• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 6 Senayan Jakarta Io2T0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 6 Senayan Jakarta Io2T0"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

SEKRETARIAT JENDERAL

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 6 Senayan Jakarta Io2T0

PERATURAN

SEKRETARIS JENDERAL DtrWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONBSIA

N O M O R 0 4 T A H U N 2OIB

TENTANG

PEDOMAN PENGtrMBANGAN BUDAYA KBRJA

DI LINGKUNGAN SBKRBTARIAT JENDERAL

DEWAN PERWAKILAN DAERAH RBPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEKRETARIS JtrNDERAL

DtrWAN PERWAKILAN DABRAH RBPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa salah satu area perubahan yang menjadi tujuan reformasi birokrasi sekretariat Jend.eral DPD RI adalah perubahan pola pikir (mind" sef) dan budaya kerja (calture se/);

b. bahwa untuk mempercepat keberhasilan proses perubahan pola pikir dan budaya kerja pegawai di lingkungan Sekretariat Jendeial npn

-

Rl perlu disusun pedoman untuk mend.orong perubahan sikap dan perilaku pejabat dan

-

plgawai di lingkungan Sekretariat Jenderal DpD Ri;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf

b-, perlu menetapkan Peraturan sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia tentang Pedoman Budaya Kerja di Lingkungan sekretariat Jenderal Dewan perwakilan Daerah Republik I n d o n e s i a .

(2)

Mengingat

1. undang-undang Nomor L7 Tahun 2oor tentang

Rencana Pembangunan Jangka panjang Nasional Tahun 2oo5-2o25 (Lembaran Negara RI Tahun 2oa7 Nomor 33 dan Tambahan Lembaran Negara R I N o m o r 47OO);

2. Undang-undang Nomor s rahun 2or4 tentang

Aparatur sipil Negara (Lembaran Negara Repubfil

Indonesia Tahun 2or4 Nomor 6, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor sagal;

3. undang-undang Nomor LT TaLrun 2or4 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2oL4 Nomor rg2,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor

!568) sebagaimana telah diubah dengan

undang-undang Nomor 42 Tahun 2oL4 tentang

Majelis

Permusyawaratan

Ralryat,

Dewan

Perwakilan Ralryat, Dewan perwakilan Daerah, dan

Dewan Perwakilan Ralryat Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2oL4 Nomor 3g3,

Tambahan Lembaran Negara Republik Ind.onesia

Nomor 5650);

4. Peraturan pemerintah Nomor s3 Tahun 2olo

tentang Disiplin pegawai Negeri sipil (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun zotO womor 74,

Tambahan Lembaran Negara. Republik Indonesia

N o m o r 5 1 5 3 ) ;

5. Peraturan Dewan

Indonesia Nomor

Tertib;

Perwakilan

Daerah Republik

4 Tahun 2OIT tentang Tata

6. Peraturan presiden Republik Indonesia Nomor g 1

Tahun 2oro tentang Grancl Design Reformasi

Birokrasi 20 IO_2025;

7. Peraturan presiden Republik Indonesia Nomor 2

Tahun

20rs

tentang Rencana pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2o|S_2or9;

B. Peraturan presiden Nomor rr Tahun 20 rr tentang

Sekretariat Jenderal DpD RI;

9. Peraturan Menteri Negara pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 1 Tahun 2oo'T tentang pedoman

Evaluasi pelaksanaan pengemb,angan

Budaya Kerja

Pada Instansi pemerintah;

10. Peraturan Menteri Negara pendayagunaan

Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun

2015 tentang Road Map Refornr.asi

Birokrasi

2015-2 0 L 9 ;

1 1. Peraturan Menteri Negara pend.ilyagunaan

Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrar;i Nomor 10 Tahun

20r l

tentang pedoman pelaksanaan program

Manajemen perubahan;

12. Peraturan Menteri Negara pend€qFagunaan

Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasri Nomor 39 Tahun

2012 tentang pedoman pengembangan

Budaya

Kerja;

(3)

Menetapkan

13. Peraturan Menteri Negara pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Ind.onesia

Nomor

27

Tahun

2ot4

tentang

pedoman

Pembangunan

Agen

perubahan

di

Instansi

Pemerintah;

14. Peraturan Sekretaris Jenderar Dewan perwakilan

Daerah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2oLL

tentang organisasi dan Tata Kerja Kantor Dewan

Perwakilan Daerah Republik Indonesia di provinsi;

1 5. Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan perwakilan

Daerah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2oLT

tentang organisasi dan Tata Kerja sekretariat

Jenderal

Dewan perwakilan

Daerah

Republik

Indonesia;

16. Peraturan sekretaris Jenderal DpD RI Nomor 10

Tahun 2016 tentang sistem Manajemen perubahan

sekretariat Jenderal Dewan perwakilan Daerah

Republik Indonesia;

MEMUTUSI(AN:

PERATURAN SEKRtrTARIS JBNDERAL DEWAN

PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN BUDAYA

KBRJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

DEWAN

PBRWAKILAN

DAERAH

REPUBLIK

INDONtrSIA.

Pasal 2

Pasal 1

Pedoman pengembangan budaya kerja ini berlaku

sebagai

panduan

d.alam

merencanakan,

mengimplementasikan,

serta melakukan

monitoring

dan evaluas-i penerapan dan pengembangan budaya

Leu1 di lingkungan Sekretariat Jenderal opo RI guna

meningkatkan kinerj a pegawai.

Pedoman pengembangan sebagaimana tersebut dalam bagian tidak terpisahkan dari

Budaya Kerja, adalah Lampiran yang merupakan peraturan ini.

Pasal 3

Pedoman Pengembangan Budaya Kerja dapat ditakukan perubahan

-d* penyesuaian sesuai- dengan nilai-nilai organisasi dan nilai-nilai buclaya sekretariat Jenderal D P D R I .

(4)

Paraf Hierarki Biro : Biro Administrasi

B a g i a n : O r g a n i s a s i d a n T a t a L a k s a n a J a b a t a n Paraf K e p a l a Biro

k

K e p a l a B a g i a n (G K e p a l a S u b B a g i a n Pasal 4

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

P a d a t a n g g a l Zt Februar i 2OL8 Plt. SEKRETARIS JENDERAL,

MA'RUF CAHYONO

(5)

Pasal 4

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggaI2l Februari 2018

PIt. SEKRETARIS JENDERAL,

MA'RUF CAHYONO

(6)

LAMPIRAN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DtrWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

N O M O R TAHUN 2OTB TENTANG

PEDOMAN PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETAzuAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGBMBANGAN BUDAYA KERJA

DI LINGI(UNGAN StrKRBTARIAT JENDERAL

(7)

. B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Reformasi birokrasi memiliki ruang lingkup pembenahan struktural, prosedural, kultural dan etika birokrasi yang bertujuan untuk menciptakan

birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas dari KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur neg ara.

Secara konseptual, birokrasi yang ideal adalah birokrasi yang profesional, yakni birokrasi yang

handal dalam memberikan pelayanan, aspiratif, akuntabel,

netral, dan dalam menjalankan aktivitasnya selalu dilandasi

etika. profesionalisme birokrasi menyangkut kemampuan yang dihubungkan dengan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam arti kata kemampuan untuk menggunakan fasiiitas teknologi modern. Dengan penguasaan d.aram menggunakan

fasilitas teknoiogi modern, kelemahan negatif berupa lambatnya proses kerja birokrasi dapat teratasi.

Secara ideal, birokrasi hanya akan bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat secara adil apabila mempunyai sikap dan perilaku netral' Maksudnya, birokrasi hendaknya bertindak sebagai lembaga administrasi publik yang berorientasi

pada pencapaian efisiensi dan efektivitas dalam setiap kegiatannya.

Reformasi kultural menyangkut perubahan komitmen dan etos kerja birokrasi yang semakin diorientasikan untuk meningkatkan pelayanan publik.

Ekses negatif budaya patrimonial

yang menempatkan birokrasi

sebagai atasan masyarakat yang harus clilayani harus diubah menjadi pelayan masyarakat.

Reformasi etika birokrasi menyangkut norma-norma

dan nilai-nilai )'ang harus menjadi pegangan bagi aparat birokrasi untuk bersikap pantas dalam

me njalankan tugasnya. Etika

birokrasi menun3ukkan adanya asas moral dalam profesi birokrasi. Reformasi etika birokrasi mengupayakan

agar nilai-nilai etika yang hidup dan berlaku dalam masyarakat profesi termasuk birokrasi bukan sekedar menjadi keyakinan

pribadi anggotanya tetapi

juga menjadi seperangkat norma yang terlembagakan.

(8)

acuan dalam berbuat, yang pelanggaran atasnya dapat dikenakan sanksi moral.

Suatu keberhasilan kerja, berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi kebiasaannya. Nilai-nilai tersebut bermula dari adat kebiasaan, agama, norma dan kaidah yang

menjadi keyakinannya dan menjadi kebiasaan

dalam perilaku kerja atau organisasi' Nilai-nilai yang telah menjadi kebiasaan tersebut dinamakan budaya. Membangun budaya berarti meningkatkan dan mempertahankan sisi-sisi positif,

serta berupaya membiasakan (habituating process) pola perilaku tertentu agar tercipta suatu bentuk baru yang iebih baik. oleh karena budaya dikaitkan dengan mutu atau kualitas kerja, maka dikenar dengan bu,caya kerja.

Secara sederhana budaya kerja diartikan sebagai cara pandang seseorang dalam memberi makna terhadap "kerja',. Dengan demikian, budaya kerja diartikan sebagai perilaku individu dan kepompok yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan menjadi sifat serta kebiasaan yang dilakukan

berulang-ulang dalam suatu organisasi' Pelanggaraan terhadap kebiasaan ini memang tidak ada sangsi tegas' namun dari pelaku organisasi

secara morar telah menyepakati

bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati daiam rangka pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

Memperbaiki budaya kerja

ke arah yang lebih baik membutuhkan waktu bertahun-tahun

untuk merubahnya, maka itu perlu adanya pembenahan yang dimulai dari sikap dan tingkah laku pemimpin kemudian diikuti para bawahannya. Terbentuknya budaya kerja sangat dipengaruhi oleh perilaku pimpinan, hubungan antara pemimpin dengan

bawahannya akan menentukan

suatu cara tersendiri apa yang dijalankan

dalam perangkat satuan kerja atau organisasi.

Budaya kerja terbentuk dalam satuan kerja atau organisasi itu berdiri' artinya pembentukan

budaya kerja terjadi ketika lingkungan keqa atau organisasi

belajar dalam menghadapi permasalahan. cakupan makna setiap nilai budaya kerja, antara rain:

1' Disiplin; Perilaku yang senantiasa berpijak

(9)

meliputi ketaatan terhadap peraturan perundang-und.angan, prosedur, berlalu lintas, waktu kerja, berinteraksi dengan mitra, dan sebagainya.

2' Keterbukaan; Kesiapan untuk memberi dan menerima informasi yang benar dari dan kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan organisasi.

3' saling menghargai; Perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra kerja.

4' Kerjasama; Kesediaan untuk memberi dan menerima kontribusi dari dan atau kepada mitra kerja dalam mencapai sasaran dan target organisasi.

Ke suksesan organisasi bermula

dari adanya disiplin menerapkan nilai-nilai inti organisasi. Konsistensi dalam menerapkan kedisiplinan dalam setiap tindakan, penegakan aturan dan kebijakan akan mendorong munculnya kondisi keterbukaan, yaitu keadaan yang selaiu jauh dari prasangka negatif karena segala sesuatu disampaikan melalui fakta dan data yang akurat (informasi yang benar).

Selanjutnya,

situasi yang penuh dengan keterbukaan akan meningkatkan komunikasi

hortzontal dan vertikal, membina hubungan

personal baik formal maupun informal di antara jajaran mana-1emen, sehingga tumbuh sikap saring menghargai.

Pada gilirannya setelah interaksi unit kerja dan antar pegawai semakin baik akan menyuburkan semangat kerjasama dalam wujud saling koordinasi manajemen atau pegawai, menjaga kekompakkan manajemen' mendukung

dan mengamankan setiap keputusan manajemen, serta saling mengisi dan melengkapi. Hal initah yang menjadi tujuan bersama daram rangka membentuk budaya kerja.

Uraian tersebut memberikan

pemahaman akan pentingnya perubahan budaya kerja melalui perubahan pola pikir dalam konteks reformasi birokrasi' selanjutnya untuk mempercepat

keberhasilan proses perubahan budaya kerja di Lingkungan sekretariat Jenderal DPD RI' disusun acuan yang dapat digunakan sebagai landasan dalam bentuk pedoman untuk mendorong perubahan sikap dan perilaku pejabat dan pegawai di iingkungan Sekretariat Jenderal DpD RI.

(10)

B. Tujuan

Tujuan dari penetapan pedoman pengembangan budaya kerja di lingkungan sekretariat Jenderar DpD RI adalah:

1. Membantu Pengembangan Budaya Kerja dalam pelaksanaan reformasi birokrasi;

2. Menciptakan perubahan sikap dan perilaku pejabat serta pegawai di lingkungan Sekretariat Jend.eral DPD RI agar dapat meningkatkan kineda untuk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi;

3' Memberikan panduan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan budaya kerja di iingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI sesuai dengan tujuan Reformasi Birokrasi di sekretariat Jend.eral DpD RI;

4 ' Menjadi instrumen untuk melihat sejauh mana keberhasilan reformasi birokrasi telah dicapai.

C. Sasaran

Sasaran penetapan Pedoman Pengembangan Budaya Kerja adalah:

1' Terbangunnya kesamaan persepsi dalam

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan

pengembangan budaya kerja.

2 ' Terciptanya perubahan pola pikir dan budaya kerja aparatur Sekretariat Jenderal DPD RI menjadi bud ayayang mengembangkan sikap dan perilaku kerja yang berorientasi pada manfaa t (outcome) yang diperole h dari produktivitas kerja dan kinerja yang tinggi untuk memberikan pelayanan kepada Anggota DpD RI.

(11)

A.

BAB II BUDAYA KERJA

PENGERTIAN

Budaya kerja dapat dipahami sebagai sebuah keterkaitan unsur-unsur penting dalam organisasi yang dijalankan oleh para pegawai. Budaya kerja bukanlah sebuah unsur yang berdiri sendiri.

unsur-unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Budaya Organisasi.

Budaya organisasi adalah sistem nilai bersama d.alam suatu organisasi yang me njadi acuan bagaimana para pegawai melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan atau cita-cita organisasi' Hal ini biasanya dinyatakan sebagai visi, misi, dan tujuan organisasi. Budaya organisasi dikembangkan dari kumpulan norma-norma, nilai, keyakinan, harapan, asumsi, dan filsafat dari orang-orang di dalamnya. oleh karenanya

tidak mengherankan bila kemudian terlihat jelas dalam perilaku individu dan kelompok' Budaya organisasi juga menjadi dasar praktik di dalam organisasi, termasuk bagaimana

anggota organisasi menyelesaikan pekerjaan maupun berinteraksi satu sama lain.

Budaya organisasi tumbuh menjadi mekanisme

kontrol, mempengaruhi

cara pegawai berinteraksi dengan para pemangku kepentingan

di luar organisasi. Perubahan budaya organisasi berpengaruh pada perubahan perilaku pegawai dalam organisasi tersebut' Perubahan budaya organisasi

berlaku dari tingkat tertinggi hingga satuan terkecil dalam organisasi. Keberhasilan dalam mengembangkan dan menumbuhkembangkan

budaya organisasi sangat ditentukan

oreh perilaku pimpinan organisasi. Dalam pengembangan

budaya organisasi, hampir selalu dipastikan bahwa pimpinan

organisasi menjadi agen perubahan (agent of changel. Sebagai agen perubahan, salah satu kontribusi

signifikan yang diharapkan adalah berperan sebagai panutan

(role model). Gmabar 1 di bawah ini mempedelas pemahaman mengenai budaya organisasi.

(12)

Terlihat jelas dalam perilaku rndividu dan kelompok B u d a y a O r g a n i s a s i Terlihat pada bagaimana cara anggota a r a a n i ^ ^ ^ i u t g d t i l J d J l menyelesaikan n a k a n t 2 n n n v l Keyakinan, nilai, asumsibersama yang dipegang oleh anggota organisasi Gambar 1 Budaya Organisasi

Budaya organisasi di lingkungan Kemen tertanflembaga dan Pemerintah Daerah dapat dikenali sebagai keunggulan organisasi dalam menjawab tantangan dan perubahan. Kemen terian/Lembaga dan Pemerintah Daerah diharapkan dapat

menciptakan dan mengembangkan budaya organisasi

yang berorientasi pad.a peningkatan

kinerja, antara lain melalui diklat, evaluasi kineda unit ker.l'a dan pegawai, sosiarisasi,

benchmarking, d.an iaboratorium pembelaj aran.

Beberapa manfad-t budaya organisasi, adalah: a' Menerjemahkan peran yang membedakan

satu organisasi dengan organisasi yang rain, karena setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda, sehingga perlu memiliki akar budaya yang kuat daram sistem dan kegiatan yang ada di dalamnya;

b' Menjadi identitas bagi anggota organisasi. Budaya yang kuat rnernbuat anggota organisasi merasa memiliki identitas yang merupakan ciri khas organisasinya;

c' Mendorong setiap anggota organisasi untuk lebih mementingkan tujuan bersama di atas kepentingan individu; dan

(13)

d. Menjaga stabilitas organisasi. Komponen-komponen organisasi yang direkatkan oleh pemahaman budaya yang sama akan membuat kondisi internal organisasi menjadi lebih stabil.

2. Budaya Kerja (Culture Set)

Dalam Grand Design Reformasi Birokrasi, budaya

kerja dipahami sebagai Culture Se/. Secara sederhana budaya kerja diartikan sebagai cara pandang seseorang dalam memberi makna terhadap "kerja". Dengan demikian bud aya kerja diartikan sebagai sikap dan perilaku individu dan kelompok yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya

dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam rnelaksanakan

tugas dan pekerjaan sehari-hari' Pada praktekoy&, budaya

kerja diturunkan dari budaya organisasi. Budaya ker.la merupakan

suatu komitmen organisasi, dalam upaya membangun

sumber daya manusia, proses kerja, dan hasil kerja yang rebih baik.

Pencapaian peningkatan kualitas yang lebih baik tersebut, diharapkan bersumber

dari setiap individu yang terkait d.alam organisasi ker-Ja itu sendiri. Budaya kerja berkaitan erat dengan perilaku dalam menyelesaikan

pekerjaan. perilaku ini merupakan cerminan

dari sikap kerja yang didasari oleh nilai-nilai dan norma-norma

yang dimiliki oleh setiap individu. Ketika individu-individu

ini masuk ke dalam sebuah organisasi, maka akan terjadi penyesuaian nilai-nilai, norma-norma, sikap d.an perilaku yang dimiliki individu ke dalam nilai-nilai, norma-norma, sikap dan perilaku yang diinginkan oleh organisasi demi mencapai cita-cita atau tujuannya. Perubahan tersebut memakan waktu, komitmen, kedisiplinan

dan upaya yang ruar biasa. organisasi yang memiliki budaya kerja yang kuat akan dapat memperoreh hasil yang lebih baik' Hal ini dikarenakan para pegawainya telah mengetahui dan memahami "pekerjaan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara menyeresaikan pekerjaan tersebut,,.

Aktualisasi budaya kerja antara lain dapat dilihat hal berikut:

a. Pemahaman terhadap makna bekerja;

b' Sikap terhadap pekeriaan atau apa vans dikeriakan;

(14)

hal-c. Sikap terhadap lingkungan pekerjaan; d. Sikap terhadap waktu;

e. Sikap terhadap alat yang digunakan untuk bekerja; f. Etos k"r:a; dan

g. Periiaku ketika bekerja atau mengambil keputusan. Manfaat budaya kerja bagi instansi, antara rain: a' Meningkatkan kerja sama antarindividu,

antarkelompok, dan antarunit kerja;

b' Meningkatkan koordinasi sebagai akibat adanya kerjasama yang baik antarindividu, antarkeiompok, dan antarunit kerja;

c' Mengefektifkan integrasi, sinkronisasi,

keselarasan, dan dinamika yang terjadi dalam organisasi;

d. Memperlancar komunikasi dan hubungan kerja; e' Menumbuhkan kepemimpinan yang partisipatif; f' Mengeliminasi hambatan-hambatan

psikologis dan kultural; dan g' Menciptakan suasana kerja yang menyenangkan sehingga dapat

mendorong kreativitas pegawai.

Dalam konteks reformasi birokrasi, tujuan fundamental dari pengembangan budaya kerja adalah untuk membangun sumber da5ra manusia seutuhnya agar setiap orang sadar bahwa mereka berada dalam suatu hubungan sifat, peran, dan komunikasi yang saling bergantung satu sama lain. oleh karenaflys, reformasi birokrasi

berupaya mengubah budaya kerja saat ini, menjadi budaya yang mengembangkan sikap dan per'aku

kerja yang berorientasi pada hasil (outcome) yangdiperoleh dari produktivitas kerja dan kinerja yang tinggi.

Secara khusus, daram konteks pembinaan aparatur Negara dapat dikatakan bahwa pengembangan

budaya kerja aparatur Negara merupakan upaya d'an langkah terencana secara sistematis untuk menerapkan nilai-nilai

dan norma etika budaya kerja aparatur Negara, dan melaksanakan

secara konsisten dalam pelaksanaan tugas penyelenggaraan organisasi pemerintahan

dan pelayanan kepada masyarakat.

(15)

3. Nilai-Nilai Organisasi

Nilai-nilai organisasi merupakan dasar acuan dan motor penggerak motivasi, sikap, dan tindakan. Dalam konteks organisasi, nilai-nilai organisasi harus dikembangkan atau sejalan dengan visi dan misi organisasi. Nilai-nilai organisasi merupakan sebuah tuntunan atau ped.oman yang mendasari: "Bagaimana individu di dalam sebuah organisasi berpikir, bersikap, bertindak, dan mengambil keputusan." Biasanya nilai-nilai ini sulit untuk dipalsukan karena apa yang dipikirkan dan dilakukan, merupakan refleksi dari nilai-nilai yang ,Cianut dan dijalankan pegawai dalam organisasi' Nilai-nilai inilah yang

menjadi faktor penentu: "Bagaimana

suatu organisasi secara kolektif memiliki kualitas, kapasitas, dan kapabilitas daram pengambilan keputusan.,,

Dalam konteks reformasi birokrasi, perlu dan penting dilakukan perubahan nilai-nilai

organisasi yang akan menjadi dasar dalam mengembangkan budaya kerja. perubahan

nilai organisasi bisa dilakukan rnelalui dua cara yang harus dilakukan secara bersamaan. Cara yang dimaksud, adalah:

a' Melalui praktek keteladanan penerapan nilai-nilai oleh para pimpinan organisasi. Dalam

hal ini, pimpinan organisasi

menjadi panutan (role model).

b' Melalui penciptaan system organisasi dan

mengarahkan individu daram organisasi

diri dengan nilai-nilai yang baru.

Nilai-nilai organisasi memiliki fungsi antara lain:

a' Menjadi alat dalam pengendalian perilaku setiap individu dalam meraksanakan perannya masing_masing

daram o r g a n i s a s i ;

b' Mendorong terjadinya kondisi kerja yang saling menghormati, mau mendengar, memberikan teladan, saling mengingatkan, dan bekerja sama dengan baik;

c' Meningkatkan tenggung jawab individual terhadap peran ,'ya; dan

d' Mendorong peningkatan akuntabilitas organisasi.

Dalam konteks aparatur Negara, nilai-nilai organisasi dapat dipahami sebagai pitihan n'ai-n'ai moral dan sociar vang

teknologi yang dapat

untuk menyesuaikan

(16)

disepakati dan dianggap balklpositif serta relevan untuk duadikan pedoman dan dipegang teguh dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan organisasi pemerintahan dan pelayanan kepada stakehotd"er I masyarakat.

4. Etos Kerja

Etos kerja dibentuk oleh nilai budaya kerja. Etos kerja

adaiah suatu paradigm kerja yang diyakini oleh seseorang atau

sekelompok orang yang diwujudkan secara nyata berupa perilaku

khas kerja mereka. secara umum, etos kerja berfungsi sebagai

pendorong atau penggerak terbangunnya perilaku

kerja yang

diinginkan.

5. Pola Pikir (Mind Set)

Dalam Grand' Design Reformasi Birokrasi pola pikir

dipahami

sebagat mind" se/. pola pikir adarah kerangka

mental yang

membangun

sebuah

makna

tertentu,

yang

menentukan

pandang&r, sikap, dan perilaku seseorang.

Dengan kata lain, pora

pikir menentukan: "Apa yang akan dilakukan,,. pola

pikir sangat

dipengaruhi oleh sistem kepercayaan atau sistem

nitai yang

dimiliki, nilai-nilai keruarga, pendidikan,

dan ringkungan. oteh

karena itu harus dipastikan agar pola pikir hanya

dibentuk dan

dipengaruhi oleh nilai-nilai yang baik dan benar.

Jadi pola pikir sudah terbentuk sesuai dengan organisasi, budaya kerja, dan etos kerja, maka pola memiliki fungsi antara lain:

a' Membantu pembentukan

etos kerja individu dalam dan

b' Membantu setiap individu dalam organisasi

untuk memberikan

kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.

Budaya kerja terbentuk dari nilai-nilai yang

telah disepakati

secara konsisten, dan telah disosialisasikan

di lingkungan

Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah

Daerah.

Hasil

dari

terinternalisasi nitai-nilai tersebut

diekspresikan dalam perilaku

keria sehari-hari pada setiap pegawai.

Budaya keria yang telah

nilai-nilai

pikir akan

(17)

terinternalisasi tersebut dapat dilihat dari etos kerja yang ditampilkan.

Proses dari nilai-nilai menjadi budaya kerja dan kemudian muncul sebagai etos kerja, akan bisa menjadi daya ungkit perubahan pola pikir bagi setiap pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal DpD RI.

B. PRINSIP DASAR

Prinsip dasar budaya kerja, yaitu :

1. Budaya kerja diturunkan dari budaya organisasi;

2' Budaya ker-1a merupakan hasil dari proses internalisasi nilai-nilai organisasi yang diekpresikan dalam perilaku kerja sehari-hari; 3' Budaya kerja merupakan sikap mental yang dikembangkan untuk

selalu mencari perbaikan, penyempurnaan, d,an/atau peningkatan terhadap apa yang telah dicapai;

4. Budaya kerja dikembangkan

antara lain dengan mempertimbangkan ajaran-ajaran

agama, konstitusi (peraturan perundang-undangan),

kondisi sosiar dan budaya setempat; 5' Perubahan budaya kerja

harus berjalan secara terencana, terstruktur, komprehensif, dan berkelanjutan ;

6' Budaya ker-1a ditanamkan atau diubah melalui perubahan nilai-nilai organisasi.

C. SYARAT.SYARAT

KEBERHASILAN

PENGEMBANGAN

KERJA

BUDAYA

untuk

dapat mengelola perubahan budaya kerja dengan baik, perlu dikenali proses perubahan

karakter budaya kerja itu send.iri, antara iain :

1' Perubahan budaya

kerja dilakukan secara evolusioner, tidak revolusioner.

Hal ini karena orang yang mengalami perubahan budaya kerja akan berada pada kondisi psikologis "kejutan

budaya,, (czttfure shock) yang terladi karena seseorang diminta bahkan dipaksa untuk keluar dari area nyama n (comfort zone).

2 ' Perubahan budaya

kerja merupakan aktifitas

yang sangat kompleks.

(18)

Oleh karenanya harus dilakukan secara terencana melalui sistem

yang terukur dan komprehensif,

3' Perubahan budaya kerja memerlukan proses yang berkelanjutan

atau terLIS menerus.

Agar perubahan budaya kerja dapat ditakukan d.engan baik d.an memberikan hasil yang diharapkan, perlu adanya pengelolaan yang baik' Pengeloiaan terhadap perubahan biasa dikenal dengan istilah manajemen perubahan. Manajemen perubahan adalah pendekatan sistematis untuk menghadapi perubahan, baik dari perspektif organisasi maupun pada tataran individu.

Selain itu, agar pengembangan bud aya kerja berhasil diperlukan pengorganisasian budaya kerja yang merupakan tanggung jawab Tim Reformasi Birokrasi khustrsnya Tim Manajemen perubahan.

Terdapat 3 (tiga) hal yang perlu dilakukan oleh Tim Manajemen Perubahan, yaitu :

1' Mendorong keinginan untuk berubah, d'akukan dengan (1) menciptakan sense of urgenca

dan kepedurian terhadap perubahan;

dan (2) memahami kepentingan dan ketakutan orang akan perubahan serta menJruarakan keberhasilan perubahan.

2' Mengajak iebih banyak orang, dilakukan dengan (1) membangun strategi dan melaksanakannya

secara reguler; dan (2) efektif memberikan tanggung jawab pada mereka yang terribat, sehingga mereka merasa berkontribusi terhadap perubahan yang terjadi 3' Memelihara momentum, dilakukan dengan (1) mengembangkan

kompetensi dan keterampilan

baru yang diperrukan daram perubahan; dan (2) memperkuat komitmen pegawai secara berkala dan berkelanjutan

syarat-syarat yang dipenuhi agar pengembangan

budaya kerja

lingkungan Sekretariat Jenderal DpD RI berhasil, yaitu

:

Komitmen dari Pimpinan tertinggi sekretariat Jenderal DpD RI; Nilai-nilai pembentuk

sikap prilaku posiif dan produktif dapat dipahami dengan mudah

oleh seluruh pejabat dan pegawai Sekretariat Jenderal DpD RI;

Pejabat pada setiap jenjang menjadi panu tan/contoh penerapan nilai-nilai di lingkungan sekretariat Jenderar DpD RI;

di

1 .

2 .

/^t

(19)

4. Terdapat saling terbuka, saling percaya, dan menerima perubahan antara Pimpinan dam pegawai Sekretariat Jenderal DPD RI;

5. Budaya kerja terkait langsung dengan kepentingan pelaksanaan tugas, pekerjaan dan masalah-masalah yang dihadapi bersama oleh Sekretariat Jenderal DPD RI;

6. Budaya kerja dilaksanakan secara konsisten, disiplin, dan berkelaniutan

(20)

BAB III

LANGKAH.LANGI(AH PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI

Pada prinsipnya pengembangan budaya kerja merupakan proses yang paryang dan tidak mudah, harus dilakukan secara terus menerus, dengan strategi yang tepat dan konsisten. Budaya kerja merupakan hasil dari proses internalisasi nilai-nilai organisasi yang selanjutnya diekspresikan dalam perilaku kerja sehari-hari. Secara sederhana untuk mengembangkan budaya kerja, Sekretariat Jenderal DPD RI perlu menempuh 3 (tiga) tahapan besar, yaitu:

1. Perumusan nilai-nilai: 2 . I m p l e m e n t a s i ; dan

3. Monitoring dan evaluasi.

A. PERUMUSAN NILAI-NILAI

Hal pertama yang harus dilakukan dalam mengembangkan budaya kerja adalah merumuskan nilai-nilai baru yang diinginkan, merumuskan nilai-nilai yang dipercaya akan membawa organisasi mencapai visi dan menuntaskan misinya. Hal penting yang harus diingat dalam merumuskan nilai organisasi adalah bahwa nilai-nilai harus didasarkan pada praktik yang dikenal dan dapat dilaksanakan setiap pegawai di lingkungan Sekretariat

Jenderal DPD RI. Nilai-nilai tersebut harus berakar pada apa yang sesungguhnya berlaku dalam organisasi dari hari ke hari untuk menjadi lebih baik.

Terdapat 3 (tiga) mekanisme yang dapat dilakukan

untuk merumuskan dan kemudian menetapkan nilai-nilai organisasi :

1' Pimpinan tertinggi dan Pejabat Eselon I duduk bersama untuk menetapkan nilai-nilai organisasi dengan melihat visi, misi, tugas fungsi, aturan-aturan dan kebijakan atau perund.ang-und.angan. Mekanisme ini memiliki efisien waktu, namun

rasa memiliki terhadap nilai-niIai tersebut lebih lambat terbangun dan muncul resistensi atau keengganan pegawai untuk berubah.

2' Pimpinan tertinggi dan Pejabat Eselon I duduk bersama dengan perwakilan trerabat (esel0n II, III, dan esel0n IV) dan perwakilan staf

(21)

untuk bersama-sama merulrluskan nilai-nilai organisasi. Dalam mekanisme ini, rasa memiliki terhadap nilai-nilai lebih cepat terbangtln, namun waktu untuk mencapai kesepakatan lebih lama. 3. Pimpinan tertinggi mengumpulkan seluruh pejabat dan staf untuk

bersama-sama merumuskan nilai-nilai organisasi. Mekanisme ini membangun rasa memiliki terhadap nilai-nilai lebih cepat dan resistensi untuk berubah lebih kecil, namun sangat menyita waktu/ iama sekali.

Sekretariat Jenderal DPD RI telah menetapkan nilai-nilai o r g a n i s a s i melalui mekanisme di point2 dlatas, yaitu:

1' Profesional, berarti ahli di bidangnya dan patuh terhadap kode etik profesi;

2 ' Pelayanan Prima, berarti selalu berupaya dalam memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepada stakeholder yang tercermin dalam semangat kerja;

3 ' Terpercaya, berarti sangat mengutamakan kepercayaan stakeholder atas jaminan akibat dari kesalahan;

4 ' Tanggung Jawab, berarti adanya kesesuaiang antara perkataan 4an perbuatan serta bersedia menanggung aki.bat dari kesalahan;

5' Jiwa Korsa, berarti tumbuhnya semangat bekerja sama serta loyal terhadap instansi;

6 ' Netral, berarti memberikan

layanan kepada stakeholder tanpa berpihak pada kekuatan politik manapun;

7 ' Mandiri, berarti memanfaatkan kemampuan

dan sumber daya dalam negeri dan tidak bergantung pada sumber daya asing; dan B' visioner, berarti memiliki wawasan ke depan dan tidak terbelenggu

pada pemikiran sekarang atau pemikiran terdahulu B. IMPLEMENTASI

Tahap selanjutnya adalah mend.eklarasikan

nilai-nilai dan membangun komitmen untuk

menerapkan budaya kerja serta dilarHutkan dengan menyosialisasikan dan menginternalisasikan.

1. Deklarasi Nilai-Nilai Mendeklarasikan

(22)

Deklarasi dilakukan oleh Pimpinan tertinggi Sekretariat Jend.eral, Sekretaris Jenderal DPD RI, yang dihadiri oleh seluruh jajaran pimpinan iainnya serta seluruh pegawai Sekretariat Jenderal DpD R I .

2. Sosialisasi

Sosialisasi yaitu proses mengomunikasikan apa yang telah disepakati agar membangun penerimaan dan keterlibatan seluruh pega\vai yang dilakukan secara terus menerus dan melibatkan Pimpinan tertinggi Sekretariat Jenderal DpD RI.

Hal-hal yang dilakukan Sekretariat Jenderal DpD RI dalam menyosialisasikan budaya kerja, yaitu:

a' Menerbitkan Peraturan Sekretaris

Jend.eral tentang sistem manaJemen perubahan sekretariat Jenderal DpD RI;

b' Menerbitkan Peraturan sekretaris

Jenderal DpD RI tentang budaya kerja;

c' Mempersiapkan materi sosiarisasi tentang anggapan ,c.asar, tata nilai, norrna, dan sikap serta perilaku kerja;

d' Membentuk tim perubahan budaya kerja; e' Menyelenggarakan pertemuan

berkala dalam bentuk coffee morning;

3. Internalisasi

Sasaran internalisasi adalah meningkatnya penerimaan konsep budaya kerja baru dan menguatnya perilaku kerja produktif datam konteks Reformasi Birokrasi Sekretariat Jend.eral DpD RI.

Proses internarisasi adarah

proses yang terus menerus. Pimpinan

tertinggi sekretariat Jenderal DpD RI terlibat penuh dalam proses ini karena kepemimpinannya secara simbolis sangat penting dan sangat diperlukan untuk membangun

kepemilikan nilai-nilai pada setiap unit kerja.

Internalisasi budaya kerja di lingkungan sekretariat Jenderal DPD RI dilaksanakan dengan :

a' Meiaksanakan orientasi budaya kerja bagi pejabat dan pegawai melalui sejumiah kegiatan;

b' Mengembangkan keteladanan melalui pemberian penghargaan kepada setiap peiabat dan pegawai yang berprestasi;

(23)

c. Memasang kotak saran perbaikan kinerja setiap Pegawai;

d. Memberlakukan pembuatan laporan kinerja setiap Pegawai secara berlenjang pada setiap bulan;

e. Menegakan disiplin waktu kerja melalui pengendalian kehadiran setiap pegawai dengan pemanfaatan komputerisasi;

f. Melaksanakan pembekalan atau diklat teknis perubahan budaya k.r:a di kalangan pegawai;

g. Meny'r-rsun silabi atau kurikulum budaya kerja sebagai bahan ajar di berbagai pendidikan dan pelatihan teknis, struktural, dan fungsional secara berjenjang baik formal maupun non formal; h. Membentuk dan memantapkan tim evaluasi kinerja pada setiap

unit kerja;

i. Menyelenggarakan kajian dan penelitian perubahan bu,Caya kerja secara simultan;

j Menyelenggarakan promosi dan kampanye budaya kerja baru; k' I{eterlibatan Pemimpin dalam mencegah hal-hal yang negatif; 1. Membangun ringkungan kerja yang kondusif;

m' Melakukan pendekatan kepada semua orang untuk melakukan perubahan;

n. Mendorong partisipasi semua orang; o. Mendorong pegawai untuk berinovasi;

C. MONITORING DAN EVALUASI

Pada dasarnya aktivitas monitoring dan evaluasi untuk melihat seberapa besar kemajuan dari proses pengembangan budaya kerja.

Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi, Sekretariat Jenderal DPD RI akan menJrusun pedoman monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan budaya kerja. Dalam pedoman tersebut dapat dievaluasi nilai-nilai budaya kerja

untuk penguatan pelaksanaan pengembangan budaya kerja di lingkungan Sekretariat .Ienderal DpD Ri yang meliputi :

1' Penerapan nilai-nilai dasar budaya kerja dalam kepemimpinan 6an manajemen;

2' Penerapan niiai-nilai dasar budaya kerJa dalam pola pikir dan cara kerja;

(24)

Secara prinsip, sebagai proses penguatan hampir apa yang disebut sebagai pemberian sanksi, karena itu menjadi hal yang penting untuk dipikirkan.

tidak dikenal penghargaan

(25)

BAB IV PENUTUP

Pengembangan budaya kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI menjadi satu hal yang sangat penting untuk disegerakan karena menjadi salah satu faktor yang mendorong keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi.

Perubahan budaya kerja yang positif menjadi salah satu titik utama daiam melakukan perubahan yang menjadi dasar filosofi dari Reformasi Birokrasi, dan perubahan tersebut dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang 1ama. oleh karenanya dibutuhkan komitmen seluruh ja-1aran di Sekretariat Jenderal DPD RI dalam upaya mewujudkannya.

paraf Hierarki Biro : Biro Administrasi

B a g i a n : O r g a n i s a s i d a n T a t a L a k s a n a J a b a t a n

Kepala Biro K e p a l a B a g i a n K e p a l a S u b B a g i a n

(26)

BAB IV PENUTUP

Pengembangan budaya kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal DPD Ri menjadi satu hal yang sangat penting untuk disegerakan karena menjadi salah satu faktor yang mendorong keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi.

Perubahan budaya kerja yang positif menjadi salah satu titik utama dalam melakukan perubahan yang menjadi dasar filosofi dari Reformasi Birokrasi, dan perubahan tersebut dilakukan secara terus menerus dalam jangka u'aktu yang lama. oleh karenanya dibutuhkan komitmen seluruh jajaran di sekretariat Jenderal DPD RI dalam upaya mewujudkannya.

(27)

P E R I H A L

K E P A L A B I R O A D M I NISTRASI

Peraturan d i L i n q k u

Sekretaris J enderat. Dp_D-! lan Sekretariat Jendral DpD Rl

p! Kabag. Organisasi dan Ketatalaksanaan I X a O a g . A d m i n i s t r a s i K e a n g g o t a a n d a n Kepegawaian I X a U a g . p e n g e m b a n g a n S u m b e r D a y a M a n u s i a I X a O a g . H u k u m I P e n a n g g u n g Jawab P o l i k l i n i k

! Staf Biro Organisasi K e a n g g o t a a n d a n K e p e g a w a i a n

(28)

t s t ! ! y , f F g j : 3 . : r y ' ' - _ r r y i q r y w b ! , ' J . p , - j . , n i r t . t

T ' \

SEKRE"IhNTIIT

J E N DE

RAL

DEWAN PERWAKII-.AN

DAERAH

REPUBLIK

INDONESIA

:-j,,'1*ii,-* .

Jl. Jenderal

Gatot

Subroto

No 6 Senayan

Jakafta

LOZTO

.r\ !-f v i L-.1

{e L,

Kepada Yth, Dari H a l T a n g g a l NOTA DINAS

NO MOR: 41 ffU.ROMIN/ND lilt2017 Plt. Sekretaris Jenderal DPD Rl

Kepal a Biro Adm inistrasi

Konsep Surat Sekretaris Jenderal 5 Februari 2O1B

Menindaklanjuti Nota Dinas Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Nomor oT 040/0llDPDlll/ND/2O18 tanggal B Februari 2018, bersama ini dengan hormat kami sampaikan Draft Peraturan Sekretaris Jenderal DPD Rl tentang pedoman pedoman Pengembanga Budaya Kerja di Lingkungan Sekretariat Jenderal DpD Rl.

Apabila tidak ada koreksi/penyempurnaan atas Draft Peraturan Sekretaris Jenderal dimaksud, mohon untuk dapat ditandatangani

oleh Yth. Bapak plt. Sekretaris Jenderal DpD R I

Demikian atas perkenan Yth. Bapak. Plt. Sekretaris Jenderal, kami sampaikan terimakasih.

{Tv,tv-PJnruanto

N I P. 19621204199203

1 00 1

r , . - - 1 ' : -

' ."

' , , ' . : )

;at .

,lb .,

l i: r-i:'L

i'.' I

] 3 o

?6r

(29)

SEKRETARIAT

JENDERAL

DEWAN

PERWAKILAN

DAERAH

R E P U B L I K

I N D O N E S I A

Jl. Jenderal Gatot Subroto No.6, Jakarta _ 192ZO

Kepada Dari H a l

NOTA DINAS

NOMOR OT.040/01/DPD/il/ND/2ol 8 Kepala Biro Administrasi

Kepala Bagian organisasi dan Tata'Laksana''

Penyampaian Draft persesjen DpD Rl tentang pedoman P e n g e m b a n g a n B u d a y a Kerja di Lingkungan

S e k r e t a r i a t J e n d e r a l D p D R l 8 F e b r u a r i 2 0 1 8

T a n g g a l

D e n g a n hormat, disampaikan s e b a g a i t i n d a k lanjut ketentuan p a s a l 194 Peraturan sekretaris Jenderal DPD Rl Nomor 6 Tahun 2017 tentang organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal DpD Rl, bersama ini kami sampaikan draft Peraturan Sekretaris Jenderal DpD Rl tentang pedoman P e n g e m b a n g a n B u d a y a K e r j a d i L i n g k u n g a n

s e k r e t a r i a t J e n d e r a l D p D Rl. Apabila tidak ada koreksi/penyempurnaan dari Bapak Kepala Biro Administrasi, mohon perkenan meneruskan

draft dirnaksr.rd untuk mendapat t a n d a t a n g a n y t h . p r t . sekretaris J e n d e r a r D p D Rr.

D e m i k i a n k a m i sampaikan, a t a s p e r k e n a n

B a p a k kami ucapkan t e r i m a k a s i h

Referensi

Dokumen terkait

dan PRUlink syari’ah assurance account (PAA Syari’ah). PRUlink syari’ah adalah produk asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi berbasis syari’ah dan dirancang

Selain menggunakan pemain – pemain baru yang paling menarik perhatian adalah adanya salah satu pemain wanita dalam sinetron Anak Jalanan yang merupakan pembalap

Saya mempunyai pemimpin yang bijaksana dan dapat menciptakan kondisi kerja yang baik, karena pimpinan saya mampu menjadi seorang fasilitator untuk memotivasi anak

Adapun kesimpulan dari penelitian ini bahwa Puskesmas Cendrawasih Kota Makassar telah siap untuk melakukan akreditasi, yang dimana segala persiapan yang dilakukan

Secara teori yang dikemukakan oleh Rush dan Althoff, Pola rekrutmen DPC partai Demokrat kabupaten Agam dalam menetapkan calon anggota legislatif untuk pemilu

“ Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak

Tujuan percobaan ini adalah mengukur kadar glukosa dalam darah, mengisolasi glikogen, dan menganalisis perbedaan antara hidrolisis glikogen dengan enzim dan asam.. Gambar

memungkinkan, maka sistem parkir direncanakan tetap menggunakan sistem off street satu lapis sejajar jalur pejalan kaki dan juga ditambahkan adanya peraturan yang mengharuskan