• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik eksternal maupun internal dalam mengambil keputusan ekonomi. Diantara kedua belah pihak tesebut, manajer merupakan pihak diberi wewenang oleh pemegang saham untuk memiliki akses langsung terhadap proses penyusunan laporan keuangan. Pemegang saham serta kreditur mengharapkan return atas investasi yang

ditanamkannya. Demikian pula dengan pemerintah yang berposisi sebagai pemegang otoritas yang bertugas sebagai pengawas dan stabilisator ekonomi yang memiliki kepentingan berupa penetapan kebijakan pajak serta kebijakan distribusi pendapatan.

Salah satu informasi yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan adalah laba. Pentingnya informasi tentang laba ini disadari oleh manajemen sehingga manajemen cenderung melakukan disfunctional behaviour (perilaku tidak semestinya). Disfunctional behaviour tersebut dipengaruhi oleh adanya asimetri informasi dalam konsep teori keagenan. Konflik keagenan akan muncul apabila pihak-pihak yang terkait, baik principal maupun agent mempunyai perbedaan kepentingan dan ingin memperjuangkan kepentingan masing-masing. Akibatnya, perusahaan termotivasi untuk melakukan manajemen laba (earning management).

(2)

Scott (2003) mengkategorikan pola manajemen laba menjadi empat yaitu taking

bath, income minimation, income maximation, dan income smoothing. Income

smoothing dapat didefinisikan sebagai sarana yang digunakan oleh manajemen untuk

mengurangi variabilitas aliran angka laba yang dilaporkan relatif terhadap beberapa aliran sasaran dipersepsikan oleh manipulasi variabel-variabel buatan (akuntansi) atau (transaksional) riil (Koch, 1981).

Income smoothing merupakan fenomena umum sebagai perilaku rasional yang

didasarkan pada asumsi bahwa manajemen adalah individu yang rasional yang memperhatikan kepentingan dirinya. Konsekuensi yang timbul bahwa motivasi yag mempengaruhi manajer untuk mengambil suatu keputusan yang memaksimumkan kepentingannya. Sehingga fluktuasi laba dan tidak terprediksinya laba menjadi sebab adanya praktik perataan laba.

PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklasifikasikan saham perusahaan publik ke dalam sembilan sektor. Ke-sembilan sektor tersebut didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh BEI yang disebut JASIKA (Jakarta Stock Exchange

Industrial Clasification). Salah satu sektor yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah sektor property, real estate, dan building constructions. Perusahaan yang tergabung dalam sektor ini umumnya bersifat investasi jangka panjang dan akan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi serta diyakini sebagai salah satu investasi yang menjanjikan.

Fenomena income smoothing sebenarnya sudah lama dilakukan oleh banyak pihak perusahaan, akan tetapi income smoothing masih tetap menjadi bahan diskusi bagi praktisi dan para akademisi mengenai etis atau tidaknya tindakan tersebut. Para

(3)

3

praktisi menilai income smoothing sebagai kecurangan, sementara para akademisi menilai income smoothing tidak bisa dikategorikan sebagai kecurangan. Tetapi, mereka setuju bahwa income smoothing adalah upaya untuk menstabilkan laba dengan menggunakan metode dan prosedur akuntansi yang diterima dan diakui secara umum (Siregar dan Vivian, 2015).

Dari permasalahan yang ada bahwa total 44 perusahaan yang bergabung ke dalam sektor property, real estate, dan building constructions periode 2012-2015, sebanyak 10 perusahaan terindikasi melakukan income smoothing. Padahal secara keseluruhan perusahaan yang tergabung dalam sektor ini mempunyai tingkat ekuitas yang cukup tinggi. Namun karena ketidakstabilan laba yang diperoleh perusahaan membuat tak sedikit perusahaan yang termotivasi untuk melakukan perataan laba.

Penelitian ini akan mengkaji kembali pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap

income smoothing atauperataan laba. Jangka waktu periode pengamatan dari tahun

2012-2015. Dalam penelitian ini diproksikan dengan variabel Return On Equity (ROE), Debt to Total Assets (DAR), Net Profit Margin (NPM), dan Current Ratio (CR), sedangkan untuk memperkuat ataupun memperlemah variabel independen tersebut terhadap variabel dependen yaitu dengan menambah ukuran perusahaan yang diproksikan dengan log total aset.

Untuk memperjelas dan menganalisis adanya permasalahan income smoothing atau perataan laba pada perusahaan yang termasuk dalam sektor property, real estate, dan building constructions, maka berikut ini adalah data empiris yang dapat disajikan :

(4)

Tabel 1. 1

Rata-rata Indeks Eckel Jumlah yang Melakukan dan Tidak Melakukan Income Smoothing Pada Perusahaan sektor property, real estate, dan building

construction yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015

Keterangan Selama tahun 2012-2015 Jumlah Perusahaan Rata-rata Indeks Eckel Persentase

Melakukan Income Smoothing 10 0,4047 33%

Tidak Melakukan Income Smoothing 20 6,7272 67%

Jumlah 30

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, setelah dilakukan sampling menghitung index eckel sebanyak 10 perusahaan terindikasi melakukan income smoothing. Perusahaan yang melakukan income smoothing tentu akan berdampak kepada kepercayaan investor. Apabila pendapatan perusahaan bertambah tetapi perusahaan tersebut melakukan perataan laba, maka kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut rendah karena investor cenderung mengharapkan return dari perusahaan tersebut. Sebaliknya, apabila pendapatan perusahaan menurun, namun perusahaan mengakui pendapatan periode berjalan, maka laporan keuangan yang disampaikan sudah tidak mewakili keadaan perusahaan seutuhnya. Hal yang demikian tentu akan menyesatkan pihak eksternal dalam pengambilan keputusan.

Hubungan antar variabel independen kaitannya dengan income smoothing adalah ketika DAR tinggi menunjukkan bahwa beban cicilan beserta bunga yang ditanggung perusahaan besar, maka ROE dan NPM bisa turun dan juga akan berdampak pada tingkat likuiditas dimana rasio CR yang bisa turun karena aset lancar digunakan untuk menutup hutang lancarnya, hal ini tentu mengakibatkan turunnya ukuran perusahaan yang dilihat dari total asetnya. Tingkat ukuran perusahaan ini yang nantinya akan

(5)

5

menjadi faktor penguat atau justru melemahkan hubungan antara variabel ROE, DAR, NPM, dan CR dengan income smoothing.

Beberapa penelitian terdahulu telah banyak dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi income smoothing, diantaranya yakni ROE, DAR, NPM, CR dengan income smoothing. Dari penelitian-penelitian terdahulu masih banyak perbedaan dimana profitabilitas pada penelitian Siregar dan Vivian (2015) serta Ulya dan Khairunnisa (2015) disebutkan bahwa return on equity (ROE) berpengaruh terhadap income smoothing. Berbeda dengan penelitian Santoso dan Halim (2012) yang menyatakan bahwa return on equity (ROE) tidak mempunyai pengaruh terhadap

income smoothing.

Rasio debt to total assets pada penelitian Siregar dan Vivian (2015) menyebutkan bahwa rasio debt to total assets (DAR) berpengaruh terhadap income smoothing, lain halnya penelitian yang dilakukan oleh Santoso dan Halim (2012) yang menyebutkan bahwa debt to total assets tidak mempunyai pengaruh terhadap income smoothing. Sedangkan rasio net profit margin pada penelitian Widana dan Yasa (2013) menyatakan bahwa net profit margin (NPM) berpengaruh terhadap income smoothing, akan tetapi pada penelitian Siregar dan Vivian (2015) yang menyatakan bahwa net

profit margin (NPM) tidak mempunyai pengaruh terhadap income smoothing.

Rasio current ratio (CR) pada penelitian Prasetya dan Rahardjo (2013) menyebutkan bahwa current ratio berpengaruh terhadap income smoothing. Hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian Siregar dan Vivian (2015) yang menyatakan bahwa current ratio (CR) tidak mempunyai pengaruh terhadap income smoothing. Sedangkan variabel ukuran perusahaan dalam penelitian Santoso dan Halim (2012)

(6)

serta Ulya dan Khairunissa (2015) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap income smoothing. Berbeda dengan penelitian Widana dan Yasa (2013) serta Prasetya dan Rahardjo (2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap income smoothing. Sedangkan dalam penelitian Siregar dan Vivian (2015) menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan mampu memoderasi hubungan antara ROE, DAR, NPM, dan CR terhadap income smoothing.

Untuk dapat menyimpulkan secara lebih jelas dan mempertegas bagaimana hubungan ROE, DAR, NPM, CR, terhadap income smoothing maka diperlukan penelitian dan pembahasan lebih jauh yang didasarkan pada temuan-temuan sebelumnya mengenai variabel-variabel tersebut. Hasil penelitian terdahulu sejauh ini juga banyak memberikan pandangan yang kontradiktif, dimana terdapat research gap untuk beberapa variabel yang berpengaruh terhadap income smoothing sebagai berikut:

Tabel 1. 2

Hasil Penelitian Terdahulu (Research Gap)

No

Variabel Hasil Penelitian

Independen Dependen Santoso dan Halim (2012) Widana dan Yasa (2013) Prasetya dan Rahardjo (2013) Siregar dan Vivian (2015) Ulya dan Khairunnisa (2015) 1. Return on Equity Income smoothing Tidak

Signifikan - - Signifikan Signifikan 2. Debt to Total

Assets

Tidak

Signifikan - Signifikan Signifikan -3. Net Profit

Margin - Signifikan

-Tidak

Signifikan

-4. Current Ratio - - Signifikan Tidak

Signifikan -5. Ukuran Perusahaan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan - Signifikan

(7)

7

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi income smoothing cenderung tidak konsisten atau berbeda antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain. Dengan adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian maka perlu untuk mengkaji lebih jauh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi income smoothing pada perusahaan sektor property, real estate, and

building constructions yang terdaftar di BEI sehingga bisa ditemukan variabel apa saja

yang mempengaruhi dan memoderasi terjadinya income smoothing.

Penelitian ini merupakan bentuk replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Vivian (2015) dimana variabel yang diteliti tersebut merupakan hal yang turut pula mempengaruhi income smoothing. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah ROE, DAR, NPM, CR serta ukuran perusahaan sebagai variabel moderasinya. Objek yang akan diteliti adalah perusahaan sektor property, real estate, and building

constructions yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2012 – 2015. Pemilihan

sampel perusahaan sektor property, real estate, and building constructions pada penelitian ini karena perusahaan pada sektor ini umumnya bersifat investasi jangka panjang dan akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Berdasarkan uraian diatas maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah :

“PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP INCOME

SMOOTHING DENGAN DIMODERASI UKURAN PERUSAHAAN (STUDI

KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTY, REAL ESTATE, AND

BUILDING CONSTRUCTIONS PADA BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

(8)

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya motivasi manajer dalam melakukan perataan laba. Berdasarkan riset gap dan fenomena yang ada, terjadi adanya perbedaan hasil penelitian dan perbedaan hasil fenomena mengenai pengaruh return on equity, debt to

total assets, net profit margin, current ratio terhadap income smoothing. Selain itu

penelitian ini menambah variabel moderating yaitu ukuran perusahaan untuk diteliti, dapatkah ukuran perusahaan memperkuat ataupun memperlemah hubungan return on

equity, debt to total assets, net profit margin, current ratio dengan income smoothing.

Sehingga pada penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Apakah return on equity berpengaruh terhadap income smoothing? b. Apakah debt to total assets berpengaruh terhadap income smoothing? c. Apakah net profit margin berpengaruh terhadap income smoothing? d. Apakah current ratio berpengaruh terhadap income smoothing? e. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap income smoothing?

f. Apakah ukuran perusahaan secara simultan mampu memoderasi hubungan

return on equity, debt to total asset, net profit margin, current ratio terhadap income smoothing?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(9)

9

a. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh return on equity terhadap income

smoothing pada perusahaan property, real estate, dan building construction di

BEI periode 2012-2015.

b. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh debt to total assets terhadap

income smoothing pada perusahaan property, real estate, dan building construction di BEI periode 2012-2015.

c. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh net profit margin terhadap

income smoothing pada perusahaan property, real estate, dan building construction di BEI periode 2012-2015.

d. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh current ratio terhadap income

smoothing pada perusahaan property, real estate, dan building construction di

BEI periode 2012-2015.

e. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan terhadap

income smoothing pada perusahaan property, real estate, dan building construction di BEI periode 2012-2015.

f. Untuk menganalisis secara simultan pengaruh ukuran perusahaan sebagai variabel pemoderasi terhadap hubungan return on equity, debt to total assets,

net profit margin, current ratio dengan income smoothing pada perusahaan property, real estate, dan building construction di BEI periode 2012-2015.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut :

(10)

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat membawa manfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan maupun sebagai referensi dalam penelitian-penelitian dengan topik yang sama yang mungkin akan dilakukan.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

1. Bagi para investor dan calon investor yang melakukan investasi di pasar modal, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pembuatan keputusan berinvestasi saham, terutama dalam menilai kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

2. Bagi pemerintah yang terkait dengan perpajakan, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kewaspadaan dan profesionalisme dalam menjalankan tugas serta pengambilan keputusan perpajakan.

3. Bagi kalangan akademisi dalam literatur penelitian di Indonesia, khususnya

dibidang Akuntansi Keuangan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sebagai pembanding untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan income smoothing.

(11)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Variabel bisa didapatkan melalui pengumpulan dan pengolahan data. Variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ada 6 (enam) yaitu 4 (empat) variabel independen, 1 (satu) variabel dependen, dan 1 (satu) variabel moderasi.

1. Variabel Dependen

Menurut Sujarweni (2015) variabeldependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah income smoothing.

2. Variabel Independen

Menurut Sujarweni (2015) variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Adapun tiga variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

return on equity (ROE), net profit margin (NPM), debt to total asset (DAR), current ratio (CR).

(12)

3. Variabel Moderasi

Menurut Sujarweni (2015) variabel moderasi merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai variabel independen kedua. Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan.

3.1.2 Definisi Operasional

Menurut Sujarweni (2015) definisi operasional adalah variabel penelitian yang dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis, instrumen, serta sumber pengukuran berasal dari mana. Definisi operasional dalam penelitian ini sendiri adalah sebagai berikut :

3.1.2.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah income smoothing (perataan laba). Penentuan perusahaan menggunakan metode perataan laba atau tidak, dapat dihitung menggunakan indeks Eckel dengan rumus (Ashari et al, 1994) :

= ...(1)

Dimana :

CV = Coefficient of Variation atau koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dibagi nilai yang diharapkan. Nilai yang diharapkan adalah nilai rata-rata dari laba ataupun penjualan.

∆ I = perubahan laba dalam satu periode ∆ S = perubahan penjualan dalam satu periode

(13)

44

CV ∆ I = √ ( ) ∶ Δ dan CV ∆ S = √ ( ) ∶ Δ Dimana :

ΔI = perubahan laba (I) antara tahun ke n-1 ke tahun ke n

= perubahan laba (I) antara tahun ke n-1 ke tahun ke n

ΔS = perubahan penjualan (S) antara tahun ke n-1 ke tahun ke n

= perubahan penjualan (S) antara tahun ke n-1 ke tahun ke n

n = banyaknya tahun yang diamati.

3.1.2.2 Variabel Independen 3.1.2.2.1 Return On Equity (ROE)

Rasio return on equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas (shareholders equity) yang dimiliki oleh perusahaan (Ang, 2010).Menurut Keown et al (1999) rasio ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian ekuitas. Return on equity adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih (Hery, 2015). Sehingga rasio ini menggambarkan seberapa besar tingkat pengembalian atas ekuitas sendiri. ROE dapat dirumuskan sebagai berikut (Hery, 2015) :

(14)

3.1.2.2.2 Debt to Total Assets (DAR)

Ang (2010) mendefinisikan bahwa rasio debt to total assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total

assets yang dimiliki perusahaan. Keown et al (1999) menyatakan permasalahan dalam debt to total assets adalah penggunaan hutang terhadap ekuitas, apakah akan mendanai

aktiva perusahaan lebih banyak dengan menggunakan hutang atau ekuitas pemegang saham. Rasio ini membagi total kewajiban dengan total aktiva. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio debt to total assets adalah rasio yang menggambarkan besaran aset yang didanai oleh hutang. Rasio DAR dapat dirumuskan sebagai berikut (Van Horne dan Wachowicz, 2009):

= ...(3)

3.1.2.2.3 Net Profit Margin (NPM)

Menurut Ang (2010) rasio net profit margin berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya. Hery (2015) mendefinisikan bahwa rasio margin laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih. Sehingga rasio margin laba bersih merupakan rasio yang mengukur tingkat pengembalian yang berasal dari penjualan. Rasio NPM dapat dirumuskan sebagai berikut (Keown, 1999):

= ...(4)

3.1.2.2.4 Current Ratio (CR)

Ang (2010) mendefinisikan bahwa rasio current ratio adalah rasio yang bertujuan untuk mengukur suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya

(15)

46

dengan aktiva lancar (current assets). Current ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar (current liabilities). Menurut Hery (2015) rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia. Rasio CR dapat dirumuskan sebagai berikut (Van Horne dan Wachowicz, 2009) :

= ...(5)

3.1.2.2.5 Variabel Moderating

Variabel moderating dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan yang menunjukkan besaran peusahaan. Pengukuran ini menggunakan logaritma natural total aset dengan rumus :

ℎ = ...(6)

(16)

Tabel 3. 1

Definisi Operasional Variabel

NO NAMA

VARIABEL DEFINISI VARIABEL INDIKATOR SUMBER

1 Income Smoothing

Cara yang dilakukan oleh manajemen dengan sengaja untuk mengurangi fluktuasi laba perusahaan

melalui metode akuntansi dan transaksi sehingga kinerja perusahaan terlihat baik di mata investor

Variabel ini diukur dengan

menggunakan Indeks Eckel yakni

IPL = CV ΔI dibagi dengan CV ΔS.

Siregar dan Vivian (2015)

2 Return On Equity (ROE)

Rasio yang

mencerminkan seberapa besar laba bersih yang diperoleh dari total ekuitas suatu perusahaan.

Variabel ini dapat diukur dengan rumus:

ROE = Laba bersih / Total Ekuitas

Siregar dan Vivian (2015)

3 Debt to Total Assets (DAR)

Rasio yang

mencerminkan seberapa besar utang yang digunakan untuk membiayai total aset.

Variabel ini dapat diukur dengan rumus:

DAR = Total Hutang / Total Aset

Siregar dan Vivian (2015)

4 Net Profit Margin (NPM)

Rasio yang

mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diharapkan dari tingkat penjualan.

Variabel ini dapat diukur dengan rumus:

NPM = Laba Bersih / Penjualan

Siregar dan Vivian (2015)

5 Current Ratio (CR)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan total aset lancar yang dimiliki.

Variabel ini dapat diukur dengan rumus:

CR = Aktiva Lancar / Hutang Lancar

Siregar dan Vivian (2015)

6 Ukuran Perusahaan

Suatu skala yang memberikan gambaran besar kecilnya perusahaan. Variabel ini diproksikan dengan menggunakan log natural total aset.

Siregar dan Vivian (2015)

(17)

48

3.2 Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi dan Sampel 3.2.1 Objek Penelitian

Obyek penelitian yang dipilih adalah perusahaan sektor property, real estate, dan

building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasan mengenai

dipilihnya obyek penelitian ini karena perusahaan di sektor property, real estate, dan

building construction adalah investasi pada sektor ini umumnya bersifat jangka

panjang dan akan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi serta diyakini merupakan salah satu investasi yang menjanjikan karena kenaikan harga tamah dan bangunan yang cenderung naik, supply tanah bersifat tetap sedangkan demand selalu bertambah besar seiring bertambahnya jumlah kebutuhan dan jumlah penduduk. Peneliti tertarik untuk menganalisis besarnya motivasi manajer dalam melakukan perataan laba yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari populasi tersebut diambil sejumlah sampel untuk digunakan dalam penelitian. Data kuantitatif yang diperlukan dalam pengolahan data di obyek penelitian ini adalah data sekunder. Unit sampelnya berupa laporan keuangan yang telah diaudit.

3.2.2 Populasi dan Penentuan Sampel

Menurut Sujarweni (2015) populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property, real estate, dan

building constructions yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode

penelitian yaitu dari tahun 2012-2015. Dari populasi tersebut diambil sejumlah sampel untuk digunakan dalam penelitian.

(18)

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili dan harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang harusnya diukur (Sujarweni, 2015). Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property, real estate, dan building constructions yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan sektor property, real estate, dan building constructions yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015.

b. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan dari tahun 2012-2015. c. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan dalam mata uang Rupiah

dari tahun 2012-2015.

d. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama tahun 2012-2015.

e. Perusahaan yang tidak melakukan merger atau akuisisi dari tahun 2012-2015. f. Perusahaan yang melakukan tindakan income smoothing dengan indeks Eckel<

1.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel yang dilaporkan ke BEI dari tahun 2012-2015. Sumber yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan sampel yang terdapat pada website Indonesia Stock Exchage (www.idx.co.id) selama periode tahun 2012-2015.

(19)

50

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan studi pustaka. Dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan data yang tersedia pada obyek penelitian, dalam hal ini adalah dokumen laporan keuangan perusahaan sektor

property, real estate, dan building constructions yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2012-2015. Sedangkan studi pustaka yaitu berasal dari literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan dalam penulisan penelitian.

3.5 Metode Analisis

Data yang didapat dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif, yang selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan jenisnya. Analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, dan uji residual untuk variabel pemoderasi dengan menggunakan SPSS versi 20.

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang variabel-variabel dalam penelitian ini yang dilihat dari rata-rata (mean), nilai maksimum dan minimum, jumlah data, dan standar deviasi.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan guna memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

(20)

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan dengan uji statistik non parametik One

Kolmogorov Smirnov. Pedoman untuk pengambilan keputusan didasarkan pada :

1. Apabila nilai probabilitas > 0,05 atau 5 persen, maka distribusi data normal. 2. Apabila nilai probabilitas < 0,05 atau 5 persen, maka distribusi data tidak

normal.

3.5.2.2 Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk mengetahui keberadaan korelasi antar variabel bebas (independen) dalam sebuah model regresi. Model regresi yang baik seharusnya memiliki variabel independen yang tidak saling berkolerasi. Pengujian terhadap multikolinearitas dapat dideteksi dengan menggunakan tolerance value dan

variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

Tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2011).

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011) uji heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitasdan jika varian berbeda disebut heteroskedastistas. Pada penelitian ini menguji ada tidaknya heteroskedastistas adalah

(21)

52

dengan menggunakan Uji Glejser. Analisis yang dilakukan yaitu dengan melihat signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya jika diatas 5% atau diatas 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.

3.5.2.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Kriteria apabila tidak terjadi autokorelasi ditentukan dengan Durbin Watson, yaitu dengan cara membandingkan antara DW test dengan nilai pada tabel pada tingkat k (jumlah variabel bebas), n (jumlah sampel), dan α (tingkat signifikansi) yang ada. Jika nilai DW Test > du dan DW Test < 4 – du maka disimpulkan bahwa model yang diajukan tidak terjadi autokorelasi pada tingkat signifikansi tertentu.

3.5.3 Analisis Regresi Berganda

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dan uji residual untuk variabel pemoderasi. Secara umum, analisis regresi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel atau lebih. Analisis regresi juga digunakan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2011). Jadi regresi merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan untuk menguji regresi dengan variabel moderating

(22)

maka digunakan model pengujian uji residual. Analisis residual ingin menguji pengaruh deviasi (penyimpangan) dari suatu model. Fokusnya adalah ketidakcocokan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan linear antar variabel independen.

Lack of fit ditunjukkan oleh nilai residual di dalam regresi. Model regresi dirumuskan

(23)

54

Persamaan Regresi Model I :

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ ɛ...(7) Keterangan :

Y : Income Smoothing

α : Konstanta

β1,β2,β3,β4,β5 : Koefisien Regresi

X1 : Return On Equity (ROE)

X2 : Debt to Total Assets (DAR)

X3 : Net Profit Margin (NPM)

X4 : Current Ratio (CR)

X5 : Ukuran Perusahaan (SIZE)

ɛ : Error

Persamaan Regresi Model II :

Size = α + β1ROE + β2DAR + β3NPM + β4CR + ɛ...(8) │ɛ│= α + β1IS...(9) Keterangan :

Size : Ukuran Perusahaan α : Konstanta

β1,β2,β3,β4,β5 : Koefisien Regresi IS : Income Smoothing

ɛ : Nilai Residual variabel moderating

(24)

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka dilakukan pengujian secara simultan, koefisien determinasi serta pengujian secara parsial (Ghozali, 2011).

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen, maka peneliti menggunakan pengaruh simultan (F Test) dengan alat bantu program SPSS. Langkah-langkah untuk melakukan pengujian adalah berikut ini :

1. Menentukan Hipotesis

H0 : b1 = b2 = b3 ... = 0 ...(1) Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ... = 0 ...(2) 2. Menghitung Fhitung

Kriteria penyimpulannya adalah sebagai berikut ini :

1. H0 ditolak dan Ha tidak ditolak, yaitu apabila p-value lebih kecil dari 5% (p < α), berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan. 2. H0 tidak ditolak dan Ha ditolak, yaitu apabila p-value lebih besar dari 5% (p >

α ), berarti variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi tidak signifikan.

(25)

56

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Bila terdapat nilai adjusted R2 bernilai negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol (0).

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Langkah-langkah untuk melakukan pengujian adalah berikut ini :

1. Menentukan Hipotesis

H0 : b1 = b2 = b3 ... = 0 ...(1) Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ... = 0 ...(2) 2. Menghitung Thitung

Kriteria penyimpulannya adalah sebagai berikut ini :

1. H0 ditolak dan Ha tidak ditolak, yaitu apabila p-value lebih kecil dari 5% (p < α), berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel bebas.

3.5.4.2 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

(26)

2. H0 tidak ditolak dan Ha ditolak, yaitu apabila p-value lebih besar dari 5% (p > α ), berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Referensi

Dokumen terkait

By starting small and tracking how OKRs will work in your organization, you increase the chances of your company adopting a results-based approach, and reduce the danger of

The second equation test shows that CGPI, type of industry, and firm’s age do not affect ROA, and the result of Tobin’s q regression analysis shows both CGPI variable and

serta tidak membebani anak. Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan hafalan anak-anak usia 16-18 tahun jurusan ilmu-ilmu keagamaan dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap siswa di SMK Muhammadiyah Pontianak, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah

Pada kasus Bali misalnya, intensitas kegiatan adat yang tinggi dan harus diikuti oleh perempuan, membuat perempuan tidak lagi memiliki waktu yang cukup untuk aktif di

Adapun yang menjadi tujuan penelitian penulis Disini adalah untuk mengetahui “Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani ( civil society ) Di Desa

Karya sastra di Indonesia menurut zaman pembuatannya dibagi menjadi dua, yaitu: a) karya sastra lama Indonesia, dan b) karya sastra baru Indonesia. Masing-masing karya

Sumedang Tahun Ajaran 2015/2016. Pemerolehan data didapat dari pedoman wawancara, format observasi kinerja guru dan format penilaian aktivitas siswa. Pengolahan data