• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TINGKAT EROSIVITAS DAN ERODIBILITAS DAS AIR HAJI KECAMATAN SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI TINGKAT EROSIVITAS DAN ERODIBILITAS DAS AIR HAJI KECAMATAN SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT. Oleh:"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TINGKAT EROSIVITAS DAN ERODIBILITAS DAS AIR HAJI KECAMATAN SUNGAI AUR

KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh:

Zulhan Efendi ˡDr. Dedi Hermon, M.P. ²Azhari Syarief, S.Pd. M.Si.³ 2,3 Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI

Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada daerah aliran sungai Air Haji Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisa tingkat erosivitas dan erodibilitas daerah aliran sungai Air Haji dengan menggunakan metode Moedo Utomo dan metode Bouyoucos pada daerah penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mencatat, menganalisa dan menginterpretasikan kondisi yang ada, selanjutnya akan dideskripsikan sesuai dengan keadaan yang terjadi.

Sampel ditentukan secara Purposive Random Sampling yaitu penentuan titik sampel ditunjuk secara acak berdasarkan tujuan tertentu.Dari 37 satuan lahan tersebut diambil 3 satuan lahan sebagai sampel dengan tujuan untuk mengetahui besarnya tingkat erosivitas dan erodibilitas di DAS Air Haji Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat erosi pada daerah penelitian adalah sebagai berikut: erosivitas (R) 2448,215 cm/bl, berarti daerah penelitian sepanjang tahun mempunyai curah hujan yang sangat besar, memiliki tipe iklim A dengan kategori iklim sangat basah dengan nilai Q = 0 %. Tingkat erodibilitas (K) 7,75 – 11,25,menunjukkan nilai K >2,5 menandakan bahwa tanah di daerah penelitian DAS Air Haji sangat rentan dan mudah untuk tererosiPada satuan lahan F1.I.Sw.Qh.Reg tingkat erodibilitas (K) sebesar 7,89, pada satuan lahan F2.I.Pb.Qh.Org tingkat erodibilitas (K) sebesar 9,21 dan pada satuan lahan V1.I.Kc.Qvtm.Lat tingkat erodibilitas (K) sebesar 11,90. Jadi tingkat erodibilitas DAS Air Haji pada satuan lahan F1.I.Sw.Qh.Reg, F2.I.Pb.Qh.Org dan V1.I.Kc.Qvtm.Lat adalah kurang baik.

Kata kunci: erosivitas dan erodibilitas

(2)

Studies Level Erosivitas And ErodibilityAir Haji Watershed

At Sungai AurSubdistrict On West Pasaman Regency

By:

Zulhan Efendi ˡDr. Dedi Hermon, M.P. ²Azhari Syarief, S.Pd, M.Si³ 2,3 Lecturer inGeographyEducationSTKIP PGRI

West Sumatera

ABSTRAK

This research was conducted in the watershed Air Hajiat Sungai Aur Subdistrict of West Pasaman with the aim to identify and analyze the level and erodibility erosivitas Air Haji watershed using Moedo Utomo and methods Bouyoucos in the study area. This type of research used in this study is descriptive aims to record, analyze and interpret existing conditions, will now be described in accordance with the circumstances.

Samples determined purposive random sampling is the determination of the sample points were randomly assigned by a particular purpose. Of the 37 land units were taken three land units as a sample in order to determine the level of erosivitas and erodibility in Air Haji watershed at Sungai Aur West Pasaman.

The results showed that the rate of erosion in the study area are as follows: erosivitas (R) 2448.215 cm / bl, meaning research areas throughout the year have a very large rainfall, the climate has type A with a very wet climate category with a value of Q = 0 %. Level erodibility (K) 7.75 to 11.25, indicating the value of K> 2.5 indicates that the ground water in the study area watershed Air Haji very vulnerable and easily eroded land units F1.I.Sw.Qh.Reg In erodibility rate (K) of 7.89, the level of land units F2.I.Pb.Qh.Org erodibility (K) of 9.21, and the rate of land units V1.I.Kc.Qvtm.Lat erodibility (K) of 11.90 . So the water level watershed erodibility Air Haji on land units F1.I.Sw.Qh.Reg, F2.I.Pb.Qh.Org and V1.I.Kc.Qvtm.Lat is unfavorable.

Keywords: erosivitas and erodibility

(3)

PENDAHULUAN

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas-batas topografi secara alami sedemikian rupa sehingga setiap air hujan yang jatuh dalam DAS tersebut akan mengalir melalui titik tertentu (titik pengukuran di sungai) dalam DAS tersebut. Dalam bahasa inggris pengertian DAS sering diidentikan dengan watershed, catchment area atau river basin.

Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain leh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut kemudian diendapkan pada suatu tempat lain (Arsyad, 2010, dalam Banuwa, 2013)

Erosi merupakan peristiwa hilangnya lapisan tanah atau bagian-bagian tanah. Erosi menimbulkan kerusakan pada tanah tempat terjadi erosi dan pada tujuan akhir tanah terangkut tersebut diendapkan. Menurut Rahim (2003), sebagai sumber daya yang banyak digunakan, tanah dapat mengalami pengikisan (erosi) akibat bekerjanya gaya-gaya dari agen penyebab, misalnya, air hujan, angin, dan/atau hujan.

Menurut Asdak (2007), tenaga pendorong yang menyebabkan terkelupas dan terangkutnya partikel-partikel tanah ke tempat yang lebih rendah dikenal dengan istilah erosivitas hujan. Erosivitas hujan sebagian terjadi karena pengaruh jatuhan butir-butir hujan langsung di atas tanah dan sebagian lagi karena aliran air di atas permukaan tanah.

Arsyad, (2010), dalam Banuwa, (2013) menjelaskan bahwa besarnya curah hujan, intensitas dan distribusi hujan menentukan kekuatan dispersi hujan tehadap tanah, jumlah dan kecepatan aliran permukaan serta erosi. Kemampuan hujan untuk menimbulkan atau menyebabkan erosi disebut daya erosi hujan atau erosivitas hujan.

Erodibilitas adalah kepekaan suatu tanah untuk mengalami erosi.Hal ini tergantung dari kemantapan agregat tanah terhadap hancuran energi air hujan dan aliran permukaan.Arsyad (2010), dalam Banuwa, (2013) menjelaskan bahwa kepekaan terhadap erosi menunjukkan mudah atau tidaknya tanah mengalami erosi dan secara umum dikenal sebagai erodibilitas tanah.kepekaan tanah terhadap erosi berbeda-beda dan ditentukan oleh sifat fisik dan kimia tanah. semakin tinggi nilai erodibilitas tanah maka tanah akan semakin mudah tererosi.

DAS Air Haji merupakan salah satu daerah aliran sungai yang terletak di Kecamatan Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat.Topografi di sekitar DAS Air Haji lebih dominan berbukit dan bergelombang. Dari observasi awal penelitin, lahan yang dulunya hutan dimanfaatkan masyarakat menjadi perkebunan dan kebun campuran, sehingga dengan keadaan tersebut erosiakan memungkinkan untuk terjadi. Hal ini dilihat karena pada daerah aliran sungai, proses erosi sudah hampir mencapai tingkat kerusakan yang cukup tinggi, sebab banyaknya tebing sungai yang tererosi dan mengalami pelebaran badan sungai ke arah samping kiri dan kanan sungai, selain itu sering terjadi banjir

(4)

karena pendangkalan badan sungai di DAS Air Haji ini.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk mencatat, menganalisa dan menginterpretasikan kondisi yang ada, selanjutnya akan dideskripsikan sesuai dengan keadaan yang terjadi. Penelitian ini menampilkan data-data kualitatif dan kuantitatif serta gambar-gambar lapangan.Data kualitatif merupakan data yang langsung diperoleh di lapangan sedangkan data kuantitatif yaitu, data yang dianalisis di laboratorium. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah satuan lahan yang diperoleh melalui overlay pada satuan bentuk lahan, peta lereng, peta geologi, peta tanah, dan peta penggunaan lahan. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Purposive Random Sampling, dimana penentuan titik sampel ditunjuk secara acak berdasarkan tujuan, yaitu sampel yang ditunjuk secara acak dapat mewakili seluruh variasi satuan lahan.

Analisis Data

Analisis untuk menentukan tingkat erosivitas hujan (R) rumus yang digunakan adalah Meodo Utomo (1989), dalam Situmeang (2013):

EI30 = -8,79 + (7,01×R)

Analisis untuk menentukan tingkat erodibilitas tanah (K) digunakan analisis erodibilitas tanah dengan menggunakan metode Bouyoucos (1935); dalam Hermon dan Khairani (2009), yaitu :

K = S + Si CI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Metode yang digunakan dalam menentukan tingkat erosivitas (R) DAS Air Haji yaitu dengan menggunakan metode Moedo UtomoEI30 = -8,79 + (7,01×R) yang hasilnya adalah 2448,215 cm/bl. Curah hujan daerah penelitian berkisar antara 159 – 382 mm/bl, berarti daerah penelitian sepanjang tahun mempunyai curah hujan yang sangat besar. Daerah penelitian memiliki jumlah bulan basah 117, jumlah bulan lembab 3 dan jumlah bulan kering 0.daerah penelitian memiliki tipe iklim A dengan kategori iklim sangat basah dengan nilai Q = 0 %. Ini menandakan bahwa daerah Kecamatan Sungai Aur memiliki curah hujan tinggi yang berdampak sangat tinggi dalam menentukan tingkat erosi tanah.

2. Pada satuan lahan

F1.I.Sw.Qh.Reg tingkat erodibilitas (K) sebesar 7,89, pada satuan lahan F2.I.Pb.Qh.Org tingkat erodibilitas (K) sebesar 9,21 dan pada satuan lahan V1.I.Kc.Qvtm.Lat tingkat erodibilitas (K) sebesar 11,90.

(5)

Jadi tingkat erodibilitas DAS Air Haji pada satuan lahan F1.I.Sw.Qh.Reg, F2.I.Pb.Qh.Org dan V1.I.Kc.Qvtm.Lat adalah kurang baik.

3. Faktor erodibilitas tanah pada daerah penelitian menunjukkan nilai K >2,5 menandakan bahwa tanah di daerah penelitian DAS Kecamatan Sungai Aur sangat rentan dan mudah untuk tererosi. Di dukung pula dengan tidak adanya teknik konservasi tanah yang baik pada satuan lahan F1.I.Sw.Qh.Reg, F2.I.Pb.Qh.Org dan V1.I.Kc.Qvtm.Lat. 4. Pada satuan lahanF1.I.Sw.Qh.Reg, F2.I.Pb.Qh.Org dan V1.I.Kc.Qvtm.Lat telah didominasi oleh tanaman kelapa sawit, sehingga kurangnya vegetasi penutup tanah yang memadai untuk mempertahankan kesuburan tanah atau mengurangi dampak erosi pada tanah tersebut.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB sebelumnya, maka dapat disimpulkan:

1. Tingkat erosivitas (R) DAS Air Haji Kecamatan Sungai Aur dihitung dengan menggunakan metode Moedo Utomo (1989) yaitu sebesar 2448,215 cm/bl.daerah penelitian memiliki tipe iklim A dengan kategori iklim sangat basah dengan nilai Q = 0 %. Ini menandakan bahwa daerah Kecamatan Sungai Aur memiliki curah hujan tinggi yang berdampak sangat tinggi dalam menentukan tingkat erosi tanah.

2. Tingkat erodibilitas (K) DAS Air Haji Kecamatan Sungai Aur dengan menggunakan metode Bouyoucos diperolehtingkat erodibilitas (K) DAS Air Haji yaitu nilai (K) >2,5 dengan kriteria kurang baik pada satuan lahan F1.I.Sw.Qh.Reg tingkat erodibilitas (K) sebesar 7,89, pada satuan lahan F2.I.Pb.Qh.Org tingkat erodibilitas (K) sebesar 9,21 dan pada satuan lahan V1.I.Kc.Qvtm.Lat tingkat erodibilitas (K) sebesar 11,90. 3. Faktor erodibilitas tanah pada

daerah penelitian menunjukkan nilai K >2,5 menandakan bahwa tanah di daerah penelitian DAS Kecamatan Sungai Aur sangat rentan dan mudah untuk tererosi. Di dukung pula dengan tidak adanya teknik konservasi tanah yang baik pada satuan lahan F1.I.Sw.Qh.Reg, F2.I.Pb.Qh.Org dan V1.I.Kc.Qvtm.Lat. 4. Pada satuan lahanF1.I.Sw.Qh.Reg, F2.I.Pb.Qh.Org dan V1.I.Kc.Qvtm.Lat telah didominasi oleh tanaman kelapa sawit, sehingga kurangnya vegetasi penutup tanah yang memadai untuk mempertahankan kesuburan tanah atau mengurangi dampak erosi pada tanah tersebut. Saran

1. Daerah Aliran Sungai Air Haji memiliki tingkat erodibilitas yang kurang baik terhadap tingkat erosivitas (curah hujan) yang tinggi di daerah Kecamatan Sungai Aur, maka penduduk setempat hendaknya tidak membuka lahan baru pada hutan

(6)

yang masih ada saat ini. Karena hutan berfungsi sebagai resapan air bagi daerah dibawahnya dan untuk mengurangi resiko terjadinya erosi.

2. Pemerintah setempat perlu mengarahkan masyarakat dalam mengelola lahan agar vegetasi penutup tanah tetap terjaga dan menerapkan teknik konservasi untuk meminimalkan laju erosi pada DAS Air Haji Kecamatan Sungai Aur.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. (2007). Hidrologi (dan Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai). Gadjah Mada University Press : Yogyakarta Banuwa, Irwan Sukri. 2013. Erosi.

Kencana Prenada Media Group : Jakarta

Hermon dan Khairani. 2009. Geografi Tanah (Suatu

Tinjauan Teoritis,

Metodologis, dan Aplikasi Proposal Penelitian). Padang.Yayasan Jihadul Khair Center.

Rahim, Supli Efendi. 2003. Pengendalian Erosi Tanah. Bumi Aksara. Jakarta.

Situmeang, Frans T Gunawan 2013. Tingkat Bahaya Erosi Dengan Metode USLE Di DAS Bayang Sani Kabupaten Pesisir Selatan.Program Studi Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian balok pada temperatur tinggi menunjukan bahwa: semakin besar beban P cr yang bekerja maka kecepatan runtuh balok beton bertulang semakin

(b) setiap kehilangan, kerugian, biaya, atau pengeluaran (baik langsung atau tidak langsung, dan baik dapat diperkirakan atau tidak) yang dapat anda alami atau timbulkan, baik

EFEK REVERB TIPE LECTURE HALL DENGAN PENDEKATAN TEORI SABINE BERBASIS DIGITAL SIGNAL PROCESSOR

Pinang Mas 5 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan atas permintaan saksi Hanafi terdakwa bersama saksi Anhar Yulianto dan saksi Ade Jumara merubah rekapitulasi

Hasil analisis juga menunjukkan stasiun pengambilan sampel daun berkorelasi negatif dengan konsentrasi Pb, stomata, trikomata, dan luas daun serta stasiun

Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu

Bagi anak, dapat mencegah penderitaan yang disebabkan penyakit

Penyebab terjadinya defect dari faktor alat yang mana pada penggunaan alat sebelumnya menggunakan alat – alat yang tidak standar untuk mengencangkan dan