Susunan, Kedudukan, Fungsi, Kewenangan, Hak dan Kewajiban DPR menurut UUD 1945, serta hubungannnya dengan lembaga
negara lainnya
Dr. Fatmawati, S.H.,
M.H.
Struktur LPR
Secara umum, struktur LPR di dunia terdiri
dari sistem satu kamar (
unicameralism
) dan
sistem bikameral (
bicameralism
). Dari 196
Struktur LPR
Berdasarkan beberapa konstitusi negara di
dunia, diketahui pula bahwa LPR dapat
memiliki 3 kamar (
tricameralism
), bahkan
lebih (
multicameralism
).
Republik Cina Taiwan berdasarkan UUD tahun 1946
memiliki 3 kamar (sebellum tahun 1994), demikian juga Konstitusi Republik Afrika Selatan Tahun 1983
Konstitusi Republik Federal Sosialis Yugoslavia
Kriteria Kamar/Majelis (Fatmawati)
1.
Memiliki fungsi-fungsi tersendiri, sesuai
dengan fungsi parlemen.
2. Memiliki anggota tersendiri, yang merupakan
wakil rakyat dengan kategori dan metode
seleksi tertentu
Sekretariat Jenderal MPR-RI, Panduan Dalam Memasyarakatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: Latar Belakang, Proses, dan Hasil Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Sesuai dengan Urutan Bab, Pasal, dan Ayat
Dalam melakukan perubahan terhadap UUD 1945, Panitia Ad Hoc (PAH) I MPR menyusun kesepakatan dasar berkaitan dengan perubahan UUD 1945, yaitu:
tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia; mempertegas sistem pemerintahan presidensial;
Penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal (Batang Tubuh)
SEPARATION OF POWERS
(JOHN LOCKE)
Kekuasaan legislatif yaitu kekuasaan membuat
undang-undang (UU), kekuasaan eksekutif, yaitu
kekuasaan melaksanakan UU, dan kekuasaan
federatif, yaitu kekuasaan yang meliputi
kekuasaan mengenai perang dan damai,
SEPARATION OF POWERS
(JOHN LOCKE)
150. In all cases whilst government subsists, the
legislative is the supreme power. For what can give laws to another must needs be superior to him, and since the legislative is no otherwise legislative of the society but by the right it has to make laws for the all parts, and every member of the society prescribing rules for their action, they are transgressed, the
legislative must need be the supreme, and all other powers in any members or parts of the society
SEPARATION OF POWERS
(JOHN LOCKE)
kekuasaan eksekutif ikut membahas dan
SEPARATION OF POWERS
(MONTESQUIEU)
Kekuasaan legislatif memiliki kekuasaan membuat UU, dan mengubah atau menghapus UU; kekuasaan
eksekutif memiliki kekuasaan menyatakan perang atau damai, mengirimkan atau menerima duta,
menjamin keamanan umum serta menghalau musuh yang masuk; sedangkan kekuasaan yudisial memiliki kekuasaan menghukum para penjahat atau
SEPARATION OF POWERS
(MONTESQUIEU)
Jika Raja memiliki bagian memberikan keputusan (the power of the resolving) dalam badan pembuat UU (legislature) maka kebebasan akan hilang, sehingga kekuasaan eksekutif hanya memiliki hak untuk
menolak (the power of rejecting) untuk mendukung hak prerogratif yang dimilikinya. Kekuasaan
Susunan dan Kedudukan DPR
Pasal 19 Perubahan Kedua UUD 1945 (1) Anggota DPR dipilih melalui pemilu
(2) Susunan DPR diatur dengan UU
(3) DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun
Pasal 67 UU No. 27 Tahun 2009
DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih melalui pemilihan umum.
Pasal 68 UU No. 27 Tahun 2009
Fungsi Parlemen
Carl J. Friedrich (Constitutional Government and
Democracy: Theory and Practice in Europe and America ): Representative assemblies dan
deliberative assemblies
Yves Money dan Andrew Knapp (Government and
Politics in Western Europe: Britain, France, and
Fungsi Parlemen
Jimly Asshiddiqie (
Pengantar Hukum Tata
Negara Jilid II
), yang mengemukakan 3
fungsi dari cabang kekuasaan legislatif, yaitu
fungsi pengaturan (legislasi), fungsi
Fungsi Representasi
Representasi Formal
Fungsi Legislasi
Menurut Jimly Asshiddiqie, pelaksanaan fungsi legislasi dalam pembentukan UU, menyangkut 4 (empat) bentuk kegiatan, yaitu:
Prakarsa pembuatan undang-undang (legislative initiation); Pembahasan rancangan undang-undang (law making
process);
Persetujuan atas pengesahan rancangan undang-undang
(law enactment approval);
Pemberian persetujuan pengikatan atau ratifikasi atas
Fungsi Pengawasan
Jimly Asshiddiqie mengemukakan tentang fungsi pengawasan (control), yaitu:
1) Pengawasan atas penentuan kebijakan (control of policy making); 2) Pengawasan atas pelaksanaan kebijakan (control of policy
executing);
3) Pengawasan atas penganggaran dan belanja negara (control of
budgeting);
4) Pengawasan atas pelaksanaan anggaran dan belanja negara
(control of budget implementation);
5) Pengawasan atas kinerja pemerintahan (control of government
performances);
6) Pengawasan terhadap pengangkatan pejabat publik (control of
Fungsi Parlemen
Rod Hague dan Martin Harrop (
Comparative
Government and Politics An Introduction
),
yang mengemukakan bahwa fungsi utama
modern legislatures
adalah: “
representation,
deliberation and legislation. Other functions,
crucial to some but not all parliaments, are:
making governments (in parliamentary
Kewenangan formal DPR yang diatur dalam
UUD 1945 adalah sebagai berikut:
Mengusulkan pemberhentian Presiden dan/atau
Wakil Presiden kepada MPR (ps 7A).
Presiden dan/atau Wakil Presiden bersumpah di
hadapan MPR atau DPR (ps 9 ayat (1)).
Memberikan persetujuan terhadap pernyataan
Kewenangan formal DPR yang diatur dalam
UUD 1945 adalah sebagai berikut:
Memberikan persetujuan terhadap perjanjian
internasional tertentu yang dilakukan oleh Presiden (ps. 11 ayat (2)).
Memberikan pertimbangan kepada Presiden
dalam pengangkatan duta dan penempatan duta negara lain (ps. 13 ayat (2) dan (3)).
Memberikan pertimbangan kepada Presiden
Kewenangan formal DPR yang diatur dalam
UUD 1945 adalah sebagai berikut:
DPR memegang kekuasaan membentuk UU (ps. 20
ayat (1)).
Membahas dan menyetujui UU, bersama-sama
dengan Presiden (ps. 20 ayat (2)).
DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan
fungsi pengawasan (ps. 20A ayat (1)).
DPR memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak
Kewenangan formal DPR yang diatur dalam
UUD 1945 adalah sebagai berikut:
Setiap anggota DPR mempunyai hak mengajukan
pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, serta hak imunitas (ps. 20A ayat (3)).
Anggota DPR berhak mengajukan usul RUU (ps.
21).
Memberikan persetujuan terhadap Peraturan
Pemerintah Pengganti UU (ps. 22 ayat (2) dan (3))
Menerima RUU yang berkaitan dengan kepentingan
Kewenangan formal DPR yang diatur dalam
UUD 1945 adalah sebagai berikut:
Membahas RUU yang berkaitan dengan
kepentingan daerah dengan DPD (ps.22D ayat (2)).
Menerima pertimbangan dari DPD atas RUU APBN
dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama (ps.22D ayat (2)).
Menerima hasil pengawasan DPD atas pelaksanaan
Kewenangan formal DPR yang diatur dalam
UUD 1945 adalah sebagai berikut:
Menerima RUU APBN yang diajukan oleh
Presiden, untuk dibahas bersama dengan
Presiden, dengan memperhatikan
pertimbangan DPD (ps. 23 ayat (1)).
Jika DPR tidak menyetujui RUU APBN yang
diajukan Presiden maka Pemerintah
Kewenangan formal DPR yang diatur dalam
UUD 1945 adalah sebagai berikut:
Menerima hasil pemeriksaan keuangan
negara oleh BPK (ps. 23E ayat (2))
Memilih anggota BPK dengan
Kewenangan formal DPR yang diatur dalam
UUD 1945 adalah sebagai berikut:
Menyetujui calon Hakim Agung yang
diusulkan oleh KY (ps. 24A ayat (3))
Menyetujui pengangkatan dan
pemberhentian anggota KY oleh Presiden
(ps. 24B ayat (3))
Mengajukan 3 calon Hakim Konstitusi (ps.
Ketentuan khusus