/. Tanah Lingk., 15 (2) Oktober 2013: 60-65 ISSN 1410-7333
R A S I O DAN K E J E N U H A N H A R A K, C a , Mg DI DALAM TANAH UNTUK TANAMAN
K E L A P A SAWIT [Elaeis guineensis Jacq)
Ratio and Saturation ofK, Ca, Mg in the Soil for Oil Palm
(Elaeis guineensis Jacq)
E k o Noviandi Ginting^)*, Atang SutandP), Budi Nugroho^), dan L i l i k T r i Indriyati^)
i| Alumni Pascasarjana Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, J l . Meranti Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 2I Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB, Jl. Meranti Kampus IPB DarmagaBogor 16680
A B S T R A C T
Fertilization is one of the components of maintenance activities that cost relatively high and it has a considerable influence on the achievement of the oil palm productivity. The addition of one nutrient element through fertilization will shift the balance of nutrients in the soil. Therefore, fertilization activities should pay attention to nutrient balance aspect so that fertilizing will be more efficient and effective. The research aims were to determine of K, Ca, and Mg balance in the soil for oil palm. This study used exploration survey method by collecting data of soil analysis and oil palm productivity from several oil palm plantations that spread across several provinces in Indonesia. The results showed that with the assumption of upper boundary line of productivity of 25.96 ton FFB ha'' year' the ranges of nutrients balance for Ca/K, Ca/Mg, and Mg/K were 5.6 - 10.] 2.] - 2.5 and 2.] - 4.5 respectively. The values of saturation adequacyofK, Ca, Mg, respectively were 2.5%; 11.8% and 3.7%.
Keywords: Boundary-line methods, nutrients balance, oil palm
A B S T R A K
Pemupukan merupakan salah satu komponen kegiatan pemeliharaan yang menghabiskan biaya yang cukup tinggi sekaligus m e m i l i k i pengaruh yang cukup besar terhadap pencapaian produksi tanaman kelapa sawit. Penambahan salah satu unsur hara melalui pemupukan akan menyebabkan terjadinya pergeseran keseimbangan hara di dalam tanah, oleh sebab itu kegiatan pemupukan perlu memperhatikan keseimbangan hara agar pemupukan yang dilakukan dapat lebih efisien dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai kisaran keseimbangan K , Ca, M g d i dalam tanah untuk tanaman kelapa sawit. Penelitian dilakukan dengan metode survei lapangan dengan menggunakan data hasil analisis tanah dan data produksi yang dikumpulkan dari perkebunan kelapa sawit yang tersebar d i beberapa provinsi d i Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan asumsi nilai sekat produktivitas 25.96 ton T B S ha"'tahun"' kisaran nilai rasio hara yang seimbang untuk tanaman kelapa sawit masing-masing 5.6 - 10.1 untuk rasio Ca/K, 2.1 - 2.5 untuk rasio C a / M g dan 2.1 - 4.5 untuk rasio M g / K . Sementara nilai kecukupan kejenuhan K , Ca, M g masing-masing sebesar 2.5%; 11.8% dan 3.7%.
Kata kunci: Metode garis batas, keseimbangan hara, kelapa sawit
P E N D A H U L U A N
Pemupukan merupakan salah satu komponen pemeliharaan yang m e m i l i k i pengaruh yang cukup besar terhadap pencapaian produksi tanaman kelapa sawit. D i sisi lain biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan j u g a cukup tinggi, Siahaan et al. (1991) menyatakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan d i perkebunan kelapa sawit berkisar 30% dari total biaya produksi atau sekitar 40% sampai 60%i dari total biaya pemeliharaan. Penambahan salah satu unsur hara melalui pemupukan akan menyebabkan terjadinya pergeseran keseimbangan hara di dalam tanah yang tentunya akan mempengaruhi ketersediaan hara. Dengan demikian keseimbangan hara menjadi hal yang sangat penting diperhatikan dalam
melakukan pemupukan, karena keseimbangan hara merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi produksi tanaman Hakan et al. (2010).
Hara K a l i u m ( K ) , Calsium (Ca), dan Magnesium ( M g ) merupakan hara makro yang banyak dikaji keseimbangannya. H a l i n i disebabkan ketiga hara tersebut saling berinteraksi satu dengan lainnya d i dalam tanah, dengan kata lain konsentrasi salah satu hara yang terlalu tinggi dapat menyebabkan hara yang lainnya menjadi tertekan. Kasno et al. (2004) mengatakan bahwa ion Ca^^ dan Mg^^ dapat bersaing secara efektif dengan K d i dalam kompleks jerapan tanah sehingga dapat mempengaruhi ketersediaan K d i dalam tanah. Sementara itu Loide (2004) menyatakan bahwa kelebihan M g tertukarkan di dalam tanah yang tidak seimbang dengan Ca akan menyebabkan
0-7333
10
KL]tJmllan hara K, Ca, Mg di Dalam TQllah (Ginthlg, E.N., A. Sutl1ndi, B. Nugroho, dan L.T. llldriyati) 1Iln1knya karakleristik fisiologi akar dan
~
habkan menurunnya produksi tanaman.
'vIasalah keseimbangan hara untuk lanaman sawit di Indonesia beJum banyak diteliti, sementara defisiensi hara yang muncui pada tanaman kelapa di Japangan sering diduga te~iadi akibat 5eimbangan hara. Seperti yang dilaporkan oleh no e/ al. (2005) bahIVa pad a lanaman kelapa sawit
lti21 defisiensi hara Mg dapat terjadi karena adanya
tbangan antara kation K, Ca, Mg yang kurang bail< di ~ taoah. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini .ga Ijuan untuk mencari nilai kisaran keseirnbangan antara ;on K. Ca, Mg di dalam tanah untuk tanaman kelapa
BAHAN DAN METODE
Penelilian ini dilakukan dengan ,pendekatan
"able t:.tnde survei lapang dengan mengumpulkan contoh tanah 'I shift .eral dan data produksi tanaman dari beberapa o that nerl:ebunan keJapa sawit yang tersebar di beberapa (or oil
pinsi di Indonesia yaitu Sumatera Utara. Riau,
'·ul oiI ;..,opung, Kalimantan Selalan, Kalimanlan Barat, dan
upper "...limantan Timur. lumlah contoh lanah dan dala produksi were . ng digunakan dalam penelilian ini sebanyak 230. Contoh 11.8% Nlllah diambil secara komposit dad dalam piringan pohon ~.ngan menggunakan bar tanah pada kedalaman sekilar 30 em. Jenis hara yang dianalisis adalah kat ion-kat ion dapat
ditukarkan yang meliputi K dapat ditukarkan, Ca dapat dilukarkan, Mg dapal ditukarkan Na dapat ditukarkan dan
....1 dapat ditukarkan (Kdd, C""d, Mg.,. Na". Aldd) dan
kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Dala produksi yang dikumpulkan herupa dala produksi per satuan luas (Ion·') dengan kerapalan populasi tanaman 126 .- 145 pohon ha' :inggi dimana umur tanaman hanya dibatasi sampai 15 tahun. I satu
,b itu Peneraan Umur Tanaman
ektif.
awit. Mengingat data yang dikumpulknn berasal dari yang lan3man dengan umur yang bervariasi (4-15 tahun) maka
kkan produksi terlebih dahulu dilera dengan "mur, agar data :liman produksi setiap sampel dapat dibandingkan satu dengan (glK. yang lainnya (Sutandi dan Barus. 2007). Tahap pertama dalam melakukan peneraan adalah dengan mcmbuat model h"bungan aDlara umur tanaman dengan produksi aktual tanaman meJalui anaUsis korelasi regre,si. Model terse but
selanjutnya digunakan untuk menci:tri produksi dugaan menurut umur tanaman, dim ana produksi duga tersebut digunakan sebagai dasar dalam melakukan peneraan
hara
produksi bcrdasarkan umur. Pencraan umur tanal11an lapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikul (Ralhfon dan Burger, '1991):
;lUm
ikaji
Yt '=Yi + (y-Y) ebul
nah,
Dimana Yt ~ produksi teraan, Yi = produksi ·Ialu
Uadi aktual dari pengamatan, Y = rataan umurn, dan
Yi
=
.... 2"" produksi dugaan tergantung urnur; yaitu produksi sebagai_a
fungsi dari umur, Y = feu). lam
ruhi
Rasia Hara K, Ca, Mg 104)
Jam Rasia hara K1Ca, CalMg, dan MglK yang kan dimaksud dalam penelitian ini merupakan perbandingan
nilai kejenuhan masing-masing hara, dengan kala lain CalK merupakan perbandingan (rasio) antara nilai kejenuhan hara Ca dengan nilai kejenuh;Jn hara K, demikian selanjulnya "nluk rasio hara yang lainnya (CalK
- kejenuban Calkejenuhan K, CaiMg
=
kejenuhan Calkejenuhan Mg, MgIK = kejenuhan Mglkejenullan K). Nilai kejenuhall masing-masing hara dicari dengan perhilungan sebagai berikut:Kejenuhan K = Kdd/KTK-efektifx 100% kejenuhan Ca ~ Ca.JKTK-efeklifx 100% Kejenuhan Mg = M",,1KTK-efektifx 100% Dimana KTK-efektif merupakan jumlah dari kalion basa dan asam (Nadd, Cadd, Mg",
Ka,
.Nadd, AI", Hdd). Selanjutnya yang dimaksud dengan rasio hara dalam penelitian ini adalah perbandingan anlara nilai kejenuhan masing-masing hara.Penentuan Nilai Keseimbangan dan Nilai Kejeouhan Har. K, Ca, Mg
Kisaran rasio hara yang dianggap sejmbang dan nilai kecukupan kejenuhannya di dalam tanah dilentukan dengan menggunakan metode garis batas (boundary lin e melhodj . Satu sel data yang menggambarkan hubungan antara rasio hara (K, Ca, Mg) dengal! produksi teraan tanaman yang dikumpuJkan dari kondisi Iingkungan yang
beragam diplot dalarn suatu diagram sebar seperti diilustrasikan pada Gambar I. Dari gambar tersebut terlihat data menyebar dan mengerucut ke atas> hal ini
menunjukkan bahwa produksi yang tinggi hanya dibalasi sedikit faktor pembatas. Garis balas dibuat dengan menghubungkan titik-litik terluar sebaran data dari diagram sebar tersebut. Gi:iris batas sebelah kiri memiliki artj bahwa produksi akan rneningkat secara konstan pada s'aat nilai rasio hara mcningkat sampai pada titik optimum, dan kemudian turun kembali dengan semakin meningkatnya Ililai rasio hara, demikian sebaliknya
(Sutandi, 2004).
Sekat produksi yang digunakan dalam penelitian
ini mengadopsi metode DRIS (Diagnoslic u/ld Recommendation Integraled ,~YSlem) dimana data produksi
yang sudah dilera dibagi menjadi kelompok produksi tinggi dan keloropok produksi . Kclompok produksi tinggi ditentukan seballyak 10% dari talaI data yang memiliki prod'uksi teninggi sementara sisanya sebagai kelompok
produksi rendah. Berdasarkan ketentuan lersebul maka dalam penelitian ini sekat produksi yang diperoleh sebesar 25.96 Ion hal
Persamaan bOlmdOl}' line dibangun berdasarkan analisis regresi sederhana (simple reg,.ession). Garis batas (Boundary line) merupakan garis yang berkaitan dengan peningkatan atau penurunan produksi sesuai dengan rasio masing-masing hara yang sedang dinilai. Pola garis batas terluar dipilih adalah pola yang logis dan memiliki nilai koefisien determinasi (R') lertinggi (Pumama e/ al., 2010). Kisaran nilai rasio hara yang dianggap seimbang merupakan nilai antara garis batas sebelah kid dengan garis batas sebelah kanan yang bcrpotongan dengan garis sekat produksi yang ditentukan,
15 (2) Oktober 2013: 60-65 'w
...
'c E"
..
:! ~ Tidak Seimbang " " ISSN 1410-7333~~~~~ilJ,;eld c"t ojJ(25.% Ion ha')
• Seimbapg
.
" Tidak SeirnbangRasio hara
Gambar I. Penentuan keseimbangan hara dengan menggunakan mctode garis batas (Sutandi, 2004)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hubungan Produksi Aklual dan Teraan dengan Vmur Tanaman
Salah salu faklor yang mempengaruhi produksi tanaman kelapa sawit adalah umur tanaman, dimana secara
umum produksi tanaman akan meningkat seiring dengan bertambahnya wnur sampai usia tertentu dan kemudian turun kembali. Dalam penelitian ini data produksi yang
diamati berasal dari tanaman dengan rentang usia yang
cukup besar yaitu 4 sampai 15 lahun, oleh karen a ilu perlu dilakukan peneraan umur lanaman untuk menghilangkan pengaruh umur lerhadap produksi tanaman, Dari hasil
anal isis korelasi regresi antara umur tanaman dengan
45 :c- V'" -0.170",1 .. .01 .131>1 1.687
'
.
,
'..
•
"
"
Rl
.
0 ,BY· , n'" HOL ,g' Ie
, GOO,
:
3...
"
IS•
~ 2...
"
;
•
I. '0..
..
,
se
•
.
II
I
-~
-
I
1
r
v
e-"
l
•
I " !.
~ 1 3 7 9 11 Um"' (lanunl"
'.
,
40 .c 3S,
\, 3. .c•
IS ~ 2.•
•
~ 15 1I '3 10 ~ S,
...
~ ~produksi aktual (produksi yang belum ditera) diperoleh
hasil bahwa umur tanaman berkorelasi nyata dengan produksi aklual tanaman yang digambarkan dengan persamaan y = -0.170x' + 4.132x - 1.687, dengan koeftsien delerminasi (R') sebesar 0.335. Nilai koeftsien delerminasi (R' ) yang kecill disebabkan oleh data produksi
tanaman yang diamati berasal dar; perkebunan kelapa
sawit dengan kondisi lingkungan yang sangat beragam.
Dengan demikian keragaman produksi yang diperoleh tidak saja dipengaruhi ol"h umur tan am an letapi juga dipengaruhi faklor lain seperti faktor lingkungan. Hubungan antara ulllur tan am an dengan produksi aklual (produksi yang bel urn dilera) dan hubungan antara umur tanaman dengan produksi teraan disajikan pad a Gambar 2.
1 y · "O.006x -18.98 RJ " 0.00001. 1) " 2 ~Ol. Rala'"r
u;nu:m
.
-
: i
•
!
•
-
•
i
I
i
:•
s
7 9 11 Umu, (tahunlI
I
I
I : 1l 15Gambar 2. Diagram sebar hubungan antara umur tanaman dengan produksi aktual (k.id) dan hubungan umur tanaman dengan produksi
teraan (kanan)
Rasio Hara CalK, CalMg, dan Mg/K di Dalam Tanah untuk Tanaman Kelapa Sawil
Unluk meneari rasio hara (K, Ca, Mg) di dalam lanah yang dianggap seimbang unluk tanaman kelapa
sawit, terlebih dahulu dicari model hubungan antara rasio
masing-masing hara dengan produksi leraan tanaman.
Hubungan antara rasio hara CalK, CalMg, dan Mg/K
dengan produksi teraan masing-masing disajikan pada
Gambar 3, 4, dan 5. Dari gambar lersebul lerlihat bahwa
62
produksi lanaman menyebar dimana produksi yang linggi
umumnya menyebar pada d.erah dengan nilai rasic hara
yang rendah. Namun demikian pada nilai rasio hara yang
rendah juga terdapat produksi yang rendah dan sebaliknya.
Hal ini dikarenakan data yang dikumpulkan dalam penelilian ini berasal dari lingkup geografts yang luas dengan kondisi lingkungan yang cukup beragam. Dengan
demikian masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi
1410-7333 ?.;zsio dan Kcjmulmn ham K, Ca, Mg di Dalam TanGI1 (Gilding, E.N., A. Sulalldi, B. Nugroho, dan L. T. I11driyatrJ
Garis batas sebelab kiri dari diagram sebar
bubungan antara rasio CalK dengan produksi digambarkan
dengan persamaan y ~ - 4.564x'
+
Gl.30x - 173.9 danWItuk garis batas sebelah kanan dengan persamaan y =-
OJ 66x' + I.G09x + 26.53 (Gambar 3). Dengan
mensubsitusikan persamaan garis batas sebelah kiri dan
nan tersebut dengan sekat produksi sebesar 25.96 ton ha
tabun-I maka diperoleh nihii kisaran keseimbangan CalK
tara 5.6 sampai 10.1 dimana produksi optimum
diperoleh pada rasio CalK sebesar 6.4. Sementara dad
is batas sebelah kiri diagram sebar hubungan antara
rasio CalMg dengan produksi diperoleh persanlaan y ~
15.21x' + 99.63x - IIS.2 dan sebelab kanan y ~ -6.009x +
~8.49 (Gambar 4). Berdasarkan proyeksi perpotongan
ultara sekal produksi dengan garis batas sebelah kiri dan
'0 y .. ...: .sti.tRl x''''. &.LWx . 171 9 3S ~
•
••
30 j c"
diperoleh 0 20"
, dengan ~•
] 1 dengan,
"
10 dengan ~£
koefisien I produksi III kelapa beragam. diperoleh :tapi juga ,gkungan. ksi aktual tara umur•
,
"
"
iambar 2,•
,
30 J! 20 0""
•
•
1>,
•
10~
£
Gambar 3. Diagram st:bar hubungan an lara rasia hara CalK dcngan produksi Lera {anaman
2
•
u/Mg
Gamhar 4. Diagram sebar hubungan antara rasio hara CalMg dengan produksi Lera lanaman
3S
•
•
•
"
30 Lll produksi ~ ~·
c '0 ~ ang tinggi·
•
"
rasia hara.,
•
•
10 hara yang ~kanan diperoleh nilai kisaran kesoimbangan CaM!; ~
2.1 - 3.S dimana produksi optimum diperoleh pad. ~
CafMg sebesar 2.2. Hubungan ar.tara rasia Mg:K d~g:>In
produksi tanama" disajikan dalam diagram sebar pada
Gambar 5. Dari garis batas sebelah kiri diagram sebM
hubungan antara rasio MglK dongan praduksi diperoleh
persamaan y ~ 90.SSx - 168.1 dan sebelah kanan y ~
0.414x' + 0.511 x + 32.02. Berdasarkan proyeksi
perpatangan antara sekat praduksi dengan garis batas
sobelah kiri dan sebelab kanan at au dengan
mensubsitusikan sekat produksi dengan persamaan garis
batas maka diperoleh nilai kisaran keseimbangan j\·1g.K
antara 2.1 sampai 4.5 dimana produksi optimum diperoirh
pada nilai rasio MglK sebesar 2.3. Kisaran keseimbangan
masing-masing rasio hara disajikan pada Tabel I.
,,0'6S~ p -O.I&' " _ -; _... .y ..:--- -:
~
R"0;1
~-
-
2
G
.• 3f'.-
o~o:
-:
r, 0_ _ _ , .,011{
.
}. ...,
.
.
i
.
I 0 0t:
, tt O O,
•
10"
"
C~/K V-· l';.,Ux1 '(W.63x 1111.2 R~·O~l1.n ·l:O I ~ ... --::.---
-
..
.
. ,[.
' . 0 ~ .. ' . "~'I •.l:
..
..r • . • I .I.
:
1 1 1 Y" -b.(.'IIY-t:o. ... 48.94 _ R' ''' O.91l. n" 12,
, I. I 10m 168.1 y. .... "10 111''''0. . n~ V· -O.&ll.A" .. O.~ll~ • lIZ.02 ,,1"0.977. n ~'9-~---
-
•.
J...
..
. . .,
..
.
..
"I~..
. •• 00 t '.t
I. '.,. 1o·
, I ~ 1 ebaliknya.•
,
,
ill dalam ~l
yang luas
,
,
,
&o. Dengan MilK
!pengaruhi
,. ranah Lingk., 15 (2) Ok/ober 2013: 60-65 ISSN 1410-7333
Tabel l. Nilai keseimbangan dan nilai optimum hara K. Ca, Mg diperhatikan, Hal tersebut didasari pemikiran bahwa
tanah untuk tanaman kelapa sawit walaupun rasio dari hara K, Ca, Mg berada dalam kondisi
yang seimbang, namun apabila jumlah dari masing·masing
Raslo hua Kisaran nilai keseimbangan Rasio optimum
hara tersebut tidak mencukupi untuk mendukung
c.'K 5.6·10.1 6,4 pertumbuhan dan perkembangan tanaman maka rasio yang
dianggap seimbang tersebut menjadi tidak berarti. Sebagai
CarMg 2.1· ).8 2.5
contoh rasio CalK dengan perbandingan 60/ 10 akan sarna
MglK 2,1· 4.5 2.)
nilainya dengan 611, nam un tentunya berbeda dari segi
jumlah (kejenuhan) masing·masing hara. Berdasarkan hal Nilai Kecukupan Kejenuhan K, Ca, Mg di Dalam tersebut perlu diketahui jumlah kecukupan (kejenuhan) Tanah un!uk Tanaman Kelapa Sa wi! dari masing·masing kation tanah (K, Ca, Mg) guna mendukung keseimbangan hara tanah kaitannya dengan Selain rasio dari wasing·masing hara K, Ca, Mg
pencapaian produksi tanaman yang optimum.
yang dianggap seimbang di dalam tanah, jumlah
kecukupan dari masing·masing hara juga perlu
3S y::. ~.2jlln(l() + 21.1 .. 1('", 0972. " _ 11
1
30 .. OJ, ·f~"'..
_. I' ,,' • !! 2S'.,.
.
.'
:
..
:
...
,
•• I # , I .. tj._,. I ' tOO•
~ 20...
...
, . : , .'. ..?
• 15...
-.:"..
."' " ,
: ~.,.
.
':
: '1. .' ~,
10:
"
. .
~e
s
~,
r
5 10 I~ 10 ,5 30r
Ke)lmuhan I( 1"1Gambar 6. Diagram sebar hubungan kejenuhan hara K df!ngan produksi rera laJ!aman
"
v::. -0.OOSII1 ... OAIJ8J1. + 20.17 Rl =0.9&4, n :: 7,
,0 ~~..
.:-
~ , • e.",_ • • • • •...,. ••• 25 3 <."
...
~.
~ ~.
.
.
.
:
,
.
.
~:..
-
...
:~."
20 e ' • I. .... ' . ~•
"
"
l.. • . .. ... o'""f,..?
.
..
.
.
...
~ IS.
"
".'..
...
.
..
.
...
.'
' ~-
.
.
.
,.
:
.
.
~ 10..
e
,
s 80 100Gambar 7. Diagram sebar hubungan kejenuhan hara Ca dengan produksi tem tanaman
zo '0 -:;- 35 ; ~ 30
"
~ lS•
l!. 20=
•
15~
10]
s '{ .. ~.932In{lIl-19.53 Rl:: U.S!Q. " '" 8.'
• l:".· . : ..
• , ,. ... • ..., 0' • ... ::.... ' . ' . , I...' 0,.
" ..1 , ..' .,' I ' . ' .... . . .~o'-',.0"
."/& ' &',1'·
..
0 .. _ ",,·'.f
,Z , t ' . o I . : . " , ' ;.:
.
.
.
10 20 30 '0 50 ke;enuh~n MI (%1Gambar 8. Diagram sebar hubungan kejenuhan hara Mg dengan produksi lera taJ1aman
64
1410-7333
1
Rnsio dan Kejenuluin hara K Ca, Mg di Dalam Tanah (Ginting, E.N., A. Sutandi, B. Nugroha, dan L.T. Indriyati)
bahwa Seperti halnya dengan menentukan rasio hara n kondisi yang dianggap seimbang untuk tanaman kelapa sawit,
g-masing tahap pertama dalam menentukan nilai kecukupan mdukung kejenuhan hara (K. Ca, Mg) untuk tanaman kelapa sawit asio yang adalah dengan mencari model hubungan antara kejenuhan
,. Sebagai masing-masing hara dengan produksi teraan tanaman.
kan sarna Model hubungan antara kejenuhan K, Ca, Mg dengan
dari segi produksi teraan tanaman masing-masing disajikan pada arkan hal Gambar 6, 7, dan 8. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
ojenuhan) semakin tinggi kejenuhan K. Ca, Mg semakin tinggi
Ig) guna produksi kemudian produksi turun kern bali dengan a dengan meningkamya nilai kejenuhan masing-masing hara.
Dari model hubungan antara produksi teraan dengan kejenuhan hara K, Ca, Mg diperoleh persamaan garis batas berturut-turut adalah y
=
5.23 1I11(X) + 21.1; Y =-0.005x' + 0.498x + 20.77; dan y = 4.932ln(x) + 19.53. Dengan cara mensubsitusikan sekat produksi terhadap persamaan garis batas yang diperoleh dari hubungan kejenuhan hara K, Co, Mg dengan produksi teraan tanaman maka diperoleh nilai kecukupan "ntuk masing masing hara K, Ca, Mg sebesar 2.5%, 11.8%, dan 3.7%.
SIMPULAN
Dengan asumsi nilai sekal pembatas
produkstivitas sebesar 25.96 ton ha' tahun" berdasarkan
model hubungan antara rasio hara CalK, CalMg, dan
\1gIK dcngan produksi teraan diperoleh kisaran ,"seimbangan hara CalK antara 5.6 sampai 10.1, CalMg 1 .1 - 3.8, dan MglK 2.1 - 4.5 dengan nilai rasio optimum untuk CalK, CalMg, dan MgIK masing-masing sebesar
6.4, 2.5, dan 2.3. Sementara nilai kecukupan untuk
.ejenuhan K. Ca, dan Mg masing-masing sebesar 2.5%,
11,8% dan 3.7%.
DAFTAR PUSTAKA
Hakan, C., B.A. Baris, G. Serhat, and V.K. Ali. 2010.
£jJecl of Potassium and Iron on Macro Elemenl
Uptake ofMaize. Zemdiroyste-Agriculture, 97.
Kasno, A., A. Rachim, Iskandar, dan SJ. Adiningsih.
2004. Hubungan nisbah KJCa dalam larutan tanah dengan dinamika hara K pada Ultisol dan Vertisol lahan kering. 1. Tanah Lingk., 6: 7 - 13.
Loide, V. 2004. About the effect of contents and ratios of soil's available calcium, potassium and magnesium
in ,liming of acid soils. Agronomy Research, 2: 71 82.
Pumamo, H'I A. Sutandi, Widiatmaka, dan K.
Gandasasmita. 2010. Karakter.istik lahan pada
pertanaman Duku (Lansium DomeSlicum Corr) di
Provinsi Iambi 1. Tanah Lingk., 12: 18-24. Rathfon, R.A., and I.A. Burger. 1991. The diagnosis and
recommendation integrated system for Christmas
trees. Soil Sci. Soc. Am. 1., 55: 1026-'lO31.
Siahaan, M.M., S. Lubis, dan A. Panjaitan. 1991. Beberapa altematif untuk menanggulangi harga pupuk bersubsidi pada perkebunan kelapa sawit. Berita Perkebunan, 1:1-16.
Sugiyono, E.S. Sutarta, W. Darmosarkoro, dan H. Santoso. 2005. Peranan perimbangan k, ca, dan mg tanah dalam penyusunan rekomendasi pemupukan kelapa saw it. Dalam E.S. Sutarta, H. Siregar, L.
Emingpraja, Damoko, Winama. B.G. Yudanto, E. Listia (Eds.). Peningkatan Produktivitas Kelapa
Sawit Melalui Pemupukan dan Pemanfaatan
Limbah PKS. Prosiding Pertemuan Telmis Kelapa Sawit; 2005 April 19-20; Medan, Indonesia. Medan. him 43-56.
Sutandi, A. 2004 . Evaluation of diagnostic methods for
plant nutrient status of Acacia mangium Wild
[Dissertation]. University of the Philipines Los Banos.
Sutandi, A. dan B. Barus. 2007. Permodelan kesesu"ian lahan tanaman kunyit. 1. Tanah Lingk, 9: 20-26.