• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PERUBAHAN VILLA ISOLA DAN KAITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINJAUAN PERUBAHAN VILLA ISOLA DAN KAITA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PERUBAHAN FUNGSI BANGUNAN VILLA ISOLA DI BANDUNG DAN KAITANNYA DENGAN PERISTIWA SEJARAH

Zaenab Karimah (1106016714)

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia

jejekarimah@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini membahas bentuk-bentuk arsitektur dan gaya bangunan Villa Isola yang berada di Lembang, Bandung. Villa Isola ini merupakan salah satu bangunan art deco yang melambangkan modernitas pada masa itu. Tujuan penelitan ini adalah untuk memberikan sumbangan informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan cara studi pustaka.

Kata kunci : art deco, Bandung, bentuk arsitektur, peristiwa sejarah, Villa Isola, Wolff Schoenmaker,

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Untuk melihat modernitas di kawasan Asia terutama di Indonesia, ada baiknya melihat cara proses dan perkembangannya daripada yakni penjajah dianggap kelompok superior, sedang terjajah inferior. Superios selalu mendominasi dan memasukan pemahaman mereka ke inferior dengan mudahnya. Masyarakat ini sering dianggap sebagai objek yang mudah untuk dipengaruhi.

(2)

Villa Isola merupakan salah satu bangunan bersejarah peninggalan kolonialisme yang terletak di Bandung, Jawa Barat. Bangunan yang menggambarkan modernitas di Asia Tenggara ini di rancang oleh arsitektur terkenal di Hindia-Belanda yang mahir menyelarasan arsitektur Eropa dengan lingkungan tropis atas permintaan Willem Berretty, seorang pengusaha telegraf elit.Villa tersebut merupakan salah satu lambing modernitas pada masa itu karena gaya dan bentuk bangunannya yang tidak terlepas dari kreasi gaya streamline Amerika. Hal ini dipengaruhi gaya arsitektur Amerika familiar yang dikagumi oleh Scoenmaker saat itu yaitu Frank Lloyd Wright. Sejak berdirinya, Villa Isola sempat berpindah-pindah kepemilikian. Perpindahan kepemilikan ini pun dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di Indonesia terutama di Bandung.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas dapat ditarik permasalahan, yaitu :

1) Bagaimana peristiwa sejarah mempengaruhi fungsi dan kepemilikan Villa Isola di Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi untuk penelitian-penelitan selanjutnya.

1.4 Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan metode untuk mencapai hasil yang diharapkan dari penelitian tersebut. Adapun metoe yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu pengumpulan data, pengilahan data dan penafsiran data.

1.5 Sumber Data

Villa Isola Jalan Setiabudhi 229, Lembang Bandung. 1.6 Sistematika Penyajian

Bab I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, permasalahan, metode dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.

(3)
(4)

2. Pembahasan

2.1 DESKRIPSI VILLA ISOLA DAN BENTUK, CIRI APA YANG MEMBUAT ITU BANGUNAN KOLOIAL

Villa Isola berdiri diatas sebidang tanah seluas kurang lebih 7,5 hektar yang terletak di pinggiran Bandung utara menuju Lembang, tepatnya di Jalan Setiabudhi 229 yang dahulu bernama Lembangweg KM 8. Bangunan putih ini memiliki orientasi ke utara dan selatan. Gunung Tangkuban Perahu terdapat di utara dan Pegunungan Malabar terdapat di selatan Villa Isola.

Gambar : Peta lokasi Villa Isola

http://tvetrc.upi.edu/tvetconference2012/Bandung_map.png

(5)

kata Isolo, yang artinya terpencil. Berrety menginginkan dibuatkan vila yang jauh dari keramaian. Mottonya saat membangun villa ini adalah

“M’Isolo E vivo” yang artinya saya mengasingkan diri dan bertahan hidup dalam kesendirian.

Dominique W Berrety sendiri adalah seorang bangsawan indo Jawa-Itali yang bekerja sebagai anggota pers jasa telegraf Nusantara. Karir Berrety menanjak hingga mampu membangun agen pers jasa telegraf Nusantara. Berrety kemudian mampu membangunagen pers ANETA (Algemeen Nieuws en Telegraaf Agentschap). Ia adalah orang yang independen namun tidak memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah Hindia Belandas sehingga ia bisa memonopoli informasi perdagangan Nusantara.

Villa Isola yang dirancang oleh Wollf Schoenmaker ini memiliki gaya art deco yang dipengarho oleh kekaguman Schoenmaker pada seorang arsitek Amerika, Frak Lloyd Wright. Gaya desain Schoenmaker pun berubah setelah kepulangannya dari Amerika pada tahun 1918. Ia senang menggunakan garis-garis sejajar dan detail geometris yang dominan.

Gambar : Villa Isola menghadap utara dan selatan

dokumentasi pribadi. 2014

(6)

Pada bagian utara, villa ini memiliki pemandangan Pada pintu utama terdapat kanopi dan tiang yang menopang kanopi tersebut. Tampak depan Villa Isola mempunyai bentuk ziggurat atau bangunan kuil Mesopotamia kuno yang berundak-undak. Selain itu bangunan ini terlihat geometris atau sama pada sisi kanan dan kirinya. Ciri art deco sangat jelas sekali pada bangunan ini yaitu adanya penekanan yang besar pada garis dan layer sehingga mempertegas bentuk bangunan. Ornamen kubis yang merupakan salah satu ciri bangunan art deco tampak pada bangunan vila ini yaitu, terlihat pada bagian jendela-jendelanya dan pintu utama. Ornamen kubis sangat terlihat jelas pada bagian jendela dan ventilasi yang ada pada bangunan Villa tersebut. Sehingga bantuk vila tersebut terlihat sangat cantik dan kokoh, selain itu jendela-jendela yang terbuat dari baja dan lantainya terbuat dari beton yang dicor.

Gambar : jendela dokumentasi pribadi.

Dullemen (2010) mengatakan bahwa dalam penerapan bentuk bangunan, adaptasi terhadap iklim tropis dilakukan pada isola melalui teknis daripada sebagai solusi arsitektur. Villa Isola juga dianggap sebuah perubahan radikal bangunan kolonial Belanda yang mengadaptasi iklim tropis Indonesia. Hal itu terlihat dari pentuk bangunan yang memiliki atap mendatar yang menabrak kelaziman pembangunan di Nusantara kala itu.

(7)

telah berganti menjadi Tulisan “bumi siliwangi”. Pada lantai 1 Villa Isola terdapat ruangan terbuka lebar menghadap selatan, kemudian pada lantai 2 terdapat beberapa ruangan yaitu kamar tiur yang menghadap ke selatan, ruang kerja, ruang keluarga dan ruang makan. Lantai 3 vila ini merupakan lantai dimana terdapat kamar tamu dan entertainment room dimana memiliki bar. Vila ini juga memiliki beberapa ruangan lain yang termasuk canggih pada masa itu seperti ruangan audio visual, sport hall dengan meja biliar dan ruangan penyimpanan anggur di ruangan bawah tanah.

Gambar : denah Villa Isola http://www.sjoerdm.dds.nl/isola.html

Gaya arsitektur art deco pada Villa Isola ini tidak hanya nampak dari gedungnya saja, namun juga dari tata letak furniture pada vila ini. Penataan art deco bersifat simetris, dimana setiap furniture diletakan pada titik-titik yang saling berhadapan. Pada sistem penataan ini dua bagian dari masing-masing furniture dapat ditonjolkan, sehingga nilai dari finishing art deco pun masih dapat dilihat.

(8)

Namun seiring dengan berjalannya waktu, furniture yang ada pada vila isola itu pun berubah. Furniture art deco pun berubah menjadi furniture yang dirasa lebih modern dan bersifat lebih ergonomis.

2.2 PERISTIWA DI BANDUNG DAN PERUBAHAN FUNGSI VILLA ISOLA

Awal abad dua puluhan pasar perumahan untuk kaum elit kolonial (kebanyakan orang Eropa) laku keras. Kota-kota kolonial tumbuh dengan cepat. Akibatnya lahan di kawasan-kawasan yang dianggap paling nyaman menjadi sangat terbatas dan makin lama semakin mahal. Sebagai solusinya pemerintah mendirikan dinas perencanaan kota yang bertugas mengawasi penerapan peraturan-peratuan bangunan. Di daerah-daerah perluasan kota yang baru, orang membangun rumah-rumah dengan pekarangan yang luas. Kawasan-kawasan seperti ini kemudian menjadi Kawasan-kawasan yang mencerminkan konsep atmosfer taman kota di Belanda. Sebuah era baru eklektisme arsitektur dimulai, banyak vila-vila yang didirikan dengan gaya-gaya yang menawan.

Sekitar perang dunia pertama, sebuah tipe baru villa kolonial muncul dengan arsitektur modern dan disesuaikan dengan tututan untuk hidup nyaman di daerah iklim tropis.

Sekitar tahun 1930 perluasan kota telah menjadi sebuah proses yang berkelanjutan dengan pembangunan rumah. Hal itu juga yang mendorong seorang pengusaha kaya keturunan indo, Dominique Berrety untuk membangun sebuah tempat peristirahatan di daerah lembang, jauh dari pusat keramaian yang merupakan salah satu lingkungan yang beratmosfer seperti di lingkungan Eropa.

(9)

menuju Batavia, karena jatuh di Siria dekat perbatasan Irak pada tanggal 20 Desember.

Sepeninggalan Berrety, maka Villa Isola menjadi bagian dari Hotel Savoy Homann yang terletak di Jalan Asia Afrika, dahulu Jalan Raya Pos di Bandung. Namun, Villa Isola tidak terlalu lama di bawah manajemen Hotel Savoy Homann. Pada tanggal 5 Maret 1942 Batavia (Jakarta) menyatakan sebagai “kota terbuka”, yang berarti bahwa kota itu tidak akan dipertahankan oleh pihak Belanda. Setelah itu, kota Batavia jatuh ke tangan mereka, tentara ekspedisi Jepang kemudian langisng bergerak ke selatan dan berhasil menduduki Buitenzorg

(Bogor).

Kemudian, usaha jepang untuk menguasai Indonesia tentara jepang menyerbu kota Bandung pada tanggal 1 Maret. Jepang mendaratkan satu detasemen yang dipimpin oleh Kolonel Toshinori Shoji dengan kekuatan 5.000 orang di Eretan, Cirebon. Pada bersamaan Kolonel Shoji telah berhasil menduduki Subang. Keadaan itu kemudian dimanfaatkan dengan terus menerobos ke lapangan terbang Kalijati yang berjarak 40 km dari Bandung. Setelah pertempuran itu, akhirnya pasukan Jepang merebut lapangan terbang tersebut. Hari selanjutnya selama 4 hari tentara Hindia Belanda berusaha merebut kembali wilayah Subang, namun tidak berhasil.

Pada saat pendudukan Jepang di kota Bandung, maka kepemilikan Villa Isola pun jatuh ke tangan Jepang. Villa Isola kemudian sempat menjadi kediaman sementara Jenderal Hitoshi Immamura hingga perundingan Lingarjati. Maka fungsi bangunan tersebut berubah lagi, tempat yang semula merupakan kediaman yang asri di daerah Lembang kemudian menjadi sebuah markas.

(10)

Belanda sebelumnya di tanah air, maka dari itu terbentuklah organisasi yang hidup di kalangan pemuda di bandung dengan nama Angkatan Muda. Organisasi tersebut terbentuk tanpa sepengetahuan dan seizin Jepang. Meraka biasa mengadakan pertemuan secara diam-diam terutama untuk membicarakan langkah-langkah apa yang harus ditempuh untuk membebaskan diri dari kekuasaan asing.

(11)

diberi otonomi dan menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara.

3. Kesimpulan

Villa Isola selain merupakan jejak-jejak peninggalan kolonialisme pada akhir masa penjajahan Belanda di Indonesia, juga merupakan saksi bisu banyak peristiwa yang terjadi di Indonesia, terutama di Bandung. Bangunan ini merupakan lambang modernitas pada awal tahun 30-an karena berkembangnya gaya baru dalam seni bangunan di dunia yang pada masa itu merupakan tren dimana pada saat itu kota besar seperti Batavia sudah mulai penuh sesak karena pembangunan perumahan yang secara terus menerus. Hal ini mendorong kaum elit kolonial untuk membangun rumah-rumah peristirahatan atau vila di daerah yang jauh dari keramaian kota seperti kota Bandung. Lokasi pembangunan vila ini dipilih karena pemandangan dan suasananya yang sejuk sangat mendukung. Vila isola sejak pertama kali berdirinya dan mulai digunakan pada tahun 1934 merupakan salah satu bangunan yang memiliki desain yang cantik di Hindia Belanda karena di desain oleh salah satu arsitektur art deco terbaik yang dimiliki di Hindia Belanda pada masa itu yaitu Wolff Schoenmaker. Pembangunan vila ini pun termasuk menghabiskan dana yang besar baik pada masa itu maupun masa kini.

(12)
(13)

Daftar pustaka Sumber Buku

Akihary, H. (1990). Architectuur en Stedenbouw in Indonesie 1870-197-. Zutphen: De Walburg Pers

Passchier, Cor. (2006). Colonial Architecture in Indonesia dalam buku The Past And The Present : Architecture in Indonesia. Rotterdam: NAi Publisher

S Kosoh, dkk. (1994). Sejarah Jawa Daerah Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Riza Septiani Dewi. (2005). Tinjauan Furniture art deco pada villa isola . Bandung

Mushab Abdu Asy Syahid. (2012). Konteks Kearsitekturan Villa Isola: Dominasi Kolonial. Jakarta

Sumber Digital

http://www.upi.edu/profil/informasi/sejarah (diakses pada 30 November 2014 pukul 20:43)

Gambar

Gambar : Peta lokasi Villa Isola
Gambar : Villa Isola menghadap utara dan selatan
Gambar : jendela
Gambar : denah Villa Isola

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini bertujuan untuk mengurangi keluhan fisik yang dirasakan oleh ibu hamil yang menjadi pengguna kursi tunggu pada stasiun kereta api, kursi tunggu yang

disimpulkan bahwa pasar, dalam hal ini investor, merespon pengumuman Indonesian CSR Award 2005 dan 2008, yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan abnormal return

Dilihat dari hasil penelitian diatas, sebenarnya sudah banyak peran dan program dari pihak pemerintah dan swasta yang diberikan terhadap desa Kranggan, hanya saja dari penduduk

Alasan takut yang menyebabkan 20 responden memutuskan untuk tidak memeriksakan deteksi dini kanker servik adalah 100% takut dengan prosedur pemeriksaan.. Informasi

Dalam penelitiannya magnesium silikat dapat mengurangi kadar gliserin bebas, gliserin total, kandungan air dan sedimen, kandungan sulfur, debu sulfat dll.[5] Tujuan

Besides, it is also important to explore the potency of marine yeast powder to use in fodder formulation and its influence in the growth of eel fish stadia elver by

penelitian yang dilakukan terbukti bahwa model discovery learning mampu membantu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan siswa menemukan

Permasalahan yang sering timbul adalah sub grade memiliki daya dukung tanah (California Bearing Ratio = CBR) rendah dan kembang susut yang tinggi sehingga terjadi keruntuhan