• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

(Studi pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

MUKHAMMAD IMAM ARIFIANTO NIM. 1111082000067

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Mukhammad Imam Arifianto 2. Alamat : Jl. Mandor Samin Kel.Kalibaru

Kec.Cilodong RT04/04 No.18 Kota Depok Jawa Barat

3. Telepon : 0856-9736-5409

4. Email : imamfianto@yahoo.co.id

imamfianto15@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. MI Irsyadul Athfal Kota Depok 1999-2005 2. Mts An-Nizhomiyah Kota Depok 2005-2008

3. SMA Negeri 2 Depok 2008-2011

III. PENGALAMAN ORGANISASI DAN KEPANITIAAN

1. Ketua Osis Mts An-Nizhomiyah Periode 2009-2010

2. Pengurus Paskibra Mts An-Nizhomiyah Periode 2009-2010

3. Anggota Divisi RTM Rohis SMA Negeri 2 Depok periode 2009-2010 4. Penanggung Jawab divisi humas Accounting Fair 2014 Jurusan

Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Kepanitiaan MAKRAB 2013 Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(6)

vi ABSTRACT

Analysis of Factors that Affects Companies in Audit Firm Rotation

This research was purpose to analyze factors that influence the companies in Indonesian Stock Exchange on audit firm rotation. This research is kind of causality (correlational) research. Causality research aims to determine the relationship and influence between two or more variables. This research is quantitative research, quantitative analysis was done by analyzing the problem that manifested by quantitative data. The dependent variable in this research is audit firm rotation. Independent variable in this research is management changes, client size, firm size, and financial distress.

This research used samples of manufacturing companies that listed on the Indonesian Stock Exchange during 2010-2013. This research used the purposive sampling method for the sample selection. This method is a method of selection criteria based on specific criteria. This research has 141 total samples.

The management changes variable was measured by using the change of CEO companies. The client size variable was measured using a logarithmic size of total assets (LnTA). The firm size was measured by classification of Big-4 and Non Big –4 audit firm. The financial distress variable was measured using a debt equity ratio. Audit firm rotation was measured using an audit firm rotation on the companies. The hypothesis was tested using logistic regression.

This research indicates that the audit firm rotation was influenced by the firm size and financial distress. The other variables that used in this research such as management changes and the client size have no influence on the audit firm rotation.

Keywords: management changes, client size, firm size, financial distress, and audit firm rotation.

(7)

vii

ABSTRAK

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam melakukan pergantian kantor akuntan publik. Penelitian ini merupakan penelitian jenis kausalitas (korelasional), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan data kuantitatif. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pergantian KAP. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pergantian manajemen, ukuran perusahaan, ukuran KAP, dan financial distress.

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2013. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam pemilihan sampel. Metode purposive sampling adalah suatu metode pemilihan kriteria berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan metode purposive sampling, penelitian ini memiliki total sampel yang berjumlah 141 sampel. Variabel pergantian Manajemen diukur dengan menggunakan ukuran pergantian CEO perusahaan. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan ukuran logaritma total aset (LnTA). Variabel ukuran KAP diukur dengan klasifikasi Kantor Akuntan Publik Big-4 dan Non Big-4. Variabel financial distress diukur dengan menggunakan ukuran debt equity ratio. Variabel dependen pergantian KAP diukur dengan menggunakan ukuran pergantian KAP pada perusahaan. Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan regresi logistik.

Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa pergantian KAP dipengaruhi oleh ukuran KAP dan financial distress. Sedangkan variabel lain yang digunakan dalam penelitian ini seperti pergantian manajemen dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap Pergantian KAP.

Kata kunci: pergantian manajemen, ukuran perusahaan, ukuran KAP, financial distress, pergantian kantor akuntan publik.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam dipanjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi inspirasi bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ibu Musfiroh dan Bapak Sukirno A.Dimyati, yang tak pernah henti selalu mecurahkan cinta dan kasih sayang, memberikan dukungan penuh untuk setiap langkah yang penulis jalani, serta do’a, nasehat, dan perhatian yang tak terhingga untuk penulis. Terima kasih untuk setiap ketulusan yang mengiringi langkah penulis.

2. Kakak dan adik tersayang, Rikha Ellyfa dan Agustin Kurniasari. Terima kasih untuk setiap semangat dan doa yang telah diberikan untuk penulis.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing, berdiskusi, memberikan pengarahan serta nasihat dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua saran dan ilmu yang telah ibu berikan selama kuliah, penyusunan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

(9)

ix

5. Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., Ak., MM., CA. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Dr. Yahya Hamja., MM selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk mengarahkan, memberikan masukan-masukan, nasihat, serta membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.

7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

8. Ratu Shofiatina, Terima kasih untuk setiap semangat dan doa tak terbatas yang telah diberikan untuk penulis, semoga semua yang kita cita-citakan tercapai.

9. Keluarga Kelambu, Banyu, penyuplai data-data “gelap” sekaligus calon pengusaha handal berhaluan perfeksionis anarkis. Fatimah, calon menteri keuangan RI yang tak ragu untuk jatuh bangun dalam mencari harmonisasi karir, asmara dan keuangan. Adon, calon dirut PLN yang rela tak pulang tiga kali puasa tiga kali lebaran demi cita-cita luhurnya. Udin anggota keluarga yang paling lurus sekaligus konservatif, mohon bimbing kami ke jalan yang benar. Rani mojang bandung berkerudung dengan semangat tak terbendung. Bemo, calon politikus sibuk, sang penghobi segalanya yang punya fleksibilitas tanpa batas. Jadikan semua ini pijakan awal kita untuk masa depan yang cemerang. It’s just our baby steps to our giant strides, buddy!. 10. ABFC, klub nongkrong, klub badminton, klub renang, klub futsal tanpa

mahkota sekaligus wadah bagi kami mahasiswa penuh gairah dan semangat akan masa depan, terima kasih gais!.

11. Saudara Akuntansi B, rekan-rekan kelas yang naik level menjadi saudara dengan jargon andalan “kita saudara kan?”. Terima kasih atas kebersamaan yang telah kalian berikan empat tahun ini.

12. Rekan – rekan seperjuangan keluarga besar akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011.

13. Semua pihak yang membantu yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis.

(10)

x

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 2 Agustus 2015

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Lembar Pengesahan Skripsi...ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ...iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...v

Daftar Riwayat Hidup ...vi

Abstract ...vii

Abstrak ...viii

Kata Pengantar ...ix

Daftar Isi ...xii

Daftar Tabel ...xv

Daftar Gambar ...xvi

Daftar Lampiran ...xvii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur...9

1. Teori Agensi ...9

2. Pengertian Audit...11

3. Pergantian Kantor Akuntan Publik ...13

a. Dasar Hukum Pergantian Kantor Akuntan Publik .14 4. Pergantian Manajemen ...16

5. Ukuran Perusahaan...16

6. Ukuran KAP ...17

(12)

xii

B. Keterkaitan Antar Variabel ...20

C. Hasil- Hasil Penelitian Terdahulu ...23

D. Kerangka Pemikiran ...27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ...29

B. Metode Penentuan Sampel ...29

C. Metode Pengumpulan Data ...30

D. Metode Analisis Data ...31

1. Statistik Deskriptif ...32

2. Uji Asumsi Klasik ...33

a. Uji Normalitas ...33

b. Uji Autokorelasi ...34

c. Uji Heteroskedastisitas ...35

d. Uji Multikolinieritas ...36

3. Pengujian Data Panel ...36

4. Uji Hipotesis Penelitian ...40

a. Koefisien Determinasi ( R2) ...40

b. Uji T Statistik ...41

5. Model Regresi Logisik ...41

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian...42

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...46

1. Deskripsi Objek Penelitian ...46

2. Deskripsi Sampel Penelitan...48

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian...50

1. Analisis Statistik Deskriptif ...50

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...52

a. Hasil Uji Normalitas ...52

b. Hasil Uji Autokorelasi...54

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...54

(13)

xiii

3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ...57

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ...58

b. Hasil Uji T Statistik ...58

1) Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Pergantian KAP ...60

2) Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pergantian KAP ...61

3) Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP ..62

4) Pengaruh Financial Distress Terhadap Pergantian KAP ...63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...65 B. Saran ...67 Daftar Pustaka ...69 Lampiran ...74

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan

2.1 Hasil- Hasil Penelitian Terdahulu ...24

3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ...45

4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ...47

4.2 Sampel Penelitian ...48

4.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Usaha...49

4.4 Analisis Statistik Deskriptif ...50

4.5 Hasil Uji Normalitas ...52

4.6 Hasil Uji Autokorelasi ...54

4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas ...55

4.8 Hasil Uji Multikolonieritas ...56

4.9 Hasil Uji Multikolonieritas (Matriks Korelasi) ...57

4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...58

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR No. Keterangan

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ...27 4.1 Normal Q-Q Plot Regression LnTA ...53

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan

1. Daftar Nama Perusahaan Sampel ...74 2. Output SPSS & Eviews ...80

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terungkapnya sejumlah skandal akuntansi yang melibatka n perusahaan besar seperti Enron, Tyco International, Adhelphia, Peregrine Systems dan WorldCom menyebabkan kerugian hingga bilyunan dolar bagi para investornya. Kasus-kasus tersebut nyatanya cukup kuat untuk melatarbelakangi terbitnya SOX (Sarbanes-Oxley Act of 2002) yang menjadi suatu standar baru bagi semua petinggi perusahaan publik serta kantor akuntan publik di Amerika. Terbitnya SOX menjadi awal reformasi struktur pengawasan terhadap Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan menerapkan rotasi KAP maupun auditor. Rotasi tersebut juga dimaksudkan untuk mengurangi resiko kegagalan audit, meningkatkan kualitas audit serta melindungi independensi auditor. Dopuch et al (2001) menyatakan bahwa rotasi audit membatasi hubungan antara manajer dan auditor yang berpotensi mengarah ke arah kolusi antar keduanya sehingga rotasi ini dapat meningkatkan independensi auditor.

Penelitian Cameran et al. (2005) mengenai peraturan pergantian KAP menunjukkan bahwa sebagian kecil dari negara di dunia (Brazil, India, Italia, Singapura dan Korea Utara) yang mempunyai persyaratan legal untuk pergantian KAP setelah periode tertentu. Faktanya, di antara negara G7 dan 15 negara Uni Eropa sebelum diwajibkannya pergantian KAP hanya Italia yang

(18)

2 memiliki aturan mengenai pergantian KAP. Di Indonesia, peraturan mengena i jasa akuntansi telah diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 yang menggantikan peraturan sebelumnya yaitu Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 karena dianggap sudah tidak memadai lagi. Perubahan mengenai pembatasan praktik Kantor Akuntan Publik (KAP) tertuang pada pasal 3 ayat (1) bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun (sebelumnya 5 tahun) buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

Independensi merupakan kunci utama dari profesi audit dalam menila i keandalan dan kewajaran laporan keuangan, hal tersebut memiliki beberapa maksud tertentu. Pertama, sesuatu yang wajar apabila independensi auditor dapat menambah kredibilitas laporan keuangan sebuah perusahaan di mata para investor. Kedua, berkaitan dengan profesi, independensi adalah cara terbaik untuk menunjukkan kepada publik bahwa auditor melakukan pekerjaan mereka berdasarkan prinsip etik, seperti objektivitas dan integritas. Objektivitas di sini berarti bahwa auditor memiliki kemampuan untuk menekan kemungk ina n penyimpangan yang mungkin terjadi. Sedangkan, maksud dari integritas di sini bahwa auditor menunjukkan opini audit yang dikeluarkan sesuai dengan apa yang ditemukan sepanjang melakukan kegiatan audit. IFAC (The International

Federation of Accountant) secara global mendefinisikan independensi menjadi

(19)

3

mind merupakan suatu keadaan pikiran yang memungkinkan pengungkapa n

suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh apapun selain penilaian profesiona l, sehingga memungkinkan seorang individu bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan objektivitas dan skeptisme professional. Independence in

appearance merupakan penghindaran fakta dan kondisi yang sedemikia n

signifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berfikir rasional - dengan memiliki pengetahuan akan semua informasi yang relevan, termasuk pencegahan yang diterapkan - akan tetap dapat menarik kesimpulan bahwa skeptisme profesional, objektivitas, dan integritas akuntan publik telah dikompromikan (IFAC Handbook 2012). Terdapat banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pergantian KAP di Indonesia, antara lain pergantia n manajemen (Pratini dan Astika, 2013; Wijayani dan Juniarti, 2011; Hermawan dan Fitriany; 2013), ukuran perusahaan (Calderon dan Ofobike, 2008 ), ukuran KAP (Calderon dan Ofobike, 2008; Wijayani dan Juniarti, 2011), financial

distress (Calderon dan Ofobike, 2008; Pratini dan Astika, 2013; Hermawan dan

Fitriany, 2013) dan proporsi kepemilikan saham oleh publik (Suparlan dan Andayani, 2010).

Penelitian mengenai pergantian KAP telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Pada penelitian Suparlan dan Andayani (2010) variabel dependen yang digunakan adalah pergantian KAP, sedangkan variabel independen yang diteliti meliputi Institusional Investor, Proporsi kepemilika n saham oleh publik, Share growth, Large board, Pergantian manajeme n,

(20)

4 penelitian yang dilakukan oleh Pratini dan Astika (2013) variabel dependen yang digunakan adalah fenomena pergantian KAP, Sedangkan variabel independen yang diteliti meliputi pergantian manajemen dan financial distress. Lalu, dalam penelitian Wijayani dan Juniarti (2011) variabel dependen yang digunakan adalah pergantian KAP, Sedangkan variabel independen yang diteliti meliputi Opini audit, Ukuran KAP, Ukuran perusahaan klien, Pergantian manajemen, Financial Distress dan perubahan presentase return

on asset. Dalam penelitian Hermawan dan Fitriany (2013) variabel dependen

yang digunakan adalah pergantian KAP, Sedangkan variabel independen yang diteliti meliputi Financial distress, Pergantian manajemen, Profitabil itas perusahaan dan Ukuran perusahaan.

Cenker (2008) menguji karakteristik klien yang mempengaruhi keputusan perusahaan mengganti atau mempertahankan auditor. Perusahaan publik membutuhkan kepercayaan pemegang saham yang mendorongnya untuk menjalankan corporate governance CG. Jun et al. (2009) menguji asosiasi antara CG internal perusahaan dan jenis pergantian KAP, menunjukkan adanya hubungan. Jensen et al. (1976) menyatakan baik pemilik perusahaan

(principal) maupun manajer (agent) merupakan pemaksimum kesejahteraan,

sehingga adanya kecenderungan manajer untuk mencari keuntungan sendiri

(moral hazard) dengan mengorbankan kepentingan pihak lain.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat ketidakseragaman hasil penelitian. Pertama, dalam penelitian Wijayani dan Juniarti (2011), Pratini dan Astika (2013) dan Hermawan dan Fitriany (2013)

(21)

5 menyatakan bahwa pergantian manjemen berpengaruh signifikan pada terjadinya pergantian KAP. Namun, hasil penelitian tersebut bertentanga n dengan penelitian Suparlan dan Andayani (2010) yang menyatakan bahwa pergantian manjemen tidak berpengaruh pada terjadinya pergantian KAP.

Kedua, dalam penelitian Calderon dan Ofobike (2008) menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh pada terjadinya pergantian KAP. Sedangkan, dalam penelitian Wijayani dan Juniarti (2011) & Hermawan dan Fitriany (2013) yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada terjadinya pergantian KAP.

Ketiga, dalam penelitian Wijayani dan Juniarti (2011) menyatakan bahwa variabel ukuran KAP berpengaruh signifikan pada terjadinya pergantian KAP. Namun, hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian Pratini dan Astika (2013) yang menyatakan bahwa variabel ukuran KAP tidak berpengaruh pada terjadinya pergantian KAP.

Keempat, dalam penelitian Pratini dan Astika (2013) & Hermawan dan Fitriany (2013) menyatakan bahwa variabel financial distrees berpengaruh signifikan pada terjadinya pergantian KAP. Namun, hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian Wijayani dan Juniarti (2011) yang menyatakan bahwa variabel financial distress tidak berpengaruh pada terjadinya pergantia n KAP.

Karena adanya ketidakseragaman hasil tersebut, peneliti ingin menguj i kembali faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pergantian KAP dalam suatu perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Wijayani

(22)

6 dan Juniarti (2011). Namun, peneliti tidak menggunakan variabel opini audit dan perubahan presentase return on asset dalam penelitian tersebut. variabel dependen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pergantia n KAP, sedangkan variabel independen yang digunakan peneliti adalah pergantian manajemen, ukuran perusahaan, ukuran KAP dan financial distress. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelit ia n dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan

dalam Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi pada

Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013)“

(23)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan ditelit i yaitu:

“ Apakah faktor pergantian manajemen, ukuran perusahaan, ukuran KAP dan

financial distress berpengaruh pada pergantian KAP? “

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai:

“ Pengaruh faktor pergantian manajemen, ukuran perusahaan, ukuran KAP dan

financial distress terhadap pergantian KAP.”

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sekaligus kontribusi di antaranya:

1. Kontribusi Teoritis a. Mahasiswa

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian -penelitian selanjutnya serta dapat menambah wawasan dalam perkembangan ilmu audit khususnya mengenai pergantian Kantor Akuntan Publik.

b. Masyarakat

Sebagai sarana informasi tentang pergantian Kantor Akuntan Publik yang terjadi pada perusahaan serta menambah wawasan dalam bidang akuntansi khususnya auditing.

(24)

8 c. Ilmu audit

Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang akuntansi audit, terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pergantian Kantor Akuntan Publik dalam perusahaan. 2. Kontribusi Praktis

a. Kantor Akuntan Publik

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Kantor Akuntan Publik mengenai faktor-faktor yang mempenga r uhi terjadinya pergantian Kantor Akuntan Publik dalam suatu perusahaan. b. Perusahaan atau User dari jasa KAP

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan mengenai faktor-faktor yang dapat mempenga r uhi perusahaan dalam melakukan pergantian KAP.

c. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Penelitian ini dharapkan dapat memberikan kontribusi positif sehingga dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan yang berkenaan dengan pergantian Kantor Akuntan Publik d. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Sebagai tambahan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian Kantor Akuntan Publik

(25)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi

Menurut Jensen dan Meckling (1976) hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipa l. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal.

Teori agensi mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham. Karena unit analisis dalam agency theory adalah kontrak yang melandasi hubungan antara prinsipal dan agen, maka fokus dari teori ini adalah pada penentuan kontrak yang paling efisien yang mendasari hubungan antara prinsipal dan agen (Anggraini, 2011). Untuk memotivasi agen maka prinsipal merancang suatu kontrak agar dapat

(26)

10 mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan. Kontrak yang efisien adalah kontrak yang memenuhi dua faktor, yaitu :

1) Agen dan pinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun majikan memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunaka n untuk keuntungan dirinya sendiri

2) Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil yang berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbala n yang diterimanya.

Dalam mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (prinsipal) melibatkan orang lain (agen) untuk melakukan beberapa pekerjaan atas nama mereka yang melip ut i pendelegasian beberapa kewenangan pengambilan keputusan kepada agen. Jika kedua belah pihak pada hubungan tersebut adalah pemaksimalisasi utilitas maka ada alasan yang baik untuk meyakini bahwa agen tidak akan selalu bertindak demi kepentingan terbaik prinsipa l. Prinsipal bisa membatasi penyimpangan dari kepentingannya dengan menetapkan insentif yang sesuai bagi agen dan dengan mengeluarka n biaya pengawasan yang dirancang untuk membatasi aktivitas agen yang menyimpang

Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap

(27)

11 memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat aturan yang mengatur mengenai mekanisme bagi hasil, baik yang berupa keuntungan, return maupun resiko-resiko yang disetujui oleh prinsipal dan agen. Kontrak kerja dapat dikatakan optimal bila kontrak tersebut mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian insentif/imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal ke agen. Inti dari Agency Theory atau teori keagenan adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraska n kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan.

Jensen dan Meckling (1976) juga menyatakan bahwa masalah agensi disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan dan asimetri informas i antara principal dan agent. Perbedaan tersebut menimbulkan konflik kepentingan: (1) antara shareholders dan manajer, (2) antara shareholders dan debtholders, dan (3) antara manajer, shareholders, dan debtholders. Ada empat mekanisme yang dapat digunakan untuk mengurangi agency

problems yaitu melalui kepemilikan insider, kebijakan dividen, kebijakan

utang, dan kepemilikan oleh institusi.

2. Pengertian Audit

Pada prinsipnya audit merupakan sebuah proses sistematis yang membandingkan kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kondisi yang dimaksud di sini merupakan keadaan yang seharusnya dapat digunakan oleh auditor sebagai pedoman untuk mengevaluasi informasi dalam

(28)

12 lingkup akuntansi dan keuangan. Pengertian audit menurut Boynton et. al., (2006) adalah proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Sedangkan pengertian audit menurut Alvin A. Arens (2003:1) adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informa s i tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, auditing harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen.

Dari definisi diatas, dapat diketahui unsur-unsur penting dalam audit yaitu audit merupakan suatu proses sistematik yang terdiri dari rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berkerangka, dan terorganisasi. Proses sistemat is tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi.

Pernyataan adalah mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi disini adalah hasil proses akuntansi. Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report). Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, manajeme n, kreditur, calon investor, organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak.

(29)

13

3. Pergantian Kantor Akuntan Publik

Dalam profesi akuntan publik, terdapat persaingan yang ketat antar kantor akuntan untuk mendapatkan klien. Klien tersebut termasuk klien yang meminta audit untuk pertama kali dan klien yang meminta pergantian auditor (Boynton et. al., 2006:271). Auditor harus mempertimbangkan secara matang setiap permintaan auditing atau penugasan audit dari klien. Untuk klien baru yang sama sekali belum pernah diaudit tidak timbul masalah berpindahnya atau beralihnya KAP yang ditunjuk. Pada klien baru, pergantian KAP tersebut merupakan masalah karena menyangkut etika profesional, untuk itu perlu diketahui alasan mengapa seorang klien mengganti KAP.

Menurut Boynton et. al., (2006:271) pergantian auditor perusahaan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: (1) merger antara perusahaan yang memiliki auditor independen yang berbeda, (2) kebutuhan akan jasa profesional yang lebih luas, (3) ketidakpuasan terhadap KAP tertentu, (4) keinginan untuk mengurangi biaya audit, (5) merger antara KAP.

Menurut Febrianto (2009), pergantian auditor bisa terjadi secara voluntar y (sukarela) atau secara mandatory (wajib). Pergantian secara sukarela terjadi jika auditor mengundurkan diri dari penugasan atau auditor diberhent ika n klien. Sebaliknya, jika pergantian terjadi secara wajib dikarenakan adanya peraturan yang mengatur mengenai rotasi audit, di Indonesia tercetus pada Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008.

(30)

14

a. Dasar Hukum Pergantian Kantor Akuntan Publik

Dalam menanggapi isu mengenai independensi auditor, Menteri Keuangan RI pada tanggal 5 Februari 2008 menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik yang merupakan penyempurnaan Keputusan Menteri Keuangan No. 423/KMK.06/2002 dan No. 359/KMK.06/2003 yang dianggap sudah tidak memadai. Berikut ini isi dari Pasal 3 dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tersebut :

1) Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a harus dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut -turut.

2) Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menerima kembali penugasan audit umum untk klien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.

3) Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali kepada klien yang sama melalui KAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak diberikan melalui KAP tersebut.

4) Dalam hal KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas melakukan perubahan komposisi Akuntan

(31)

15 Publiknya, maka terhadap KAP tersebut tetap diberlakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

5) KAP yang melakukan perubahan komposisi Akuntan Pubiknya yang mengakibatkan jumlah Akuntan Publiknya 50% (lima puluh per seratus) atau lebih berasal dari KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas, diberlakukan sebagai kelanjuta n KAP asal Akuntan Publik yang bersangkutan dan tetap diberlakukan pembatasan penyelenggaraan audit umum atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

6) Pendirian atau perubahan nama KAP yang komposisi Akuntan Publiknya 50% (lima puluh per seratus) atau lebih berasal dari KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas, diberlakukan sebagai KAP asal Akuntan Publik yang bersangkutan dan tetap diberlakukan pembatasan penyelenggaraan audit umum atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pergantian KAP, antara lain pergantian manajemen (Pratini dan Astika, 2013; Wijayani dan Juniarti, 2011; Hermawan dan Fitriany; 2013), ukuran perusahaan (Calderon dan Ofobike, 2008 ), ukuran KAP (Calderon dan Ofobike, 2008; Wijayani dan Juniart i, 2011), financial distress (Calderon dan Ofobike, 2008; Pratini dan Astika, 2013; Hermawan dan Fitriany, 2013) dan proporsi kepemilikan saham oleh publik (Suparlan dan Andayani, 2010).

(32)

16

4. Pergantian Manajemen

Pergantian manajemen disebabkan karena pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri atau keputusan rapat umum pemegang saham, sehingga pemegang saham harus melakukan pergantian manajemen yang baru yaitu direktur utama atau Chief Executive Officer (CEO). Menurut Sinarwati (2010), jika perusahaan mengganti dewan direksi dan dewan komisaris maka akan terjadi perubahan dalam kebijakan perusahaan. Perubahan tersebut meliputi perubahan teknologi yang dipakai perusahaan, visi dan misi perusahaan, restrukturisasi tenaga kerja, perubahan kerjasama dengan perusahaan lain, atau membuat suatu kebijakan seperti keputusan untuk melakukan pergantian KAP.

Ismail et al. (2008) dalam Hermawan dan Fitriany (2013) menyatakan bahwa berubahnya struktur manajemen merupakan hal yang biasa terjadi, terutama untuk perusahaan-perusahaan go public. Perusahaan melakukan pergantian manajemen dengan harapan akan memperoleh kinerja yang lebih baik di tahun mendatang. Pergantian manajemen merupakan perubahan jajaran dewan komisaris dan dewan direksi.

5. Ukuran Perusahaan

Perusahaan besar tentunya memiliki kegiatan operasional yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan kecil, hal ini dapat menyulitka n prinsipal (investor) dalam melakukan pengawasan terhadap agen (manajeme n). Oleh karena itu, perusahaan besar membutuhkan kantor akuntan publik yang besar pula (big 4) sehingga dapat membantu agen dalam melakukan

(33)

17 pengawasan dan menghasilkan kualitas audit laporan keuangan yang dapat diandalkan. Auditee yang lebih besar, karena kompleksitas operasi dan pemisahan fungsi antara manajemen dan kepemilikan, sangat membutuhka n KAP yang dapat mengurangi agency cost (Nasser et al., 2006). Sankaraguruswamy dan Whisenant (2004) menyatakan terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan dengan pergantian KAP. Sedangkan, menurut penelitian Chi et, al., (2005) pergantian KAP dapat meningkatkan kualitas audit.

6. Ukuran KAP

Di Indonesia, jumlah kantor akuntan publik dari tahun ke tahun semakin bertambah sejalan dengan semakin pesatnya perekonomian dan bisnis. Sampai saat ini telah terdapat lebih dari 500 kantor akuntan publik yang dapat digolongkan menjadi kantor akuntan besar, sedang, dan kecil. Kantor akuntan publik yang tergolong besar hanya sedikit jumlahnya dan umumnya bekerjasama dengan kantor-kantor akuntan yang berskala internasional. Saat ini terdapat empat kantor akuntan publik berskala internasional, yang lebih dikenal dengan big-4. Kantor akuntan yang dimaksud dengan kantor akuntan publik besar adalah kantor akuntan publik yang melakukan kerjasama atau afiliasi dengan big-4. Adapun kantor akuntan kecil adalah kantor akuntan publik yang tidak bekerja sama dengan big-4. Kantor akuntan publik big- 4 secara umum dianggap sebagai penyedia laporan audit yang berkualitas tinggi, dan memiliki reputasi yang tinggi pada lingkungan bisnis.

(34)

18 Menurut Wibowo dan Hilda (2009) KAP besar mempunyai kemampua n yang lebih baik dalam melakukan audit dibandingkan KAP kecil, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Perusahaan akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan reputasi perusahaan di mata pengguna laporan keuangan. KAP big-4 adalah empat perusahaan akuntansi internasio na l terbesar dan perusahaan jasa profesional yang bergerak dalam bidang audit, dan konsultansi untuk perusahaan perdagangan dan swasta. Adapun yang termasuk dalam kap big-4 yaitu:

a. Deloitte Touche Tohmatsu yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik Hans Tuanakotta Mustofa & Halim hingga tahun 2005, kemudian tahun 2006 berganti afiliasi dengan kantor akuntan publik Osman Ramli Satrio dan Rekan, kemudian tahun 2007 berafiliasi dengan Osman Bing Satrio & Rekan;

b. Pricewaterhouse Coopers yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik Drs. Hadi Sutanto & Rekan hingga akhir tahun 2003, kemudian tahun 2004 berganti afiliasi dengan kantor akuntan publik Haryanto Sahari & Rekan hingga tahun 2008, kemudian tahun 2009 berganti afiliasi dengan kantor akuntan publik Tanudiredja Wibisana & Rekan;

c. Ernst & Young yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik Prasetio, Sarwoko & Sandjaja hingga tahun 2005; kemudian tahun 2006 berubah menjadi Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.

d. KPMG yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik Siddharta Siddharta & Widjadja.

(35)

19 KAP dengan ukuran yang berbeda (big-4 dan non big-4) memilik i kemampuan dan sumber daya yang sangat berbeda, dan alasan pemutusan perikatan antara auditor dan klien dapat berbeda saat klien berganti dari sebuah

big-4 ke non big-4, demikian juga sebaliknya. Misalnya, pergantian dari KAP

big-4 ke KAP non big-4 mungkin termotivasi dengan isu-isu terkait dengan fee

(Hackenbrack dan Hogan, 2002).

7. Financial Distress

Menurut Prihadi (2008) dalam Hermawan dan Fitriany (2013) Financia l distress merupakan suatu kondisi di mana perusahaan mengalami kondisi yang tidak sehat ataupun kesulitan dalam keuangannya sehingga dikhawatirkan akan mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan merupakan kondisi di mana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya. Palepu (2004) dalam Hermawan dan Fitriany (2013) juga menyatakan bahwa salah satu keadaan yang mengindikasikan kesulitan keuangan perusahaan adalah adanya debt fault, yaitu kegagalan dalam memenuhi pokok dan pinjaman. Schwartz dan Menon (1985) mengungkapkan, ada dorongan yang kuat untuk berpindah KAP pada perusahaan yang terancam bangkrut.

Kesulitan keuangan (financial distress) yang dialami oleh perusahaan dapat mempengaruhi perusahaan tersebut untuk mengganti auditor dengan alasan keuangan. Nasser et al. (2006) mendefinisikan bahwa perusahaan yang mengalami kebangkrutan akan lebih sering melakukan pergantian KAP dibandingkan perusahaan yang tidak mengalami kebangkrutan. Auditee yang bangkrut (memiliki rasio yang rendah) dan memiliki pengalaman akan posisi

(36)

20 keuangan yang tidak sehat lebih memungkinkan akan melibatkan auditor yang memiliki independensi tinggi untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan kreditor sama halnya dengan mengurangi risiko permasalaha n hukum. Selain itu, Schwartz dan Soo (1995) menyatakan bahwa perusahaan yang terancam bangkrut lebih sering melakukan pergantian KAP bandingka n perusahaan yang tidak terancam bangkrut.

B. Keterkaitan Antara Variabel

1. Pergantian Manajemen dengan Pergantian KAP

Pergantian manajemen perusahaan terjadi jika perusahaan mengubah komposisi dewan komisaris dan dewan direksi yang memiliki peran vital dalam setiap pengambilan keputusan, tak terkecuali dalam pemiliha n KAP. Pergantian manajemen dapat diikuti oleh pergantia n KAP sebab KAP dituntut untuk mengikuti kehendak manajemen, seperti kebijakan akuntansi yang dipakai oleh manajemen. Ketika terjadi pergantian CEO yang baru maka sangat memungkinkan terjadinya perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP (Pratini dan Astika, 2013; Wijayani dan Juniarti, 2011; Hermawan dan Fitriany; 2013). Berdasarkan alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pergantian manajemen memungkinkan klien untuk memilih auditor baru yang lebih berkualitas dan sepakat dengan kebijakan akuntans i perusahaan.

H1: Pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap pergantia n KAP

(37)

21

2. Ukuran Perusahaan dengan Pergantian KAP

Perusahaan besar secara umum lebih kompleks daripada entitas yang lebih kecil. Pemisahan fungsi antara kepemilikan dan manajemen secara nyata lebih jelas, demikian halnya dengan operasi perusahaan yang semakin kompleks. Seiring dengan peningkatan ukuran perusahaan, jumlah hubungan agensi meningkat, dan membuat prinsipal misalnya kreditor semakin sulit dan kompleks untuk memonitor tindakan agen yaitu pemilik dan manajer (Sankaraguruswamy dan Whisenant, 2004). Oleh karena itu, keadaan ini diatasi dengan mengganti ke KAP yang lebih independen guna mengendalikan resiko (Palmrose, dikutip oleh Calderon dan Ofobike, 2008). Berdasarkan alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap potensi pergantian KAP yang lebih baik

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP

3. Ukuran KAP dengan Pergantian KAP

Sinason,et al. (dikutip oleh Nasser, et al., 2006) mengemukaka n

bahwa KAP kecil mengalami jangka waktu perikatan yang lebih pendek daripada KAP besar yang mengalami jangka waktu perikatan yang panjang. Menurut Wibowo dan Hilda (2009) KAP besar mempunya i kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit dibandingkan KAP kecil, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Perusahaan akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan reputasi perusahaan di

(38)

22 mata pengguna laporan keuangan. Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP mempengaruhi terjadinya pergantia n KAP.

H3: Ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP

4. Financial Distress dengan Pergantian KAP

Perusahaan yang terancam bangkrut lebih sering berpindah KAP dari pada perusahaan yang tidak terancam bangkrut. Ketidakpastian bisnis pada perusahaan-perusahaan yang mengalamai financial distress (kesulita n keuangan) menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan berpindah KAP (Schwartz dan Soo, 1995). Kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan dapat mempengaruhi perusahaan tersebut untuk mengga nt i auditor dengan alasan keuangan.

Nasser et al. (2006) mendifinisikan bahwa perusahaan yang mengalami kebangkrutan akan lebih sering melakukan pergantian KAP dibandingkan perusahaan yang tidak mengalami kebangkrutan. Auditee yang bangkrut (memiliki rasio yang rendah) dan memiliki pengala ma n akan posisi keuangan yang tidak sehat lebih memungkinkan akan melibatkan auditor yang memiliki independensi tinggi untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan kreditor sama halnya dengan mengurangi risiko permasalahan hukum (Nasser et al. 2006).

Berdasarkan landasan teori dan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa financial distress dapat mempengaruhi terjadinya pergantian KAP.

(39)

23 H4: financial distress berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP

C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.

(40)

24

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 (Lanjutan) No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

(Tahun) Persamaan Perbedaan

1 Hermawan dan Fitriany (2013)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor AkuntanPublik Upgrade, Downgrade dan Samegrade pada Perusahaan yangTerdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Pergantian Manajemen, Financial Distress, Ukuran Perusahaan & Pergantian KAP

Profitabilitas Perusahaan

Semua variabel berpengaruh terhadap pergantian KAP, baik downgrade ataupun upgrade.

2 Pratini dan Astika (2013)

FENOMENA PERGANTIA N AUDITOR DI BURSA EFEK INDONESIA

Pergantian Manajemen, Financial Distress, Ukuran KAP & Pergantian Auditor

Opini Auditor Hanya variabel Pergantian

Manajemen dan Financial Distress yang mempengaruhi pergantian KAP

3 Wijayani dan Juniarti (2011)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching

Pergantian Manajemen, Financial Distress, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan, Auditor Switching

Perubahan ROE, Opini Audit

Hanya variabel Pergantian

Manajemen dan Ukuran KAP yang mempengaruhi pergantian KAP

4 Suparlan dan Andayani (2010)

ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SETELAH ADA KEWAJIBAN ROTASI AUDIT

Pergantian KAP, Pergantian Manajemen, dan Ukuran Perusahaan

Institusional Investor, Proporsi Kepemilikan Saham oleh Publik, Share Growth, Large Board, Leverage, Return On Equity

Hanya variabel Proporsi Kepemilikan Saham oleh Publik dan Share Growth yang mempengaruhi pergantian KAP

(41)

25 No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

(Tahun) Persamaan Perbedaan

5 Damayanti dan Sudarma (2008)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik

Pergantian manajemen, Kesulitan keuangan perusahaan, ukuran KAP, Pergantian Auditor

Opini akuntan, fee audit, , ukuran perubahan ROA

Fee audit, dan ukuran KAP mempengaruhi pergantian auditor. Pergantian manajemen, opini audit, kesulitan keuangan, dan persentase perubahan ROA tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian KAP

6 Calderon dan Ofobike (2008)

Determinants of Client-Initiated and Auditor-Initiated Auditor Changes

Pergantian Auditor, Ukuran klien dan kompleksitas, Ukuran KAP, Going concern, Lingkungan pengendalian, Ketidaksetujuan akuntansi, Pernyataan keuangan kembali, Opini audit, Keputusan manajemen resiko, Pembatasan ruang lingkup audit, Isu-isu yang terkait dengan fee, Rasio fee audit berbanding fee total.

Pengendalian internal, keputusan manajemen resiko, dan pembatasan ruang lingkup audit berpengaruh terhadap pergantian auditor atas inisiatif auditor. Isu going concerns, ketidaksetujuan akuntansi,

persoalan opini audit, isu-isu yang terkait dengan fee berhubungan dengan pergantian auditor, dan dapat mempengaruhi pergantian auditor atas inisiatif klien maupun atas inisiatif auditor. Pernyataan kembali laporan keuangan berhubungan lebih dekat dengan pergantian auditor atas inisiatif auditor namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian auditor

(42)

26 Tabel 2.1 (Lanjutan) No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

(Tahun) Persamaan Perbedaan

7 Nasser, et al (2006)

Auditor-Client Relationship: The Case of Audit tenure and Auditor Switching in Malaysia

Pergantian Auditor, Tipe KAP, Ukuran Klien

Pertumbuhan Perusahaan, Resiko Keuangan

Ukuran KAP, ukuran klien, dan masalah keuangan klien berhubungan dan berpengaruh terhadap pergantian auditor. Sedangkan pertumbuhan klien tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor.

8 Schwartz dan Soo (1995)

An analysis of Form 8-K disclosures of auditor changes by firms

approaching bankruptcy

Pergantian Auditor, Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan

Perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan

Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan pergantian auditor.

(43)

27

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1.

Pergantian KAP (Y) Pergantian Manajemen (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Ukuran KAP (X3) Financial Distress(X4)

Maraknya Skandal Akuntansi yang Melibatkan Akuntan Publik

ss Basis Teori : Teori Agensi

ss

Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 423/KMK.06/2002 tetntang pembatasan praktik jasa akuntan publik yang diperbaharui

dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik

(44)

28 Gambar 2.1 (Lanjutan)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Regresi Logistik

Hasil Pengujian & Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan & Saran Metode Analisis : Regresi

(45)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian jenis kausalitas (korelasional), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan ilmu statistik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu pergantian manajemen, ukuran perusahaan, ukuran KAP dan financial distress terhadap variabel dependen, yaitu pergantian KAP. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dalam industri manufakt ur

go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cir inya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dalam industr i manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2010 sampai dengan 2013. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dalam hal ini lebih khusus pada penggunaan metode judgment sampling. Judgment sampling merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Indrianto ro dan Supomo, 1999:131).

(46)

30 Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan dalam industri manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2013 secara berturut-turut dan tidak mengalami delisting selama periode tersebut.

2. Perusahaan dalam industri manufaktur yang menyertakan laporan auditor independen bersama dengan laporan keuangan yang telah diaudit pada periode 2010-2013.

3. Perusahaan dalam industri manufaktur yang pernah melakukan pergantian KAP selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Perusahaan dalam industri manufaktur yang digunakan dalam penelit ia n ini mencakup beberapa kelompok industri berdasarkan klasifikasi industr i dari BEI. Beberapa kelompok industri yang termasuk dalam jenis industr i manufaktur antara lain: cement; ceramics, glass, porcelain; metal and allied

products; chemicals; plastics and packaging; animal feeds; wood industries;

pulp and paper; machinery and heavy equipments; automotive and

components; textile, garment; footwear; cable; electronics; food and

beverages; tobacco manufacturers; pharmaceuticals; cosmetics and

household; dan houseware.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunaka n dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

(47)

31 1. Penelitian Pustaka (Library Research) Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurna l, majalah, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research) Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data bersumber dari laporan keuangan auditan perusahaan dalam industri manufaktur tahun 2010 sampai dengan 2013 yang telah dipublikasikan secara lengkap di BEI.

D. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah diperoleh secara lengkap. Ketajaman dan ketepatan dalam penggunaan alat analisis sangat menentukan keakuratan pengambila n kesimpulan, karena itu kegiatan analisis data merupakan kegiatan yang tidak dapat diabaikan begitu saja dalam proses penelitian.

Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakuka n dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif.

Dari sisi dimensi waktu, penelitian ini termasuk dalam penelit ia n crosssectional dan time series (data panel), yaitu menggabungkan data dengan jumlah sampel perusahaan yang banyak (cross section) dan dalam periode

(48)

32 waktu 4 tahun (time series). Data panel adalah data yang menggabungk a n antara cross section dan time series (Gujarati, 2004: 27). Menurut Nachrowi dan Usman (2006) untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, maka dapat digunakan beberapa teknik, yaitu Ordinary Least Square (OLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM). Pada penelitian ini akan diuji pengaruh variabel independen pergantia n manajemen, ukuran perusahaan, ukuran KAP & financial distress terhadap variabel dependen pergantian KAP selama periode tahun 2010-2013 (4 tahun).

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression) dengan bantuan SPSS 22 dan Eviews 8 dengan pendekatan ilmu statistik karena variabel dependen bersifat dummy (melakukan pergantian KAP dan tidak melakukan pergantian KAP) Tingkat signifikansi penerimaan hipotesis 5%. Asumsi normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalis is dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum- minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar

(49)

rata-33 rata populasi yang diperkirakan dari sampel Standar deviasi digunaka n untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel Maksimum-minim um digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data penelit ia n menyebar secara normal. Dalam menguji normalitas, dapat dilakukan dengan plot probabilitas normal, analisis grafik histogram, dan Uji Kolmogorov-Smirnov. Normalitas dapat dideteksi dengan meliha t penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Pada plot probabilitas normal , masing- masing data variabel bebas (Xi) dipasangkan dengan nilai harapan (v) pada distribusi normal. Normalitas dipenuhi apabila titik-tit ik data terkumpul di sekitar garis lurus. Pada penelitian ini uji normalitas hanya dilakukan pada variabel ukuran perusahaan (LnTA) karena variabel tersebut merupakan satu-satunya variabel metrik pada penelit ia n ini, sedangkan variabel lainnya merupakan variabel dummy. Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal probability plot adalah (Ghozali, 2013) :

(50)

34 a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka variabel memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka variabel tidak memenuhi asumsi normalitas.

Dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Uji Kolmogorov-Smirnov adalah (Ghozali, 2013) :

a) Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 maka H0 ditolak.

Hal ini berarti data terdistribusi tidak normal.

b) Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05 maka H0 diterima.

Hal ini berarti data terdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena residual pada observasi cenderung mempengaruhi residual observasi pada tahun selanjutnya. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Langrange Multiplier (Serial Correlation LM test). Uji tersebut memang lebih tepat digunakan dibandingkan uji Durbin Watson

(51)

35 terutama bila sampel yang digunakan relatif besar dan derajat autokorelasinya lebih dari satu. Untuk mendeteksi adanya serial korelasi pada tabel Serial Correlation LM Test yaitu dengan membandingka n Probabilitas Obs*R-square dengan tingkat signifikansi 5 %, yaitu

a) Jika nilai probabilitas Obs*R-square < 0,05, maka hipotesis menyatakan bahwa model bebas dari masalah serial korelasi ditolak.

b) Jika nilai probabilitas Obs*R-square > 0,05, maka hipotesis menyatakan bahwa model bebas dari masalah serial korelasi diterima.

c. Uji Heterokedastisitas

Kondisi heteroskedastis terjadi bila varian tidak konstan atau berubah-ubah, hal ini berkebalikan dengan homoskedastis di mana semua residual atau error mempunyai varian yang sama (konstan). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut sebagai homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas.

Pengujian untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui uji formal, salah satunya Uji White yang secara langsung dapat digunakan pada Eviews. Selain itu, EViews juga menyediakan program

White heteroskedasticity-consistentstandard errors & covariance yang

dapat digunakan untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas, uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan Uji

(52)

36

Glejser. Uji ini menggunakan nilai absolute dari residual dan jika nilai

signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Nachrowi & Usman, 2006).

d. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas timbul bila terjadi adanya hubungan linear yang signifikan antara variabel independen yang digunakan dalam persamaan regresi. Multikolinearitas biasanya terjadi pada regresi berganda yang memiliki beberapa variabel independen (Gujarati,2003). Untuk menguj i ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF). Batas untuk tolerance

adalah 0, 10 dan batas VIF adalah 10. Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 dan nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinear itas (Ghozali, 2013). Multikolinieritas juga dapat dilihat melalui matriks korelasi untuk melihat korelasi antar variabel independen. Apabila nilai koefisien korelasi antar variabel nilainya < 0,8 maka tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen.

3. Pengujian Data Panel

Berkaitan dengan data panel, Hsiao (2003) dan Klevmarken (1989) dalam Baltagi (2005: 4) mengemukakan beberapa kelebihan data panel, yaitu:

a. Pengontrolan terhadap heterogenitas individual (controlling for individual heterogeneity). Data panel memberikan masukan bahwa

(53)

37 individu, perusahaan, kota, atau negara adalah bersifat heterogen. Studi time series dan crosssection yang tidak mengontro l heterogenitas ini menanggung risiko perolehan hasil yang bias. Metode estimasi data panel dapat memanfaatka n heterogenitas tersebut berdasarkan variabel yang spesifik.

b. Data panel memberikan lebih banyak data yang informatif, lebih variabilitas/banyak variabel, lebih sedikit kolinieritas di antara variabel, lebih banyak derajat kebebasan (degree of freedom) dan lebih efisien.

c. Data panel dapat lebih baik untuk mempelajari penyesuaian yang bersifat dinamik. Data panel juga penting untuk mengestimas i hubungan intertemporal, siklus hidup dan model intergenerational Data panel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu balanced panel dan

unbalanced panel. Balanced panel terjadi jika panjangnya waktu untuk

setiap unit cross section-nya sama, sedangkan unbalanced panel terjadi jika panjangnya waktu tidak sama untuk setiap unit cross section. Karena model penelitian ini menggunakan data panel, maka perlu dilakukan pengujian terhadap data panel. Dalam mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat beberapa teknik yang ditawarkan, yaitu (Nachrowi & Usman, 2006):

(54)

38

a. Pooled Least Square (PLS)

Untuk data panel, sebelum membuat regresi, perlu menggabungka n data cross section dan data time-series (pool data). Data gabungan ini akan digunakan untuk mengestimasi model dengan metode Ordinary

Least Square (OLS). Penggabungan data ini membuat observasi menjadi

lebih banyak, hal ini membuat hasil regresi akan cenderung lebih baik. Namun, dengan adanya penggabungan data tersebut, tidak dapat dilihat perbedaan antara masing-masing perusahaan dan juga perbedaan dari tahun ke tahun. Masalah tersebut dapat diatasi dengan metode efek tetap dan metode efek random (Nachrowi & Usman, 2006).

Perhatikan model berikut :

Yit = α + βXit + Ɛ it ; i = 1, 2, ..., N ; t = 1, 2, ..., T (3.1)

Model tersebut dapat diestimasi dengan memisahkan waktunya (t) sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:

Yi1 = α + βXi1 + Ɛ i1 Yi2 = α + βXi2 + Ɛ i2 ...

YiT = α + βXiT + Ɛ iT (3.2)

Model juga dapat diestimasi dengan memisahkan cross-section (i) yang dituliskan berikut ini:

Y1t = α + βX1t + Ɛ 1t Y2t = α + βX2t + Ɛ 2t

(55)

39 ...

YNt = α + βXNt + Ɛ Nt (3.3)

b. Model Efek Tetap (Fixed Effect)

Adanya variabel-variabel yang tidak semuanya dapat masuk ke dalam persamaan model memungkinkan adanya intercept yang tidak konstan atau berubah-ubah. Pemikiran inilah yang mendasari pembentukan Fixed Effect Model (FEM). Apabila data panel yang dimiliki suatu penelitian mempunyai jumlah waktu atau tahun (T) yang lebih kecil dibanding jumlah perusahaan (N), maka disarankan untuk menggunakan Random Effect Model (REM) (Nachrowi & Usman, 2006). Secara matematis model FEM dinyatakan sebagai berikut:

Yit = α + βXit + y2W2t + y3W3t + ... + yNWNt + δ2Zi2 + δ3Zi3 + ... + δTZiT + Ɛ it (3.4)

dimana,

Yit = variabel terikat untuk individu ke-i dan waktu ke-t Xit = variabel bebas untuk individu ke-i dan waktu ke-t Wit = variabel dummy untuk individu ke-i

Zit = variabel dummy untuk periode ke-t

c. Model Efek Random (Random Effect)

REM menggunakan teknik perhitungan error sepanjang time-series dan cross section. Dengan kata lain, perbedaan karakteristik perusahaandan tahun diakomodasikan pada error dari model. Sehingga

Gambar

Tabel  2.1 (Lanjutan)  No.  Peneliti  Judul Penelitian  Variabel  Penelitian  Hasil Penelitian
Tabel 4.2  Sampel  Penelitian
Tabel 4.5  Hasil Uji  Normalitas
Gambar  4.1 Normal  Q-Q  Plot Regression LnTA
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan  ini  meliputi  pemberian  jasa  pos  dan  giro  seperti  pengiriman  surat,  wesel,  paket,  jasa  giro,  jasa  tabungan  dan  sebagainya.  Perkiraan 

Ihh orang udah nggak ketemu lagi Orang = is used an an interjection (Javanese Wong) to emphasise a fact/alternative

Penyusutan tertinggi terjadi pada T1 yaitu 15%, hal ini berbeda dengan pernyataan Romanoff (1930) dalam Nakage (2003), dimana suhu inkubasi yang lebih tinggi

Dari pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini ditemukan hasil bahwa Intellectual Capital yang dilakukan perusahaan dalam lingkup Structural Capital atau modal

Maka penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh demokrasi yang diwakili Indeks Demokrasi Indonesia dan Angka Harapan Hidup serta ketenagakerjaan yang diwakili oleh

Bagi Penyedia Jasa atau Pemilik Kapal yang sedang menjalani pemeriksaan oleh instansi yang terkait, antara lain pihak kepolisian, TNI, Bea Cukai, Perpajakan, atas dugaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kualitas Produk, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Kemanfaatan terhadap kepuasan Konsumen Pengguna Kartu

Siswa mampu membuat tulisan mengenai Efek Gas Rumah Kaca terhadap perubahan iklim di bumi, sesuai kriteria penilaian.... Guru membuka pembelajaran dengan memberikan salam,