• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Edukasi Diabetes Terpadu untuk Meningkatkan Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Efektifitas Edukasi Diabetes Terpadu untuk Meningkatkan Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

(2)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi/siang Bapak/Ibu/saudara/i, perkenalkan saya Yulis Hati Mahasiswa dari Program Studi S2 Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang akan melakukan penelitian yang berjudul “Efektifitas edukasi diabetes terpade terhadap efikasi diri pada pasien DM Tipe 2”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas edukasi diabetes terpadu terhadap efikasi diri pada pasien DM Tipe 2.

Ibu/Bapak/Saudara yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini akan diharapkan mengisi kuesioner dan menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Kami menjamin bahwa penelitian ini tidak berdampak negatif atau merugikan pasien. Bila selama penelitian ini, Bapak/Ibu/Saudara/I merasakan ketidaknyamanan, maka Bapak/Ibu/Saudara berhak untuk berhenti dari penelitian. Kami akan berusaha menjaga hak-hak Bapak/Ibu/Saudara sebagai responden dari kerahasiaan selama penelitian berlangsung, dan peneliti menghargai keinginan responden untuk tidak meneruskan dalam penelitian, kapan saja saat penelitian berlangsung. Hasil penelitian ini kelak akan dimanfaatkan sebagai masukan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien DM tipe 2.

Setelah Bapak/ibu/Saudara/I mengisi kuesioner ini, beberapa diantara Bapak/Ibu/Saudara/I akan saya pilih untuk mengikuti edukasi/penyuluhan yang akan dilakukan selama 6 hari. Saya sangat meminta kesedian Bapak/Ibu/Saudara/I untuk program tersebut. Dan pada hari ke 6 saya kembali akan memberikan kuesioner untuk mengisi kuesiner kembali.

Dengan penjelasan ini, kami sangat mengharapkan partisipasi dari Bapak/Ibu/Saudara. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam penelitian ini, kami ucapkan terima kasih.

Peneliti

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Judul penelitian : Efektifitas Edukasi DM Terpadu Terhadap Efikasi Diri Pasien DM Tipe 2

Peneliti : Yulis Hati

NPM : 127046037

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh peneliti tentang penelitian yang akan dilaksanakan sesuai judul tersebut diatas, saya mengetahui bahwa tujuan penelitian ini adalah umtuk mengetahui Efektifitas Edukasi DM Terpadu Terhadap Efikasi Diri Pasien DM Tipe 2. Saya memahami bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besat manfaatnya bagi peningkatan kualitas pelayanan keperawatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Saya memahami bahwa resiko yang akan terjadi sangat kecil dan saya berhak untuk menghentikan keikutsertaan saya dalam penelitian ini tanpa mengurangi hak-hak saya mendapatkan peleyanan perawatan di rumah sakit ini. Saya juga mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya, semua berkas yang mencantumkan identitas subjek penelitian hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan serta hanya peneliti yang tahu kerahasiaan data tersebut.

Selanjutnya secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Medan, Juli 2014

Responden Peneliti

(4)

KUESIONER PENELITIAN

Efektifitas Diabetes Self-Management Education (DSME) Terhadap Efikasi Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Petunjuk:

1. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu karakteristik responden, kuesioner tentang dan kuesioner tentang efikasi diri

2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, beri tanda silang (x) pada jawaban yang tersedia

3. Silakan mengisi pada tempat yang sesuai, khusus untuk pertanyaan pilihan harap diisi dengan cara member tanda silang (x) pada jawaban yang tersedia

A. Karakteristik Responden

(5)

B. Kuesioner Efikasi Diri Petunjuk pengisisan:

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai kondisi Bapak/Ibu/Saudara/i

1 Saya mampu memeriksa gula darah saya sendiri jika perlu

2 Saya mampu memperbaiki gula darah saya saat gula darah saya terlalu tinggi

3 Saya mampu memperbaiki gula darah saya ketika tingkat gula darah terlalu rendah

4 Saya mampu memilih makanan yang tepat

5 Saya mampu menjaga berat badan saya tetap terkontrol

6 Saya mampu memeriksa kaki saya ketika ada luka 7 Saya mampu mengatur pola makan ketika sakit 8 Saya mampu mengikuti aturan makan yang sehat

setiap waktu

9 Saya mampu berolah raga jika dokter menyarankan 10 Ketika saya berolah raga, saya mampu menyesuaikan

makan saya

11 Saya mampu menjaga pola makan yag sehat ketika jauh dari rumah

12 Saya mampu mengikuti pola makan yang sehat ketika saya makan di luar atau disebuah pesta

13 Saya mampu mengangatur pola makan saya ketika saya merasa stress atau cemas

14 Saya dapat meminum obat yang diresepkan secara teratur

(6)

CATATAN AKTIVITAS HARIAN RESPONDEN

No Aktivitas Hari

1 2 3 4 5 6 7

Pemeriksaan Kadar Gula Darah

1 Memeriksa Kadar Gula darah sendiri 2 Pergi ke petugas kesehatan untuk

6 Makan makanan tinggi lemak Aktivitas Fisik

7 Olah raga selama 30 menit

8 Aktivitas fisik diluar rumah (bekerja) Perawatan Kaki

9 Memeriksa kaki

10 Memeriksa sepatu, sandal sebelum digunakan

11 Mencuci kaki 12 Merendam kaki

13 Mengeringkan kaki setelah dicuci Terapi Obat

14 Minum obat sesuai aturan

Petunjuk Pengisian:

1. Tabel diisi setiap hari selama 7 hari

(7)

PANDUAN WAWANCARA

1. Apakah edukasi ini bermanfaat bagi Bapak/Ibu? Ya Tidak

Alasan:………..

2. Apakah dengan edukasi ini, bapak/ibu sudah dapat mengontrol kadar glukosa darah?

Ya Tidak

Jika Ya/Tidak, Bagaimana cara Bapak/ibu Mengontrol KGD?...

3. Apakah dengan edukasi ini, Bapak/Ibu sudah dapat mengatur diet setiap hari? Ya Tidak

Jika Ya/Tidak, Bagaimana cara Bapak/ibu Mengatur Diet?...

4. Apakah dengan edukasi ini, Bapak/Ibu sudah dapat melakukan aktifitas fisik/olah raga yang sesuai dengan kondisi saat ini?

Ya Tidak

Jika Ya/Tidak, Bagaimana cara Bapak/ibu melakukan aktivitas fisik/olah raga selama ini?...

5. Apakah dengan edukasi ini, Bapak/Ibu sudah dapat mengelola stress jika sedang frustasi mengenai kondisi penyakit saat ini?

Ya Tidak

(8)

NO OBSERVASI RESPONDEN KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Hadir sesuai kontrak yang disepakati 2 Mengikuti edukasi sampai selesai 2 Aktif mendengarkan edukasi 3 Aktif bertanya

4 Mau mendemonstrasikan tindakan (senam DM, perawatan kaki)

5 Memberikan perhatian penuh ketika edukasi berlangsung

6 Menjawab ketika ditanya pendapat

Petunjuk Pengisian: 1. Diisi oleh peneliti

(9)
(10)

MATERI EDUKASI I

GAMBARAN DIABETES MELLITUS

1. Definisi DM

Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa (gula) darah akibat kekurangan insulin.

2. Patofisiologi DM

Pankreas (kelenjar ludah perut) adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin yang sangat berperan dalam mengatur kadar gula darah.

Pada keadaan DM tipe 2, jumlah insulin bisa saja normal, bahkan lebih banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap insulin) di permukaan sel bisa kurang. Reseptor insulin dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk kedalam sel. Pada keadaan DM tipe 2, jumlah lubang kuncinya kurang, sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptornya) kurang, maka glukosa yang masuk kedalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan kadar glukosa dalam darah meningkat.

3. Penyebab DM

(11)

Beberapa faktor pencetus yang dapat memperburuk diabetes dan sering juga merupakan faktor pencetus DM adalah: kurang gerak, makan berlebihan, kehamilan, kurang produksi horon insulin, penyakit hormon.

4. Tanda dan Gejala DM a. Keluhan klasik

1) Penurunan berat badan dan merasa lemah

Penurunan berat badan yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat menyebabkan penurunan aktivitas. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya pendrita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.

2) Banyak kencing

Karena sifatnya, kadar gula darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan jumlahnya banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari

3) Banyak minum

Rasa haus amat sering dialami oleh pasien karena banyaknya cairan yang keluar dari kencing. Keadaan ini justru sering disalah artikan. Dikira sebab rasa haus ini adaah udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu pasien minum banyak.

4) Banyak makan

Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisme menjadi glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, pasien selalu merasa lapar

b. Keluhan Lain

(12)

Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu malam, sehingga sulit tidur

2) Gangguan penglihatan

Pada fase awal penyakit DM sering terjadi gangguan penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar ia tetap dapat melihat dengan baik

3) Gatal/bisul

Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau daerah lipatan kulit seperti ketiak dan dibawah payudara. Sering pula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini dapat timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.

4) Gangguan ereksi

Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah seks, apalagi meyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang

5) Keputihan

Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluha yang sering ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan

5. Diagnosis

Apabila ditemukan gejala-gejala dan tanda-tanda seperti diatas, sebaiknya anda pergi kedokter untuk berkonsultasi. Diagnosis DM hanya bisa ditegakkan setelah terbukti dengan pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan dengan air seni sering kurang dapat dipercaya karena beberapa keadaan dapat menyebabkan ketidak akuratan.

(13)

Komplikasi yang dapat menyerang pasien DM yaitu: a. Jantung diabetes

b. Ginjal diabetes c. Mata diabetes d. Saraf diabetes e. Kaki diabetes 7. Pengobatan

Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang adalah semakin berkurang.

1. Obat Anti Diabetes (OAD)/Obat Hiperglikemik oral (OHO)

Tiap OAD memiliki susunan kimia yang berbeda dan cara menurunkan glukosa yang berlainan. Ada yang erangsang pankreasuntuk memproduksi insulin lebih banyak, yang lain bekerja mengurangi resistensi terhadap insulin, sedangkan yang lainnya menghambat penyerapan karbohidrat dari usus.

a. Sulfonyurea b. Biguanides

c. Alpha-Glucosidase Inhibitors d. Meglitindes

Indikasi pemakaian OHO:

 Pasien DM sudah umur 40 tahun  menderita DM kurang dari 5 tahun

 memerlukan insulin dengan dosis kurang dari 40 unit sehari  DM tipe 2, berat normal atau lebih

(14)

Pencegahan pada DM sangat penting mengingat sifat penyakitnya yang menahun dan dapat menimbulkan komplikasi juga biaya perawatan yang sangat mahal.

(15)

MATERI EDUKASI II DIET DIABETES MELLITUS

Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hamper sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umumyaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari:

1. Karbohidrat

a. Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi. b. Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan

c. Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi. d. Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat

makan sama dengan makanan keluarga yang lain e. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.

f. Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted-Daily Intake)

g. Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari. Kalau diperlukan dapat diberikan makanan selingan buah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.as, jangung gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan ie. Minyak, margarine dan santan mengandung lemak yang juga menghasilkan energy.

h. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari i. Contoh zat tenaga: ber

(16)

a. Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori. Tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.

b. Lemak jenuh < 7 % kebutuhan kalori

c. Lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal.

d. Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging berlemak dan susu penuh (whole milk).

e. Anjuran konsumsi kolesterol <200 mg/hari.

3. Protein

a. Dibutuhkan sebesar 10 – 20% total asupan energi.

b. Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi,dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.

c. Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/KgBB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65% hendaknya bernilai biologik tinggi.

4. Natrium

a. Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama dengan anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6-7 gram (1 sendok teh) garam dapur.

b. Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg.

c. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.

5. Serat

(17)

serta sumber karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk kesehatan. b. Anjuran konsumsi serat adalah ± 25 g/hari.

6. Pemanis alternatif

a. Pemanis dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak berkalori. Termasuk pemanis berkalori adalah gula alkohol dan fruktosa.

b. Gula alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol,sorbitol dan xylitol.

c. Dalam penggunaannya, pemanis berkalori perlu diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari. d. Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang diabetes karena

efek samping pada lemak darah.

e. Pemanis tak berkaloriyang masih dapat digunakan antara lain aspartam, sakarin, acesulfame potassium, sukralose, dan neotame.

f. Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman (Accepted Daily Intake / ADI)

7. Kebutuhan kalori

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penyandang diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kgBB ideal, ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa faktor seperti: jenis kelamin, umur, aktivitas, berat badan, dll.

Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi adalah sbb:

 Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg.

(18)

Berat badan ideal (BBI) = (TB dalam cm - 100) x 1 kg. BB Normal : BB ideal ± 10 %

Kurus : < BBI - 10 % Gemuk : > BBI + 10 %

 Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh

(IMT).Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus: IMT = BB(kg)/ TB(m2)

Klasifikasi IMT* BB Kurang < 18,5 BB Normal 18,5-22,9 BB Lebih ≥ 23,0

*WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific Perspective:RedefiningObesity

and its Treatment.

Dengan risiko 23,0-24,9 Obes I 25,0-29,9

Obes II > 30

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain :  Jenis Kelamin

(19)

 Umur. Untuk pasien usia di atas 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5% untuk dekade antara 40 dan 59 tahun, dikurangi 10% untuk dekade antara 60 dan 69 tahun dan dikurangi 20%, di atas usia 70 tahun.

 Aktivitas Fisik atau Pekerjaan

a. Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik. b. Penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal diberikan pada kedaaan

istirahat, 20% pada pasien dengan aktivitas ringan, 30% dengan aktivitas sedang, dan 50% dengan aktivitas sangat berat.

 Berat Badan

a. Bila kegemukan dikurangi sekitar 20-30% tergantung kepada tingkat kegemukan

b. Bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan BB

c. Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit 1000-1200 kkal perhari untuk wanita dan 1200-1600 kkal perhari untuk pria.

d. Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut di atas dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%) di antaranya. Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan sesuai dengan kebiasaan.

e. Untuk penyandang diabetes yang mengidap penyakit lain, pola pengaturan makan isesuaikan dengan penyakit penyertanya.

Berapa banyak boleh makan gula?

Sedikit gula untuk bumbu diperbolehkan. Anjurkan konsumsi gula pada penyandang diabetes seperti orang normal , tidak lebih dari 5% total kalori (2 sendok makan/hari). Bagi pasien DM yang memerlukan gula, dalam

(20)

makan. Satu sendok makan gula akan menggantikan 1 penukar buah (mis: 1 buah pisang)

(21)

MATERI EDUKASI III AKTIVITAS FISIK

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya

disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah

mendapat komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan.

(22)

ringan dan sedang (60% - 70% maksimum dari nadi), (D) Durasi 30 – 60 menit setiap melakukan latihan jasmani, dan (J) jenis latihan yang dianjurkan adalah aerobic yang bertujuan untuk meningkatkan stamina seperti jalan, jogging, berenang, senam dan bersepeda. Jenis latihan jasmani juga harus ditentukan secara hati-hati agar tidak membahayakan bagi penyandang M. Patut diperhatikan pula latihan jasmani yang dipilih adalah latihan jasmani yang disenangi atau memungkinkan untuk dilakukan oleh penyandang DM.

Untuk menentukan intensitas latihan, terlebih dahulu ditentukan denyut nadi maksimum (MHR) yaitu: 220 – umur , lalu ditentukan denyut nadi sasaranb (THR: target heart rate), sebagai contoh: pada penyandang FM yang baru mulai melakukan latihan jasmani (pemula) yang berusia 40 tahun diberikan intensitas latihan sebesar 60%, berarti:

THR = 60% x (220 – 40) = 108

THR adalah denyut nadi yang harus dicapai pada saat seseorang melakukan olah raga (training zone) dan durasi pencapaian ini diharapkan berlangsung selama minimal 15 – 20 menit agar member hasil yang diinginkan.

Dengan demikian bila pasien DM ini melakukan latihan jasmani, intensitas jangan melebihi 60% yaitu denyut nadi pada training zone= zone latihan tidak melebihi 108. Sebagai informasi denyut nadi orang dewasa berkisar 70 – 80 kali permenit. Berat ringannya intensitas latihan ditentukan oleh antara lain tingkat kebugaran, umur dan kondisi pasian DM. sebaiknya intensitas latihan dikoreksi setiap selang waktu tertentu sesuai perkembangan kebugaran dan kondisi pasien DM

Pada waktu pasien DM melalukan latihan jasmani perlu mengikuti latihan jasmani perlu mengikuti tahapan kegiatan yang telah baku digunakan dan dianjurkan oleh para ahli olah raga, yaitu:

(23)

Tahap untuk mempersiapakan tubuh yang akan melakukan aktivitas dengan melakukan latihan jasmani yang ringan sesuai dengan jenis latihan jasmani yang akan dilakukan.

2) Latihan inti

Pada tahap ini yang terjadi sasaran adalah denyut nadi latihan mencapai THR atau zona latihan agar latihan yang dilakukan member hasil yang diinginkan. THR digunakan sebagai acuan berat ringannya latihan jasmani yang dilakukan, bila terlalu ringan (< THR) latihan jasmani yang dilakukan tidak akan mencapai sasaran dan bila berat (> THR) akan member akibat yang tidak diinginkan.

3) Pendinginan

Hal ini perlu dilakukan setiap selesai melakukan latihan jasmani untuk mencegah terjadinya penumpukan darah pada otot-otot yang aktif yang akan menyebabkan pasien DM merasa pusing setelah melakukan latihan jasmani. Cara pendinginan sangat bervariasi, dapat jalan pelan, lari-lari santai atau bersepeda perlahan-lahan yang penting pasien DM tetap bergerak dengan intensitas rendah.

4) Peregangan

Untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang, elastic dan hangat. Aktivitas ini lebih penting/diutamakan bagi para paasien DM yang usia lanjut. Banyak ahli menempatkan peregangan sebagai bagian dari pendinginan

Sebelum melakukan olah raga, pasien DM:  Melakukan evaluasi medis

 Diidentifikasi kemungkinan adanya masalah mikro dan makroangiopathy yang akan bertambah buruk dengan olahraga

Informasi yang perlu disampaikan ke pasien

(24)

 Hindari dehidrasi, makan snack sebelum mulai  Diperlukan teman selama berolahraga

 Selalu membawa makanan sumber glukosa cepat: permen, jely  Gunakan alas kaki yang baik

(25)

MATERI EDUKASI IV

SENAM KAKI DIABETES DAN PERAWATAN KAKI DIABETES

A. SENAM KAKI DIABETES

Senam kaki diabetes adalah kegiatan atau latihan yang digunakan oleh pasien DM untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi

a. Indikasi dan kontraindikasi senam kaki DM

Indikasi dari senam kaki DM ini dapat diberikan kepada seluruh pasien DM dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita DM sebagai tindakan pencegahan dini.

Kontraindikasi pada pasien yang mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnea atau nyeri dada. Orang yang depresi, khawatir atau cemas. Keadaan-keadaan seperti ini perlu diperhatikan sebelum dilakukannya tindakan senam kaki. Selain itu kaji keadaan umum dan keadaan pasien apakah layak untuk dilakukakan senam kaki DM tersebut, cek tanda vital dan status pernafasan, kaji status emosi pasien (suasana hati/mood, motivasi), serta perhatikan indikasi dan kontraindikasi dalam pemberian tindakan senam kaki DM tersebut

b. Prosedur

Alat yang harus disiapkan adalah:

 Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk), prosedur pelaksanaan senam.

(26)

 Perhatikan lingkungan yang mendukung (nyaman)

Langkah-langkah pelaksanaan senam kaki  Mencuci tangan

 Posisi pasien duduk tegak diatas kursi dengan kaki menyentuh lantai. Dapat juga dilakukan dalam posisi berbaring dengan meluruskan kaki  Dengan meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah

kakidiluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, jaru-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah deperti cakar ayam sebanyak 10 kali

 Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit diangkat ke atas. Dilakukan pada kaki kanan dan kiri secara bergantian dan diulang sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, menggerakkan jari dan tumit kaki secara bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri

(27)

 Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Tumit di anagkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur kaki harus diangkat sedikit agar dapat melakukan gerakan memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

 Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka nol himgga 10 lakukan secara bergantian. Gerakan ini sama untuk posisi tidur

 Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai. Ulangi sebanyak 10 kali.

 Letakkan sehelai Koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lemb

(28)

B. PERAWATAN KAKI

a. Masalah-masalah pada kaki pasien DM 1. Gangguan Pembuluh darah

Gangguan pembuluh darah pada pasien DM terjadi karena keadaan hiperglikemia sehimgga pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi berkurang. Gejala-gejala gangguan sirkulasi antara lain:

a) Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dengan melakukan kegiatan fisik b) Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat

c) Rasa nyeri pada waktu istirahat dan malam hari d) Sakit pada telapak kaki setelah berjalan

e) Jika luka sukar sembuh

f) Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang g) Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat dan kebiruan 2. Gangguan Persarafan (neuropati)

Kaki DM dengan neuropati akan mengalami gangguan sensori dan motorik. Neuropati sensori ditandai dengan perasaan pada baal atau kebal (parastesia), kurang berasa (hipestesia), teritama diujung-ujung kaki terhadap rasa panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki

Neuropati motorik ditandai dengan kelemahan system otot, otot mengecil, mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charchot) dan ibu jari seperti palu (hummer toe), sulit mengatur keseimbangn tubuh. Gangguan saraf otonomik pada kaki ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah-pecah dan tampak mengkilat karena kelenjar keringat di bawah kulit berkurang.

3. Infeksi

(29)

4. Kapalan, Mata Ikan dan Melepuh

Kapalan (Callus), mata ikan (corn atau kutilmulmul) merupakan penebalan atau pengerasan kulit yang terjadi pada kaki diabetes, akibat dari adanya neuropati dan penurunan sirkulasi dara dan juga eskan atau tekana yang berulang-ulang pada daerah tertentu di kaki. Jika kejadian tersebut tidak diketahui dan diobati dengan tepat, maka akan menimbulkan luka pada jaringan di bawahnya, yang berlanjut dengan infeksi menjadi ulkus.

Kejadian kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh pemakaian sepatu yang sempit, jika ha ini terjadi jangan mengobati sendiri. Kulit yang mengalami iritasi seringkali disertai dengan infeksi (ulkus) dan terkadang tidak dirasa akibat adanya neuropati, dan diketahui setelah adanya nanah, yang merupakan tanda awal terjadinya ulkus.

5. Cantengan (kuku masuk ke dalam jaringan)

Cantengan merupakan kejadian luka infeksi pada jaringan sekitar kuku yang sering disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah. Keadaan ini disebabkan oleh perawatan kuku yang tidak tepat misalnya pemotongan kuku yang salah (terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor. Kuku merupakan sumber kuman dan mudah terinfeksi. Cantengan ditandai dengan sakit pada jaringan sekitar kuku, merah dan bengkak dan keluar cairan nanah, yang harus segera ditanggulangi.

6. Kulit Kaki Retak dan Luka Kena Kutu Air

Kerusakan saraf dapat menebabkan kulit sangat kering, bersisik, retak dan pecah-pecah terutama pada sela-sela jari kaki. Kulit kaki yang pecah memudahkan berkembangnya infeksi jamur (kutu air) yang dapat menjadi ulkus ganggren

7. Kutil Pada telapak Kaki

(30)

8. Radang Ibu Jari Kaki

Pemakaian sepatu terlalu sempit dapat menimbulkan luka pada jari-jari kaki, kemudaian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan peradangan yang lain pada ibu jari kaki menyebabkan terjadinya perubahan bentuk ibu jari kaki seperti martil (hummer toe). Kejadain ini dapat disebabkan adanya kelainan anatomic yang dapat menimbulkan titik tekan abnormal pada kaki. Kadang-kadang pembedahan diperlukan untuk mencegah komplikasi ke tulang.

b. Pemeriksaan Kaki sehari-hari

Periksa bagian punggung, telapak, sisi-sisi kaki dan sela-sela jari. Untuk melihat telapak kaki, tekuk kaki menghadap ke muka (bila sulit gunakan cermin untuk melihat bagian bawah kaki atau minta bantuan orang lain) untuk memeriksa kaki.

1. Periksa apakah ada kulit retak atau melepuh

2. Periksa apakah ada luka dan tanda-tanda infeksi (bengkak, kemerahan, hangat, nyeri, darah atau cairan lain yang keluar dari luka dan bau) c. Perawatan Kaki sehari-hari

1. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lembut atau batu apung. Keringkan kaki dengan handauk lembut dan bersih termasuk sela-sela jari kaki , terutama sela jari kaki ketiga –keempat dan keempat-kelima 2. Berikan pelembab/lotion (body Lotion) pada daerah kaki yang kering

agar kulit tidak menjadi retak. Tetapi jangan berikan pelembab pada sela-sela jari kaki karena sela-sela-sela-sela akan menjadi lembab dan dapat menimbulkan tumbuhnya jamur.

(31)

dipotong, rendam kaki dengan air hangat (37oC) selama sekitar 5 menit, bersihkan dengan sikat kuku, sabun dan air bersih. Bersihkan kuku setiap hari pada waktu mandi dan berikan krem pelembab pada kuku

4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka, juga di dalam rumah. Jangan gunakan sandal jepit karena dapat menyebabkan lecet di sela jari pertama dan kedua.

5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik sesuai dengan ukuran dan enak di pakai, dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari-jari. Pakailah kaus/stoking yang pas dan bersih terbuat dari bahan yang mengandung katun. Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetic:

a) Ukuran : sepatu lebih dalam

b) Panjang sepatu ½ inci atau lebih panjang dari jari-jari kaki terpanjang saat berdiri (sesuai cetakan kaki)

c) Bentuk: ujung sepatu lebar (sesuai dengan jari-jari kaki) d) Tinggi tumit sepatu <2 inci

e) Bagian dalam bawah sepatu tidak kasar dan licin, terbuat dari bahan busa karet, pelatik dengan tebal 10 – 12 mm

f) Ruang dalam sepatu longgar, lebar sesuai dengan bentuk kaki

6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam seperti jarum dan duri. Lepas sepatu tiap 4 – 6 jam serta gerakkan pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik terutama pada pemakaian sepatu baru

7. Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu tiap 2 jam kemudian periksalah keadaan kaki

8. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa apakah ada tanda-tanda radang

(32)

Hal-hal yang harus dihindari:

1. Jangan merendam kakibterlalu lama

2. Jangan menggunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki

3. Jangan berjalan diatas aspal atau batu panas

4. Jangan gunakan silet untuk mengurangi kapalan (callus) 5. Jangan merokok

6. Jangan pakai sepatu dan kaos kaki sempit

7. Jangan menggunkan sepatu berhak tinggi dan atau ujung sepatu lancip 8. Jangan menyilangkan kaki terlalu lama

9. Jangan menggukan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk menghhilangkan mata ikan

10.Jangan menggunakan sikat atau pisau untuk kaki

(33)

MATERI EDUKASI V MANAJEMEN STRES

Ada lima cara dalam mengendalikan stres yang menyebabkan timbulnya penyakit, yaitu:

a. Mencoba merasa optimis mengenai masa depan

Meskipun sedang mengalami suatu gangguan yang ada didalam diri, seseorang harus tetap optimis dalam menatap masa depan dan meneruskan kehidupanya dengan selalu berfikir positf melangkah kedalam hidup yang sehat.

b. Menggunakan dukungan sosial

Keluarga dan masyarakat sangat mempengaruhi kondisi seseorang sehingga dukungan sosial sangat penting dalam menjalani suatu strategi manajemen stres yang baik. Dengan adanya dukungan maka motivasi diri terhadap seorang penderita untuk selalu bahagia akan bisa tercapai.

c. Menggunakan sumber spiritual

Keyakinan terhadap segala suatu yang diyakini bisa mengurangi tingkat stres seseorang yaitu dengan melakukan kegiatan yang bersifat spiritual misalnya saja mengikuti kegiatan ibadah, yoga, perana, maupun kegiatan lain yang bisa merelaksasikan pikiran.

d. Mencoba tetap mengontrol situasi maupun perasaan

(34)

e. Mencoba menerima kenyataan yang ada

Meskipun dalam kondisi sakit tetapi tidak akan menghalangi seseorang untuk melanjutkan hidupnya, penerimaan kondisi diri terhadap penyakit harus dilakukan secara sadar dan menerima kenyataan yang ada.

Segi emosional ini meliputi sikap menyangkal, obsesif, marah, dan takut. Semuanya tampak negatif, tetapi sebenarnya tidak selalu demikian. Bersikap emosional menghadapi penyakit serius memang wajar, dan pada beberapa keadaan tertentu sikap ini bahkan dapat membantu atau bersifat protektif

1. Sikap Menyangkal

Banyak orang yang menyangkal sewaktu mengetahui dirinya menyandang diabetes, dan tidak mau menerima kenyataan bahwa ia harus menjalani kehidupan sebagai penyandang diabetes. Bahkan ada penyandang diabetes yang memerlukan beberapa tahun sampai ia mau mengubah cara hidupnya. Mereka tidak mau tahu bahwa banyaknya makanan dan kelebihan berat badan sangat berhubungan dengan tingginya kadar glukosa darah, dan juga berhubungan dengan gejala-gekala diabetes seperti mudah lelah, mudah infeksi dan lain-lain

Pasien yang tidak mau menerima kenyataan sebagai penyandang diabetes sering bertindak seperti di atas dengan alasan yang sama. Cara mengatasi hal ini adalah dengan mengubah rasa tidak berdaya tersebut menjadi rasa percaya diri. Anda akan tahu bahwa sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi diabetes.

Bagaimana cara membangun rasa percaya diri? Ada 3 faktor penting :

1. Pengetahuan/pengertian mengenai diabetes yang anda alami. 2. Keterampilan/kemampuan mengenai diabetes dari hari ke hari. 3. Kemampuan untuk mengendalikan emosi anda.

(35)

Tn. Bambang diminta oleh dokternya untuk memulai program latihan jasmani. Yang pertama dipikirkan oleh Tn. Bambang adalah : “huh…Hal yang sama lagi! Seperti dokter-dokter lain ang menyuruh hal yang sama.” Sebenarnya Tn.

Bambang sudah mengetahui pentingnya latihan jasmani : memperbaiki kadar glukosa darah dan kesegaran tubuh, serta mengurangi risiko penyakit jantung. Tetapi ia merasa tua, 52 tahun dan tidak pernah berolah raga lagi sejak lulus SMU. Jadi bagaimana cara memulainya?

Jika anda ingin memulai program latihan jasmani seperti yang dianjurkan dokter, langkah pertama adalah memikirkan jenis latihan jasmani yang ingin anda coba. Itu saja. Anda tidak perlu langsung melakukan latihan jasmani tapi hana membuat daftar jenis latihan jasmani yang menarik minat anda, misalnya jalan pagi, senam, dan lain-lain. Langkah kedua adalah melihat kapan anda punya kesempatan untuk melakukan latihan jasmani, pertimbangkan jenis latihan jasmani mana yang masih sempat anda lakukan. Langkah ketiga adalah membuat jadual kegiatan latihan jasmani, dimana anda akan melakukannya (di rumah atau di luar rumah), termasuk bersama siapa anda ingin melakukannya (misalnya dengan istri, anak anda). Buatlah jadual yang realistis, sehingga anda yakin sempat, mau dan mampu melakukannya, mulai menggerakkan otot untuk latihan jasmani. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan program latiha jasmani yang telah anda buat. Bila ternyata kemudian jadual yang telah anda pilih tidak berjalan, anda dapat menggubah jadual tersebut sesuai dengan kesempatan dan kemampuan anda. Bila anda berhasil melakukan semua hal di atas, akan meningkatkan rasa percaya diri bahwa anda dapat melakukannya.

2. Obsesi

(36)

mungkin tidak akan berlangsung lama, sedangkan pengendalian diabetes harus berlangsung seumur hidup. Suatu ketika sikap obsesif ini mungkin akan menyebabkan kelelahan dan kekecewaan, dan merasa bahwa diabetes telah membatasi segala segi kehidupan.

Perhatikan ilustrasi berikut ini :

Anna adalah seorang pengusaha yang sukses, sampai suatu saat mengetahui bahwa ia menderita diabetes. Sejak saat itu ia berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan glukosa darahnya agar selalu dalam batas normal. Dia selalu makan tepat waktu, dan melakukan segala hal persis dalam textbook. Dia memeriksa sendiri kadar glukosa darahnya 6 kali sehari, dan ingin agar glukosa darahnya selalu di bawah 120 mg/dl. Seperti layaknya banyak orang yang sangat disiplin, Anna selalu melakukan segala hal sesempurna mungkin. Akhirnya ia merasa kehidupannya dikuasai oleh diabetes. Diabetes telah mengurangi kebebasannya. Ia merasa lelah dengan semua hal tersebut dan tidak dapat mempertahankannya terus menerus. “Saya sangat sibuk bekerja setiap hari. Sangat merepotkan untuk dapat mengerjakan semua pekerjaan dan pengendalian

diabetes sekaligus bersamaan. Persetan dengan segala hal tersebut, sudah sebaik

mungkin saya berusaha tetapi tidak berhasil”.

Akhirnya Anna sadar, kemudian mengubah sikapnya yang selalu ingin sempurna dalam pengendalian diabetes. Ia bisa lebih santai dan tidak memboroskan banyak tenaga untuk selalu terobsesi dengan diabetesnya. Selanjutnya ia melaksanakan hal-hal yang realistis saja, yang penting diabetesnya tetap terkontrol dengan baik. Dengan sikap ini kehidupannya lebih bahagia, tidak tertekan (stress) dan pekerjaannya lebih sukses.

3. Marah

(37)

menyangkut kehidupannya sebagai penyandang diabetes. Mereka tak dapat lagi makan makanan kesukaannya, harus minum obat secara teratur, lengannya harus ditusuk jarum suntik secara rutin untuk pemeriksaan darah atau suntik insulin, dll. Kemarahan ini sering dipicu oleh sikap lingkungannya yang tidak mendukung, misalnya keluarga/teman bersikap seperti polisi yang selalu mengawasi makanannya, latihan jasmaninya atau kadar glukosa darahnya. Ia merasa seperti tahanan yang dikelilinngi oleh para penjaga, bukan sebagai orang yang disayangi.

Target kemarahannya sering diarahkan kepada dokter/tenaga kesehatan lainnya. Dokter dianggapnya member perintah atau larangan yang sulit dilakukan, dokter terlalu sibuk sehingga tidak punya waktu untuk mendengarkan segala keluhannya, ahli gizi memberikan rancangan menu makanan yang tidak sesuai dengan selera, dan lain-lain.

Sebenarnya rasa marah ini wajar saja, karena meeupakan respons emosi yang normal pada penyandang diabetes. Misalnya anda marah karena dilarang makan makanan yang lezat yang sangat anda sukai dan biasa anda makan sebelum menyandang diabetes. Apakah anda akan terus marah-marah seumur hhidup? Tentunya tidak. Yang penting adalah bagaimana anda mengendalikan emosi dan mencari cara lain yang sesuai dengan keinginan anda sehingga dapat mengurangi rasa marah. Bila dilarang makan jenis makanan tertentu, pilihlah jenis makanan lainnya yang sesuai selera anda dan diperbolehkan. Setiap larangan/keharusan pasti ada alternatif pilihan lainnya. Anda yang berhak memilih, bukan ditentukan oleh orang lain.

4. Frustasi

(38)

Pada waktu menerima hasil pemeriksaan gul darah = 287 mg/dl, pasien yang harus frustasi akan mengatakan “Saya telah lakukan segalanya dengan benar, tetapi gula darah tetap tinggi. Sudahlah, saya menyerah”. Tentunya anda

tidak demikian. Coba analisis apa yang menyebabkan glukosa darah naik. Apakah ada makanan yang melebihi takaran? Apakah lupa latihan jasmani? Bila ternyata semuanya sudah dilakukan dengan benar, coba dari penyebab lainnya : apakah obat sudah diminum? Apakah ada infeksi saluran nafas ? Stress di pekerjaan? Bila ternyata tetap tidak ditemukan jawaban yang memuaskan, cobalah untuk minta pertolongan tenaga kesehatan.

5. Takut

Banyak hal yang menimbulkan ketakutan pada penyandang diabetes. Penyandang diabetes akan lebih sering memikirkan kematian bila ada keluarganya yang meninggal akibat komplikasi diabetes. Penyandang diabetes lainnya takut disuntik insulin atau takut akan mengalami komplikasi diabetes.

Sebenarnya rasa takut tersebut wajar saja, bahkan dapat memperkuat motivasi untuk mengendalikan diabetes dengan baik. Kadang-kadang penyandang diabetes mengalami stress yang menimbulkan gangguan emosi yang berat, misalnya depresi, anxietas/kecemasan, dan gangguan makan. Gangguan ini dapat berlangsung lama, terasa makin berat, dan sering berulang. Keadaan ini akan menyebabkan pengendalian diabetes menjadi lebih sulit.

6. Depresi

(39)

Diabetes dan Depresi

Apakah adanya diabetes akan meningkatkan risiko timbulnya depresi? Jawabannya adalah ya. Penelitian akhir-akhir ini mendapatkan bahwa penyandang diabetes terutama yang mengalami komplikasi, mempunyai risiko depresi 3 kali lipat dibandingkan masyarakat umum. Komplikasi diabetes dapat menyebabkan kehidupan sehari-hari yang lebih sulit sehingga menimbulkan kesedihan berkepanjangan.

Pengobatan Depresi

Ada beberapa cara/usaha yang dapat dilakukan oleh diri sendiri. Usaha ini mungkin agak berat untuk mulai melakukannya, tetapi layak dicoba. Buatlah daftar kegiatan yang dapat dilakukan. Mulailah dengan hal yang paling mudah dan paling sederhana misalnya :

 Bangun pagi jam 07.00 setiap hari, lalu segera mandi.

 Bila badan bertambah kurus selama mengalami depresi, belilah pakaian baru yang sesuai dengan ukuran tubuh anda saat ini.

 Sering-seringlah menghubungi teman melalui telepon.

 Jalan-jalan keluar rumah setiap hari.

 Tambahkan pikiran positif dalam daftar anda : “Saya tidak ingin

mengalami depresi selamanya. Pasti ada suatu cara yang dapat saya

lakukan untuk mengatasinya”.

(40)

Anda juga dapat melakukan cara yang sama dalam usaha mengendalikan glukosa darah. Usaha ini mungkin terasa berat pada waktu anda mengalami depresi. Tetapi yakinkan diri anda bahwa dengan mengendalikan gula darah mungkin dapat mengurangi depresi yang anda alami. Setiap usaha, walaupun tampaknya sederhana akan dapat menolong. Misalnya :

 Rencanakan untuk mengikuti jadual (tepat waktu) untuk meinum obat antidiabetes atau suntik insulin selama tiga hari mendatang.

 Periksa kadar glukosa darah anda lebih teratur, baik dengan alat glukometer yang anda miliki atau memeriksanya di laboratorium langganan anda.

 Mulai membuat jadwal kunjungan control ke dokter, yang telah beberapa bulan tida anda lakukan.

 Bagaimana jika anda mulai jalan-jalan sekitar rumah tiga kali seminggu, mulai minggu depan?

Setiap usaha di atas tampaknya sederhana, tetapi merupakan langkah yang sangat berarti. Yang terpenting adalah usaha untuk memulainya sebagai langkah wal untuk dilanjutkan dengan langkah-langkah berikutnya.

Segala aktivitas fisik dapat menolong/memperbaiki situasi depresi yang anda alami. Mungkin olah raga merupakan pilihan terakhir yang ingin anda lakukan pada waktu anda mengalami depresi, tetapi perlu diingat bahwa olah raga dapat memberikan beberapa keuntungan antara lain :

1. Dapat memperbaiki pengendalian glukosa darah secara tepat.

2. Dapat mengaktifkan suatu bahan kimia dari otak yang disebut Endorfin, yang mnimbulkan rasa segar.

(41)

4. Dapat menimbulkan rasa santai, dapat mengatasi gangguan tidur, pikiran menjadi jernih, dan dapat berkonsentrasi.

Berobat ke Dokter

Bila anda mengalami depresi, maka anda dianjurkan untuk menemui dokter ahli. Pergi ke dokter kadang-kadang merupakan keputusan yang berat bila anda merasa pesimis dan menganggap tidak ada orang lain yang dapat menolong. Mungkin anda mempunyai sifat tertutup dan tidak suka membicarakan persoalan anda kepada orang lain. Tetapi percayalah bahwa sebenarnya mereka dapat membantu mengatasi masalah anda.

Anda sendiri yang dapat memutuskan kapan waktunya untuk menemui dokter. Tidak perlu menunggu sampai terjadi gangguan psikis yang berat untuk menemui dokter. Walaupun secara psikologis masih baik, tetapi bila sudah merasa “lelah” dalam usaha mengendalikan diabetes, maka anda sudah layak untuk meminta pertolongan dokter. Pilihlah dokter/konsultan yang cocok buat anda. Cocok yang dimaksud disini adalah yang membuat anda comfortable untuk mengungkapkan segala keluhan, yang mau dan yang punya waktu untuk mendengarkan segala keluhan anda, serta yang anda yakini mempunyai keahlian untuk membantu mengatasi masalah depresi yang anda alami. Keahlian ini termasuk pengetahuan tentang diabetes, khususnya kondisi diabetes pada diri anda.

Selain memberikan konseling kejiwaan biasanya dokter akan memberikan obat anti-depresi. Terdapat beberapa macam obat antidepresi. Lama pengobatan pada tiap pasien berbeda-beda (bersifat individual) dan sulit untuk dibuat patokan secara umum. Perlu diketahui bahwa efek tiap orang bersifat individual dan dibutuhkan waktu 1-2 minggu atau lebih untuk mendapatkan efek obat yang diinginkan.

(42)

Setiap penyandang diabetes umumnya menngalami rasa cemas terhadap segala hal yang terjadi berhubungan dengan diabetesnya,misalnya : cemas terhadap kadar glukosa darah yang tinggi atau cemas akan timbulnya komplikasi akibat diabetesnya, dan lain-lain. Hal ini wajar terjadi, seperti halnya kecemasan/kekhawatiran yang terjadi sehari-hari (misalnya mengenai pekerjaan, perkawinan, dll). Tetapi kecemasan dalam klinik bukan kecemasan yang wajar seperti di atas. Cemas yang timbul cukup berat, dan berlangsung lama (6 bulan).

Diagnosis kecemasan klinik ditegakkan bila dalam waktu 6 bulan tersebut anda mengalami minimal 3 dari 6 keadaan berikut :

1. Rasa gelisah/khawatir yang berlebihan, seperti mau mendapat musibah. 2. Kewaspadaan berlebihan sehingga mengganggu tidur, sukar konsentrasi. 3. Mudah lelah.

4. Merasa pikiran kosong. 5. Mudah tersinggung.

6. Otot-otot tegang, tidak bisa santai.

Beberapa gejala di atas memang hamper mirip dengan gejala depresi. Beberapa gangguan psikis memang mempunyai gejala yang hamper mirip. Selain itu satu orang pasien dapat mengalami lebih dari satu jenis gangguan psikis.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anxietas, antara lain :

1. Cobalah mengidentifikasi apa penyebab kecemasan yang anda alami. 2. Carilah cara jalan keluar untuk mengatasi kecemasan tersebut.

Sekali lagi perlu diingat : bila anda mengalami gejala gangguan psikis segeralah mencari pertolongan. Semua cara yang dianjurkan untuk mengatasi depresi seperti tercantum di atas, dapat dilakukan juga pada anxietas.

(43)

Penyandang diabetes biasanya sangat memperhatikan makanannya sehari-hari, terutama pada wanita muda yang sangat memperhatikan berat badannya karena selalu ingin langsing. Hal ini kadang-kadang terjadi berlebihan sehingga timbul gangguan makan.

Terdapat dua jenis gangguan makan, keduanya berpengaruh buruh bagi penyandang diabetes :

1. Anoreksia nervosa. Pasien ini biasanya sangat membatasi jumlah makanan yang dimakannya, sering sampai di bawah 1000 kalori perhari. Mereka juga cenderung untuk melakukan olahraga yang berlebihan.

2. Balimia nervosa. Pasien ini biasanya makan dalam jumlah besar dalam satu kali makan, lalu berusaha mengeluarkan apa yang telah dimakannya dengan berbagai cara misalnya memuntahkannya, menggunakan obat pencahar, atau obat diuretika (obat untuk memperbanyak kencing).

Adalah wajar bila seseorang ingin selalu langsing dengan cara mengatur makanan dan berolah raga. Lalu bagaimana cara mengetahui bahwa anda mengalami gangguan makan?

Gejala berikut ini tidak normal dan dapat dipakai sebagai pedoman kemungkinan terjadinya gangguan makan :

1. Sangat khawatir akan mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, padahal saat ini badan masih kurus. Berat badan kurang dari 85% dari berat badan ideal.

2. Menganggap diri kegemukan padahal orang lain mengatakan anda kurus. 3. Olahraga berlebihan (melebihi kebutuhan).

4. Tidak mempedulikan akibat buruk dari kondisi badan yang kurus.

(44)

6. Mempunyai kebiasaan selalu minum obat pencahar/diuretika untuk menurunkan berat bdan atau berusaha untuk memuntahkan makanan yang baru dimakan.

Berbeda dengan keadaan di atas, gangguan makan dapat juga berupa : perasaan tidak dapat berhenti makan dan tidak dapat mengatur jenis/jumlah makanan yang dimakan.

Semua jenis gangguan makan tersebut dapat berpengaruh buruk pada pengendalian glukosa darah, yang berakibat timbulnya komplikasi diabetes akut maupun kronik.

(45)

LAMPIRAN 2

(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas fisik dalam jumlah yang lebih besar dari 60 menit. sehari akan memberikan manfaat kesehatan

Pengembangan kapasitas kelembagaan BPBD Kabupaten Jepara dalam pelaksanaan penangggulangan bencana masih terkendala dari kekurangan sarana dan prasarana transportasi

This study discusses the personality changes of Sister Regina, the main character in Lavyrle Spencer’s Then Came Heaven. The novel was firstly published in 1997. This study aimed

Jika substansi sepengendalian antara entitas yang melakukan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tersebut telah hilang atau terjadi pelepasan aset,

Tesis Kedudukan Hukum Kantor Pelayanan ..... ADLN - Perpustakaan

Seorang guru dikatakan kompeten bila ia memiliki khasanah cara penyampaian yang kaya, memiliki pula kriteria yang dapat dipergunakan untuk memilih

Form of escrow account (Cash or Bank guarantee (BG) or Securities). 4.80 lacs were deposited on February 06, 2012 since there was a revision in the Open offer price from

aksesnya cepat, Aspek Ergonomi dari sisi Pengguna OPAC tergolong Baik sehingga pemustaka merasa nyaman berada dalam ruangan perpustakaan, dan Peran Pustakawan dalam