• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa (PBS) yaitu kegiatan siswa yang direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar mengajar (Mulyati, 2000).

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropolgi dan tata Negara. IPS yang diajarkan di SD terdiri atas dua bahan kajian yaitu pengetahuan social dan sejarah. Bahan kajian sosiologi mencakup antropolgi, sosiologi, geografi, ekonomi dan tata Negara. Bahan kajian sejarah menurut perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini. (Dik Das Men, 199: 14).

Ditinjau dari teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran IPS, anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkrit, karena itu proses belajar mengajar perlu dihubungkan dengan kejadian sehari-hari yang dekat dengan siswa. Penyajian objek nyata atau gambar diharapkan dapat mendorong siswa merefleksikan hasil kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Ada enam pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran IPS, yaitu :

(2)

1. Empat pilar pendidikan (belajar untuk mengetahui, belajar untuk berbuat, belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk menjadi dirinya sendiri).

2. Inkuiri Sosial 3. Konstruktivisme

4. Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (salingtemas) 5. Pemecahan masalah

6. Pembelajaran sosial yang bermuatan nilai

Pembelajaran IPS dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pengamatan, pengujian/penelitian, diskusi, penggalian informasi mandiri melalui tugas baca, wawancara narasumber, simulasi/bermain peran, nyanyian, demonstrasi dan peragaan model.

Kegiatan pembelajaran lebih diarahkan pada pengalaman belajar langsung dari IPS pengajaran (mengajar). Guru berperan sebagai fasilitator sehingga siswa lebih aktif berperan dalam proses belajar. Guru harus memberikan peluang seluas-luasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna dengan memberi respon yang mengaktifkan semua siswa secara positif dan edukatif.

B. Pengertian Metode Karyawisata

Pengertian metode tercantum di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud, sedangkan karyawisata adalah bepergian atau mengunjungi suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan.

(3)

Menurut Mahfudh Salahudin, metode adalah suatu cara yang paling tepat digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran, sehingga tujuan dapat dicapai, sedangkan menurut Zuhairini metode dalam mengajar adalah :

a. Merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan.

b. Merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat Bantu mengajar. c. Merupakan kebulatan dalam satu system pendidikan.

Metode mengajar sebagai upaya mencapai tujuan, dengan demikian diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan pesyaratan terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat, kesulitan dalam menentukan dan memilih metode yang tepat. Apa yang ingin dituju oleh suatu program bidang studi melalui unit pengajaran, semua termasuk dalam ruang lingkup dari metodologi.

Metode yang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan mata pelajaran dalam bidang IPS salah satunya dengan cara mengajak para siswa ke suatu tempat, seperti daerah pegunungan, perkebunan, pesawahan, ataupun museum, yang salah satunya bertujuan untuk menjelaskan kepada para siswa bahwa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa itu harus kita syukuri keberadaanya karena di alam semesta ini terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan oleh karenanya harus kita lestarikan agar tidak cepat rusak atau punah.

Dalam mempelajari metode karyawan tersebut di atas akan membuat para siswa tertarik mata pelajaran tersebut, khususnya mata pelajaran IPS. Dari beberapa pengertian di atas, jelaslah bahwa metode adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada para siswa, agar siswa dapat menangkap

(4)

pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh siswa dengan baik. Dalam memilih metode mengajar yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik adalah filsafat pendidikan, tujuan pelajaran yang hendak dicapai, anak didik yang kondusif, dan bahan pelajaran yang akan disampaikan. Jadi metode menentukan prosedur yang hendak ditempuh dalam mencapai tujuan.

Metode bukan suatu tujuan, melainkan suatu cara untuk mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya, dapat di IPS pahami bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan mengajar adalah bagaimana perubahan yang diharapkan itu terjadi, metode nama yang dianggap paling tepat untuk menimbulkan perubahan itu. Penelitian-penelitian ilmiah belum berhasil menemukan dan menunjukkan adanya metode mengajar yang lebih lengkap dibandingkan dengan metode lainnya untuk mencapai tingkah laku yang diharapkan, hal ini disebabkan karena Sarjana dan pendidik belum berhasil dibandingkan dengan metode lainnya untuk mencapai tujuian pengajaran. Variasi-variasi yang terdapat dalam tuntutan pengajaran menimbulkan pula adanya variasi-variasi dalam metode mengajar tidaklah dapat dipisahkan dari tujuan yang hendak dicapai. Apakah tujuan itu berhubungan dengan tingkah laku dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan berdasarkan pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, memberi kesempatan terjadinya feed back, menstimulur kegiatan-kegiatan dan inisiatif siswa untuk menemukan dan memecahkan problem-problem dan sebagainya. Suatu hal yang tidak dapat disangka lagi, bahwa kebutuhan terhadap metode adalah mutlak dalam pendidikan

(5)

dan pengajaran, karena metode merupakan sarana dari segala macam agar tercapai hasil yang memuaskan. Tanpa metode, maka hasil kerja tidak akan teratur dan berjalan dengan baik.

Jadi dalam memberikan pelajaran IPS dan perubahan-perubahan yang diinginkan harus memperhatikan faktor usia, lingkungan, sifat bahan pelajaran, minat, dan kemampuan anak didik. Maka salah satu cara untuk mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar mengajar adalah dengan metode karyawisata.

Terkadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak untuk ke luar kelas (sekolah), hal ini bertujuan untuk meninjau tempat-tempat tertentu atau objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran, hal ini diharapkan bukan hanya sekedar untuk berekreasi saja, tetapi untuk belajar penggunaan teknik atau metode karyawisata adalah “cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu yang relevan dengan pelajaran”.

Objek dari karyawisata ini dapat dilakukan di perkebunan, pabrik, bengkel, dan sebagainya. Metode karyawisata mempunyai sinonim kata, antara lain widya wisata dan study tour. Tujuan dari karyawisata antara lain adalah untuk memperluas wawasan.

Metode karyawisata IPS jauh memberikan lebih memberikan pengalaman luas kepada siswa dibandingkan dengan hanya di dalam ruangan. Karyawisata IPS tidak berarti harus dilakukan ke tempat yang jauh, dengan waktu yang lama, biaya

(6)

yang banyak, tetapi dapat dilakukan di lingkungan sekitar sekolah seperti halaman sekolah atau kebun sekolah.

Ketika kita melakukan karyawisata IPS, seluruh pancaindra kita fungsikan. Selama kegiatan karyawisata berlangsung, sebaiknya kita hanya berperan sebagai pembimbing atau nara sumber, biarkanlah para siswa mengamati, mengukur, menganalisis, dan menarik kesimpulan sendiri, dan supaya hasil lebih maksimal diperlukan guru pembimbing lebih dari satu orang.

C. Pelaksanaan Metode Karyawisata dalam Pembelajaran IPS

Karyawisata sebagai metode mengajar memerlukan langkah-langkah yang baik, di antaranya : persiapan dan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.

a. Persiapan dan Perencanaan

Mempersiapakan dan merencanakan karyawisata hendaknya bersama-sama dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya. Hal-hal yang perlu dibicarakan bersama, diantaranya :

1. Tujuan dan sasaran yang akan dituju.

2. Aspek-aspek atau permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya apabila dirumuskan pertanyaan-pertanyaan berkenan dengan Pembelajaran IPS dan aspek-aspek atau masalah yang akan dicapai.

3. Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan karyawisata. 4. Terbentuknya kelompok-kelompok yang akan membahas atau menyelidiki

(7)

membagi-bagi tugas lagi sehingga setiap orang mempunyai tugas yang jelas. Misalnya ada yang harus mengamati, mengumpulkan, bahan-bahan, bertanya, mencatat, dan lain-lain.

5. Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi pengurus yang akan dikunjungi, ketua rombongan atau pemimpin kelompok baik untuk diskusi kelak.

6. Waktu karyawisata supaya ditetapkan. b. Pelaksanaan Karya Wisata

Karya wisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang supaya melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat yang kemudian akan di laporkan kepada kelompok atau kelas. Mengerjakan tugas dapat dilakukan perorangan ataupun kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atas belum.

c. Tindak Lanjut

Karya wisata tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian membuat kesimpulan-kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti dengan suatu tindak lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok tertentu belum tentu diamati yang lain. Sedangkan tujuan karya wisata supaya semua orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini perlu ada presentasi atau laporan, kelompok ini diikuti dengan tanya jawab dan diskusi.

(8)

Bahkan ada kalanya seseorang mendemontrasikan hasil penelitiannya. Juga di dalam tindak lanjut ini diadakan penilaian tentang kegiatan mereka, apakah karya wisata itu berjalan lancar, tertib dan bermanfaat ? kekurangan-kekurangan apa yang dirasakan dan bagaimana kemungkinannya untuk memperbaikinya.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata 1. Kelebihan Metode Karyawisata

a. Lingkungan menyediakan berbagai hal menarik yang dapat dipelajari siswa, metode karyawisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar.

b. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat, dengan memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya dapat dimungkinkan terjadinya pembentukan pribadi siswa seperti cinta lingkungan.

c. Kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik, tidak membosankan dan menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat belajar dan bermakna (meaningful learning) sebab hanya siswa dihadapkan dengan keadaan yang sebenarya.

d. Pengajaran dengan metode karyawisata dapat lebih merangsang kreatifitas juga aktifitas siswa akan lebih meningkat dengan memungkinkannya menggunakan cara seperti mengamati, bertanya, membuktikan sesuatu, menguji fakta, dan sebagainya.

(9)

e. Siswa dapat berpartisIPSsi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada objek karyawisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh di sekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau keterampilan mereka.

f. Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadap, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencoba teorinya kedalam praktek (Suhardjono 2004 : 85 dalam http//mariaulfah 15.multiply.com/journal/item/3/metode-pembelajaran) mengungkapkan bahwa metode karyawisata (fiel-trip) memiliki keuntungan (a) memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung, (b) memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarya, (c) memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil, (d) memberi kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.

2. Kekurangan Metode Karyawisata

a. Fasilitas yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah. b. Biaya yang digunakan untuk acara ini lebih banyak.

c. Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.

d. Memerlukan koordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata.

(10)

e. Dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas darIPSda tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi tambahan.

f. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan ini dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.

g. Jika terlalu sering dilaksanakan, akan dapat mengganggu rencana pelajaran.

h. Jika pelaksanaan karyawisata itu terlalu kaku sifatnya, dapat menurunkan minat siswa terhadap karyawisata, sehingga tujuannya tidak tercapai. Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut (Suhardjono 2004 : 85 dalam http//mariaulfah 15.multiply.com/journal/item/3/metode-pembelajaran) adalah : (a) memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan, (b) kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi, (c) biaya transportasi dan akomodasi mahal. E. Indikator Metode Karyawisata

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melampirkan indikator metode karyawisata adalah sebagai berikut :

a. Metode pengajaran karya wisata 1) Menerapkan metode karya wisata b. Alasan penggunaan metode karya wisata

1) Keuntungan metode karya wisata 2) Menumbuhkan minat belajar siswa 3) Mengembangkan kerjasama siswa

(11)

4) Memudahkan siswa memahami materi pembelajaran IPS tentang sumber daya alam.

c. Tujuan dan sasaran metode karyawisata

1) Memperdalam pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas 2) Mengkonkritkan materi ajar di kelas

F. Penerapan Metode Karyawisata Pada Pembelajaran IPS di SDN Kutamanis

Penerapan Metode Karyawisata pada pembelajaran IPS kelas IV SDN Kutamanis dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa diharapkan semua siswa terlibat aktif baik fisik maupun mental sehingga para siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna, mudah diingat dan secara tidak langsung dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Peneliti memilih metode karyawisata dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dengan berbagai pertimbangan yang dapat dijadikan dasar dalam pemilihan metode tersebut. Beberapa pertimbangan tersebut antara lain metode yang di IPS kan guru masih klasikal yaitu menggunakan metode ceramah atau terpusat pada guru sehingga siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang disampaikan guru. Disamping itu siswa kelas IV khususnya siswa laki-laki banyak yang dikatakan malas untuk mengikuti pelajaran, tak sedikit banyak guru yang mengeluh dengan kelakuan para siswa ketika berada di dalam kelas sewaktu proses belajar mengajar berlangsung.

Oleh sebab itu, peneliti berkesimpulan bahwa dalam proses belajar mengajar sesekali siswa perlu diajak ke luar kelas untuk meninjau tempat tertentu

(12)

atau objek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataan dan tentu saja untuk mengurangi kebosanan siswa selama belajar di dalam kelas.

Metode karyawisata IPS jauh memberikan lebih pengalaman luas kepada siswa dibandingkan dengan hanya di dalam ruangan. Karyawisata IPS tidak berarti harus dilakukan ke tempat yang jauh, dengan waktu yang lama, biaya yang banyak, tetapi dapat dilakukan di lingkungan sekitar sekolah seperti halaman sekolah atau kebun sekolah. Dengan mengikuti langkah-langkah dalam penerapan metode karyawisata diharapkan segala yang diingginkan oleh peneliti yaitu untuk mengurangi kebosanan siswa dengan metode yang sama serta dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran dengan metode karyawisata:

a. Persiapan dan Perencanaan

Mempersiapkan dan merencanakan karyawisata hendaknya bersama-sama dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya. Hal-hal yang perlu dibicarakan bersama, diantaranya :

1. Tujuan dan sasaran yang akan dituju.

2. Aspek-aspek atau permasalahan yang akan ditanyakan. Ada baiknya apabila dirumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan Pembelajaran IPS dan aspek-aspek atau masalah yang akan dicapai.

(13)

4. Terbentuknya kelompok-kelompok yang akan membahas atau menyelidiki aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap kelompokpun hendaknya membagi-bagi tugas lagi sehingga setiap orang mempunyai tugas yang jelas. Misalnya ada yang harus bertanya (bertanya bergantian) mencatat, dan lain-lain.

5. Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi pengurus yang akan dikunjungi, ketua rombongan atau pemimpin kelompok baik untuk diskusi kelak.

6. Waktu karya wisata supaya ditetapkan.

b. Pelaksanaan Karya Wisata

Karya wisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang supaya melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat yang kemudian akan dilaporkan kepada kelompok atau kelas. Mengerjakan tugas dapat dilakukan perorangan ataupun kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atas belum.

c. Tindak Lanjut

Karya wisata tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian membuat kesimpulan-kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti dengan suatu tindak lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok tertentu belum tentu diamati yang lain. Sedangkan tujuan karya wisata supaya semua orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini

(14)

perlu ada prestasi atau laporan kelompok yang diikuti dengan tanya jawab dan dikusi.

G. Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS 1. Pengertian Motivasi

Dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberi arah kegiatan belajar sehingga dapat diharapkan tercapainya tujuan. Bahkan sudah umum orang menyebut kata motivasi untuk menunjukkan mengapa seseorang melakukan sesuatu.

”Motif dapat dibatasi sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi tecapainya suatu tujuan. Ini berarti, motif itulah yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu melakukan suatu tindakan. Kemudian dari kata motif ini dapat dikembangkan menjadi motivasi”. (Sardiman 2004 : 73)

Untuk memperjelas pengertian motivasi, berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Pasaribu dan Simanjuntak (1993:50) mengartikan ”motivasi sebagai suatu tenaga (dorongan alasan kemauan) dalam diri yang menyebabkan kita berbuat/ betindak yang diarahkan pada tujuan yang hendak di capai”. Sedangkan menurut Tabrani Rusyan (1994:99) bahwa ”Motivasi adalah penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan di dasari adanya suatu kebutuhan”. Selain itu Muhibbin Syah (1995:136) mengatakan bahwa pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme (baik manusia maupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.

(15)

Menurut Mc. Donald seperti yang dikutip Sardiman A.M.(2004:73-74) bahwa ”Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.

Bahwa Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu mansuia. Perkembangan terjadinya perubahan energi di dalam sistem ”neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena mengangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

a. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa (feeling), afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

b. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/ terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang komplek. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala jiwa, perasaan, dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

(16)

seseorang individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam rangka mencapai tujuan (Mansur, 1987:42). Sedangkan menurut Uzer Usman (1999:28) memotivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Selanjutnya Abu Ahmadi (1992:140) mengatakan bahw motivasi adalah sesuatu kekuatan dalam diri organisme itu bertindak atau berbuat.

Usman Effendi dan Juhaya S. Praja (1993:60) mendefinisikan motivasi sebagai berikut :

Motivation is an energizing of the organisme that serves to direct that organism toward the good or goals of certain class. Jadi motivasi diartikan sebagai suatu kondisi (kekuatan/ dorongan) yang menggerakan organisme (individu) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan dari tingkat tertentu atau dengan kata lain motivasi itu akan menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu berbuat, bertindak atau bertingkah laku.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah usaha untuk menyediakan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu. Walaupun motivasi tumbuh di dalam diri individu, tetapi dalam perkembangannya dapat dirangsang oleh faktor dari luar.

2. Indikator Motivasi

Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan dan tidak dapat diamati secara langsung. Tetapi tidak berarti merupakan suatu substansi yang dapat diamati, hanya yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi beberapa indikatornya dalam item-item tertentu, yang menurut Abin Syamsudin (1995:28)

(17)

indikator motivasi adalah : a. Durasi Kegiatan

Penggunaan waktu secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam belajar, sehingga dapat memberikan nilai positif terhadap peningkatan kreativitas belajarnya. Kemampuan siswa dalam menggunakan waktu belajar akan di dorong dengan adanya kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan akan ilmu pengetahuan ditentukan oleh tinggi rendahnya motivasi yang dimilki oleh siswanya.

b. Frekuensi kegiatannya

Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa pada dasarnya dapat dilihat dari frekuensi dalam melakukan kegiatan belajarnya yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Frekuensi kegiatan yang dimaksud disini adalah kemampuan siswa menggunakan waktunya untuk kegiatan belajar. Ini berarti siswa yang memiliki motivasi akan melakukan sebagian besar waktunya untuk kegiatan belajar.

c. Persistensi

Bagi siswa yang mengetahui dan memahami tujuan belajar serta menjadikannya sebagai motivasi untuk memperoleh prestasi yang setinggi-tingginya akan bergairah dan bersemangat dalam belajarnya. Sebaliknya bagi siswa yang tidak mengetahui tujuan belajar dan tidak menjadikannya sebagai motivasi akan tampak kurang bergairah dalam belajarnya.

d. Ketabahan, keuletan dan kemampuan menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan

(18)

Dengan menumbuhkan kesadaran pada diri siswa bahwa setiap usaha pencapaian prestasi dan tujuan belajar yang setinggi-setingginya akan selalu menghadapi yang merupakan tantangan yang harus dihadapi. Dalam hal ini siswa dituntut untuk bekerja keras demi tercapainya prestasi belajar yang diharapkannya. Bagi siswa yang memiliki motivasi, masalah motivasi, masalah dan kesulitan belajar akan dijadikan sebagai tantangan, sehingga dituntut untuk bekerja keras dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Sebaliknya bagi siswa yang tidak memiliki motivasi, masalah dan kesulitan belajar sering mengakibatkan kemalasan untuk belajar.

e. Tingkat Aspirasi

Tingkat aspirasi siswa dalam belajar,baik yang berkenaan dengan maksud, rencana, cita-cita dan sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan belajar mengajar adalah dasar bagi pencapaian belajar yang optimal. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi untuk pencapain hasil belajarnya akan didasarkan kepada kebutuhannya, sehingga dalam belajar akan bersungguh-sungguh dan bertumpu pada tujuan yang ingin dicapainya.

f. Devosi dan Pengorbanan

Usaha untuk meraih prestasi belajar yang optimal jelas memerlukan ketekunan dan pengorbanan, baik aspek tenaga, waktu, pikiran, keuangan, dan lain-lain.

Dengan memiliki motivasi belajar yang tinggi, para siswa akan lebih bersemangat dan bergairah untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar meski mereka harus berkorban.

(19)

g. Tingkat Kualifikasi dan Prestasi

Tingkat kualifikasi dan prestasi siswa akan diperoleh ketika siswa memasuki lembaga pendidikan sekolah, ketika mengikuti proses belajar mengajar dan ketika siswa menyelesaikan belajarnya pada lembaga sekolah tersebut. Tingkatan kualifikasi dan prestasi belajar siswa berkaitan dengan hasil atau out put yang diperoleh siswa dalam belajar mengajar, dan ketika siswa menyelesaikan belajarnya pada lembaga sekolah tersebut. Tingkatan kualifikasi dan prestasi belajar siswa berkaitan dengan hasil atau output yang diperoleh siswa dalam proses belajar mengajar.

h. Arah Sikap

Arah sikap siswa terhadap kegiatan belajar mengajar ditentukan oleh kevaliditasan sasaran yang hendak dicapai sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan yang diharapkan oleh para siswa. Sikap siswa terhadap kegiatan belajar merupakan reaksi terhadap sasaran kegiatan belajar mengajar yang hendak dicapai secara sadar dan akan tergantung kepada rangsangan yang dihadapinya dalam situasi belajarnya.

3. Macam-macam Motivasi

Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.

(20)

itu ada tanpa dipelajari.

2) Motif-motif yang dipelajari yaitu motif-motif yang timbul karena dipelajari.

Di samping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motivasi sebagai berikut:

1) Cognitive Motive, yakni menyangkut kepuasan individual. 2) Self-expression, yakni sebagian dari perilaku manusia.

3) Self-enhancement, yakni melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang.

b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.

2) Motif-motif darurat, antara lain dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas,untuk berusaha, untuk memburu.

3) Motif-motif objektif, yakni menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.

c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

1) Momen timbulnya alasan, sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat berlatih olah raga untuk menghahadapi suatu porseni di sekolahnya, tetapi tiba-tiba disuruh ibunya untuk mengantarkan seseorang tamu membeli tiket karena tamu itu mau kembali ke Jakarta.

2) Momen pilih, yakni dalam keadaan pada waktu ada alternatif-alternatif yang mengakibatkan persaingan di antara alternatif atau alasan-alasan itu.

(21)

3) Momen putusan, yakni dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang tentu akan berakhir dengan dipilihnya satu alternatif.

4) Momen terbentuknya kemauan, yakni dorongan pada diri seseorang untuk bertindak, melaksanakan putusan itu.

d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

1) Motivasi intrinsik, motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2) Motivasi ekstrinsik, motif-motif yang aktif dan berfungsinya kerena adanya perangsang dari luar.

Referensi

Dokumen terkait

Peta Sebaran Satu Juta Keluarga Termiskin Penerima KPS dengan Memperhitungkan Kondisi Rumah yang. Dimilikinya

Penyusunan Laporan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Tehnik Universitas Muria Kudus..

Penentuan karakter seleksi didapatkan bahwa karakter tinggi tanaman, jumlah gabah isi per malai, dan produktivitas dapat dijadikan sebagai karakter seleksi untuk padi sawah tadah

Pada tampak lateral, skelet kepala berbentuk memanjang dan meninggi di bagian kaudal dengan permukaan yang halus.. Dinding lateral skelet kepala dibentuk oleh

Capaian Kinerja Program Urus an S KP D Kondisi Awal Kondisi Akhir 1 Memajukan kualitas layanan dan kapasitas kelembagaan perizinan dalam rangka menjaga kondusifitas iklim

Melihat kepada pengeluaran hasil yang semakin meningkat dan bagi memastikan projek berdaya maju serta dapat diusahakan secara berterusan, PPK menjalin usahasama dengan

kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mendapatkan kesempatan untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Tujuan dari perancangan ini adalah merancang corporate identity La Vendys Bakery sesuai dengan visi misi perusahaan dan kelebihan yang dimiliki oleh La Vendys