• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Bahasa Baku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tata Bahasa Baku"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

(1)

wheDaftar isi

1. Pemisahan Suku Kata Contoh : Swas-ta, cap-lok, April

2. Pemakaian Huruf Besar atau Huruf Kapital

3. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku,majalah,dll kecuali partikel.

seperti : di,ke dari, untuk, dalam, dan yang, yang tidak pada posisi awal. Contoh :

 Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Lanjutan Atas.

4. Huruf besar dipakai pada huruf pertama nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan.

Contoh :

 Tuhan Yang Maha Kuasa

5. Penulisan Gabungan Kata a. Ikhtisar

 Prinsip dipisahkan

Tanggung jawab mata pelajaran kereta api cepat, hancur lebur dll.

6. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah baca atau salah tafsir dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian antara kata yang bersangkutan. Contoh : Buku sejarah-baru

7. Penulisan Kata Depan Contoh :

Kata Depan dimakan

di dalam 8. Penulisan Partikel

Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali yang sudah padu dan benar.

Contoh :

 Apa pun dimakannya, ia tetap kurus.

9. Partikel per yang berarti mulai, demi, tiap, ditulis terpisah sedangkan per sebagai awalan yang berarti bagian ditulis serangkai.

(2)

Contoh :

 Harganya Rp 5000,00 per helai.

10. Penulisan Angka Bilangan

Bilangan utuh 222 dua ratus dua puluh dua 11. Bilangan tingkat

Abad XX, abad ke-20, abad kedua puluh

12. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan.

Contoh :

 Ayah membeli tiga ekor kambing.

13. Penulisan singkatan

a.n. s.d. d.a. a.b. u.p. tgl. Hlm. dkk. dsb. Yth. 14. Akronim

OSIS DAMRI ABRI Subosukawonosraten Depkes Dinkes 15. Abreviasi

Pop lab info honor perpus 16. Singkatan gelar

Dr. dr. S.H. Ir. M.A. 17. Singkatan satuan ukuran

1 kg m Rp ha 18. Penulisan unsur serapan

Contoh :

Kompleks kualitas 19. Penggunaan Tanda Baca

Tanda titik ( . ) 20. Tanda koma (,)

Dipakai dalam suatu perincian atau pembilangan. Contoh :

Saya membeli kertas, pena, dan tinta. 21. Penggunaan Garis Bawah

(3)

Contoh :

 Majalah Pertiwi

22.

23.

Minggu, 01 April 2012

24. Ejaan Yang Disempurnakan

25. Diposkan oleh Xetia

26. Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

27. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan. Menulis juga merupakan seni yang berupa rangkaian huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat, bahkan paragraf-paragraf yang disusun sehingga memberikan suatu pengertian sebagai suatu penjelasan, paparan, dan sebagainya.

28.

29. Setiap bahasa memiliki aturan-aturan tersendiri, baik itu dalam hal tata bahasa ataupun tata tulis. Oleh karena itu penting bagi seorang penulis untuk mengetahui aturan-aturan tersebut agar hasil karyanya dapat dipahami sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikannya.

30.

31. Tata bahasa dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD merupakan standar umum yang ditetapkan oleh Pemerintah, yaitu Departemen Pendidikan Nasional, sebagai standar baku penulisan dalam Bahasa Indonesia.

32.

33. Sebagai bahasa yang terus berkembang, standar EYD telah mengalami beberapa revisi, yaitu pada tahun 1972, tahun 1987, dan yang terakhir adalah Revisi Tahun 2009. 34.

35. Berikut ini adalah standar tata tulis berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Dengan berlakunya Peraturan ini, maka EYD revisi sebelumnya diganti dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

36. 37. 38.

Daftar isi:

I. Pemakaian Huruf A. Huruf Abjad

II. Penulisan Kata

A. Kata Dasar B. Kata Turunan

III. Pemakaian Tanda Baca

A. Tanda Titik

I. Tanda Elipsis J. Tanda Petik

(4)

B. Huruf Vokal C. Huruf Konsonan D. Huruf Diftong E. Gabungan Huruf Konsonan F. Huruf Kapital G. Huruf Miring H. Huruf Tebal C. Bentuk Ulang D. Gabungan Kata E. Suku Kata F. Kata Depan G. Partikel H. Singkatan dan Akronim

I. Angka dan Bilangan J. Kata Ganti ku-, kau-, -kukau-, -mukau-, dan -nya K. Kata si dan sang

B. Tanda Koma C. Tanda Titik Koma D. Tanda Titik Dua E. Tanda Hubung F. Tanda Pisah G. Tanda Tanya H. Tanda Seru K. Tanda Petik Tunggal L. Tanda Kurung M. Tanda Kurung Siku N. Tanda Garis Miring O. Tanda Penyingkatatau Apostrof

IV. Penulisan Unsur Serapan

39.

40.

I. PEMAKAIAN HURUF

41.

42.

A. Huruf Abjad

43. Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di kolom ketiga.

Huruf Nama Kapital Kecil A B C D E a b c d e a be ce de e

(5)

F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z ef ge ha i je ka el em en o pe ki er es te u ve we eks ye zet

44.

B. Huruf Vokal

45. Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.

Huruf Vokal

Contoh Pemakaian dalam Kata

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

a e* i api enak emas itu padi petak kena simpan lusa sore tipe murni

(6)

o u oleh ulang kota bumi radio ibu 46. Keterangan:

* Untuk keperluan pelafalan kata yang benar, tanda aksen (ˊ) dapat digunakan jika ejaan kata menimbulkan keraguan.

Misalnya:

Anak-anak bermain di teras (téras).

Upacara itu dihadiri pejabat teras Bank Indonesia. Kami menonton film seri (séri).

Pertandingan itu berakhir seri. Di mana kécap itu dibuat? Coba kecap dulu makanan itu.

47.

C. Huruf Konsonan

48. Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Huruf Konsonan

Contoh Pemakaian dalam Kata

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

b c d f g h j k l m n bahasa cakap dua fakir guna hari jalan kami - lekas maka nama sebut kaca ada kafan tiga saham manja paksa rakyat*alas kami tanah apa adab - Abad maaf gudeg tuah mikraj politik bapak* akal diam daun

(7)

p q** r s t v w x** y z pasang Quran raih sampai tali varia wanita xerox yakin zeni status quo bara asli mata lava hawa - payung lazim siap Taufiq putar tangkas rapat - - sinar-x - juz 49. Keterangan:

* Huruf k melambangkan bunyi hamzah.

** Huruf q dan x khusus dipakai untuk nama diri (seperti Taufiq dan Xerox) dan keperluan ilmu (seperti status quo dan sinar x).

50.

D. Huruf Diftong

51. Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.

Huruf Diftong

Contoh Pemakaian dalam Kata

Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

ai au oi ain aula - malaikat saudara boikot pandai harimau amboi

52.

E. Gabungan Huruf Konsonan

53. Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing masing melambangkan satu bunyi konsonan.

(8)

Huruf

Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

kh ng ny sy khusus ngilu nyata syarat akhir bangun banyak isyarat tarikh senang - arasy 54. Catatan:

55. Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus.

56.

F. Huruf Kapital

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Misalnya:

Dia membaca buku. Apa maksudnya?

Kita harus bekerja keras.

Pekerjaan itu akan selesai dalam satu

jam.

2. Huruf kapital dipakai sebagai

huruf pertama petikan langsung. Misalnya:

Adik bertanya, "Kapan kita pulang?" Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"

"Kemarin engkau terlambat," katanya. "Besok pagi," kata Ibu, "dia akan berangkat."

3. Huruf kapital

dipakai sebagai huruf pertama

(9)

dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Islam Quran Kristen Alkitab Hindu Weda Allah Yang Mahakuasa Yang Maha Pengasih

Tuhan akan menunjukkan jalan kepada

hamba-Nya.

Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

4. a. Huruf kapital dipakai

sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan

keagamaan yang diikuti nama orang.

Misalnya:

Mahaputra Yamin Sultan Hasanuddin Haji Agus Salim Imam Syafii Nabi Ibrahim

b. Huruf

(10)

tidak dipakai sebaga i huruf pertam a nama gelar kehor matan, keturu nan, dan keaga maan yang tidak diikuti nama orang. Misaln ya: Dia baru saja diangkat

menjadi sultan. Pada tahun ini dia pergi naik haji. Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai. 5 . a . H u r u f k

(11)

a p i t a l d i p a k a i s e b a g a i h u r u f p e r t a m a u n s

(12)

u r n a m a j a b a t a n y a n g d i i k u t i n a m a o r a n g ,

(13)

n a m a i n s t a n s i , a t a u n a m a t e m p a t y a n g d i

(14)

g u n a k a n s e b a g a i p e n g g a n t i n a m a o r a n g t e r

(15)

t e n t u . M i s a l n y a : Wakil Presiden Adam Malik Perdana Menteri Nehru Profesor Supomo Laksamana Muda Ud ara Husein Sastranegara Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian Gubernur Jawa Tengah b . H u r u f k a p

(16)

i t a l d i p a k a i s e b a g a i h u r u f p e r t a m a n a m a

(17)

j a b a t a n a t a u n a m a i n s t a n s i y a n g m e r u j u k

(18)

k e p a d a b e n t u k l e n g k a p n y a . M i s a l n y a : Sidang itu dipimpin

oleh Presiden Republ ik Indonesia.

(19)

dipimpin Presiden. Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen. c . H u r u f k a p i t a l t i d a k d i p a k a i s e

(20)

b a g a i h u r u f p e r t a m a n a m a j a b a t a n d a n p a n

(21)

g k a t y a n g t i d a k m e r u j u k k e p a d a n a m a o r a n

(22)

g , n a m a i n s t a n s i , a t a u n a m a t e m p a t t e r t e

(23)

n t u . M i s a l n y a : Berapa orang camat

yang hadir dalam rapat itu?

Devisi itu dipimpin oleh

seorang mayor jender al.

Di setiap departemen terdapat

seorang inspektur jen deral. 6 . a . H u r u f k a p i t a l

(24)

d i p a k a i s e b a g a i h u r u f p e r t a m a u n s u r u n s

(25)

u r n a m a o r a n g . M i s a l n y a : Amir Hamzah Dewi Sartika

Wage Rudolf Suprat

man Halim Perdanakusu mah Ampere C a t a t a n

(26)

: (1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama

seperti pada de, van, dan der (dalam nama

Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal).

Misalnya:

J.J de Hollander J.P. van Bruggen H. van der Giessen Otto von Bismarck Vasco da Gama

(2) Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk

menuliskan huruf pertama kata bin atau binti.

Misalnya: Abdul Rahman bin Zaini Ibrahim bin Adham Siti Fatimah binti Salim Zaitun binti Zainal

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya: pascal second Pas J/K atau JK-1 joule per Kelvin N Newton

c. Huruf kapital tidak

dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang

(27)

digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya: mesin diesel 10 volt 5 ampere 7. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Eskimo suku Sunda bahasa Indonesia b . Huru f kapit al tidak dipak ai sebag ai huruf perta ma nama bangs a, suku, dan bahas a yang digun

(28)

akan sebag ai bentu k dasar kata turun an. Misal nya: pengindonesiaan kata asing keinggris-inggrisan kejawa-jawaan 8 . a . H u r u f k a p i t a l d i p a k a i s

(29)

e b a g a i h u r u f p e r t a m a n a m a t a h u n , b u l a n ,

(30)

h a r i , d a n h a r i r a y a . M i s a l n y a : tahun Hijri ah tarikh Mas ehi bulan Agu stus bulan Mau lid

hari Jumat hari Galun gan

hari Lebar an

hari Natal

(31)

. u r u f k a p i t a l d i p a k a i s e b a g a i h u r u f p e r t a

(32)

m a u n s u r u n s u r n a m a p e r i s t i w a s e j a r a h . Misalnya:

(33)

Perang Candu Perang Dunia I

Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia

c. Huruf kapital tidak

dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama.

Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan keme rdekaan bangsa

Indonesia.

Perlombaan senjata membawa risiko

pecahnya perang dunia.

9. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama diri geografi. Misalnya: Banyuwan gi Asia Tenggar a

Cirebon Amerika Seri

kat

Eropa Jawa Barat

b . Huruf kapital dipakai sebagai huruf

(34)

pertama unsur unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi. Misalnya: Bukit Baris an Danau Toba Dataran Ti nggi Dieng Gunung Se meru Jalan Dipo negoro Jazirah Arab Ngarai Sia nok Lembah Bali em Selat Lomb ok Pegunungan Jayawijaya Sungai Mu si Tanjung Har apan Teluk Benggala Terusan Suez c . Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geograf i jika kata

(35)

yang mendah uluinya mengga mbarka n kekhasa n budaya. Misalny a: ukiran Je para pempek Pale mbang tari Mela yu sarung Manda r asinan Bo gor

sate Mak Ajad d . Hur uf kapi tal tida k dipa kai seba gai huru f pert ama unsu r geo grafi yan g tida

(36)

k diik uti oleh nam a diri geo grafi . Mis alny a: berlayar ke teluk mandi di sung ai menyeberangi s elat berena ng di dana u e . H u r u f k a p i t a l t i d a k d

(37)

i p a k a i s e b a g a i h u r u f p e r t a m a n a m a d i r i g e o g r a f

(38)

i y a n g d i g u n a k a n s e b a g a i p e n j e l a s n a m a j e n i s .

(39)

M i s a l n y a : nangka belanda kunci inggris petai cina pisang ambon 1 0 . a . H u r u f k a p i t a l d i p a k a i s e b

(40)

a g a i h u r u f p e r t a m a s e m u a u n s u r n a m a r e s m

(41)

i n e g a r a , l e m b a g a r e s m i , l e m b a g a k e t a t a n

(42)

e g a r a a n , b a d a n , d a n n a m a d o k u m e n r e s m i ,

(43)

k e c u a l i k a t a t u g a s , s e p e r t i d a n , o l e h , a

(44)

t a u , d a n u n t u k . M i s a l n y a : Republik Indonesia Departemen Keuangan Majelis Permusyawarat an Rakyat Keputusan Presiden Re

publik Indonesia Nomo r 57 Tahun 1972 Badan Kesejahteraan Ib u dan Anak b . Huruf kapital tidak dipakai

(45)

sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegara an, badan, dan nama dokumen resmi. Misalnya: beberapa badan hukum kerja sama antara pemerintah dan rakyat menjadi sebuah republik menurut

undang-undang yang berlaku

C a t a t a n : Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi

negara, lembaga resmi, lembaga

(46)

dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu, misalnya Indonesia, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital. M i s a l n y a : Pemberian gaji bulan

ke 13 sudah

disetujui Pemerintah. Tahun ini Departemen sedang menelaah masalah itu. Surat itu telah ditandatangani oleh Direktur. 1 1 . H u r u f k a p i t a l

(47)

d i p a k a i s e b a g a i h u r u f p e r t a m a s e t i a p u n

(48)

s u r b e n t u k u l a n g s e m p u r n a y a n g t e r d a p a t

(49)

p a d a n a m a l e m b a g a r e s m i , l e m b a g a k e t a t a n

(50)

e g a r a a n , b a d a n , d o k u m e n r e s m i , d a n j u d u l

(51)

k a r a n g a n . M i s a l n y a : Perserikatan Bangsa-Bangsa Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial

Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan

1 2 . H u r u f k a p i t a l

(52)

d i p a k a i s e b a g a i h u r u f p e r t a m a s e m u a k a t a

(53)

( t e r m a s u k s e m u a u n s u r k a t a u l a n g s e m p u r

(54)

n a ) d i d a l a m j u d u l b u k u , m a j a l a h , s u r a t

(55)

k a b a r , d a n m a k a l a h , k e c u a l i k a t a t u g a s s

(56)

e p e r t i d i , k e , d a r i , d a n , y a n g , d a n u n t u

(57)

k y a n g t i d a k t e r l e t a k p a d a p o s i s i a w a l .

(58)

M i s a l n y a : Saya telah membaca buku Dari Ave

Maria ke Jalan Lain ke Roma.

Bacalah majalah Bahasa dan Sastra. Dia adalah agen surat kabar Sinar

Pembangunan.

Ia menyelesaikan makalah

"Asas-Asas Hukum Perdata".

1 3 . H u r u f k a p i t a l d i p a k a i

(59)

s e b a g a i h u r u f p e r t a m a u n s u r s i n g k a t a n n a

(60)

m a g e l a r , p a n g k a t , d a n s a p a a n y a n g d i g u n

(61)

a k a n d e n g a n n a m a d i r i . M i s a l n y a : Dr. doktor

S.E. sarjana ekonomi

S.H. sarjana hukum

S.S. sarjana sastra

S.Kp. sarjana keperawatan

(62)

M.Hum. magister humaniora Prof. profesor K.H. kiai haji Tn. tuan Ny. nyonya Sdr. saudara Catatan:

Gelar akademik dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk

singkatannya, diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/U/1993.

14. a. Huruf kapital dipakai

sebagai huruf pertama kata

penunjuk hubungan kekerabatan,

seperti bapak, ibu, sa

udara, kakak, adik,

dan paman, yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan. Misalnya:

Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"

Besok Paman akan datang.

Surat Saudara sudah saya terima.

"Kapan Bapak berangkat?" tanya

(63)

Harto. "Silakan

duduk, Dik!" kata orang itu. b . Hur uf kapi tal tida k dipa kai seba gai huru f pert ama kata pen unju k hub ung an kek erab atan yan g tida k digu nak an dala m pen gac

(64)

uan atau pen yap aan. Mis alny a: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

Semua kakak

dan adik saya sudah berkeluarga. Dia tidak mempunyai saudara yang tinggal di Jakarta. 1 5 . Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda ya ng digunakan dalam penyapaan. Misalnya: Sudahkah Anda tahu?

Siapa nama Anda?

Surat Anda telah kami terima dengan baik. 1 6 . Hu ruf ka pit al

(65)

dip ak ai se ba gai hu ruf per ta ma pa da kat a, se per ti ket era ng an, cat ata n, da n mi sal ny a ya ng did ah ulu i ole h per

(66)

ny ata an len gk ap da n dii kut i ole h pa par an ya ng ber kai tan de ng an per ny ata an len gk ap itu. (Li hat co nto h pa da I

(67)

B, I C, I E, da n I I F1 5).

63.

G. Huruf Miring

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya:

Saya belum pernah membaca

buku Negarakertagama karangan Prapanca.

Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.

Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka. Catatan:

Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik. 2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk

menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya:

Huruf pertama kata abad adalah a. Dia bukan menipu, melainkan ditipu.

Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.

Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan berlepas

(68)

3. a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.

Misalnya:

Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia

mangostana.

Orang tua harus bersikap tut wuri

handayani terhadap anak.

Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

Weltanschauung dipadankan dengan

'pandangan dunia'.

b. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.

Misalnya:

Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.

Korps diplomatik memperoleh perlakuan

khusus.

Catatan:

Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring digarisbawahi.

65.

H. Huruf Tebal

1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk

menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka,

indeks, dan lampiran. Misalnya:

(69)

TERBITLAH TERANG Bab : BAB I PENDAHULUAN Bagian

bab

: 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Tujuan

Daftar, indeks, dan lampiran: DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMBANG DAFTAR PUSTAKA INDEKS LAMPIRAN

2. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring.

Misalnya:

Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris.

Saya tidak mengambil bukumu.

Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah. Seharusnya ditulis dengan huruf miring:

Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris.

Saya tidak mengambil bukumu.

Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah.

3. Huruf tebal dalam cetakan

kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang

(70)

Misalnya:

kalah v 1 tidak menang ...; 2 kehilangan atau merugi ...; 3 tidak lulus ...; 4 tidak menyamai

mengalah v mengaku kalah

mengalahkan v 1 menjadikan kalah ...; 2 menaklukkan ...; 3 menganggap kalah ...

terkalahkan v dapat dikalahkan ... Catatan:

Dalam tulisan tangan atau ketikan manual, huruf atau kata yang akan dicetak dengan huruf tebal diberi garis bawah ganda.

67.

68.

II. PENULISAN KATA

69.

70.

A. Kata Dasar

71. Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. 72. Misalnya:

73. Buku itu sangat menarik.

74. Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.

75. Kantor pajak penuh sesak.

76. Dia bertemu dengan kawannya di kantor pos.

77.

B. Kata Turunan

1. a. Imbuhan (awalan,

sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya: berjalan dipermainkan gemetar kemauan

(71)

lukisan menengok petani b . I m b u h a n d i r a n g k a i k a n d e n g a n t a n d a h u

(72)

b u n g j i k a d i t a m b a h k a n p a d a b e n t u k s i n g k a

(73)

t a n a t a u k a t a d a s a r y a n g b u k a n b a h a s a I n

(74)

d o n e s i a . M i s a l n y a : mem-PHK-kan di-PTUN-kan di-upgrade me-recall 2 . Jik a be nt uk da sar ny a be ru pa ga bu ng an ka

(75)

ta, aw ala n ata u ak hir an dit uli s ser an gk ai de ng an ka ta ya ng la ng su ng m en gi ku ti ata u m en da hu lui ny

(76)

a. (L ih at ju ga ke ter an ga n te nt an g ta nd a hu bu ng , B ab III , H ur uf E, Bu tir 5.) Mi sal ny a: bertepuk tangan garis bawahi

(77)

menganak sungai sebar luaskan 3 . J i k a b e n t u k d a s a r y a n g b e r u p a g a b u n g a

(78)

n k a t a m e n d a p a t a w a l a n d a n a k h i r a n s e k a l

(79)

i g u s , u n s u r g a b u n g a n k a t a i t u d i t u l i s s e

(80)

r a n g k a i . ( L i h a t j u g a k e t e r a n g a n t e n t a n g

(81)

t a n d a h u b u n g , B a b I I I , H u r u f E , B u t i r 5 .

(82)

) M i s a l n y a : dilipatgandakan menggarisbawahi menyebarluaskan penghancurleburan pertanggungjawaban 4 . J i k a s a l a h s a t u u n s u r g

(83)

a b u n g a n k a t a h a n y a d i p a k a i d a l a m k o m b i n a

(84)

s i , g a b u n g a n k a t a i t u ditulis serangkai. Misalnya:

adipati dwiwarna paripurna

aerodinamika ekawarna poligami

antarkota ekstrakurikuler pramuniaga

antibiotik infrastruktur prasangka

anumerta inkonvensional purnawirawan

audiogram kosponsor saptakrida

awahama mahasiswa semiprofesional

bikarbonat mancanegara subseksi

biokimia monoteisme swadaya

caturtunggal multilateral telepon

dasawarsa narapidana transmigrasi

dekameter nonkolaborasi tritunggal

(85)

Catatan:

(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda

hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu.

Misalnya:

non-Indonesia pan-Afrikanisme pro-Barat

(2) Jika kata maha sebagai unsur

gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oeh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur

unsurnya dimulai dengan huruf kapital.

Misalnya:

Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.

(3) Jika kata maha, sebagai

unsur gabungan,

merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai.

Misalnya: Tuhan

Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.

Mudah mudahan Tuhan

Yang Maha Esa melindungi kita.

(86)

terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia,

seperti pro, kontr

a, dan anti, dapat

digunakan sebagai bentuk dasar.

Misalnya: Sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra. Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap kejahatan. ( 5 ) Kata tak s ebagai unsur gabungan dalam peristilaha n ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikuti nya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuha n. Misalnya: taklaik terbang

(87)

taktembus cahaya tak bersuara tak terpisahkan

79.

C. Bentuk Ulang

1. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya. Misalnya: anak-anak mata-mata berjalan-jalan menulis-nulis biri-biri mondar-mandir buku-buku ramah-tamah hati-hati sayur-mayur kuda-kuda serba-serbi kupu-kupu terus-menerus lauk-pauk tukar-menukar Catatan:

(1) Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja.

Misalnya:

surat kabar → surat-surat kabar kapal barang → kapal-kapal barang rak buku → rak-rak buku

(2) Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva ditulis dengan mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang berbeda.

Misalnya:

orang besar → orang-orang besar orang besar-besar gedung tinggi → gedung-gedung tinggi

(88)

2. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang. Misalnya: kekanak-kanakan perundang-undangan melambai-lambaikan dibesar-besarkan memata-matai

(Lihat keinggris-inggrisan Bab I, Huruf F, Butir 7.)

81. Catatan:

Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.

Misalnya:

Pemerintah sedang mempersiapkan rancangan undang2 baru. Kami mengundang orang2 yang berminat saja.

Mereka me-lihat2 pameran.

Yang ditampilkan dalam pameran itu adalah buku2 terbitan Jakarta. Bajunya ke-merah2-an

82.

D. Gabungan Kata

1. Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.

Misalnya:

duta besar model linear kambing hitam orang tua

simpang empat persegi panjang mata pelajaran rumah sakit umum

meja tulis kereta api cepat luar biasa

2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur yang

bersangkutan. Misalnya:

(89)

anak-istri Ali anak istri-Ali

ibu-bapak kami ibu bapak-kami

buku-sejarah baru buku sejarah-baru

3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai. Misalnya:

acapkali darmasiswa puspawarna adakalanya darmawisata radioaktif akhirulkalam dukacita saptamarga alhamdulillah halalbihalal saputangan apalagi hulubalang saripati astagfirullah kacamata sebagaimana bagaimana kasatmata sediakala barangkali kepada segitiga beasiswa kilometer sekalipun belasungkawa manakala sukacita bilamana manasuka sukarela bismillah matahari sukaria bumiputra padahal syahbandar daripada peribahasa waralaba darmabakti perilaku wiraswata

84.

E. Suku Kata

1 .

Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

a. Jika di tengah kata ada huruf vokal yang

berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.

Misalnya: bu-ah ma-in ni-at sa-at

(90)

dan oi tidak dipenggal. Misalnya: pan-dai au-la sau-da-ra am-boi c. Jika di tengah

kata dasar ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua buah huruf vokal, pemenggalann ya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Misalnya: ba-pak la-wan de-ngan ke-nyang mu-ta-khir mu-sya-wa-rah d . J i k a d i

(91)

t e n g a h k a t a d a s a r a d a d u a h u r u f k o n s o n a n

(92)

y a n g b e r u r u t a n , p e m e n g g a l a n n y a d i l a k u k a

(93)

n d i a n t a r a k e d u a h u r u f k o n s o n a n i t u . Misalnya: Ap-ril

(94)

cap-lok makh-luk man-di sang-gup som-bong swas-ta e .

Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya: ul-tra in-fra ben-trok in-stru-men Cata tan: (1) Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal. Misalnya: bang-krut bang-sa

(95)

ba-nyak ikh-las kong-res makh-luk masy-hur sang-gup ( 2 ) P e m e n g g a l a n k a t a t i d a k b o l e h m e n

(96)

y e b a b k a n m u n c u l n y a s a t u h u r u f ( v o k a l ) d

(97)

i a w a l a t a u a k h i r b a r i s . M i s a l n y a : itu → i-tu setia → se-ti-a 2 . Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran,

(98)

atau partikel dilakukan di antara bentuk dasar dan imbuhan atau partikel itu. Misalnya: ber-jalan mem-bantu di-ambil ter-bawa per-buat makan-an letak-kan me-rasa-kan pergi-lah apa-kah per-buat-an ke-kuat-an C a t a t a n : (1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk

dasarnya mengalami perubahan

dilakukan seperti pada kata dasar.

Misalnya:

(99)

me-ma-kai me-nya-pu me-nge-cat pe-no-long pe-mi-kir pe-nga-rang pe-nye-but pe-nge-tik ( 2 ) A k hi ra n -i ti d a k di pi s a h k a n p a d a p er g a nt ia n

(100)

b ar is . ( L ih at ju g a k et er a n g a n te nt a n g ta n d a h u b u n g, B a b II

(101)

I, H u r u f E , B ut ir 2. ) ( 3 ) P e m e n g g al a n k at a b er si si p a n di la k u k a

(102)

n s e p er ti p a d a k at a d a s ar . M is al n y a: ge-lem-bung ge-mu-ruh ge-ri-gi si-nam-bung te-lun-juk ( 4 ) P e m e n g g a

(103)

l a n t i d a k d i l a k u k a n p a d a s u k u k a t a y a n g

(104)

t e r d i r i a t a s s a t u v o k a l . M i s a l n y a : Beberapa pendapat

mengenai masalah itu telah disampaikan .... Walaupun cuma cuma,

(105)

mereka tidak mau ambil makanan itu.

3 .

Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap-tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab III, Huruf E, Butir 2.)

Misalnya: bio-grafi bi-o-gra-fi bio-data bi-o-da-ta foto-grafi fo-to-gra-fi foto-kopi fo-to-ko-pi intro-speksi in-tro-spek-si intro-jeksi in-tro-jek-si kilo-gram ki-lo-gram kilo-meter ki-lo-me-ter pasca-panen pas-ca-pa-nen pasca-sarjana pas-ca-sar-ja-na 4 .

Nama orang, badan hukum, atau nama diri lain yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipenggal pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tanda pisah). Unsur nama yang berupa

singkatan tidak dipisahkan.

87.

F. Kata Depan

88. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam

89. gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. (Lihat juga Bab II, Huruf D, Butir 3.) 90. Misalnya:

91. Bermalam sajalah di sini.

92. Di mana dia sekarang?

93. Kain itu disimpan di dalam lemari.

94. Kawan-kawan bekerja di dalam gedung. 95. Dia berjalan-jalan di luar gedung.

(106)

97. Mari kita berangkat ke kantor.

98. Saya pergi ke sana kemari mencarinya. 99. Ia datang dari Surabaya kemarin.

100. Saya tidak tahu dari mana dia berasal. 101. Cincin itu terbuat dari emas.

102. Catatan:

103. Kata-kata yang dicetak miring di dalam kalimat seperti di bawah ini ditulis serangkai.

104. Misalnya:

105. Kami percaya sepenuhnya kepadanya. 106. Dia lebih tua daripada saya.

107. Dia masuk, lalu keluar lagi. 108. Bawa kemari gambar itu.

109. Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.

110. G. Partikel

1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

Bacalah buku itu baik-baik! Apakah yang tersirat dalam surat itu?

Siapakah gerangan dia?

Apatah gunanya bersedih hati?

2. Partikel pun ditulis terpisah

dari kata yang mendahuluinya. Misalnya:

Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana. Hendak pulang tengah

malam pun sudah ada kendaraan. Jangankan dua kali, satu

kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.

(107)

Jika Ayah membaca di teras, Adik pun membaca di tempat itu.

Catatan: Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

Adapun sebab sebabnya belum

diketahui.

Bagaimanapun juga, tugas itu akan

diselesaikannya.

Baik laki laki maupun perempuan ikut berdemonstrasi.

Sekalipun belum selesai, hasil

pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.

Walaupun sederhana, rumah itu

tampak asri. 3 . P a r t i k e l p e r y a n

(108)

g b e r a r t i ‘ d e m i ’ , ‘ t i a p ’ , a t a u ‘ m u l a i ’ d

(109)

i t u l i s t e r p i s a h d a r i k a t a y a n g m e n g i k u t i

(110)

n y a . M i s a l n y a : Mereka masuk ke dalam ruang

satu per satu. Harga kain itu

Rp50.000,00 per helai.

Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 Januari. Catatan:

Partikel per dalam bilangan pecahan yang ditulis dengan huruf dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. (Lihat Bab II, Huruf I, Butir 7.)

112. H. Singkatan dan Akronim

1. Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih. a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat

diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.

Misalnya:

A.H. Nasution Abdul Haris Nasution

H. Hamid Haji Hamid

Suman Hs. Suman Hasibuan

W.R. Supratman Wage Rudolf Supratman

(111)

M.Hum. magister humaniora

M.Si. magister sains

S.E. sarjana ekonomi

S.Sos sarjana sosial

S.Kom sarjana komunikasi

S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat

Bpk. bapak

Sdr. saudara

Kol. kolonel

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan

ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

Misalnya:

DPR Dewan Perwakilan Rakyat PBB Perserikatan Bangsa Bangsa WHO World Health Organization

PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia PT perseroan terbatas

SD sekolah dasar

KTP kartu tanda penduduk

c. 1) Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.

Misalnya: jml. jumlah kpd. kepada tgl. tanggal hlm. halaman yg. yang dl. dalam No. nomor

2) Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda

(112)

titik.

Misalnya:

dll. dan lain lain dsb. dan sebagainya dst. dan seterusnya sda. sama dengan atas ybs. yang bersangkutan Yth. Yang terhormat Catatan:

Singkatan itu dapat digunakan untuk keperluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat dan kuliah. d. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas

dua huruf (lazim digunakan dalam surat-menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik.

Misalnya: a.n. atas nama d.a. dengan alamat u.b. untuk beliau u.p. untuk perhatian

e. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda dengan titik. Misalnya:

Cu kuprum cm sentimeter kg kilogram

kVA kilovolt ampere l liter

(113)

TNT trinitrotoluene 2

.

Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata.

a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Misalnya:

LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indone sia

LA N

Lembaga Administrasi Negara

PAS I

Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

SIM surat izin mengemudi b

.

Akronim nama diri yang

berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital.

Misalnya:

Bulog Badan Urusan Logistik Bappe

nas

Badan Perencanaan Pembanguna

n Nasional

Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indone sia

Kowan i

Kongres Wanita Indonesia

c .

Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil.

Misalnya: pemilu pemilihan umum

(114)

iptek ilmu pengetahuan dan teknologi

rapim rapat pimpinan rudal peluru kendali tilang bukti pelanggaran

radar radio detecting and ranging

Catatan:

Jika pembentukan akronim dianggap perlu, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut.

(1) Jumlah suku kata akronim tidak melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia (tidak lebih dari tiga suku kata). (2) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi

vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata bahasa Indonesia yang lazim agar mudah diucapkan dan diingat.

115. I. Angka dan Bilangan

116. Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.

Angka Arab : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 Angka

Romawi

: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M (1.000.000)

1. Bilangan dalam teks yang dapat

dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan.

Misalnya:

Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.

Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta buku. Di antara 72 anggota yang hadir 52 orang setuju, 15 orang

(115)

tidak setuju, dan 5 orang tidak memberikan suara.

Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri

atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.

2. Bilangan pada awal kalimat

ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awal kalimat.

Misalnya:

Lima puluh siswa kelas 6 lulus

ujian.

Panitia mengundang 250 orang peserta.

Bukan:

250 orang peserta diundang Panitia dalam seminar itu.

3. Angka yang

menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. Misalnya:

Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.

Dia mendapatkan bantuan Rp250

juta rupiah untuk mengembangkan

(116)

Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10

triliun. 4 . Angka digunak an untuk menyata kan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah. Misalnya: 0,5 sentimeter tahun 1928 5 kilogram 17 Agustus 1945 4 meter persegi 1 jam 20 menit 10 liter pukul 15.00 Rp5.000,00 10 persen US$3,50* 27 orang £5,10* ¥100 2.000 rupiah Catatan:

(1) Tanda titik pada contoh bertanda bintang (*) merupakan tanda desimal.

(2) Penulisan lambang mata uang, seperti Rp, US$, £, dan ¥ tidak diakhiri dengan tanda

(117)

titik dan tidak ada spasi antara lambang itu dan angka yang mengikutinya, kecuali di dalam tabel.

5. Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar.

Misalnya:

Jalan Tanah Abang I No. 15 Jalan Wijaya No. 14

Apartemen No. 5

Hotel Mahameru, Kamar 169 6

.

Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.

Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman 252 Surah Yasin: 9

Markus 2: 3 7

.

Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut. a . B i l a n g a n u t u h M i

(118)

s a l n y a : dua belas (12) tiga puluh (30) lima ribu (5000) b . B i l a n g a n p e c a h a n M i s a l n y a : setengah (1/ 2) seperenam (1/16)

(119)

belas tiga perempat (3/ 4) dua persepuluh (0,2) atau (2/ 10) tiga dua pertiga (3 2/3) satu persen (1%) satu permil (1‰) C a t a t a n : (1) Pada penulisan bilangan pecahan dengan mesin tik, spasi digunakan di antara bilangan utuh dan bilangan pecahan.

(2) Tanda hubung dapat digunakan dalam penulisan lambang bilangan dengan huruf yang dapat menimbulkan salah pengertian. Misalnya:

20 2/

3 (dua puluh dua-pertiga)

22/30 (dua-puluh-dua pertiga puluh) 20 15/

17 (dua puluh lima-belas pertujuh belas) 150 2/

(120)

152/

3 (seratus-lima-puluh-dua pertiga) 8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan

dengan cara berikut. Misalnya:

a. pada awal abad XX (angka Romawi kapital)

dalam kehidupan pada abad ke-20 ini (huruf dan angka Arab

pada awal abad kedua puluh (huruf) b. kantor di tingkat II gedung itu (angka

Romawi)

di tingkat ke-2 gedung itu (huruf dan angka Arab)

di tingkat kedua gedung itu (huruf)

9. Penulisan bilangan yang mendapat akhiran an mengikuti cara berikut. (Lihat juga

keterangan tentang tanda hubung, Bab III, Huruf E, Butir 5). Misalnya: lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)

tahun 1950-an (tahun seribu sembilan

ratus lima puluhan)

uang 5.000-an (uang lima-ribuan)

10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks (kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi).

Misalnya:

Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.

Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.

Rumah itu dijual dengan harga Rp125.000.000,00.

(121)

11. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Misalnya:

Saya lampirkan tanda terima uang

sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu

lima ratus rupiah lima puluh sen).

Bukti pembelian barang

seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan

pertanggungjawaban.

Dia membeli uang dolar Amerika Serikat sebanyak $5,000.00 (lima ribu dolar).

Catatan:

(1) Angka Romawi tidak digunakan untuk menyatakan jumlah.

(2) Angka Romawi digunakan untuk menyatakan penomoran bab (dalam terbitan atau produk perundang-undangan) dan nomor jalan.

(3) Angka Romawi kecil digunakan untuk penomoran halaman sebelum Bab I dalam naskah dan buku.

120. J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya

121. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang

mengikutinya; -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

122. Misalnya:

123. Buku ini boleh kaubaca.

124. Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan. 125. Rumahnya sedang diperbaiki.

126. Catatan:

127. Kata kata ganti itu (-ku, -mu, dan -nya) dirangkaikan dengan tanda hubung apabila digabung dengan bentuk yang berupa

(122)

128. Misalnya: 129. KTP-mu 130. SIM-nya 131. STNK-ku

132. K. Kata si dan sang

133. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. 134. Misalnya:

135. Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.

136. Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli. 137. Ibu itu membelikan sang suami sebuah laptop. 138. Siti mematuhi nasihat sang kakak.

139. Catatan:

140. Huruf awal si dan sang ditulis dengan huruf kapital jika kata-kata itu diperlakukan sebagai unsur nama diri.

141. Misalnya:

142. Harimau itu marah sekali kepada Sang Kancil.

143. Dalam cerita itu Si Buta dari Goa Hantu berkelahi dengan musuhnya.

144.

145. III. PEMAKAIAN TANDA BACA

146.

147. A. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misalnya:

Ayahku tinggal di Solo.

Biarlah mereka duduk di sana. Dia menanyakan siapa yang akan datang.

Catatan:

Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah

(123)

bertanda titik. (Lihat juga Bab III, Huruf I.)

Misalnya:

Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A.

Dia memerlukan meja, kursi, dsb. Dia mengatakan, "kaki saya sakit."

2. Tanda titik dipakai di

belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya: a. III . Departemen Pendidikan Nasional A . Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi B. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 1 . Direktorat Pendidika n Anak Usia Dini 2 . ... b . 1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi 1.2.1 Gambar

(124)

Tangan 1.2.2 Tabel 1.2.3 Grafik 2. Patokan Khusus 2.1 ... 2.2 ... Catatan:

Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu

merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.

3 .

Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.

Misalnya:

pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)

Catatan: Penulisan waktu dengan angka dapat mengikuti salah satu cara berikut.

(1) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 12 dapat dilengkapi dengan keterangan pagi, siang, sore, atau malam.

Misalnya:

(125)

pukul 11.00 siang pukul 5.00 sore pukul 8.00 malam

(2) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan keterangan pagi, siang, atau malam. Misalnya: pukul 00.45 pukul 07.30 pukul 11.00 pukul 17.00 pukul 22.00

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Misalnya:

1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

0.0.30 jam (30 detik)

5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.

Misalnya:

Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton Siregar, Merari. 1920. Azab

dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.

Catatan:

Urutan informasi mengenai daftar pustaka tergantung pada lembaga yang bersangkutan.

(126)

6 .

Tanda titik dipakai untuk

memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Desa itu berpenduduk 24.200 orang. Siswa yang lulus masuk perguruan tinggi negeri 12.000 orang.

Penduduk Jakarta lebih dari 11.000.000 orang. Catatan:

(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya:

Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung. Lihat halaman 2345 dan seterusnya. Nomor gironya 5645678.

(2) Tanda titik tidak

dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Misalnya: Acara Kunjungan

(127)

Menteri Pendidikan Nasional Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945) Salah Asuhan ( 3 ) Tanda titik tidak dipaka i di belaka ng (a) nama dan alamat peneri ma surat, (b) nama dan alamat pengir im surat, dan (c) di belaka ng tangga l surat. Misal nya: Yth. Kepala Kantor Penempatan Tenaga

(128)

Jalan Cikini 71 Jakarta

Yth. Sdr. Moh. Hasan Jalan Arif Rahmad 43 Palembang Adinda Jalan Diponegoro 82 Jakarta 21 April 2008 ( 4 ) Pemis ahan bilan gan ribua n atau kelipa tanny a dan desim al dilak ukan sebag ai berik ut. Rp200.250,75 $ 50,000.50 8.750 m 8,750 m 7 .

Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan (Lihat Bab II, Huruf H.)

150. B. Tanda Koma (,)

(129)

dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya:

Saya membeli kertas, pena, dan tinta. Surat biasa, surat kilat, ataupun surat kilat khusus memerlukan prangko. Satu, dua, ... tiga!

2. Tanda koma dipakai untuk

memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata

seperti tetapi, melainkan, sedangk

an, dankecuali.

Misalnya:

Saya akan membeli buku-buku puisi, tetapi kau yang memilihnya. Ini bukan buku saya, melainkan buku ayah saya.

Dia senang membaca cerita pendek, sedangkan adiknya suka membaca puisi

Semua mahasiswa harus

hadir, kecuali yang tinggal di luar kota.

3. Tanda koma dipakai

untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya: Kalau ada undangan, saya akan datang.

(130)

banyak teman.

Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.

Catatan: Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu

mengiringi induk kalimatnya. Misalnya:

Saya akan datang kalau ada undangan. Dia mempunyai banyak teman karena tidak congkak.

Kita harus membaca banyak buku agar memiliki wawasan yang luas.

4 . Tan da ko ma dipa kai di bela kan g kata atau ung kap an pen ghu bun g anta rkal ima

(131)

t yan g terd apat pad a awa l kali mat, sep erti oleh kar ena itu, jadi , de nga n dem ikia n,se hub ung an den gan itu, dan mes kipu n begi tu. Mis alny a:

(132)

Anak itu rajin dan pandai. Oleh

karena itu, dia memperoleh

beasiswa belajar di luar negeri. Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar

Meskipun begitu, dia tidak pernah

berlaku sombong kepada siapapun.

Catatan:

Ungkapan penghubung

antarkalimat, seperti oleh karena

itu, jadi, dengan

demikian, sehubungan dengan itu,

dan meskipun begitu, tidak dipakai pada awal paragraf.

5. Tanda koma dipakai untuk

memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Masdari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.

Misalnya:

O, begitu?

Wah, bukan main!

Hati hati, ya, jalannya licin.

Mas, kapan pulang?

Mengapa kamu diam, Dik? Kue ini enak, Bu.

(133)

. koma dipaka i untuk memis ahkan petika n langsu ng dari bagian lain dalam kalima t. (Lihat juga pemak aian tanda petik, Bab III, Huruf J dan K.) Misaln ya: Kata Ibu, "Saya gembira sekali." "Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena lulus ujian."

7 . T a n d a

(134)

k o m a t i d a k d i p a k a i u n t u k m e m i s a h k a n p e t i

(135)

k a n l a n g s u n g d a r i b a g i a n l a i n y a n g m e n g i

(136)

r i n g i n y a d a l a m k a l i m a t j i k a p e t i k a n l a n g

(137)

s u n g i t u b e r a k h i r d e n g a n t a n d a t a n y a a t a

(138)

u t a n d a s e r u . M i s a l n y a : "Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Guru.

"Masuk ke kelas sekarang!" perintahnya. 8 . T a n d a k o m a d

(139)

i p a k a i d i a n t a r a ( a ) n a m a d a n a l a m a t , ( b

(140)

) b a g i a n b a g i a n a l a m a t , ( c ) t e m p a t d a n t

(141)

a n g g a l , s e r t a ( d ) n a m a t e m p a t d a n w i l a y a

(142)

h a t a u n e g e r i y a n g d i t u l i s b e r u r u t a n . M i

(143)

s a l n y a : Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu

1, Bogor

Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Surabaya, 10 Mei 1960 Tokyo, Jepang. 9 . T a n d a k o m a d i p a k a i u n t u k

(144)

m e m i s a h k a n b a g i a n n a m a y a n g d i b a l i k s u s

(145)

u n a n n y a d a l a m d a f t a r p u s t a k a . M i s a l n y a : Gunawan, Ilham. 1984. Kamus

(146)

Politik Internasional. Jakarta:

Restu Agung.

Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik

Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta:

Pusat Bahasa.

Junus, H. Mahmud. 1973. Kamus

Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan

Penyelenggara

Penerjemah/Penafsir Alquran Sugono, Dendy. 2009. Mahir

Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

10. Tanda koma dipakai di antara bagian

bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.

Misalnya:

Alisjahbana, S. Takdir, Tata

Bahasa Baru Bahasa Indonesia.

Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.

Hilman, Hadikusuma, Ensiklopedi

Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung: Alumni,

1977), hlm. 12.

Poerwadarminta, W.J.S. Bahasa

Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP

Indonesia, 1967), hlm. 4.

11. Tanda koma dipakai di antara

nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk

membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau

(147)

Misalnya: B. Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A. Bambang Irawan, S.H. Siti Aminah, S.E., M.M.

Catatan: Bandingkan Siti Khadijah,

M.A. dengan Siti Khadijah

M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).

12. Tanda koma

dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya: 12,5 m 27,3 kg Rp500,50 Rp750,00 C a t a t a n : Bandingkan dengan penggunaan tanda titik yang dimulai dengan angka desimal atau di antara dolar

(148)

dan sen. 1 3 . T a n d a k o m a d i p a k a i u n t u k m e n g a p i t k e t e

(149)

r a n g a n t a m b a h a n y a n g s i f a t n y a t i d a k m e m b

(150)

a t a s i . ( L i h a t j u g a p e m a k a i a n t a n d a p i s a h

(151)

, B a b I I I , H u r u f F . ) M i s a l n y a : Guru saya, Pak Ahmad, pandai

sekali.

Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.

Semua siswa, baik laki-laki

maupun perempuan, mengikuti

(152)

C a t a t a n : Bandingkan dengan keterangan

pewatas yang pemakaiannya tidak diapit dengan tanda koma.

Misalnya:

Semua siswa yang lulus ujian akan mendapat ijazah. 1 4 . T a n d a k o m a d a p a t d i p a k a i

(153)

– u n t u k m e n g h i n d a r i s a l a h b a c a / s a l a h p e n g

(154)

e r t i a n – d i b e l a k a n g k e t e r a n g a n y a n g t e r d a

(155)

p a t p a d a a w a l k a l i m a t . M i s a l n y a : Dalam pengembangan bahasa, kita

dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini.

Atas perhatian Saudara, kami ucapan terima kasih.

B a

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dalam PBM yang berorientasi pada pembelajaran kooperatif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Group Investigation (GI) berbantuan media Flashcard terhadap minat dan hasil belajar

EHUMXGXO ³3 eningkatan Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 04 Desa Sekabuk

Pola pergerakan penumpang kapal antar pelabuhan utama yang disinggahi dimana marginal output lebih besar dari 50% sesuai wilayah operasinya dapat dilihat pada Tabel

Hasil dari proses ekstraksi berupa slurry yang selanjutnya disaring dalam alat penyaringan. Susu kecipir hasil penyaringan dipompa menuju tangki pencampuran untuk

digunakan untuk mengatur lebar tampilan awal browser sesuai dengan lebar device yang

Tahap pertama dari teknik Hashing adalah penelusuran pada data untuk melakukan perhitungan support count dari setiap kandidat k–itemset dan pada saat yang sama

Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesesuaian lahan tanaman kopi Robusta ( C. canephora ) pada lahan pertanaman kopi Robusta Kelompok Tani Bina Karya Desa Pesawaran Indah,