• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN. Sesuai dengan program kerja internal audit, kami telah melakukan audit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN. Sesuai dengan program kerja internal audit, kami telah melakukan audit"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN Jakarta, 15 Juni 2012

Kepada Yth.

Direktur PT.Samudra Mandiri Selatan di tempat

Dengan hormat,

Sesuai dengan program kerja internal audit, kami telah melakukan audit operasional atas persediaan barang dagang pada PT.Samudra Mandiri Selatan. Audit ini dilakukan pada tanggal 20 April 2012 sampai dengan 15 Juni 2012 oleh Cathrine Aprillia selaku Internal Auditor.

Tujuan

Tujuan dilakukannya audit operasional ini adalah untuk membantu perusahaan dalam mengatasi masalah yang terjadi atas kegiatan persediaan barang dagang perusahaan dengan menyusun rekomendasi untuk melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup audit operasional ditujukan untuk menilai ekonomisasi, efektivitas, dan efisiensi operasional perusahaan serta menentukan apakah pengendalian intern perusahaan terhadap persediaan barang dagang telah memadai dan dilaksanakan sesuai prosedur dan kebijakan perusahaan.

(2)

Ringkasan Temuan

a. Perusahaan tidak dapat mencegah persediaan barang dagang terhindar dari kerusakan,

kebakaran, dan banjir.

b. Tidak ada pemisahan fungsi yang jelas antara yang mengawasi atau melakukan

perhitungan stock opname dan menyusun ikhtisar hasil perhitungan dengan yang menguasai barang dagang secara fisik (kepala gudang, penjaga gudang, dan staff gudang).

c. Perusahaan tidak membuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname dan

tidak ada penjelasan kepada pelaksana stock opname.

d. Persediaan akhir tidak dinilai secara konsisten dengan tahun sebelumnya oleh

perusahaan.

e. Apabila terdapat barang yang tidak sesuai kualifikasi, bagian yang bertanggung

jawab atas barang dagang tidak segera melaporkan kepada manajemen.

f. Perusahaan tidak mengasuransikan persediaan barang dagang.

Temuan dan Rekomendasi

a. Persediaan barang dagang perusahaan tidak dapat terhindar dari kerusakan,

kebakaran, dan banjir. Pada umumnya barang dagang seharusnya dapat terhindar dari kerusakan, kebakaran, dan banjir dalam tempat penyimpanannya. Hal ini dikarenakan jumlah persediaan perusahaan sangat banyak dan berupa ikan yang mudah rusak jika berada di suhu lembab dan panas, serta gudang tempat penyimpanan berada di lokasi padat pergudangan yang rentan terhadap kebakaran, banjir, dan resiko lainnya yang tidak dapat dicegah. Oleh sebab itu jumlah persediaan selalu menyusut dan bau menyengat yang tidak enak akan tertular pada ikan lainnya yang kualitasnya masih

(3)

baik. Untuk itu perusahaan sebaiknya menjaga suhu coldstorage agar selalu stabil, memasang alat pemadam kebakaran di setiap titik-titik tertentu pada gudang perusahaan yang dapat membantu memadamkan api apabila terjadi kebakaran, dan meninggikan posisi gudang penyimpanan dari posisi semula agar dapat mencegah terjadinya banjir.

b. Pengawasan, perhitungan stock opname, dan penyusunan ikhtisar hasil perhitungan

stock opname tidak terlepas dari penguasaan secara fisik atas barang dagang (kepala

gudang, penjaga gudang, dan staff gudang). Seharusnya ada pemisahan fungsi dan penguasaan antara karyawan yang mengawasi perhitungan stock opname, yang melakukan stock opname, dan juga yang menyusun ikhtisar hasil perhitungan stock

opname dengan karyawan yang memiliki penguasaan secara fisik atas barang dagang

(kepala gudang, penjaga gudang, dan staff gudang). Hal ini dapat terjadi karena perusahaan menganggap karyawan yang memiliki penguasaan secara fisik atas barang daganglah yang mengerti tata letak dan kondisi persediaan barang sehingga saat melakukan stock opname perusahaan tidak memberikan tugas itu kepada karyawan lain. Akibatnya bisa terjadi kehilangan barang persediaan terlebih barang persediaan yang berukuran kecil dan juga hasil stock opname atas persediaan barang dagang yang tidak akurat atau terjadi manipulasi jumlah antara hasil laporan stock

opname dengan kondisi persediaan barang yang sebenarnya di gudang. Untuk itu

sebaiknya perusahaan mulai melakukan pembagian tugas secara jelas dan tegas dalam hal perhitungan stock opname, harus ada pemisahan fungsi antara kepala gudang, penjaga gudang, staff gudang dengan karyawan yang bertugas melakukan perhitungan stock opname.

(4)

c. Tidak adanya instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname dan tidak ada penjelasan kepada pelaksana stock opname. Setiap perusahaan hendaknya membuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname ada dan dijelaskan kepada pelaksana stock opname. Perusahaan menganggap stock opname adalah hal yang rutin harus dilakukan bagian gudang setiap periode tertentu yang telah ditetapkan perusahaan sehingga tidak perlu dibuat lagi instruksi tertulis untuk melaksanakan

stock opname, demikian juga halnya dengan penjelasan kepada pelaksana stock opname. Maka dari itu, stock opname yang dilakukan terhadap persediaan barang

terkadang tidak sesuai dengan aturan yang seharusnya dan pelaksana stock opname tidak selalu tepat waktu untuk mengadakan stock opname pada periode yang ditentukan perusahaan. Sehingga jumlah persediaan tidak menggambarkan kondisi persediaan yang sebenarnya di gudang. Perusahaan sebaiknya membuat instruksi secara tertulis untuk setiap pelaksanaan stock opname dan menjelaskan kepada pelaksana stock opname tentang hal apa saja yang perlu dilakukan dan dilaporkan kepada pihak manajemen.

d. Persediaan akhir tidak dinilai secara konsisten dengan tahun sebelumnya. Persediaan

akhir tidak dinilai secara konsisten dengan tahun sebelumnya. Perusahaan terkadang mencatat nilai persediaan awal pada periode tahun berjalan tidak sesuai dengan pencatatan nilai persediaan akhir tahun sebelumnya. Pada umumnya persediaan akhir biasanya dinilai secara konsisten dengan tahun sebelumnya oleh perusahaan, dimana nilai persediaan akhir tahun sebelumnya menjadi nilai persediaan awal tahun berikutnya. Hal ini terjadi karena perusahaan menganggap kebutuhan permintaan atas barang dagang berbeda setiap tahunnya dan juga kapasitas penangkapan yang dilakukan kapal selalu berbeda hasilnya setiap tahun tergantung bagaimana kondisi

(5)

cuaca dan laut saat itu. Akibatnya perputaran persediaan cenderung tidak konsisten setiap tahunnya dan beberapa jenis persediaan barang dagang mengalami slow

moving. Untuk itu perusahaan sebaiknya harus mulai menerapkan aturan dan

konsistensi dalam menilai persediaan akhirnya, setiap akhir periode perusahaan harus menilai persediaan akhir secara konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya.

e. Apabila terdapat barang yang tidak sesuai kualifikasi tidak segera dilaporkan kepada

manajemen. Padahal seharusnya barang yang tidak sesuai kualifikasi harus segera dilaporkan kepada manajemen. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan lokasi antara kantor pusat manajemen dan lokasi gudang tempat penyimpanan barang dagang sehingga perusahaan menganggap pelaporan setiap barang yang tidak sesuai kualifikasi adalah hal yang tidak efisien karena barang yang tidak memenuhi kualifikasi sudah langsung dipisahkan oleh bagian gudang yang bertugas sebagai

SQC (Staff Quality Control). Akibatnya manajemen tidak mengetahui adanya barang

yang tidak sesuai kualifikasi dan tidak dapat mengambil keputusan yang tepat atas barang tersebut sehingga terjadi adanya penumpukan barang yang tidak memenuhi standar kualifikasi. Perusahaan sebaiknya menerapkan aturan agar bagian gudang harus melaporkan kepada pihak manajemen apabila terdapat barang yang tidak sesuai kualifikasi, dan memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan yang melanggar aturan tersebut.

f. Persediaan barang dagang milik perusahaan tidak diasuransikan. Perusahaan

seharusnya mengasuransikan persediaan barang dagang dalam jumlan besar dengan nilai pertanggungjawaban yang cukup. Hal ini terjadi karena perusahaan merasa tidak perlu mengasuransikan persediaan barang dagangnya karena perusahaan yakin gudang tempat penyimpanan sudah cukup aman dan memadai. Akibatnya apabila

(6)

terjadi bencana yang tidak terduga, perusahaan kemungkinan akan mengalami kerugian yang cukup besar dari kehilangan persediaan yang tidak diasuransikan. Maka dari itu perusahaan sebaiknya mengasuransikan persediaan barang dagang yang dimilikinya dengan nilai pertanggungjawaban yang cukup.

Komentar Manajemen

1. Berkaitan dengan penjagaan suhu coldstorage agar selalu stabil, pemasangan alat

pemadam kebakaran di setiap titik-titik tertentu pada gudang, dan peninggian posisi gudang penyimpanan, kami menyetujui pendapat internal auditor dan akan segera memperbaikinya.

2. Berkaitan dengan pembagian tugas secara jelas dan tegas dalam hal perhitungan

stock opname, adanya pemisahan fungsi antara kepala gudang, penjaga gudang,

staff gudang dengan karyawan yang bertugas melakukan perhitungan stock

opname, kami menyetujui pendapat internal auditor dan akan segera

memperbaikinya.

3. Berkaitan dengan pembuatan instruksi secara tertulis untuk setiap pelaksanaan

stock opname dan penjelasan kepada pelaksana stock opname, kami menyetujui

pendapat internal auditor dan akan segera memperbaikinya.

4. Berkaitan dengan penerapan aturan dan konsistensi dalam menilai persediaan

akhir, kami menyetujui pendapat internal auditor dan akan segera memperbaikinya.

5. Berkaitan dengan penerapan aturan agar bagian gudang harus melaporkan kepada

(7)

pemberian sanksi yang tegas kepada karyawan yang melanggar, kami menyetujui pendapat internal auditor dan akan segera memperbaikinya.

6. Berkaitan dengan asuransi terhadap persediaan barang dagang, kami menyetujui

pendapat internal auditor dan akan segera memperbaikinya.

Hormat saya,

(8)

Lampiran 2a

PT.Samudra Mandiri Selatan Laporan Laba/Rugi

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2010

(Rp) Penjualan Penjualan Kredit 33.546.990.600 Penjualan Tunai 2.876.000.000 Discount Penjualan (25.987.000) Retur Penjualan - Total penjualan 36.397.003.600

Harga Pokok Penjualan

Persediaan Awal Barang Dagang 9.700.890.000

Pembelian Kredit 14.768.988.000

Pembelian Tunai -

Discount Pembelian (45.987.657)

Retur Pembelian -

Jumlah Barang yang Tersedia 24.423.890.343

Persediaan Akhir Barang Dagang (8.562.980.920)

Total Harga Pokok Penjualan (15.860.909.423)

(9)

Biaya Operasional

Biaya Karyawan 1.924.200.000

Biaya Penjualan 1.900.656.000

Biaya Administrasi dan Umum 1.650.768.564

Biaya Penyusutan 2.678.000.750

Biaya Penyimpanan 3.876.354.000

Total Biaya Operasional (12.029.979.314)

Laba Operasional 8.506.114.863

Pendapatan lain-lain 636.130.000

Biaya lain-lain ( 386.980.000)

Laba Sebelum Bunga dan Pajak 8.755.264.863

(10)

Lampiran 2b

PT.Samudra Mandiri Selatan Laporan Laba/Rugi

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011

(Rp) Penjualan Penjualan Kredit 28.480.610.500 Penjualan Tunai 3.532.700.000 Discount Penjualan (13.540.700) Retur Penjualan - Total penjualan 31.999.769.800

Harga Pokok Penjualan

Persediaan Awal Barang Dagang 8.562.980.920

Pembelian Kredit 19.287.341.000

Pembelian Tunai -

Discount Pembelian (51.369.587)

Retur Pembelian -

Jumlah Barang yang Tersedia 27.798.952.333

Persediaan Akhir Barang Dagang (12.593.700.230)

Total Harga Pokok Penjualan (15.205.252.103)

(11)

Biaya Operasional

Biaya Karyawan 2.311.400.000

Biaya Penjualan 1.300.756.000

Biaya Administrasi dan Umum 1.960.200.890

Biaya Penyusutan 3.210.100.875

Biaya Penyimpanan 3.118.670.000

Total Biaya Operasional (11.901.127.765)

Laba Operasional 4.893.389.932

Pendapatan lain-lain 542.760.000

Biaya lain-lain ( 193.034.701)

Laba Sebelum Bunga dan Pajak 5.243.115.231

(12)

Lampiran 3

(13)

Lampiran 4

(14)

Lampiran 5

(15)

Lampiran 6

Dokumentasi Persediaan Ikan dalam Coldstorage

(16)
(17)

(Ikan dipacking dengan plastik dalam coldstorage)

(18)
(19)
(20)

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-Faktor tersebut yaitu persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, kesadaran membayar pajak,

3.1.2 Pengawasan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan) dan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)

Qiyas pada dasarnya adalah upaya menemukan nilai dasar dari hukum suatu persoalan yang telah memiliki landasan dalil sehingga nilai dasar tersebut dapat digunakan untuk menentukan

Zachman) adalah pendekatan secara luas digunakan untuk mengembangkan atau mendokumentasikan arsitektur perusahaan-perusahaan. Berdasarkan kerangka kerjanya Zachman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dari kulit mangium (60,3%; 8,8 µm) memiliki aktivitas antifungi secara in vitro yang tertinggi terhadap

Perkembangan mesin milling yang paling sukses adalah mesin yang di design oleh Lincoln Miller, yang mana membuat mesin yang lebih spesifik dan bentuk dari

Berikut adalah ketiga buah aspek yang diukur pada bagian dua yaitu tingkat Kepentingan, tingkat Harapan, dan tingkat Persepsi Penilaian yang dilakukan untuk kuesioner bagian

Dari skema kerangka pemikiran tersebut, dapat dijelaskan bahwa bentuk kenakalan remaja khususnya pelajar ternyata telah berubah menjadi tindakan- tindakan kriminal atau tindak