• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK FASE PERKEMBANGAN 41 - 60 TAHUN Tugas Kelompok (Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik Dosen Pengampu Iyan Sofiyan, S.Pd, M,A) Oleh: Nurfitriyah 1400007025 Muhammad Karim 14000029 Mutmaina I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK FASE PERKEMBANGAN 41 - 60 TAHUN Tugas Kelompok (Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik Dosen Pengampu Iyan Sofiyan, S.Pd, M,A) Oleh: Nurfitriyah 1400007025 Muhammad Karim 14000029 Mutmaina I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

FASE PERKEMBANGAN 41 - 60 TAHUN

Tugas Kelompok

(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik Dosen Pengampu Iyan Sofiyan, S.Pd, M,A)

Oleh:

Nurfitriyah 1400007025 Muhammad Karim 14000029 Mutmaina Ina Boleng 1400007037 Elsya Syara Pristikadara 1400007064

Efi Kurniasari 1400007068

Semester 4 | Pendidikan Fisika

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Setengah baya menunjukkan banyak kesamaan dengan masa remaja. Khusus usia setengah baya, sama dengan posisi masa remaja. Perubahan-perubahan hal fisik dan psikis juga terdapat kesamaan antara dua masa kehidupan itu.

Kalau posisi remaja merupakan masa peralihan, tak lagi dapat dikatakan kanak-kanak dan belum lagi disebut dewasa, maka posisi usia setengah baya juga dalam peralihan, tidak muda dan bukan tua. Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang cepat bagi hal-hal fisik yang membawa akibat-akibat terhadap perilaku dan perasaan-perasaannya. Usia setengah baya, demikian pula. Bedanya, kalau pada masa remaja perubahan itu bersifat pertumbuhan, maka pada masa setengah baya bersifat pemunduran. Tetapi yang lebih penting, perilaku dan perasaan yang menyertainya adalah sama yaitu “swalah tingkah”, canggung dan kadang-kadang bingung .

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A.Dewasa Madya (41-60 tahun)

1. Aspek-aspek Perkembangan Fisik

a. Rusaknya fungsi organ seksual

Setelah usia 50 tahun, terjadi penurunan berangsur-angsur pada aktivitas gonad, walaupun pada usia 70 tahun dan 80 tahun pria masih bisa membuahi istrinya.

b. Nafsu seksual menurun

Menurunnya nafsu seksual seiring dengan menurunnya fungsi organ seksual. Ini merupakan akibat dari rusaknya fungsi gonad dan sebagian disebabkan oleh hal-hal yang bersifat psikologis, misalnya hubungan perkawian atau pkerjaan yang tidak serasi, kekhawatiran tentang masalah ekonomi atau rumah tangga.

c. Penampilan kelelakian menurun

Dengan menurunnya aktivitas gonad, pria kehilangan ciri kelelakiannya dan menampilkan beberapa cirri yag bersifat kewanitaan, misalnya intonasi suaramenjadi lebih tinggi, rambut di kepala dan ditubuh berkurang, tubuh menjadi lebih gemuk sedikit, terutama pada paha dan perut.

d. Gelisah akan kepriaannya

Laki-laki yang penampilan dan tingkah lakunya kurang maskulin akan lebih memperhatikan kejantanannya. Keadaan ini sering mengarah keinpoten.

e. Ketidaknyamanan fisik

Banyak pria usia madya mengeluh karena mengalami depresi, gelisah, lekas marah, sensasi yang sungguh menggelikan, kepala pusing, insomnia, gangguan pencernaan, ketegangan, rasa tidak menentu secara tiba-tiba letih dan masih banyak penyakit kecil-kecilan. Beberapa kondisi ini memang nyata namun beberapa lainnya hanyalah khayalan.

f. Menurunnya Kekuatan dan daya tahan tubuh

(4)

mereka telah kehilangan keperkasaan apabila kesehatan dan daya tahan tubuhnya mulai menurun.

2. Aspek Perkembangan Kognitif

Perkembagan Kognitif adalah Perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir dan bahasa. Pada masa dewasa perkembangan kognitif terjadi pada tahap operasional formal yang merupakan tahap terakhir perkembangan kognitif menurut Piaget. Tahap ini dimulai pada umur 11 tahun dan terus berlanjut sampai dewasa, tahap perkembangan kognitif ini ditandai dengan diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis dan nilai.

3. Aspek Perkembangan Sosial-Emosional

Penyesuaian sosial pada setiap tahap usia ditentukan oleh dua faktor. Pertama adalah sejauh mana seseorang dapat memainkan peran sosial secara tepat sesuai dengan apa yang diharapkannya. Kedua ia memainkan salah satu peran penting dalam mengembangka tugas seseorang selama usia madya adalah untuk mencapai tanggung jawab sebagai warga Negara dan tanggung jawab sosial.

a. Bahaya personal

Ada beberapa bahaya personal bagi orang berusia madya dalam menyesuaikan diri dengan peran dan gaya hidup baru. Dari itu semua, ada enam macam yang dianggap umum dan serius.

1) Diterimanya kepercayaan tradisional

Diterimanya kepercayaan tradisional tentang ciri-ciri usia madya mempunyai pengaruh yang sangat mendalam terhadap perubahan perilaku fisik yang terjad seiring dengna bertambahnya usia. Seseorang yang mengalami menopause misalnya, seiring disebut sebagai “masa krisis” (critical period), kepercayaan seperti ini dapat menambah rasa takut yang tidak menentu, seperti dikatakan oleh parker.

2) Idealisasi anak muda

(5)

mungkin akan menolak untuk patuh mengikuti rese dokter tentang diet atau akaa menolak untuk membatasi kegiatan walaupun dengan alasan dengan kesehatan. Seperti anak yang menjelang usia akil baliq, mereka juga tidak mau dibatasi perilakunya. Begitu juga orang yang berusia madya, mereka juga tidak mau dibatasi perilaku dan perilakunya, tetapi masing-masing dari contoh tersebut mempunyai alasan yang berbeda. Sikap pemberontak seperti itu berasal dari pengenalan terhadap nilai bahwa masyarakat mengikat anak muda dan karena itu mereka menentang terhadap setiap bentuk pembatasan, ini berarti mereka sedang tumbuh menjadi lebih tua. Kondisi yang seperti ini menyebabkan mereka yang berusia madya menderita biasa atau lebih serius. 3) Perubahan peran

Merubah peran bukanlah masalah yang mudah, terutama setelah seseorang telah memainkan peran tertentu selama periode waktu yang relatif lama dan telah belajar memperoleh kepuasan dari peran tersebut. Lebih lanjut, dapat dikatakan bahwa terlalu berhasil dalam suatu peran nampaknya dapat mengakibatkan kekakuan sehingga proses penyesuaian terhadap peran lain akan menjadi sulit.

4) Perubahan keinginan dan minat

Bahaya besar dalam penyesuaian diri seseorang pada masa usia madya timbul karena ia mau tidak mau harus mengubah keinginan dan minatnya sesuai dengan tingkat ketahanan tubuh dan kemampuan fisik serta memburuknya tigkat kesehatan fisik. Mereka mau tidak mau harus mencoba untuk mencari dan mengembangkan keinginan baru sebagai pengganti keinginan lama yang biasa dilakukan, atau jauh hari sebelum masa madya tiba mereka telah mengembangkan keinginan baru tersebut yang cukup menarik sehingga dapat membebaskannya dari perasaan tertekan dan tidak enak karena kehilangan keinginan yang biasanya dilakukan. Apabila hal ini tidak dilakukan mereka akan merasa bosan dan bingung karena mereka tidak tahu bagaimana cara memanfaatkan waktu yang begitu banyak. Seperti seorang dewasa yang menjadi bosan pada waktu mereka harus mencari berbagai kegiatan dan keinginan untuk mengisi waktu yang begitu banyak.

5) Simbol status

(6)

ciri-ciri umum, yang dapat membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial, apabila keluarga tidak berusaha untuk mencapai atau memiliki symbol yang diinginkan. Dalam kasus seperti ini, ada tiga reaksi umum sebagai bagian dari wanita yang sangat membutuhkan simbol tersebut. Pertama, dia akan mengeluh dan mengomeli suaminya yang tidak dapat menyedakan cukup uang untuk memperoleh status tersebut. Kedua, dia akan bersikap boros dan menjerumuskan keluarganya dengan melakukan utang. Ketiga, dia bisa juga berbuat sesuatu dengan bekerja misalnya agar mempunyai cukup uang demi mencukupi kebutuhannya. Semua pola respon tersebut merupakan tanda betapa besar keinginan seseorang untuk memperoleh simbol status. Sikap seperti ini dapat menimbulakn percekcokan dengan keluarga, terutama perilaku yang ketiga tadi yang menjadikan banyak pria menjawab dan bersikap tidak menyenangkan. Karena ia sadar hal itu tidak mungkin ia peroleh.

6) Aspirasi yang tidak realistis

Orang berusia madya yang mepunyai keinginan yang tidak realistis tentang apa yang ingin dicapai menghadapi masalah yang serius dalam proses penyesuaian diri dan sosial, apabila kelak ia menyadari bahwa ia tidak bisa mencapai tujuan tersebut. Sikap tidak realistis ini sering merupakan faktor bawaan sejak masa remaja. Bahaya ini merupakan efek langsung bagi pria, sedang bagi wanita merupakan efek tidak langsung apabila suaminya atau tidak mampu untuk mencapai cit-cita yang diinginkan.

7) Perubahan kepribadian

(7)

BAB III

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Implikasi Masa Lanjut Usia Dalam Pendidikan

Proses pendidikan berlangsung secara terus menerus seumur hidup. Proses belajar juga berlangsung sepanjang hidup manusia (Lifelong learning). Implementasinya dalam program pendidikan sepanjang hidup melibatkan berbagai pertimbangan seperti filosofis, ekonomik, dan teknik pelaksaan. Dari segi teknik pelaksanaan, bersumber dari hasil penelitian tentang belajar dan ingatan pada lanjut usia Lehner & Hutsch (1983 : 463) memngusulkan beberapa hal sebagai berikut :

a) Pantangan (pacing). jika mungkin berikan kesempatan kepada individu menyusun langkah mereka sendiri. Tugas atau metode pembelajaran yang mengikat atau menekan akan menyulitkan mereka.

b) Memotivasikan dan kecemasan. Beberapa tahapan dari motivasi adalah kebutuhan untuk belajar. Tetapi lanjut usia mungkin menjadi terlalu sederhana menuju ke yang kompleks untuk membangun rasa percaya diri dan keterampilan.

d) Kesalahan. Bangun atau susun tugas yang menghindari kesalahan dan tidak dapat dipelajari.

e) Praktek. Berikan kesempatan untuk mempraktekkan hal yang sama pada tugas yang berbeda. Beberapa praktek akan membantu untuk mengembangkan keterampilan.

f) Umpanbalik (Feedblack). Berikan informasi yang memadai dari respon terdahulu.

g) Materi ajar disajikan untuk mengimbangi atau sesuai dengan problem indera yang dihadapi oleh lanjut usia. Perhatian langsung tertuju pada aspek tugas yang relevan. Kurangi atau hindari informasi yang tidak relevan (cues).

h) Organisasi. Belajar dan mengingat informasi sering dikelompokkan atau berhubungan dengan beberapa cara.

(8)

Daftar Referensi

Arifin, Bambang Syamsul, Psikologi Agama, Pustaka Setia, Bandung, 2008. Hurlock, E.B. 2002. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,

Jakarta:Erlangga.

https://coretanyessyazwarni.wordpress.com/2013/12/23makalah-psikologi- perkembangan-peserta-didik-tentang-perkembangan-pada-masa-dewasa-madya/

http://mnhmotivator.blogspot.com/2011/06/psikologi-perkembangan-masa- tua.htmlhttp://queenachun.blogspot.com/2012/06/perkembangan-peserta-didik-masa-lansia.html

Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa, Surabaya : Usaha Nasional. Mujib, A. 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta : Pt Raja Grafindo. Santrock, J. W. 2002. Life Span Development, Jakarta : Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam ketentuan umum PERMA Nomor 1 Tahun 2002 Pasal 1, di tegaskan arti dari gugatan Perwakilan Kelompok yaitu : Suatu tata cara pengajuan gugatan, dalam mana satu orang atau

Berdasarkan dari jurnal Hariyadi (2009,p3) Client-server merupakan model jaringan yang menggunakan satu atau beberapa komputer sebagai server yang memberikan resource-nya

Desain dari modul SD ditekankan kepada penggunaan strategi penjualan yang sensitif terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Prioritas utama dari penggunaan modul ini adalah

[r]

Semua karya mahasiswa pendidikan IPA pada lomba fotografi, pembuatan media pembelajaran dan alat peraga dipamerkan di acara PESTA (Pekan Aksi Pendidikan IPA & Tabligh

According Sirikat Shah (2014: 14) "Today, the public creates his own voice channel through cyberspace. This is the fifth pillar, which emerged as the public's

Sebagai informasi perlu saya beritahukan bahwa penjelasan nada yang akan penulis jelaskan merupakan penjelasan berdasarkan kesimpulan pribadi dan tidak memiliki

Dalam tulisan ini, penulis memilih Lape Sitepu sebagai objek penelitian, dikarenakan beliau mampu memainkan dan membuat alat musik tradisional Karo Jahe diantaranya adalah: (a)