BAB II
KAJIAN TEORI
A. Koleksi Rujukan
Koleksi rujukan adalah koleksi bahan pustaka atau contoh-contoh bahan, baik yang dimiliki oleh perpustakaan maupun yang berada diluar perpustakaan yang terdiri dari berbagai bentuk dan digunakan sebagai bahan untuk mendapatkan informasi tertentu. (Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, 1993) menjelaskan bahwa pada hakikatnya setiap buku dapat disebut koleksi rujukan asal saja informasi yang tercantum di dalamnya disusun sedemikian rupa sehingga informasi yang terkandung di dalamnya mudah diakses. Karakteristik buku biasa akan berbeda dengan buku referensi. Buku biasa dibuat dalam bentuk ekposisi bersinambungan artinya dikembangkan kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, serta bab demi bab. Masing-masing bagian dikaitkan pada setiap tingkat, artinya dari satu bab ke bab lain dan buku biasa dapat dipinjamkan. Hal ini berbeda dengan buku koleksi rujukan karena hanya dapat dibaca di perpustakaan saja serta tidak dipinjamkan.Koleksi rujukan dirancang dengan susunan serta penyajian untuk keperluan khusus.
Menurut Ella V. Aldrich dalam buku (Mustaffa & Saleh, 1994) pengertian bahan rujukan adalah buku-buku seperti kamus, ensiklopedi, buku pegangan, dan buku-buku yang memuat subjek spesifik atau umum. Biasanya buku rujukan tersebut disusun pada rak-rak yang telah tersedia dalam suatu ruangan khusus untuk koleksi rujukan
Jadi bahan rujukan ialah sekumpulan bahan pustaka yang disusun sedemikian rupa yang berisi informasi tertentu, seperti kamus, ensikopedi, bibliografi dan lain-lain.
1. Ciri dan Manfaat Koleksi Rujukan a. Ciri-ciri Koleksi Rujukan
1. Buku rujukan umumnya mahal. 2. Tak perlu dibaca seluruhnya.
3. Tak boleh ke luar dari perpustakaan.
4. Untuk layanan rujukan diperlukan ruang baca dan mesin foto kopi. b. Manfaat Koleksi Rujukan
Menurut (Mustaffa & Saleh, 1994) menjelaskan manfaat koleksi rujukan adalah
(a) Memberikan keterangan atau penjelasan langsung dan mendasar tentang suatu hal yang ingin diketahui;
(b) Perbendaharaan kata yang dimiliki bertambah, bukan hanya mengetahui suatu kata atau istilah, bahkan dapat mengerti keterangan dasarnya, baik mengenai asal kata/istilah, penggunaannya, pengucapannya, sejarah, padanan kata, dan lawan kata itu.
(c) Keterampilan meningkat dalam hal kemampuan menggunakan bahan rujukan sebagai sumber informasi dasar.
(d) Koleksi rujukan dapat dipakai untuk menunjang penelitian yang sedang dilaksanakandengan menggunakan data yang diperoleh dari sumber koleksi rujukan, misalnya statistik, direktori, peta.
(e) Bagi petugas yang bertugas sebagai pustakawan referensi, bahan rujukan merupakan sarana yang penting dalam membantu pengguna jika mereka memerlukan informasi.Berbagai macam pertanyaan dapat dijawab dengan menggunakan bahan rujukan.
c. Jenis Koleksi Rujukan 1. Jenis Bahan Rujukan
Menurut (Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, 1993)jenis koleksi rujukan terdiri dari sebagai berikut.
a. Kamus b. Ensiklopedia c. Sumber biografi d. Buku tahunan e. Almanak f. Suplemen ensilopedia
g. Sumber geografis seperti gazzeter h. Buku panduan
i. Atlas
j. Peta dan globe k. Direktori
l. Sumber mutakhir seperti buku pegangan m. Manual
n. Sumber statistika o. Bibliografi
p. Indeks q. Abstrak,
r. dan audio-visual.
Menurut (Martoatmojo, Pelayanan Bahan Pustaka, 2008) ada 13 tipe buku referensi yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Bibliografi
Bibliografi adalah daftar buku atau bahan cetak yang pernah ditulis atau diterbitkan. Menurut William Katz, seorang guru besar dalam bidang Ilmu Perpustakaan dari Suny Albany, bibliografi diibaratkan peta atau diagram chart yang memberi petunjuk kepada pustakawan di dalam lautan buku/penerbitan dan bentuk komunikasi lainnya.
2. Kamus
Kamus adalah buku yang berisi daftar kata-kata suatu bahasa atau daftar terminologi suatu subjek yang disusun sedemikian, umumnya secara alfabetis, dengan keterangan arti dan penggunaanya.
3. Ensiklopedi
Ensiklopedi adalah suatu ringkasan ilmu pengetahuan yang paling penting untuk kemanusiaan dan disusun secara sistematik.
4. Buku Tahunan
Buku Tahunan adalah terbitan tahunan isinya mengulas (review) perkembangan (kejadian) dalam stahun, merekam informasi terbaru dan disajikan dalam bentuk model statistik.
5. Buku Petunjuk
Buku Petunjuk adalah terbitan yang berisi petunjuk dan aturan dari suatu subjek.
6. Sumber Biografi
Sumber Biografi adalah buku yang menceritakan tentang manusia dari suatu profesi.
7. Indeks
Indeks adalah buku yang menunjukkan lokasi suatu artikel yang ditulis oleh sesorang, bisa menunjukkan lokasi artikel majalah, bab dalam buku, pamflet, lagu, pidato, sajak, dan editorial.
8. Terbitan Berseri
Terbitan Berseri adalah terbitan yang diterbitkan secara berturut-turut untuk masa yang tak terbatas.
9. Buku Pegangan
Buku Pegangan adalah macam buku rujukan yang dapat menjawab pertanyaan khusus seperti statistik dan aturan kata-kata suatu ungkapan.
10. Direktori
Direktori adalah sumber informasi untuk ruang dan organisasi, disusun secara sistematis, umumnya secara alfabetis atau menurut kelas, memberikan informasi mengenai alamat, afiliasi, dan sebagainya.
11. Sumber Geografi
Sumber Geografi adalah buku-buku “R” yang dapat memberikan informasi untuk geografi, karya yang berisi lokasi, pnggambaran suatu tempat, dan impresi tempat seluruh dunia.
12. Terbitan Pemerintah
Terbitan Pemerintah adalah buku-buku yang diterbitkan pemerintah (AS) sebagai buku-buku rujukan yang sangat informatif.
13. Sumber-sumber AV
Sumber-sumber AV adalah semua media komunikasi mencetak. Macamnya: a) Sumber informasi dari masyarakat, b) Benda-benda museum, c) Grafik, d) Bahan-bahan proyeksi, e) Bahan-bahan yang didengar.
B. Pengertian Indeks
Menurut (Lasa H. , Manajemen Perpustakaan Sekolah, 2007) indeks dapat dikategorikan sebagai bahan rujukan karena berisi petunjuk . indeks dapat diartikan dengan daftar kata atau istilah yang disusun alfabetis yang biasanya ditempatkan di bagian akhir suatu buku, berupa nama orang, subyek, dan lain sebagainya. Sedangkan (Suwarno, Pengetahuan Dasar Kepustakaan, 2010) Indeks adalah sebuah daftar yang sistematis, mengandung istilah atau frasa (menyatakan pengarang, judul, konsep, dan sebagainya) yang dilengkapi dengan penunjuk ke isi satu atau serangkaian dokumen, ke lokasi di mana istilah atau frasa tersebut dapat ditemukan.
Alat yang digunakan untuk penelusuran informasi berupa katalog, abstrak, indeks, dan bibliografi. Indeks merupakan daftar yang sistematis yang
mengandung istilah dan frasa yang menyatakan nama pengarang, judul, konsep dan lain sebagainya yang dilengkapi dengan petunjuk dimana istilah tersebut ditemukan. (Khotimah & Marlini, 2013)
Sementara itu, menurut (Lasa H. , Kamus Kepustakawanan Indonesia, 2009) Indeks merupakan petunjuk yang berupa angka, huruf maupun tanda lain untuk memberikan pengarahan kepada pencari informasi bahwa informasi yang lebih lengkap maupun informasi yang terkait dapat ditemukan pada sumber yang ditunjuk
Indeks adalah salah satu sarana penelusuran literatur, indeks memberi petunjuk tentang karya tulis apa saja yang telah diterbitkan dalam berbagai majalah atau dokumen bentuk lain mengenai subjek tertentu. (Mustaffa & Saleh, 1994).
Selain itu, pengertian indeks dalam buku (Glenda Browne, 2007)Alternatively according to James Anderson (1997), in NISO-TR02-1997, an, Index is a systematic guide designed to indicate topics or features of documents in order to facilitate retrieval of documents or parts of documents. (Sebagai alternatif menurut James Anderson (1997), di NISO-TR02-1997, an, Indeks adalah ebuah panduan sistematis yang dirancang untuk menunjukkan topik atau fitur dokumen secara berurutan untuk memudahkan pengambilan dokumen atau bagian dokumen).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian indeks adalah bahan rujukan yang beris petunjuk yang disusun secara alfabetis dan sebagai sarana penelusur
informasi dan memberi petunjuk yang terkait dapat ditemukan pada sumber yang ditunjuk.
C. Tujuan dan Fungsi Indeks 1. Tujuan Indeks
Menurut (Sulistyo-Basuki, Teknik dan Jasa Dokumentasi, 1992) tujuan indeks adalah menjawab pertanyaan pemakai mengenai tujuan sebuah dokumen serta apa manfaat baginya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut biasanya pengindeks tajuk utama berupa subjek, rancangan, cara, waktu, dan ruang.
Sedangkan menurut (Mulvany, 2005) tujuan indeks ialah untuk mengidentifikasi dan menemukan informasi yang relevan dengan materi yang berada di dokumen, untuk membedakan antara informasi pada subjek dan menyebutkan subjek, menganalisis konsep didokumen sehingga mengahasilkan serangkain judul, menunjukkan hubungan antara konsep-konsep, mengelompokkan informasi yang tersebar, mensitensis judul dan subjudul menjadi entri, pengguna mencari langsung dengan syarat tidak dipilih untuk indeks judul yang telah dipilih dengan cara referensi silang, dan mengatur entri ke urutan sistematis.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan indeks adalah untuk menjawab pertanyaan pemakai menemukan informasi yang relevan dan dapat membedakan informasi pada subjek.
2. Fungsi Indeks
Menurut (Sulistyo-Basuki, Teknik dan Jasa Dokumentasi, 1992) fungsi Indeks adalah sebagai pilih atau temu balik bagi kepentingan pemakai. Secara
umum indeks berfungsi sebagai penelusur informasi, sebagai petunjuk tentang data atau informasi, indeks juga dapat menghubungkan subjek atau cabang-cabang ilmu pengetahuan, indeks merupakan alat pelayanan informasi mutakhir (Current Awarenes service), dan indeks juga berfungsi sebagai alat seleksi bahan pustaka.
Adapun fungsi dari indeks yang dikemukakan dalam buku (Glenda Browne, 2007)According to AS/NZS 999 (section 4), The function of an index is to group together in a systematic and helpful order information on subjects scattered by the arrangement of the document or collection; to synthesize headings and subheadings into entries; and to direct users seeking information under terms not chosen for index headings to terms that have been chosen as index headings, by means of ‘see’ cross-references. (Menurut AS / NZS 999 (bagian 4), Fungsi indeks adalah mengelompok bersama dalam informasi pesanan yang sistematis dan bermanfaat pada subyek yang tersebar dengan susunan dokumen atau koleksi; untuk mensintesis judul dan subpos menjadi entri; dan untuk mengarahkan pengguna mencari Informasi di bawah ketentuan yang tidak dipilih untuk judul indeks sesuai ketentuan yang telah ada, dipilih sebagai judul indeks, dengan cara 'melihat' referensi silang).
Sementara itu, menurut (Lasa, Pengelolaan Terbitan Berkala, 1994) menjelaskan fungsi indeks adalah sebagai berikut
a. Petunjuk yang memberikan pengarahan kepada pembaca bahwa informasi yang lebih lengkap dapat ditemukan pada sumber yang ditunjuk. Dengan bantuan
indeks ini, suatu subjek, nama orang, nama tempat dapat segera ditemukan dengan tepat.
b. Menggunakan suatu masalah secara lengkap dan detail. Dengan petunjuk yang disiapkan itu dapat diketahui suatu persoalan secara lengkap. Sebab indeks itu disusun untuk mengungkapkan suatu subjek, topik yang mungkin sekali terdapat pada berbagai sumber.
Menurut (Rahayu, 2014) menjelaskan fungsi indeks adalah adalah sebagai berikut.
a. Memberikan pengarahan kepada pembaca bahwa informasi yang lebih lengkap dapat ditemukan pada sumber yang ditunjuk itu.
b. Mengungkapkan suatu masalah secara lengkap dan detail, karena indeks disusun untuk mengungkapkan suatu subjek, topik yang mungkin terdapat di berbagai sumber.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari pembuatan indeks ialah sebagai pilih atau temu balik bagi kepentingan pemakai dan juga sebagai petunjuk untuk mengarahkan pemustaka dalam menemukan informasi,
D. Macam-macam Indeks
Menurut (Lasa H. , Kamus Istilah Perpustakaan, 1998) Indeks yang biasa dipergunakan dalam buku atau dalam karya ilmiah ada empat yaitu indeks analitik, indeks beranotasi, indeks relatif, dan indeks kumulatif.
a. Indeks Analitik
Indeks analitik yaitu indeks yang disusun alfabetis diletakkan di bawah topik tertentu yang menunjukan informasi yang terdapat pada artikel yang disusun di bawah tajuk umum.
b. Indeks Beranotasi
Indeks beranotasi yaitu indeks yang memuat data bibliografi dan menyajikan uraian singkat isinya. Pembuatan anotasi akan memberikan gambaran singkat tentang isi.
c. Indeks Relatif
Indeks yang cara penyusunannya diberikan beberapa alternatif dalam menentukan pilihan topik, subjek.
d. Indeks Kumulatif
Susunan indeks yang merupakan kumpulan dari berbagai macam indeks atau indeks yang menunjukan pada beberapa topik yang terdapat pada terbitan yang terbit berkelanjutan.
(Sulistyo-Basuki, Pengantar Dokumentasi, 2004) menjelaskan bahwa bahasa pengindeksan merupakan komponen utama dalam sistem temu balik informasi, karena bahasa pengindeksan khusus dibuat untuk mengungkapkan isi dokumen dan permintaan informasi agar dapat dengan mudah mengetahui lokasi kumpulan informasi tersebut.
Bahasa pengindeksan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu: Pertama, setiap ciri atau pengertian harus diungkapkan oleh satu kata, begitu juga sebaliknya. Kedua, tatabahasa yang diformalkan menyatakan bahwa setipa
pernyataan yang dirumuskan dalam bentuk istilah sebuah bahasa temu balik hanya memungkinkan satu penafsiran saja.
Penggunaan bahasa sangat berkaitan dengan pembuatan indeks. Oleh sebab itu, perlu ketentuan yang jelas terhadap bahasa yang digunakan dalam pembuatan indeks, karena indeks akan digunakan oleh pemustaka.
E. Pembuatan Indeks
Proses pembuatan indeks dapat dilakukan oleh indekser dengan mudah apabila bahan yang akan di indeks telah terkumpul. Indekser kemudian menyeleksi bahan-bahan tersebut sesuai dengan rencana pengindeksan yang telah dibuat. Indeks yang dapat dibuat bisa berupa: indeks subjek, indeks pengarang, indeks kata kunci dan lain sebagainya. (Tri, 1997)
F. Peraturan Pengindeksan dan Langkah-langkah Pengindeksan 1. Peraturan Pengindeksan
Menurut (Lasa H. , Pengelolaan Terbitan Berkala, 1994) ada beberapa peraturan pengindeksan sebagai berikut :
a. Memilih tajuk yang spesifik dan populer b. Entri disusun alfabetis
c. Sesuatu yang diindeks adalah yang akan dimanfaatkan oleh peminat informasi. d. Penggunaan ejaan, bentuk tunggal maupun jamak harus konsisten/taat azas. e. Apabila diperlukan dapat menggunakan tajuk gabungan seperti Bank and
Banking.
f. Penulisan nama orang henfaknya selengkap mungkin. Menurut (Sedarmayenti, 1990) peraturan pengindeksan sebagai berikut.
1) Nama biasa yaitu nama yang tidak termasuk golongan nama keluarga, nama marga dan nama baptis.
2) Nama perorangan, jika memakai nama keluarga, maka yang dijadikan unit pertama adalah keluarga.
3) Nama perorangan, jika memakai nama marga sebagai salah satu unit nama orang tersebut maka yang dijadikan nama unit pertama adalah nama marganya.
4) Nama perorangan, jika memakai nama baptis, maka yang dijadikan unit pertama adalah nama aslinya.
5) Nama perorangan, jika sering disingkat, maka yang dijadikan unit pertama adalah nama jelasnya.
6) Nama wanita jika diakaui oleh suaminya, maka yang dijadikan unit pertama adalah nama suaminya.
7) Nama perorangan, jika memakai gelar, baik gelar adat, gelar keagamaan, gelar kesarjanaan ataupun gelar yang berwujud kepangkatan, maka gelar tidak diperhatikan dan nama orang tersebut diindeks sesuai dengan peraturan mengindeks.
8) Nama Instansi Pemerintah yang diutamakan ialah kata pengenal yang terpenting dari nama instansi tersebut, sedangkan bentuk organisasinya dijadikan sebagai unit terakhir.
9) Pada beberapa instansi pemerintah atau nama tempat/wilayah yang diutamakan ialah nama tempat/wilayah baru kemudian diikuti oleh bentuk kata tingkat badannya.
10) Nama kantor atau organisasi yang sering disingkat dan sudah populer dengan nama singkatanya tidak perlu dipanjangkan dan diindeks dari nama singkatanya.
11) Nama perusahaan, yayasan yang mengunakan nama orang sebagai salah satu unit, dari nama tersebut yang dijadikan unit, dari nama tersebut yang dijadikan unit pertama ialah nama orang tersebut diindeks sesuai dengan peraturan mengindeks.
12) Nama perusahaan, yayasan yang dijadikan unit pertama ialah kata pengenal yang terpenting dari nama perusahaan tersebut dan bentuk perusahaannya dipakai sebagai unit terakhir.
13) Nama organisasi, badan sosial dan sejenisnya yang dijadikan unit pertama ialah kata pengenal yang yang terpenting dari nama organisasi tersebut dan bentuk organisasinya dijadikan sebagai unit terakhir.
g. Membuat rujukan/reference dari subjek utama ke subjek atau bagian-bagian yang berkaitan.
h. Pembuatan indeks di bidang sejarah dan biografi sebaiknya dengan sistem kronologis.
2. Langkah-langkah Pengindeksan
Menurut (Sulistyo-Basuki, Teknik dan Jasa Dokumentasi, 1992) pelaksanaan pengindeksan mencakup langkah-langkah seperti berikut:
a. Pengamatan awal terhadap dokumen. b. Identifikasi subjek utama.
d. Verifikasi relevansi istilah-istilah.
e. Konversi istilah dari bahasa sehari-hari ke bahasa documenter f. Verifikasi relevansi deskripsi
g. Pengaturan deskripsi sesuai dengan ketentuan formal yang dianut oleh sistem informasi bersangkutan.
G. Biografi Hamid Jabbar
Hamid Jabbar dilahirkan di Kotogadang Sumatera Barat, tanggal 27 Juli 1949. Pendidikan trakhirnya SMA. Hamid Jabbar juga aktif berkarir dalam bidang pers. Beberapa kali ia pernah bekerja di penerbitan pers. Beliau pernah menjadi wartawan Indonesia Express (Bandung), redaktur harian Singgalang (Padang), redaktur Balai Pustaka (1980-1983) dan editor penerbit. Majalah Sarinah. Hamid Jabbar juga pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta. Hamid Jabbar juga dikenal sebagai pembaca sajak yang andal. (Redaksi, 2004)