• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II DAYA HA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II DAYA HA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II

DAYA HANTAR LISTRIK

Nama : Rizka Fithriani Safira Sukma

NIM : 131810301049

Kelompok : 5

Fakultas/ jurusan : MIPA / Kimia Asisten : Reksi Bayu Murti

LABORATORIUM KIMIA FISIKA JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER

(2)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Listrik adalah sesuatu yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia pada saat ini. Orang-orang setiap harinya bergantung pada listrik untuk mempermudah segala hal. Setiap listrik memiliki daya hantar masing-masing yang menentukan seberapa banyak arus yang dapat mengalir dalam listrik tersebut. Listrik dapat mengalir karena adanya arus elektron yang melewati hambatan. Arus elektron didapat dari bahan-bahan yang dapat mengion seperti garam dapur atau NaCl. Suatu NaCl dalam bentuk lelehan atau larutannya dapat menghantarkan arus listrik sehingga dapat digunakan untuk menyalakan lampu LED. Contoh bahan lain yang dapat menghantarkan arus listrik adalah asam cuka walaupun tidak sebaik NaCl.

Berbeda dengan bahan diatas, urea dan gula tidak dapat menghantarkan arus listrik yang kemudian disebut non-elektrolit karena tidak dapat terionisasi seperti NaCl ataupun CH3COOH. Setiap bahan yang merupakan elektrolit memiliki kemampuan menghantarkan

listrik masing-masing yang disebut daya hantar. Setiap bahan akan berbeda daya hantarnya. Pada praktikum ini akan dipraktekkan bagaimana perbedaan antara elektrolit lemah dan kuat dalam menghantarkan arus listrik.

1.2 Tujuan

(3)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)

2.1.1 NaOH

Natrium hidroksida adalah bahan yang bersifat korosif terhadap jaringan tubuh seperti kulit, mata dan mulut. NaOH memiliki titik didih sebesar 100oC dan titik leleh sebesar 0oC.

NaOH biasanya berwujud cair, tidak berwarna dan tidak tidak berbau. NaOH merupakan basa kuat yang pH-nya dapat mencapai 14. NaOH bersifat berlawanan dengan asam, senyawa organic dan logam. Pertolongan pertama pada kecelakaan menggunakan NaOH sama dengan asam oksalat. NaOH sebaiknya disimpan ditempat khusus bahan korosif. Tempat penyimpanan seharusnya kering, dingin dan berventilasi baik. Selain itu, diusahakan tempat selalu tertutup rapat dan terhindar dari bahan yang tidak cocok dengn NaOH (Anonim, 2015). 2.1.2 Asam Asetat

Asam asetat atau C2H4O2 atau biasanya CH3COOH. Bahan ini bersifat iritan,

permeator dan korosif terhadap kulit dan mata pada konsentrasi yang tinggi. Bahan ini juga berbahaya jika terkena kulit dan mata secara terus-menerus. Bahan ini tidak bersifat mutagenic atau karsinogenik. Asam asetat biasanya berwujud cair, berbau dan berasa cuka sangat kuat dan tajam serta tidak berwarna. Massa molekul relatifnya adalah 60,05 g/mol dengan titik didih 181,1oC dan titik leleh 16,6oC. Penyimpanan ditempat yang sejuk dan jauh

dari api (Anonim, 2015).

O

OH

C

H

3

2.1.3 Larutan HCl

Bahan ini berbentuk cair. HCl memiliki titik didih 108,58oC dan titik leburnya

(4)

dikeluarkan dan dibersihkan sebelum digunakan kembali. Terkena kulit segera basuh dengan air selama 15 menit (Anonim, 2014).

2.1.4 NH4OH

Ammonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air. Produk larutan komersial

amonia berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baumé (sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5°C). Amonia yang berada di rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat amonia. Ammonium hidroksida adalah senyawa dengan formula NH4OH. Digunakan dalam pembuatan sabun dan pupuk. Ammonium hidroksida

dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit. Ammonium klorida berbentuk padatan yang tidak berwarna, memiliki massa molar 35.05 gmol-1, titik didih 36°C (97°F), titik leleh -72°C

(-98°F). Kontak langsung dengan mata dapat ditangani dengan membasuh mata dengan air mengalir dan mata tebuka terus menerus dalam waktu 15 menit. Pada kontak kulit dapat segera dibasuh dengan air dingin sekurang-kurangnya 15 menit. Pakaian atau sepatu yang terkena harus dikeluarkan dan dibersihkan sebelum digunakan kembali. Terkena kulit segera basuh dengan air selama 15 menit (Anonim, 2014).

2.1.5 NaCl

Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur atau halit, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling mempengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraseluler pada banyak organisme multiseluler. Massa molar 58.44 g/mol, tidak berwarna/berbentuk kristal putih, densitas 2.16 g/cm3 ,titik leleh 801°C (1074 K), titik

didih 1465°C (1738 K), kelarutan dalam air 35.9 g/100 mL (25°C). Larutan ini berbahaya pada kontak mata dan kulit. Kontak langsung dengan mata dapat ditangani dengan membasuh mata dengan air mengalir dan mata tebuka terus menerus dalam waktu 15 menit. Pada kontak kulit dapat segera dibasuh dengan air dingin sekurang-kurangnya 15 menit. Pakaian atau sepatu yang terkena harus dikeluarkan dan dibersihkan sebelum digunakan kembali. Terkena kulit segera basuh dengan air selama 15 menit (Anonim, 2014).

2.1.6 Larutan NaBr

Natrium bromide dikenal sebagai garam yang memiliki rumus kimia NaBr. Senyawa ini dapat digunakan sebagai obat pereda sakit yang banyak digunakan sejak abad 19 hingga 20. bentuk padatannya kristal putih menyerupai natrium klorida. Natrium bromide sangat berbahaya jika digunakan dalam komposisi yang berlebih yang akan menyebabkan kerusakan pada system sarah pada otak, mata. Bahan kimia penyusunnya menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan saluran pernafasan (Anonim, 2014).

(5)

Natrium Iodida memiliki data fisik yaitu berbentuk padatan. Memiliki rasa pahit, dan memiliki berat molekul 149.89 g/mol. NaI berwarna putih dengan pH netral. NaI titik leleh sebesar 651°C (1203.8°F). Penanganan jika terjadi kontak dengan mata yakni lepaskan atau periksa lensa kotak. Kontak langsung dengan mata dapat ditangani dengan membasuh mata dengan air mengalir dan mata tebuka terus menerus dalam waktu 15 menit. Pada kontak kulit dapat segera dibasuh dengan air dingin sekurang-kurangnya 15 menit (Anonim, 2014).

2.1.8 NH4Cl

Ammonium klorida susunannya terdiri atas butir – butir cair / padat di dalam suatu gas. Ammonium klorida ini dapat digunakan sebagi obat pembunuh serangga dalam pertanian dan perkebunan. Ammonium klorida dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan, dan iritasi pada saluran pencernaan sehingga menyebabkan diare. Massa molar dari NH4Cl

sebesar 53.49gmol-1. Kelarutannya pada air 29.7g/100g. Larutan ini memiliki pH 5,5 dan

memiliki titik didih 5200C (968F). Ammonium klorida meleleh pada suhu 3380C (640F).

Kontak langsung dengan mata dapat ditangani dengan membasuh mata dengan air mengalir dan mata tebuka terus menerus dalam waktu 15 menit. Pada kontak kulit dapat segera dibasuh dengan air dingin sekurang-kurangnya 15 menit. Pakaian atau sepatu yang terkena harus dikeluarkan dan dibersihkan sebelum digunakan kembali. Terkena kulit segera basuh dengan air selama 15 menit (Anonim, 2014).

2.1.9 Akuades

Akuades atau air mempunyai rumus kimia H2O. air tidak bersifat korosif, iritasi,

permeator atupun sensitif untuk mata, kulit atau menelan. Akuades juga tidak berbahaya jika terhirup. Akuades tidak memiliki efek karsinogenik dan mutagenic. Bahan ini tidak mudah terbakar ataupun meledak. Akuades merupakan senyawa netral yang memiliki pH 7, tidak berbau dan tidak berwarna serta tidak berasa. Air mempunyai titik didih 100oC dan

merupakan senyawa yang stabil (Anonim, 2015).

O

H H

water

2.2 Dasar Teori

Daya hantar listrik adalah ukuran kemampuan larutan dalam menghantarkan listrik. Daya hantar listrik berbanding terbalik dengan hambatan listrik (R). Daya hantar listrik disebut juga Konduktivitas. Satuan dari daya hantar listrik adalah Ω-1cm-1. Konduktivitas

(6)

ditentukan oleh konsentrasi elektrolit. Energi listrik dapat di transfer melalui materi berupa hantaran yang bermuatan listrik yang berwujud arus listrik yang berarti bahwa harus ada pembawa muatan listrik di dalam materi serta adanya gaya yang menggerakkan pembawa muatan tersebut. Pembawa muatan dapat berupa elektron seperti logam atau dapat juga digunakan ion positif dan ion negatif seperti dalam larutan elektrolit dan lelehan garam. Gaya listrik yang membuat muatan bergerak biasanya berasal dari baterai, generator atau sumber energy listrik yang lain. Muatan listrik akan berpindah jika terdapat beda potensial diantara dua tempat tersebut. Arus listrik akan mengalir atau berpindah dari tempat yang berpotensial tinggi menuju tempat dengan potensial yang lebih rendah. Arus listrik terjadi didalam suatu larutan karena adanya ion yang bergerak (Supriyana, 2004).

Cara lain untuk mengelompokkan senyawa selain dengan identifikasi ikatannya yaitu didasarkan pada daya hantar listrik. Berdasarkan daya hantarnya, senyawa dibagi menjadi dua, yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan listrik atau zat yang di dalam larutanya akan terdisosiasi atau akan terurai menjadi ion-ionnya yang menyebabkan kemampuannya untuk menghantarkan listrik. Ditinjau dari kesetimbangan peruraiannya atau derajat disosiasinya, elektrolit dibagi menjadi: elektrolit kuat, yaitu zat yang dalam larutannya terdisosiasi sempurna atau sebagian besar menjadi ion-ion. Zat ini sangat mudah terionisasi dalam larutan, dengan derajat ionisasi 1 atau mendekati 1, misalnya garam-garam alkali, asam kuat dan basa kuat. Elektrolit lemah, yaitu zat yang dalam larutannya hanya sebagian kecil terdisosiasi menjadi ion-ion. Zat ini sukar terionisasi, derajat ionisasinya mendekati 0, misalnya sebagian kecil garam-garam, asam lemah dan basa lemah (Supriyana, 2004).

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah:

 Adanya hidrasi

 Orientasi atmosfer pelarut

 Berat dan muatan ion

 Gaya tarik antar ion

 Temperatur

 Viskositas

(7)

(2) kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada. Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak berhingga (Bird, 1987).

Larutan elektrolit adalah suatu zat apabila dilarutkan dalam air menghasilkan suatu larutan yang dapat mengahantarkan arus listrik. Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun konsentrasinya lemah, larutan ini disebut larutan elektrolit kuat. Zat yang termasuk elektrolit kuat adalah asam mineral, asam klorida, asam sulfat, asam nitrat, basa dan leburan atau larutan dalam air. Sedangkan elektrolit lemah hanya sedikit sekali terurai menjadi ion dalam larutan dalam air. Elektrolit ini terutama senyawa kovalen yang sedikit sekali bereaksi dengan air membentuk ion. Oleh karena itu elektrolit lemah merupakan penghantar listrik yang buruk dan mempunyai derajat disosiasi kecil (Achmad, 1996).

Zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi ion-ion dan mereka akan bergerak kearah elektroda yang muatannya berlawanan (ion negative akan bergerak ke elektroda positif (anoda) dan ion positif akan bergerak ke elektroda negatif (katoda). Pergerakan ion-ion ini ekivalen dengan aliran elektron sepanjang kawat logam. Larutan yang mengandung suatu elektrolit mampu menghantarkan arus listrik. Perpindahan muatan ini terjadi karena adanya perbedaan potensial antara dua tempat tersebut.Arus listrik akan mengalir dari tempat yang potensialnya tinggi ke tempat potensialnya rendah. Jika suatu elektroda yang dialiri listrik dengan potensial sama, maka arus yang dihasilkan tergantung pada besarya tahanan. Makin besar tahanan, semakin kecil arus yang dihasilkan (Bird, 1987).

Leburan atau larutan (dilarutkan dalam air) maka ion-ionnya bebas bergerak, sehingga dapat menghantarkan listrik. 2. Senyawa kovalen Beberapa senyawa kovalen di dalam air dapat terurai menjadi ion-ion positif dan ion-ion negative. HCl merupakan senyawa kovalen, tetapi karena pengaruh molekul-molekul air HCl dapat terurai menjadi ion H+ dalm ion Cl

-(Sudarmo, 2004).

(8)

I=VR ………. (1)

Tahanan suatu larutan bergantung pada dimensi larutan lainya berdasarkan rumus :

R=ρ Al ………. (2)

Dimana ρ adalah tahanan spesifik atau resistivitas dengan satuan Ohm.cm. l merupakan panjang lintasan yang dinyatakan dengan satuan cm dan A sebagai luas penampang dengan satuan cm2)

(Stoker, 1993).

Rumus hambatan dalam sebuah penghantar adalah :

R=VI ………. (3)

V dalam rumus ini dinyatakan dalam volt dan I dinyatakan dalam ampere, maka hambatan akan dinyatakan dalam ohm. Unsur lain yang sangat penting dalam rangkaian alat elektrokimia adalah hambatan. Hambatan merupakan rintangan yang terdapat dalam system terhadap arus listrik sehingga menyebabkan zat yang akan mengion menjadi sulit untuk mengion. Hubungan antara arus GGL (Gaya Gerak Listrik) dengan tahanan adalah :

R=EI………. (4)

(9)

Minyaktanah

BAB 3. METODE PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Gelas beaker - Labu ukur - Pipet Mohr - Pipet tetes

- Amperometer

- Batang pengaduk 3.1.2 Bahan

- CH3COOH

- NH4OH

- HCl

- NaOH

- NaCl

- NaBr

- NaI

- NH4Cl

- Akuades

- Minyak tanah

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Menentukan Daya Hantar Listrik berbagai Senyawa

- diisikan pada gelas piala 100 ml

- Diukur daya hantar listriknya pada setiap larutan dengan menyusun alat seperti pada gambar

- Ditentukan sifat zatnya terhadap arus listrik (konduktor atau isolator)

- Diulangi dengan bahan asam cuka glasial, akuades, larutan NaCl dan kristal NaCl

(10)

CH3COOH

Hasil

3.2.2 Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit.

- Masing-masing dibuat larutan 25 ml dengan konsentrasi 0,10 M; 0,15 M; 0,20 M; 0,25 M; 0,30 M

- Setiap larutan diukur daya hantar listriknya, pengukuran dimulai dari larutan paling encer

- Digambar grafik daya hantar listrik larutan kelompok I (HCl, NaOH, NH4OH) Vs konsentrasi

- Ditentukan yang termasuk elektrolit kuat atau lemah

- Digambar grafik daya hantar listrik larutan kelompok II (NaCl, NaBr, NaI, NH4Cl)Vs konsentrasi

(11)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Menentukan daya hantar listrik berbagai senyawa

Senyawa I (mA) V (volt) DHL (1/Ohm)

Minyak tanah 0,00 2,00 0

Asam Asetat Glasial 0,02 2,00 10-5

Air suling 0,04 2,00 2,00 x 10-5

Kristal NaCl 0,01 2,00

5

,

00

×

10

−6

Larutan NaCl 4,66 2,00 1,96 x 10-3

4.1.2 Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa

4.1.2.1 Larutan Kelompok 1

a. Larutan CH3COOH

No

. Konsentrasi I (mA) V (Volt)

Hambatan

. Konsentrasi I (mA) V (Volt)

Hambatan

. Konsentrasi I (mA) V (Volt)

(12)

5. 0,30 M 4,23 2,0 472,81 2,12 x 10-3

d. Larutan NaOH

No

. Konsentrasi I (mA) V (Volt)

Hambatan

. Konsentrasi I (mA) V (Volt)

Hambatan

. Konsentrasi I (mA) V (Volt)

Hambatan

. Konsentrasi I (mA) V (Volt)

(13)

d. Larutan NH4Cl

No

. Konsentrasi I (mA) V (Volt)

Hambatan (Ω)

Daya Hantar Listrik (Ω-1)

1. 0,10 M 3,44 2,0 581,39 1,72 x 10-3

2. 0,15 M 3,66 2,0 546,45 1,83 x 10-3

3. 0,20 M 3,82 2,0 523,56 1,91 x 10-3

4. 0,25 M 3,90 2,0 512,82 1,95 x 10-3

5. 0,30 M 3,94 2,0 507,61 1,97 x 10-3

4.2 Pembahasan

Praktikum kali ini adalah mengukur daya hantar listrik dar berbagai larutan. Praktikum ini bertujuan untuk mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit. Daya hantar yang timbul pada larutan ini disebabkan karena adanya pergerakan ion-ion dalam larutan. Daya hantar listrik adalah kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Daya hantar listrik dari masing-masing zat akan berbeda sesuai dengan kemampuannya mengion dalam larutan. Terdapat beberapa sifat dari larutan yaitu elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit. Elektrolit kuat adalah zat yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Listrik dihantarkan dengan baik oleh elektrolit kuat karena seluruh partikel pada zat elektrolit kuat akan terionisasi (terionisasi sempurna). Elektrolit lemah hanya memiliki kemampuan untuk terionisasi sebagian dalam larutannya sehingga kurang baik dalam menghantarkan arus listrik. Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik sama sekali.

(14)

Semakin banyak konsentrasi suatu larutan dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor.

Senyawa diukur dimulai dari akuades, larutan NaCl, Kristal NaCl, Asam asetat glasial dan Minyak tanah. Konduktometer dikalibrasi terlebih dahuu dengan KCl sebelum dipakai, kemudian dibilas dengan akuades dan dibersihkan bagian luarnya dengan tisu. Konduktometer yang sudah dikalibrasi langsung dicelupkan pada senyawa yang akan diukur dengan 3 kali pengulangan. Setelah diambil rata-rata dari 3 pengulangan, maka didapat data seperti pada tabel hasil. Senyawa yang memiliki konduktivitas terbesar adalah larutan NaCl dan minyak tanah merupakan senyawa yang memiliki konduktivitas paling kecil yatu 0 Ω-1.

Minyak tanah merupakan senyawa non-polar sehingga partikel-partikel pada minyak tanah tidak dapat mengion sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik yang ditandai dengan nilai konduktivitasnya yang menghasilkan 0 Ω-1, karena itu minyak tanah merupakan senyawa

non-elektrolit. Kristal NaCl pada praktikum ini menghasilkan konduktivitas yang juga kecil

yaitu

5

,

00

×

10

−6 Ω-1. Berdasarkan teori yang ada Kristal NaCl seharusnya tidak dapat

menghantarkan listrik, karena dalam bentuk Kristal atau padatan NaCl tidak dapat terionisasi. Partikel NaCl dalam bentuk padatan akan terikat sangat kuat dan ionnya tidak bisa bergerak bebas sehingga tidak dapat mengion. Namun pada praktikum ini Kristal NaCl memiliki nilai konduktivitas walupun sangat kecil. Hal ini kemungkinan terjadi karena konduktometer tang sebelumnya telah dibilas dengan akuades, masih memiliki sisa-sisa air pada alatnya yang mungkin disebabkan kurang membersihkannya dengan tisu. Air yang masih ada pada konduktometer tersebut akan bereaksi dengan Kristal NaCl yang kemudian dapat terionisasi dan menghasilkan konduktivitas. Selanjutnya air suling atau akuades yang lebih besar daripada asama asetat glacial. Asam asetat adalah asam lemah yang juga merupakan elektrolit lemah karena dalam larutannya hanya akan terionisasi sebagian. Ionisasi asam asetat adalah sebagai berikut.

CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H+(aq)

Sehingga konduktivitas yang didapat juga kecil. Lain halnya dengan akuades, akuades seharusnya tidak dapat menghantarkan arus listrik, tetapi pada praktikum ini mnghasilkan konduktivitas sebesar 2,00 x 10-5. Daya hantar larutan tersebut kemungkinan disebabkan oleh

zat terlarutnya sebagaimana ionisasinya yaitu :

(15)

Konduktivitas larutan NaCl adalah konduktivitas terbesar pada praktikum ini yaitu 1,96 x 10-3

dengan menghasilkan arus sebesar 4,66 mA. NaCl dalam larutannya memang merupakan elektrolit kuat, karena dalam larutan, partikel-partikel NaCl akan terionisasi seluruhnya sehingga menghasilkan banyak ion-ion yang menempel pada konduktometer dan menghasilkan arus yang besar. Proses penguraian larutan NaCl adalah sebagai berikut.

NaCl (aq)→ Na+(aq) + Cl-(aq)

Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dapat dikelompokkan masing-masing menjadi konduktor atau isolator. Senyawa yang merupakan konduktor adalah larutan NaCl, asam asetat glacial dan air. Isolator atau bahan yang sulit menghantarkan arus listrik pada praktikum ini adalah Kristal NaCl, sedangkan minyak tanah merupakan bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik sama sekali.

Prosedur selanjutnya adalah mengukur daya hantar listrik elektrolit pada berbagai konsentrasi dengan masing-masing kelompok. Kelompok satu adalah CH3COOH, HCl, NaOH

dan NH4OH sedangkan kelompok dua terdiri dari NH4Cl, NaI, NaCl dan NaBr. Prosedur yang

dilakukan pada masing-masing kelompok adalah sama, baik pada senyawa kelompok satu maupun senyawa kelompok dua. Pertama, dilakukan pengenceran masing-masing bahan terlebih dahulu untuk konsentrasi 0,10; 0,15; 0,20; 0,25 dan 0,30 M. Setelah diencerkan berdasarkan kelima konsentrasi tersebut kemudian larutan dimasukkan ke dalam gelas beaker yang kemudian dihubungkan dengan konduktor dari konduktometer sehingga menghasilkan arus yang dapat diukur. Berikut grafik yang didapat dari pengukuran daya hantar listrik

Grafk Perbandingan Konduktivitas Kelompok 1

(16)

Berdasarkan grafik yang diperoleh, rata-rata daya hantar listrik akan semakin tinggi jika konsentrasi semakin besar. Seperti terlihat di atas, grafik pada masing-masing senyawa naik dengan naiknya konsentrasi. Hal tersebut dikarenakan pada konsentrasi yang tinggi, partikel-partikel yang mengion juga akan semakin banyak sehingga dapat daya hantar listriknya semakin besar. Partikel-partikel yang mengion akan semakin melekat pada konduktor dari konduktometer sehingga arus yang dihasilkan semakin banyak. Konsentrasi yang semakin besar juga membuat peluang terjadinya perpindahan elektron juga akan semakin banyak sehingga daya hantar listriknya juga akan semakin besar.

Hasil daya hantar listrik yang diperoleh yang berbanding lurus dengan arusnya diketahui bahwa pada asam asetat dan NH4OH memiliki rentang antara 2 sampai 5 x 10-4 Ω-1.

HCl dan NaOH memiliki rentang nilai daya hantar sebesar 1 hingga 2 x 10-3 Ω-1. Sehingga

dapat dikatakan bahwa HCl dan NaOH adalah elektrolit kuat yang mampu menghantarkan arus listrik dengan baik, sedangkan asam asetat dan NH4OH merupakan elektrolit lemah.

Grafik yang dihasilkan pada HCl dan NaOH tidak jauh berbeda karena keduanya merupakan elektrolit kuat yang dapat mengalami ionisasi sempurna atau terionisasi secara keseluruhan. Walaupun dari golongan yang berbeda, HCl merupakan asam dan NaOH merupakan basa, namun keduanya sama-sama merupakan asam dan basa kuat dan juga merupakan elektrolit kuat. NH4OH dan CH3COOH juga mempunyai nilai daya hantar listrik yang tidak jauh

berbeda, karena keduanya merupakan elektrolit lemah tetapi berbeda golongan. Asam asetat merupakan asam lemah dan NH4OH merupakan basa lemah. Grafik yang didapatkan pada

HCl dan NaOH terlihat kurang linier jika dibandingkan dengan literatur. Grafik yang yang dihasilkan asam asetat juga lebih linier dibandingkan dengan ketiga grafik yang lain dilihat dari R2 pada grafik tersebut. Hal tersebut mungkin terjadi akibat pengocokan pada saat

pengenceran kurang baik sehingga konsentrasi bahan tidak tercampur rata dan menghasilkan nilai yang kurang linier. Nilai konduktivitas pada berbagai bahan pada kelompok satu menunjukkan bahwa asam asetat dan NH4OH adalah elektrolit lemah sedangkan HCl dan

(17)

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

Grafk Perbandingan Konduktivitas Kelompok 2

NaCl

Grafik di atas merupakan perbandingan konduktivitas antara senyawa pada kelompok dua yang terdiri dari senyawa halogen sebagai anion, diantaranya NaCl, NaBr, NaI dan NH4Cl. Grafik yang didapat kurang lebih mirip antara keempat senyawa, namun terdapat

perbedaan daya hantar listrik pada keempat senyawa tersebut. Senyawa dengan daya hantar listrik terbesar pada percobaan ini adalah NH4Cl dan senyawa NaCl adalah senyawa dengan

rata-rata daya hantar listrik terkecil.

Kereaktifan suatu unsur dalam satu golongan semakin ke atas semakin meningkat begitu juga dengan energi ionisasi. I- memiliki energi ionisasi paling kecil sehingga mudah

mengalami ionisasi di dalam air. Semakin banyak yang terionisasi maka semakin besar daya hantar listriknya. Hal tersebut dikarenakan ion yang terkandung jumlahnya semakin banyak, sehingga urutan daya hantar listrik anion dari yang paling besar ke yang paling kecil adalah I-,

Br- dan Cl-. Kation NH

4+ dan Na+ terletak dalam golongan yang sama. Daya hantar listrik

kation NH4+ lebih besar daripada Na+ karena ukuran Na+ yang lebih kecil daripada NH4+. NH4+

yang merupakan molekul senyawa akan memiliki ukuran yang lebih besar daripada unsure Na+. Oleh karena itu, NH

4Cl memiliki rata-rata daya hantar listrik yang lebih besar daripada

NaCl.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

(18)

1. Senyawa yang termasuk isolator adalah asam asetat glacial, kristal NaCl dan minyak tanah, sedangkan senyawa konduktor adalah air suling dan larutan NaCl.

2. Konsentrasi dari suatu senyawa mempengaruhi besarnya daya hantar listrik. Semakin besar konsentrasi, daya hantar listriknya juga akan semakin besar (berbanding lurus).

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah :

1. Seharusnya praktikan lebih teliti lagi dan harus mempunyai dasar teori tentang percobaan yang akan dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Acetate Acid.[serial online].http://www.sciencelab.com/msds/php?msdsld= 9536790. [diakses 20 September 2014].

Anonim. 2014. Ammonium Chlroride. [serial online].http://www.sciencelab.com/msds/php? msdsld= 9924521. [diakses 20 September 2014].

Anonim. 2014. Ammonium Hidroxide. [serial online].http://www.sciencelab.com/msds/ php? msdsld= 9924473. [diakses 20 September 2014].

Anonim. 2014. Aquades. [serial online]. http://www.sciencelab.com/msds/php? msdsld= 9927165. [diakses 20 September 2014].

Anonim. 2014. Hidrochloride Acid. [serial online].http://www.sciencelab.com/msds/php? msdsld= 9223456. [diakses 20 September 2014].

Anonim. 2014. Sodium Bromide. [serial online].http://www.sciencelab.com/msds/php? msdsld= 9463520. [diakses 20 September 2014].

Anonim. 2014. Sodium Chlroride. [serial online].http://www.sciencelab.com/msds/php? msdsld= 9337896. [diakses 20 September 2014].

Anonim. 2014. Sodium Hidroxyde. [serial online].http://www.sciencelab.com/msds/php? msdsld= 9924120. [diakses 20 September 2014].

Anonim. 2014. Sodium Iodide. [serial online].http://www.sciencelab.com/msds/php? msdsld= 9567890. [diakses 20 September 2014].

Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Dogra, SK. 1990. Kimia Fisika. Jakarta : UI Press.

Supriyana. 2004. Kimia untuk Universitas jilid II. Jakarta: Erlangga.

Stoker, H.S. 1993. Introduction to chemical Principle. New York: Macmillan Publishing Company.

(20)

LAMPIRAN

A. Pengenceran Larutan Kelompok 1

1. Pengenceran Larutan CH3COOH

(21)

M1× V1=M2×V2

4. Pengenceran Larutan NH4OH

(22)

1M ×V1=0,3M ×50mL

4. Pengenceran Larutan NH4Cl

(23)

M1× V1=M2×V2

Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa

(24)

A. Larutan Kelompok 1

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

- NH4Cl 0,20 M

V = 2V

I = 3,82 x 10-3 A

R

=

V

I

=

2 V

3,82

×

10

-3

A

=

523

,

56

Ω

Daya hantar listrik

1

R

=

1

523,56

Ω

=

1

,

91

×

10

−3

Ω

−1

- NH4Cl 0,25 M

V = 2V

I = 3,90 x 10-3 A

R

=

V

I

=

2 V

3,90

×

10

-3

A

=

512

,

82

Ω

Daya hantar listrik

1

R

=

1

512

,

82

Ω

=

1

,

95

×

10

−3

Ω

−1

- NH4Cl 0,30 M

V = 2V

I = 3,94 x 10-3 A

R

=

V

I

=

2 V

3,94

×

10

-3

A

=

507

,

61

Ω

Daya hantar listrik

1

R

=

1

507

,

61

Ω

=

1

,

97

×

10

−3

Ω

−1

C.Grafik konduktivitas dengan Konsentrasi

 Grafik hubungan konduktivitas dan konsentrasi CH3COOH

Konsentras

i Konduktivitas

0.1 0.00028

0.15 0.00036

0.2 0.000425

0.25 0.0005

(32)

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.350

Hubungan konduktivitas dan konsentrasi CH3COOH

Konduktivitas

 Grafik hubungan konduktivitas dan konsentrasi NH4OH

Konsentras

Hubungan konduktivitas dan konsentrasi NH4OH

Konduktivitas

(33)

Konsentras i

Konduktivita s

0.1 0.00201

0.15 0.00205

0.2 0.00208

0.25 0.0021

0.3 0.00212

0.050 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0

f(x) = 0 x + 0 R² = 0.94

Hubungan konduktivitas dan konsentrasi HCl

Linear ()

Konsentrasi

K

o

n

d

u

k

ti

v

it

a

s

 Grafik hubungan konduktivitas dan konsentrasi NaOH

(34)

0.050 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

Hubungan konduktivitas dan konsentrasi NaOH

Linear ()

Grafk Perbandingan Konduktivitas Kelompok 2

(35)
(36)

Gambar

Grafik di atas merupakan perbandingan konduktivitas antara senyawa pada kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Untuk larutan koloid liofilik diperlukan NaCl (larutan elektrolit) yang lebih banyak dibandingkan dengan larutan koloid liofobik karena pada koloid liofilik terdapat

Asam asetat adalah golongan asam lemah yang dapat terionisasi sebagian yang dapat menghanntarkan listrik dengan lemah, sedangkan asam asetat glasial

Larutan buffer dapat juga dibuat dari campuran asam lemah dengan basa kuat dengan jumlah mol equivalen asam lebih banyak dari pada mol equivalen basanya, sehingga

dengan menggunakan metode titrasi iodometri ini didasarkan bahwa amoxicillin memiliki sifat oksidator yang direduksi dengan KI berlebih dan akan menghasilkan

2) Air garam seharusnya lampu menyala terang dan memiliki gelembung yang banyak dan termasuk elektrolit kuat, namun dalam percobaan yang kami lakukan larutan

Larutan biner memiliki sifat yang sama dengan larutan ideal yaitu homogen pada seluruh sistem mulai dari mol fraksi 0-1, tidak ada entalpi pencampuran pada

Untuk mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan NaCl dan larutan tembaga (II) sulfat

Selanjutnya dalam perlakuan dimana kalium permanganat ditambahkan dengan NaOH, menghasilkan larutan yang berwarna ungu kehitaman dan ketika dipanaskan tidak terjadi