commit to user
PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE
DI KOTA SURAKARTA
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
AGUNG DWI PRASETYO
I 0307025
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi :
PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE
DI KOTA SURAKARTA
Ditulis Oleh :
AGUNG DWI PRASETYO I0307025
commit to user
iii
LEMBAR VALIDASI
Judul Skripsi :
PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE
DI KOTA SURAKARTA
Ditulis Oleh :
AGUNG DWI PRASETYO I0307025
Telah disidangkan pada hari Senin tanggal 09 Januari 2012
Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, dengan
Dosen Penguji
1. Irwan Iftadi, M.Eng
NIP. 19700404 199603 1 002
2. Fakhrina Fahma, STP, MT
NIP. 19741008 200003 2 001
Dosen Pembimbing
1. Yusuf Priyandari, ST, MT
NIP. 19791222 200312 1 001
2. Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT
commit to user
iv
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Agung Dwi Prasetyo
NIM : I 0307025
Judul tugas akhir : Perancangan Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas
Kesehatan Berbasis Website di Kota Surakarta.
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak
mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa
Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan
batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau
dicabut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup
menanggung segala konsekuensinya.
Surakarta, 1 Februari 2012
commit to user
v
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Agung Dwi Prasetyo
NIM : I 0307025
Judul tugas akhir : Perancangan Prototipe Sistem Informasi Geografis Fasilitas
Kesehatan Berbasis Website di Kota Surakarta.
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat
lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan
Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian
dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk
publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat
nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian
dari publikasi karya ilmiah.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surakarta, 1 Februari 2012
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi
ini. Dalam proses penyusunan laporan ini, Penulis banyak dibantu oleh
pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan
dan dukungan yang sangat berharga. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayah dan Bunda tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa di setiap
perjalanan hidupku. Segala yang terjadi dalam diriku adalah atas perhatian,
ajaran dan kasih sayang yang selalu mereka berikan untukku.
2. Kakak tercinta Eko Prasetyo dan Eli yang selalu mendukung, memberi
motivasi dan memberi warna dalam setiap langkahku untuk selalu siap dengan
apapun yang terjadi di dunia ini.
3. Keluarga besar tercinta yang tak henti-hentinya membantu, mendukung dan
memberikan gambaran tentang makna dan kewajiban hidup.
4. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
atas segala fasilitas yang diberikan selama masa perkuliahan.
5. Bapak Yusuf Priyandari, ST, MT dan Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT
selaku dosen pembimbing skripsi I dan dosen pembimbing skripsi II yang
selalu membimbing, memberikan wawasan dan motivasi selama penyusunan
laporan skripsi.
6. Bapak Irwan Iftadi, M.Eng dan Ibu Fakhrina Fahma, STP, MT selaku dosen
penguji skripsi I dan dosen penguji skripsi II yang memberikan kritik dan
saran untuk perbaikan laporan skripsi.
7. Bapak Eko Liquidanu, ST, MT selaku Pembimbing Akademis, terimakasih
atas segala bimbingan dan nasehatnya selama ini.
8. Segenap Dosen-Dosen Teknik Industri Universitas Sebelas Maret atas
pendidikan yang diberikan dan seluruh staf-staf yang telah banyak membantu.
9. Seluruh staf di Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang telah bersedia
commit to user
vii
10.Atipa (Andi, Bayu R, Bayu S, Hendy, Tiwi, Rokha, Lisyani, Fola, Dewi, Bita)
atas kerjasamanya, motivasi dan dukungannya selama ini.
11.Teman-teman sepermainan futsal Teknik Industri (Taruna, Abi, Idoz, Wishnu,
Sethy, Bunyan, Topik, Hendy, Ridha, Totok, Hindy, Beny, Andi, Winarno,
dll) terima kasih atas kerjasama dan kerja kerasnya sehingga pada akhirnya
bisa meraih gelar juara di Teknik Industri.
12.Sahabatku tercinta di Teknik Industri untuk dedikasi, kompetensi dan segala
edukasi bersama yang terjadi sampai saat ini. Terimakasih selalu ada dalam
suka maupun duka. Semangat yaa sahabat!!
13.Keluarga besar Laboratorium Optimasi dan Perancangan Sistem Informasi
terimakasih untuk segala sesuatu serta kebersamaannya selama ini. Semoga
persahabatan kita semakin erat. Hidup OPSI!!!!!!
14.Teman-temanku angkatan 2007 di Teknik Industri yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, atas segala warna hidup yang diberikan serta rekan
-rekan Industri dari seluruh angkatan yang pernah kukenal dan berjasa bagi
kemajuan Teknik Industri.
15.Teman-teman kos Nugroho 2 terima kasih atas semangat dan canda tawanya
selama ini sehingga pengerjaan skripsi terasa lebih ringan.
16.Semua pihak yang belum tertulis di atas, yang telah banyak membantu dalam
proses pengerjaan skripsi ini.
Akhir kata Penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat berguna bagi
Penulis pribadi, bagi Jurusan Teknik Industri dan untuk siapa saja yang
membutuhkan. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena segala keterbatasan yang ada. Oleh sebab itu, dengan segenap
kerendahan hati Penulis menerima saran dan kritik untuk perbaikan atas
kekurangan yang ada.
Surakarta, Februari 2012
commit to user
viii
ABSTRAK
Agung Dwi Prasetyo, NIM : I 0307025. PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WEBSITE DI KOTA SURAKARTA. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2012.
Penelitian ini merancang sebuah prototipe Sistem Informasi Geografis (SIG) fasilitas kesehatan berbasis website di Kota Surakarta. SIG tersebut perlu disediakan karena Kota Surakarta memiliki sejumlah fasilitas kesehatan yang banyak dikunjungi oleh masyarakat Kota Surakarta dan luar Kota Surakarta. Oleh karena itu informasi mengenai fasilitas kesehatan seperti peta lokasi, layanan yang disediakan, nomor telepon dan lain sebagainya menjadi penting.
Proses perancangan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta dilakukan dalam 7 tahap. Tahap pertama yaitu analisis kebutuhan dan rancangan sistem. Analisis kebutuhan didasarkan pada analisis peneliti berdasarkan studi pustaka dan mengamati beberapa website SIG. Tahap kedua yaitu digitasi peta Kota Surakarta. Tahap ketiga yaitu pengumpulan data spasial dan data non spasial fasilitas kesehatan. Tahap keempat yaitu digitasi fasilitas-fasilitas kesehatan. Tahap kelima yaitu pengolahan data spasial untuk mendapatkan data rute menuju fasilitas kesehatan. Tahap keenam yaitu perancangan aplikasi prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan. Tahap ketujuh yaitu pengujian aplikasi prototipe sistem informasi geografis. Perancangan aplikasi menggunakan Mapserver dan framework Pmapper.
Hasil penelitian berupa basis data yang mampu menyimpan data spasial dan data non spasial fasilitas kesehatan dan prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta yang mampu melakukan sejumlah fungsi. Fungsi tersebut meliputi menampilkan peta fasilitas kesehatan, menampilkan informasi fasilitas kes ehatan, mencari fasilitas kesehatan, mencari dan menampilkan rute menuju fasilitas kesehatan, mencari fasilitas kesehatan berdasarkan radius. Selain itu prototipe juga dapat melakukan perbesaran dan pengecilan skala peta, melakukan pengukuran, melakukan pengunduhan peta, menampilkan dan menyembunyikan
layer, melakukan pembaharuan data spasial dan non spasial fasilitas kesehatan, manajemen pengguna, dan manajemen rute.
Kata kunci : sistem informasi geografis, prototipe, fasilitas kesehatan, website
commit to user
ix
ABSTRACT
Agung Dwi Prasetyo, NIM : I 0307025. DESIGN OF WEB-BASED GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEM PROTOTYPE OF HEALTH FACILITIES IN SURAKARTA. Thesis. Surakarta: Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Sebelas Maret Surakarta University, January 2012.
The aim of this research is to design a web-based geographical information system (web-GIS) prototype of health facilities in Surakarta. The web-GIS is important because Surakarta has many health facilities which is visited by people inside and outside Surakarta. Therefore information of health facilities such as map location, address, phone number, and others becomes important.
The web-GIS design is conducted in 7 steps. The first step is concerned in requirement analysis and system design. The requirement analysis is based on researcher analysis which is generated from literature studies and observation of some GIS websites. The second step, map of Surakarta is digitized. The third step, spatial and non spatial data of health facilities is collected and then the data is digitized. After that, route data toward health facilities is generated. Last step, web-GIS prototype of health facilities is built and tested. The web-GIS prototype use Mapserver and framework Pmapper.
The results of this research are a database that can save spatial and non spatial data of health facilities and the web-GIS prototype of health facilities in Surakarta. The web-GIS prototype has some functions such as it can display map location of health facilities, generate health facilities information, search health facilities, search and give information about route toward health facilities, and search health facilities in certain radius. In addition, the prototype can zoom in and out, measure the distance, export the map, show and hide layer, update spatial and non spatial data, manage the user data, and manage the route data.
Keywords : geographical information system, prototype, health facilities, website
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR VALIDASI ... iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH ... iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 LATAR BELAKANG ... I-1
1.2 PERUMUSAN MASALAH ... I-3
1.3 TUJUAN PENELITIAN ... I-4
1.4 MANFAAT PENELITIAN ... I-4
1.5 BATASAN PENELITIAN ... I-4
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN ... I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1 2.1 FASILITAS KESEHATAN ... II-1
2.1.1 Pengertian Fasilitas Kesehatan ... II-1
2.1.2 Jenis Fasilitas Kesehatan ... II-1
2.2 PERMASALAHAN OPTIMASI ... II-2
2.2.1 Penyelesaian Masalah Optimasi ... II-3
2.2.2 Konsep Penyelesaian Jalur Terpendek (Shortest Path Problem)
... II-3
2.2.3 Penyelesaian Rute Berdasarkan Waktu Tempuh ... II-4
2.2.4 Langkah-langkah Penentuan Rute Berdasasarkan Waktu
commit to user
xi
2.3 SISTEM INFORMASI GEOGRAFI ... II-13
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi ... II-13
2.3.2 Peta ... II-17
2.3.3 Proyeksi dan Sistem Koordinat ... II-20
2.3.4 Analisa Jaringan (Network Analyst) ... II-21
2.4 WEB SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ... II-21
2.5 KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI... II-24
2.6 PROTOTIPE ... II-25
2.7 DESAIN SISTEM ... II-27
2.7.1 Mapserver ... II-27
2.7.2 Mapserver for Windows (MS4W)... II-29
2.7.3 Basis Data (Database) ... II-30
2.7.4 Pmapper Framework ... II-32
2.7.5 Desain Antarmuka (Interface) ... II-33
2.8 PEMROGRAMAN BERBASIS WEB ... II-34
2.9 PENELITIAN SEBELUMNYA ... II-35
2.9.1 Penentuan Rute Optimal Menuju Lokasi Pelayanan Gawat
Darurat Berdasarkan Waktu Tempuh Tercepat ... II-35
2.9.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lokasi Rumah
Sakit di Jakarta Selatan Menggunakan Quantum GIS 0.9.1 dan
Mapserver ... II-36
2.9.3 Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pelayanan Kesehatan Kota
Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS ... II-36
2.9.4 GIS enabled Hospital Services and Facilities Information
System (G-HIS) ... II-37
2.9.5 Tabel Penelitian ... II-37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... III-1 3.1 TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH ... III-2
3.1.1 Studi Pustaka ... III-2
3.1.2 Observasi Awal ... III-2
3.1.3 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian ... III-3
commit to user
xii
3.2.1 Analisis Kebutuhan dan Rancangan Sistem ... III-4
3.2.2 Digitasi Peta Surakarta ... III-5
3.2.3 Pengumpulan Data Spasial dan Non Spasial Fasilitas Kesehatan
Kota Surakarta ... III-6
3.2.4 Digitasi Fasilitas Kesehatan ... III-6
3.2.5 Pengolahan Data Spasial ... III-6
3.2.6 Perancangan Aplikasi Prototipe Sistem Informasi Geografis
Fasilitas Kesehatan ... III-7
3.2.7 Pengujian Aplikasi ... III-7
3.3 TAHAP ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL ... III-8
3.4 TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN ... III-8
3.4.1 Kesimpulan... III-8
3.4.2 Saran ... III-8
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... IV-1 4.1 ANALISIS KEBUTUHAN DAN RANCANGAN SISTEM ... IV-1
4.1.1 Studi Pustaka Penelitian Sistem Informasi Geografis Fasilitas
Kesehatan ... IV-1
4.1.2 Identifikasi Informasi Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta IV-5
4.1.3 Rancangan Sistem Prototipe Sistem Informasi Geografis
Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta ... IV-10
4.2 DIGITASI PETA SURAKARTA ... IV-18
4.2.1 Peta Dasar Kota Surakarta... IV-18
4.2.2 Peta Jaringan Jalan Kota Surakarta ... IV-20
4.3 PENGUMPULAN DATA SPASIAL DAN NON SPASIAL
FASILITAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA ... IV-22
4.3.1 Data Spasial Fasilitas Kesehatan ... IV-23
4.3.2 Data Non Spasial Fasilitas Kesehatan ... IV-29
4.4 DIGITASI FASILITAS KESEHATAN ... IV-34
4.5 PENGOLAHAN DATA SPASIAL ... IV-40
4.5.1 Penentuan Titik Lokasi Awal ... IV-42
4.5.2 Penentuan Titik Lokasi Tujuan ... IV-44
commit to user
xiii
4.6 PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
FASILITAS KESEHATAN ... IV-57
4.6.1 Perancangan Basis Data (Database) ... IV-59
4.6.2 Perancangan Basis Antarmuka (User Interface) ... IV-93
4.6.3 Pembuatan Aplikasi... IV-114
4.7 PENGUJIAN APLIKASI ... IV-117
BAB V ANALISIS HASIL ... V-1 5.1 ANALISIS RANCANGAN BASIS DATA ... V-1
5.2 ANALISIS APLIKASI PROTOTIPE SIG FASILITAS KESEHATAN
KOTA SURAKARTA ... V-3
5.3 ANALISIS IMPLEMENTASI ... V-4
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... VI-1 6.1 KESIMPULAN ... VI-1
6.2 SARAN ... VI-2
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Graf ABCDEFG ... II-3
Gambar 2.2 IDEF0 penghitungan kapasitas tiap ruas jalan ... II-5
Gambar 2.3 IDEF0 Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan ... II-6
Gambar 2.4 IDEF0 penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan ... II-7
Gambar 2.5 IDEF0 pembagian rentang waktu harian ... II-8
Gambar 2.6 IDEF0 pengklasifikasian kondisi normal/padat ... II-9
Gambar 2.7 IDEF0 penentuan penggunaan jenis waktu tempuh ... II-10
Gambar 2.8 Diagram alir penentuan jenis waktu tempuh ... II-11
Gambar 2.9 IDEF0 penentuan titik lokasi asal kejadian ... II-12
Gambar 2.10 IDEF0 penentuan titik lokasi tujuan kejadian ... II-12
Gambar 2.11 IDEF0 penentuan rute berdasarkan waktu tempuh ... II-13
Gambar 2.12 Tampilan arccatalog ... II-15
Gambar 2.13 Model data raster ... II-15
Gambar 2.14 Model data vector ... II-16
Gambar 2.15 Tampilan arcmap ... II-16
Gambar 2.16 Tampilan arctoolbox ... II-17
Gambar 2.17 Pembagian sistem koordinat UTM ... II-20
Gambar 2.18 Arsitektur Web GIS ... II-22
Gambar 2.19 Perbandingan Thin dan Thick Sistem pada Client Server ... II-23
Gambar 2.20 Siklus prototipe ... II-26
Gambar 2.21 Arsitektur Mapserver... II-29
Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian... III-1
Gambar 4.1 Peta administrasi Solo Raya ... IV-19
Gambar 4.2 Peta Kota Surakarta dengan batas-batas desa dan kelurahan ... IV-20
Gambar 4.3 Peta jaringan jalan Kota Surakarta ... IV-21
Gambar 4.4 Peta Kota Surakarta dilengkapi dengan jaringan jalan... IV-22
Gambar 4.5 Lokasi rumah sakit ... IV-35
Gambar 4.6 Lokasi apotek ... IV-35
Gambar 4.7 Lokasi dokter praktek ... IV-36
commit to user
xv
Gambar 4.9 Lokasi rumah bersalin ... IV-38
Gambar 4.10 Lokasi klinik dan balai pengobatan ... IV-39
Gambar 4.11 Lokasi laboratorium ... IV-40
Gambar 4.12 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan ... IV-42
Gambar 4.13 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59 ... IV-45
Gambar 4.14 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 08.00-10.59 ... IV-46
Gambar 4.15 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 11.00-12.59 ... IV-47
Gambar 4.16 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 13.00-15.59 ... IV-48
Gambar 4.17 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 06.00-07.59 ... IV-49
Gambar 4.18 Rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul 18.00-05.59 ... IV-50
Gambar 4.19 Rute menuju apotek K24 pukul 06.00-07.59 ... IV-51
Gambar 4.20 Rute menuju Prof.Dr.Aris Sudianto,Sp.KJ pukul 06.00-07.59 .. IV-52
Gambar 4.21 Rute menuju puskesmas Gajahan pukul 16.00-17.59 ... IV-53
Gambar 4.22 Rute menuju rumah bersalin Bunda pukul 08.00-10.59... IV-54
Gambar 4.23 Rute menuju balai pengobatan PMS pukul 18.00-05.59 ... IV-55
Gambar 4.24 Rute menuju laboratorium Prodia pukul 08.00-10.59 ... IV-56
Gambar 4.25 Hubungan antar tabel ... IV-78
Gambar 4.26 Skema perancangan basis antarmuka ... IV-94
Gambar 4.27 Rancangan tampilan halaman home ... IV-95
Gambar 4.28 Rancangan tampilan halaman registrasi ... IV-96
Gambar 4.29 Rancangan tampilan halaman login ... IV-97
Gambar 4.30 Rancangan tampilan halaman lupa password ... IV-97
Gambar 4.31 Rancangan tampilan halaman administrator ... IV-97
Gambar 4.32 Rancangan halaman edit profil ... IV-98
Gambar 4.33 Rancangan halaman edit email dan password... IV-99
Gambar 4.34 Rancangan tampilan manajemen user ... IV-99
Gambar 4.35 Rancangan halaman tambah pengguna ... IV-100
Gambar 4.36 Rancangan halaman edit pengguna ... IV-101
Gambar 4.37 Rancangan halaman manajemen rute ... IV-101
Gambar 4.38 Rancangan halaman tambah data rute ... IV-102
Gambar 4.39 Rancangan halaman edit data rute ... IV-103
commit to user
xvi
Gambar 4.41 Rancangan halaman edit data pelayanan dan dokter rumah
sakit ... IV-105
Gambar 4.42 Rancangan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit
1 ... IV-105
Gambar 4.43 Rancangan halaman tambah layanan dan dokter rumah sakit
2 ... IV-106
Gambar 4.44 Rancangan halaman edit detail layanan dan dokter rumah
sakit ... IV-106
Gambar 4.45 Rancangan halaman edit data apotek ... IV-107
Gambar 4.46 Rancangan halaman edit data klinik dan balai pengobatan ... IV-108
Gambar 4.47 Rancangan halaman edit dokter klinik ... IV-108
Gambar 4.48 Rancangan halaman edit detail data dokter klinik ... IV-109
Gambar 4.49 Rancangan halaman tambah dokter klinik ... IV-109
Gambar 4.50 Rancangan halaman edit data laboratorium ... IV-110
Gambar 4.51 Rancangan halaman edit layanan laboratorium ... IV-111
Gambar 4.52 Rancangan halaman tambah layanan laboratorium 1 ... IV-111
Gambar 4.53 Rancangan halaman tambah layanan laboratorium 2 ... IV-111
Gambar 4.54 Rancangan halaman pencarian rute ... IV-112
Gambar 4.55 Hasil pencarian rute ... IV-112
Gambar 4.56 Rancangan halaman pencarian fasilitas kesehatan berdasarkan
radius ... IV-113
Gambar 4.57 Output mencari pengguna ... IV-114
Gambar 4.58 Skema kerja Pmapper ... IV-115
Gambar 5.1 Perbandingan data yang tersimpan dalam basis data dan jumlah total
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Prinsip-prinsip Pengembangan SIG ... II-22
Tabel 2.2 Hasil penelitian sebelumnya ... II-38
Tabel 4.1 Fasilitas kesehatan pada penelitian sebelumnya ... IV-2
Tabel 4.2 Informasi terkait fasilitas kesehatan yang disajikan pada penelitian
sebelumnya ... IV-2
Tabel 4.3 Fungsi yang terdapat SIG fasilitas kesehatan pada penelitian
sebelumnya ... IV-3
Tabel 4.4 Pengguna SIG pada penelitian sebelumnya ... IV-4
Tabel 4.5 Software yang digunakan pada penelitian sebelumnya... IV-4
Tabel 4.6 Informasi yang disajikan dalam prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta... IV-8
Tabel 4.7 Fungsi-fungsi pada prototipe SIG fasilitas kesehatan Kota
Surakarta... IV-12
Tabel 4.8 Data spasial rumah sakit ... IV-23
Tabel 4.9 Data spasial apotek... IV-24
Tabel 4.10 Data spasial dokter praktek ... IV-25
Tabel 4.11 Data spasial klinik dan balai pengobatan ... IV-26
Tabel 4.12 Data spasial rumah bersalin ... IV-27
Tabel 4.13 Data spasial puskesmas ... IV-27
Tabel 4.14 Data spasial laboratorium... IV-28
Tabel 4.15 Data non spasial apotek... IV-30
Tabel 4.16 Data non spasial dokter praktek ... IV-31
Tabel 4.17 Data non spasial rumah bersalin ... IV-32
Tabel 4.18 Data non spasial klinik dan balai pengobatan ... IV-33
Tabel 4.19 Data non spasial laboratorium... IV-33
Tabel 4.20 Pembagian waktu harian ... IV-41
Tabel 4.21 Titik lokasi awal menuju fasilitas kesehatan... IV-43
Tabel 4.22 Petunjuk arah rute menuju RS Dr. Oen Surakarta pukul
commit to user
Tabel 4.28 Petunjuk arah rute menuju apotek K24 pukul 06.00-07.59 ... IV-52
Tabel 4.29 Petunjuk arah rute menuju Prof. Dr. Aris Sudianto, Sp.KJ pukul
Tabel 4.34 Atribut Surakarta ... IV-61
Tabel 4.35 Atribut jalan ... IV-62
Tabel 4.36 Atribut apotek ... IV-62
Tabel 4.37 Atribut rumah sakit ... IV-63
Tabel 4.38 Atribut rumah bersalin ... IV-64
Tabel 4.39 Atribut puskesmas ... IV-64
Tabel 4.40 Atribut klinik dan balai pengobatan ... IV-65
Tabel 4.41 Atribut dokter praktek ... IV-66
Tabel 4.42 Atribut laboratorium ... IV-67
Tabel 4.43 Atribut pengguna... IV-68
commit to user
xix
Tabel 4.45 Atribut jenis fasilitas kesehatan ... IV-69
Tabel 4.46 Atribut dokter rumah sakit ... IV-69
Tabel 4.47 Atribut dokter rumah bersalin ... IV-70
Tabel 4.48 Atribut dokter puskesmas... IV-71
Tabel 4.49 Atribut dokter klinik dan balai pengobatan... IV-71
Tabel 4.50 Atribut layanan rumah sakit ... IV-72
Tabel 4.51 Atribut layanan rumah bersalin ... IV-72
Tabel 4.52 Atribut layanan puskesmas ... IV-72
Tabel 4.53 Atribut layanan laboratorium ... IV-72
Tabel 4.54 Atribut jenis praktek dokter ... IV-73
Tabel 4.55 Atribut dokter klinik dan balai pengobatan... IV-73
Tabel 4.56 Atribut jenis layanan laboratorium ... IV-74
Tabel 4.57 Atribut waktu ... IV-74
Tabel 4.58 Atribut lokasi awal ... IV-75
Tabel 4.59 Atribut lokasi tujuan... IV-75
Tabel 4.60 Atribut rute ... IV-76
Tabel 4.61 Tabel entitas SIG fasilitas kesehatan Kota Surakarta ... IV-76
Tabel 4.62 Tabel rumah sakit (rumah_sakit) ... IV-81
Tabel 4.63 Tabel apotek (apotik) ... IV-82
Tabel 4.64 Tabel rumah bersalin (rumah_bersalin) ... IV-82
Tabel 4.65 Tabel puskesmas (puskesmas) ... IV-83
Tabel 4.66 Tabel klinik dan balai pengobatan (klinik_bp) ... IV-84
Tabel 4.67 Tabel dokter praktek (dokter_praktek) ... IV-84
Tabel 4.68 Tabel laboratorium (laboratorium)... IV-85
Tabel 4.69 Tabel pelayanan rumah sakit (pelayanan_rumah_sakit) ... IV-86
Tabel 4.70 Tabel dokter rumah sakit (dokter_rs) ... IV-86
Tabel 4.71 Tabel pelayanan rumah bersalin (pelayanan_rumah_bersalin) ... IV-86
Tabel 4.72 Tabel dokter rumah bersalin (dokter_rb) ... IV-87
Tabel 4.73 Tabel pelayanan puskesmas (pelayanan_puskesmas) ... IV-87
Tabel 4.74 Tabel dokter puskesmas ... IV-87
Tabel 4.75 Tabel jenis praktek (jenis_praktek) ... IV-88
commit to user
xx
Tabel 4.77 Tabel jadwal dokter klinik dan balai pengobatan
(jadwal_dokter_klinik_bp) ... IV-88
Tabel 4.78 Tabel pelayanan laboratorium (pelayanan_laboratorium) ... IV-89
Tabel 4.79 Tabel jenis layanan laboratorium (jenis_layanan_lab) ... IV-89
Tabel 4.80 Tabel pengguna (users) ... IV-89
Tabel 4.81 Tabel kategori pengguna (groups) ... IV-90
Tabel 4.82 Tabel jenis fasilitas kesehatan (jenis_fasilitas) ... IV-91
Tabel 4.83 Tabel lokasi awal (lokasi_awal) ... IV-91
Tabel 4.84 Tabel lokasi tujuan (lokasi_tujuan) ... IV-91
Tabel 4.85 Tabel waktu (waktu) ... IV-92
Tabel 4.86 Tabel rute (rute) ... IV-92
Tabel 4.87 Tabel Kota Surakarta (kota_ska)... IV-93
Tabel 4.88 Tabel jalan (jalan) ... IV-93
commit to user
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Non Spasial Rumah Sakit ... L-1
Lampiran 2 Data Non Spasial Puskesmas ... L-4
Lampiran 3 Proses Sistem Prototipe Sistem Informasi Fasilitas Kesehatan Kota
Surakarta... L-5
commit to user
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu
latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
masalah, dan sistematika penulisan.
1.1LATAR BELAKANG
Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah dengan
jumlah penduduk sebanyak 500.642 jiwa berdasarkan hasil sensus penduduk
tahun 2010 (Badan Pusat Statistik, 2010). Terdapat banyak fasilitas-fasilitas
umum penting (pasar, rumah sakit, bank, pusat perbelanjaan, obyek pariwisata,
perkantoran) yang menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat. Fasilitas-fasilitas
tersebut tidak hanya menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat lokal Kota Surakarta
saja tetapi juga masyarakat dari luar Kota Surakarta. Salah satu fasilitas di Kota
Surakarta yang juga banyak digunakan oleh masyarakat dari luar Kota Surakarta
adalah fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, laboratorium, rumah bersalin, dan
lain sebagainya. Menurut Argon dan Moor dalam Pudjiantoro (2008) mengartikan
fasilitas kesehatan sebagai suatu organisasi yang mengkhususkan pada pemberian
pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan (diagnosis), perawatan dan pengobatan
dalam suatu program atau kurun waktu yang telah ditentukan. Pemerintah Kota
Surakarta telah berupaya mengembangkan wisata kesehatan di Kota Surakarta
layaknya wisata kesehatan yang ada di Singapura (Sindo, 2009). Sehingga
nantinya diharapkan Kota Surakarta tidak hanya menjadi kota yang menawarkan
obyek wisata saja tetapi juga menjadi kota pusat fasilitas kesehatan. Dengan kata
lain Kota Surakarta telah menjadi trend setter bagi kota lain di sekitarnya dalam
rujukan fasilitas kesehatan.
Sebagai pusat fasilitas kesehatan, informasi mengenai fasilitas kesehatan
yang ada di Kota Surakarta menjadi sangat penting. Saat ini, informasi tersebut
disajikan oleh masing-masing penyedia fasilitas kesehatan dalam berbagai bentuk
seperti website, call center, advertising board, atau media lainnya. Idealnya
commit to user
I-2
sehingga memudahkan masyarakat mencari informasi fasilitas kesehatan yang
dibutuhkan. Selain itu, konten informasi yang disediakan oleh masing-masing
penyedia fasilitas kesehatan masih berupa informasi umum seperti nama, alamat,
telepon, layanan, fasilitas, dan lain sebagainya. Idealnya perlu diinformasikan
juga mengenai peta lokasi fasilitas kesehatan tersebut di wilayah Kota Surakarta.
Sistem informasi geografis (SIG) bisa menjadi media solusi dalam
penyajian informasi lokasi fasilitas kesehatan karena sistem informasi geografis
tidak hanya dapat menyajikan peta lokasi (data spasial) tetapi juga dapat memuat
informasi-informasi yang berkaitan dengan peta yang disajikan (data non spasial).
Penelitian tentang sistem informasi geografis fasilitas kesehatan telah
dikembangkan oleh beberapa peneliti diantaranya Nugraha dan Agushinta (2010),
Dharmaputeri (2009), dan Babu (2008). Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan
Agushinta (2010) merancang sebuah sistem informasi geografis berbasis website.
Dimana Nugraha dan Agushinta (2010) hanya menyajikan informasi fasilitas
kesehatan berupa rumah sakit saja. Sedangkan Dharmaputeri (2009) menyajikan
informasi fasilitas kesehatan berupa puskesmas, rumah sakit, klinik umum, dan
Dinas Kesehatan Kota Depok. Sistem informasi geografis fasilitas kesehatan
berbasis website lebih relevan digunakan karena dapat memberikan akses yang
luas kepada masyarakat terhadap informasi fasilitas kesehatan.
Berbeda dengan Dharmaputeri (2009) dan Nugraha dan Agushinta (2010),
Babu (2008) mengembangkan sistem informasi geografis fasilitas kesehatan
berbasis desktop. Sistem informasi geografis yang dikembangkan Babu (2008)
mampu menyajikan informasi rute terdekat dari satu rumah sakit ke rumah sakit
yang lain. Namun demikian, terminologi dekat dalam penelitian Babu (2008)
adalah jarak terpendek (shortest path). Padahal rute dengan jarak terpendek tidak
selalu mereprensentasikan rute dengan waktu tempuh tercepat. Menurut Tamin
(2000) waktu tempuh perjalanan adalah waktu total perjalanan yang dibutuhkan,
termasuk berhenti dan tundaan, dari suatu tempat menuju tempat lain melalui rute
tertentu. Sebagai ilustrasi, terdapat dua rute yang dapat dilalui untuk mencapai
lokasi X. Rute pertama memiliki jarak tempuh 1.500 meter tetapi di dalam rute
tersebut terdapat ruas jalan yang sering mengalami kemacetan sehingga
commit to user
I-3
1800 meter tetapi bebas dari kemacetan sehingga mampu ditempuh dalam 10
menit. Informasi waktu tempuh pada kedua rute menunjukkan bahwa rute kedua
adalah rute yang sebaiknya dipilih karena menghasilkan waktu tempuh yang lebih
cepat. Penelitian mengenai langkah-langkah pencarian rute yang
mempertimbangkan waktu tempuh telah dilakukan oleh Sukoco (2010). Pada
penelitian Sukoco (2010) dikembangkan langkah-langkah pencarian rute menuju
UGD rumah sakit di Kota Surakarta dengan mempertimbangkan waktu tempuh
dimana jaringan jalan yang digunakan jaringan jalan kelas arteri dan kolektor.
Oleh karena itu sebaiknya sistem informasi geografis juga dapat menyajikan rute
perjalanan menuju fasilitas kesehatan dengan mempertimbangkan waktu tempuh.
Berdasarkan hasil wawancara, pada tahun 2011 Dinas Kesehatan Kota
Surakarta telah mulai melakukan pendataan titik koordinat lokasi fasilitas
kesehatan. Fasilitas kesehatan tersebut antara lain rumah sakit, puskesmas, rumah
bersalin, klinik atau balai pengobatan, dokter praktek, apotek, dan laboratorium.
Tetapi fasilitas kesehatan yang dikumpulkan titik koordinatnya oleh Dinas
Kesehatan Kota Surakarta baru rumah sakit saja. Data titik koordinat yang didapat
masih hanya sekedar informasi untuk kelengkapan data laporan saja. Belum ada
tindak lanjut lain untuk memanfaatkan data titik koordinat tersebut. Idealnya data
titik koordinat tersebut dapat dimanfaatkan dalam bentuk lain. Salah satu cara
memanfaatkan data titik koordinat tersebut adalah dengan menggambarkan titik
koordinat tersebut ke dalam sebuah peta. Oleh karena itu penelitian ini merancang
prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis website sebagai
upaya untuk membantu Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam hal penyebaran
dan pengelolaan informasi serta promosi tentang fasilitas kesehatan. Rancangan
masih berupa prototipe karena pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta selaku
pihak yang nantinya sebagai pengelola sistem informasi geografis fasilitas
kesehatan belum mengetahui detail input, proses, dan output yang diperlukan
dalam sistem informasi geografis fasilitas kesehatan tersebut.
1.2PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang prototipe sistem informasi
commit to user
I-4
1.3TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini, yaitu :
1. Membangun basis data spasial mengenai lokasi dan data non spasial fasilitas
kesehatan yang ada di Kota Surakarta.
2. Merancang prototipe sistem informasi geografis fasilitas kesehatan berbasis
website di Kota Surakarta.
1.4MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari perancangan sistem informasi geografis
fasilitas kesehatan di Kota Surakarta yaitu :
1. Memberi kemudahan bagi masyarakat mencari informasi fasilitas kesehatan
yang ada di Kota Surakarta.
2. Memberi kemudahan bagi masyarakat mengetahui peta lokasi fasilitas
kesehatan yang ada di Kota Surakarta.
3. Membantu Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam proses pengelolaan data
lokasi dan layanan fasilitas kesehatan yang ada di Kota Surakarta.
1.5BATASAN PENELITIAN
Agar penelitan ini tidak terlalu luas topik pembahasannya maka diperlukan
adanya pembatasan masalah, adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Jaringan jalan yang digunakan dalam penentuan rute adalah ruas-ruas jalan di
wilayah Surakarta yang memiliki fungsi sebagai jalan arteri dan kolektor.
2. Langkah-langkah pencarian rute dengan mempertimbangkan waktu tempuh
menggunakan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Sukoco (2010).
3. Analisis kebutuhan sistem untuk desain prototipe didasarkan pada analisis
pihak pengembang atau peneliti.
1.6SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan hasil penelitian dalam laporan ini mengikuti uraian yang
diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya.
Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab seperti
dijelaskan di bawah ini.
commit to user
I-5
Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait
langsung dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal penelitian,
internet dan sumber literatur lainnya.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang dilakukan,
selain itu juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis dalam melakukan
penelitian dari awal sampai penelitian selesai.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi tentang proses pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian dan berisi tentang proses pengolahan data sebagai upaya penciptaan
solusi bagi permasalahan yang ada.
BAB V : ANALISIS HASIL
Bab ini berisi tentang analisis terhadap hasil telah dicapai pada bagian
sebelumnya. Tujuan dari bagian ini yaitu dapat memberikan informasi yang lebih
jelas mengenai hasil penelitan dan mampu memberikan solusi dari permasalahan
penelitian yang muncul.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari perancangan sistem
dan analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi yang diberikan untuk
commit to user
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini membahas tentang pengembangan sistem informasi geografis
fasilitas kesehatan di kota Surakarta. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi hal
tersebut maka pada bab ini dibahas beberapa teori yang dipakai sebagai pedoman.
2.1FASILITAS KESEHATAN
2.1.1 Pengertian Fasilitas Kesehatan
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dalam
Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa kesehatan adalah kesehatan badan, rohani,
mental, dan sosial dari manusia bukan hanya keadaan yang terbebas dari penyakit
dan kelemahan, keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan fasilitas adalah suatu
aktivitas ataupun materi yang berfungsi melayani kebutuhan individu atau
kelompok dalam suatu lingkungan kehidupan.
Berdasarkan dua pernyataaan di atas, maka dapat diartikan bahwa fasilitas
kesehatan adalah suatu aktivitas atau materi yang berfungsi melayani kebutuhan
baik individu atau kelompok dalam bidang pelayanan kesehatan pada suatu
lingkungan kehidupan. Sedangkan menurut Argon dan Moor dalam Pudjiantoro
(2008) mengartikan fasilitas kesehatan sebagai suatu organisasi yang
mengkhususkan pada pemberian pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan
(diagnosis), perawatan dan pengobatan dalam suatu program atau kurun waktu
yang telah ditentukan.
2.1.2 Jenis Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan Pasal 56 Undang - Undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang
Kesehatan dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan
meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat, RSU, RS Khusus, praktek
dokter gigi, praktek dokter spesialis, praktek dokter gigi spesialis, praktek bidan,
toko obat, apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat,
commit to user
II-2
kesehatan mata masyarakat, balai pengobatan penyakit paru-paru, pusat atau balai
atau sistem penelitian kesehatan, rumah sakit atau balai kesehatan ibu dan anak.
Sedangkan menurut Dirjen Cipta Karya DPU dalam Pudjiantoro (2008)
menyatakan bahwa fasilitas kesehatan meliputi balai pengobatan atau klinik, balai
kesehatan masyarakat, puskesmas, rumah sakit wilayah, dokter praktek. Jenis
pelayanan fasilitas kesehatan dapat dibedakan dalam pelayanan medik swasta dan
pemerintah. Pelayanan kesehatan swasta baik secara individu maupun kelompok
biasanya mempertimbangkan perolehan keuntungan (profit oriented). Sedangkan
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah meliputi fasilitas pelayanan yang
penyediaannya dilakukan pemerintah biasanya merupakan fasilitas dengan
keuntungan minimal (non-profit oriented). Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 523/KEPMENKES/PER/XI/1982 tentang Upaya Pelayanan
Medik dalam Pudjiantoro (2008) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan swasta
meliputi RSU, RS Khusus, klinik spesialis, rumah bersalin, klinik bersalin, rumah
sakit bersalin, praktek berkelompok, balai pengobatan/poliklinik. Sedangkan
menurut Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. 1990/1991 dalam Pudjiantoro (2008)
menyatakan bahwa fasilitas kesehatan pemerintah meliputi RSU, puskesmas
perawatan, puskesmas pembantu, dan puskesmas keliling.
2.2PERMASALAHAN OPTIMASI
Optimasi, menurut Hannawati et al. (2002), adalah pencarian nilai-nilai
variabel yang dianggap optimal, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Permasalahan optimasi beraneka ragam sesuai kondisi dimana sistem
tersebut bekerja. Salah satu masalah optimasi yang paling sering muncul
khususnya dalam bidang transportasi yaitu mengenai pencarian jalur terpendek.
Optimisasi dalam jalur terpendek dapat didasarkan pada jarak tempuh
terdekat menuju suatu fasilitas maupun berdasarkan waktu tercepat untuk
mencapainya. Proses penyelesaian ini tetap harus memperhatikan kondisi-kondisi
yang timbul di dalamnya untuk sebuah perjalanan dari tempat asal menuju titik
tujuan semisal kemacetan dan arah jalan yang dilewati. Hasil dari penyelesaian
masalah rute terpendek dapat disebut sebagai rute optimal. Rute optimal adalah
commit to user
II-3
2.2.1 Penyelesaian Masalah Optimasi
Menurut Mutakhiroh et al. (2007), penyelesaian masalah pencarian jalur
terpendek dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode
konvensional dan metode heuristik. Metode konvensional diterapkan dengan
perhitungan matematis biasa, sedangkan metode heuristik diterapkan dengan
perhitungan kecerdasan buatan.
1. Metode Konvensional
Metode konvensional adalah metode yang menggunakan perhitungan
matematis biasa. Ada beberapa metode konvensional yang biasa digunakan untuk
melakukan pencarian jalur terpendek, diantaranya: algoritma Djikstra, algoritma
Floyd-Warshall, dan algoritma Bellman-Ford.
2. Metode Heuristik
Metode heuristik adalah sub bidang dari kecerdasan buatan yang digunakan
untuk melakukan pencarian dan optimasi. Ada beberapa algoritma pada metode
heuristik yang biasa digunakan dalam permasalahan optimasi, diantaranya
algoritma genetika, algoritma semut, logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan,
pencarian tabu, simulated annealing, dan lain-lain.
2.2.2 Konsep Penyelesaian Jalur Terpendek (Shortest Path Problem)
Jalur terpendek adalah suatu jaringan pengarahan perjalanan dimana
seseorang pengarah jalan ingin menentukan jalur terpendek antara dua kota,
berdasarkan beberapa jalur alternatif yang tersedia, dimana titik tujuan hanya satu.
Kasus tersebut dapat diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 Graf ABCDEFG
Sumber : Sukoco, 2010
Pada gambar 2.1, misalkan dari kota A ingin menuju kota G. Untuk menuju
commit to user
Berdasarkan data di atas, dapat dihitung jalur terpendek dengan mencari
jarak antara jalur-jalur tersebut. Apabila jarak antar jalur belum diketahui, jarak
dapat dihitung berdasarkan koordinat kota-kota tersebut, kemudian menghitung
jalur terpendek yang dapat dilalui. Selain faktor jarak, beberapa faktor yang dapat
pula mempengaruhi proses pengambilan keputusan pemilihan rute menurut Tamin
(2000) yaitu :
1. Waktu Tempuh
Waktu tempuh dapat didefinisikan sebagai waktu total perjalanan yang
dibutuhkan, termasuk berhenti dan tundaan, dari suatu tempat yang lain melalui
rute tertentu.
2. Nilai Waktu
Nilai Waktu adalah sejumlah uang yang dihemat seseorang untuk suatu unit
waktu perjalanan.
3. Biaya Perjalanan
Dinyatakan sebagai total biaya perjalanan yang dihasilkan sepanjang rute
yang ditempuh.
4. Biaya Operasi Kendaraan
Total biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar, pelumas dan penggantian
suku cadang selama proses tempuh suatu rute.
2.2.3 Penyelesaian Rute Berdasarkan Waktu Tempuh
Permasalahan optimasi yang ingin dicapai adalah rute dengan parameter
waktu tempuh tercepat. Kondisi yang timbul pada sebuah perjalanan dari tempat
asal menuju titik tujuan semisal kemacetan ikut mempengaruhi hasil akhir dari
waktu tempuh suatu perjalanan. Dalam rekayasa lalu lintas dikenal hubungan
yang sering digunakan yaitu pengaruh arus pada kecepatan kendaraan bergerak
commit to user
II-5
mempertimbangkan kemacetan (Tamin, 2000). Kemacetan semakin meningkat
apabila arus begitu besar sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain
sehingga kecepatan kendaraan cenderung menurun secara perlahan. Penurunan
kecepatan menyebabkan waktu tempuh bertambah. Kemacetan juga dapat timbul
karena besarnya hambatan samping jalan. Indonesian Higway Capacity Manual
dalam Abeto (2008) menyebutkan bahwa hambatan samping adalah aktivitas di
samping segmen jalan seperti pejalan kaki, pemberhentian angkutan dan
kendaraan lainnya, kendaraan masuk dan keluar sisi jalan dan kendaraan lambat,
yang menimbulkan masalah sepanjang jalan dengan menghambat kinerja
lalu-lintas untuk berfungsi secara maksimal.
2.2.4 Langkah-langkah Penentuan Rute Berdasasarkan Waktu Tempuh
Langkah-langkah penentuan rute berdasarkan waktu tempuh yang
dikembangkan oleh Sukoco (2010) disusun dalam 9 tahapan yang dilakukan
secara sekuensial. Tahapan tersebut secara berurutan sebagai berikut :
1. Proses penghitungan kapasitas tiap ruas jalan
Tahapan pertama dari langkah-langkah penentuan rute yang dikembangkan
oleh Sukoco (2010) adalah tahapan penghitungan kapasitas jalan untuk
mengetahui kemampuan suatu ruas jalan dalam menampung arus atau volume lalu
lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu.
NODE : 1 TITLE : Penghitungan Kapasitas Tiap Ruas Jalan 1
Gambar 2.2 IDEF0 penghitungan kapasitas tiap ruas jalan
Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penghitungan kapasitas tiap ruas jalan pada
commit to user
II-6 a. Input : data faktor koreksi kapasitas.
b. Kontrol : tabel koreksi faktor akibat lebar jalan, tabel koreksi faktor kapasitas
akibat pembagian arah, tabel faktor koreksi kapasitas akibat gangguan jalan,
tabel faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota dan tabel kapasitas dasar.
c. Output : nilai kapasitas jalan.
Hasil dari tahapan ini adalah nilai kapasitas untuk tiap ruas jalan dimana
nilai kapasitas ini digunakan sebagai data input pada tahapan kedua (penentuan
tingkat pelayanan jalan).
2. Proses penentuan tingkat pelayanan jalan
Tahapan kedua yaitu penentuan tingkat pelayanan jalan. Tingkat pelayanan
jalan dihitung dengan membandingkan volume kendaraan dengan kapasitas jalan
sehingga hasilnya berupa indeks tingkat pelayanan jalan yang dapat digunakan
untuk mengetahui karakteristik tingkat pelayanan suatu jalan.
NODE : 2 TITLE : Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan 2
Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan Tabel Karakteristik Tingkat
Pelayanan Jalan
Volume Kendaraan
Kapasitas Jalan Indeks Tingkat
Pelayanan Jalan
Gambar 2.3 IDEF0 Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan
Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan tingkat pelayanan jalan pada
gambar 2.3 yaitu :
a. Input : volume kendaraan saat jam sibuk dan kapasitas jalan hasil perhitungan
tahapan pertama.
b. Kontrol : tabel karakteristik tingkat pelayanan jalan.
commit to user
II-7
3. Proses penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan
Tahapan ketiga yaitu penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan. Nilai
waktu tempuh suatu ruas dibagi menjadi dua yaitu waktu tempuh saat kondisi
normal (t0) dan waktu tempuh saat kondisi padat (tC).
NODE : 3 TITLE :Penghitungan Waktu Tempuh Tiap Ruas Jalan 3
Gambar 2.4 IDEF0 penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan
Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan IDEF0 proses penghitungan waktu tempuh tiap ruas jalan pada
gambar 2.4 yaitu :
a. Input : data faktor koreksi kecepatan.
b. Kontrol : tabel kecepatan dasar, tabel faktor koreksi kecepatan akibat lebar
jalan, tabel faktor koreksi kecepatan akibat gangguan samping, tabel faktor
koreksi kecepatan akibat ukuran kota.
c. Output : waktu tempuh normal dan waktu tempuh padat.
Hasil dari tahapan penghitungan waktu tempuh untuk tiap ruas jalan
menjadi input proses keenam (penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada
tiap ruas jalan).
4. Proses pembagian rentang waktu harian
Tahapan keempat yaitu pembagian rentang waktu harian. Pembagian
rentang waktu harian dimaksudkan untuk membagi sistem dalam beberapa
rentang waktu agar dapat menguraikan waktu terjadinya kepadatan di ruas jalan.
commit to user
II-8
masyarakat, berdasarkan jam mulai dan selesai aktivitas sekolah serta berdasarkan
aktivitas pasar tradisional dan modern.
NODE : 4 TITLE :Pembagian Rentang Waktu Harian
4
Gambar 2.5 IDEF0 pembagian rentang waktu harian
Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses pembagian rentang waktu harian pada gambar
2.5 yaitu :
a. Input : hasil observasi aktivitas.
b. Kontrol : waktu harian dan pola pergerakan masyarakat.
c. Output : pengelompokkan waktu harian.
Pada tahapan ini dikembangkan pembagian rentang waktu harian yang lebih
mendekati karakteristik kepadatan yang terjadi tiap rentang waktu tertentu.
Pembagian rentang waktu harian dilakukan berdasarkan aktivitas jam bekerja
masyarakat, berdasarkan jam mulai dan selesai aktivitas sekolah serta berdasarkan
aktivitas pasar tradisional dan modern. Hasil dari tahapan ini berupa
pengelompokkan karakteristik kepadatan berdasarkan rentang waktu yang
kemudian akan menjadi input tahapan pengolahan data kelima.
5. Proses pembuatan aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat pada tiap rentang waktu
Tahapan kelima pada model Sukoco (2010) dimaksudkan untuk membuat
sebuah aturan yang dapat mengklasifikasikan suatu ruas jalan sedang dalam
commit to user
II-9
Proses pembuatan aturan ini mempertimbangkan waktu harian yang telah dibagi
pada tahapan keempat sehingga pada tahapan ini akan menghasilkan tabel aturan
pengklasifikasian yang dapat digunakan sebagai kontrol pengerjaan tahapan
pengolahan data kedelapan (penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap
ruas jalan).
NODE : 5 TITLE : Pembuatan Aturan Pengklasifikasian
Kondisi Normal/Padat pada Tiap
Gambar 2.6 IDEF0 pengklasifikasian kondisi normal/padat
Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses pembuatan aturan pengklasifikasian kondisi
normal/padat pada tiap rentang waktu pada gambar 2.6 yaitu :
a. Input : pengelompokkan waktu harian.
b. Output : tabel aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat.
6. Proses penentuan penggunaan jenis waktu tempuh pada tiap ruas jalan
Pada tahapan keenam ini dilakukan proses untuk menentukan jenis waktu
tempuh apakah yang akan digunakan di setiap ruas jalan pada tiap rentang waktu
sesuai dengan kepadatan jalan yang terjadi.
Proses penentuan jenis waktu tempuh dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Apabila ruas jalan pada suatu rentang waktu dalam kondisi normal maka waktu
tempuh ruas jalan tersebut sebesar waktu tempuh normal (t0).
b. Apabila ruas jalan pada suatu rentang waktu dalam kondisi puncak kapasitas
maka waktu tempuh ruas jalan tersebut sebesar waktu tempuh puncak
commit to user
II-10
NODE : 6 TITLE : Penentuan Penggunaan Jenis Waktu Tempuh pada Tiap Ruas Jalan
Gambar 2.7 IDEF0 penentuan penggunaan jenis waktu tempuh
Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan penggunaan jenis waktu tempuh
pada tiap ruas jalan pada gambar 2.7 yaitu :
a. Input : peta jaringan jalan dan waktu tempuh normal/waktu tempuh padat.
b. Kontrol : tabel aturan pengklasifikasian kondisi normal/padat, indeks tingkat
pelayanan, lokasi pasar dan lokasi sekolah.
c. Output : geodatabase waktu tempuh.
Penentuan jenis waktu tempuh yang digunakan untuk suatu ruas jalan dalam
rentang waktu tertentu mempertimbangankan karakteristik kepadatan yang ada
pada ruas jalan tersebut. Karakteristik kepadatan suatu ruas jalan pada rentang
waktu tertentu ditampilkan pada tabel aturan pengklasifikasian kepadatan yang
telah dirancang pada tahapan kelima.
Proses pada tahapan ini juga mempertimbangkan lokasi sekolah dan pasar
yang menjadi sumber kepadatan. Hal ini karena sekolah dan pasar dapat
diidentifikasi waktu puncak terjadinya kepadatan sehingga mudah diketahui kapan
aktivitas dua elemen tersebut mempengaruhi kepadatan ruas jalan disekitarnya.
Secara umum proses penentuan penggunaan jenis waktu tempuh
commit to user
II-11
mulai
memilih ruas jalan
ITP Padat?
tc tc
Ada sekolah? Ada pasar?
tc
to
selesai
Gambar 2.8 Diagram alir penentuan jenis waktu tempuh
Sumber : Sukoco, 2010
Suatu ruas jalan dapat mempunyai waktu tempuh padat atau waktu tempuh
normal dengan melihat kondisi yang terjadi. Pertimbangan pertama, dengan
melihat indeks tingkat pelayanan jalan. Apabila suatu ruas jalan memiliki indeks
C,D,E atau F dimana keempat indeks tersebut merupakan kategori lalu lintas
dalam keadaan padat maka ruas jalan tersebut memiliki waktu tempuh padat (tc).
Apabila indeks dalam kategori tidak padat (A dan B) maka selanjutnya dilihat
ada-tidaknya sekolah pada ruas jalan tersebut karena aktivitas sekolah dapat
menimbulkan kepadatan jalan. Aktivitas awal dan akhir sekolah menyebabkan
ruas jalan memiliki waktu tempuh dalam keadaan padat (tc). Apabila tidak
terdapat bangunan sekolah maka selanjutnya mempertimbangkan apakah
ada-tidaknya kawasan pasar tradisional atau modern. Apabila terdapat kawasan pasar
maka ruas jalan akan memiliki waktu tempuh padat (tc) dan apabila tidak terdapat
kawasan pasar maka ruas jalan akan memiliki waktu tempuh normal (t0).
Hasil proses ini akan menjadi sebuah geodatabase waktu tempuh yang
dapat digunakan untuk menentukan rute berdasarkan waktu tempuh.
7. Proses penentuan titik lokasi asal kejadian
Proses penentuan titik lokasi asal kejadian yaitu proses menentukan
commit to user
II-12
NODE : 7 TITLE :Penentuan Titik Lokasi Asal Kejadian
7
Gambar 2.9 IDEF0 penentuan titik lokasi asal kejadian
Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan titik lokasi asal kejadian pada
gambar 2.9 yaitu :
a. Input : lokasi kecelakaan.
b. Output : petalokasi asal kejadian.
8. Proses penentuan titik lokasi tujuan kejadian
Proses penentuan titik lokasi tujuan kejadian yaitu proses menentukan
titik-titik yang menjadi tujuan dalam menentukan sebuah rute. Dalam penelitian
Sukoco (2010) yang menjadi titik lokasi tujuan kejadian yaitu UGD rumah sakit.
NODE : 8 TITLE :Penentuan Titik Lokasi Tujuan Kegiatan Peta Lokasi Tujuan
Gambar 2.10 IDEF0 penentuan titik lokasi tujuan kejadian
Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan titik lokasi tujuan kejadian pada
gambar 2.10 yaitu :
a. Input : lokasi tujuan yaitu lokasi UGD.
commit to user
II-13
9. Proses penentuan rute berdasarkan waktu tempuh
Tahapan pencarian rute berdasarkan waktu tempuh menggunakan bantuan
network analyst yang ada di ArcGIS9.3.
NODE : 8 TITLE : Penentuan Rute Optimal 8
Peta Tujuan : Peta Lokasi UGD Peta Lokasi Asal Kejadian :
Lokasi Kecelakaan
Peta Jaringan Jalan
Gambar 2.11 IDEF0 penentuan rute berdasarkan waktu tempuh
Sumber : Sukoco, 2010
Penjelasan dari IDEF0 proses penentuan rute berdasarkan waktu pada
gambar 2.11 yaitu :
a. Input : geodatabase waktu tempuh, peta lokasi asal kejadian dan peta jaringan
jalan.
b. Mekanisme kerja : network analyst dari perangkat lunak ArcGIS9.3.
c. Kontrol : peta tujuan.
d. Output : rute berdasarkan waktu tempuh.
2.3SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi
Sistem informasi geografi adalah sistem yang dapat mendukung (proses)
pengambilan keputusan (terkait aspek) spasial dan mampu mengintegrasikan
deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang
ditemukan di lokasi tersebut. Menurut Gistut dalam Prahasta (2009), sistem
informasi geografi yang lengkap akan mencakup metodologi dan teknologi yang
diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur
organisasi. ArcGIS merupakan salah satu aplikasi sistem informasi geografi yang
commit to user
II-14
Salah satu alasan mengapa konsep-konsep sistem informasi geografi (SIG)
beserta sistem aplikasinya menjadi menarik untuk digunakan di berbagai disiplin
ilmu karena SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan
untuk selalu melakukan interpretasi secara manual sehingga SIG dengan mudah
dapat menghasilkan data spasial tematik yang merupakan (hasil) turunan dari data
spasial yang lain (primer) dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya dengan
melibatkan beberapa operator logika dan matematis (Prahasta, 2009).
Sistem informasi geografi dapat diuraikan menjadi beberapa sub-sistem
sebagai berikut :
1. Data Input
Sub sistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan dan
menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber.
2. Data Output
Sub sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran
(termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau sebagian
basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya
tabel, grafik, laporan, peta dan sebagainya.
3. Data Manajeman
Sub sistem ini mengorganisasi baik data spasial maupun tabel-tabel atribut
terkait ke dalam sebuah sistem basis data sehingga mudah dipanggil kembali.
4. Data Manipulasi dan Analisis
Sub Sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh
SIG. Selain itu, sub sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan
penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis dan logika) dan pemodelan
data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Selain 4 hal di atas, dalam dokumen ArcGIS 9.3 disebutkan bahwa ada 3 hal
yang mendukung sistem informasi geografi yaitu: geodatabase, geoprocessing
dan geovisualization.
Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga hal pendukung sistem informasi
geografi di atas :
commit to user
II-15
Geodatabase adalah sistem manajeman basis data yang berisi kumpulan
data spasial yang mempresentasikan informasi geografi, dari model data SIG yang
umum seperti raster, topologi, jaringan dan lainnya, Sub sistem ini dijalankan
dalam ArcCatalog. Bentuk dari ArcCatalog ditampilkan dalam gambar 2.12.
Gambar 2.12 Tampilan arccatalog
Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
Terdapat dua jenis model data spasial yang mampu merepresentasikan
permukaan bumi dalam SIG yaitu raster dan vector. Raster adalah model data
yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Model
raster mampu merepresentasikan permukaan bumi hampir menyerupai kondisi
nyata dibandingkan model data vector. Contoh model raster ditampilkan dalam
gambar 2.13.
Gambar 2.13 Model data raster
Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
Vector adalah model data berbasis koordinat yang menampilkan,
commit to user
II-16
bidang. Model data vector menghasilkan ukuran data file yang lebih kecil
daripada model data raster. Bentuk dari model vector ditampilkan dalam gambar
2.14.
Gambar 2.14 Model data vector
Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
2. Geoprocessing
Geoprocessing adalah proses pengubahan informasi yang dapat
menghasilkan informasi geografis baru dari kumpulan data yang sudah ada.
Sub-sistem ini dijalankan dengan ArcMap yang dilengkapi dengan Arctoolbox.
ArcMap adalah bagian dari aplikasi ArcGIS untuk menampilkan data spasial dan
melakukan operasi operasi reporting query, edit, komposisi dan mempublikasikan
peta (GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007).
Gambar 2.15 Tampilan arcmap
Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
Arctoolbox adalah sekumpulan alat bantu yang disediakan untuk melakukan
commit to user
II-17
Gambar 2.16 Tampilan arctoolbox
Sumber : GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007
3. Geovisualization
Geovisualization adalah kemampuan dari sistem informasi geografi untuk
memperlihatkan data-data spasial beserta hubungan antar data spasial tersebut
yang merupakan representasi dari permukaan bumi dalam berbagai bentuk digital
seperti peta interaktif, tabel dan grafik, peta dinamis maupun skema jaringan.
Menggunakan Arcmap sebagai media untuk mengeksekusi.
2.3.2 Peta
Peta merupakan pengecilan dari permukaan bumi atau benda angkasa yang
digambarkan pada bidang datar, dengan menggunakan ukuran, simbol dan sistem
generalisasi (penyederhanaan). Menurut Hidayat (2005), jenis-jenis peta adalah
sebagai berikut :
Berdasarkan teknik penggambarannya, peta dibagi menjadi 2 yaitu peta
sketsa dan peta berskala.
1. Peta Sketsa,
Peta yang dibuat secara bebas tanpa berdasarkan alat ukur dan tidak
menggunakan skala, tetapi dibuat berdasarkan kondisi sebenarnya dari suatu
wilayah.
2. Peta Berskala,
Peta yang dibuat berdasarkan skala, sehingga harus menggunakan alat-alat
ukur seperti kompas dan GPS. Peta tersebut merupakan gambaran asli dari apa
commit to user
II-18
titik di dalam peta adalah sama dengan jarak sebenarnya dalam perbandingan
tertentu.
Penggolongan peta menurut isi (content) yaitu peta umum, tematik dan
navigasi. Penjabaran dari ketiga peta tersebut yaitu :
1. Peta umum atau peta Rupa Bumi atau dahulu disebut peta Topografi
Peta yang menggambarkan bentang alam secara umum dipermukaan bumi,
dengan menggunakan skala tertentu. Peta-peta yang bersifat umum masuk dalam
kelompok ini seperti peta dunia, atlas, dan peta geografi yang berisi informasi
umum.
2. Peta Tematik
Peta yang memuat tema-tema khusus untuk kepentingan tertentu, yang
bermanfaat dalam penelitian, ilmu pengetahuan, perencanaan, pariwisata, dan
sebagainya. Komponen peta tematik merupakan informasi tepi peta, meliputi
judul peta, skala peta, orientasi peta, garis tepi peta, letak koordinat, sumber peta,
inset peta dan legenda peta. Biasanya komponen peta tematik ini diatur
sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek selaras, serasi, seimbang atau
disingkat 3S.
3. Peta Navigasi (Chart)
Peta yang dibuat secara khusus atau bertujuan praktis untuk membantu para
navigasi laut, penerbangan maupun perjalanan. Unsur yang digambarkan dalam,
chart meliputi rute perjalanan dan faktor-faktor yang sangat penting sebagai
panduan perjalanan seperti lokasi kota-kota, ketinggian daerah atau bukit-bukit,
maupun kedalaman laut.
Penggolongan peta berdasarkan skala (scale) yaitu :
1. Peta skala sangat besar : > 1 : 10.000
2. Peta skala besar : < 1 : 100.000 1 : 10.000
3. Peta skala sedang : 1 : 100.000 1 : 1.000.000
4. Peta skala kecil : > 1 : 1.000.000
Penggolongan peta berdasarkan kegunaan (purpose) meliputi peta
pendidikan, peta ilmu pengetahuan, informasi umum, turis, navigasi, aplikasi