• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGAIMANA BUDAYA TERBENTUK dari kata hana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAGAIMANA BUDAYA TERBENTUK dari kata hana"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAGAIMANA BUDAYA TERBENTUK

Peraga 18-4

Peraga 18-4 meringkaskan bagaimana budaya organisasi dibangun dan dipertahankan. budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya. selanjutnya budaya ini sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam mempekerjakan karyawan. tindakan manajemen puncak dewasa ini menentukan iklim umum perilaku yang dapat diterima dan tidak. bagaimana cara mensosialisasikan karyawan akan tergantung, pada tingkat sukses yang dicapai dalam mencocokan nilai-nilai karyawan baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi dan juga pada kelebih-sukaan manajemen puncak akan metode-metode sosialisasi.

BAGAIMANA KARYAWAN MEMPELAJARI BUDAYA

Budaya diteruskan kepada para karyawan dalam sejumlah bentuk, yang paling ampuh adalah cerita, ritual, lambing-lambang yang bersifat kebendaan dan bahasa.

Cerita

contoh sebuah perusahaan Nike yang memiliki sejumlah eksekutif senior yang menghabiskan banyak waktu mereka untuk berperan sebagai periwayat perusahaan. Dan riwayat yang diceritakan itu dimaksudkan untuk menyampaikan segala sesuatu tentang Nike. cerita-cerita ini biasanya berisi dongeng peristiwa mengenai pendiri organisasi, pelanggaran aturan, sukses dari miskin ke kaya, pengurangan angkatan kerja, lokasi karyawan, reaksi terhadap kesalahan masa lalu, dan acara mengatasi masalah organisasi.

Filosofi

Organisasi yang dijumpai

Kriteria Sleksi

Manajemen Puncak

Sosialisasi

(2)

Ritual

Ritual merupakan deretan kegiatan berulang yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi, sasaran apakah yang paling penting, orang-orang manakah yang penting, dan manakah yang dapat dikorbankan.

Lambang Kebendaan

Misal kantor pusat perusahaan kemasan Alcoa tidak kelihatan seperti kantor pusat yang Anda bayangkan. hanya ada sedikit kantor individu, untuk eksekutif senior sekalipun. Sesungguhnya hanya ada kubus-kubus, area bersama dan ruang pertemuan.kantor pusat perusahaan yang informal ini menyampaikan kepada para karyawan bahwa Alcoa menghargai keterbukaan, kesamaan, kreativitas, dan keluwesan.

Bahasa

Banyak organisasi dan unit di dalam organisasi menggunakan bahasa sebagai cara mengidentifikasi anggota budaya atau sub-budaya. Dengan mempelajari bahasa ini, anggota membuktikan penerimaan mereka akan budaya itu, dan dengan berbuat seperti itu, membantu melestarikanya. dari waktu kewaktu, organisasi-organisasi sering mengembangkan istilah yang unik untuk mendeskripsikan peralatan, kantor, personil utama, pemasok, pelanggan, atau produk yang berkaitan dengan bisnisnya.

MENCIPTAKAN BUDAYA ORGANISASI YANG ETIS

Isi dan kekuatan budaya mempengaruhi iklim etis organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Budaya organisasi yang paling mungkin membentuk standar etis tinggi adalah budaya yang tinggi dalam mentolelir risiko, rendah sampai sedang dalam keagresifan, dan berfokus pada sarana dan juga hasil. para manajer dalam budaya semacam itu didukung untuk mengambil risiko dan melakukan inovasi, ikut melibatkan diri dalam persaingan yang tak terkendali, dan memberikan perhatian pada bagaimana caranya mencapai sasaran dan sasaran apa yang mau dicapai.

(3)

apa yang dapat dilakukan manajemen untuk menciptakan budaya yang lebih etis? Jadilah model yang kelihatan. Karyawan akan melihat perilaku manajemen puncak sebagai tolok ukur untuk merancang perilaku yang tepat. Bila manajemen senior terlihat mengambil jalur cepat yang etis, ia memberikan pesan yang positif untuk karyawan.

Komunikasikanlah harapan yang etis. Ambiguitas etis dapat diminimalisir oleh penciptaan dan penyebaran kode etik organisasi. Kode etik tersebut harus menetapkan nilai-nilai utama organisasi dan kaidah etis yang diharapkan untuk diikuti karyawan.

Berikanlah pelatihan etis. Adakanseminar, lokakarya, dan program-program pelatihan etis lainya.

Berikanlah imbalan secara terang-terangan terhadap tindakan etis dan berikan hukuman terhadap tindakan yang tidak etis.penilaian kinerja dari manajer harus mencakup evaluasi poin demi poin tentang apakah memang keputusanya sesuai dengan kode etik organisasi. Penilaian harus mencakup sarana yang diambil untuk mencapai sasaran dan juga hasil itu sendiri. perilaku orang yang bertindak etis hendaknya diberi imbalan secara terang-terangan. yang tidak kalah penting juga yang tidak etis harus dihukum secara kasat mata.

Sediakanlah mekanisme yang bersifat melindungi. Organisasi perlu menyediakan mekanisme formal sehingga karyawan dapat membahas dilema etis dan melaporkan perilaku yang tidak etis tanpa takut ditegur. Ini mungkin mencakup pengadaan konselor etik, ombudsmen atau pejabat etik.

MENCIPTAKAN BUDAYA YANG TANGGAP TERHADAP PELANGGAN

Kebanyakan organisasi dewasa ini berupaya sangat keras untuk menciptakan budaya yang tanggap terhadap pelanggan karena mereka mengakui bahwa ini merupakan jalur menuju kesetiaan pelanggan dan kemampuan menghasilkan laba jangka panjang.

Variabel-variabel Kunci yang Membentuk Budaya Tanggap Terhadap Pelanggan

(4)

Pertama adalah tipe karyawan itu sendiri. Organisasi berorientasi pelanggan yang berhasil, mempekerjakan karyawan yang terbuka dan ramah. Kedua adalah formulasi yang rendah. karyawan jasa perlu memiliki kebebasan untuk memenuhi tuntutan layanan pelanggan yang senantiasa berubah. Ketiga adalah perluasan formalisasi yang rendah yakni penggunaan pemberdayaan secara luas. Kryawan yang diberdayakan memiliki keleluasaan keputusan untuk melakukan apa yang perlu demi menyenangkan pelanggan. Keempat adalah keterampilan mendengar yang baik.

Tindakan Manajerial

Berdasarkan pada karakter yang sudah diidentifikasi sebelumnya, maka dapat dikemukakan bahwa tindakan yang adapat diambil manajemen jika ia ingin membuat budayanya menjadi tanggap terhadap pelanggan. tindakan ini dirancang untuk menciptakan karyawan dengan kompetensi, kemampuan, dan keinginan untuk menyelesaikan masalah pelanggan ketika muncul.

Seleksi. Tempat untuk mulai membangun budaya tanggap terhadap pelanggan adalah memepekerjakan orang yang memeiliki keperibadian dan sikap yang konsisten terhadap orientasi layanan yang tinggi.

Pelatihan dan sosialisasi organisasi yang berusaha menjadi lebih tanggap terhadap pelanggan tidak selalu harus melakukan perekrutan semua karyawan baru. yang lebih umum, adalah bahwa manajemen menghadapi tantangan untuk membuat karyawan yang sekarang ada menjadi lebih berfokus pada pelanggan.

Rancangan Struktural strukur organisasi perlu lebih banyak memeberikan kendali ke karyawan. Ini dapat dicapai dengan mengurangi kaidah dan aturan. karyawan itu lebih mampu memuasakan pelanggan bila mereka memiliki beberapa kendali atas penjumpaan pelayanan.

Pemberdayaan Konsisten dengan formailsasi yang rendah adalah pemberdayaab karyawan dengan memberikan keleluasaan untuk mengambil keputusan dari hari ke hari menyangkut kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan.

(5)

berfokus pada pelanggan dan mwnunjukanya lewat perilaku terus menerus mereka bahwa mereka setia kepada pelanggan.

Evaluasi Kinerja Ada sejumlah bukti penelitian mengesankan yang menunjukan bahwa evaluasi kinerja berdasarkan perilaku itu konsisten dengan peningkatan layanan pelanggan. selain itu, budaya yang tanggap terhadap pelanggan akan didorong oleh penggunaan evaluasi 360-derajat yang mengikutsertakan masukan dari pelanggan.

Sistem Imbalan Akhirnya, jika manajemen ingin agar karyawan memberikan layanan yang baik, maka ia harus memberikan imbalan berdasar layanan yang baik. Ia perlu terus menerus memberikan pengakuan kepada karyawan yang menunjukan usaha yang luar biasa untuk menyenangkan pelanggan.

SPIRITUALITAS DAN BUDAYA ORGANISASI

Apa itu Spiritualitas?

Spiritualitas tempat kerja itu tidak menyangkut praktik religious yang terorganisasi. Itu tidak menyangkut tuhan atau teologi. Spiritualitas tempat kerja mengakui bahwa orang memiliki kehidupan batiniah yang memelihara dan dipelihara oleh pekerjaan bermakna yang ada dalam konteks masyarakat. organisasi-organisasi yang mempromosikan budaya spiritual mengakui bahwa orang yang memiliki pikiran dan roh, berusaha menemukan makna dan tujuan hidup dalam kerja mereka, dan ingin berhubungan dengan umat manusia lain dan ingin menjadi bagian dari masyarakat.

Mengapa Spiritual Muncul Sekarang?

(6)

Ciri-ciri Organisasi Spiritual

Apa yang membedakan organisasi spiritual dari mitra non spiritual mereka? walaupun riset tentang pertanyaan ini hanya sebatas pendahuluan, tinjauan peneliti telah mengidentifikasi karakteristik budaya yang cenderung tampak jelas dalam organisasi spiritual Sangat Memperhatikan Tujuan Organisasi spiritual membangun budaya mereka berdasar tujuan yang bermanfaat. Walaupun mungkin penting, laba bukan merupakan nilai utama organisasi.

Fokus pada Pengembangan Individu Organisasi-organisasi spiritual mengakui bobot dan nilai orang. mereka tidak hanya member jabatan. Mereka berusaha menciptakan budaya yang memungkinkan karyawan dapat terus menerus belajar dan bertumbuh. Dengan mengakui pentingnya orang, mereka berusaha memberikan keamanan kerja.

Kepercayaan dan Keterbukaan Ciri-ciri organsasi spiritual adalah kepercayaan timbal balik, kejujuran, dan keterbukaan. para manajer tidak takut mengakui kesalahan. dan mereka cenderung sangat berterus terang dengan karyawan, pelanggan, dan pemasok.

Pemberdayaan Karyawan Iklim kepercayaan tinggi dalam organisasi spiritual, bila digabungkan dengan keinginan memajukan pembelajaran dan pertumbuhan karyawan, mengakibatkan manajemen memberdayakan karyawan sehingga mampu mengambil sebagian besar keputusan yang berhubungan dengan kerja.

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Riau pada 10 tahun tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor migrasi dari pulau jawa yang sangat tinggi

Tugas Biro Komisaris:.. Membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasannya di Perseroan. Biro komisaris dipimpin oleh Kepala Biro Komisaris.

Mortalitas pasien yang mengalami infark jantung pada waktu dilakukan anestesi cukup tinggi (50%), dibanding dengan yang tidak menjalani anastesi atau pembedahan,

Kedua, berdasarkan metode hermeneutika tersebut, Esack mencapai kesimpulan bahwa kerja sama dengan umat agama lain adalah sesuatu yang tidak dilarang, jika tidak

[r]

Penambahan kitosan berpengaruh terhadap karakteristik vernis, semakin banyak penambahan kitosan pada vernis gelatin akan meningkatkan viskositas, daya rekat dan gloss

Dapat dilihat hasil pengolahan data dengan menggunakan uji chi-square mendapatkan hasil yaitu nilai p = 1,000 dimana p > α (0,05), sehingga hipotesis ditolak