memiliki jumlah penduduk terbanyak tiap tahunnya, dengan luas wilayah terkecil jumlah penduduk di wilayah ini menghasilkan kepadatan penduduk yang paling tinggi dibandingkan kecamatan lainnya yang ada di Kota Mataram, pada tahun 2014 Kepadatan Penduduk di Kecamatan Ampenan sebesar 9.096 Jiwa/Km2.Sedangkan jumlah Kecamatan Sekarbela dengan luas wilayah terbesar ketiga memiliki jumlah penduduk terkecil sehingga kepadatan penduduknya paling rendah yaitu 6.057 Jiwa/Km2 pada tahun 2014.

5.

Struktur dan Komposisi Penduduk

(29)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 21 Menurut komposisi umur, komposisi penduduk tahun 2014 terbanyak pada umur 20-24 tahun yaitu sebanyak 56.105 jiwa, sedangkan komposisi penduduk terkecil pada kelompok umur 70-74 tahun 4.896.

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

0 – 4

21.347

20.428

41.775

5

9

19.760

18.988

38.748

10

14

18.861

17.990

36.851

15

19

22.487

22.767

45.254

20 – 24

29.523

26.582

56.105

25 – 29

18.394

19.352

37.746

30 – 34

16.852

19.384

36.236

35 – 39

15.312

16.925

32.237

40 – 44

14.541

15.578

30.119

45 – 49

11.762

12.306

24.068

50

54

9.246

9.541

18.787

55

59

7.615

7.853

15.468

60

64

4.891

5.290

10.181

65 – 69

3.408

3.985

7.393

70 – 74

2.121

2.775

4.896

75 +

1.948

3.252

5.200

Jumlah

218.068

222.996

441.064

Sumber: BPS Kota Mataram, 2015.

Jika dikelompokkan masing-masing menurut jenis kelamin dan kelompok usia produktif maka komposisi penduduk Kota Mataram dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.3

Persentase Penduduk Kota Mataram Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014

Gambar 2.4

Struktur Umur Penduduk Kota Mataram Tahun 2013

49.44 % 50.56

%

Laki-laki Perempuan

26.61%

69.42% 3.97%

(30)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 22 Melihat kondisi struktur umur penduduk Kota Mataram pada tahun 2014 termasuk dalam transisi demografi yang menguntungkan karena proporsi penduduk terbesar adalah yang berusia 15 sampai 64 tahun atau yang masih dalam usia produktif. Kondisi demografi ini disebut menguntungkan karena berpeluang untuk menciptakan kesejahteraan bila penduduk produktif tersebut merupakan sumber daya manusia yang dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan. Proporsi penduduk wanita yang lebih besar dan tingginya jumlah penduduk usia produktif ini perlu di antisipasi oleh pemerintah dengan kebijakan pembangunan daerah yang pro gender dan pro job.

Jika disusun dalam struktur piramida, penduduk Kota Mataram termasuk dalam Piramida Penduduk Muda yaitu kondisi penduduk yang memiliki pertumbuhan penduduk yang cepat dimana angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian. Hal ini ditandai dengan komposisi jumlah penduduk usia muda sangat besar, sedangkan usia tua sedikit sebagaimana dapat dilihat seperti gambar di atas

Gambar 2.5

Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Sumber: BPS Kota Mataram, 2015

40,000 30,000 20,000 10,000 00 10,000 20,000 30,000

0 – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 +

Jumlah Penduduk

(31)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 23

2.1.2.

Aspek Kesejahteraan Masyarakat

a.

Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1.

Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah dari nilai tambah yang diciptakan oleh seluruh aktivitas perekonomian di suatu daerah pada tahun tertentu. Dengan kata lain, PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya guna menciptakan nilai tambah bagi masing-masing sektor perekonomian.

Menurut data BPS Kota Mataram, hingga tahun 2014 nilai PDRB Kota Mataram Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2014 PDRB ADHB Kota Mataram menjadi Rp.8,116 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 15,58% dari tahun 2013. Sejalan dengan PDRB ADHB, nilai PDRB Kota Mataram Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 PDRB ADHK sebesar Rp.2,43 triliun, meningkat menjadi Rp.2,63 triliun pada tahun 2013 dan menjadi Rp.2,84 triliun pada tahun 2014

Tabel 2.6

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Mataram Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 - 2014

Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Ribu Rp.) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp.) 2012* 2013** 2014*** 2012* 2013** 2014***

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pertanian 218.470.419 241.666.672 265.314.721 91.015.340 92.823.309 95.014.395

Pertambangan

& Penggalian 663.802 701.816 736.305 313.601 314.573 316.335 Industri

Pengolahan 613.314.304 668.264.359 743.426.751 293.450.261 307.858.669 326.207.700 Listrik, Gas,

Air 71.596.604 82.907.708 95.669.685 21.298.973 23.421.960 25.647.700 Bangunan 583.903.454 669.098.062 781.009.156 245.802.804 267.998.797 292.440.287

Perdagangan, Hotel & Restoran

1.397.171.260 1.695.799.388 2.022.777.111 524.314.619 582.996.649 647.532.922

Pengangkutan

& Komunikasi 1.182.536.034 1.319.148.200 1.452.809.230 476.425.057 497.939.720 522.245.263 Keuangan,

Persewaan & Jasa Perusahaan

1.196.064.654 1.413.991.859 1.689.150.598 486.286.378 541.705.980 605.286.889

Jasa-Jasa 829.208.988 930.799.139 1.064.855.196 290.910.948 310.328.988 330.816.924

PDRB 6.092.929.519 7.022.377.203 8.115.748.753 2.429.817.981 2.625.388.645 2.845.507.761 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Prediksi

(32)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 24 Gambar 2.6

Kontribusi Masing-masing Sektor (persen) terhadap Pembentukan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kota Mataram Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014

Sebagai ibukota Provinsi, Kota Mataram menjadi pusat perdagangan dan jasa dimana arus keluar masuk barang dari berbagai daerah serta jasa terjadi di Kota Mataram. Peranan pemerintah daerah dalam mendukung aktivitas perdagangan cukup besar yang ditandai dengannya banyaknya bangunan ruko-ruko baru di Kota Mataram. Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2014 menjadi leading sector bagi perekonomian yang mana tercermin dalam nilai tambah bruto atas PDRB ADHB pada sektor ini mencapai nilai sebesar Rp.2,02 trilliun atau kontribusi sektor ini pada pembentukan PDRB ADHB Kota Mataram sebesar 24,92 persen. Penyumbang terbesar dari sektor ini adalah subsektor perdagangan besar dan eceran. Pada nilai tambah bruto ADH Konstan sektor ini sebesar Rp.647,53 miliar rupiah atau berkontribusi 22,76 persen.

Penyumbang PDRB terbesar kedua adalah sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Pada tahun 2014 nilai tambah bruto atas PDRB ADHB pada sektor ini mencapai sebesar Rp.1,68 trilliun, dengan kata lain kontribusi sektor ini sebesar 20,81 persen. Subsektor Bank merupakan kontributor dominan dimana kegiatan perbankan merupakan penunjang semua kegiatan perekonomian masyarakat baik melalui simpanan maupun kredit yang tersalurkan, selanjutnya yang lain dihasilkan oleh lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan, dan jasa perusahaan. Nilai tambah bruto ADH Konstan sektor ini sebesar Rp.605,28 miliar rupiah atau berkontribusi 21,27 persen.

0 1,000,000,000 2,000,000,000

(33)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 25 Perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah, salah satunya sangat ditentukan oleh kelancaran distribusi hasil kegiatan produksi dan didukung oleh kegiatan komunikasi yang memadai. Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2014 telah menghasilkan nilai tambah bruto adh berlaku sebesar Rp 1,45 trilliun atau kontribusi 17,90 persen. Untuk nilai tambah bruto adh konstan, sektor ini mampu menciptakan nilai tambah sebesar Rp.522,24 miliar atau berkontribusi sebesar 18,35 persen.

Kontribusi sektor jasa-jasa terhadap pembentukan PDRB ADHB Kota Mataram tahun 2014 sebesar Rp.1,06 triliun atau 13,12 persen, dimana nilai tambah yang dihasilkan sektor ini masih didominasi oleh subsektor pemerintahan umum dibandingkan oleh subsektor swasta termasuk perorangan. Sedangkan nilai tambah bruto ADHK sektor ini sebesar Rp. 330,81 miliar atau dengan kontribusi sebesar 11,63 persen.

Sektor industri pengolahan pada tahun 2014 mampu menciptakan nilai tambah bruto ADHB sebesar Rp. 743,42 miliar dengan kontribusi sebesar 9,16 persen. Sektor industri pengolahan memiliki potensi yang besar untuk berkembang menjadi leading sektor bagi perekonomian Kota Mataram. Industri pengolahan memiliki dampak yang luas terhadap perkembangan sektor perekonomian lainnya. Sektor bangunan pada tahun 2014 juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada pembentukan PDRB Kota Mataram dengan memberikan nilai tambah Rp.781 miliar atau kontribusi sebesar 9,62 persen pada PDRB ADHB dan Rp.292,44 miliar atau 1,28 persen pada PDRB ADHK.

Sektor listrik, gas dan air bersih memberikan nilai tambah PDRB ADHB Rp.95,66 miliar senilai dengan kontribusi yang tetap dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,18 persen dan pada PDRB ADHK dengan nilai tambah Rp.292,44 miliar atau kontribusi 0,90 persen. Sektor pertanian dan sektor pertambangan memberikan kontribusi yang tidak terlalu tinggi pada pembentukan PDRB Kota Mataram. Pada tahun 2014 sektor pertanian memberikan nilai tambah bruto ADHB sebesar Rp.265,31 miliar dengan kontribusi sebesar 3,27 persen dan nilai tambah bruto ADHK Rp. 95,01 miliar atau kontribusi 3,34%. Sedangkan sektor pertambangan memberikan kontribusi sebesar 0,01 persen pada PDRB Kota Mataram dengan nilai tambah bruto ADHB Rp.736,81 juta dan ADHK Rp.316,3 juta.

(34)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 26 Gambar 2.7

PDRB Kota Mataram Menurut Kelompok Sektor Tahun 2012-2014 (Ribu Rp)

Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Prediksi Sumber: Dokumen PDRB Kota Mataram, 2013; BPS Kota Mataram, 2015.

Peranan PDRB atas dasar harga berlaku menurut kelompok sektor dalam kurun waktu 2012-2014 masih didominasi oleh kelompok sektor tersier. Pada tahun 2014 kontribusi sektor tersier mengalami peningkatan dari 76,32 persen pada tahun 2013 menjadi 76,76 persen. Hal ini menggambarkan struktur perekonomian Kota Mataram mengarah kepada struktur jasa (Service City), dimana Kota Mataram yang menjadi Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai fungsi-fungsi utama sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata. Sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial. Juga sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis. Karena fungsinya sebagai pusat pelayanan-pelayanan tersebut, maka kebutuhan akan jasa pendukungnya cukup tinggi.

Struktur perekonomian di setiap kecamatan di Kota Mataram secara umum sama yaitu pada sektor tersier sangat menonjol sedangkan sektor primer sangat kecil peranannya. Gambaran kinerja perekonomian kecamatan dapat dianalisa dari data berikut :

0.00 1,000,000,000.00 2,000,000,000.00 3,000,000,000.00 4,000,000,000.00 5,000,000,000.00 6,000,000,000.00 7,000,000,000.00

2012* 2013** 2014***

3,60% 3,45% 3,28%

20,82% 20,22% 19,96%

75,58%

76,32%

76,76%

2012* 2013** 2014***

Primer 219,134,221.00 242,368,488.00 266,051,026.00

Sekunder 1,268,814,362.00 1,420,270,129.00 1,620,105,592.00

(35)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 27 Tabel 2.7

PDRB Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2011-2013 Kota Mataram

No Kecamatan

PDRB ADHB (Rp.000) PDRB ADHK (Rp.000)

2011 2012* 2013** 2011 2012* 2013**

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Ampenan 674.103.473 763.565.986 877.181.149 291.355.138 318.179.389 341.739.449

2 Sekarbela 448.994.312 507.559.850 574.657.923 197.098.377 213.986.722 227.046.109

3 Mataram 806.604.103 936.982.270 1.075.617.986 327.621.180 358.242.089 386.947.682

4 Selaparang 1.304.581.291 1.260.092.753 1.442.284.321 595.016.668 491.100.464 529.699.500

5 Cakranegara 1.282.759.111 1.499.107.672 1.738.687.360 546.945.075 606.133.845 660.533.449

6 Sandubaya 978.049.907 1.125.620.988 1.313.948.464 400.559.220 442.175.472 479.422.456

Jumlah/Total 5.495.092.197 6.092.929.519 7.022.377.203 2.358.595.658 2.429.817.981 2.625.388.645

Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber: Dokumen PDRB Kecamatan di Kota Mataram, 2013.

Memperhatikan PDRB yang dihasilkan oleh kecamatan se-Kota Mataram dalam kurun waktu 2012-2013 tampak cukup bervariasi dimana kecamatan yang mencapai PDRB tertinggi atas dasar harga berlaku adalah Kecamatan Cakranegara dan yang terkecil adalah Kecamatan Sekarbela. Semua Kecamatan di Kota Mataram mengalami peningkatan PDRB yang positif. Keunggulam masing-masing Kecamatan dalam hal pembentukan nilai tambah PDRB juga bervariasi dan berbeda. Kecamatan Ampenan dan Sekarbela memberikan kontribusi terbesar pada sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dna air bersih, serta sektor bangunan.

Kecamatan Cakranegara memberikan kontribusi terbesar pada sektor industri pengolahan, sektor keuangan dan jasa perusahaan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sementara Kecamatan Sandubaya memberikan kontribusi terbesar pada sektor pengangkutan dan komunikasi, sedangkan Kecamatan Mataram dan Selaparang memberikan kontribusi terbesar pada sektor jasa-jasa terutama jasa pemerintahan.

2.

Laju Inflasi

(36)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 28

LAJU INFLASI KOTA MATARAM TAHUN 2011 - 2014

2011 2012 2013 2014

Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des

2013 2014

indeks harga implisit menggambarkan tingkat perubahan harga yang terjadi pada sektor/sub sektor. Secara agregat indeks harga implisit menunjukkan tingkat perubahan harga yang terjadi di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun.

Perkembangan harga barang akan mempengaruhi kemampuan masyarakat membeli barang-barang kebutuhan hidup. Sehingga dalam hal ini pertumbuhan ekonomi yang tinggi apabila tanpa diikuti oleh stabilnya harga-harga barang, dikatakan belum mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Inflasi pada tahun 2014 dapat ditekan, hasilnya nilai inflasi tahun 2014 lebih kecil dibanding tahun 2013. Inflasi pada tahun 2014 yaitu 7,18% atau menurun 2,09% dari tahun 2013 sebesar 9,27%.

Sumber : BPS Kota Mataram dan Bank Indonesia, 2015

Adapun fluktuasi inflasi bulanan selama tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.9

Inflasi bulanan Kota Mataram (%) Tahun 2013-2014

(37)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 29 Dari gambar dapat terlihat bahwa tingkat inflasi tertinggi pada tahun 2013 terjadi pada bulan Juli dengan nilai 4,55%, sedangkan pada tahun 2014 tingkat inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan nilai 2,27%. Sementara pada tahun 2013 terjadi deflasi sebesar 1,51% di bulan September pada dan pada tahun 2014 terjadi deflasi pada bulan April sebesar 0,49%. Adapun penyebab utama inflasi pada tahun 2014 antara lain didorong permintaan saat Maulid Nabi Muhammad SAW (Januari), Hari Raya Idul Fitri (Juli) dan efek kenaikan BBM pada akhir tahun 2014 (Desember).

Bank Indonesia telah memetakan inflasi yang terjadi di Kota Mataram tahun 2014, hasil pemetaan menunjukan bahwa trend yang berbeda dengan daerah lain dimana di kota Mataram ketika perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW terjadi inflasi yang tinggi bahkan lebih tinggi daripada saat Idul Fitri. Komoditi yang paling sering menjadi penyumbang inflasi tertinggi sepanjang tahun 2014 yaitu beras, tongkol pindang, tomat sayur, cabai rawit, dan daging ayam ras. Perkembangan Inflasi Kota Mataram menjadi perhatian bagi NTB karena memiliki bobot terbesar bagi inflasi NTB secara keseluruhan.

3.

PDRB per Kapita

Angka PDRB per Kapita memberikan gambaran kasar bagian PDRB yang diterima secara rata-rata oleh seluruh penduduk dalam suatu daerah. Meskipun kasar, PDRB per Kapita tetap ianggap relevan digunakan untuk mengukur kemakmuran suatu daerah. Angka ini merupakan hasil pembagian antara besaran PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Adapun perkembangan pendapatan per Kapita Kota Mataram dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2.10

PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kota Mataram Tahun 2011-2014

**data prediksi

Sumber: BPS Kota Mataram, 2015.

Pada Tahun 2014 PDRB Per Kapita Kota Mataram atas harga berlaku mencapai kisaran Rp. 18.822.000, yang mana mengalami peningkatan sebesar 12,48% dibandingkan dengan tahun 2013.

2011 2012 2013 2014**

PDRB Per Kapita

(Rp.000/tahun) 13,504 14,745 16,734 18,822

Gambar

Gambar 1 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Mataram menurut Kecamatan dan Kelurahan
Tabel 2.2 Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan
Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Kota Mataram Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Sesuai dengan Amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

RKPD tahun 2015 disusun dalam rangka menindaklanjuti amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan Pasal 264 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun