• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)

Seiring dengan perkembangan dan perubahan kepemimpinan di pemerintahan,

maka kebijakan penguatan modal di bidang pertanian pun ikut berubah dan

dimodifikasi lagi agar lebih baik. Pada tahun 2008 pemerintah melalui

Departemen Pertanian RI mencanangkan program baru yang diberi nama

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP merupakan bagian

dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam

menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa

sasaran. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri adalah program

pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan

meningkatkan kesempatan kerja (Departemen Pertanian, 2008).

Khusus untuk program dari Departemen Pertanian RI yakni PUAP, dilaksanakan

pada tahun yang sama yakni tahun 2008 dengan menyalurkan dana BLM-PUAP

ke 10.000 desa pertanian. Masing-masing desa menerima BLM-PUAP sebesar Rp

100.000.000 untuk mengembangkan agribisnis perdesaan. Kebijakan Departemen

Pertanian RI dalam pemberdayaan masyarakat tersebut diwujudkan dengan

penerapan pola bentuk fasilitasi bantuan penguatan modal usaha bagi petani

anggota baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga

tani. Operasional penyaluran dana PUAP tersebut dilakukan dengan memberikan

kewenangan kepada Gapoktan terpilih sebagai pelaksana PUAP dalam hal

(2)

maksimal dalampelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga penyuluh

pendamping dan penyelia mitra tani. Gapoktan PUAP diharapkan dapat menjadi

kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani (Departemen

Pertanian, 2008).

Tujuan PUAP

Tujuan utama program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan berdasarkan

pedoman umum PUAP adalah untuk :

1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan

pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi

wilayah;

2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan,

penyuluh dan penyelia mitra tani.

3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk

pengembangan kegiatan usaha agribisnis.

4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra

lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.

Gambaran Umum Pelaksanaan PUAP

PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota,

baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.

Program ini bertujuan untuk membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan

menciptakan lapangan kerja di perdesaan serta membantu penguatan modal dalam

kegiatan usaha di bidang pertanian sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan

(3)

memberikan kewenangan kepada Gapoktan yang telah memenuhi persyaratan.

Gapoktan juga didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra

tani. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Gapoktan sebagai penyalur

PUAP antara lain :

1. Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis;

2. Memiliki struktur kepengurusan yang aktif;

3. Dimiliki dan dikelola oleh petani;

4. Dikukuhkan oleh bupati atau wali kota.

Jumlah dana yang disalurkan ke setiap Gapoktan sebesar Rp 100 juta. Dana

tersebut disalurkan kepada anggota Gapoktan guna menunjang kegiatan

usahataninya. Tentunya dalam penyaluran dana tersebut terdapat beberapa

prosedur yang harus dipenuhi bagi mereka yang akan memanfaatkan bantuan

tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka mengantisipasi agar penyaluran dan

pemanfaatan PUAP berjalan lancar, aman dan terkendali, maka dibentuk suatu tim

pemantau, pembinaan dan pengendalian di tingkat propinsi dan kabupaten atau

kota.

Sasaran Program PUAP

Adapun sasaran yang diharapkan dari program PUAP adalah :

1. Berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin atau tertinggal sesuai dengan

potensi pertanian desa.

2. Berkembangnya Gapoktan atau Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani.

3. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga petani miskin, petani atau peternak

(4)

4. Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian,

mingguan maupun musiman.

5. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra

lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan

Indikator Keberhasilan PUAP

Indikator keberhasilan output meliputi :

1. Tersalurkannya BLM – PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani

miskin dalam melakukan usaha produktif pertanian; dan

2. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya

manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani.

Indikator keberhasilan outcome meliputi :

1. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola

bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap,

buruh tani maupun rumah tangga tani.

2. Meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang

mendapatkan bantuan modal usaha.

3. Meningkatnya aktivitas kegiatan agribisnis (budidaya dan hilir) di perdesaan;

dan

4. Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan

rumah tangga tani dalam berusaha tani sesuai dengan potensi daerah.

Indikator benefit dan Impact antara lain:

1. Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di

(5)

2. Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola

oleh petani.

3. Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan

(Departemen Pertanian, 2008).

Kelompok Tani

Menurut Departemen Pertanian (2008), kelompok tani diartikan sebagai

kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa (pria atau

wanita) maupun petani taruna (pemuda atau pemudi), yang terikat secara informal

dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama,

kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber

daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

Departemen Pertanian (2008) mendefinisikan Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan) sebagai kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan

bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan

terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah suatu wilayah administrasi

desa atau yang berada dalam satu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier.

Menurut Syahyuti (2005), Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok

tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan

sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi

anggotanya dan petani lainnya. Pengembangan Gapoktan dilatarbelakangi oleh

kenyataan kelemahan aksesibilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan

(6)

terhadap lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber

informasi. Pada prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah

kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsifungsi

lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian.

Landasan Teori Kinerja

Kinerja dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang

diperlihatkan. John Witmore dalam Coaching for Perfomance, menyatakan

kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu

perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan. Kinerja merupakan

suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu

untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan

visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak

positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Menurut Cascio, penilaian

kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan

dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok.

Penilaian keberhasilan kinerja suatu lembaga dapat mengacu pada pencapaian

sasaran dan tujuan. Parameter keberhasilan kinerja Kelompok Tani dapat diukur

dari kemampuan lembaga tersebut dalam menyalurkan dan mengelola dana PUAP

secara efektif. Efektivitas pengelolaan dan penyaluran dana PUAP ditentukan oleh

kemampuannya menjangkau sebanyak mungkin petani dalam hal ini anggota

kelompok tani yang benar-benar memerlukan bantuan penguatan modal untuk

(7)

yang berbeda yaitu dari sisi penilaian kinerja Kelopok Tani dalam menyalurkan

dana PUAP kepada anggotanya dan dari sisi persepsi anggota atau yang menerima

dana bantuan PUAP. Penilaian keefektivan penyaluran kredit (penyaluran dana

PUAP) dengan melihat kinerja aktivitas dapat diketahui dengan menggunakan

beberapa tolak ukur sebagai berikut :

1. Target dan Realisasi Target

Berapa persentasi realisasi kredit (pinjaman dana PUAP) yang dapat

tersalurkan bila dibandingkan dengan tingkat pengajuan pinjaman.

2. Jangkauan Kredit (Tersalurkannya Dana PUAP)

Bagaimana jangkauan kredit (pinjaman dana PUAP) terhadap masyarakat

(petani), dalam artian beragamnya sektor yang menerima bantuan kredit.

Semakin beragam sektor penerima kredit maka kredit semakin efektif.

3. Frekuensi Kredit (Pinjaman dana PUAP)

Jumlah pengguna (petani) yang menggunakan dana kredit pinjaman (dana

PUAP). Frekuensi pinjaman ini dilihat dari banyaknya trsansaksi, dalam hal ini

transaksi peminjaman dan pengembalian pinjaman.

4. Persentase Tunggakan

Persentase tunggakan ditentukan dari banyaknya jumlah tunggakan pinjaman

kredit tersebut. Disisi lain, Pardosi (1998) menyatakan bahwa keberhasilan

dalam efektivitas penyaluran menurut penerima kredit diukur dengan melihat

tanggapan kreditur terhadap persyaratan awal (mudah, sedang, berat), prosedur

peminjaman (mudah, sedang, sulit), realisasi kredit (cepat, sedang, lambat),

biaya administrasi (ringan, sedang, berat), tingkat bunga (ringan, sedang,

(8)

Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan usahatani sangat bermanfaat bagi petani untuk mengukur

tingkat keberhasilan usahanya. Analisis pendapatan usahatani memerlukan dua

keterangan pokok, yaitu keadaan penerimaan dan keadaan pengeluaran selama

jangka waktu tertentu. Penerimaan merupakan total nilai produk yang dihasilkan

yang diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah output (produk yang dihasilkan)

dengan harga produk tersebut. Sedangkan pengeluaran atau biaya merupakan

semua pengorbanan sumberdaya ekonomi dalam satuan uang yang diperlukan

untuk menghasilkan suatu output dalam suatu periode produksi. Penerimaan

usahatani dapat berbentuk tiga hal yakni (1) hasil penjualan tunai (seperti tanaman

pangan, ternak, ikan dan lain sebagainya); (2) produk yang dikonsumsi keluarga

petani; (3) kenaikan nilai inventaris (selisih nilai akhir tahun dengan nilai awal

tahun). Sementara itu, pengeluaran usahatani tani meliputi biaya tetap dan biaya

tidak tetap (variabel). Bentuk pengeluaran dalam usahatani berupa pengeluaran

tunai dan pengeluaran yang diperhitungkan. Pengeluaran tunai adalah pengeluaran

yang dibayarkan dengan menggunakan uang, seperti biaya pengadaan sarana

produksi usahatani dan pembayaran upah tenaga kerja. Sedangkan pengeluaran

yang diperhitungkan adalah pengeluaran yang digunakan untuk menghitung nilai

pendapatan kerja petani apabila nilai kerja keluarga diperhitungkan (Soekartawi,

1995).

Analisis pendapatan tunai dan pendapatan total produksi usahatani merupakan

bentuk analisis dalam usahatani yang digunakan untuk melihat keuntungan relatif

(9)

analisis ini dilakukan dua pendekatan, yaitu perhitungan pendapatan atas dasar

biaya tunai dan perhitungan atas dasar biaya total (biaya tunai dan biaya yang

diperhitungkan). Soekartawi (1995) menjelaskan beberapa istilah yang terkait

dengan pengukuran pendapatan usahatani antara lain :

1. Pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumberdaya

yang digunakan dalam usahatani. Istilah lain untuk pendapatan kotor usahatani

adalah nilai produksi atau penerimaan kotor usahatani.

2. Pendapatan kotor tunai didefinisikan sebagai nilai mata uang yang diterima dari

penjualan produk usahatani. Pendapatan kotor tunai usahatani tidak mencakup

pinjaman uang untuk keperluan usahatani yang berbentuk benda dan yang

dikonsumsi.

3. Pendapatan kotor tidak tunai adalah pendapatan yang bukan dalam bentuk

uang, seperti hasil panen yang dikonsumsi, hasil panen yang digunakan untuk

bibit atau makanan ternak, untuk pembayaran, disimpan di gudang, dan menerima

pembayaran dalam bentuk benda.

4. Pengeluaran total usahatani didefinisikan sebagai nilai semua input yang habis

terpakai di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani.

Pengeluaran usahatani meliputi pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai.

5. Pengeluaran tunai adalah pengeluaran berdasarkan nilai uang. Jadi segala

pengeluaran untuk keperluan kegiatan usahatani yang dibayar dalam bentuk benda

tidak termasuk dalam pengeluaran tunai.

6. Pengeluaran tidak tunai adalah nilai semua input yang digunakan namun tidak

dalam bentuk uang. Misalnya nilai barang dan jasa untuk keperluan usahatani

(10)

Kerangka Pemikiran

Salah satu hal yang menjadi kesulitan petani saat ini adalah kurangnya modal

untuk meningkatkan usaha taninya.Hal ini yang mendorong pemerintah membuat

suatu program untuk membantu petani.Melalui PUAP, petani mendapat bantuan

modal sebagai stimulus dalam menggerakkan usaha tani petani.

Penilaian keberhasilan kinerja suatu lembaga dapat mengacu pada pencapaian

sasaran dan tujuan.Efektifitas pengelolahan dan penyaluran dana PUAP

ditentukan oleh kemampuan menjangkau sebanyak mungkin petani, dalam hal ini

anggota kelompok tani yang benar-benar memerlukan bantuan penguatan modal

untuk kegiatan usahanya.Untuk mengetahui dampak PUAP terhadap kinerja

kelompok tani dan pendapatan kelompok tani di daerah penelitian, maka perlu

dilakukan penelitian ilmiah. Adapun skema kerangka pemikiran dapat dilihat dari

(11)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Dampak PUAP Terhadap Kinerja Kelompok Tani

Keterangan:

: Menyatakan pengaruh : Menyatakan Proses

(12)

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dala penelitian ini adalah :

1. Adanya perbedaan kinerja kelompok tani sebagai dampak adanya program

PUAP.

2. Ada perbedaan pendapatan petani dari usaha yang dikembangkannya setelah

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Dampak PUAP Terhadap Kinerja

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian Rinaldi (2015) telah ditemu- kan, dibakukan dan diterapkan sejumlah daftar tutur kata bahasa Indonesia sebagai uji kejelasan pengucapan pada oklusi klas I

71 tahun 2010 Pada Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (Studi Kasus: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang). Pembimbing : Yona Octiani Lestari,

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh pihak restoran adalah bekerjasama dengan gedung perkantoran yang terletak di sebelah restoran di mana area parkir

NoPol untuk menyimpan nomor polisi yang telah diterima server lalu dikirim ke firebase. Get NoPol sebagaimana gambar 16. Gambar 16 Get NoPol.. Set String arduino IDE

“ penghasilan yayasan dan badan hukum nirlaba lainnya yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah hukum Republik Indonesia dan mempunyai

Komposisi yang dianggap baik dalam pembuatan Gorong-gorong pada umumnya adalah 1 bagian semen dicampur dengan 4 bahan pembuat (1:4:1) sehingga dalam aktifitas ini saya coba

Data sekunder yang akan digunakan adalah literatur berupa buku-buku, jurnal, koran, serta literatur yang membahas tentang adanya tes keperawanan bagi calon istri

Stilbestrol yang diberikan setelah senggama untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, dikenal dengan instilah ”morning-after pill.” Kuchara (1971) melaporkan tidak