• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA SMK NEGERI 1 BATAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KORELASI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA SMK NEGERI 1 BATAM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KESIAPAN

MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA SMK NEGERI 1 BATAM

GUSTIMULYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2012

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

KORELASI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA

KERJA SISWA SMK NEGERI 1 BATAM

GUSTIMULYA

Artikel ini disusun berdasarkan tesis Gustimulya untuk persyaratan wisuda periode September 2012 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing

(3)

Gustimulya1, Jalius Jama2, Ganefri3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang Email: mulya2004@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan besarnya korelasi Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan Motivasi Kerja terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja siswa SMK Negeri 1 Batam. Populasi penelitian ini 282 siswa kelas XII SMK Negeri 1 Batam dengan sampel 163 siswa dengan menggunakan teknik Stratified Proporsional

Random Sampling. Instrumen yang dipilih adalah angket model skala

Likert, dan analisis menggunakan teknik korelasi Person Product

Moment dan regresi ganda. Hasil analisis data menunjukkan bahwa

(1)Terdapat korelasi positif dan signifikan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMKN 1 Batam sebesar 0,427, (2) Motivasi Kerja terdapat korelasi positif dan signifikan terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMKN 1 Batam sebesar 0,510,(3) Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berkorelasi positif dan signifikan terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMKN 1 Batam sebesar 0,581.Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan Motivasi Kerja adalah dua faktor penting yang berkorelasi positif dan signifikan terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja siswa SMKN 1 Batam.

Abstract

This research was aimed at revealing the degree of correlation Field Experience and Working Motivation toward the readiness of Entering workforce of SMK Negeri 1 Batam students. Three hypotheses were tested in this research, they were: (1) There is a significant correlation between field experience and the readiness of entering the workforce, (2) There is a significant correlation between working motivation on the students the readiness entering the workforce, (3) Simultaneously, there is a significant correlation between field experience, working motivation and the readiness of entering the workforce.

The results of data analysis showed that (1) There is a significant correlation between field experience and the readiness of entering the

(4)

readiness entering the workforce (0.510), (3) Simultaneously the field experience and motivation working correlated significantly (0.581) to the readiness enter the workforce.

Based on the data analysis, it can be concluded that Field experience and Working motivation are two important factors that correlated significantly to the readiness to enter the workforce of SMK Negeri 1 Batam students

Kata Kunci: Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin), Motivasi Kerja, Kesiapan Memasuki Dunia Kerja

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu lembaga yang mendasari pengembangan pengetahuan dan keterampilan manusia, pendidikan tidak hanya berusaha membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan orang bisa bekerja sebagai kekuatan untuk mengubah ekonomi masyarakat, melainkan juga memberikan nilai-nilai, cita-cita, sikap serta aspirasi yang langsung atau tidak berkaitan dengan kepentingan pembangunan suatu bangsa.

Sasaran terciptanya tenaga kerja terampil (siap kerja) yang dapat mendukung laju pembangunan sesuai dengan perkembangan globalisasi yang cukup pesat, tambahan lagi pembangunan pendidikan yang juga dipengaruhi oleh arus globalisasi perdagangan internasional, hal itu memacu masyarakat untuk ikut bersaing atau berperan aktif dalam perdagangan bebas.

Slamet (1995:61) mengemukakan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya seseorang untuk dapat berinteraksi dengan cara tertentu. Begitu juga dengan kesiapan memasuki dunia kerja dapat diartikan sebagai suatu

(5)

keadaan psikologis yang mantap untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tuntutan kerja pada dunia usaha/industri.

Kesiapan memasuki dunia kerja dapat diartikan sebagai suatu keadaan psikologis yang mantap untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tuntutan kerja pada dunia usaha/industri. Ada beberapa jenis bidang kerja yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan serta kesiapan kerja, menurut Wright (1985) memberikan batasan dunia kerja pada kelompok kerja seperti; Eksekutif bisnis, pejabat, pegawai kantor, guru, hakim, jaksa, pengacara, wartawan, dokter, ilmuwan, petugas kepolisian, personel meliter, artis, mandor, perawat, penjual, pekerja setengah ahl i dan tidak memiliki keahlian. penjahit, penghibur, petani, pelayan dan ibu rumah tangga.

Kesiapan untuk memasuki dunia kerja menyangkut beberapa aspek yang harus dipersiapkan yaitu: a) Kepercayaan diri, yaitu mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, b) Komitmen, yaitu kemauan/kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan yang berlaku, c) Inisiatif/kreatifitas, yaitu mempunyai inisiatif dan kreatifitas yang tinggi dalam mengembangkan suatu keputusan tentang tugas yang diberikan, d) Ketekunan dalam bekerja, yaitu mempunyai keyakinan dan kesabaran dalam dalam menyelesaikan pekerjaan, e) Kemampuan kerja, yaitu mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan baik dari segi pengetahuan, maupun keterampilan, f) Kedisiplinan, yaitu mempunyai sikap kedisiplinan yang tinggi, patuh dan taat mengikuti segala peraturan dan ketentuan

(6)

yang berlaku, g) Motivasi berprestasi, yaitu mempunyai kemauan yang tinggi untuk mengembangkan diri, h) Kemampuan bekerja sama, yaitu mempunyai sikap terbuka dan siap untuk bekerja sama dengan siapapun dan dapat bekerja dalam satu tim, i) Tanggung jawab, yaitu mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan yang diberikan, j) Kemampuan berkomunikasi, yaitu mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik, seperti penguasaan bahasa teknik, bahasa asing dan lain-lain.

Pendidikan menengah kejuruan merupakan salah satu bentuk pendidikan yang diselenggarakan pemerintah untuk menghasilkan manusia yang berkualitas. Lulusannya diharapkan dapat memasuki lapangan kerja, bekerja di industri/perusahaan dan mengembangkan sikap profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan salah satu bentuk pendidikan bagi sekolah kejuruan yang dikenal dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Hal ini dipertegas melalui Kepmendikbud Nomor 323/UU/1997 tanggal 31 Desember 1997, tentang penyelenggaraan PSG, yang didalamnya dinyatakan ketentuan-ketentuan tentang pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin).

Prakerin merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda yang merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktik kerja di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK.

(7)

Oemar Hamalik (2001:91) mengemukakan Praktik Kerja Industri merupakan suatu tahap persiapan profesional dimana seorang siswa yang hampir menyelesaikan studi secara formal bekerja dilapangan dengan supervisi seorang administrator yang kompeten dalam jangka waktu tertentu, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan melaksanakan tanggung jawab dalam bidangnya.

Prakerin merupakan implementasi dari Pendidikan Sistem Ganda. Diadakannya Prakerin berfungsi untuk memperkenalkan dunia industri kepada siswa. Pengetahuan tentang dunia industri bertujuan supaya siswa mengetahui kompetensi, disiplin kerja, mental kerja, sikap kerja yang harus dimiliki siswa ketika terjun ke dunia industri yang sesungguhnya. Program Prakerin dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan yang diawali dengan perencaaan, kemudian ditindak lanjuti dengan pelaksanaan.

Kualitas lembaga pendidikan kejuruan sering dicermati orang melalui mutu lulusannya dan seberapa banyak lulusan tersebut diserap oleh dunia usaha dan industri. Mutu lulusan tersebut dapat di lihat dari kemampuan dan keterampilan kerja, kesiapannya, baik dari segi mental, dalam memasuki dunia kerja. Kualitas lembaga pendidikan itu sendiri dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang dapat diterima dan bekerja di dunia industri, serta waktu yang relatif pendek mendapatkan pekerjaan. Sebaliknya, banyaknya lulusan SMK yang tidak mendapatkan pekerjaan atau menganggur mencerminkan rendahnya mutu lulusan lembaga pendidikan kejuruan, dan sekaligus memperlihatkan ketidaksiapan lulusan memasuki dunia kerja.

(8)

Berdasarkan pengamatan peneliti dari tahun 2008 sampai 2010, lulusan SMKN 1 Batam yang bekerja di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) sekitar 50%, melanjutkan pendidikan 35% dan belum bekerja (pengangguran) 15%. Tabel 1 menunjukkan tabulasi data lulusan SMKN1 Batam.

Tabel 1. Tabulasi Data Lulusan SMKN1 Batam

TAHUN JUMLAH LULUSAN BEKERJA MELANJUTKAN BELUM BEKERJA

2008/2009 222 111 78 33

2009/2010 277 139 97 41

2010/2011 485 242 170 73

Sumber: Data Humas SMKN 1 Batam tahun 2011

Apabila dicermati dari Tabel 1, dari sekian banyak lulusan pertahunnya tingkat lulusan yang belum bekerja (pengangguran) terdapat jumlah yang besar, menurut data yang ada lulusan yang pengangguran bukanlah tidak pernah bekerja, tetapi setelah bekerja beberapa waktu kemudian keluar atau dikeluarkan dimana mereka bekerja.

Tingginya tingkat lulusan yang belum bekerja banyak faktor yang mempengaruhinya salah satunya motivasi kerja. Motivasi Kerja merupakan keinginan yang timbul dalam diri seseorang untuk mau melakukan suatu pekerjaan dan mencapai keberhasilan. Robbins (2008) mendefinisikan motivasi (motivation) sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah kepada tercapainya tujuan tersebut (Munandar, 2001).

(9)

Sikap mau bekerja dengan sungguh-sungguh dan keinginan untuk sukses dalam bekerja ini penting ditumbuhkan dari masa-masa pendidikan di SMK. Keinginan siswa untuk berprestasi dan berhasil tersebut juga bersumber dari faktor-faktor lain di luar diri mereka. Artinya tidaklah mudah mengembangkan sikap Motivasi Kerja bagi siswa tanpa adanya rangsangan dari luar diri yang bersangkutan. Oleh karena itu peran lembaga pendidikan dan dunia industri, kondisi lingkungan kerja yang kondusif dan menyenangkan turut mempengaruhi Motivasi Kerja seseorang dalam melakukan pekerjaannya.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis korelasional yaitu merekam kesan-kesan atas kejadian yang telah berlalu. Penelitian ini menggunakan pendekatan correlational study, yaitu studi hubungan antara variable yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini dirancang untuk meneliti kontribusi Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan Motivasi Kerja Siswa terhadap Kesiapan Siswa Memasuki Dunia Kerja siswa SMKN 1 Batam.

Populasi yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XII SMKN 1 Batam yang telah selesai melaksanakan Prakerin tahun ajaran 2010/2011 berjumlah 282 orang, terdiri dari enam program keahlian yaitu: Teknik Otomasi Industri, Teknik Pemesinan, Teknik Elektronika Industri, Teknik Komputer Dan Jaringan, Teknik Mekatronika, Teknik Welding/Pengelasan.

Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel proportional random sampling dengan menggunakan ukuran sampel

(10)

menurut Tabel Krejcie dan Morgan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan tiga langkah, yaitu: 1) Mengelompokkan populasi berdasarkan jurusan peserta Prakerin, 2) menentukan ukuran sampel, 3) menentukan subjek yang akan dijadikan sampel. Jadi jumlah sampel untuk penelitian adalah 163 orang.

Hasil dan Pembahasan

1. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) (X1) berkorelasi positif dan signifikan terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja(Y) Siswa SMKN 1 Batam

Dari hasil analisis diperoleh keefisien korelasi antara Pelaksanaan Prakerin dengan kesiapan memasuki dunia kerja adalah sebesar 0,427. Jadi terdapat korelasi yang positif sebesar 0,427 antara Pelaksanaan Prakerin dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja siswa SMKN 1 Batam. Hal ini berarti semakin baik Pelaksanaan prakerin maka akan semakin siap siswa memasuki dunia kerja.

Koefisien determinasinya r2 = 0,4272 = 0,183. Hal ini berarti Varians yang terjadi pada variabel Kesiapan memasuki Dunia Kerja adalah 18,3% ditentukan oleh besarnya Pelaksanaan Prakerin, dan 81,7% dijelaskan oleh faktor selain Pelaksanaan Prakerin.

(11)

2. Motivasi Kerja (X2) berkorelasi positif dan signifikan terhadap Kesiapan Memasuki dunia Kerja (Y) Siswa SMKN 1 Batam

Dari hasil analisis diperoleh keefisien korelasi antara Motivasi Kerja dengan kesiapan memasuki dunia kerja adalah sebesar 0,510. Jadi terdapat korelasi yang positif sebesar 0,510 antara Motivasi Kerja dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja siswa SMKN 1 Batam. Hal ini berarti semakin baik Motivasi Kerja maka akan semakin siap siswa memasuki dunia kerja.

Koefisien determinasi r2 = 0,5102 = 0,26. Hal ini berarti Varians yang terjadi pada variabel Kesiapan memasuki Dunia Kerja adalah 26% ditentukan oleh besarnya Motivasi Kerja , dan 74% dijelaskan oleh faktor selain Motivasi Kerja.

3. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) (X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara bersama-sama berkorelasi positif dan signifikan terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMKN 1 Batam

Dari hasil analisis terdapat korelasi positif antara Pelaksanaan Prakerin (X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara bersama-sama dengan Kesiapan Memasuiki Dunia Kerja (Y) sebesar 0,581. Hasil analisis regresi ganda digambarkan dalam persamaan Y = 45,527 + 0,164X1 + 0,374X2. Bila Prakerin dan Motivasi Kerja dioptimalkan (X1 = 182 dan X2 = 125), maka kesiapanan memasuki dunia kerja menjadi Y = 45,527+0,164(182)+0,374(125) = 122,125.

Jadi bila Pelaksanaan Prakerin optimal (182) dan Motivasi Kerja ditingkatkan sampai optimal (125), maka Kesiapan Memasuki Dunia Kerja

(12)

menjadi 122,125 (maksimum= 129). Hal ini terjadi karena tingkat korelasinya yang sedang.

4. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) (X1) berkorelasi positif dan signifikan terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja (Y) Siswa SMKN 1 Batam

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan anatara Pelaksanaan Prakerin dengan Kesiapan memasuki Dunia Kerja. Hal ini menunjukkan semakin baik Pelaksanaan Prakerin maka akan semakin siap siswa memasuki dunia kerja Siswa SMKN 1 Batam.

Temuan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Oemar Hamalik (2001), mendefinisikan Praktik Kerja Industri merupakan suatu tahap persiapan profesional dimana seorang siswa yang hampir menyelesaikan studi secara formal bekerja dilapangan dengan supervisi seorang admistrator yang kompeten dalam jangka waktu tertentu, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan melaksanaan tanggung jawab dalam bidangnya. Dikmenjur (2008:1) juga menegaskan terhadap pelaksanaan Prakerin yaitu merupakan bagian dari program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta didik di Dunia Kerja.

Bila dilihat dari kenyataan yang ada, khususnya dilingkungan SMK Negeri 1 Batam, aspek-aspek pelaksanaan Prakerin masih terdapat kendala. Hal ini tentunya akan berdampak pada kesiapan memasuki dunia kerja sehingga tujuan sekolah untuk menghasilkan siswa yang produktif tidak akan tercapai.

(13)

Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan Prakerin hendaknya kepala sekolah beserta guru bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan harapan dunia usaha dan dunia industri. Sehingga peningkatan profesionalisme melalui pelaksanaan Prakerin tercapai, baik dari segi kesiapan teori, keterampilan praktik dan kesiapan mental.

5. Motivasi Kerja (X2) berkorelasi positif dan signifikan terhadap Kesiapan Memasuki dunia Kerja (Y) Siswa SMKN 1 Batam

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan anatara Motivasi Kerja dengan Kesiapan memasuki Dunia Kerja. Berdasarkan hasil analisis, berarti Motivasi Kerja mempengaruhi kesiapan memasuki dunia kerja siswa, karena semakin baik Motivasi Kerja yang akan mereka dapatkan maka kesiapan memasuki dunia kerja juga akan meningkat. Temuan ini sesuai dengan pendapat Gazda (1980:457) menyatakan bahwa: "motivasi menuju kepada timbulnya tingkah laku seseorang, memelihara dan mengarahkan tingkah laku tersebut mencapai tujuan".

Bila dikaitkan motivasi kerja dengan kesiapan memasuki dunia kerja, maka makin tinggi motivasi kerja makin banyak prestasi kerja yang terjelma sehingga dapat memberikan kepercayaan diri bagi peserta didik dalam kesiapannya memasuki dunia kerja.

Hasil analisis penelitian diyakini bahwa motivasi kerja memainkan peranan penting dalam kesiapan siswa untuk memasuki dunia kerja, karena semakin tinggi motivasi kerja, maka semangkin baik kesiapan siswa memasuki dunia kerja.

(14)

6. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) (X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara bersama-sama berkorelasi positif dan signifikan terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMKN 1 Batam

Hasil penelitian menunjukkan Pelaksanaan Prakerin dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berkorelasi terhadap kesiapan memasuki dunia kerja. Hasil analisis ditemukan bahwa koefisien korelasi ganda antara Pelaksanaan Prakerin dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berkorelasi terhadap kesiapan memasuki dunia kerja r sebesar 0,581.

Berdasarkan nilai dari koefisien korelasi ganda yang dibentuk tersebut, maka dapat disimpulkan Pelaksanaan Prakerin dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berkorelasi positif dan signifikan terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa SMKN 1 Batam.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Prakerin dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMKN 1 Batam dengan r X1Y sebesar 0,427, dan koefisien determinasi r2 sebesar 0,183. Hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel Kesiapan Memasuki Kerja adalah 18,3% ditentukan oleh besarnya Pelaksanaan Prakerin, dan 87,3% dijelaskan oleh faktor selain Pelaksanaan Prakerin. Analisis menunjukkan bahwa untuk meningkatkan

(15)

kesiapan siswa memasuki dunia kerja dapat dilakukan dengan memperbaiki Pelaksanaan Prakerin.

Kedua, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Motivasi Kerja dengan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja SMKN 1 Batam dengan r X2Y sebesar 0,510, dan koefisien determinasi r2 sebesar 0,260. Hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel Kesiapan Memasuki Dunia kerja adalah 26% juga ditentukan oleh besarnya Motivasi Kerja, dan 74% dijelaskan oleh faktor selain Motivasi Kerja. Analisis menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kesiapan memasuki dunia kerja dapat dilakukan pula dengan meningkatkan Motivasi Kerja siswa. Ketiga, Prakerin dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berkorelasi terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja SMKN 1 Batam terdapat hubungan positif, dan signifikan rX1,X2,Y sebesar 0,581, dengan koefisien determinasi r2 sebesar = 0,338. Analisis menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kesiapan memasuki dunia kerja agar lebih optimal dapat dilakukan dengan memperbaiki prakerin secara sinkron dengan upaya sekolah meningkatkan motivasi kerja siswa.

Daftar Rujukan

As’ad, M. 2003. Psikologi Islami: Seri Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: Liberty.

Depdikbud. 1993. Link and Match. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

---. 1994. Konsep Sistem Ganda pada Pendidikan Menengah Kejuruan

di Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

---. 1994. Konsep Sistim Ganda pada Pendidikan Menengah Kejuruan

(16)

---, 1995. Sinkronisasi Program Pendidikan dan Pelatihan PSG. Jakarta: Dikmenjur.

---. 1995. Pendidikan Sistem Ganda Strategi Operasional link and

Match pada sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Dikmenjur. 2008. Prakerin sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem Ganda. Http:// www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_prakerin. (Diakses tanggal 12 Maret 2012).

Gazda, G. M., & Brooks, D. K., Jr. 1980. A comprehensive approach to

developmental interventions. Journal for Specialists in Group Work.

Gozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan SPSS, Semarang: Universitas Diponegoro.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 323/U/1997. Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda Pada

Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah

Kejuruan.

Lubis, Syahron. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Padang. Sukabina Press.

Masllow, Abraham. 1970. Motivation and Personality. New York: Naver and Row.

Munandar, Ashar S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.

Oemar H. Hamalik. 1989. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju.

_________. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Riduwan. 2009. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.

Robbins, Stephen P. 1996. Prilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan, Jilid Pertama, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Slamet. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

(17)

__________. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. 2010. Metoda Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabet. Sugiyono. 2011. Statiska untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabet.

Suliyanto.2011. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Wright. 1985. Red. Texas: Institute of Texas Cultures Oral History Collection.

Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Gustimulya dengan judul Korelasi

Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Dan Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa Smk Negeri 1 Batam. Selanjutnya penulis

mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I Prof. Drs. Jalius Jama, M.Ed., Ph.D dan Pembimbing II Drs. Ganefri, M.Pd., Ph.D yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian artikel ini.

Gambar

Tabel 1 menunjukkan tabulasi data lulusan SMKN1 Batam.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang positif dan signifikan antara Pengalaman Praktek Kerja Industri Dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah motivasi memasuki dunia kerja dan pengalaman praktik kerja industri secara parsial dan simultan berpengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Siswa, Guru, dan Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI) terhadap Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Kelas XI

Proses belajar mengajar di sekolah dan praktik kerja industri (prakerin) yang merupakan bagian dari PSG harus dilaksanakan secara seimbang agar tujuan pendidikan kejuruan tersebut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu positif Kesiapan Kerja Siswa Memasuki Dunia Industri 3. Teknik Pengumpulan Data. Teknik

Proses belajar mengajar di sekolah dan praktik kerja industri (prakerin) yang merupakan bagian dari PSG harus dilaksanakan secara seimbang agar tujuan pendidikan kejuruan tersebut

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI

BUKU MONITORING PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PRAKERIN Tahun Pelajaran 2022/2023 NAMA PEMBIMBING : ……… NIP : - PELAKSANAAN PRAKERIN: 1 November 2022 s.d 28 November 2023